Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU : YUSHLIHATI (SNR20215007)

Technical Note Mata Kuliah Maternitas


Topik Keluarga Berencana
Pertanyaan Penjelasan
Apa definisi keluarga berencana? 1. KB (Family Planning, Planned
Parenthood) adalah suatu usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan
jumlah dan jarak kehamilan dengan
memakai alat kontrasepsi, untuk
mewujudakan keluarga kecil, bahagia
dan sejahtera (Munandar, 2017)
2. Keluarga Berencana menurut WHO
(World Health Organization) adalah
tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami isteri untuk
mendapatkan objektif-objektif tertentu,
menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang memang diinginkan, mengatur
interval di antara kelahiran, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami istri, serta
menentukan jumlah anak dalam
keluarga.(Armini et al., 2016)
3. Pengertian Program Keluarga
Berencana menurut UU No. 10 tahun
1992 (tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan
keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui Pendewasaan Usia
Perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera
(Priyanti & Syalfina, 2017)
4. KB mencakup semua praktik yang
memungkinkan individu atau pasangan
untuk menghindari kehamilan yang
tidak diinginkan, untuk mengatur
jangka waktu antara 2 kehamilan dan
untuk memutuskan kapan harus
memiliki anak dan berapa banyak,
berdasarkan usia dan kondisi sosial
ekonomi mereka (Çalikoğlu et al.,
2018)
Mengapa perlu dilaksanakan program KB 1. Salah satu bentuk kebijakan yang
? diambil pemerintah Indonesia untuk
menekan laju pertumbuhan penduduk
yang menjadi salah satu faktor
pendorong kemiskinan adalah dengan
menerapkan program Keluarga
Berencana (KB) pada masyarakat.
Penerapan KB dalam masyarakat
diharapkan mampu meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui
pengaturan jumlah anak sehingga
seluruh kebutuhan keluarga dapat
terpenuhi(Wayan & Yasa, 2019)
2. Penggunaan metode keluarga
berencana (KB) dapat berkontribusi
pada penurunan kesuburan yang
substansial dan mengurangi proporsi
kehamilan yang tidak diinginkan serta
kematian ibu yang seharusnya terjadi
tanpa kontrasepsi (Stephen Galla
Alege1, 2,&, Joseph KB Matovu1, 3 &
Nabiwemba3, 2016)
3. Keadaan di mana teknik KB tidak
digunakan pada tingkat yang memadai
mengakibatkan banyak masalah
kesehatan dan sosial. Mendorong KB
di negara-negara dengan angka
kelahiran tinggi berpotensi mengurangi
kemiskinan dan kelaparan serta
mencegah 32% kematian ibu dan
sekitar 10% kematian anak. Selain
pentingnya bahkan bagi wanita yang
tidak bekerja di luar rumah; layanan
kesehatan reproduksi yang lebih baik
menguntungkan ekonomi dan
berkontribusi pada pembangunan
berkelanjutan dengan memungkinkan
perempuan menyelesaikan pendidikan
mereka, bergabung dengan angkatan
kerja, menjadi lebih produktif di
tempat kerja dan memperoleh
pendapatan yang lebih tinggi. Investasi
dalam KB juga merupakan kunci untuk
mengakhiri kemiskinan, salah satu
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,
dan target lain seperti kesehatan dan
kesetaraan seksual (Çalikoğlu et al.,
2018)
4. Kehamilan yang tidak diinginkan
menyebabkan kelahiran yang tidak
direncanakan, aborsi yang tidak aman
dan kematian ibu. Setiap tahun, hampir
25 juta aborsi tidak aman dilakukan di
seluruh dunia dan menyebabkan
kematian ibu tertinggi di sub-Sahara
Afrika (Nalwadda et al., 2019)
Apa tujuan keluarga berencana? 1. Pelaksanaan program KB yang dimulai
pada tahun 1970-an bertujuan untuk
mengendalikan pertumbuhan jumlah
penduduk.(Wayan & Yasa, 2019)
2. KB memungkinkan perempuan untuk
merencanakan kehamilan mereka dan
menurunkan fertilitas dengan
mengurangi kehamilan. Sehingga, KB
dapat mengurangi jumlah kehamilan
yang tidak diinginkan dan jumlah
aborsi yang dapat mengakibatkan
kematian (Hayuningsih, 2017)
3. Tujuan umum untuk lima tahun ke
depan mewujudkan visi dan misi
program KB yaitu membangun
kembali dan melestarikan pondasi yang
kokoh bagi pelaksana program KB di
masa mendatang untuk mencapai
keluarga berkualitas tahun 2015.
