Anda di halaman 1dari 5

SOP PERAWATAN LUKA KRANIOTOMI

Nama Kelompok :
1. Gita Paradisma P27820714002
2. Mardani Banapon P27820714005
3. Voni Indahyanti P27820714009
4. Qonita P27820714012
5. Ihsan Nur Mahmudi P27820714015
6. Reny Nur Afni Putri P27820714016
7. Fika Agustina P27820714023
8. Fenika Nikmatul Rizki P27820714026
9. Sinta Diani Rohma P27820714031
10. Efrizal Fikri H P27820714032
11. Wahyu Widyawati P27820714036

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA


D4 KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
TAHUN PELAJARAN 2015 – 2016
PERAWATAN LUKA KRANIOTOMI

DEFINISI :  
Kraniotomi adalah operasi membuka tulang tengkorak untuk mengangkat tumor,
mengurangiTIK, mengeluarkan bekuan darah atau menghentikan perdarahan. (Hinchliff, Sue.
1999).
Kraniotomi mencakup pembukaan tengkorak melalui pembedahan untuk
meningkatkan akses pada struktur intrakranial. (Brunner & Suddarth. 2002)
Jadi post kraniotomi adalah setelah dilakukannya operasi pembukaan tulang
tengkorak untuk,untuk mengangkat tumor, mengurangi TIK, mengeluarkan bekuan darah
atau menghentikan perdarahan. 

TUJUAN :
1. Mengetahui definisi dari luka kraniotomi.
2. Mengetahui indikasi luka kraniotomi.
3. Mengetahui cara perawatan luka kraniotomi

INDIKASI :
1. Indikasi tindakan kraniotomi atau pembedahan intrakranial adalah sebagai berikut
Pengangkatan jaringan abnormal baik tumor maupun kanker.
2. Mengurangi tekanan intracranial.
3. Mengevakuasi bekuan darah .
4. Mengontrol bekuan darah
5. Pembenahan organ-organ intrakranial.
6. Tumor otak 
7. Perdarahan (hemorrage)
8. Kelemahan dalam pembuluh darah (cerebral aneurysms)
9. Peradangan dalam otak 
10. Trauma pada tengkorak.

PERSIAPAN ALAT:

1
a. Bak instrumen steril berisi:
1) Pinset anatomis steril 2 buah.
2) Pinset cirrurgis 1 buah.
3) Deppers steril.
4) Gaas steril.
5) Kom kecil steril 1 buah ( untuk tempat larutan NaCl 0,9% ).
6) Lidi waten steril.
b. Korentang dan tempatnya.
c. Larutan NaCl 0,9% alkohol 70%.
d. Nierbecken 2 buah ( satu kosong, satu berisi larutan klorin 1% ).
e. Gunting plester.
f. Plester / hipavik.
g. Kantong plastik.
h. Perlak dan alas.

PROSEDUR KERJA :
1. Tahap Pra Interaksi
a. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakaukan
3. Tahap Kerja
a. Siapkan klien dan alat
1) Beritahu klien tujuan dan prosedur tindakan.
2) Jaga privasi klien (tutup pitu dan jendela atau sampiran)
3) Posisikan klien senyaman mungkin.
4) Bebaskan/ekspose daerah luka.
5) Mencuci tangan.
6) Letakkan alat strategis, pasang perlak dan alas
b. Buka balutan luar
1) Oles plester/hipavik dengan elkohol menggunakan lidi waten.

2
2) Buka plester/hipavik dengan pinset cirrurgis.
b. Buang balutan kotor dengan tepat
1) Letakkan balutan luar di nierbecken kosong/kantong plastik.
2) Letakkan pinset cirrurgis didalam nierbecken berisi larutan klorin.
c. Buka balutan dalam
1) Pergunakan pinset anatomis.
2) Ambil balutan dalam dan letakkan di nierbecken.
3) Kaji kondisi luka.
d. Bersihkan luka
1) Ambil gaas steril
2) Bersihkan luka dengan mengoles luka dengan larutan NaCl 0,9% dengan
arah dari atas ke bawah dimulai dari tengah ( daerah luka ) dan dilanjutkan
disisi-sisinya.
3) Atau dengan cara membersihkan satu sisi kemudian sisi yang lain.
4) Satu gaas untuk satu oles.
5) Kemudian ambil pinset anatomis yang kedua.
6) Ambil deppers dengan kedua pinset tersebut.
7) Tekan perlahan pada kedua sisi luka dengan arah dari atas ke bawah ( untuk
mengetahui adanya eksudat / tidak ).
e. Kaji kondisi luka
1) Perhatikan keadaan luka, ukuran, penyatuan jaringan, keluaran, kelembaban dan
nyeri.
f. Berikan obat luka (bila diindikasikan)
g. Berikan balutan steril
1) Tutup luka dengan gaas steril kering.
2) Pada luka basah tutup luka dengan gaas betadine, kemudian ditutup lagi dengan
gaas steril kering.
3) Letakkan kedua pinset di nierbecken yang berisi larutan klorin.
4) Pasang plester / hipavik

4. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi hasil tindakan (Kaji keberhasilan irigasi telinga, kaji rasa nyaman
pasien)

3
b. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
c. Mencuci tangaan
d. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan (Tanggal dan waktu prosedur,
tipe dan jumlah cairan, toleransi pasien terhadap prosedur. karakter cairan yang
keluar, intruksi-intruksi yang diperlukan oleh pasien atau keluarga).

DAFTAR PUSTAKA :
https://www.scribd.com/doc/83195106/Askep-Kraniotomi

Anda mungkin juga menyukai