Anda di halaman 1dari 54

JOURNAL READING

Diabetes Mellitus and Drug Abuse During


Pregnancy and the Risk for Orofacial Clefts
and Related Abnormalities

DISUSUN OLEH :
Siti Nur Na’imah, Steven Irving, Vilicia Embry
Vira Anindya, Feren Marcelina, Ineke Intania

PEMBIMBING:
drg. Betty Saptiwi, M.Kes
z
ANALISIS PICO
Population
• Penelitian ini dilakukan pada ibu dengan anak yang mengalami CLP (Cleft Labio Palate).

Intervention
• Tidak ada intervensi.

Comparation
• Penelitian ini membandingkan karakteristik klinis dan faktor risiko ibu dari anak penderita CLP
dengan diabetes mellitus dan penyalahgunaan obat-obatan dan ibu dari anak penderita CLP
tanpa diabetes mellitus dan penyalahgunaan obat-obatan.
Outcome
• Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik klinis dan faktor risiko ibu dari anak yang
lahir dengan CLP.
z ABSTRAK

Tujuan Penelitian: Menilai prevalensi DM dan penyalahgunaan


obat-obatan pada ibu dari anak dengan OFC (Orofacial Clefts).

Metode: Dilakukan wawancara kepada 325 ibu yang memiliki anak


(usia 0-3 tahun) dengan OFC. Dikumpulkan data terkait tipe
diabetes, pengguaan obat-obatan legal/illegal selama kehamilan,
lingkar pinggang, GDP pada konsultasi prenatal pertama
dikumpulkan.
z ABSTRAK

• Prevalensi DM pada ibu dari anak dengan OFC sebesar 27%


(89% DMG, 5,5% DMT1, 5,5% DMT2)

Hasil
• Prevalensi ini lebih tinggi daripada rerata populasi Brazil,
yaitu 7.6 %.
• Prevalensi penyalahgunaan obat-obatan pada ibu dari anak

penelitian dengan OFC sebesar 32%


• Didapatkan korelasi positif antara penyalahgunaan onat-
obatan dengan tingkat kejadian OFC dan anomaly
kraniofasial lain (p=0.028) (OR=2.87; 95%CI=1.1-7.4)

Kesimpula • DM dan penyalahgunaan obat-obatan selama kehamilan


dapat meningkatkan risiko dari OFC dan anomali lain.

n
• Diagnosis dini dari DM dan pencegahan penyalahgunaan
obat-obatan, terutama pada ibu hamil, harus ditekankan.
z

PENDAHULUAN
z

 Wanita yang mengalami obesitas dan diabetes 3 kali lebih besar menghasilkan keturunan

dengan defek kraniofasial dibandingkan dengan yang tidak obesitas dan tidak diabetes

(Moore et al, 2000)

 Kontrol glikemik yang buruk selama kehamilan akan meningkatkan risiko dari defek

kongenital (Suhonen et al, 2008)

 Drug Abuse (DU) selama kehamilan merupakan perilaku berisiko tinggi untuk tingkat

kejadian beberapa malformasi kongenital seperti celah orofasial (van Gelder et al, 2009)

 Tidak ada data dari populasi Brazil terkait hubungan antara GDM dengan labiopalatoschizis

 Peneliti ingin menilai prevalensi dari DM dan drug abuse pada ibu dari anak yang lahir

dengan OFC di HRAC/USP, Brazil


z

SUBJEK DAN METODE


PENELITIAN
z

Desain
Penelitian Cross Sectional Study

Subjek
Ibu dari anak dengan orofacial cleft

Lokasi
HRAC/ USP

Waktu
Interval 1 tahun

Analisis Uji analisis varians satu arah, Student’s T Test, Uji chi
square, dan uji fisher exact dengan menggunakan soft
Statistik statistica (P < 0.05  dianggap signifikan secara statistik)
24 pertanyaan terkait
tipe diabetes (T1, T2,
Analisis Statistik :
z Gestational) dan
komorbidnya
METODE
1. Proporsi
dengan
dibandingkan
menghitung
perbedaan rasio dan
confidence interval
Riwayat HT 2. Uji analisis varians satu
arah dan uji T Test 
Menilai kemungkinan efek
dari kadar glukosa dan
usia ibu dalam
Wawancara dan menentukan berbagai
Obesitas jenis cleft dan anomaly
pengisian kuesioner
terkait
3. Uji Chi-Square dan uji
Fisher Exact 
Penggunaan obat legal Menentukan signifikansi
Data GDP dari
325 ibu dari anak dan illegal dengan dari hubungan antara
kunjungan pemeriksaan
dengan CLP klasifikasi UNODC tahun
prenatal pertama penggunaan obat legal
2015
dan illegal dengan
berbagai jenis cleft
Data terkait umur, ras,
tingkat pendidikan, dan
Hasil dianalisis dengan
Pengukuran lingkar perut gejala yang
berhubungan dengan Statistica Software (p < 0.05)
DM
z
Klasifikasi UNODC (2015)  Obat legal dan illegal

 Obat ilegal dideskripsikan sebagai obat-obatan yang dikontrol secara international (dan bisa mungkin atau tidak
mungkin memiliki tujuan medis resmi) tetapi diproduksi, diperdagangkan, dan/atau dikonsumsi secara illegal.

