Anda di halaman 1dari 10

KEBIJAKAN DIREKTUR RSU BIDADARI BINJAI

NO:208/KBJ/RSUB/VIII/2015

TENTANG

KEBIJAKAN DAN PANDUAN PELAYANAN MANAJEMEN NYERI


DI RSU BIDADARI BINJAI

Direktur Rumah Sakit Umum Bidadari Binjai Dengan Senantiasa Memohon Bimbingan
Lindungan Dan Ridho Allah SWT :

Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Bidadari Binjai,
maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu tinggi.
b. Bahwa agar pelayanan di Rumah Sakit Bidadari Binjai dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya Peraturan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Manajemen
Nyeri Rumah Sakit Bidadari Binjai sebagai landasan bagi penyelenggaraan seluruh
pelayanan manajemen nyeri di Rumah Sakit Bidadari Binjai.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,perlu
ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Bidadari Binjai

Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
4. Keputusan Ketua Badan Pengurus Rumah Sakit Nomor 05/KBJ/RSUB/V/2015
Tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit.
5. Keputusan PT. Medikal Nusantara Nomor 22/KBJ/DIR/RSUB/V/2015 Tentang
Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Umum Bidadari Binjai.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Bidadari Binjai Tentang Kebijakan
Dan Panduan Manajemen Nyeri Di Rumah Sakit Umum Bidadari Binjai
Kedua : Kebijakan Pelayanan Manajemen Nyeri Sebagaiman Tercantum Dalam
Lampiran Peraturan Ini.
Ketiga : Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Manajemen Nyeri
Dilaksanakan Oleh Direktur Rumah Sakit Umum Medikal Lestari

Ditetapkan di Binjai.
Binjai, 22 September 2015
RSU Bidadari Binjai

dr. Esti Aditya Dewi


Direktur
Lampiran :
Kebijakan Direktur RSU Bidadari Binjai Tentang Manajemen Nyeri
Nomor : 208/KBJ/RSUB/IX/2015
Tanggal : 22 September 2015

KEBIJAKAN MANAJEMEN NYERI DI RSU BIDADARI BINJAI

1. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa sakit dan dilakukan
assesmen apabila ada rasa nyerinya.
2. Pasien dibantu dalam pengelolahan rasa nyeri secara efektif
3. Menyediakan pengelolahan nyeri ulang sesuai panduan dan prosedur
a. 15 menit setelah intervensi obat injeksi
b. 1 jam setelah intervensi obat oral/lainnya
c. Setiap 1 jam bila skor nyeri 7 – 10
d. Setiap 3 jam bila skornya nyeri 4 – 6
e. 1x/shift bila skornya nyeri 1 – 3
f. Dihentikan bila skor nyeri 0
4. Komunikasi dengan pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri dalam konteks
pribadi, budaya, dan kepercayaan agama masing-masing.
5. Fasilitas pengukuran nyeri pasien harus tersedia dalam bentuk skala nyeri dalam rekam
medis
6. Keluhan pasien tentang nyeri harus diperhatikan, tidak boleh langsung dianggap
sebagai malingering (berpura-pura) dan dilanjutkan dengan pengukuran nyeri.
7. Pengetahuan pengukuran nyeri harus dipahami dan menjadi perhatian petugas RSU
Bidadari Binjai
8. Pengukuran nyeri harus dillakukan secara berkala untuk memastikan kenyamanan
pasien dan membantu kesembuhan pasien denagn menggunakan metode pengukuran
sakala nyeri berdasarkan FLACC, NIPS, Neumerik dan Wong Beker
9. Penatalaksanaan nyeri di RSU Bidadari Binjai mencakup farmakologis dan non
farmakologis.

Ditetapkan di Binjai.
Binjai , 22 September 2015
RSU Bidadari Binjai

dr. Esti Aditya Dewi


Direktur
Binjai, 22 September 2015
Nomor : 210/SRT/DIR/RSUB/I/2016
Lampiran :-
Perihal : Undangan Tentang Manajemen Nyeri

Kepada YTH :
Perawat RSU Bidadari Binjai
Di tempat

Dengan Hormat :
Diharapkan kepada Perawat RSU Bidadari Binjai untuk dapat hadir dalam
pertemuan rapat tentang membahas Manajemen Nyeri yang akan dilaksanakan pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 15 Januari 2016
Waktu : 08.30 s/d selesai
Tempat : Ruang AULA
Acara : Pemberian Tentang Manajemen Nyeri
Mengingat pentingnya acara tersebut diharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara tepat
waktunya. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Mengetahui
Komite Keperawatan
RSU Bidadari

Rosalinda AMK
DAFTAR HADIR RAPAT

Hari : Jumat
Tanggal : 15 Januari 2016
Waktu : 08.30 s/d selesai
Tempat : Ruang AULA
Acara : Pemberian Tentang Manajemen Nyeri

Nama Pangkat / Jabatan Tanda Tangan


Pembicara : dr. Qadri Fauzi Tanjung Sp.AN, KKV
Materi : Manajemen Nyeri Pada Luka Bakar

Pertanyan :
1. Bagaimana menilai skala nyeri pada pasien ?
2. Bagaimana penaganan petugas UGD apabila ada pasien yang dating ke UGD
dengan Luka bakar ?
3. Sebutkan klasifikasi/derajat luka bakar ?
4. Sebutkan klasifikasi nyeri ?
5. Coba sebutkan dari pengertian nyeri ?

