Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian
Eleminasi bowel adalah pembuangan sisa metabolisme makanan dari dalam tubuh yang
tidak dibutuhkan lagi dalam bentuk bowel (feses). Organ-organ yang berperan dalam
pembuangan. eleminasai bowel adalah Saluran Gastrointestinal yang dimulai dari mulut
sampai anus.
Bowel training adalah pelatihan usus membantu untuk membangun kembali gerakan usus
normal pada orang yang menderita sembelit, diare, inkontinensia ketidak teraturan, atau
aktivitas usus yang sehat dianggap satu atau dua gerakan ukuran sedang setiap hari.

B. Tujuan Bowel Training

Ada beberapa tujuan dilakukannya bowel training pada klien yang memiliki masalah
eliminasi feses yang tidak teratur, antara lain sebagai berikut :
1.      Program bowel training dapat membantu klien mendapatkan defekasi yang normal.
Terutama klien yang masih memiliki control newromuskular (Doughty, 1992).
2.      Melatih defekasi secara rutin pada klien yang mengalami gangguan pola eliminasi
feses atau defekasi.

C.  Indikasi
Bowel training dilakukan pada klien dengan :
Inkontinensia usus (tidak mampu mengontrol pengeluran feses secara normal), membantu
klien mendapatkan defekasi yang normal dan rutin.
SOP Bowel Training
a. .Melakukan persiapan klien

1. Salam terapeutik disampaikan kepada klien/keluarga dengan ramah pada saat


bertemu
2. Rencana tindakan dijelaskan sampai klien/keluarga mengerti
3. Rencana program divalidasi kembali
4. Kebutuhan alat dan bahan diidentifikasi
5. Kesiapan klien dikaji ulang
b. Persiapan Alat
1. Siapkan lingkungan yang menunjang pelaksanaan perawat melakukan prasat
tersebut
2. Alat dipersiapkan antara lain :

 Pot / pispot
 Nierbekken
 Kran air
 Alas pispoi (zeil)
 2 buah botol berisi air cebok : air lysol dan air bersih
 Kapas cebok dalam tempatnya
 Kertas closed bila tersedia
 Sampiran (schrem) bila perlu
 Selimut mandi
 Talkum
 Air panas dan air dingin dalam tempatnya
 Handuk kecil (handuk good morning)

3. Alat disusun rapi


4. Alat dibawa ke dekat pasien

c . Prosedur Pelaksanaan
1. Pintu ditutup kemudian lampiran (schrem) di pasang
2. Pasang selimut mandi
3. Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan. Kemudian bagian badan yang terbuka,
ditutup dengan selimut atau kain penutup
4. Atur posisi litotomi (jika perlu dibantu oleh petugas)
5. Alas pispot (zeil) dipasang
6. Pispot disorongkan sampai terletak dibawah bokong pasien. Jika pasien tidak dapat
melakukannya sendiri, petugas membantu menekukkan lutut dan mengangkat pinggul
pasien dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan petugas menyorongkan pispot
sedemikian rupa sehingga posisinva tepat dan nvaman
7. Masasse daerah simfisis dengan lembut dengan mempergunakan talkum '
8. Bila memungkinkan anjurkan banyak minum dalam waktu singkat ,
9. Bila fasilitas memungkinkan, perdengarkan kran air mengalir diharapkan pasien dapat
terangsang untuk BAB
10. Jika belum berhasil,siram daerah genitalis dan anus dengan air dingin 
11. Jika belum juga berhasil, apabila memungkinkan, atur posisi pasien duduk jongkok
(posisi buang air besar) dan anjurkan untuk mengedan supaya terangsang untuk buang air
besar
12. Bila pasien sudah selesai buang air besar cebok pasien
13. Rapikan pasien
14. Bereskan alat – alat

d. Mendokumentasikan Tindakan
1. Respon pasien didokumentasikan
2. Waktu pelaksanaan tindakan
3. Dokumentasi dicatat dengan jelas dan mudah dibaca
4. Dokumentasi ditandatangani dan diberi nama jelas
SOP BOWEL TRAINING
KMB

Disusun oleh:

1. VIKE NAURA WIDYARESMI (P27820714001)


2. DIMAS DWI NUGROHO (P27820714003)
3. AHDAL CASANOVAL (P27820714006)
4. ASFIN NOVIA RAHMADHANI (P27820714010)
5. DEFFY ALLIF UMAMI HUDA (P27820714013)
6. ARIF RAHMAHABIMANTARA (P27820714017)
7. ARAVIKA NUR HARIADI (P27820714018)
8. NURIS FITRIA HERDIYANTI (P27820714024)
9. MUHAMMAD IQBAL (P27820714027)
10. PANJI PUTRO PAMUNGKAS (P27820714033)
11. BRAINIA LOGI ANSHARI (P27820714034)

DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT SURABAYA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AJARAN 2014/2015

Anda mungkin juga menyukai