Kelompok 4
Saifullah Umar :
Rika Putri Vami : 2015050079
Ayu Ramadhani Rambe : 2015050110
Muhammad Arrofiq : 2015050106
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Yang berkat rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KUFUR DAN PEMBAGIANNYA” ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
Dosen Drs. Yulius Mas’ud M.Ag Pada bidang mata kuliah Tauhid. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan dan pemikiran pembaca maupun penulis tentang topik
makalah yang telah kami tuliskan di atas.
Kami juga berterima kasih kepada bapak Drs. Yulius Mas’ud M.Ag selaku dosen mata
kuliah Tauhid yang telah memberikan tugas ini sehingga menambah wawasan dan pengetahuan
sesuai dengan bidang jurusan yang kita tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sekalian agar kami bisa menjadi lebih baik lagi ke
deapannya.
Penulis
OUTLINE
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
Defenisi Kufur
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan masyarakat modern saat ini karena pengaruh arus globalisasi
yang cepat tidak dapat dipungkiri hal menyebabkan masyarakat yang cenderung
pada matrealisme-hedonistik. Masyarakat semakin mendewa-dewakan harta,
kekayaan, kedudukan,serta kemegahan, tidak menghiraukan norma-norma agama
yang ada, serta pula dipengaruhi dari berbagai faktor baik itu faktor internal
maupun eksternal yang menyebabkan manusia sering kehilangan pedoman dalam
hidup. Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamiin mempunyai dua dimensi yaitu
dimensi aqidah atau keyakinan dan amaliyah atau perbuatan.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan kufur?
b. Bagaimana pembagian jenis-jenis kufur?
C. Tujuan Pembahasan
a. Mengetahui pengertian kufur
b. Mengetahui jenis-jenis kufur
c. Untuk mengetahui cara menghindari sifat-sifat kekufuran
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kufur
Kufur menurut bahasa berarti malam, menyembunyikan, menutupi, dan
ingkar. Orang yang melakukan kekufuran, tidak beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya disebut kafir.
Pengkafiran adalah hukum syar'i dan tempat kembalinya kepada Allah dan
Rasul-Nya. Sedangkan menurut syara‟ kufur berarti menolak kebenaran setelah
mengetahuinya. Kufur menurut pengertian yang lain adalah tidak beriman kepada
Allah dan Rasulnya, baik dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya.
Maksud dari mendustakan berarti menentang atau menolak sedangkan tidak.
Maksud dari mendustakan berarti menentang atau menolak sedangkan tidak
mendustakan artinya hanya sekedar tidak iman dan tidak percaya. Sedangkan orang
yang kufur disebut kafir, yaitu orang yang menutup hatinya dari hidayah Allah SWT.
Malampun dapat disebut kafir, karena malam menutupi orang dan benda-benda lain
dari dengan kegelapannya.
Adapun pengertian kufur yang diambil dari Ensiklopedi Islam, yaitu : Al-Kufr
(tertutup) atau tersembunyi, mengalami perluasan makna menjadi “ingkar” atau tidak
percaya, ketidak percayaan kepada Tuhan. Kata kafir mengisyaratkan usaha keras
untuk menolak bukti-bukti kebenaran Tuhan, yakni sebuah kehendak untuk
mengingkari Tuhan, sengaja tidak mensyukuri kehidupan dan mengingkari wahyu.
Berkata Izzuddin bin Abdissalam, bahwa ada tiga hal yang menyebabkan
seseorang mukmin menjadi kafir1, yaitu :
a. Beriman seperti iman orang kafir, misalnya tidak mengakui adanya Allah
Yang Maha Esa dan kerasulan Nabi Muhammad SAW
b. Ucapan atau perbuatan yang hanya dilakukan oleh orang kafir, seperti
membuang Al-Qur‟an dengan sengaja, pergi ke Gereja untuk beribadat, atau
sujud kepada berhala.
1
Drs. Bakir Yusuf Barmawi, Konsep Iman dan Kufur dalam Teologi Islam, Surabaya : PT. Bina
Ilmu, 1987.
c. Mengingkari akan apa yang jelas diketahui sebagai ajaran agama, seperti
mengingkari wajib shalat, wajib puasam, wajib haji dan sebagainya. Dan juga
menghalalkan minum khomer, berjudi, zina dan sebagainya. 2
B. Jenis Kufur
Dari segi jenisnya kufur terbagi menjadi 2 ; Kufur Besar dan Kufur Kecil
1. Kufur Besar
Kufur besar bisa mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Kufur besar
ada lima macam :
1. Kufur Karena Mendustakan Dalilnya adalah firman Allah:
2
Bakir Yusuf Barmawi, Konsep Iman dan Kufur dalam Teologi Islam
4. Kufur Karena Berpaling Dalilnya adalah firman Allah.
“Yang demikian itu adalah karena mereka beriman (secara) lahirnya lalu
kafir (secara batinnya), kemudian hati mereka dikunci mati, karena itu
mereka tidak dapat mengerti” [Al-Munafiqun/63 : 3]
2. Kufur Kecil
Kufur kecil yaitu kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama
Islam, dan ia adalah kufur amali. Kufur amali ialah dosa-dosa yang disebutkan di
dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai dosa-dosa kufur, tetapi tidak mencapai
derajat kufur besar. Seperti kufur nikmat, sebagaimana yang disebutkan dalam
firmanNya.
