Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TAUHID

KUFUR DAN PEMBAGIANNYA


Dosen Pengampu : Drs. Yulius Mas’ud M.Ag

Kelompok 4
Saifullah Umar :
Rika Putri Vami : 2015050079
Ayu Ramadhani Rambe : 2015050110
Muhammad Arrofiq : 2015050106

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI IMAM BONJOL PADANG


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Yang berkat rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KUFUR DAN PEMBAGIANNYA” ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
Dosen Drs. Yulius Mas’ud M.Ag Pada bidang mata kuliah Tauhid. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan dan pemikiran pembaca maupun penulis tentang topik
makalah yang telah kami tuliskan di atas.

Kami juga berterima kasih kepada bapak Drs. Yulius Mas’ud M.Ag selaku dosen mata
kuliah Tauhid yang telah memberikan tugas ini sehingga menambah wawasan dan pengetahuan
sesuai dengan bidang jurusan yang kita tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sekalian agar kami bisa menjadi lebih baik lagi ke
deapannya.

Padang, 10 April 2021

Penulis
OUTLINE

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Pembahasan

BAB II PEMBAHASAN

Defenisi Kufur

Pembagian dan Jenis-Jenis Kufur

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Kritik & Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan masyarakat modern saat ini karena pengaruh arus globalisasi
yang cepat tidak dapat dipungkiri hal menyebabkan masyarakat yang cenderung
pada matrealisme-hedonistik. Masyarakat semakin mendewa-dewakan harta,
kekayaan, kedudukan,serta kemegahan, tidak menghiraukan norma-norma agama
yang ada, serta pula dipengaruhi dari berbagai faktor baik itu faktor internal
maupun eksternal yang menyebabkan manusia sering kehilangan pedoman dalam
hidup. Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamiin mempunyai dua dimensi yaitu
dimensi aqidah atau keyakinan dan amaliyah atau perbuatan.

Amal perbuatan tersebut merupakan implementasi dan perpanjangan dari


sebuah aqidah yang tertanam dalam hati. Islam sebagai agama yang bersumber
dari Al Qur’an yang di dalamnya terdapat wahyu-wahyu Allah SWT yang
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang berintisarikan keimanan dan
amal perbuatan.

Keimanan dalam agama islam merupakan pondasi atau dasar yang di


atasnya berdiri syariat-syariat agama islam. Keimanan muslim seorang manusia
biasa tidaklah seperti keimanan para nabi dan rasul yang terus dijaga oleh Allah.
Maka dari itu kita harus terus menerus memupuk keimanan dalam hati kita agar
semakin kokoh dan kuat serta kita tidak terseret kepada kufur. Kekufuran apabila
telah tertanam dalam jiwa manusia maka seluruh amal perbuatannya akan menjadi
sia-sia.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan kufur?
b. Bagaimana pembagian jenis-jenis kufur?
C. Tujuan Pembahasan
a. Mengetahui pengertian kufur
b. Mengetahui jenis-jenis kufur
c. Untuk mengetahui cara menghindari sifat-sifat kekufuran
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kufur
Kufur menurut bahasa berarti malam, menyembunyikan, menutupi, dan
ingkar. Orang yang melakukan kekufuran, tidak beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya disebut kafir.

Pengkafiran adalah hukum syar'i dan tempat kembalinya kepada Allah dan
Rasul-Nya. Sedangkan menurut syara‟ kufur berarti menolak kebenaran setelah
mengetahuinya. Kufur menurut pengertian yang lain adalah tidak beriman kepada
Allah dan Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya.
Maksud dari mendustakan berarti menentang atau menolak sedangkan tidak.
Maksud dari mendustakan berarti menentang atau menolak sedangkan tidak
mendustakan artinya hanya sekedar tidak iman dan tidak percaya. Sedangkan orang
yang kufur disebut kafir, yaitu orang yang menutup hatinya dari hidayah Allah SWT.
Malampun dapat disebut kafir, karena malam menutupi orang dan benda-benda lain
dari dengan kegelapannya.

