Anda di halaman 1dari 2

Kesehatan Mental

1. Pengertian Kesehatan Mental


Kesehatan mental alih bahasa dari Mental Higiene atau Mental
Health. Definisi-definisi yang diajukan para ahli diwarnai oleh
keahlian masing-masing. Menurut World health Organization dalam
Winkel (1991) disebutkan: sehat adalah suatu keadaan berupa
kesejahteraan fisik, mental dan sosial secara penuh dan bukan sematamata
berupa absensinya penyakit atau keadaan lemah tertentu.
Definisi ini memberikan gambaran kancah yang luas dalam keadaan
sehat, mencakup berbagai aspek sehingga diharapkan dapat
mewujudkan kesejahteraan hidup.47
Dalam pengertian yang amat sederhana kesehatan mental itu
sudah dikenal sejak manusia pertama (Adam), karena Adam as merasa
berdosa yang menyebabkan jiwanya gelisah dan hatinya sedih. Untuk
menghilangkan kegelisahan dan kesedihan tersebut, ia bertaubat
kepada Allah dan taubatnya diterima serta ia merasa lega kembali.
Firman Allah SWT:
ِِۚ
‫ ا‬٣١ ‫ث ۦاِا َك ِل َو ٖثافَ َحبةَا َعلَ ۡي ۡۚۡاِ<إِ ۥًاِ<ًّ=َُاهُىَاٱل َّحىَّاةُااٱلس َِّحينُاا‬
ِّ ‫فَ َح َل ٓااً َءا َد ُما ِهيا َّز‬
45 Ibid, h. 297.
46 Ibid, h. 298.
47 Siti Sundari, Kesehatan Mental Dalam Kehidupan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 1.

“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat (untuk


bertaubat) dan Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya.
Sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha Penyayang”.
(Q.S. Al-Baqarah: 37).
Kesehatan mental sebagai salah satu cabang ilmu jiwa
sudah dikenal sejak abad ke-19, seperti dijerman tahun 1875 M,
orang sudah mengenal kesehatan mental sebagai suatu ilmu
walaupun dalam bentuk sederhana.48
Sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Mahmud
dalam buku Psikologi Agama karangan Ramayulis, menemukan dua
pola dalam mendefinisikan kesehatan mental: pertama, pola negatif
(salabiy), bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang
dari gejala neorosis (al-amradh al‟ashabiyah) dan psikosis (alamradh
al-dzibaniyah). Kedua, pola positif (ijabiy), bahwa
kesehatan mental adalah kemampuan individu dalam penyesuaian
terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungan sosialnya. Pola yang
kedua ini lebih luas dibanding pola yang pertama.49
Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang
sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai
kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi,
dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya.
Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap jiwa,
pandangan dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan
bekerja sama sau sama lain, sehingga dapat dikatakan adanya
keharmonisan, yang menjauhkan orang dari perasaan ragu dan
bimbang, serta terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin
(konflik).
48 Jalaluddin, Ramayulis, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 1993), h. 75.
49 Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 140.
Keharmonisan antara fungsi jiwa dan tindakan tegas itu dapat
dicapai antara lain dengan keyakinan akan ajaran agama, keteguhan
dalam mengindahkan norma-norma sosial, hukum, moral dan
sebagainya.
Fungsi-fungsi jiwa dengan semua unsur-unsurnya, bertindak
menyesuaikan orang dengan dirinya, dengan orang lain dan
lingkungannya. Dalam menghadapi suasana yang selalu berubah,
fungsi-fungsi jiwa akan bekerja sama secara harmonis dalam
menyiapkan diri untuk menghadapi perubahan-perubahan tersebut.
Dengan demikian perubahan-perubahan itu tidak akan menyebabkan
kegelisahan dan kegoncangan jiwa.50
Menurut Zakiah Daradjat dalam bukunya Ramayulis Psikologi
agama, merumuskan pengertian kesehatan mental dalam pengertian
yang luas dengan memasukkan aspek agama didalamnya seperti
berikut:
Kesehatan mental ialah terwujudnya keserasian yang sungguhsungguh
antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian
diri antara manusia dengan dirinya sendiri dan lingkungannya,
berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk
mencapai hidup yang bermakna dan bahagia duna akhirat. 51
Dengan masuknya faktor keimanan, ketaqwaan dan kebutuhan
dalam pengertian ilmu kesehatan mental, maka pengertian kesehatan
mental terasa luas dan dalam karena sudah mencakup seluruh aspek
dai kehidupan manusia. Dan sekaligus menunjukkan bahwa agama
mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan mental.52

Anda mungkin juga menyukai