ت هّٰللا ِ ُث َّم ُي ْن ِكر ُْو َن َها َواَ ْك َث ُر ُه ُم ْال ٰكفِر ُْو َن
َ َيعْ ِرفُ ْو َن نِعْ َم
َ ض ُك ْم ِر َق
ٍ ْاب َبع
ض ُ ْاَل َترْ َتدُّوا َبعْ دِي ُك َّفارً ا َيضْ ِربُ َبع
Allah berfirman :
ٍ َف َمنْ ُعف َِي لَ ٗه مِنْ اَ ِخ ْي ِه َشيْ ٌء َفا ِّت َبا ٌع ِۢب ْال َمعْ ر ُْوفِ َواَد َۤا ٌء ِالَ ْي ِه ِباِحْ َس
ان
Yang dimaksud dengan saudara dalam ayat di atas –tanpa diargukan lagi-
adalah saudara seagama, berdasarkan firman Allah.
ا ِتلُوا الَّتِيْ َت ْبغِيْ َح ٰ ّتى َتف ِۤيْ َءxxت اِحْ ٰدى ُه َما َعلَى ااْل ُ ْخ ٰرى َف َق ْ ٕى َف ٰت ِن م َِن ْالم ُْؤ ِم ِني َْن ا ْق َت َتلُ ْوا َفاَصْ لِح ُْوا َب ْي َن ُه َم ۚا َفا ِۢنْ َب َغxِِٕ َواِنْ َط ۤا
لِح ُْوا َبي َْنxص هّٰللا
ْ َ َوةٌ َفاxو َن ا ِْخxْ xا ْالم ُْؤ ِم ُنxxطِ ي َْن – ِا َّن َمxط ْوا ۗاِنَّ َ ُيحِبُّ ْال ُم ْق ِس ُ xد ِل َواَ ْق ِسx ْ xت َفاَصْ لِح ُْوا َب ْي َن ُه َما ِب ْال َع ْ ا ٰ ِٓلى اَ ْم ِر هّٰللا ِ ۖ َفاِنْ َف ۤا َء
اَ َخ َو ْي ُك ْم َوا َّتقُوا هّٰللا َ َل َعلَّ ُك ْم ُترْ َحم ُْو َن
“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat
aniaya terhadap golongan yang lain, maka perangilah golongan yang berbuat
aniaya itu sehingga golongan itu kembali, kepada perintah Allah, jika golongan itu
telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya
3
Qishash ialah mengambil pembalasan yang sama. Qishash itu tidak dilakukan bila yang
membunuh mendapat pemaafan dari ahlis waris yang terbunuh yaitu dengan membayar diat (ganti
rugi) yang wajar. Pembayaran diat diminta dengan baik, umpanya dengan tidak mendesak yang
membunuh, dan yang membunuh hendaknya membayar dengan baik, umpanya dengan tidak
menangguh-nagguhkannya. Bila ahli waris si korban sesudah Allah menjelaskan hukum-hukum ini
membunuh yang bukan si pembunuh atau membunuh si pembunuh setelah menerima diat maka
terhadapnya di dunia di ambil qishah dan di akhirat dia mendapat siksa yang pedih
dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang berlaku adil.
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat” [Al-Hujurat/49 : 9-10]4
A. Kesimpulan
Kami sebagai tim penulis memohon kepada seluruh pembaca agar dapat
memberikan saran dan kritiknya yang bersifat membangun terhadap penyusunan
4
Syarhhuts Thahawiyah hal.361, cet. Al-Maktab Al-Islami.
makalah kami ini. Karna penulisan serta penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Bakir Yusuf Barmawi, Konsep Iman dan Kufur dalam Teologi Islam.
Drs. Bakir Yusuf Barmawi, Konsep Iman dan Kufur dalam Teologi Islam,
Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1987.
Referensi: https://almanhaj.or.id/1795-kufur-difinisi-dan-jenisnya.html.
Syarhhuts Thahawiyah hal.361, cet. Al-Maktab Al-Islami.