Tingkat pendidikan berdasarkan ISCED (2011)

1) Pendidikan primer (Kemampuan dasar dalam membaca, menulis, dan matematika)

2) Edukasi sekunder tingkat bawah (berdasarkan edukasi primer, dengan lebih kurikulum berorientasi mata pelajaran)

3) Edukasi sekunder tingkat atas (Tahap akhir dari edukasi sekunder untuk mempersiapkan edukasi tersier dan/atau
menyediakan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan)

4) Edukasi paska-sekunder bukan tersier (belajar pengalaman untuk masuk lapangan kerja dan/atau edukasi tersier),
dan

5) Sarjana atau edukasi tersier (program yang dirancang untuk menyediakan akademi intermediet dan/atau pengetahuan
professional, kemampuan, dan kompetensi yang mengarah ke gelar tersier pertama atau kualifikasi yang setara).
z

HASIL PENELITIAN
 Umur ibu berkisar antara 15 sampai 50
z tahun, dengan rata-rata umur 29 tahun,
sedangkan anak-anak berkisar antara 0
sampai 3 tahun.

 Mayoritas perempuan telah


menyelesaikan sekolah menengah: 155
(48%). Mengenai ras, 177 (55%)
melaporkan diri sebagai berkulit putih.

 Mengenai gejala klinis DM, 143 (44%)


melaporkan penurunan berat badan
pascapersalinan dan 140 (43%)
melaporkan astenia.
z

 325 IBU : 28 (TERDIAGNOSIS DM DARI HRAC)+60 (pre-natal


glycemic levels ≥ 92 mg/dL at the first consult with the
obstetrician)+….
 JUMLAH IBU DENGAN DM : 88 (27%)
Odds ratio ibu DM yang juga ada faktor perancu adalah 4,5 CI (3,5 sampai 5,8) (n =
z 88).
z

 Dapat dilihat bahwa semakin besar kadar  Juga diamati bahwa bertambahnya usia
glukosa maka semakin parah jenis orofacial dikaitkan dengan keparahan tipe sumbing dan
cleft nya. Misalnya, ibu yang melahirkan anak dengan adanya anomali terkait. Dengan kata
dengan CLP memiliki rata-rata kadar glukosa lain, ibu yang lebih tua melahirkan anak-anak
169mg / dL sedangkan ibu yang melahirkan dengan celah yang lebih parah dan dengan
anak dengan bibir sumbing memiliki rata-rata anomali terkait yang terkait dengan CLP, seperti
kadar glukosa 117mg / dL. Namun, tidak ada urutan Pierre Robin, malformasi tangan dan
perbedaan yang signifikan yang diamati. kaki, hidrosefalus, dan sindrom Down,
z

28 wanita (32%) dari sampel saat ini menggunakan obat-obatan selama


kehamilan. Dari jumlah tersebut, 64% keturunan mereka mengalami CLP yang
menyeluruh, yaitu jenis sumbing yang paling parah.
z

Kejadian orofacial cleft bermakna


secara statistik (p = 0,028).

Terdapat peningkatan
kemungkinan memiliki anak
dengan CLP dan dengan
anomali terkait di antara wanita
yang licit dan illicit drug selama
kehamilan (OR = 2.87; CI 95% =
1.1-7.4)
z

DISKUSI
z
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan
diabetes melitus (DM) lebih berisiko untuk memiliki
anak dengan orofacial cleft (OFC) jika dibandingkan
dengan wanita tanpa DM.
 Prevalensi DM secara global pada sampel yang
dianalisis adalah 27%, sementara prevalensi DM
populasi di Brasil memiliki persentase lebih rendah
yaitu sekitar 7%(3,4).
 Penelitian ini juga menunjukkan bahwa
penyalahgunaan obat-obatan selama kehamilan
meningkatkan risiko terjadinya orofacial cleft hampir 3
kali dibandingkan dengan anomali kraniofasial lainnya.
z Beberapa Konsumsi obat
legal maupun
komorbiditas ilegal

yang
dieksklusi Obesitas
dalam
penelitian ini
antara lain: Hipertensi dan
dislipidemia

