STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
3 INDIKASI bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara
oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang,
otot atau saras besar di bawahnya.
4 KONTRA Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf
INDIKASI besar di bawahnya.
Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien
2. Membebaskan / membuka pakaian klien daerah yang akan
disuntik
3. Mendesinfeksi permukaan kulit
4. Menancapkan jarum dengan posisi tegak lurus (90ͦ ) dengan
permukaan kulit
5. Melakukan aspirasi
6. Memasukkan obat secara perlahan-lahan
7. Menarik jarum dengan cepat bila obat telah masuk
8. Menekan daerah bekas suntikan dengan kapas alcohol
9. Bantu pasien keposisi nyaman
10. Mengobservasi pasien
Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik
8 DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam
catatan
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
2 TUJUAN 1. Digunakan untuk test tuberkulin atau tes alergi terhadap obat-
obatan tertentu
2. Pemberian vaksinasi
Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat
3. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 5 B (Benar obat, dosis,
pasien, cara pemberian dan waktu)
4. Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan
5. Mengatur posisi senyaman mungkin.
6. Letakkan perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan di
injeksi
7. Pilih area penyuntikan
8. Pakai sarung tangan
9. Bersihkan area penusukan dengan kapas alcohol dengan gerakan
sirkuler
10. Pegang kapas alcohol pada jari tangan non dominan
11. Buka tutup jarum
12. Tempatkan ibu jari tangan non dominan 2,5 cm di bawah area
penusukan
13. Dengan ujung jarum menghadap ke atas dan dengan tangan
dominan masukkan jarum tepat dibawah kulit dengan sudut 15o
14. Masukkan obat perlahan-lahan, perhatikan sampai adanya bula
15. Cabut jarum sesuai sudut masuknya
16. Usap pelan daerah penusukan dengan kapas alkohol. Jangan di
tekan
17. Buat lingkaran pada bula degan menggunakan pulpen/ spidol.
Dengan diameter + 5 cm
18. Observasi kulit terhadap kemerahan dan bengkak atau reksi
sistemik (10-15 menit).
19. Kembalikan posisi klein
Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik
8 DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam
catatan
3. Bersihkan dan kembalikan peralatan yang digunakan pada
tempatnya
4. Buka APD dan cuci tangan
5. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
6 PERSIAPAN ALAT
1. Defibrilator
2. Jelly
3. Elektroda
4. Obat-obat sedasi bila perlu (dormikum, atau analgesic lainnya)
Tahap Kerja
1. Memberikan sedative, atau analgesic bila perlu
2. Memasang elektrode dan menyalakan EKG monitor
3. Cek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut
untuk mencegah kekeliruan
4. Set kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai
dengan 150 joule untuk cardioversi mulai dengan 50 joule)
5. Pegang peddic 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid
sternumk dan paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid
aksila
6. Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff yang
lain tidak ada yang menyentuh pasien ataupun bad pasien
7. Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan tombol
DC shock dengan jempol agar arus masuk dengan baik.
8. Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan dengan
memberi watt second yang lebih tinggi
9. Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.
10. Hal-hal yang perlu diperhatikan
11. Bila terjadi asistole, lakukan segera tindakan RJP
12. Tindakan-tindakan DC shock dihentikan bilamana tidak ada
respon
13. Setiap perubahan gambaran EKG harus di print
Tahap Terminasi
Evaluasi respon klien
Berikan reinforcement positif
Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
Mengakhiri kegiatan dengan baik
8 DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam
catatan
3. Bersihkan dan kembalikan peralatan yang digunakan pada
tempatnya
4. Buka APD dan cuci tangan
5. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
TRANFUSI DARAH
1 PENGERTIAN Memasukkan darah yang berasal dari donor ke dalam tubuh klien
melalui vena.
Awasi terus keadaan umum klien yang muntah dan ukur tanda-
4 HAL YANG tanda vitalnya.
PERLU Lakukan perawatan mulut setelah muntah sesuai dengan kondisi
DIPERHATIKAN pasien.
Standar Infus
6 PERSIAPAN ALAT Set Transfusi (Tranfusi Set)
Botol berisi NaCl 0,9%
Produk darah yang benar sesuai program medis
Pengalas
Torniket
Kapas alkohol
Plester
Gunting
Kassa steril
Betadine
Sarung tangan
Tahap Kerja
Cuci tangan
Gantungkan larutan NaCl 0,9% dalam botol untuk digunakan
setelah transfusi darah
Gunakan slang infus yang mempunyai filter (slang 'Y' atau
tunggal).
