Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIFITAS AUDIOVISUAL SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN

KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN


SIKAP IBU DALAM TATALAKSANA DAN PENCEGAHAN DIARE
PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAGAN PUNAK

ABSTRAK
Diare merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi permasalahan
kesehatan Balita di seluruh Dunia. Untuk Menyelamatkan Balita dari Bahaya Diare maka
sangat Penting dilakukan tindakan untuk mengetahui Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam
Tatalaksana dan Pencegahan diare pada Balita, Pengetahuan dan sikap ibu akan
membantu Penyembuhan balita diare. Media Audiovisual merupakan Media Penyuluhan
kesehatan yang menarik dan merangsang lebih banyak indera. Tujuan Penelitian ini
adalah Teridentifikasinya efektivitas audiovisual sebagai media penyuluhan kesehatan
terhadap perubahan pengetahuan dan sikap ibu .desain penelitian ini menggunakan quasi-
experimental design dengan jumlah responden ibu yang memiliki umur 1-5 tahun.
Dimana sampel diambil dengan cara simple random sampling dan pengumpulan data
menggunakan kuesionare yang dianalisis dengan dependent t test. pengetahuan pretest
median=15.09 dan postest median=22,20 dengan p=0,000 sedangkan Sikap pretest
median=6.14 dan postest median=8,77 dengan p value=0,000 artinya penyuluhan dengan
menggunakan media Audiovisual dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu dalam
tatalaksana dan pencegahan Diare pada Balita. Hasil penelitian Menunjukkan bahwa pada
ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Bagan punak sudah
dapat memahami bagaimana tatalaksana dan Pencegahan Diare pada Balita. Dengan
Demikian Media Audiovisual dapat digunakan di puskesmas Bagan punak sebagai sarana
penyuluhan yang Efektif.

Kata kunci : Media audiovisual, pengetahuan, sikap

ABSTRACT

Diarrhea is an infectious disease that is a health problem for children around the
world. To Save Toddlers from the Dangers of Diarrhea, it is very important to take action
to find out the Knowledge and Attitudes of Mothers in the Management and Prevention of
Diarrhea in Toddlers. The knowledge and attitudes of mothers will help diarrhea.
Audiovisual media is an extension media that attracts and stimulates more senses. The
purpose of this study was the identification of audiovisual effectiveness as a medium of
counseling on changes in knowledge and attitudes of mothers. The design of this study
used quasi-experimental design with the number of respondents 35 mothers who were
aged 1-5 years. Where the sample is taken by simple random sampling and data
collection using questionnaire analyzed by dependent t test. pretest median = 15.09 and
posttest median = 22.20 with p = 0.000 while pretest median = 6.14 and postest median
= 8.77 with p value = 0.000 means that counseling using Audiovisual media can improve
maternal knowledge and attitudes in management and prevention Diarrhea in toddlers.
The results of the study showed that mothers who had children aged 1-5 years in the

1
work area of Bagan Public Health Center were able to understand how Diarrhea
Management and Prevention in Toddlers. Thus the Audiovisual Media can be used in the
Bagan punak health center as an effective extension tool.