Sedang
dalam
pengobatan
z
 Sebagian besar wanita mengatakan telah mengonsumsi
suplemen asam folat (58%), zat besi (59%), dan
multivitamin (23%) selama masa kehamilan untuk
mencegah kelainan kongenital.
 Setelah komorbiditas selama kehamilan dieksklusi,
prevalensi DM turun menjadi 16% (2 kali lipat persentasi
DM pada populasi Brazil).
 Dapat disimpulkan bahwa hiperglikemia selama kehamilan
meningkatkan risiko terjadinya OFC.
 Wanita hamil dengan DM harus mengontrol gula darah
secara ketat selama kehamilan.
z

60 dari 88 wanita Status sosial


(68%) sampel rendah

penelitian ini
tidak melakukan Tingkat
pendidikan
kontrol gula rendah

darah saat
kehamilan. Kontrol gula
darah buruk
z

Penulis percaya bahwa prevalensi wanita penderita


DM bisa lebih tinggi lagi.

Informasi mengenai tes gula darah dan lokasi tes


tidak diberikan pada sampel penelitian.

Wanita-wanita hamil pada penelitian ini tinggal


jauh dari pusat pengambilan darah.

Pemeriksaan gula darah yang ideal dilakukan setelah


puasa minimal 8 jam dan tidak lebih dari 14 jam
z

Tujuan utama penelitian


ini adalah untuk
mengetahui prevalensi
diabetes melitus pada
ibu dengan anak cleft
lips and palate (CLP).
Namun selama
pengumpulan data,
ditemukan temuan yang
penting.
z

 Di antara kelompok ibu yang dirujuk menggunakan


obat selama kehamilan, 69% bayi lahir dengan OFC
dan kelainan kongenital lainnya.

 Pada kelompok ibu yang tidak menggunakan obat,


persentasi bayi lahir dengan OFC dan kelainan
kongenital lainnya lebih rendah secara signifikan
(42%).
z Hubungan Penggunaan Obat-obatan pada
Kehamilan dengan Kejadian Kelainan
Kongenital

 Wanita yang menggunakan obat-obatan saat kehamilan 3


kali lebih berisiko melahirkan bayi dengan CLP dan
kelainan kongenital lainnya dibandingkan dengan wanita
yang tidak menggunakan obat.
 Malformasi kongenital paling umum adalah Pierre Robin
Sequence (9%), diikuti oleh kardiopati (5%), malformasi
kaki dan tangan (3%), gangguan pendengaran (1%), dan
kelainan lainnya.
z Hubungan Penggunaan Obat-obatan pada
Kehamilan dengan Kejadian Kelainan
Kongenital

 Contoh obat-obatan yang dapat meningkatkan risiko CLP


dan anomali kongenital lainnya: alkohol, tembakau,
benzodiazepin, stimulan, antikonvulsan, dan antidepresan
lainnya.
 Obat-obatan terlarang seperti kokain dan ganja tidak bisa
diamati korelasi positifnya, karena ukuran sampel kecil.
Gerakan
z pencegahan penyalahgunaan
obat-obatan juga harus difokuskan pada
wanita hamil.

Wanita dengan DM harus mampu


mengontrol gula darah baik sebelum
konsepsi maupun pada saat kehamilan.

Deteksi dini dan tatalaksana hiperglikemia


mampu mencegah terjadinya kelainan
kongenital.
z SARAN Penelitian yang lebih prospektif harus
dilakukan untuk mengevaluasi
prevalensi DM dan penyalahgunaan
PENULIS obat pada ibu dengan anak yang lahir
dengan OFC.

Kelainan kongenital harus dicegah


dengan cara deteksi dini DM dan
mencegah penyalahgunaan obat-
obatan pada wanita hamil.

Pendekatan multidisiplin harus


dikembangkan sehingga dapat
mengarah pada perawatan yang lebih
komprehensif, sehingga dapat
menurunkan risiko terjadinya kelainan
kongenital
z

KESIMPULAN
z

Dapat disimpulkan bahwa


hiperglikemia dan
penyalahgunaan obat selama
kehamilan dapat meningkatkan
risiko terjadinya OFC dan kelainan
kongenital lainnya, sehingga
deteksi dini DM dan pencegahan
DU pada ibu hamil harus lebih
ditekankan..
z
CRITICAL APPRAISAL OF
CROSS-SECTIONAL STUDIES
z
Were the aims/objectives of the study clear?