Lakukan pemberian infus NaCl 0,9% (baca: Prosedur pemasangan
infus) terlebih dahulu sebelum pemberian transfusi darah
Lakukan terlebih dahulu transfusi darah dengan memeriksa
identifikasi kebenaran produk darah : periksa kompatibilitas dalam
kantong darah, periksa kesesuaian dengan identifikasi pasien,
periksa kadaluwarsanya, dan periksa adanya bekuan
Buka set pemberian darah
1. Untuk slang 'Y', atur ketiga klem
2. Untuk slang tunggal, klem pengatur pada posisi off
Cara transfusi darah dengan slang 'Y' :
1. Tusuk kantong NaCl 0,9%
2. Isi slang dengan NaCl 0,9%
3. Buka klem pengatur pada slang 'Y', dan hubungkan ke
kantong NaCl 0,9%
4. Tutup/klem pada slang yang tidak di gunakan
5. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan
ruang filter terisi sebagian)
6. Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan slang terisi
NaCl 0,9%
7. Kantong darah perlahan di balik-balik 1 - 2 kali agar sel-
selnya tercampur. Kemudian tusuk kantong darah pada
tempat penusukan yang tersedia dan buka klem pada slang
dan filter terisi darah
Cara transfusi darah dengan slang tunggal :
1. Tusuk kantong darah
2. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk sehingga
filter terisi sebagian
3. Buka klem pengatur, biarkan slang infus terisi darah
Hubungkan slang transfusi ke kateter IV dengan membuka klem
pengatur bawah
Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selama 15
menit pertama, dan tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya
Setelah darah di infuskan, bersihkan slang dengan NaCl 0,9%
Catat type, jumlah dan komponen darah yang di berikan.
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik
8 DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam
catatan
3. Bersihkan dan kembalikan peralatan yang digunakan pada
tempatnya
4. Buka APD dan cuci tangan
5. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
Tahap Kerja
Cuci tangan
Persiapkan alat
Kaji adanya tanda dan gejala klinis dan secret pada jalan napas.
Sambungkan kanula nasal keselang oksigen dan ke sumber
oksigen.
Berikan aliran oksigen sesuai dengan kecepatan aliran pada
progam medis dan pastikan berfungsi dengan baik.
1. Selang tidak tertekuk dan sambungan paten.
2. Ada gelembung udara pada humidifier.
3. Terasa oksigen keluar dari kanula.
Letakkan ujung kanula pada lubang hidung pasien.
Atur pita elastic atau selang plastic ke kepala atau ke bawah
dagu sampai kanula pas dan nyaman.
Beri plester pada kanula dikedua sisi wajah.
Periksa kanula setiap 8 jam.
Pertahankan batas air pada botol humidifier setiap waktu.
Periksa jumlah kecepatan aliran oksigen dan program terapi
secara periodic sesuai respon klien, biasanya tiap 1 jam sekali.
Kaji membran mukosa hidung dari adanya iritasi dan beri jelly
untuk melembapkan membrane mukosa jika diperlukan.
Cuci tangan.
Catat hasil tindakan yang telah dilakukan dan hasilnya.
Tahap Terminasi
Observasi kondisi hidung mulut dan perawatan lubang hidung
atau iritasi nasofaringeal.
Kaji respon klien setelah pemberian oksigen (pola pernapasan
dan kecepatan)
Cek kanul sesuai respon klien, biasanya tiap 1 jam sekali.
PO2 arterial berkisar antara 80 – 100 mmHg
Kondisi hipoksia dapat teratasi.
Frekuensi pernapasan dalam kisaran 14 – 20 kali per menit.
8 DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam
pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam
catatan
3. Bersihkan dan kembalikan peralatan yang digunakan pada
tempatnya
4. Buka APD dan cuci tangan
5. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
KONTRA Pada klien PPOK yang hanya membutuhkan aliran oksigen <5
4 INDIKASI liter/menit.
Tahap Kerja
Cuci tangan
Persiapkan alat
Kaji adanya tanda dan gejala klinis dan secret pada jalan napas.
Sambungkan masker keselang dan ke sumber oksigen
Berikan aliran oksigen sesuai dengan kecepatan aliran pada
progam medis dan pastikan berfungsi dengan baik.