Adapun pengertian kufur yang diambil dari Ensiklopedi Islam, yaitu : Al-Kufr
(tertutup) atau tersembunyi, mengalami perluasan makna menjadi “ingkar” atau tidak
percaya, ketidak percayaan kepada Tuhan. Kata kafir mengisyaratkan usaha keras
untuk menolak bukti-bukti kebenaran Tuhan, yakni sebuah kehendak untuk
mengingkari Tuhan, sengaja tidak mensyukuri kehidupan dan mengingkari wahyu.

Berkata Izzuddin bin Abdissalam, bahwa ada tiga hal yang menyebabkan
seseorang mukmin menjadi kafir1, yaitu :

a. Beriman seperti iman orang kafir, misalnya tidak mengakui adanya Allah
Yang Maha Esa dan kerasulan Nabi Muhammad SAW
b. Ucapan atau perbuatan yang hanya dilakukan oleh orang kafir, seperti
membuang Al-Qur‟an dengan sengaja, pergi ke Gereja untuk beribadat, atau
sujud kepada berhala.

1
Drs. Bakir Yusuf Barmawi, Konsep Iman dan Kufur dalam Teologi Islam, Surabaya : PT. Bina
Ilmu, 1987.
c. Mengingkari akan apa yang jelas diketahui sebagai ajaran agama, seperti
mengingkari wajib shalat, wajib puasam, wajib haji dan sebagainya. Dan juga
menghalalkan minum khomer, berjudi, zina dan sebagainya. 2
B. Jenis Kufur

Dari segi jenisnya kufur terbagi menjadi 2 ; Kufur Besar dan Kufur Kecil

1. Kufur Besar
Kufur besar bisa mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Kufur besar
ada lima macam :
1. Kufur Karena Mendustakan Dalilnya adalah firman Allah:

َ ‫ْس فِي َج َه َّن َم َم ْث ًوى ل ِْل َكاف ِِر‬


‫ين‬ َ ‫ب ِب ْال َح ِّق لَمَّا َجا َءهُ ۚ أَلَي‬ ِ ‫َو َمنْ أَ ْظلَ ُم ِمم‬
َ ‫َّن ا ْف َت َر ٰى َعلَى هَّللا ِ َك ِذبًا أَ ْو َك َّذ‬

“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang-orang yang mengada-


adakan dusta terhadap Allah atau mendustakan kebenaran tatkala yang hak
itu datang kepadanya ? Bukankah dalam Neraka Jahannam itu ada tempat
bagi orang-orang yang kafir ?” [Al-Ankabut/29 : 68].

2. Kufur Karena Enggan dan Sombong, Padahal Membenarkan. Dalilnya


firman Allah.

َ ‫ان م َِن ْال َكاف ِِر‬


‫ين‬ َ ‫َوإِ ْذ قُ ْل َنا ل ِْل َماَل ِئ َك ِة اسْ ُج ُدوا آِل َد َم َف َس َج ُدوا إِاَّل إِ ْبل‬
َ ‫ِيس أَ َب ٰى َواسْ َت ْك َب َر َو َك‬

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat, ‘Tunduklah


kamu kepada Adam’. Lalu mereka tunduk kecuali iblis, ia enggan dan
congkak dan adalah ia termasuk orang-orang kafir” [Al-Baqarah/2 : 34]

