Anda di halaman 1dari 12

Nama : Rista Bela

NIM : 2019.C.11a.1026
Prodi : S-1 Keperawatan
Mata Kuliah : ILmu Dasar Keperawatan II

Resume

1) 6 Mei 2020 : Konsep Dasar Patologi dan Patofisiologi Tentang Sistem Pernapasan
 Pernapasan adalah proses keluar dan masuknya udara ke dalam keluar paru.
Pernapasan adalah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas dalam jaringan
atau pernafasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-paru yaitu pernapasan luar.
 Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan
untuk tempat pertukaran gas. Proses pembakaran zat makanan secara singkat
ditunjukan pada baga berikut: zat makanan(gula) + Oksigen 0 kabon doiksida +
uap air + energy
 Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O2) yang dibutuhkan tubuh untuk
metabolisme sel dan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari metabolisme
tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
 Gerakan pernapasan ada 2 yaitu inspirasi dan ekspirasi. Saat Cnspirasi atau
menarik napasadalah proses aktif yang diselengarakan kerja otot. Aontraksi
diafragma meluaskan ronggadada dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikel.
penaikan iga-iga dan sternum, yang ditimbulkan kontraksi otot interkostalis ,
meluaskan rongga dada kedua sisi dan dari belakang ke depan. Paru-paru yang
bersifat elastis mengembang untuk mengisi ruang yangmembesar itu dan udara
ditarik masuk ke dalam saluran udara. Otot interkostal eksterna diberi peran
sebagai otot tambahan, hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar.
 Sedangkan saat Ikspirasi, udara dipaksa keluar oleh pengenduran otot dan karena
paru- paru kempis kembali yang disebabkan sifat elastis paru-paru itu. Gerakan
ini adalah proses pasif.
 Patofisiologi sistem Pernapasan, beberapa kelainan dan penyakit pada sistem
pernapasan manusia antara lain asma, tuberkolosis (TBC), faringitis, brounkitis,
pneumonia, emfisema paru-paru, difteri, asfiksi, kanker paru-paru,
2) 8 Mei 2020 : Konsep Dasar Patologi dan Patofisiologi
a. Pertumbuhan Sel dan Diferensial
 Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai peningkatan komponen-komponen
seluler. Terdapat dua macam pertumbuhan sel, yaitu pertumbuhan yang berakibat
peningkatan ukuran sel tetapi tidak jumlah sel. 
 Berbagai faktor kimia maupun fisika dapat mempengaruhi pertumbuhan sel,
antara lain pH, suhu, konsentrasi oksigen, tekanan, radiasi dan aktivitas air (water
activity). Kurva Pertumbuhan Kurva pertumbuhan sel dapat dipelajari dalam
sistem in vitro “BATCH CULTURE”. Sistem ini adalah sistem tertutup dimana
sel ditumbuhkan dalam satu batch media, tanpa penambahan media baru selama
inkubasi. Dikarenakan tidak adanya penambahan media baru selama inkubasi
maka konsentrasi nutrisi akan berkurang sedangkan konsentrasi limbah (waste
product) akan meningkat. Pertumbuhan sel secara binary fission dapat diplotkan
sebagai jumlah sel vs waktu inkubasi.
 Pertumbuhan serta diferensiasi sel menjadi, jaringan, organ, dan organisme
disebut perkembangan. Perkembangan dinamakan juga morfogenesis, karena
melalui perkembangan tumbuhan mengubah bentuk dirinya dari zigot menjadi
sebatang pohon.
 Proses diferensiasi mempunyai tiga syarat : (1) hasil asimilasi yang tersedia
dalam keadaan berlebihan untuk dapat dimanfaatkan pada kebanyakan kegiatan
metabolik, (2) temperatur yang menguntungkan, dan (3) terdapat sistem enzim
yang tepat untuk memperantarai proses diferensiasi. Apabila ketiga persyaratan
ini terpenuhi, salah satu atau lebih dari ketiga respons diferensiasi ini akan terjadi:
(1) penebalan dinding sel, (2) deposit dari sebagian sel, dan (3) pengerasan
protoplasma.
 Pada perkembangan tidak hanya perubahan kuantitatif, tetapi juga menyangkut
perubahan kualitatif di antara sel, jaringan dan organ yang disebut diferensiasi.
Diferensiasi menyangkut perubahan aktivitas fisiologi, susunan biokimia serta
struktur dalamnya.
 Diferensiasi juga dapat terjadi akibat pembelahan sel yang tidak setara. Terlepas
dari merata tidaknya plasma di antara 2 sel anakan, bila dinding pemisah
terbentuk tidak ditengah-tengah, maka dihasilkan 2 sel yang tidak sama. Awal
yang tidak sama dari 2 sel anakan ini tentu menyebabkan perbedaan aktivitas
metabolisme karena hambatan atau pacuan di salah satu atau keduanya.
b. Adaptasi, Jejas dan Penuaan Sel
 Sel mampu mengatur dirinya dengan cara mengubah struktur dan fungsinya
sebagai respon terhadap berbagai kondisi fisologis maupun patologis.
Kemampuan ini disebut dengan adaptasi selular. Terdapat 4 tipe adaptasi selular,
yaitu: hipertrofi, metaplasia, atrofi, dan hyperplasia.
 Pembesaran endometrium merupakan hiperplasia fisiologis karena respons
pembesaran endometrium memang dibutuhkan ketika siklus menstruasi normal.
 Terdapat beberapa penyebab cedera (jejas) sel. Lima (5) dari beberapa penyebab
umum jejas sel yaitu kekurangan oksigen, kekurangan nutrisi, infeksi sel, respon
imun yang abnormal, Faktor fisik (suhu, temperature, radiasi, trauma, dan gejala
kelistrikan) dan kimia (bahan-bahan kimia beracun).
 Hipokisa atau defisiensi oksigen,mengganggu respirasi oksidatif aerobic
merupakan penyebab jejas sel yang paling sering dan terpenting, serta
menyebabkan kematian.
 sel-sel yang rusak menumpuk. Ketika sel-sel ini mencapai tingkat kerusakan
tertentu, sel tersebut akan memasuki fase kerusakaan yang disebut penuaan
sel. Sel-sel yang menua ini kemudian melepaskan faktor-faktor peradangan untuk
memberi isyarat sistem kekebalan agar membersihkan sel-sel yang rusak itu.
Penuaan sel adalah fenomena yang ditandai oleh penghentian pembelahan sel.
 Sel-sel tua mempengaruhi penekanan tumor, penyembuhan luka dan
kemungkinan perkembangan embrionik / plasenta, dan memainkan peran
patologis dalam penyakit yang berkaitan dengan usia. 
 Karena sifat heterogen dari sel-sel tua, sel-sel sistem kekebalan yang berbeda
menghilangkan sel-sel tua yang berbeda. Komponen spesifik dari faktor fenotip
sekretori terkait-senescence (SASP) yang disekresikan oleh sel-sel tua menarik
dan mengaktifkan komponen-komponen berbeda dari sistem imun bawaan
dan adaptif .
c. Respon Radang
 Radang atau inflamasi adalah respons dari suatu organisme terhadap pathogen
dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada
tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi.
 Radang merupakan salah satu dari respons utama sistem kekebalan
terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia
(histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan
oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan untuk
melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.
 Respons peradangan dapat dikenali dengan nyeri, bengkak, demam, panas,
merah, yang disebabkan karena terjadi perubahan pada pembuluh darah di area
infeksi: pembesaran diameter pembuluh darah, disertai peningkatan aliran darah
di daerah infeksi. Hal ini dapat menyebabkan kulit tampak bengkak kemerahan
dan penurunan tekanan darah terutama pada pembuluh kecil. aktivasi molekul
adhesi untuk merekatkan endotelia dengan pembuluh darah. kombinasi dari
turunnya tekanan darah dan aktivasi molekul adhesi, akan memungkinkan sel
darah putih bermigrasi ke endotelium dan masuk ke dalam jaringan. Proses ini
dikenal sebagai ekstravasasi.
3) 12 Mei 2020 : Konsep Dasar Patologi dan Patofisiologi
a. Sistem Kardiovaskuler
 Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung,
komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan
mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan
dalam proses metabolisme tubuh.
 Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-
organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan
mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.
 Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan. Dalam
sistem kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar yang di sebut Angioblast.
Angioblast ini timbul dari : a. Mesoderm : splanknikus dan chorionic b.
Merengkim : yolk sac dan tali pusat c. Dan dapat juga menimbulkan pembuluh
darah dan darah.
 Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks
(superior-posterior:C-II) berada di bawah dan basis ( anterior-inferior ICS – V)
berada di atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh
balik atas dan bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem
kardiovaskuler terletak di sebelah rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang
terlindung oleh costae tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan
jantung, kita dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya.
 Bagian- bagian dari jantung: a. Basis kordis: bagian jantung sebelah atas yang
berhubungan dengan pembuluh darah besar dan dibnetuk oleh atrium sinistra dan
sebagian oleh atrium dekstra. b. Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk
puncak kerucut tumpul.
 Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium dekstra
yang datang dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis membawa darah dari ventrikel
dekstra masuk ke paru-paru(pulmo).
 Fungsi umum otot jantung yaitu: 1. Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial
berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari luar. 2. Mengikuti hukum gagal atau
tuntas: impuls dilepas mencapai ambang rangsang otot jantung maka seluruh
jantung akan berkontraksi maksimal. 3. Tidak dapat berkontraksi tetanik. 4.
Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.
 Empat pompa yang terpisah yaitu: dua pompa primer atrium dan dua pompa
tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai kontraksi berikutnya
disebut siklus jantung.
 Sistem vaskuler memiliki peranan penting pada fisiologi kardiovaskuler karena
berhubungan dengan mekanisme pemeliharaan lingkungan internal.
b. Sistem Muskuloskeletal
 Sistem muskuloskeletal manusia (juga dikenal sebagai sistem alat gerak , dan
sebelumnya sistem aktivitas) adalah sistem organ yang memberi manusia
kemampuan untuk bergerak menggunakan sistem otot dan kerangka mereka .
Sistem muskuloskeletal menyediakan bentuk, dukungan, stabilitas, dan
pergerakan ke tubuh.
 Ini terdiri dari tulang-tulang kerangka, otot, tulang rawan, tendon, ligamen, sendi,
dan jaringan ikat lainnya yang mendukung dan mengikat jaringan dan organ
bersama-sama. Fungsi utama sistem muskuloskeletal termasuk mendukung
tubuh, memungkinkan gerakan, dan melindungi organ vital.
 Bagian kerangka dari sistem berfungsi sebagai sistem penyimpanan utama untuk
kalsium dan fosfor dan mengandung komponen penting dari sistem
hematopoietic.
 Otot menjaga tulang tetap di tempatnya dan juga berperan dalam pergerakan
tulang. Untuk memungkinkan gerakan, tulang yang berbeda dihubungkan oleh
sendi . Tulang rawan mencegah ujung-ujung tulang saling bergesekan satu sama
lain. Otot berkontraksi untuk menggerakkan tulang yang menempel pada
persendian.
 Namun, ada penyakit dan gangguan yang dapat mempengaruhi fungsi dan
efektivitas sistem secara keseluruhan. Penyakit-penyakit ini mungkin sulit
didiagnosis karena hubungan erat sistem muskuloskeletal dengan sistem internal
lainnya. Sistem muskuloskeletal mengacu pada sistem yang otot-ototnya melekat
pada sistem kerangka internal dan diperlukan bagi manusia untuk pindah ke
posisi yang lebih menguntungkan. Masalah kompleks dan cedera yang
melibatkan sistem muskuloskeletal biasanya ditangani oleh seorang ahli
fisioterapi (spesialis dalam pengobatan fisik dan rehabilitasi ) atau ahli bedah
ortopedi.
4) 13 Mei 2020 : Konsep Dasar Patologi dan Patofisiologi
a. Sistem Syaraf
 Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas serabut saraf yang
tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi
sensoris indrawi, aktivitas motorik volunter dan involunter organ atau jaringan
tubuh, dan homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh.
 Sistem saraf merupakan jaringan paling rumit dan paling penting karena terdiri
dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling terhubung dan vital untuk
perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan. Satuan kerja utama dalam sistem
saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.
 Sistem saraf pada vertebrata secara umum dibagi menjadi dua yaitu sistem saraf
pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang. SST utamanya terdiri dari saraf, yang merupakan serat panjang yang
menghubungkan SSP ke setiap bagian dari tubuh.
 SST meliputi saraf motorik, memediasi pergerakan pergerakan volunter
(disadari), sistem saraf otonom, meliputi sistem saraf simpatis, sistem saraf
parasimpatis, dan fungsi regulasi (pengaturan) involunter (tanpa disadari) dan
sistem saraf enterik (pencernaan), sebuah bagian yang semi-bebas dari sistem
saraf yang fungsinya adalah untuk mengontrol sistem pencernaan.
 sistem saraf didefinisikan dengan keberadaan jenis sel khusus, yang disebut
neuron, yang juga dikenal sebagai sel saraf. Neuron memiliki struktur khusus
yang mengizinkan neuron untuk mengirim sinyal secara cepat dan presisi ke sel
lain. Neuron mengirimkan sinyal dalam bentuk gelombang elektrokimia yang
berjalan sepanjang serabut tipis yang disebut akson, yang mana akan
menyebabkan bahan kimia yang disebut neurotransmitter dilepaskan di pertautan
yang dinamakan sinaps.
 Hubungan antara neuron membentuk sirkuit neural yang membuat persepsi
organisme dari dunia dan menentukan tingkah lakunya. Bersamaan dengan
neuron, sistem saraf mengangung sel khusus lain yang dinamakan sel glia (atau
sederhananya glia), yang menyediakan dukungan struktural dan metabolik.
 Sistem saraf ditemukan pada kebanyakan hewan multiseluler, tetapi bervariasi
dalam kompleksitas. Hewan multiseluler yang tidak memiliki sistem saraf sama
sekali adalah porifera, placozoa dan mesozoa, yang memiliki rancangan tubuh
sangat sederhana. Sistem saraf ctenophora dan cnidaria (contohnya, anemon,
hidra, koral dan ubur-ubur) terdiri dari jaringan saraf difus.
 fungsi sistem saraf adalah untuk mengirimkan sinyal dari 1 sel ke sel lain, atau
dari 1 bagian tubuh ke bagian tubuh lain. Ada berbagai cara sebuah sel dapat
mengirimkan sinyal ke sel lain. Satu cara adalah dengan melepaskan bahan kimia
yang disebut hormon ke dalam sirkulasi internal, sehingga mereka dapat berdifusi
tempat-tempat yang jauh. Berkebalikan dnegan modus pensinyalan
"pemancaran", sistem saraf menyediakan sinyal dari tempat ke tempat—neuron
memproyeksikan akson-akson mereka ke daerah sasaran spesifik dan membentuk
koneksi sinaptik dengan sel sasaran spesifik.
 Sistem saraf Pusat (SSP) dilindungi oleh sawar (barrier) fisik dan kimia. Secara
fisik, otak dan sumsum tulang belakang dikelilingi oleh membran meningeal
yang kuat, dan dibungkus oleh tulang tengkorak dan vertebra tulang belakang,
yang membentuk perlindungan fisik yang kuat. Secara kimia, otak dan sumsum
tulang belakang terisolasi oleh yang disebut sawar darah-otak, yang mencegah
kebanyakan jenis bahan kimia berpindah dari aliran darah kedalam bagian dalam
SSP. Perlindungan ini membuat SSP kurang rentan bila dibandingkan dengan
SST; namun, di sisi lain, kerusakan pada SSP cenderung lebih serius dampaknya.
b. Sistem Pencernaan
 Sistem Pencernaan adalah serangkaian jaringan organ yang bekerja untuk
mencerna makanan. Selama dalam saluran pencernaan, makanan akan mengalami
proses pencernaan, baik secara mekanik maupun secara kimia. Pencernaan secara
mekanik adalah proses pengubahan makanan dari bentuk besar atau kasar
menjadi bentuk yang lebih kecil atau halus.
 Organ-organ yang termasuk di dalamnya adalah: mulut, faring, esofagus,
lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang
keluar tubuh melalui anus.
 Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan
dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung
empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan
melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret
yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung
empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.
 Anatomi sistem pencernaan manusia terdiri dari beberapa organ penting yang
bertugas untuk mendistribusikan dan mencerna makanan melalui saluran yang
kita kenal sebagai saluran pencernaan.
5) 14 Mei 2020 : Konsep Dasar Patologi dan Patofisiologi
a. Sistem Perkemihan
 Sistem perkemihan adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan
mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,
kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra. Sistem perkemihan berperan
penting dalam kelangsungan hidup manusia karena sistem ini berfungsi untuk
menyaring darah dan menghasilkan urine.
 Sistem perkemihan berfungsi untuk menghasilkan urine dengan menyaring sisa
pembuangan tubuh dan air berlebih dari darah. Urine kemudian akan disalurkan
ke kandung kemih dengan melalui dua tabung tipis yang disebut ureter. Ketika
kandung kemih penuh, Anda akan membuang urine melalui uretra.
 sistem perkemihan dan ginjal juga berfungsi untuk menghilangkan cairan
pembuangan yang disebut dengan urea, serta menjaga keseimbangan air, natrium,
dan kalium. Urea sendiri diproduksi saat makanan yang mengandung protein
dipecah dalam tubuh.
 Gangguan kesehatan pada sistem kemih meliputi kelainan atau kondisi yang
memengaruhi ginjal, ureter, dan kandung kemih. Beberapa contoh gangguan
sistem perkemihan, di antaranya kanker saluran kemih, ketidakmampuan
mengontrol aliran urine, batu ginjal, gagal ginjal, hingga infeksi saluran kemih.
b. Sistem Endokrin
 Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
memengaruhi organ-organ lain.
 Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah,
kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Cabang kedokteran yang mempelajari kelainan pada kelenjar endokrin disebut
endokrinologi, suatu cabang ilmu kedokteran yang cakupannya lebih luas
dibandingkan dengan penyakit dalam.
 Jaringan sekretoris disebut juga kelenjar internal karena senyawa yang dihasilkan
tidak keluar dari tubuh. Jaringan sekretoris dibagi menjadi sel kelenjar, saluran
kelenjar, & saluran getah. Sel kelenjar mengandung bermacam-macam senyawa
hasil metabolisme. Saluran kelanjar adalah sel berdinding tipis dengan
protoplasma yang kental mengelilingi suatu ruas berisi senyawa yang dihasilkan
oleh sel-sel tersebut. Saluran getah terdiri atas sel-sel atau sederet sel yang
mengalami fusi, berisi getah, dan membentuk suatu sistem jaringan yang
menembus jaringan-jaringan lain.
 Gangguan Sistem Endokrin adalah diabetes, akromegali, penyakit Addison,
sindrom cushing, penyakit graves, Hashimoto’s Thyroiditis, Hipertiroidisme, dan
Prolaktinoma.
 Terdapat beberapa komplikasi gangguan endokrin tertentu, meliputi: Kegelisahan
atau insomnia (pada banyak kondisi tiroid) Koma (pada hipotiroidisme) Depresi
(pada banyak kondisi tiroid) Penyakit jantung Kerusakan saraf Kerusakan atau
gagal pada organ Kualitas hidup yang tidak baik.
6) 17 Juni 2020 : Konsep Dasar Farmakologi Tentang Penggolongan Obat-obatan
 Penggolongan Obat Terdapat tiga jenis golongan obat yaitu obat bebas, obat
bebas terbatas dan obat keras.
 Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep
dokter. Tanda khusus untuk obat bebas adalah berupa lingkaran berwarna hijau
dengan garis tepi berwarna hitam.
 Obat bebas terbatas adalah obat yang dijual bebas dan dapat dibeli tanpa dengan
resep dokter, tapi disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus untuk obat ini
adalah lingkaran berwarna biru dengan garis tepi hitam.
 Obat Keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Ciri-
cirinya adalah bertanda lingkaran bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam,
dengan huruf K ditengah yang menyentuh garis tepi. Obat ini hanya boleh dijual
di apotik dan harus dengan resep dokter pada saat membelinya.
 Obat Narkotika Merupakan zat atau obatyang berasal dari tanaman ataubukan
tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Obat ini padakemasannya
ditandai dengan lingkaran yang didalamnya terdapat palang (+) berwarna merah.
 Peraturan mengenai Daftar Obat Wajib Apotek tercantum dalam: Keputusan
Menteri Kesehatan nomor 347/ MenKes/SK/VII/1990 tentang Obat Wajib
Apotek berisi Daftar Obat Wajib Apotek No. 1, Keputusan Menteri Kesehatan
nomor 924/ Menkes / Per / X / 1993 tentang DaftarObat Wajib Apotek No.2, dan
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1176/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar
Obat Wajib Apotek No.3.
 Obat Wajib Apotek adalah beberapa obat keras yang dapat diserahkan tanpa
resep dokter, namun harus diserahkan oleh apoteker di apotek. Pemilihan dan
penggunaan obat DOWA harus dengan bimbingan apoteker. Daftar obat wajib
apotek yang dikeluarkan berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan.
 Obat esensial adalah obat terpilih yang paling diperlukan untuk pelayanan
kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang
diupayakan tersedia pada unit pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan
tingkatnya.
 Obat Generik Obat yang beredar di pasaran umumnya berdasarkan atas nama
dagang yang dipakai oleh masing-masing produsennya. Kebijakan obat generik
adalah salah satu kebijakan untuk mengendalikan harga obat, di mana obat
dipasarkan dengan nama bahan aktifnya.
7) 30 Mei 2020 : Konsep Dasar Farmakologi
a. Indikasi dan Kontradiksi Obat
 Kontraindikasi artinya kondisi obat itu tidak boleh dikonsumsi atau digunakan
untuk penderita penyakit tertentu. Kontraindikasi itu kebalikan dari indikasi, yang
merupakan alasan untuk menggunakan pengobatan tertentu. Karenanya,
kontraindikasi wajib diperhatikan dan dipatuhi.
 kontraindikasi relative kondisi yang bisa menimbulkan bahaya jika
mengkonsumsi obat namun manfaat yang diberikan jauh lebih banyak daripada
tidak mengkonsumsi obat tersebut, biasanya pengambilan keputusan dilakuakn
oleh dokter.
 Tulisan kontraindikasi berfungsi sebagai peringatan untuk mencegah seseorang
mengonsumsi obat karena ada bahaya yang dirasakan pasien. Tulisan
kontraindikasi itu nggak bisa diabaikan apalagi jika punya riwayat penyakit
kronis. Misalnya, kontraindikasi pada penderita maag berarti obat tersebut tidak
boleh dikonsumsi oleh seseorang yang menderita maag. Obat tersebut bisa
berdampak buruk jika nekat dikonsumsi oleh penderita maag.
b. Efek Samping Obat
 Interaksi obat adalah peristiwa di mana kerja obat dipengaruhi oleh obat lain yang
diberikan bersamaan atau hampir bersamaan. Efek obat dapat bertambah kuat
atau berkurang karena interaksi ini. Akibat yang tidak dikehendaki dari peristiwa
interaksi ini ada dua kemungkinan yakni meningkatnya efek toksik atau efek
samping obat atau berkurangnya efek klinis yang diharapkan.
 Monitoring Efek Samping Obat (MESO) adalah suatu sistem pencatatan, analisis
dan evaluasi mengenai setiap efek samping yang timbul saat pemakaian obat
untuk manusia.
 tujuan MESO adalah untuk sedini mungkin memperoleh informasi baru
mengenai efek samping obat, tingkat kegawatan, frekuensi kejadiannya, sehingga
dapat segera dilakukan tindak lanjut yang diperlukan, seperti penarikan obat yang
bersangkutan dari peredaran; pembatasan penggunaan obat, misalnya perubahan
golongan obat; pembatasan indikasi; perubahan penandaan; dan tindakan lain
yang dianggap perlu untuk pengamanan atau penyesuaian penggunaan obat.
 Efek samping obat dapat dikelompokkan dengan pembagian yang paling praktis
dan paling mudah diingat dalam melakukan pengobatan adalah Efek samping
yang dapat diperkirakan misalnya Aksi farmakologik yang berlebihan, Gejala
putus obat karena narkotika, Efek samping yang tidak berupa efek farmakologik
utama dan Efek samping yang tidak dapat diperkirakan misalnya Reaksi alergi,
Reaksi karena faktor genetic, dan Efek yang mungkin timbul pada perpanjangan
obat.
 Adapun faktor-faktor pendorong terjadinya efek samping obat adalah Faktor
bukan obat seperti Intrinsik dari pasien, yakni umur, jenis kelamin, genetik,
kecenderungan untuk alergi, penyakit, sikap dan kebiasaan hidup. Ekstrinsik di
luar pasien, yakni dokter (pemberi obat) dan lingkungan, misalnya pencemaran
oleh antibiotika. Dan faktor obat seperti Intrinsik dari obat, yaitu sifat dan potensi
obat untuk menimbulkan efek samping, pemilihan obat, cara penggunaan obat,
dan interaksi antar obat.
 Agar kejadian efek samping dapat ditekan serendah mungkin, selalu dianjurkan
untuk selalu harus ditelusur riwayat rinci mengenai pemakaian obat oleh pasien
pada waktu-waktu sebelum pemeriksaan, baik obat yang diperoleh melalui resep
dokter maupun dari pengobatan sendiri dan gunakan obat hanya bila ada indikasi
jelas dan bila tidak ada alternatif non-farmakoterapi serta hindari pengobatan
dengan berbagai jenis obat dan kombinasi sekaligus. Adapun penanganan efek
sampingnya adalah segera hentikan semua obat bila diketahui atau dicurigai
terjadi efek samping serta upaya penanganan klinik tergantung bentuk efek
samping dan kondisi penderita.

Anda mungkin juga menyukai