1. Selang tidak tertekuk dan sambungan paten.
2. Ada gelembung udara pada humidifier.
3. Terasa oksigen keluar dari masker.
Arahkan masker ke wajah klien dan pasang dari hidung ke
bawah (sesuaikan dengan kontur wajah klien).
Fiksasi pengikat elastik ke sikat kepala klien sehingga masker
nyaman dan tidak sempit.
Periksa masker, aliran oksigen setiap 2 jam atau lebih cepat,
tergantung kondisi dan keadaan umum pasien.
Pertahankan batas air pada botol humidifier setiap waktu.
Periksa jumlah kecepatan aliran oksigen dan program terapi
setiap 8 jam.
Kaji membran mukosa hidung dari adanya iritasi dan beri jelly
untuk melembapkan membrane mukosa jika diperlukan.
Cuci tangan
Catat hasil tindakan yang telah dilakukan dan hasilnya.
Tahap Terminasi
Observasi kondisi hidung mulut dan perawatan lubang hidung
atau iritasi nasofaringeal.
Kaji respon klien setelah pemberian oksigen (pola pernapasan
dan kecepatan)
Kondisi hipoksia dapat teratasi.
Frekuensi pernapasan 14-20 kali/menit.
Pemberian Oksigen Melalui Masker Rebreathing
Tahap Kerja
Cuci tangan
Persiapkan alat
Kaji adanya tanda dan gejala klinis dan secret pada jalan napas.
Sambungkan masker keselang dan ke sumber oksigen
Berikan aliran oksigen sesuai dengan kecepatan aliran pada
progam medis dan pastikan berfungsi dengan baik.
1. Selang tidak tertekuk dan sambungan paten.
2. Ada gelembung udara pada humidifier.
3. Terasa oksigen keluar dari masker.
Arahkan masker ke wajah klien dan pasang dari hidung ke
bawah (sesuaikan dengan kontur wajah klien).
Fiksasi pengikat elastik ke sikat kepala klien sehingga masker
nyaman dan tidak sempit.
Periksa masker, aliran oksigen setiap 2 jam atau lebih cepat,
tergantung kondisi dan keadaan umum pasien.
Pertahankan batas air pada botol humidifier setiap waktu.
Periksa jumlah kecepatan aliran oksigen dan program terapi
setiap 8 jam.
Kaji membran mukosa hidung dari adanya iritasi dan beri jelly
untuk melembapkan membrane mukosa jika diperlukan.
Cuci tangan
Catat hasil tindakan yang telah dilakukan dan hasilnya.
Tahap Terminasi
Observasi kondisi hidung mulut dan perawatan lubang hidung
atau iritasi nasofaringeal.
Kaji respon klien setelah pemberian oksigen (pola pernapasan
dan kecepatan)
Pastikan pasien tidak makan minum atau batuk dan menyeka
(bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah, serta perlu segel
pengikat)
Kondisi hipoksia dapat teratasi.
Frekuensi pernapasan 14-20 kali per menit.
Observasi adanya iritasi pada kulit disekitar masker
Tahap Kerja
Cuci tangan
Persiapkan alat
Kaji adanya tanda dan gejala klinis dan secret pada jalan napas
Sambungkan masker keselang dan ke sumber oksigen
Berikan aliran oksigen sesuai dengan kecepatan aliran pada
progam medis dan pastikan berfungsi dengan baik.
1. Selang tidak tertekuk dan sambungan paten.
2. Ada gelembung udara pada humidifier.
3. Terasa oksigen keluar dari masker.
Arahkan masker ke wajah klien dan pasang dari hidung ke
bawah (sesuaikan dengan kontur wajah klien).
Fiksasi pengikat elastik ke sikat kepala klien sehingga masker
nyaman dan tidak sempit.
Berikan aliran oksigen sesuai dengan kecepatan aliran
Periksa masker, aliran oksigen setiap 2 jam atau lebih cepat,
tergantung kondisi dan keadaan umum pasien
Usahakan kantung reservoir tidak mengempis total ketika klien
melakukan inspirasi
Pertahankan batas air pada botol humidifier setiap waktu
Periksa jumlah kecepatan aliran oksigen dan program terapi
setiap 8 jam
Kaji membran mukosa hidung dari adanya iritasi dan beri jelly
untuk melembapkan membrane mukosa jika diperlukan
Cuci tangan
Catat hasil tindakan yang telah dilakukan dan hasilnya.
Tahap Terminasi
Observasi kondisi hidung mulut dan perawatan lubang hidung
atau iritasi nasofaringeal.