Keywords: audiovisualmedia,knowledge,attitude

PENDAHULUAN Di Indonesia, berdasarkan


laporan kesehatan Unicef dan WHO
Menurut WHO pengertian (2009), pada tahun 2008 angka
diare adalah buang Air besar dengan mortality rate untuk diare pada anak-
konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 anak di bawah usia lima tahun
kali atau lebih dalam satu hari (24 mencapai 41 per 1.000 kelahiran
jam). Gejala yang muncul pada hidup dan jumlah kematiannya
penyakit diare antara lain adalah mencapai angka 173 per 1000
terjadi peningkatan buang air besar penduduk. Menurut Depkes, di
(BAB), muntah sebelum atau Indonesia setiap anak mengalami
sesudah diare dan ketidaknyamanan diare rata-rata 1 sampai 2 kali
pada perut. Penyakit diare sering setahun (Wahyudi, 2009)
terjadi pada bayi dan balita, hal ini
karena secara fisiologis sistem Di kabupaten Rokan hilir
pencernaan pada balita belum cukup tahun 2019 untuk kasus Diare pada
matur (organ-organnya belum anak usia 1 – 5 tahun 3.425 org per
matang), sehingga rentan terkena tahun (Dinkes Rohil,2019).
penyakit. Penyakit diare dapat Sedangkan untuk wilayah kerja
disebabkan oleh virus, bakteri, puskesmas rimba melintang jumlah
amoeba atau parasit yang masuk ke penderita diare pada anak usia 1-5
dalam tubuh melalui makanan dan tahun yaitu 140 org per Tahun.
juga malabsorpsi serta alergi zat
Pemberantasan penyakit diare
makanan tertentu (ayu,2016).
di Indonesia dimulai sejak
Di dunia, penyakit diare tahun1981, pada tahun tersebut
masih menempati peringkat kedua pemerintah mengembangkan
penyebab kematian pada anak di Program Pemberantasan Penyakit
bawah lima tahun. Empat puluh Diare (P4D) di seluruh puskesmas
persen kematian anak di dunia pada dan dikembangkan upaya rehidrasi
tiap tahun disebabkan oleh penyakit oral dengan mengunakan oralit
pneumonia dan diare. Hampir satu (sesuai dengan anjuran WHO tahun
dari lima kematian anak disebabkan 1973) dan cairan rumah tangga
oleh diare, kerugian yang dialami sebagai pertolongan pertama.
sekitar 1,5 juta jiwa setiap tahun Sedangkan pada tahun 2000-2001,
(Unicef & WHO, 2009). Secara upaya menurunkan angka kematian,
umum kematian akibat diare pada angka kesakitan yang masih tinggi,
anak di dunia mencapai 4.110 dan juga mengatasi KLB adalah
kematian per hari, 3 kematian per dengan tatalaksana diare yang tepat
menit, dan 1 kematian setiap 20 dan cepat. Upaya ini dilakukan
detik. dengan mengadakan pelatihan
petugas terintegrasi dengan pelatihan
Manajemen Terpadu Balita Sakit

2
(MTBS), serta pengamatan yaitu dehidrasi dan gangguan gizi
tatalaksana diare di Puskesmas. akibat diare serta akan mempercepat
Upaya lain adalah dengan penyembuhan (USAID, UNICEF &
mengadakan pengkajian WHO, 2005). Penatalaksanaan lain
Epidemiologi KLB Diare yang juga dapat dilakukan untuk
( Direktorat Jendral PP & PL, 2007). menghindari komplikasi adalah tetap
memberikan makanan yang
Program-program tersebut dianjurkan dengan porsi seperti biasa
sepertinya belum dapat memberikan (SDKI, 2008).
hasil yang memuaskan. Hal tersebut
ditunjukan dengan penggunaan oralit Penatalaksanaan penyakit
yang masih kurang di masyarakat diare di rumah oleh orangtua
kita. Menurut Darmansyah (2001), sepertinya belum optimal, hal ini
Banyak dokter dan pasien tidak mau ditunjukan dengan masih besarnya
memakai obat sederhana ini. Hal jumlah pasien diare yang datang
tersebut disebab kan karena kerumah sakit dengan dehidrasi
pemberian oralit tidak langsung sedang dan berat. Orangtua akan
dirasakan manfaatnya untuk dapat memberikan penatalaksanaan
menghentikan diare bahkan dapat yang tepat jika dibekali dengan
menginduksi muntah jika diberikan pengetahuaan dan mempunyai sikap
dengan cara yang tidak benar. yang baik. Hasil penelitian yang
Keenganan masyarakat untuk dilakukan di Indonesia tahun 2005
mengunakan oralit terbukti dengan menunjukan bahwa ada hubungan
hasil SDKI 2007 menyebutkan yang signifikan antara pengetahuan
bahwa hanya satu dari tiga anak yang orangtua terhadap tanda dehidrasi
menderita diare diberi oralit. dengan penggunaan oral rehydration
solution (ORS) sebagai
Penyakit diare pada bayi dan penatalaksanaan di rumah
anak balita (bawah lima tahun) bisa (MacDonald, 2007).
sangat berbahaya karena dapat
menyebabkan kematian. Kematian Penelitian lain telah
diakibatkan oleh kekurangan cairan dilakukan dengan judul hubungan
yang banyak keluar bersama tinja. pengetahuan ibu tentang penanganan
Menurut Survey Demografi dan diare pada anak di rumah dengan
Kesehatan Indonesia (2008), derajat dehidrasi pada anak diare,
dehidrasi karena diare merupakan memberikan hasil ada hubungan
penyebab utama kematian pada bayi yang sangat kuat antara pengetahuan
dan anak dan kondisi ini dapat diatasi ibu dengan derajat dehidrasi yang
dengan rehidrasi oral. Rehidrasi oral terjadi pada anak (Grahacendekia,
telah direkomendasikan untuk 2009). Hal yang sama juga
mengatasi diare. Rehidrasi oral yang disampaikan oleh Jumain (2008)
tersedia dapat berupa paket oralit dalam penelitiannya tentang
(garam rehidrasi oral), larutan gula pengetahuan dan sikap ibu tentang
garam dan minum lebih banyak. penyakit diare terhadap tingkat
dehidrasi diare pada balita, dengan
Pemberian rehidrasi oral hasil pengetahuan dan sikap ibu akan
dapat dilakukan sebagai salah satu menentukan tingkat dehidrasi pada
penatalaksanaan, sehingga dapat anak usia dibawah lima tahun.
mencegah terjadinya komplikasi