3. Kufur Karena Ragu Dalilnya adalah firman Allah.


‫ت إِلَ ٰى َربِّي‬ ُ ‫ة َولَئِنْ ُرد ِْد‬x ً ‫اع َة َقا ِئ َم‬َ x‫الس‬
َّ ُّ‫ظن‬ ُ َ‫ا أ‬x‫﴾و َم‬
َ ٣٥﴿‫ ًدا‬x‫ه ِذ ِه أَ َب‬xَ ٰ ‫ َد‬x‫ظنُّ أَنْ َت ِبي‬
ُ َ‫ا أ‬x‫ا َل َم‬x‫ ِه َق‬x‫ الِ ٌم لِ َن ْف ِس‬x‫دَ َخ َل َج َّن َت ُه َوه َُو َظ‬
َ ‫ َّو‬x‫ ٍة ُث َّم َس‬x‫ب ُث َّم مِنْ ُن ْط َف‬
‫اك‬ ٍ ‫را‬x َ x‫ك مِنْ ُت‬ َ ْ‫او ُرهُ أَ َك َفر‬
َ x‫ت ِبالَّذِي َخلَ َق‬ ِ ‫صا ِح ُب ُه َوه َُو ي َُح‬ َ ‫﴾ َقا َل لَ ُه‬٣٦﴿‫أَل َ ِجدَنَّ َخيْرً ا ِم ْن َها ُم ْن َقلَبًا‬
‫ك ِب َربِّي أَ َح ًدا‬ ُ ٰ
ُ ‫﴾ لَ ِك َّنا ه َُو هَّللا ُ َربِّي َواَل أ ْش ِر‬٣٧﴿ ‫َر ُجاًل‬

“Dan ia memasuki kebunnya, sedang ia aniaya terhadap dirinya sendiri ; ia


berkata, “Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku
tidak mengira Hari Kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku
dikembalikan kepada Rabbku, niscaya akan kudapati tempat kembali yang
baik” Temannya (yang mukmin) berkata kepadanya, ‘Apakah engkau kafir
kepada (Rabb) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes
air mani, kemudian Dia menjadikan kamu seorang laki-laki ? Tapi aku
(percaya bahwa) Dialah Allah Rabbku dan aku tidak menyekutukanNya
dengan sesuatu pun” [Al-Kahfi/18 : 35-38]

2
Bakir Yusuf Barmawi, Konsep Iman dan Kufur dalam Teologi Islam
4. Kufur Karena Berpaling Dalilnya adalah firman Allah.

َ ‫ِين َك َفرُوا َعمَّا أ ُ ْن ِذرُوا مُعْ ِرض‬


‫ُون‬ َ ‫َوالَّذ‬

“Dan orang-orang itu berpaling dari peringatan yang disampaikan kepada


mereka” [Al-Ahqaf/46 : 3] 5. Kufur Karena Nifaq Dalilnya adalah firman Allah

5. Kufur Karena Nifaq Dalilnya adalah firman Allah

ُ ‫ٰذل َِك ِبا َ َّن ُه ْم ٰا َم ُن ْوا ُث َّم َك َفر ُْوا َف‬


‫ط ِب َع َع ٰلى قُلُ ْو ِب ِه ْم َف ُه ْم اَل َي ْف َقه ُْو َن‬

“Yang demikian itu adalah karena mereka beriman (secara) lahirnya lalu
kafir (secara batinnya), kemudian hati mereka dikunci mati, karena itu
mereka tidak dapat mengerti” [Al-Munafiqun/63 : 3]

2. Kufur Kecil

Kufur kecil yaitu kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama
Islam, dan ia adalah kufur amali. Kufur amali ialah dosa-dosa yang disebutkan di
dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai dosa-dosa kufur, tetapi tidak mencapai
derajat kufur besar. Seperti kufur nikmat, sebagaimana yang disebutkan dalam
firmanNya.

‫ت هّٰللا ِ ُث َّم ُي ْن ِكر ُْو َن َها َواَ ْك َث ُر ُه ُم ْال ٰكفِر ُْو َن‬
َ ‫َيعْ ِرفُ ْو َن نِعْ َم‬

“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkari dan


kebanyakan mereka adalah orang-orang kafir” [An-Nahl/16 : 83].

