Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU : YUSHLIHATI (SNR20215007)

Technical Note Mata Kuliah Maternitas


Topik Infeksi Penyakit Radang Panggul

Pertanyaan Penjelasan
Definisi Penyakit radang panggul adalah? 1. Radang panggul atau pelvic
inflammatory disease (PID) adalah
infeksi traktus genital atas yang
merupakan salah satu komplikasi dari
infeksi menular seksual (IMS)(Aditya
Nugroho et al., 2016)
2. Penyakit radang panggul adalah infeksi
saluran reproduksi bagian atas.
Penyakit tersebut dapat mempengaruhi
endometrium (selaput dalam rahim),
saluran tuba, indung telur, miometrium
(otot rahim), parametrium dan rongga
panggul. Penyakit radang panggul
merupakan komplikasi umum dari
penyakit Menular Seksual (PMS).
(Wilujeng, 2013)
3. Penyakit radang panggul (PID) adalah
infeksi yang melibatkan saluran genital
wanita bagian atas (endometrium,
fallopi tuba, ovarium, dan peritoneum
panggul)(Lee, 2017)
4. Penyakit radang panggul (PID) adalah
kelainan umum pada saluran
reproduksi yang sering salah
didiagnosis dan tidak diobati secara
memadai (Das et al., 2016)
5. Penyakit radang panggul (PRP)
umumnya terlihat dalam praktek klinis.
PID mencakup berbagai bentuk infeksi
uterus-adneksa yang rumit dan tidak
rumit: endometritis, salpingitis, abses
tubo-ovarium dan peritonitis pelvis
yang berasal dari genital (Brun et al.,
2016)
6. Penyakit radang panggul (pelvic
inflammatory disease) merupakan
infeksi alat genital bagian atas wanita,
terjadi akibat hubungan seksual.
Penyakit ini dapat bersifat akut atau
menahun atau akhirnya menimbulkan
berbagai penyulit yang berakhir
dengan terjadinya perlekatan sehingga
dapat menyebabkan
kemandulan(Azizah et al., 2020)
Tanda dan gejala penyakit radang 1. Gejala penyakit radang panggul berupa
panggul adalah? : nyeri perut bagian bawah, temperatur
oral lebih dari 38o C, keluar cairan dari
vagina, pendarahan tidak teratur, sakit
kepala, lesu, nyeri berhubungan
seksual dan nyeri buang air kecil.
(Aditya Nugroho et al., 2016)
2. Gejala paling sering dialami adalah
nyeri pada perut dan panggul. Nyeri ini
umumnya nyeri tumpul dan terus-
menerus, terjadi beberapa hari setelah
menstruasi terakhir, dan diperparah
dengan gerakan, aktivitas, atau
sanggama. Nyeri karena radang
panggul biasanya kurang dari 7 hari.
Beberapa wanita dengan penyakit ini
terkadang tidak mengalami gejala sama
sekali. Keluhan lain adalah mual, nyeri
berkemih, perdarahan atau bercak pada
vagina, demam nyeri saat sanggama,
dan menggigil.(Wilujeng, 2013)
3. PID adalah diagnosis klinis yang
biasanya ditunjukkan dengan nyeri
perut bagian bawah dengan nyeri tekan
lokal pada pemeriksaan bimanual
(Price et al., 2016)
4. Gejala primer adalah nyeri perut atau
panggul; namun, pasien mungkin
asimtomatik. Nyeri bervariasi dalam
jenis (menusuk, kram, terbakar) dan
lokasi (mungkin unilateral atau
bilateral); pasien juga mungkin
mengalami dispareunia. Gejala lain
mungkin termasuk keputihan
abnormal, bau tidak normal,
dismenore, perdarahan abnormal,
malaise umum, demam, dan gejala
gastrointestinal dan / atau
genitourinari. Pemeriksaan fisik dapat
menunjukkan nyeri tekan pada
pemeriksaan bimanual, terutama
dengan gerakan serviks, radang
serviks, atau keputihan berwarna tidak
normal. Keterlibatan peritoneal dapat
terjadi sebagai akibat infeksi yang naik
ke rongga peritoneum dan permukaan
anterior hati (sindrom Fitzhugh-
Curtis). Dalam kasus yang lebih parah,
abses tubo-ovarium dapat terbentuk,
menyebabkan demam tinggi,
takikardia, mual dan muntah, serta
nyeri perut dan panggul yang parah.
(Lee, 2017)
Apa penyebab infeksi radang panggul? 1. Penyakit radang panggul terjadi
apabila terdapat infeksi pada saluran
genital bagian bawah, yang menyebar
ke atas melalui leher rahim. Butuh
waktu dalam hitungan hari atau
