Anda di halaman 1dari 7

BAB II

ISI
2.1. Peran Pemerintah Di Sektor Kesehatan
Salah satu indikator kesejahteraan suatu masyarakat yaitu memperoleh
Kesehatan yang baik. Upaya pembangunan sumber daya manusia yang baik
dengan memberikan kesejahteraan Kesehatan yang baik. Melalui alokasi
pengeluaran pemerintah pada bidang kesehatan, diharapkan dapat
memberikan kesempatan kepada seluruh rakyat di Indonesia untuk
memperoleh pelayanan Kesehatan (Andiny, 2018).
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
memberikan ruang yang luas kepada pemerintah daerah untuk melakukan
inovasi dalam mewujudkan kesejahteraan bagi warganya. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
mengamanatkan bahwa kesehatan sebagai hak asasi manusia harus
diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada
seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang
menyeluruh oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat secara
terarah, terpadu dan berkesinambungan, adil dan merata, serta aman,
berkualitas, dan terjangkau oleh masyarakat (Kertati, 2017).
Beberapa program yang telah dilakukan pemerintah untuk
mempermudah masyarakat mengakses pelayanan kesehatan antara lain
program kesehatan gratis, asuransi kesehatan, dan penggunaan kartu miskin
(Andiny, 2018). Meningkatkan kemampuan manusia dan kualitas kehidupan
mereka, antara lain melalui peningkatan layanan kesehatan, pendidikan dasar
dan jaminan sosial merupakan suatu upaya pembangunan sumber daya
manusia yang dibentuk oleh pemerintah (Saidah, 2017).
Kusus Pemerintah daerah harus mengalokasikan 20% untuk sector
pendidikan dan 10% untuk sector kesehatan dari total APBN maupun APBD
sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 Pasal 49 tentang pendidikan dan UU
No. 36 tahun 2009 Pasal 171 tentang kesehatan. Salah satu tolak ukur yang
digunakan dalam melihat kualitas hidup manusia adalah Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) yang diukur melalui kualitas tingkat pendidikan, kesehatan
dan ekonomi (daya beli).
a. Peran Pemerintah Dalam Penangulangan Penyakit HIV/AIDS dan TBC
Kesehatan adalah salah satu bentuk hak asasi manusia yang diwujudkan
melalui perlindungan hukum dan kebijakan pemerintah dengan upaya
pemberian fasilitas pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat.
Kesehatan merupakan keadaaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Karena itu, kesehatan merupakan dasar dari diakuinya derajat kemanusiaan
(Rackman, 2017).
Epidemi HIV dan AIDS adalah sebuah fakta yang sekarang sedang
dihadapi di semua daerah-daerah di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh
Rackaman (2017) dijelaskan bahwa sudah ada PERDA terkait Upaya Komisi
Penanggulangan AIDS dalam pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS di
Kabupaten Merauk yaitu Sosialisasi peraturan daerah no. 3 tahun 2013
tentang pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS. Pelayanan pengobatan
dan perawatan berkualitas untuk ODHA di lakukan di RSUD Merauke, hal
tersebut dapat dilihat dengan dibentuknya Pokja (kelompok kerja) HIV AIDS.

b. Peran Pemerintah Dalam Upaya Kota Sehat Dan Bersih


Pemerintah tidak boleh memaksa atau membatasi kebebasan
masyarakat terhadap pilihan sehat, namun pemerintah memiliki tanggung
jawab untuk menyediakan kondisi di mana orang dapat menjalani kehidupan
yang sehat, melindungi warganya dari bahaya yang disebabkan oleh orang lain,
dan memiliki tanggung jawab khusus untuk mengurangi ketidaksetaraan
kesehatan dan melindungi kesehatan kelompok rentan seperti anak-anak.
Kota-kota yang sehat berakar kuat dalam gerakan global menuju
urbanisasi seimbang dan berkelanjutan, dikembangkan untuk tidak
menyamarkan atau menyingkirkan masalah kesehatan dan sosial yang
mengakar, namun mendorong solusi melalui peran koalisi kebijakan dalam
memahami partisipasi masyarakat. Kota Sehat akan menarik minat dan
menginspirasi tokoh masyarakat, aktivis, politisi, ilmuwan dan profesional dan
pengusaha yang bekerja untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat di tingkat lokal (Kertati, 2017).