3
Orangtua dalam hal ini ibu, kesehatan merupakan salah satu
memiliki peran yang besar dalam komponen dari proses pembelajaran
upaya peningkatan kesehatan anak. yang akan mendukung komponen-
Usaha dalam penanggulangan diare komponen yang lain. Media adalah
yang terpenting adalah alih ilmu dan salah satu komponen komunikasi,
teknologi tentang diare dari tenaga yaitu sebagai pembawa pesan dari
kesehatan kepada ibu komunikator menuju komunikan
(masyarakat/keluarga). Usaha ini ( daryanto 2011:4). Media
penting karena dengan meningkatkan penyuluhan sebenarnya tidak hanya
pengetahuan dan ketrampilan berfungsi sebagai pelengkap yaitu
masyarakat dalam menghadapi diare, membantu pemberi informasi untuk
banyak anak yang akan mengingat,namun media mempunyai
terselamatkan (Sitorus, 2008) Usaha fungsi atensi yaitu memiliki kekuatan
pemberian kesempatan belajar dan untuk menarik
memperoleh informasi yang perhatian.SSSSSSSSSS
bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan merubah sikap
dapat dilakukan oleh perawat dengan Tujuan Penelitian ini Untuk
melakukan penyuluhan kesehatan mengetahui efektifitas audiovisual
tentang diare. Hal ini sesuai dengan sebagai media penyuluhan kesehatan
Undang Undang Republik Indonesia terhadap perubahan pengetahuan dan
nomor 23 tahun 1992 tentang sikap ibu dalam penatalaksanaan dan
kesehatan yang menyebutkan bahwa pencegahan balita dengan diare di
penyuluhan kesehatan masyarakat wilayah kerja puskesmas Bagan
diselenggarakan guna meningkatkan punak kecamatan Bangko kabupaten
pengetahuan, kesadaran, kemauan, Rokan Hilir.
dan kemampuan masyarakat untuk
hidup sehat, dan aktif berperan serta METODE
dalam upaya kesehatan. Pemberian
penyuluhan dalam upaya Penelitian ini menggunakan
meningkatkan pengetahua dan sikap Quasi-experimental design dengan
yang berhubungan dengan diare one grup pretest dan post test. Hanya
dapat dilakukan lingkungan rumah ada 1 kelompok yang diamati.
sakit, Puskesmas, dan Posyandu. Pengukuran dilakukan sebanyak 2
kali yaitu saat sebelum diberikan
Pengetahuan ibu tentang perlakuan( pretest ) dan setelah
perawatan diare pada balita diberikan perlakuan ( post test ).
memberikan hasil bahwa sebagian
besar responden 69,3% memiliki Teknik pengambilan sampel
pengetahuan rendah menggunakan probability sampling
( Handayani,2008). Penelitian yang yaitu teknik pengambilan sampel
terkait dengan sikap ibu yang tidak yang memberikan peluang yang
mendukung masih tinggi yaitu 56,7% sama bagi setiap unsur (anggota)
(Nurrokhim,2009) populasi untuk dipilih menjadi
Keberhasilan penyuluhan anggota sampel yaitu menggunakan
kesehatan pada masyarakat Simple Random sampling.
tergantung pada komponen
pembelajaran. Media penyuluhan