Sedangkan tujuan program KB secara
filosofis adalah: Meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak serta
mewujudkan keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera melalui
pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk
Indonesia. ;Terciptanya penduduk yang
berkualitas, sumber daya manusia yang
bermutu dan meningkatkan
kesejahteraan keluarga.(Priyanti &
Syalfina, 2017)
Jenis-jenis keluarga berencana ? 1. Tiga metode kontrasepsi yang sering
digunakan adalah pil, perangkat
intrauterine (IUD) dan kontrasepsi
suntik(Hayuningsih, 2017)
2. Ada banyak metode kontrasepsi. Setiap
orang membutuhkan pendidikan.
Metode kontrasepsi dibagi menjadi
metode kontrasepsi alami, hormonal,
intrauterin, spermisida, penghalang dan
kontrasepsi pria. Metode fisik termasuk
pantang berkala dan senggama
interupsi (Tsikouras et al., 2018)
Kendala apa saja dalam melaksanakan 1. Tiga metode kontrasepsi yang sering
program keluarga berencana? digunakan adalah pil, perangkat
intrauterine (IUD) dan kontrasepsi
suntik. Ketiga kontrasepsi ini punya
efek pemakain seperti terjadinya
gangguan menstruasi ataupun infeksi.
Hal ini mungkin menjadi salah satu
kendala dalam pencapaian kesuksesan
KB, terutama pada masyarakat yang
masih punya ketakutan akan efek dari
kontrasepsi tersebut(Hayuningsih,
2017)
Upaya apa saja yang harus dilakukan 1. Program KB harus lebih peka terhadap
agar program keluarga berencana iklim social dan budaya, agar program
tercapai? menjadi lebih efektif, mungkin melaui
pemberian leaflet atau selebaran
tentang macam metode – metode
kontrasepsi, kelebihan, kekurangan
serta efek samping sehingga bisa
dijadikan advokasi untuk
meningkatkan keberhasilan program
KB .(Hayuningsih, 2017)
2. Layanan KB harus dapat diakses,
berkualitas tinggi, dan mampu
menanggapi preferensi individu yang
berbeda. Hanya dengan demikian,
orang dapat memilih metode yang
paling sesuai dan aman untuk
kebutuhan mereka sendiri dan
menggunakannya secara teratur.
Penggunaan layanan KB yang tepat
meningkat sejalan dengan peningkatan
pendidikan, kemakmuran, dan
pekerjaan perempuan.
Mempertimbangkan manfaat yang
akan diperoleh dari interaksi antara
layanan KB dan kesejahteraan umum
masyarakat, pemerintah dan lembaga
internasional harus memastikan
pemeliharaan dan peningkatan layanan
ini semaksimal mungkin. (Çalikoğlu et
al., 2018)
3. Penyedia layanan menekankan
pentingnya membahas dan
memberantas mitos dan
kesalahpahaman di kalangan remaja
tentang metode KB dengan
memberikan informasi, sebaiknya pada
usia dini. Mereka mengidentifikasi
kendala, dan memberi contoh potensi
perbaikan untuk mengembangkan KB
dan pendidikan kontrasepsi bagi
remaja. Pendidik sebaya dan tokoh
masyarakat adalah metode yang paling
berhasil untuk mengakses dan
melibatkan masyarakat. Pendekatan
yang disebutkan untuk menjangkau
remaja termasuk melibatkan orang tua,
menggunakan media sosial, dan
menawarkan pendidikan di sekolah.