2.2. Peran Pemerintah Dalam Perkembangan Keperawatan


1. Adanya hukum dan UU Bagi Tenaga Kesehatan
Peraturan Bidang Kesehatan
a. UU No. 29 Th 2004 ttg Praktik Kedokteran.

b. UU No. 36 Th 2009 ttg Kesehatan.

c. UU No. 44 Th 2009 ttg Rumah Sakit.

d. UU No. 36 Th 2009 ttg Kesehatan.

e. UU No. 39 Th 1999 ttg Hak Asasi Manusia.

f. UU No. 5 Th 1997 ttg Psikotropika.

g. UU No. 419 Th 1949 ttg Ordonansi obat keras.

h. Perlindungan Konsumen Kesehatan.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2021 tentang Kementerian


Kesehatan, Kementerian Kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara. Salah satu peran fungsinya adalah
perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat
kesehatan, dan tenaga kesehatan.

2.3. Pengertian BPJS Kesehatan


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan hukum yang
bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan memiliki tugas untuk
menyelenggarakan Kesehatan Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia terutama untuk
Pegawai Negri Sipil dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta
keluarga dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa. Dengan kata lain BPJS
Kesehatan adalah badan hukum nirlaba yang bertanggung jawab kepada Presiden.
Sebagai Badan hukum nirlaba maka BPJS Kesehatan adalah perusahaan yang tidak
mencari keuntungan. BPJS Kesehatan merupakan bagian dari sistem jaminan sosial
(Mariam,2018).