Ya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai prevalensi


diabetes melitus (DM) dan penyalahgunaan obat pada ibu
dengan anak menderita orofacial cleft (OFC).
z
Was the study design appropriate for the stated
aim(s)?
Ya. Peneliti menggunakan
desain penelitian cross-
sectional, dimana desain ini
dapat mengindentifikasi
faktor risiko berupa DM,
penggunaan obat-obat baik
legal maupun illegal, bahkan
umur ibu terhadap kejadian
orofacial cleft (OFC) dalam
waktu yang singkat.
z
Was the sample size justified?

Sudah dikatakan baik, karena


jumlah sampel sebesar 325
tersebut sudah dicari
menggunakan rumus
berdasarkan data prevalensi
DM di Brazil dari tahun ke
tahun berkisar pada angka
rata-rata tersebut. Tetapi
metode apa yang digunakan
tidak disebutkan.
z Was the target/reference population clearly
defined? (Is it clear who the research was
about?)
Ya. Peneliti mendefinisikan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi
seperti ibu yang memiliki anak dengan OFC yang berumur antara 0-3
tahun.
z Was the sample frame taken from an appropriate
population base so that it closely represented the
target/reference population under investigation?

Ya. Sampel sudah merepresentasikan populasi, sebab


pengambilannya juga mengacu pada data prevalensi tahun
tahun sebelumnya, namun sayag tidak menyertakan teknik
penentuan sampelnya
z Was the selection process likely to select
subjects/participants that were representative of the
target/reference population under investigation?

Tidak. Karena peneliti tidak menjelaskan cara pengambilan


sampel.
z
Were measures undertaken to address and
categorise non-responders?

Ya. Peneliti sudah menyertakan kriteria eksklusi, namun tidak


ada responden yang di eksklusi.
z
Were the risk factor and outcome variables
measured appropriate to the aims of the study?

Ya. Faktor risiko terdeskripsi dengan jelas dan sesuai dengan


tujuan penelitian.
z Were the risk factor and outcome variables measured
correctly using instruments/measurements that had
been trialed, piloted or published previously?

Ya. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah


quosioner guna menanyakan beberapa faktor risiko pada ibu,
seperti apakah menggunakan licit/illicit drug apa tidak, umur,
gula darah dsb.
z Is it clear what was used to determined statistical
significance and/or precision estimates? (e.g. p-values,
confidence intervals)

Ya. Dalam penelitian dijelaskan mengenai signifikansi statistic yang


mana ada yang diukur menggunakan chi-square serta fisher exact test,
namur tidak ditunjukkan nilai p tersebut dalam suatu table sehingga
mudah diamati.
z Were the methods (including statistical methods)
sufficiently described to enable them to be repeated?

Ya. Peneliti menjelaskan metode, hingga metod statistic dalam


penelitian ini, namun peneliti kurang menjelaskan berupa apa
nama metode pengambilan sampel.
z
Were the basic data adequately described?

Ya. Dalam penelitian


ini mendeskripsikan
subjek penelitian yang
digunakan, seperti
umur, ras, tanda tanda
DM seperti penurunan
BB dsb.
z
Does the response rate raise concerns
about non-response bias?

Tidak. Karena dalam penelitian ini tidak ada


subjek yang di eksklusi.
z If appropriate, was information about
non-responders described?

Tidak. Karena dalam penelitian ini tidak ada


subjek yang di eksklusi.
z
Were the results internally consistent?

Ya. Hasil penelitian konsisten.


z
Were the results presented for all the
analyses described in the methods?

Ya. Pada hasil penelitian menampilkan hubungan antar


variabel pada metode dan hasil penelitian.
z Were the authors' discussions and
conclusions justified by the results?

Ya. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil


penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.
z Were the limitations of the study
discussed?

Tidak. Pada penelitian tidak menjelaskan keterbatasan


penelitian.
z
Were there any funding sources or conflicts of interest
that may affect the authors’ interpretation of the results?

Tidak. Penelitian ini tidak disponsori oleh instansi atau


individu tertentu.
z
Was ethical approval or consent of
participants attained?

Ya. Subjek yang


diteliti diminta
untuk menyetujui
informed consent,
dan penelitian ini
disetujui oleh
institusi terkait
the IRB of
HRAC/USP.
z
ANALISIS V-I-A
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional
dengan jumlah sampel 325 ibu dari anak yang
Validity menderita CLP. Penelitian ini disetujui oleh IRB
dari HRAC/USP.
Penelitian ini penting karena CLP berpengaruh
pada kelangsungan hidup anak dan menyebabkan
Importance gangguan makan, berbicara, iritasi telinga, dan
gangguan gigi dan mulut.
Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan di
lingkungan pelayanan kesehatan karena masih
Applicability tingginya jumlah kelahiran CLP per tahunnya di
Indonesia.
z

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai