TAUHID
Tentang
Iman Kepada Allah
Kelompok 6
Elpi Yeni Susanti : 2015050081
Holidi Muhammad : 2015050096
Regina Aprilia : 2015050104
Dosen Pengampu
Drs. Yulius Mas’ud, M. Ag
Syukur Alhamdulillah, bahwa atas ridho dan karunia-Nya lah , maka kami masih
dapat menyelesaikan tugas-tugas menyusun Makalah dalam rangka menyelesaikan tugas
meskipun di tengah-tengah kesibukan dan dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini
dikarenakan kami merasa mempunyai kewajiban dan tanggung jawab sebagai mahasiswa
sekaligus akan melatih diri kami dalam menyampaikan pemikiran-pemikiran khusunya yang
berkaitan dengan makalah kami. Tentu saja dengan terbatasnya pengetahuan yang dimiliki
oleh penulis ditambah sempitnya waktu yang diberikan kepada penulis, tulisan ini masih jauh
dari sempurna, lebih-lebih dukungan datanya hampir tidak ada,
Namun walaupun demikian penulis berharap tulisan ini bisa bermanfaat bagi para
pembacanya. Kritik dan saran yang bermaksud membangun, apa lagi mengembankan
pemikiran ini, kiranya masih terbukan bagi siapa saja. Betapa kecilnya bantuan yang
diberikan namun apabila diserta niat yang baik, akan terasa besar juga manfaatnya Semoga
bermanfaat.
Penulis,
OUTLINE
KATA PENGANTAR
OUTLINE
BAB I PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keimanan atau keyakinan merupakan hal dasar setiap insan dalam beragama.
Untuk melanjutkan sampai perbuatan atau ibadah yang yang diajarkan oleh agama, akan
selaras jika pondasi dasar dalam hati sudah dibangun dengan keimanan yang kuat. Iman
kepada Allah juga sebagai point pertama umat Islam dalam mengabdikan dirinya sebagai
pemeluk Agama yang diajarkanoleh nabi Muhammad SAW. Pengertian tentang keimanan
dan hal lain yang berkaitan dengan iman sangat perlu dikembangkan lebih oleh para muslim
untuk dapat memahami dengan sempurna ajaran-ajaran islam.
Terkait keimanan kepada Allah, sudah bukan hal asing jika sebagai muslim kita
dituntut untuk mampu mempelajari dan memahami apa arti iman kepada Allah. Dalam
penulisan makalah ini akan coba kita uraikan makna iman kepada Allah, juga bagimana
kemahaesaan Allah yang selama ini kita yakini bersama sebagai sifat Allah SWT. Kiranya
tidak cukup hanya sebatas pengucapan dibibir tentang kemahaesaan ataupun sifat-sifat
Allah, alangkah lebih baik dan merupakan kewajiban kita sekalian untuk mempelajari hal
tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
A. Jelaskan tentang mengimani wujud Allah
B. Jelaskan tentang mengimani Ruhubiyah Allah
C. Jelaskan tentang mengimani Uluhiyah Allah
D. Jelaskan tentang mengimani nama-nama dan sifat Allah
E. Jelaskan tentang hikmah beriman kepada Allah
C. TUJUAN MASALAH
A. Untuk menjelaskan tentang mengimani wujud Allah
B. Untuk menjelaskan tentang mengimani Ruhubiyah Allah
C. Untuk menjelaskan tentang mengimani Uluhiyah Allah
D. Untuk menjelaskan tentang nama-nama dan sifat Allah
E. Untuk menjelaskan tentang hikmah beriman kepada Allah
BAB ll
PEMBAHASAN
Bagian ini merupakan hal yang paling tinggi kedudukannya dan paling mulia nilainya. Sebab seluruh
kehidupan seorang muslim berpusar disitu dan terbentuk karenanya. Ia adalah dasar segala prinsip di
dalam sistem umum bagi kehidupan seorang muslim secara keseluruhan.
Seorang muslim beriman kepada Allah shubhana wa ta’ala dalam arti, dia
meyakini wujud (keberadaan) Allah yang Maha Suci, dan bahwa sesungguhnya dia adalah Pencipta
langit, dan bumi, Maha mengetahui yang ghaib dan yang tampak, Rabb ( pencipta, pemilik, penguasa,
pengatur,) segala sesuatu dan pemiliknya. Tiada sembahan yang berhak disembah kecuali Dia, dan
tiada Rabb selain Dia. Dan (meyakini) bahwasanya Dia bersifat dengan segala sifat kesempurnaan,
suci dari segala kekurangan. Yang demikian itu adalah karena petunjuk Allah kepadanya (seorang
muslim) kemudian karenanya dalil-dalil Naqli dan Aqli berikut ini:
Dalil-dalil Naqli
Artinya :“Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci
Allah, Rabb semesta alam” (Q.S. Al A’raf [7]: 54)
Juga Firman-Nya takkala Dia menyuruh Nabi Musa alahissalam dari sebatang pohon, di tepi kanan
sebuah lembah, di suatu tempat yang diberkahi :
Artinya : “ Hai Musa Sesungguhnya aku adalah Allah, Rabb semesta alam” (Al Qashas: 30)
Juga FirmanNya :
Artinya : “Sesungguhnya aku adalah Allah tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku,
maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingatku “ (QS. Thaha[20]: 14)
Juga FirmanNya dalam mengagungkan dirinya serta menyebut nama-nama dan sifat-sifat-Nya,
Artinya : “59:22 Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang
nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
59:23 Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera,
Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa,
Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
59:24 Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang
Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.. (QS. Al Hasyr [59]22 -24)
Mengimani Rububiyyah Allah Rububiyyah adalah kata yang dinisbatkan kepada salah satu nama
Allah SWT, yaitu Rabb. Nama ini mempunyai beberapa arti, antara lain : Al-Murabbi ( pemelihara ),
An-Nashir (penolong), Al-Malik ( pemilik ), Al-Mushlih ( yang memperbaiki ), As-Sayyid ( tuan )
dan Al-Wali ( wali ). Dalam terminologi syariat Islam, istilah mengimani Rububiyyah Allah atau
Tauhid Rububiyyah berarti : بِااْل ِ حْ يَا ِء َو ااْل ِ َماتَ ِة َو َغي ِْرهَا, َص ِّرفُ فِ ْي أُ ُموْ ِر هَ َذا ْال َكوْ ِن َ ال ْمت, ك ُ ِ ال ْماَل, ق ُ ِااِل ْي َمانُ بِأ َ َّن هللاَ ه َُو ْالخَال
نَ ِن ْال َكوْ نِيَّ ِةooالس ُ
ِ وْ ِر ْالقَدoo ِمنَ اأْل ُم. “ Percaya bahwa hanya Allah-lah satu-satunya pencipta, pemilik,
ُّ َريَّ ِة َو
pengendali alam raya seperti menghidupkan dan mematikan dan lainnya yang termasuk ketentuan
Allah ( sunnatullah ) dalam alam “ Dalam pengertian ini istilah Tauhid tidak terlepas dari akar makna
bahasanya. Sebab Allah adalah Pemelihara makhluk, para Rasul dan wali-wali-Nya dengan segala
spesifikasi yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Rezki-Nya meliputi semua hamba-Nya. Dia-lah
Penolong Rasul-Rasul dan wali-wali-Nya, Pemilik bagi semua makhluk-Nya, Yang senantiasa
memperbaiki keadaan mereka dengan pilar-pilar kehidupan yang telah diberikan kepada mereka,
Tuan yang sampai pada derajat tertinggi dari kekuasaan, serta Wali atau Pelindung yang tak
terkalahkan yang mengendalikan urusan para wali dan Rasul-Nya. Seorang muslim harus meyakini
bahwa hanya Allah-lah satu-satunya pencipta alam semesta, selain Allah semuanya ciptaan ( makhluk
) Allah. Firman Allah : َي ٍء َو ِكي ٌل ْ َي ٍء فَا ْعبُدُوهُ َوهُ َو َعلَى ُك ِّل ش ْ ق ُكلِّ ش ُ ِ ( “ َذلِ ُك ُم هَّللا ُ َربُّ ُك ْم اَل إِلَهَ إِاَّل ه َُو خَالYang memilik
sifat-sifat yang ) demikian itu ialah Allah Rabb kamu, tidak ada ilah ( yang harus disembah ) selain
Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu “ ( QS.
Al-An’am/6 : 102 ). Karena Allah satu-satunya pencipta alam semesta, maka Allah pulalah satu-
satunya pemilik alam semesta ini. Firman Allah : ض ِ ْت َو َما فِي اأْل َر ِ “ هَّلِل ِ َما فِي ال َّس َم َواKepunyaan Allah-lah
segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi “ ( QS. Al-Baqarah/2 : 284 ) Seorang muslim
selain meyakini bahwa hanya Allah satu-satunya pencipta dan pemilik, ia juga harus meyakini bahwa
hanya Allah yang mengendalikan alam ini, seperti menghidupkan dan mematikan, memberikan rizki,
menyembuhkan penyakit, memberikan manfaat , madarat dan sebagainya. Barangsiapa yang meyakini
bahwa makhluk secara sendirian atau bersama-sama mampu menghidupkan dan mematikan,
memberikan rizki atau menghalanginya, menyembuhkan penyakit, memberikan manfaat dan madarat
tanpa kehendak Allah, maka orang itu telah menyekutukan Allah walaupun pagi dan petang
mengucapkan dua kalimat syahadat, dan walaupun dia salat, shaum, melakukan haji dan mengaku
sebagai muslim.. Firman Allah : َي ٍء ْ هَّللا ُ الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ثُ َّم َر َزقَ ُك ْم ثُ َّم يُ ِميتُ ُك ْم ثُ َّم يُحْ يِي ُك ْم هَلْ ِم ْن ُش َركَائِ ُك ْم َم ْن يَ ْف َع ُل ِم ْن َذلِ ُك ْم ِم ْن ش
َ “ ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى َع َّما يُ ْش ِر ُكونAllah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian
mematikanmu, kemudian menghidupkanmu ( kembali ).
Kata Uluhiyyah ( ) ألوهيةdi ambil dari akar kata ilaah ( ) الهdalam arti ma’bud ( )معبودdan mutho’ (
)مطاعyakni yang diibadahi dan ditaati. Kata ilaah digunakan untuk yang diibadahi secara hak (benar)
dan yang diibadahi secara batil (salah). Untuk yang diibadahi atau disembah secara hak Allah SWT
berfirman : “ هَّللا ُ اَل إِلَهَ إِاَّل هُ َو ْال َح ُّي ْالقَيُّو ُمDia-lah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang hidup kekal lagi
terus menerus mengurus makhluknya “ ( QS. Al-Baqarah/2 : 255 ). Sedangkan untuk yang diibadahi
atau disembah secara batil, antara lain Allah berfirman : ُ “ أَفَ َرأَيْتَ َم ِن اتَّخَ َذ إِلَهَهُ هَ َواهApakah engkau telah
melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya “ ( QS. Al-Jatsiyah/45:23 ) Tetapi
kemudian pemakaian kata ilaah lebih dominan digunakan untuk menyebut sembahan yang hak
ِ ا َوتَعooًّوْ بُ ُحبooُ “ َم ْن تَأَلَّهَـهُ ْالقُلZat yang diibadahi atau
sehingga maknanya berubah menjadi : ًْظ ْي ًمـا َواِجْ الَال
disembah sebagai bukti kecintaan, pengagungan dan pengakuan atas kebesaran-Nya “ Pengertian
mengimani Uluhiyyah Allah atau yang biasa disebut dengan Tauhid Uluhiyyah menurut terminologi
syariat Islam adalah : “ اِ ْف َرا ُد هللاِ بِ ْال ِعبَـا َد ِة َوالطَّـا َع ِةMengesakan Allah dalam ibadah dan ketaatan “ Dalam
hal ini seorang muslim harus mengimani bahwa hanya Allah-lah yang berhak diibadahi dan disembah
serta tidak melakukan ibadah dan penyembahan kepada selain Allah. Ibadah meliputi segala hal, baik
perkataan atau perbuatan, lahir atau batin yang dicintai dan diridhoi Allah SWT, seperti dzikir,
membaca Al Qur’an, nadzar, shalat, zakat, menyembelih sembelihan, berharap, takut dan cinta.
Bentuk-bentuk ibadah ini dan semacamnya tidak boleh diberikan kepada selain Allah. Memberikan
sebagian dari berbagai macam ibadah itu kepada selain Allah berarti membatalkan iman. Firman
ِ ِدُوا هَّللا َ ُم ْخلo ُ رُوا إِاَّل لِيَ ْعبoا أُ ِمoo “ َو َمPadahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
Allah : ا َءooَ ِّدينَ ُحنَفo هُ الo َينَ لo ص
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus
“ (QS. Al-Bayyinah/98 : 5 ). ت َوأَنَا ُ َْريكَ لَهُ َوبِ َذلِكَ أُ ِمر
ِ )اَل ش162( َاي َو َم َماتِي هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمين َ قُلْ إِ َّن
َ َصاَل تِي َونُ ُس ِكي َو َمحْ ي
)163( َ “ أَ َّو ُل ْال ُم ْسلِ ِمينKatakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya. Demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan
aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah) “. ( QS. Al-An’am : 162-163 ).
Ayat ini merupakan bantahan kepada orang-orang musyrik yang menyembah selain Allah dan
menyembelih dengan nama selain Allah. Allah juga membantah orang-orang musyrik yang berdo’a
kepada selain Allah. Firman Allah : ) إِ ْن تَ ْدعُوهُ ْم13 ( ير ْ ِك َوالَّ ِذينَ تَ ْد ُعونَ ِم ْن دُونِ ِه َما يَ ْملِ ُكونَ ِم ْن ق
ٍ ط ِم ُ َذلِ ُك ُم هَّللا ُ َربُّ ُك ْم لَهُ ْال ُم ْل
ٍ ِ ُل َخبoكَ ِم ْثoُرْ ِك ُك ْم َواَل يُنَبِّئoرُونَ بِ ِشoُ ِة يَ ْكفoوْ َم ْالقِيَا َمoَت ََجابُوا لَ ُك ْم َويoاس
)14( يرo ْ اoo ِمعُوا َمoوْ َسoَا َء ُك ْم َولoo َمعُوا ُد َعo“ اَل يَ ْسYang (berbuat)
demikian Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah)
selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka
tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan
permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang
dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui”.
Iman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT adalah menetapkan nama-nama dan sifat-sifat
yang sudah ditetapkan Allah untuk diri-Nya dalam kitab suci-Nya atau sunnah rasul-Nya dengan cara
yang sesuai dengan kebesaran-Nya
tanpa tahrif (penyelewengan), ta'thil (penghapusan), takyif (menanyakan bagaimana?)
dan tamtsil (menymenyerupaka
Allah berfirman :
َء ْال ُح ْسنَى فَا ْدعُوهُ بِهَا َو َذرُوا الَّ ِذينَ ي ُْل ِح ُدونَ فِي أَ ْس َمائِ ِه َسيُجْ زَ وْ نَ َما كَانُوا يَ ْع َملُونoُ َوهَّلِل ِ اأْل َ ْس َما
" Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna
itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-
Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan " (QS. Al-A'raf/7
: 180 )
Arti dari 20 Sifat Wajib, Mustahil dan Jaiz Bagi Allah dalam Ajaran Islam
Dalam buku Asmaul Husna & 20 Sifat Allah (2004:5), sifat wajib bagi Allah artinya sifat yang harus
ada pada Allah. .Berikut adalah 20 sifat wajib bagi Allah dan artinya dalam ajaran Islam.
5. Qiyamuhu Binafsihi, artinya dapat berdiri sendiri dan tidak bergantung pada siapapun.
Menurut buku Bunga Rampai (2010:146), sifat mustahil adalah sifat yang tiada ada dzat-Nya. Berikut
arti 20 sifat mustahil bagi Allah.
Contoh Sifat Jaiz Bagi Allah Salah satu contoh sifat jaiz bagi Allah termaktub dalam Alquran Surat
Ali Imran ayat 26 yang berbunyi:
“Katakanlah: 'Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang
yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau
muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di
tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Hamida Faiqiyal Husna dalam Materi Akidah dalam Kitab Fath Al-Majid memberi contoh dua
kebebasan yang dimiliki Allah SWT, yaitu:
Beriman kepada Allah adalah suatu anugerah yang luar biasa, Allah memberikan begitu banyak
hikmah yang baik, apabila kita beriman kepadanya. Tujuan Manusia diciptakan yaitu untuk beriman
kepada Allah. Manusia yang beriman maka akan memetik hikmah yang baik. Sebaliknya, manusia
yang tidak beriman, maka tidak bisa mengambil hikmahnya dan berujung pada kesesatan. Berikut ini,
adalah beberapa hikmah dari beriman kepada Allah. Antara lain yaitu:
BAB lll
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Arti iman kepada Allah artinya meyakini dengan sepenuh hati akan keberadaan Allah SWT, keimanan
seseorang juga sangat memerlukan rasa yakin akan adanya Dzat yang ghaib, agar seseorang dapat menerima
Keberadaan tuhan yang maha Esa didunia ini. Untuk mengetahui akan kuasa dan meyakini adanya Allah,
maka perlu pemikiran terhadap apa yang telah diciptakan Allah selaku sang khaliq. Dengan pembuktian
mengenai alam semesta dan apapun yang telah Allah ciptakan, bagi orang-orang yang beriman dan orang
yang mampu berfikir, maka hal ini bukan persoalan yang sangat sulit karena didalam hatinya sudah tertanam
keimanan terhadap Allah SWT.
Nama-nama untuk menyebut Al-quran antara lain Al-kitab, Al-Furqon, Al-huda, Al-kalam, dan lain
sebagainya. Kemudian hikmah diturunkannya Al-quran adalah sebagai pejelasan yang sempurna dalam
urusan manusia, pemberi peringatan, mengetahui Allah SWT dan bagi orang-orang referensi utama khususnya
digunakan sebagai sumber hukum Islam, mengetahui Allah bagi orang-orang yang berfikir. Dari beberapa
hikmah yang ada dalam Al-quran semuanya demi kebaikan manusia dalam menjalani kehidupannya.
B. SARAN
Penulis menyarankan, perlunya pembelajaran serius dan lebih mendalam terkait Aqidah dan
keyakinan terhadap Allah dan mengenai sifat-sifat Allah. Sehingga tidak ada lagi kesalahan persepsi
dalam mengartikan sifat-sifat Allah, terlebih bagi kita sekalian selaku mahasiswa perguruan tinggi
Islam yag digadang-gadang sebagai calon penerus bangsa yang lebih unggul dalam bidang agama
islam. Penulis juga menyarankan kepada masyarakat luas untuk turut mempelajari atas materi yang
ada. Sehingga kita sama-sama tau terlebih materi dasar yang dibutuhkn dalam keyakinan kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
https://rumahtarbiyah.com/beriman-kepada-wujud-allah/
http://abufathirabbani.blogspot.com/2012/10/mengimani-rububiyyah-allah.html?m=1
http://abufathirabbani.blogspot.com/2012/10/mengimani-uluhiyyah-allah.html?m=1
https://umma.id/post/beriman-kepada-nama-nama-dan-sifat-sifat-allah-swt-222454?lang=id
https://ingatallah.com/hikmah-beriman-kepada-allah/
https://m-kumparan-com.cdn.ampproject.org/v/s/m.kumparan.com/amp/berita-terkini/tauhid-
uluhiyah-dan-rububiyah-dalam-kehidupan-