4
Secara umum, untuk bagan punak terdiri dari 7
penelitian kuantitatif jumlah sampel desa,dengan jumlah sampel maka
minimal untuk memperoleh hasil peneliti membuat setiap desa didapat
yang baik adalah 30 masing-masing 5 ibu dengan sistem
sampel( sugiono,2010),Dengan undian sehingga sampel berjumlah
demikian setiap unit sampling 35 org.
sebagai unsur populasi memperoleh
peluang yang sama untuk mewakili Berdasarkan variabel
popolasi yaitu semua ibu yang dependent dan independent serta
memiliki anak usia 1- 5 tahun yang menggunakan analisa univariat dan
berada di wilayah kerja puskesmas analisa bivariat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Univariat

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Di wilayah Kerja


Puskesmas Bagan Punak

NO Umur Frekuensi Persentase ( % )


1 < 20 tahun 4 11,4
2 20-35 tahun 27 77,1
3 >35 tahun 4 11,4
Total 35 100

Dari Tabel 4.1 diatas dapat orang (77,1 %), dan minoritas pada
diketahui jumlah ibu yang memuliki umur > 35 sebanyak 4 orang (11,4
anak usia 1-5 tahun berdasarkan %) dan umur <20 tahun sebanyak 4
umur mayoritas responden yang orang (11,4 % ).
memiliki umur 20-35 sebanyak 27

Tabel. 4.2 Distribusi Frekuensi berdasarkan Pendidikan terhadap


peningkatan pengetahuan dan sikap ibu dalam tatalaksana
dan pencegahan diare pada balita

No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SD 9 25,7
2 SMP 7 20,0
3 SMA 12 34,3
4 Perguruan Tinggi 7 20,0

5
Total 35 100

Dari tabel 4.2 di atas dapat orang (34,3 %) yang berpendidikan


diketahui jumlah ibu yang memiliki SD berjumlah 9 orang (25,7 %) dan
anak usia 1-5 tahun berdasarkan minoritas pada pendidikan SMP dan
pendidikan Mayoritas yang Perguruan Tinggi berjumlah 7 orang
berpendidikan SMA berjumlah 12 (20,0 %).

Tabel 4.3 Pretest dan Postest terhadap Pengetahuan Ibu tentang


Tatalaksana dan Pencegahan Diare pada Balita.

Pengetahuan Pretest Persentase(%) Postest Persentase(%)


Kurang 18 51.4 4 11.4
Baik 17 48.6 31 88.6
Total 35 100 35 100

Dari tabel 4.3 diatas dapat Menggunakan Audiovisual peneliti


dilihat bahwa dari 35 responden saat melakukan Postest Kepada 35
dilakukan Pretest yang Responden yang berpengetahuan
berpengetahuan Kurang Berjumlah Kurang Berjumlah 4 Responden
18 Responden (51.4 %) sedangkan ( 11.4 %) sedangkan yang
yang berpengetahuan Baik berjumlah berpengetahuan Baik berjumlah 31
17 Responden ( 48.6%). Setelah kita Responden ( 88.6%).
melakukan penyuluhan dengan

Tabel 4.4 Pretest dan Postest Sikap Ibu Terhadap Tatalaksana dan
pencegahan Diare pada Balita.