Lebih lanjut, penyedia layanan
menyoroti untuk melibatkan laki-laki
dalam layanan perawatan kesehatan
seksual dan reproduksi dan informasi
untuk mendukung keluarga berencana.
(Nalwadda et al., 2019)
4. Memastikan akses ke layanan keluarga
berencana adalah salah satu strategi
penting untuk memastikan kesehatan
dan kesejahteraan perempuan, karena
kemampuan perempuan untuk
membatasi, merencanakan dan
mengelola kehamilannya berdampak
langsung pada hasil kesehatannya serta
pada hasil kehamilan (Zakiyah et al.,
2016)

DAFTAR PUSTAKA
Armini, N. K. A., Ynitasari, E., Triharini, M., Kusumaningrum, T., Pradanie, R., & Nastiti,
A. A. (2016). Buku Ajar Keperawatan Maternitas 2. In Fakultas Keperawatam
Universitas Airlangga (pertama,20, Vol. 1). Fakultas KeperawatanUniversitas Erlangga.
Çalikoğlu, E. O., Yerli, E. B., Kavuncuoğlu, D., Yılmaz, S., Koşan, Z., & Aras, A. (2018).
Use of family planning methods and influencing factors among women in Erzurum.
Medical Science Monitor, 24, 5027–5034. https://doi.org/10.12659/MSM.908388
Hayuningsih, P. (2017). Jurnal Administrasi Publik DALAM MENCEGAH KEMATIAN IBU
Puji Hayuningsih * Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa
Timur Surabaya , Indonesia Diterima Februari 2017 ; Disetujui April 2017 ,
Dipublikasikan Juni 2017 Abstrak This article aims. 5(1), 18–23.
Munandar, badrun. (2017). Demografi dan kependudukan peran informasi keluarga
berencana pada persepsi dalam praktik keluarga berencana. 2(1).
Nalwadda, G., Namutebi, M., & Volgsten, H. (2019). Health care providers’ perceptions of
family planning and contraception education for adolescents in Kampala, Uganda – A
qualitative study. Sexual and Reproductive Healthcare, 21(April), 15–20.
https://doi.org/10.1016/j.srhc.2019.05.001
Priyanti, S., & Syalfina, A. D. (2017). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga
Berencana.
Stephen Galla Alege1, 2,&, Joseph KB Matovu1, 3, S. S., & Nabiwemba3, E. (2016).
Knowledge, sources and use of family planning methods among women aged 15-49
years in Uganda: a cross-sectional study. 8688, 1–12.
https://doi.org/10.11604/pamj.2016.24.39.5836
Tsikouras, P., Deuteraiou, D., Bothou, A., Anthoulaki, X., Chalkidou, A., Chatzimichael, E.,
Gaitatzi, F., Manav, B., Koukouli, Z., Zervoudis, S., Trypsianis, G., & Galazios, G.
(2018). Ten years of experience in contraception options for teenagers in a family
planning center in thrace and review of the literature. International Journal of
Environmental Research and Public Health, 15(2), 1–18.
https://doi.org/10.3390/ijerph15020348
Wayan, I. G., & Yasa, M. (2019). EFEKTIVITAS PROGRAM KAMPUNG KELUARGA
BERENCANA ( KB ) DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia
PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk
terbesa. 7, 711–740.
Zakiyah, N., Van Asselt, A. D. I., Roijmans, F., & Postma, M. J. (2016). Economic
evaluation of family planning interventions in low and middle income countries; A
systematic review. PLoS ONE, 11(12), 1–19.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0168447

Anda mungkin juga menyukai