Termasuk juga membunuh orang muslim, sebagaimana yang disebutkan


dalam sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

ٌ ‫سِ َبابُ ْالمُسْ ل ِِم فُس‬


‫ُوق َوقِ َتالُ ُه ُك ْف ٌر‬

“Mencaci orang muslim adalah suatu kefasikan dan membunuhnya adalah


suatu kekufuran” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]

Dan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

َ ‫ض ُك ْم ِر َق‬
ٍ ْ‫اب َبع‬
‫ض‬ ُ ْ‫اَل َترْ َتدُّوا َبعْ دِي ُك َّفارً ا َيضْ ِربُ َبع‬

“Janganlah kalian sepeninggalku kembali lagi menjadi orang-orang kafir,


sebagian kalian memenggel leher sebagian yang lain” [Hadits Riwayat Bukhari dan
Muslim]
Termasuk juga bersumpah dengan nama selain Allah. Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda.

‫ف ِب َغي ِْر هَّللا ِ َف َق ْد َك َف َر أَ ْو أَ ْش َر‬


َ َ‫َمنْ َحل‬

“Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat


kufur atau syirik” [At-Tirmidzi dan dihasankannya, serta dishahihkan oleh Al-
Hakim] Yang demikian itu karena Allah tetap menjadikan para pelaku dosa
sebagai orang-orang mukmin. Allah berfirman. ‫صاصُ فِى ْال َق ْت ٰل ۗى‬ َ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا ُكت‬
َ ِ‫ِب َعلَ ْي ُك ُم ْالق‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash berkenan dengan
orang-orang yang dibunuh” [Al-Baqarah/2 : 178]

Allah tidak mengeluarkan orang yang membunuh dari golongan orang-


orang beriman, bahkan menjadikannya sebagai saudara bagi wali yang (berhak
melakukan) qishash.3

Allah berfirman :

ٍ ‫َف َمنْ ُعف َِي لَ ٗه مِنْ اَ ِخ ْي ِه َشيْ ٌء َفا ِّت َبا ٌع ِۢب ْال َمعْ ر ُْوفِ َواَد َۤا ٌء ِالَ ْي ِه ِباِحْ َس‬
‫ان‬

“Maka barangsiapa mendapat suatu pemaafan dari saudarnya, hendaklah


(yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi
ma’af) membayar (diat) kepada yangmemberi maaf dengan cara yang baik (pula)”
[Al-Baqarah/2 : 178]

Yang dimaksud dengan saudara dalam ayat di atas –tanpa diargukan lagi-
adalah saudara seagama, berdasarkan firman Allah.

‫ا ِتلُوا الَّتِيْ َت ْبغِيْ َح ٰ ّتى َتف ِۤيْ َء‬xx‫ت اِحْ ٰدى ُه َما َعلَى ااْل ُ ْخ ٰرى َف َق‬ ْ ‫ٕى َف ٰت ِن م َِن ْالم ُْؤ ِم ِني َْن ا ْق َت َتلُ ْوا َفاَصْ لِح ُْوا َب ْي َن ُه َم ۚا َفا ِۢنْ َب َغ‬xِِٕ ‫َواِنْ َط ۤا‬
‫لِح ُْوا َبي َْن‬x‫ص‬ ‫هّٰللا‬
ْ َ ‫ َوةٌ َفا‬x‫و َن ا ِْخ‬xْ x‫ا ْالم ُْؤ ِم ُن‬xx‫طِ ي َْن – ِا َّن َم‬x‫ط ْوا ۗاِنَّ َ ُيحِبُّ ْال ُم ْق ِس‬ ُ x‫د ِل َواَ ْق ِس‬x ْ x‫ت َفاَصْ لِح ُْوا َب ْي َن ُه َما ِب ْال َع‬ ْ ‫ا ٰ ِٓلى اَ ْم ِر هّٰللا ِ ۖ َفاِنْ َف ۤا َء‬
‫اَ َخ َو ْي ُك ْم َوا َّتقُوا هّٰللا َ َل َعلَّ ُك ْم ُترْ َحم ُْو َن‬