minggu untuk seorang wanita
menderita penyakit radang panggul.
Bakteri penyebab tersering adalah N.
Gonorrhoeae dan Chlamydia
trachomatis yang menyebabkan
peradangan dan kerusakan jaringan
sehingga menyebabkan berbagai
bakteri dari leher rahim maupun vagina
menginfeksi daerah tersebut. Kedua
bakteri ini adalah kuman penyebab
PMS. Proses menstruasi dapat
memudahkan terjadinya infeksi karena
hilangnya lapisan endometrium yang
menyebabkan berkurangnya
pertahanan dari rahim, serta
menyediakan medium yang baik untuk
pertumbuhan bakteri (darah
menstruasi).(Wilujeng, 2013)
2. Organisme penyebab tersering adalah
Klamidia trachomatis dan Neisseria
gonorrhoeae. Pasien bisa muncul
dengan vaginosis bakterialis atau
penyebab mikroorganisme lainnya.
Penyebab PID yang kurang umum
adalah aborsi (bedah atau spontan),
prosedur pelvis, dan persalinan (Lee,
2017)
3. Infeksi menular seksual (IMS), seperti
Chlamydia trachomatis dan Neisseria
gonorrhoeae, biasanya terlibat dalam
kasus PID, tetapi mereka bukan satu-
satunya organisme yang terkait dengan
penyakit klinis.(Das et al., 2016)
4. Penularan secara seksual, IDP lebih
sering terjadi pada wanita muda yang
aktif secara seksual yang belum
berkeluarganya (Chayachinda &
Rekhawasin, 2017)
5. Chlamydia trachomatis merupakan
faktor risiko penting untuk
pengembangan PID. Tetapi PID juga
disebabkan oleh infeksi lain pada
saluran reproduksi wanita (Price et al.,
2016)
6. Masalah keputihan yang terjadi pada
remaja perlu mendapatkan perhatian
khusus. Jika keputihan pada remaja
dibiarkan maka akan menimbulkan
penyakit serius dan berakibat sangat
fatal bila terlambat ditangani,
misalnya dapat menimbulkan
kemandulan, radang panggul serta
kanker leher rahim(Maslichah, 2016)
Faktor resiko pada infeksi radang 1. Wanita yang aktif secara seksual di
panggul adalah ? bawah usia 25 tahun berisiko tinggi
untuk mendapat penyakit radang
panggul. Hal ini disebabkan wanita
muda berkecenderungan untuk
berganti-ganti pasangan seksual dan
melakukan hubungan seksual tidak
aman dibandingkan wanita berumur.
(Wilujeng, 2013)
Dampak dari infeksi radang panggul? 1. Penyakit radang panggul dapat
menyebabkan berbagai kelainan di
dalam kandungan seperti nyeri
berkepanjangan, infertilitas dan
kehamilan abnormal. Penyakit ini
dapat menyebabkan parut pada rahim
dan saluran tuba. Parut ini
mengakibatkan kerusakan dan
menghalangi saluran tuba sehingga
menyebabkan infertilitas. Parut juga
dapat menyebabkan sel telur tidak
dapat melalui jalan normalnya ke
rahim sehingga dapat terjadi kehamilan
ektopik (Wilujeng, 2013)
2. Tanpa perawatan dini, struktur panggul
bisa rusak secara permanen. Hal ini
dapat mengakibatkan banyak beban
kesehatan jangka panjang, seperti nyeri
panggul kronis (CPP), infertilitas, dan
kehamilan ektopik (Chayachinda &
Rekhawasin, 2017)
3. Konsekuensi paling umum yang
berpotensi serius dari infeksi menular
seksual (IMS) dan sangat terkait
dengan infertilitas (Lee, 2017)
4. Dampak penyakit menular seksual
(PMS) pada perempuan dapat
menyebabkan penyakit radang
panggul (PRP), kehamilan ektopik
(hamil diluar kandungan) dan
kemandulan/infertilities, menyebabkan
berat badan bayi lahir rendah
(BBLR), infeksi neonatal, keganasan
anogenital dan bahkan
kematian(Sulistyorini & Subekti, 2017)
Upaya apa yang dilakukan agar terhundar 1. Cara terbaik untuk menghindari
dari infeksi radang panggul? penyakit radang panggul adalah
melindungi diri dari penyakit menular
seksual. Penggunaan kontrasepsi
seperti kondom dapat mengurangi
kejadian penyakit radang panggul.
Apabila mengalami infeksi saluran
genital bagian bawah maka sebaiknya
segera diobati karena dapat menyebar
hingga ke saluran reproduksi bagian
atas. Terapi untuk pasangan seksual
sangat dianjurkan untuk mencegah
berulangnya infeksi (Wilujeng, 2013)

