DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.R Dengan Diagnosa
Medis G1P0A0 Di BLUD UPT Puskesmas Pahandut Palangkaraya”. Laporan
pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas Praktik Praklinik Keperawatan II
(PPK II).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Isnawiranti, S.Kep., Ners selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini.
4. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners Selaku Koordinator Praktik Praklinik
Keperawatan II.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
LAPORAN PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Konsep Dasar Intranatal Care........................................................................1
1.1.1 Definisi....................................................................................................1
1.1.2 Anatomi Fisiologi...................................................................................1
1.1.3 Etiologi....................................................................................................3
1.1.4 Klasifikasi...............................................................................................4
1.1.5 Patofisiologi (WOC)...............................................................................5
1.1.6 Pathway...................................................................................................8
1.1.7 Komplikasi............................................................................................11
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang........................................................................12
1.1.9 Penatalaksanaan Medis.........................................................................12
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan...............................................................16
1.3.1 Pengkajian.............................................................................................16
1.3.2 Diagnosa Keperawatan.........................................................................19
1.3.3 Intervensi Keperawatan.........................................................................19
1.3.4 Implementasi Keperawatan...................................................................22
1.3.5 Evaluasi Keperawatan...........................................................................23
BAB II....................................................................................................................24
2.1 Pengkajian........................................................................................................24
2.2 Prioritas Masalah..............................................................................................39
2.3 Rencana Keperawatan......................................................................................40
2.4 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan.......................................................43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................37
iii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Konsep Dasar Intranatal Care
1.1.1 Definisi
Persalinan adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup
bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentase belakang kepala,
keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta dengan tenaga ibu
sendiri. (abdul bari; 2018).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu. (Mitayani, 2019).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin. (Prawirohardjo, 2016).
1
c. Labia mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang
menutupi lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons
pubis.Keduanya memanjang dari mons pubis ke arah bawah mengililingi
labia minora, berakhir di perineum pada garis tengah.Labia mayora
melindungi labia minora, meatus urinarius, dan introitusvagina.
d.Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan
lipatan kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang , memanjang ke
arah bawah dari bawah klitoris dan dan menyatu dengan fourchett. Sementara
bagian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan
medial labia minora sama dengan mukosa vagina.
e. Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak
tepat di bawah arkus pubis.Dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang
terlihat adalah sekitar 6x6 mm atau kurang.Ujung badan klitoris dinamai glans
dan lebih sensitif dari pada badannya.Saat wanita secara seksual terangsang,
glans dan badan klitoris membesar.
f. Vestibulum
Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau
lojong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum
terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina..
g. Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis,
dan terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis
tengah di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan dan fosa navikularis terletak
di antara fourchette dan himen
h. Perineum
Perineum adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antara
introitus vagina dan anus. Perineum membentuk dasar badan perineum
2
2. Struktur interna
a. Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di
belakang tuba falopi. Dua lagamen mengikat ovarium pada tempatnya,
yakni bagian mesovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium
dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi krista iliaka anterosuperior,
dan ligamentum ovarii proprium, yang mengikat ovarium ke uterus. Dua
fungsi ovarium adalah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi
hormon.Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung banyak ovum
primordial.
b. Tuba fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus.Tuba ini
memanjang ke arah lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar dan
berlekuk-lekuk mengelilingi setiap ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10
cm dengan berdiameter 0,6 cm. Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum.
Ovum didorong di sepanjang tuba, sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh
gerakan peristaltis lapisan otot.
c. Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung
yang tampak mirip buah pir yang terbalik.Uterus normal memiliki bentuk
simetris, nyeri bila di tekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga
bagian, fudus yang merupakan tonjolan bulat di bagian atas dan insersituba
fallopi, korpus yang merupakan bagian utama yang mengelilingi cavum
uteri, dan istmus, yakni bagian sedikit konstriksi yang menghubungkan
korpus dengan serviks
d. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan
mampu meregang secara luas.Mukosa vagina berespon dengan cepat
terhadap stimulai esterogen dan progesteron.