“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat
aniaya terhadap golongan yang lain, maka perangilah golongan yang berbuat
aniaya itu sehingga golongan itu kembali, kepada perintah Allah, jika golongan itu
telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya

3
Qishash ialah mengambil pembalasan yang sama. Qishash itu tidak dilakukan bila yang
membunuh mendapat pemaafan dari ahlis waris yang terbunuh yaitu dengan membayar diat (ganti
rugi) yang wajar. Pembayaran diat diminta dengan baik, umpanya dengan tidak mendesak yang
membunuh, dan yang membunuh hendaknya membayar dengan baik, umpanya dengan tidak
menangguh-nagguhkannya. Bila ahli waris si korban sesudah Allah menjelaskan hukum-hukum ini
membunuh yang bukan si pembunuh atau membunuh si pembunuh setelah menerima diat maka
terhadapnya di dunia di ambil qishah dan di akhirat dia mendapat siksa yang pedih
dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang berlaku adil.
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat” [Al-Hujurat/49 : 9-10]4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Kufur menurut bahasa berarti malam, menyembunyikan, menutupi, dan


ingkar. Orang yang melakukan kekufuran, tidak beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya disebut kafir.
Adapun pengertian kufur yang diambil dari Ensiklopedi Islam, yaitu : Al-Kufr
(tertutup) atau tersembunyi, mengalami perluasan makna menjadi “ingkar” atau
tidak percaya, ketidakpercayaan kepada Tuhan. Kata kafir mengisyaratkan usaha
keras untuk menolak bukti-bukti kebenaran Tuhan, yakni sebuah kehendak untuk
mengingkari Tuhan, sengaja tidak mensyukuri kehidupan dan mengingkari wahyu.
Dari jenisnya, kufur terbagi menjadi ;
1. Kufur besar mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menghapuskan
(pahala) amalnya, sedangkan kufur kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari
agama Islam, juga tidak menghapuskan (pahala)nya sesuai dengan kadar
kekufurannya, dan pelakunya tetap dihadapkan dengan ancaman.
2. Kufur besar menjadikan pelakunya kekal dalam neraka, sedankan kufur kecil,
jika pelakunya masuk neraka maka ia tidak kekal di dalamnya, dan bisa saja
Allah memberikan ampunan kepada pelakunya, sehingga ia tiada masuk neraka
sama sekali.
3. Kufur besar menjadikan halal darah dan harta pelakunya, sedangkan kufur kecil
tidak demikian.
4. Kufur besar mengharuskan adanya permusuhan yang sesungguhnya, antara
pelakunya dengan orang-orang mukmin. Orang-orang mukmin tidak boleh
mencintai dan setia kepadanya, betapun ia adalah keluarga terdekat. Adapun
kufur kecil, maka ia tidak melarang secara mutlak adanya kesetiaan, tetapi
pelakunya dicintai dan diberi kesetiaan sesuai dengan kadar keimananny, dan
dibenci serta dimusuhi sesuai dengan kemaksiatannya.
Hal yang sama juga dikatakan dalam perbedaan antara pelaku syirik besar
dan syirik kecil. Wallahu a’lamu bi al-Shawab.
B. Saran

Kami sebagai tim penulis memohon kepada seluruh pembaca agar dapat
memberikan saran dan kritiknya yang bersifat membangun terhadap penyusunan

4
Syarhhuts Thahawiyah hal.361, cet. Al-Maktab Al-Islami.
makalah kami ini. Karna penulisan serta penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
Bakir Yusuf Barmawi, Konsep Iman dan Kufur dalam Teologi Islam.
Drs. Bakir Yusuf Barmawi, Konsep Iman dan Kufur dalam Teologi Islam,
Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1987.
Referensi: https://almanhaj.or.id/1795-kufur-difinisi-dan-jenisnya.html.
Syarhhuts Thahawiyah hal.361, cet. Al-Maktab Al-Islami.

Anda mungkin juga menyukai