DAFTAR PUSTAKA
Aditya Nugroho, P., Saptono, R., & Eko Sulistyo, M. (2016). Perbandingan Metode
Probabilistik Naive Bayesian Classifier dan Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector
Quantization dalam Kasus Klasifikasi Penyakit Kandungan. Jurnal Teknologi &
Informasi ITSmart, 2(2), 21. https://doi.org/10.20961/its.v2i2.628
Azizah, F. M., Dewi, N. R., Hafshawaty, S., Zanul, P., Kunci, K., & Kemangi, D. (2020).
KEJADIAN KEPUTIHAN PATOLOGIS PADA WANITA USIA SUBUR DI
PUSKESMAS KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO The Effect Of Ocimum
Bacilicum ( Kemangi Leaves ) To Cure Leucorrhoeain Childbearing Age Women , In
Kraksaan Community Health Center Kraksaan District Probolin. 125–134.
Brun, J. L., Graesslin, O., Fauconnier, A., Verdon, R., Agostini, A., Bourret, A., Derniaux,
E., Garbin, O., Huchon, C., Lamy, C., Quentin, R., & Judlin, P. (2016). Updated French
guidelines for diagnosis and management of pelvic inflammatory disease. International
Journal of Gynecology and Obstetrics, 134(2), 121–125.
https://doi.org/10.1016/j.ijgo.2015.11.028
Chayachinda, C., & Rekhawasin, T. (2017). Reproductive outcomes of patients being
hospitalised with pelvic inflammatory disease. Journal of Obstetrics and Gynaecology,
37(2), 228–232. https://doi.org/10.1080/01443615.2016.1234439
Das, B. B., Ronda, J., & Trent, M. (2016). Pelvic inflammatory disease: Improving
awareness, prevention, and treatment. Infection and Drug Resistance, 9, 191–197.
https://doi.org/10.2147/IDR.S91260
Lee, L. (2017). Pelvic infl ammatory disease. Journal of the American Academy of Physician
Assistants, 30(2), 47–48. https://doi.org/10.1097/01.JAA.0000511799.14244.57
Maslichah, J. (2016). HUBUNGAN VULVA HYGIENE DAN PENGGUNAAN TISU
TOILET TERHADAP PENURUNAN KEJADIAN FLUOR ALBUS ( KEPUTIHAN )
PADA REMAJA PUTRI Jurnal Kesehatan Abdurahman Palembang Vol . 9 No . 2 ,
September 2020 Ade Marlisa Rahmadayanti , dkk | 34 Jurnal Kesehatan Abdurahman.
Hubungan Vulva Hygiene Dan Penggunaan Tisu Toilet Terhadap Penurunan
Kejadianfluor Albus (Keputihan) Pada Remaja Putri, 9(2), 33–40.
Price, M. J., Ades, A. E., Welton, N. J., Simms, I., MacLeod, J., & Horner, P. J. (2016).
Proportion of pelvic inflammatory disease cases caused by chlamydia trachomatis:
Consistent picture from different methods. Journal of Infectious Diseases, 214(4), 617–
624. https://doi.org/10.1093/infdis/jiw178
Sulistyorini, D., & Subekti, R. (2017). Karakteristik Penderita Infeksi Menular Seksual di
Puskesmas Madukara I Kabupaten Banjarnegara Tahun 2015. 3(01), 6–10.
Wilujeng, R. D. (2013). Modul Kesehatan Reproduksi.

Anda mungkin juga menyukai