1.1.3 Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim,
3
pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2016)
1. Teori penurunan hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –
otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone
menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi
rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh
kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu
pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus
1.1.4 Klasifikasi
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2016) yaitu:
1. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir
bercampur darah, servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal
dari pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis. Kala
pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
Fase laten Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai
pembukaan berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
4
Fase aktif Berlangsung selama 6 jam
2. Kala II (Pengeluaran Janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit
sekali, kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga
terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek
menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada rectum sehingga
merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum
meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan
diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada
multi 0.5 jam.
3. Kala III (Pengeluaran Placenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus
teraba keras dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi
tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam
waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina
dan akan lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas
simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah
bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah
kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV (Pengawasan)
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir,
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post
partum.Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang
kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-
obat oksitosin
1.1.5 Patofisiologi (WOC)
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim,
penurunanprogesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan
tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan
penipisan SBR.Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik.Penurunan kepala
5
bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi
maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin
menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi.
Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa
nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan
berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim bertambah
kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari
berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan
jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan
terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen
dan progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan
produksi laktasi dimulai
6
1.1.6 Pathway
8
9
10
11
1.1.7 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi dalam persalinan adalah:
1.7.1 Infeksi
Pada pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan kemungkinan
dapat menyebabkan infeksi apabila pemeriksa tidak memperhatikan teknik
aseptik.
1.7.2 Ruptur Perineum
Pada wanita dengan perineum yang kaku kemungkinan besar akan terjadi ruptur
perineum, sehingga dianjurkan untuk melakukan episiotomi.
1.7.3 Atonia Uteri
Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus tidak bisa berkontraksi setelah
janin lahir sehingga menyebabkan perdarahan hebat.
1.7.4 Retensi plasenta
Retensi Plasenta / Retensi Sisa Plasenta Retensi plasenta adalah kondisi dimana
plasenta belum lahir selama 1 jam setelah janin lahir sedangkan retensi sisa
plasenta adalah tyerdapat sebagian plasenta yang masih tertinggal setelah plasenta
lahir.
1.7.5 hematom
Hematom Pada Vulva Hematom dapat terjadi karena pecahnya pembuluh darah
dalam dinding lateral vagina bagian bawah waktu melahirkan.
1.7.6 Kolpaporeksis
Kolpaporeksis adalah robekan melintang atau miring pada bagian atas vagina sehingga
sebagian uterus dan serviksnya terlepas dari vagina. Hal ini dapat terjadi pada
persalinan dengan disproporsi kepala panggul.
1.7.7 Robekan serviks
Dapat terjadi pada serviks yang kaku dan his yang kuat.
1.7.8 Ruptur uteri
Ruptur Uteri Ruptur uteri atau rtobekan uterus merupakan kondisi yang sangat
berbahaya dalam persalinan karena dapat menyebabkan perdarahan hebat.
1.7.9 Emboli
Emboli Air Ketuban Emboli air ketuban merupakan peristiwa yang timbul
mendadak akibat air ketuban masuk ke dalam peredaran darah ibu melalui sinus
12
vena yang terbuka pada daerah plasenta dan menyumbat pembuluh-pembuluh
kapiler dalam paru-paru
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang
1.1.8.1 Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)
Adalah pemerisaan jani menggunakan frekuensi gelombang suara tinggi yang
dipantulkan ke tubuh untuk mengetahui gambaran rahim yang disebut sonogram
1.7.11 Pemeriksaan Laboratorium
Adalah pemeriksaan untuk mendapat informasi tentang kesehatan pasien
1.1.9 Penatalaksanaan Medis
1. Kala I
Diagnosis Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4
cm dan kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
Penanganan
- Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan dan kesakitan
- Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan
perubahan posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
- Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur yang
akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan –
- Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara :
gunakan kipas angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
Pemeriksaan Dalam
c. Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan luar) Jika serviks
belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin diagnosis in partu
belum dapat ditegakkan . Jika terdapat kontraksi yang menetap periksa ulang
wanita tsb setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini
jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan in partu
jika tidak terdapat perubahan maka diagnosanya adalah persalinan palsu.