Jawabannya :
1. Cara menilai sakala nyeri ialah dengan cara :
a. Wong Bekeer Faces
b. Skala Nyeri 0-10
c. Menangis (cry)
2. Penagananan perawat UGD
a. ABC (Airway, Breating, Circulation)
b. Jauhkan dari sumber panas
c. Singkirkan baju, perhiasan dan benda – benda lain yang membuat efek torniket,
karena jaringan yang terkena luka bakar akan segera menjadi oedem
d. Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air atau
menyiram dengan air mengalir selama sekurang – kurangnya 15 menit
e. Evaluasi awal
3. Kedalam dan penyebab lika bakar adalah :
a. Derajat 1 tersengat matahari, terkena api dengan intensitas rendah
b. Derajat 2 adalah tersiram air mendidih terbakar oleh nyala api
c. Derajat 3 adalah terbakar nyala api, terkena cairan mendidih waktu yang lama
tersengat arus listrik.
4. Klasifikasi berdasarkan waktu, dibagi menjadi nyeri akut dan kronis
a. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi secara tiba – tiba dan terjadi singkat Ex.
Trauma
b. Nyeri kronis adalah nyeri yang terjadi atau dialami sudah lama Ex. Kanker
5. Klasifikasi nyeri berdasarkan tempat terjadinya nyeri
a. Nyeri somatic adalah nyeri yang dirasakan hanya pada tempat terjadi kerusakan
atau gangguan, bersifat tajam mudah diliat dan mudah ditangani Ex. Luka
tertusuk
b. Klasifikasi visceral adalah yang terikat kerusakan organ dalam Ex. Nyeri karena
trauma dihati dan paru – paru.
c. Nyeri reperred adalayh nyeri yang dirasakan jauh dari lokasi nyeri Ex. Nyeri
angina
6. Klasifikasi nyeri berdasarkan persepsi nyeri
a. Nyeri nosiseptis adalah nyeri yang kerusakan jaringannya jelas
b. Nyeri neuropatik adalah nyeri yang kerusakan jaringan tidak jelas Ex. Nyeri
yang diakibatkan oleh kelainan pada susunan saraf.
7. Nyeri atau rasa sakit merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan biasanya berkaitan denagn adanya kerusakan jaringan atau
yang berpotensi menimbulkan kerusakan jaringan tubuh. Nyeri yang dirasakan yang
dimiliki tingkatan, yakni nyeri ringan, sedan dan berat.

PENANGANAN TINDAKAN LANJUT SKALA NYERI

RSU Bidadari Binjai

No.Dokumen No Revisi Halaman


961/SPO/DIR/RSUB/VIII/2015 1/1

Ditetapkan Oleh,
SPO Tanggal Terbit RSU Bidadari Binjai
(Standart 01/08/2015
Pelaksanaan
Operasional) dr. Esti Aditya Dewi
Direktur
Pengertian Nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak
menyenangkan yang didapat terikat dengan kerusakan jaringan
actual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.
Tujuan Meningkatkan perasaan aman nyaman individu dan meningkatkan
kemampuan individu untuk melakukan aktifitas fisik yang
diperlukan untuk penyembuhan serta mencegah timbulnya
gangguan tidur
Kebijakan Sesuai dengan panduan managemen nyeri RSU Bidadari
1. Informasikan kepada pasien penyebab nyeri yang dialami
pasien,
2. Batasi lingkungan pasien dan minta keluarganya untuk member
dukungan dengan menemani pasien serta melakukan upaya
menangani nyeri dengan terapi non farmakologi
3. Terapi non farmakologi dan farmakologi
Prosedur a. Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam
b. Berikan kompres hangan
Farmakoalogi (diberikan obat oleh dokter)
a. Nyeri ringan (skala nyeri 1-3) diberikan OAINS
b. Nyeri sedang (skala nyeri 4-6) diberikan OAINS
c. Nyeri berat (skala nyeri 7-10) diberikan morfin
4. Memberikan evaluasi bersama pasien efektifitas dari terapi
yang sudah ditberikan dengan jarak skala nyeri sebagai berikut :
a. 15 menit setelah intervensi obat injeksi
b. 1 jam setelah intervensi obat oral/lainnya
c. Setiap 1 jam bila skor nyeri 7-10