Sikap pretest Persentase(%) Postest Persentase(%)


Negatif 20 57.1 6 17.1
positif 15 42.9 29 82.9
Total 35 100 35 100

Dari Tabel 4.4 di atas dapat ( 57.1%) dan yang memiliki Sikap
dilihat bahwa saat melakukan Pretest Positif Berjumlah 15 Responden
tentang Penatalaksanaan dan (42.9%). kemudian dilakukan postest
Pencegahan Diare dengan 35 yaitu dengan menggunakan
Responden diketahui dengan sikap penyuluhan Audiovisual dengan
Negatif berjumlah 20 Responden sikap Negatif berjumlah 6

6
Responden (17.1%) dan dengan Sikap Positif berjumlah 29
Responden (82.9%).

Analisis Bivariat

Tabel 4.5 Perbedaan Pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah


mendapatkan Penyuluhan Audiovisual di Wilayah Kerja
Puskesmas Bagan Punak.

Variabel Mean Mean Selisih CI 95 % P Value


Pretest Postest Mean
Pengetahuan 15,09 22,20 -7,11 -9,39 0,000

Sikap 6,14 8,77 -6,22 -3.52 0,000

normal dengan nilai p Value


Berdasarkan tabel 4.5 diatas Pengetahuan 0,000 dan sikap 0,000
dapat dilihat bahwa secara Statistik dengan demikian terdapat Pengaruh
terdapat perbedaan yang signifikan pemberian penyuluhan
antara pengetahuan dan sikap Menggunakan Media Audiovisual.
Responden sebelum dan sesudah Penelitian ini membuktikan bahwa
mendapatkan Penyuluhan menggunakan media audivisual
Menggunakan Media Audiovisual dapat mempengaruhi pengetahuan
dengan Selisih mean Pengetahuan dan Sikap ibu dalam Tatalaksana dan
sebesar -7,11 dan Sikap sebesar pencegahan Diare pada Balita.
-6,22. Berdasarkan Uji Statistik Rentang perbedaanya pada
diperoleh nilai < 0,05 berdistribusi pengetahuan -711 dan Sikap -6,22.
tidak

PEMBAHASAN sebesar -7,11. Berdasarkan uji


statistik diperoleh nilai <0,05 maka
Berdasarkan hasil Penelitian dapat disimpulkan bahwa data
dapat diketahui bahwa sebelum berdistribusi tidak Normal. Hal ini
mendapatkan penyuluhan dibuktikan dengan p value
menggunakan Media Audiovisual pengetahuan 0,000 dengan demikian
nilai pengetahuan 15,09 dan rata- terdapat pengaruh pemberian
rata setelah mendapatkan penyuluhan menggunakan media
penyuluhan menggunakan Media Audiovisual terhadap peningkatan
Audiovisual pada pengetahuan yaitu pengetahuan ibu dalam tatalaksana
22,20. Berdasarkan Hasil penelitian dan pencegahan Diare pada Balita
menunjukkan bahwa ada perbedaan di wilayah kerja puskesmas Bagan
pengetahuan sebelum dan sesudah Punak.
mendapatkan penyuluhan
menggunakan media audiovisual

