Anda di halaman 1dari 14

REFERENSI ARTIKEL

Glaukoma Drainage Device

DISUSUN OLEH:

Ineke Intania - G992003076

PEMBIMBING:

dr. Raharjo Kuntoyo, Sp.M (K)

KEPANITERAAN KLINIK/PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH DR. MOEWARDI
2021
A. Definisi
Glaukoma Drainage Device atau implan glaukoma atau implan
drainase glaukoma adalah perangkat, yang memungkinkan aliran keluar
aqueous dengan menciptakan hubuangan antara bilik mata depan dan
ruang sub tenon (1).
B. Indikasi
1) Pasien dengan trabekulektomi yang gagal /operasi glaukoma
berulang kali yang gagal
2) Glaukoma sekunder yang tidak terkontrol pada terapi medis
maksimal
3) Pasien dengan risiko tinggi kegagalan operasi filtrasi glaukoma
konvensional

Gambar 1. Perempuan usia 24 tahun dengan uveitis kronis,


trabekulektomi yang gagal berulang kali serta tekanan
intraokuler yang tidak terkontrol (1)

Indikasi digunakannya Glaukoma Drainage Device sebagai pilihan


primer :
1) Glaukoma Traumatik
GDI diindikasikan pada mata pasca-trauma dengan cedera
konjungtiva atau sklera yang menghalangi operasi filtrasi
konvensional. Dalam kasus cedera mata tumpul dengan
gangguan lensa dan badan vitreous, GDI diindikasikan (1).
2) Post-penetrating keratoplasty glaucoma
Glaukoma PPK adalah dalah salah satu komplikasi umum
setelah penetrating keratoplasty (PKP), banyak yang mungkin
memerlukan intervensi bedah. Di dalam Glaukoma PPK, pilihan
bedah tergantung pada kondisi mata yang terkait. Dalam situasi
di mana konjungtiva yang intak dengan bilik mata depan yang
dalam, baik trabekulektomi atau GDI dapat dilakukan
berdasarkan preferensi ahli bedah (1).

Gambar 2. Pasien 42 tahun dengan PKP


3) Glaukoma yang berhubungan dengan keratoprostesis
Sekitar 2/3 pasien yang melakukan keratoprotesis mengalami
glaukoma. Pasien-pasien ini memiliki permukaan okular yang
sangat buruk sehingga menghalangi dilakukannya
trabekulektomi. Penggunaan GDI telah ditemukan untuk
mengurangi TIO secara efektif dan merupakan indikasi mutlak
untuk dipasang GDI dalam kasus ini. Dalam studi ini Ahmed
glaukoma valve (AGV) terbukti memiliki komplikasi yang lebih
sedikit jika dibandingkan dengan GDI lainnya.
Gambar 3. Pasien yang mengalami glaukoma setelah dilakukan
keratoprostesis
4) Glaukoma pada afakia dan pseudofakia
Dengan munculnya fakoemulsifikasi kornea, baik GDI maupun
trabekulektomi dapat direncanakan sebagai operasi awal sesuai
dengan preferensi ahli bedah, tetapi pada pasien afakia dan
pasien dengan ACIOL, GDI adalah pilihan utama. Juga dalam
kasus di mana dilakukan ekstraksi katarak ekstrakapsular atau
operasi katarak dengan sayatan kecil manual telah dilakukan,
GDIs adalah operasi andalan jika TIO tidak terkontrol.
5) Glaukoma yang mengikuti operasi vitreoretinal
Pada glaukoma sekunder yang mengikuti retinal detachment
surgery, penggunaan GDI dapat diandalkan, GDI dapat
diimplantasikan walaupun konjungtiva telah berparut karena
operasi vitreoretina sebelumnya tidak seperti trabekulektomi
(1).

C. Kontraindikasi
Pada kondisi sklera yang tipis, pemasangan GDI dapat
menyebabkan perforasi. Pada pasien phakic dengan anterior chamber
yang dangkal, GDI tidak seharusnya diimplantasikan karena risiko
sentuhan dengan kornea. Kondisi seperti terjadinya adheren leucoma
total, GDI tidak dapat diimplantasikan kecuali ada upaya prosedur
penyelamatan kornea (1).

D. Jenis dan Tipe


1) AGV (Ahmed Glaucoma Valve)
AGV adalah tabung silikon yang terhubung ke lembaran katup
silikon. Katup terdiri dari membran elastomer silikon tipis untuk
mengurangi gesekan internal dalam sistem katup. AGV terdiri
dari ruang trapesium runcing. Efek Venturi dihasilkan untuk
membantu aliran aqueous melalui perangkat tersebut (2).

Gambar 4. Ahmed Glaucoma Valve

2) Krupin Slit Valve


Krupin Slit Valve terdiri dari tabung silikon dengan: katup celah
horizontal dan vertikal searah di ujung distalnya, melekat pada
cakram oval silikon dengan luas permukaan 183 mm2 . Atau,
tabung dapat dilampirkan ke pita silastik #220. Tekanan
pembukaan katup dirancang menjadi 10-12 mmHg, dan tekanan
penutupan dirancang untuk menjadi 8-10 mmHg.

3) Implan Molteno
Implan Molteno pelat tunggal adalah tabung silikon terpasang
pada ujung pelat polipropilen berukuran 134 mm2 . Pada tahun
1981 Molteno memperkenalkan pelat ganda Molteno (DPM)
dengan luas permukaan 274 mm2 dengan ujung pelat kedua
terpasang di sebelah kanan atau kiri ujung pelat asli.