PENANGANAN TINDAKAN LANJUT SKALA NYERI

RSU Bidadari Binjai

No.Dokumen No Revisi Halaman


961/SPO/DIR/RSUB/VIII/2015 1/1

Ditetapkan Oleh,
SPO Tanggal Terbit RSU Bidadari Binjai
(Standart 01/08/2015
Pelaksanaan
Operasional) dr. Esti Aditya Dewi
Direktur
a. Setiap 3 jam bila skor nyeri 4-6
b. 1x/shift bila skor nyeri 1-3
c. Dihentikan bila skor nyeri 0
5. Edukasi pasien dan keluarga teknik mengurangi nyeri bila
mengatakan nyeri kambuh.
Unit terkait Dokter UGD/Ruangan
Dokter DPJP
Perawat terkait

TATALAKSANA NYERI KRONIS

RSU Bidadari Binjai


No.Dokumen No Revisi Halaman
SPO 1100/SPO/RSUB/VIII/2015 1/1
(Standart
Pelaksanaan
Operasional) Ditetapkan Oleh,
Tanggal Terbit RSU Bidadari Binjai
24/08/2015

dr. Esti Aditya Dewi


Direktur
Pengertian Penatalaksanaan nyeri yang di buat untuk pasien yang mengalami
>1 jenis nyeri dan berlangsung >6 minggu
Tujuan Teratasinya atau berkurangnya keluhan nyeri pada pasien anak
yang menjalani perawatan di RSU Bidadari Binjai
Kebijakan Sesuai dengan panduan managemen nyeri RSU Bidadari
a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik (karakteristik nyeri, riwayat
manajemen nyeri sebelumnya)
b. Pemeriksaan penunjang: radiologi
c. Terbagi menjadi 4 jenis:
1. Nyeri Neuropatik
 Atasi penyebab yang mendasari timbulnya nyeri:
Prosedur  Control gula darah pada pasien DM
 Pembedahan, kemoterapi, radioterapi untuk pasien tumor
dengan kompresi saraf
 Control infeksi (antibiotik)
2. Terapi simptomatik:
 antidepresan trisiklik (amitriptilin)
 antikonvulsan: (gabapentin, karbamazepin)
 obat topical (lidocaine patch 5%, krim anestesi)
 OAINS, kortikosteroid, opioid
 anestesi regional: blok simpatik, blok epidural / intratekal,
infus epidural / intratekal
 terapi berbasis-stimulasi: akupuntur, stimulasi spinal, pijat
rehabilitasi fisik: bidai, manipulasi, alat bantu, latihan
mobilisasi, metode ergonomis.
 prosedur ablasi: kordomiotomi, ablasi saraf dengan
radiofrekuensi terapi lainnya: hypnosis, terapi relaksasi
(mengurangi tegangan otot dan toleransi terhadap nyeri),
terapi perilaku kognitif (mengurangi perasaan terancam
atau tidak nyaman karena nyeri kronis)
3. Nyeri otot
 lakukan skrining terhadap patologi medis yang serius,
faktor psikososial yang dapat menghambat pemulihan
 berikan program latihan secara bertahap, dimulai dari
latihan dasar / awal dan ditingkatkan secara bertahap.
TATALAKSANA NYERI KRONIS

RSU Bidadari Binjai

No.Dokumen No Revisi Halaman


1100/SPO/RSUB/VIII/2015 1/1

Ditetapkan Oleh,
SPO Tanggal Terbit RSU Bidadari Binjai
(Standart 24/08/2015
Pelaksanaan
Operasional) dr. Esti Aditya Dewi
Direktur
 Rehabilitasi fisik:
a. Fitness: angkat beban bertahap, kardiovaskular,
fleksibilitas, keseimbangan
b. Mekanik
c. pijat, terapi akuatik
 manajemen perilaku:
a. stress / depresi
b. teknik relaksasi
c. perilaku kognitif
d. ketergantungan obat
e. manajemen amarah
 terapi obat:
a. analgesik dan sedasi
b. antidepressant
c. opioid jarang dibutuhkan
 nyeri inflamasi
a. control inflamasi dan atasi penyebabnya
b. obat anti-inflamasi utama: OAINS, kortikosteroid
 nyeri mekanis / kompresi
a. penyebab yang sering: tumor / kista yang menimbulkan
kompresi pada struktur yang sensitif dengan nyeri,
dislokasi, fraktur.
b. Penanganan efektif: dekompresi dengan pembedahan
atau stabilisasi, bidai, alat bantu.
c. Medikamentosa kurang efektif. Opioid dapat
digunakan untuk mengatasi nyeri saat terapi lain
diaplikasikan.
Unit terkait Dokter UGD/Ruangan
Dokter DPJP
Perawat terkait

Anda mungkin juga menyukai