7
Berdasarkan hasil penelitian Peningkatan dan sikap ibu dalam
dapat diketahui bahwa sebelum Tatalaksana dan Pencegahan
mendapatkan penyuluhan Diare pada Balita di wilayah
menggunakan media Audiovisual Kerja Puskesmas Bagan Punak
nilai sikap 6,14 sedangkan setalah kabupaten Rokan Hilir Tahun
mendapatkan penyuluhan nilai sikap 2018.
yaitu 8,77. Berdasarkan uji statistik
diperoleh nilai < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data SARAN
berdistribusi tidak normal. Hal ini
dibuktikan dengan nilai p value Berdasarkan hasil penelitian dan
sikap 0,000 dengan demikian pembahasan, maka saran yang dapat
terdapat pengaruh pemberian diberikan adalah sebagai berikut :
penyuluhan menggunakan media 1. Bagi Puskesmas Bagan Punak
audiovisual. Hasil penelitian diharapkan
dapat memberikan masukan dan
Hasil penelitian ini jg sama bahan pertimbangan bagi
dengan penelitian sebelumnya yang perawat , tim medis dan tenaga
di teliti oleh Rini Eko kapti di kesehatan lain di puskesmas
Rumah sakit Kota Malang dalam meningkatkan
menyatakan ada peningkatan pengetahuan dan sikap ibu
Pengetahuan dan sikap ibu setelah tentang penatalaksanaan diare
mendapatkan media audiovisual. pada balita melalui Media
Audiovisual.
2. Bagi Stikes Al-Insyirah
Hasil Penelitian ini
KESIMPULAN
diharapkan dapat menjadi Dasar
untuk Pengembangan Intervensi
Hasil Kesimpulan yang dapat
pada pendidikan kesehatan
diambil Penulis setelah Melakukan
Khususnya Media Pendidikan
Penelitian di Wilayah Kerja
kesehatan mengenai
Puskesmas Bagan Punak adalah
Penatalaksanaan dan
Sebagai berikut :
Pencegahan Diare pada Balita.
1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
3. Bagi Masyarakat (Responden)
ibu sebelum mendapatkan
Diharapkan pada responden
Penyuluhan media Audiovisual
untuk dapat memahami
adalah 15.09 , Sedangkan Rata-
pentingnya
Rata nilai pengetahuan setelah
pengetahuan tentang Diare pada
mendapatkan media Audiovisual
balita. Sehingga penanganan
adalah 22.20.
Diare di rumah dapat teratasi
2. Distribusi Frekuensi Sikap ibu
lebih awal.
sebelum Mendapatkan Media
4. Bagi peneliti Selanjutnya
Audiovisual adalah 6.14 ,
Diharapkan Bagi peneliti
sedangkan rata-rata nilai sikap
selanjutnya agar dapat meneliti
ibu setelah mendapatkan
pengaruh media Audiovisual
Penyuluhan media Audiovisual
terhadap materi yang lain selain
adalah 8.77.
di bidang kesehatan.
3. Ada Pengaruh Penyuluhan Media
Audiovisual Terhadap

8
DAFTAR PUSTAKA Indonesia. Jakarta Corwin,
E, J. (2001). Buku saku
Ariani, ayuputri. 2016. Diare patofisiologi. Jakarta:
Pencegahan dan
EGC.
Pengobatanya.
Yogyakarta Nuha Medika. Eko Kapti, Rinik ( 2010 ) Efektifitas
Adisasmito, W. (2007). Faktor risiko audiovisual sebagai media
diare pada bayi dan penyuluhan kesehatan
balita di Indonesia: terhadap peningkatan
systematic review pengetahuan dan sikap ibu
penelitian akademik dalam tatalaksana balita
bidang kesehatan Diare.Universitas
masyarakat Indonesia. Diperoleh
tanggal 16 januari 2018.
Ahmed, A. H. (2008). Breastfeeding
preterm infants: An Dermawan, A.C., dan Setiawati, S.
educational program to (2008). Proses
support mothers of preterm pembelajaran dalam
infants in Cairo, Egypt. pendidikan kesehatan.
Jakarta: Trans info media.
Arifah, S. (2010). Pengaruh
pendidikan kesehatan Garini, W. (2004). Pengaruh
dengan modul dan media intervensi VCD metode
visual terhadap perawatan bayi terhadap
pengetahuan dan sikap pengetahuan ibu bayi
wanita dalam menghadapi berat badan lahir rendah
menopause. di RSUD Ciawi Bogor
Jawa Barat. Diperoleh
Asnil, P., Noerasid, H., & tanggal 20 januari 2018
Suraatmadja, S. (2003).
Ilmu Kesehatan Anak, jilid Grahacendekia. (2009). Hubungan
1. Jakarta: Infomedika pengetahuan ibu tentang
Jakarta penanganan diare pada
anak di rumah dengan
Agustina, M. (2008). Asuhan derajad dehidrasi pada
keperawatan dengan anak diare di RS.
gangguan sistem
pencernaan: diare di Hastono, S. P. (2007). Analisa data
bangsal anggrek RSUD kesehatan. Jakarta:
Sukoharjo. Diperoleh Fakultas Kesehatan
tanggal 16 januari 2018 Masyarakat Universitas
Indonesia.
Badan Pusat Statistik. (2008). Survey
demografi dan kesehatan

9
10

Anda mungkin juga menyukai