Ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu atau seni yang bertujuan untuk mencegah
penyakit, memperpanjang umur, dan meningkatkan efisiensi hidup masyarakat melalui
upaya kelompok-kelompok masyarakat yang terkoordinasi, untuk perbaikan kesehatan
lingkungan, mencegah dan memberantas penyakit menular, melakukan pendidikan
kesehatan untuk masyarakat/perorangan, serta pengorganisasian pelayanan-pelayanan
medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan.
2. Masalah-masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di Indonesia
a. Kematian Ibu Akibat Melahirkan
Hal ini disebabkan oleh kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai,
kondisi ibu hamil yang tidak sehat, dan faktor-faktor lainnya. Menurut data, penyebab
utama kematian ibu adalah hipertensi kehamilan dan perdarahan postpartum. Selain
itu, kondisi yang sering kali menyebabkan kematian ibu adalah penanganan
komplikasi, anemia, diabetes, malaria, dan umur yang terlalu muda.
b. Kematian Bayi, Balita, dan Remaja
Penyebab kematian utama pada bayi dan balita adalah Intra Uterine Fetal Death
(IUFD) dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Sedangkan untuk balita, penyebab
kematian utama yang dialami adalah pneumonia dan diare. Untuk remaja, penyebab
kematian utama di samping kecelakaan transportasi adalah DBD dan tuberkulosis.
Umumnya ini disebabkan karena penggunaan tembakau atau rokok.
c. Meningkatnya Masalah Gizi Buruk
Kondisi stunting (pendek) sendiri disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh yang
tidak tepat, sehingga mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang secara
maksimal, mudah sakit, maupun berdaya saing rendah.
d. Meningkatnya Penyakit Menular
Prioritas utama pemerintah adalah membasmi HIV/AIDS, tuberkulosis, malaria,
DBD, influenza, dan flu burung. Indonesia juga masih belum sepenuhnya mampu
mengendalikan penyakit seperti kusta, filariasis, dan leptospirosis. Strategi
pemerintah dalam memberantas masalah ini adalah dengan meningkatkan vaksin dan
imunisasi, seperti polio, campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus.
e. Masalah Kesehatan Jiwa
Masalah gangguan jiwa di Indonesia berkaitan dengan masalah perilaku, dan sering
kali berujung pada kondisi yang membahayakan diri seperti bunuh diri.
3. Ruang lingkup kesehatan masyarakat
a. Promotif (peningkatan kesehatan)
Peningkatan kesehatan adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan
yang meliputi usaha-usaha, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan,
pemeliharaan kesehatan lingkungan, olah raga secara teratur, istirahat yang cukup dan
rekreasi sehingga seseorang dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
b. Preventif (pencegahan penyakit)
Pencegahan penyakit adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya
penyakit melalui usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil,
pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.
c. Kuratif (pengobatan)
Pengobatan adalah usaha yang ditujukan terhadap orang sakit untuk dapat diobati
secara tepat sehingga dalam waktu singkat dapat dipulikan kesehatannya
d. Rehabilitatif (pemeliharaan kesehatan)
Pemeliharaan kesehatan adalah usaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru
pulih dari penyakit yang dideritanya.
4. Factor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat
a. Lingkungan (Environment)
Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik (baik natural atau buatan manusia) misalnya
sampah, air, udara dan perumahan, dan sosiokultur (ekonomi, pendidikan, pekerjaan
dan lain-lain).
b. Perilaku (Life Styles)
Gaya hidup individu atau masyarakat merupakan faktor kedua mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat karena sehat dan tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri, di
samping itu juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan, pendidikan,
sosial ekonomi dan perilaku-perilaku lain yang melekat pada dirinya.
c. Pelayanan Kesehatan (Health Care Services)
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat, karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam
pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan
keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan.
Ketersediaan fasilitas sangat berpengaruh oleh lokasi, apakah dapat dijangkau oleh
masyarakat atau tidak, tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan, informasi dan
motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan, serta
program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat
itu sendiri.
d. Keturunan (Heredity)
Faktor keturunan/genetik ini juga sangat berpengaruh pada derajat kesehatan. Hal ini
karena ada beberapa penyakit yang diturunkan lewat genetik atau faktor yang telah
ada pada diri manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya: dari golongan penyakit
keturunan, diantaranya: diabetes melitus, asma bronkia, epilepsy, retardasi mental
hipertensi dan buta warna. Faktor keturunan ini sulit untuk di intervensi dikarenakan
hal ini merupakan bawaan dari lahir dan jika di intervensi maka harga yang dibayar
cukup mahal.
5. Konsep dasar puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
a. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas
berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
b. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
c. Penanggungjawab Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di
kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas
bertanggungjawab hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
d. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi
apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas, maka
tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan
keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas
tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.