2. Kala II
Diagnosis
Penanganan
- Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk
mengambik nafas
- Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk memastikan
janin tidak mengalami bradikardi ( < 120 )
- Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala bayi lahir
- Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
14
- Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
- Periksa tali pusat: Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar
selipkan tali pusat melalui kepala bayi. Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat
diklem pada dua tempat kemudian digunting diantara kedua klem tersebut sambil
melindungi leher bayi.
- Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil
menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk
mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
- Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai pernafasan bayi
- Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun paling sedikit
30x/m ) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
- Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan dan segera mulai
resusitasi bayi
- Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan kulit dada
ibu.
- Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut dan pastikan
kepala bayi terlindung dengan baik untuk menghindari hilangnya panas tubuh.
3. Kala III
- Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi guna
menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
- Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis. Selama
kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso kranial – kearah
belakang dan kearah kepala ibu.
- Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan vulva.
- Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat ( 2-3 menit )
- Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus-menerus
dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
- Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem
pada tali pusat mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan gerakan ke bawah dan
ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan
perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput
ketuban.
- Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase fundus agar
menimbulkan kontraksi.
- Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 15
menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak waktu 15 menit dari
pemberian oksitosin dosis pertama.
- Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau
vagina atau perbaiki episotomi.
4. Kala IV
Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi.
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu melahirkan bayi
dari perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.
Penanganan
16
- Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit
selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi
keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh darah
untuk menghentikan perdarahan .
- Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit
pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II –
- Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan
dan minuman yang disukainya.
- Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
- Biarkan ibu beristirahat
- Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi –
- Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
- Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu karena
masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
17
sekarang: peningkatan tekanan darah, oedema pada ekstremitas, pusing, nyeri
epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur.
3) Riwayat dahulu: memiliki penyakit anemia, melitus.
4) Riwayat kesehatan keluarga: kemungkinan mempunyai riwayat preeklampsia dan
eklampsia dalam keluarga.
5) Riwayat kehamilan: klien memiliki riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa,
hidramnion serta riwayat kehamilan dengan preeklampsia atau eklampsia
sebelumnya.serta kehamilan eklampsia sebelumnya.
a) Riwayat
riwayat denganpenggunaan kontrasepsi Perlu ditanyakan pada klien, apakah pernah atau
tidak mengikuti kontrasepsi jika klien pernah mengikuti kontrasepsi maka yang
ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek samping, alasan pemberhentian kontrasepsi
(bila tidak memakai kembali) serta lamanya penggunaan kontrasepsi.
b. Pola aktivitas sehari-hari
Pada klien preeklampsia biasanya terjadi gejala kelemahan, penambahan berat badan atau
penurunan berat badan, dan ditandai dengan pembengkakan pada bagian ekstremitas dan
wajah.
c. Pola eliminasi
Pada klien dengan preeklampsia sering ditemukan gejala proteinuria + ≥ 5 g/24
jam atau ≥ 3 pada tes celup , oliguria.
d. Pola nutrisi
Pada klien dengan preeklampsia sering terjadi peningkatan berat badan atau penurunan
berat badan, dan terkadang nyeri pada epigastrium.Neurosensori Pada klien dengan
preeklampsia sering mengalami hipertensi, terkadang terjadi kejang atau koma.
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum: baik, cukup, lemah.
a) Kesadaran: compos mentis (eye: 4, verbal: 5, motorik: 6).
b) Kepala sampai leher: pada klien dengan preeklampsia terkadang terjadi
oedem pada bagian wajah, pada leher terkadang terdapat pembesaran
vena jugularis.
c) Pemeriksaan dada: dikaji apakah terdapat lesi, jejas, masa abnormal,
dan nyeri tekan pada payudara.
d) Pemeriksaan sistem
18
pernafasan. Pada klien dengan preeklampsia biasanya pernafasan
kurang dari 16 x/menit, klien mengalami sesak setelah melakukan
aktivitas, dan terdapat suara nafas tambahan.
e) Pemeriksaan sistem cardiovaskular.
Inspeksi: terdapat sianosis, kulit pucat. Palpasi: biasanya terjadi
peningkatan tekanan darah, nadi meningkat atau menurun. Auskultasi:
untuk mendengar kan irama jantung. Perkusi: untuk mengetahui apakah
ada kelainan pada resonasi jantung.
f) Pemeriksaan ekstremitas: pada klien dengan preeklampsia sering
terdapat oedem pada ekstremitas akibat gangguan filtrasi glumeroulus
yang meretensi garam dan natrium.
g) Pemeriksaan sistem
persyarafan: pada klien dengan preeklampsia kadang terjadi hiperfleksi,
dan klonus pada kaki.
h) Pemeriksaan abdomen: pada klien intranatal abdomen membesar sesuai
usia kehamilan, apakah adanya sikatrik bekas operasi atau tidak. Pada
pemeriksaan dengan cara palpasi maka akan ditemukan hasil:
1. Leopold I: teraba fundus uteri 3 jari dibawah procecus xyphoideus ,
teraba massa lebar, lunak noduler.
2. Leopold II: teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian- bagian
kecil janin disebelah kanan. Pada pemeriksaa n ini berfungsi untuk
mendengar kan detak jantung janin, nilai normal detak jantung janin
ialah 142 kali dan terdengar regular.
3. Leopold III: teraba masa keras.
4. Leopold IV: pada bagian terbawah janin telah masuk pintu atas
panggul.
i) Pemeriksaan genetalia: pada pasien dengan preeklampsi perlu diketahui
apakah ada pengeluaran cairan pervaginam berupa lendir bercampur
darah.
1.3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung actual
maupun potensial. diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien
19
individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.
berikut adalah diagnose keperawatan yang muncul pada pasien menurut (Nurarif &
Kusuma, 2016) dengan menggunakan standar diagnosis keperawatan indonesia dalam
(PPNI, 2017)
1.9 Intervensi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tingkat nyeri berkurang Kriteria Hasil :
Intervensi :
Observasi :
Terapeutik :
20
Edukasi :
Kolaborasi :
1.3.3.2 pola napas tidak efektif b.d kecemasan saat melahirkan (D.0005)
Kriteria hasil:
Intervensi
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi:
21
1.3.3.3 Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif (D.0023)
Kriteria hasil:
2. Turgor membaik
3. Kadar hb membaik
Intervensi
Observasi:
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit,turgor kulit menurun, membrane
mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit meningkat, haus dan lemah)
Terapeutik:
Edukasi:
Kolaborasi:
Kriteria hasil :
22
Tingkat infeksi (L.09097)
1. Nyeri menurun
2. Kemerahan menurun
Intervensi :
Observasi:
Terapeutik:
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
Edukasi:
24
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
NIM : 2019.C.11a.1026
Ruangan Praktik :
Tanggal & Jam Pengkajian : 25 Oktober 2021
PENGKAJIAN
Nama : Ny. P
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Golongan Darah :-
25
Nomor Rekam Medik : 331213
Nama : Tn.H
Umur : 44 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Golongan Darah :-
P : nyeri berkurang saat tarik napas dalam , bertambah jika perut kenceng
S :skala nyeri 5
26
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit Sertu hipertermi maupun dm
, pasien mengatakan ini adalah kehamilan keempatnya
Riwayat Ginekologi:
Riwayat Menstruasi :
Menarche : 13 Tahun
Siklus : 12 Hari
Sifat Darah : Merah kecoklatan, kadang ada gumpalan sedikit, tidak ada
desminore
HPHT : 25-12-2020
Pernikahan Ke :1
Um Masalah
Tgl Jenis Tempat/ Jenis Keada
ur
No partu partu Penolon kelami BB Ha Lahi Nifa an
ham Bayi
s s g n mil r s Anak
il
1 2014 38 sponta Bidan Laki 30 - - - - hidup
mg n laki 00
g
2 2018 39 sponta bidan peremp 29 - - - - hidup
mg n uan 00
0
3 2019 5 mg kureta dokter peremp - - - - - mening
se uan gal
4 2021 39 sponta dan peremp 27 - - - - hidup
mg n uan 00
Keterangan :
Masalah Lahir/persalinan : -
Masalah Nifas : -
Imunisasi : -
3. PEMERIKSAAN FISIK
Subjektif Objektif
0
1. Keadaan Umum Suhu :36.5 C
BB sebelum hamil 52kg Nadi : 80x/menit
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
BB : 63 kg
Tinggi Badan :160 cm
Kesadaran :composmentis
Turgor Kulit :elastis
28
2. Kepala Warna trambut hitam, lembab,tidak ada lesi,
susah dicabut dan tidak gampang rontok
29
10. Payudara Payudara kenyal, simetris, hiperpegmentasi
areola, puting menonjo, kolostrum keluar
sedikit
Vulva/vagina :-
Portio :
- Konsistensi
- Pendataran
- Pembukaan : 9
- Hodge/bagian terendah : Kepala
- Selaput Ketubanuterus posterior.
Posisi normal
1. Pola Nutrisi :
2. Pola Eliminasi
Pasien mengatakan BAK 3-4x/hari warna jernih kekuningan, bau khas urine
30
b. Buang Air Besar (BAB)
Pasien mengatakan BAB 1x/hari, konsistensi lembek, warna coklat bau khas
feses
Pasien mengatakan setiap pagi beberes rumah dan halaman rumah, ketika pasien
capek pasien istirahat, pasien dibantu suamio untuk mengerjakan pekerjaan
rumah
5. Personal Hygiene :
Mulut & Gigi : tampak bersih, tidak ada kotoran serta caries gigi
6. Ketergantungan fisik
Minuman Keras : pasien tidak pernah minum minuman keras dan berakohol
Lain-lain :-
Pasien mengatakan tau cara m,emberi asi dan merawat bayi karena sudah
berpengalaman
31
b. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada
bayinya :
Ya
7. Perubahan perilaku
a. Kala I
Adaptasi nyeri :
Pengaturan pernapasan :
b. Kala II
Adaptasi nyeri :
Pengaturan pernapasan :
32
Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada :
Cara mengejan :
c. Kala III
Adaptasi nyeri :
pasien kooperatif
d. Kala IV
Adaptasi nyeri :
8. Persepsi diri
pasien mengatakan sekarang perannya sudah menjadi ibu untuk ketiga anaknya
9. Konsep diri
Body image :
33
pasien menerima bentuk tubuhnya, dan suami juga tidak menuntut istri untuk
mempunyai bentuk badan yang sempurna
Peran :
Pasien mengatakan kini perannya menjadi seorang ibu untuk ketiga anaknya
Ideal diri
Identitas diri :
Harga diri :
pasien mengatakan setelah punya anak merasa sudah utuh menjadi perempuan
10. Hubungan/komunikasi
Bicara
Jelas
Bahasa utama :
Bahasa indonesia
suami mensuport untuk makan dengan nutrisi yang cukup untuk kebaikan istri
anaknya.