2.4. Pserta BPJS Kesehatan


Mengacu pada Undang-undang No. 12 Tahun 2013 tentang jaminan kesehatan pasal
1 ayat 4 bahwa peserta kesehatan ialah setiap orang, termasuk orang asing yang
bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia dan telah membayar iuran. Peserta
BPJS kesehatan yang sudah mendaftar dan membayar iuran berhak mendapatkan
manfaat jaminan kesehatan sebagaimana (Perpres Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan). BPJS Kesehatan bersifat pelayanan kesehatan perorangan,
mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk
pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai kebutuhan. BPJS menetapkan
prosedur pelayanan bersistem rujukan berjenjang. bersistem rujukan berjenjang.
Berprinsip portabilitas, jaminan kesehatan yang dijamin itu bersifat berkelanjutan
meskipun peserta berpindah tempat atau pekerjaan atau bahkan tempat tinggal dalam
wilayah Negara. Ketentuan anggota keluarga yang dijamin sesuai Perpres Nomor 12
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 5 ayat 1 adalah sebagai berikut: “Satu
orang istri atau suami yang sah dari peserta anak kandung, anak tiri dan/atau anak
angkat yang sah dari peserta dengan kriteria (Mariam, 2018):
a. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri.
b. Belum berusia 21 tahun atau belum berusia 25 tahun yang masih melanjutkan
pendidikan formal.”
BPJS juga telah menetapkan bahwa harga atau biaya iuran peserta berdasarkan kelas.
Sistem iuran yang dibuat adalah sistem gotong royong, iuran yang sudah dibayarkan
akan digunakan untuk membiayai peserta lain yang membutuhkan, begitu juga
sebaliknya ketika anda sakit, biaya berobat saat dirumah sakit akan ditanggung BPJS
dari iuran peserta lainnya.
Berikut tarif BPJS Mandiri berdasar Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2016
adalah:
a. Iuran Kelas 1 = Rp. 80.000,- BPJS Kesehatan telah menetapkan biaya iuran
untuk peserta kelas 1 sebesar Rp. 80.000,- per orang per bulan. Peserta kelas 1
mendapatkan fasilitas ruang rawat inap sesuai dengan kelas yang dipilih yaitu
peserta akan mendapatkan kamar kelas 1 untuk dirawat dan biayanya akan
ditanggung BPJS Kesehatan.
b. Iuran Kelas 2 = Rp. 51.000,- Iuran kelas 2 sebesar Rp. 51.000,- per orang per
bulan. Fasilitas yang diberikan sesuai dengan haknya, yaitu mendapatkan kamar
rawat kelas 2. Peserta boleh mengajukan naik kelas ruang rawat inap ke kelas 1,
tapi peserta akan dikenakan biaya selisih dari yang menjadi tanggung jawab BPJS
Kesehatan.
c. Iuran Kelas 3 = Rp. 25.000,- Iuran kelas 3 sebesar Rp. 25.000,-, kelas ini
merupakan kelas yang paling bawah dengan iuran terjangkau.
Peserta BPJS tidak boleh menunggak. Karena peserta menunggak pembayaran maka
status kartu BPJS akan dihentikan kepesertaannya. Penghentian bersifat sementara
sampai peserta melunasi iuran yang tertunggak. Pada 1 Januari 2019 semua warga
negara Indonesia harus sudah mendaftar BPJS semua tanpa kecuali, apabila tidak
mendaftar maka akan dikenakan sanksi yaitu tidak bisa menggunakan layanan publik
seperti mengurus KTP, menguurus SIM, mengurus paspor, mengurus KK atau
layanan pemerintah lainnya
2.5. Persyaratan Pendaftaran
Untuk persyaratan pendaftaran pegawai swasta atau badan usaha atau badan lainnya
untuk mengisi daftar isian pendaftara peserta dengan menunjukkan (Mariam,2018):
a. Bukti diri sebagai tenaga kerja atau karyawan aktif perusahaan
b. Perjanjian kerja atau SK pengangkatan sebagai pegawai asli atau fotokopi KTP
(diutamakan fotokopi elektronik) asli atau fotokopi kartu keluarga
c. Buku potongan iuran jaminan kesehatan
d. Fotokopi surat nikah
e. Fotokopi akte kelahiran anak atau surat keterangan lahir atau SK pengadilan
negeri untuk anak angkat
f. Bagi WNA menunjukkan kartu tinggal sementara/tetap (KITAS/KITAP).
2.6 Manfaat BPJS Kesehatan
Peserta BPJS yang telah mendaftar dan membayar iuran berhak mendapatkan
manfaat dari pelayanan kesehatan sebagaimana tercantum dalam Perpres No.12
Tahun 2012 tentang jaminan Kesehatan dan Perpres nomor 111 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Perpres Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, berupa
pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan
kebutuhan medis yang diperlukan. Manfaat BPJS kesehatan terdiri beberapa manfaat
medis dan manfaat non medis. Adapun manfaat medis yaitu pelayanan kesehatan
medis yang difasilitasi baik berupa pelayanan laboratorium, penunjang diagnostik,
tindakan medis, tindakan operasi, dan termasuk pelayanan obat. Sedangkan manfaat
non medis yaitu meliputi akomodasi, dan ambulans. Manfaat akomodasi atau kelas
perawatan yang ditanggung dalam BPJS Kesehatan antara lain kelas III, II, dan kelas
I dan dibedakan berdasarkan skala besaran iuran yang dibayarkan peserta (Mariam,
2018).
2.7. Pelayanan Kesehatan yang tidak ditanggung oleh BPJS adalah:
a. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur
dalam peraturan yang berlaku
b. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan kecuali untuk kasus gawat darurat
c. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja
terhadap penyakit atau cidera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja
d. Pelayanan kesehatan yang dilakukan diluar negri
e. Pelayanan kesehatan untuk mempercantik diri
f. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas
g. Pelayanan untuk meratakan gigi
h. Gangguan kesehatan atau penyakit akibat ketergantungan obat atau alkohol
i. Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan manfaat jaminan
kesehatan
2.8. Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional
Program Jaminan Kesehatan Nasional adalah yang dijalankan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) sebagai program baru
untuk mengatasi kelemahan dari pelaksanaan program-program kesehatan yang
sebelumnya telah dibuat. Program Jaminan Kesehatan Nasional adalah suatu
program pemerintah dan masyarakat yang bertujuan untuk memberikan kepastian
jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi semua rakyat indonesia agar penduduk
Indonesia dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera (UU No. 40 Tahun 2004
Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional). Adanya program ini diharapkan seluruh
masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan dasar kesehatannya dimana kepesertaan
program JKN ini secara bertahap dilakukan agar seluruh masyarakat menjadi peserta
program JKN ini.
Asuransi sosial merupakan mekanisme pengumpulan iuran yang bersifat wajib dari
peserta, guna memberikan perlindungan kepada peserta atas risiko sosial ekonomi
yang menimpa mereka dan atau anggota keluarganya (UU SJSN No.40 tahun 2004).
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah tata cara penyelenggaraan program
Jaminan Sosial oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial adalah bentuk perlindungan sosial untuk
menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
layak. Dengan demikian, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di
Indonesia merupakan bagian dari SJSN. Sistem ini diselenggarakan melalui
mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan
Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem
asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat
yang layak.
Ada 2 jenis pelayanan yang akan diterima oleh peserta JKN, berupa pelayanan
kesehatan (manfaat medis) serta akomodasi dan ambulans (manfaat non medis).
Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujuan dari fasilitas kesehatan dengan
kondisi tertentu oleh BPJS kesehatan.
Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional mencakup pelayanan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
sesuai dengan kebutuhan medis. Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi
pemberian pelayanan:
a. Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai
penge lolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat
b. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri, Pertusis
Tetanus dan Hepatitis B (DPT HB), Polio, dan Campak.
c. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, dan
tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana.
Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
d. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi
risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu

Anda mungkin juga menyukai