Gambar 5. Implan Molteno pelat tunggal


4) Implan Baerveldt
Implan Baerveldt adalah implan tabung silikon melekat pada
ujung pelat silikon yang diresapi barium yang lembut dan lentur
dengan berbagai ukuran (yaitu, 250 mm2 , 350 mm2 , atau 500
mm2 ). Ini diperkenalkan oleh Baerveldt pada tahun 1992 .
Gambar 6. Implan Baerveldt
5) Implan Schocket
Implan Schocket adalah implan tabung silastik dengan diameter
dalam 0,3 mm. Salah satu ujungnya tabung dimasukkan ke AC,
dan ujung lainnya terselip di bawah bagian alur # 20 pita retinal
melingkar.
6) Pars Plana Glaucoma Drainage Device
Tabung GDI diletakkan pada anterior chamber. Namun bisa juga
diletakkan pada sulkud di mata yang pseudofakia/ pada pars
plana pada mata yang dilakukan vitrektomi.
E. Komplikasi
1) Hipotoni
Fase hipotensif bertahan sekitar 1 sampai 4 minggu, hal ini
kemungkinan disebabkan oleh penggunaan Glaucoma Drainage
Device tipe non-valved, atau bisa juga disebabkan karena
kebocoran kompleks GDD. Orang yang mengalami hipotensi
biasanya akan terbentuk bilik mata yang dangakal.
Gambar 7. Bilik mata depan yang dangkal setelah dilakukan
implan tipe AGV
2) Fase hipertensive cepat dan lambat
Komplikasi berupa kenaikan tekanan intra okular biasa terjadi
pada GDD dengan tipe valved , biasanya terjadi pada waktu 3-6
minggu (fase hipertensive cepat) atau 4-6 bulan pada fase
lambat. Pasien datang dengan penurunan nyeri pada penglihatan
dan rasa berat pada mata. Pada awal pemeriksaan lokal, terdapat
mata yang mengalami kongesti dengan tekanan intraokuler
sebesar 30-35mmHg. Beberapa penulis ada yang mendefinisikan
fase hipertensi apabila terdapat peningkatan TIO> 21 mmHg
selama 6 bulan pertama pasca operasi. Dihipotesiskan bahwa
komplikasi ini lebih sering terjadi dengan implan tipe valved .
3) Erosi pada konjungtiva dan device exposure

Gambar 8. Tube Exposure


Gambar 9. Tube Exposure

Beberapa bagian dari limbus ke bleb posterior dapat terkena


erosi konjungtiva baik karena paparan mekanis, ketegangan yang
berlebihan,serta gesekan mekanis jaringan di atasnya (3,4).
4) Diploplia
Insidensi yang dilaporkan terkait fenomena diploplia adalah
sekitar 6-18 %. Diploplia terjadi karena persisten restriktif
strabismus karena beberapa hal seperti resistensi mekanik, adesi
yang terjadi antara akhiran plate, otot, sklera dan bleb.
5) Endoftalmitis
Secara keseluruhan, terjadinya endoftalmitis yang disebabkan
karena GDD tidak terlalu banyak yaitu hanya 2 %. Seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya, erosi konjungtiva karena berbagai
alasan dan paparan implan menciptakan jalur masuknya mikroba.
Pasien biasanya datang dengan nyeri dan kongesti konjungtiva
bersamaan dengan penurunan penglihatan dan inflammed bleb.
lebam yang meradang. Eksudasi di bilik mata depan sekitar tube
dapat dilihat evaluasi slit lamp dan evaluasi segmen posterior
selanjutnya jika kejelasan media memadai, selain itu dengan
ultrasonografi (3).
F. Skema Cara Kerja Beberapa GDD
Gambar 10. Teknik operasi menggunakan implan jenis
Baerveldt (6)
Gambar 11, Gambaran implan molteno (5)

DAFTAR PUSTAKA
1. Gandhi M, Bhartiya S. A Practical Illustrated Guide Glaucoma Drainage
Devices. 2019. 1–171 p.
2. Cvintal V, Moster MR, Shyu AP, McDermott K, Ekici F, Pro MJ, Waisbourd
M. Initial experience with the new Ahmed glaucoma valve model M 4: short-
term results. J Glaucoma. 2016;25(5):e475–80.
3. Levinson JD, Giangiacomo AL, Beck AD, Pruett PB, Superak HM, Lynn MJ,
Costarides AP.  Glaucoma drainage devices: risk of exposure and infection.
Am J Ophthalmol. 2015;160(3):516–521.e2.
4. Huddleston SM, Feldman RM, Budenz DL, et  al. Aqueous shunt exposure: a
retrospective review of repair outcome. J Glaucoma. 2011;22:433–8.
5. Molteno AC, et al. Long-term results of primary trabeculectomies and Molteno
implants for primary open-angle glaucoma. Arch Ophthalmol. 2011;
129(11):1444–50.
6. Jutley G, Yang E, Bloom PA.  Surgical management of raised intra-ocular
tension in the hostile ocular surface: recurrent tube erosion in a patient with
systemic sclerosis. BMC Ophthalmol. 2018;18(Suppl 1):222.

Anda mungkin juga menyukai