Tidak
Tidak ada
34
Gangguan hubungan seksual :
Tidak ada
Keluarga
Allah/Islam
I. PENGOBATAN
1. Cefotaxim 1gr IV ( mencegah dan mengobati infeksi bakteri )
2. Metoclopramide 1 amp IV ( digunakan sebagai terapi menghilangkan efek mual dan
muntah)
3. Ranitidine 1 amp IV ( menurunkan sekresi asam lambung berlebihan)
4. Methergin 1amp IM ( penanganan aktif kala 3 persalinan . perdarahan masa nifas)
5. Kalnex 500 mg IV ( membantu menghentikan pendarahan )
6. Gastrul ( misoprostol) 4 tab (membantu pengeluaran sisa jaringan kehamilan paska
persalinan )
7. Infus RL 20 tetes / menit
8. RL + Drip oksitosin 2 ampul
Mahasiswa
35
Rista bela
36
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS: Pasien mengatakan Nyeri Agen pencedera fisiologis Nyeri akut (D.0077)
mules mules d.d tampak meringis, pola
napas berubah
P : nyeri berkurang saat tarik
napas dalam , bertambah jika
perut kenceng
R : perut menjalar ke
punggung
S :skala nyeri 6
DO:
DS:
DO:
tampak lelah
37
minum dan mensupport
istrinya TD: 110/70 , Suhu:
36.5 c, Nadi : 80x/menit RR:
24x/menit
jalan lahir
DO:
- pasien tampak
meringis kesakitan
- tampak luka jahitan
- tampak merah dan
bengkak
- episiotomi(-)
PRIORITAS MASALAH
38
1. Nyeri b.d Agen pencedera fisiologis d.d tampak meringis , pola napas berubah
D.0077
2. Keletihan b.d Kondisi fisiologis setelah melahirkan D.0057
3. Resiko infeksi Efek prosedur invasif D0142
39
RENCANA KEPERAWATAN
40
Kolaborasi
- Kolaborasikan pemberian
analgetik
Keletihan b.d Kondisi fisiologis Setelah dilakukan tindakan 1x5 Edukasi Aktivitas/Istirahat (1.12362) 1. Mengetahui kesiapan pasien menerima edukasi tentang
setelah melahirkan D.0057 masalah keperawatan teratasi dengan aktivitas istirahat
Observasi
kriteria hasil 2. Mengetahui kebutuhan istirahat pasien
- Identifikasi kesiapan dan 3. Diharapka setelah menyusun jadwal istirahat pasien
Tingkat Keletihan Menurun kemampuan menerima informasi
(L.05046) mampu istirahat sesuai jadwal
Terapeutik
- Verbalisasi lelah menurun
- Gelisah menurun - Sediakan materi dan media
- Pola napas membaik pengaturan aktivitas dan istirahat
Edukasi
Resiko infeksi Efek prosedur Setelah dilakukan tindakan 1x24 Perawatan Luka( I.14564 ) 1. Mengetaahui karakteristik luka serta memonitor tanda
masalah keperawatan teratasi dengan
41
invasif D0142 kriteria hasil: tanda infeksi pada luka
Observasi
2. Membersihkan luka dengan cairan sesuai dengaan
Tingkat infeksi menurun (l. 14137)
- Monitor karakteristik luka kebutuhan
- Monitor tanda -tanda inveksi 3. Mengurangi resiko infeksi dengan mempertahankan
- Kemerahan menurun
prinsip steril
- Nyeri menurun
Terapiutik 4. Menjelaskan pada orang tupasien tentang tanda
- Bengkak menurun
,gejala infeksi dan prosedur perawatan luka secara
- Bersihkan dengan cairan NACL
mandiri
atau pembersih non toksik,sesuai
5. Mengkolaborasikan dengan pemberian antiviotik
kebutuhan
jika diperlukan
- Pertahan kan teknik seteril saaat
perawatan luka
Edukasi
Kolaborasi
42
perlu
43
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
P: hentikan intervensi
21.30 S:
1. mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
44
Pasien mengatakan lelah terbayarkan ketika sudah
menerima informasi
melihat anaknya
2. menyediakan materi dan media pengaturan
aktivitas dan istirahat O:
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
22.00 S:
1. Cefotaxim 1gr IV
2. Metronidazol
P: hentikan intervensi
46
DAFTAR PUSTAKA
Astuti,Sri, dkk. 2017. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan Buku Ajar
Kebidanan Antenatal Care. Yogyakarta: Erlangga
Direktorat Bina Kesehatan Ibu. 2012. Pegangan fasilitator kelas ibu hamil.
Jakarta: kementeriankesehatan RI.
Indrawati, Nuke Devi, dkk. 2016 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil
Dengan Kejadian Resiko Tinggi Kehamilan Di Klinik Pratama
Sunggal MedanTahun2018.
JurnalMaternitasKebidanan.Volume3,No.2.http://jurnal.unprimdn.ac.i
d/indek.php/jumkep/article/download/262/187 Diakses pada tanggal
27 Oktober 2021.
37
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
38