Anda di halaman 1dari 7

2.

STERILISASI

Sterilisasi adalah setiap proses yang ada didalamnya (kimia dan fisika)
perlu kita tahu bahwa sterilisasi berasal dari kata steril yang berarti bebas.
Sehingga sterilisasi berarti membebaskan suatu bahan, alat ataupun tempat dari
mikroorganisme yang hidup yang bersifat tetap contohnya seperti spora bakteri.
Sterilisasi secara kimia disebut disinfeksi. Sterilisasi dilakukan dengan beberapa
cara sehingga dapat kina kenal dengan pemanasan (pembakaran, pemanasan
kering, pemanasan basah, cara pasteurisasi), kimiawi, filtrasi dan lainnya.

Macam-macam Sterilisasi :

1. Sterilisasi dengan cara penguapan


Penguapan adalah sterilan yang efektif karena dua alasan. Pertama uap pekat
adalah sebuah “kendaraan “ energi termal yang sangat efektif. Jenis ini jauh lebih
efektif untuk mengangkut energi ke bahan yang akan disterilisasikan dari pada
udara panas (kering). Kedua uap adalah sterilan yang efektif karena lapisan luar
mikroorganisme yang bersifat protektif resistan dapat dilemahkan oleh uap.
Sterilisasi uap : Basillus stearotermofillus
Kelebihan :
a. Metode sterilisasi yang paling efektif.
b. Waktu siklus sterilisasi lebih pendek daripada panas kering atau siklus
kimia
Kekurangan :
a. Membutuhkan sumber panas yang terus menerus
b. Membutuhkan ketataan waktu suhu dan tekanan secara ketat
c. Membutuhkan peralatan (sterilisator uap) yang harus dipelihara dengan
cermat agar tetap berfungsi dengan baik
d. Bahan-bahan plastic tidak tahan suhu tinggi
e. Siklus sterilisasi yang berulang-ulang dapat menyebabkan bopeng dan
penumpulan sisi instrumen yang tajam seperti gunting
f. Sukar menghasilkan paket kering karena gangguan prosedur sering terjadi
(misalnya mengangkat bahan-bahan se belum kering khususnya pada iklim
yang lembab dan panas)
Contoh Gambar Sterilisasi Penguapan

2. Sterilisasi Panas Thermal

A. Panas Kering
Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800 C. Sterilisasi panas kering cocok untuk
alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Bentuk
pembakaran langsung dan pembakaran tidak langsung. Waktu 1-2 jam pada suhu
160C-170C.
Kelebihan :
a. Untuk mensterilisasikan alat-alat pipet, tabung reaksi,stick swa, jarum
operasi, jarum suntik,syringe

Kekurangan :

a. Tidak ada uap air yang menetes pada alat dan bahan yang disterilkan.
b. Memerlukan temperatur yang tinggi dan waktu yang lama.
c. Belum dapat membunuh semua bakteri

B. Panas Lembab
Sterilisasi dengan mengunakan uap panas dibawah tekanan berlangsung didalam
autoklaf umumnya dilakukan dalam uap jenuh. Bentuk sterilisasi basah dan
lembab serta sterilisasi fraksional. Waktu 30 menit pada suhu 115C-116C.
Kelebihan :
a. Dapat membunuh mikrogranisme

Kekurangan :

a. Mikroorganisme yang mati tetap berada pada material

Gambar 2. Sterilisasi Panas Thermal

3. Sterilisasi Radiasi
A. Elektromagnetik
Sterilisasi menggunakan sinar ultraviolet (UV). sinar UV ini memotong DNA
mikroorganisme sehingga ekspresi DNA tidak terjadi. keterbatasannya sterilisasi
cara ini hanya bisa bekerja pada permukaan, tidak bisa menembuh bahan padat.
Seperti radiasi ultra violet rendah dan tembusanya kecil.
Kelebihan :
a. Memotong DNA mikrogarnisme sehingga ekspresi DNA tidak terjadi

Kekurangan :

a. Hanya bisa bekerja pada permukaan, tidakbisa menembus bahan padat


Ganbar 3. Sterilisasi Radiasi

4. Sterilisasi Gas
Sterilisasi menggunakan gas etilen oksida, kelemahannya zat ini mudah terbakar,
bersifat mutagenik dan toksik, sehingga dikhawatirkan terdapat residu setelah
sterilisasi. Pilihan sterilisasi cara gas biasanya pilihan akhir bila zat tidak tahan
panas ataupun uap air. Bentuknya tube filter pembanding dari bentuk murni.

Kelebihan :

a. Untuk pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan


sporanya

Kekurangan :

a. Mudah terbakar bersifat mutagenik dan toksik sehingga di kuatirkan


terdapat residu setelah sterilisasi .

Ganbar 4. Sterilisasi Gas


5. Sterilisasi Filtrasi
Sterilisasi yang menggunakan alat khusus yang menggunakan penyaring/filter
matriks pori pori tertentu. menggunakan pori pori 10 nm untuk virus dan 0,22 nm
untuk bakteri. Sejenis sporserin yang perpori yang dibuat khusus dari masing-
masing pabrik. Bentuk mikro organisme secara mekanik. Menggunakan pori-pori
10 untuk virus dan 0,22 nm untuk bakteri.
Kelebihan :
a. Efektif untuk mensterilkan materi-materi yang tidak tahan panas
b. Penggunaan penyaring tertentu.
c. Peralatan yang digunakan murah

Kekurangan :

a. Mempunyai kecenderungan meng-absorbsi beberapa senyawa aktif


tertentu selamaproses penyaringanf.
b. Kemungkinan kerusakan bentuk penyaring sehingga kesterilan hasil yang
diperoleh tidak pasti.

Gambar 5. Sterilisasi Filtrasi

6. Sterilisasi dengan Ultra Violet


Sterilisai UV adalah membunuh atau membersikan mikroorganisme
menggunakan cahaya UV (ultraviolet) untuk membantu mendesinfeksi udara
selama lebih dari 50 tahun seperti UV radiasi dapat menggangu pemindahan
infeksi diudara di dalam ruang tertutup dan khusus. Cahaya UV tidak mentralisir
debu.
Kelebihan :
a. Untuk membantu mendisenfeksi udara selama lebih dari 50 tahun.

Kekurangan :
a. Membutuhkan sumber listrik yang besar.
b. Kurang efektif diarea dengan kelembaban yang relatif tinggi.
c. Lampu UV membutuhkan pembersihan secara berkala agar tetap efektif.
d. Paparan terhadap UV dapat membakar kulit.
e. Cahaya UV sangat terbatas, tidak menetrasi debu, lendir atau air.

Gambar Sterilisasi Ultra Violet

Referensi

Holman RC et 1996. Creutzfeldt-Jakob disease in the United States. 1997-1994:


using national mortality data to access the possible occurrence of varient cases,
Emerg Infect Dix 2(4): 333-337

Morris EJ,1972. The practical use of ultraviolet radional for disinfection purpose.
Med Lab Technol 29 (1): 41-47
Perkins JJ 1983. Principles and Methods of Sterillization in Health Sciences. 2ed,
pp, 95-166;286-311, Charles C Thomas;Spingfild, II.

Riley RL dan EA Nardell. 1989. Clearing the air, the theory and application of
ultra violet air disinfection, Am Rev Respir Dis 139 (5): 1286-1294

Rutala WA dan DJ Weber, 2001. Creutzfeldt-Jakarta Disease: Recommendations


for disinfection and sterilisasi. Clinical Infectious Diseases 32 (9): 1348-1356

Schmidt A. 1899. U.S. patent 630, 782: Disinfecting by Means of Formaldehyde

Spaulding EH 1939. Studies on chemical aterilisation of surgical instruments .


surg Gyne Obstet 69: 738-744

Steelman V. 1992. Ethylence oxide; The importance of aeration. AORN Journal


55(3): 773-787

Anda mungkin juga menyukai