Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TAUHID

Tentang

Iman Kepada Malaikat dan Makhluk Gaib

Kelompok 7

Rifki Rahmat Illahi 2015050103

Yoga Winnu Saputra 2015050083

Muhammad Hilal Hamdi 2015050092

Dosen Pengampu

Drs.Yulius Mas’ud M,Ag

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

2021 M/1442 H
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah,bahwa atas ridho dan karunia-Nya lah,maka kami masih dapat
menyelesaikan tugas-tugas menyusun Makalah dalam rangka menyelesaikan tugas meskipun di
tengah-tengah kesibukan dan dalam waktu yang sangat singkat.Hal ini dikarenakan kami merasa
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab sebagai mahasiswa sekaligus akan melatih diri kami
dalam menyampaikan pemikiran-pemikiran khusunya yang berkaitan dengan makalah kami.
Tentu saja dengan terbatasnya pengetahuan yang dimiliki oleh penulis ditambah sempitnya
waktu yang diberikan kepada penulis,tulisan ini masih jauh dari sempurna,lebih-lebih dukungan
datanya hampir tidak ada,

Namun walaupun demikian penulis berharap tulisan ini bisa bermanfaat bagi para
pembacanya.Kritik dan saran yang bermaksud membangun,apa lagi mengembankan pemikiran
ini, kiranya masih terbukan bagi siapa saja.Betapa kecilnya bantuan yang diberikan namun
apabila diserta niat yang baik, akan terasa besar juga manfaatnya Semoga bermanfaat.

Padang,4 April 2021

Penulis
OUTLINE

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MAKHLUK GHAIB

B.MACAM-MACAM MAKHLUK GHAIB

C.CARA MAKHLUK GAIB MENYESATKAN MANUSIA

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Semua makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dibagi menjadi 2 macam yaitu pertama yang
gaib (al-ghaibi) yang kedua, yang nyata (as-syahadah). Kehidupan manusia tidak terpisahkan dari
kehidupan makhluk-makhluk ghaib yang tak kasat mata. Mengetahui tentang makhluk ghaib pun menjadi
begitu penting, agar manusia dapat betul-betul merasakan kebesaran Allah dan merasa dirinya sangat
kecil diantara makhluk Allah yang lainnya. Sebagian kehidupan makhluk ghaib juga berdampingan
dengan kehidupan manusia, sehingga diperlukan pengetahuan agar manusia tidak menggangu mereka dan
sebaliknya. Ada juga sebagian makhluk ghaib yang pekerjaannya menyesatkan manusia agar tersesat dan
meninggalkan jalan Allah yang lurus, dan manusia pun diperintahkan agar menghindari rayuan
mereka.Maka, salah satu cara menghindari godaan kesesatan mereka adalah mengenal sifat-sifat mereka,
asal-usul, dan hikmah diciptakannya mereka. Namun tidak semua makhluk ghaib diciptakan untuk
menyesatkan manusia. Allah juga menciptakan makhluk ghaib yang berbuat baik dan selalu taat kepada-
Nya. Oleh karena itulah, sudah sepatutnya kita mempelajari sebagian tentang mereka.

B.Rumusan Masalah

1. Apa pengetian makhluk gaib?

2. Apa macam-macam makhluk gaib?

3.Apa hikmah di ciptakannya makhluk gaib?

C.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian malaikat dan makhluk gaib lainnya

2.Untuk mengetahui macam-macam makhluk gaib


BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian Iman kepada Malaikat

Allah  Allah SWT tidak hanya menciptakan makhluk yang tampak saja, tetapi Alla
h Swt juga menciptakan makhluk yang tidak nyata atau makhluk ghaib, sebagai contoh adalahmalaikat.S
ebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba,dicium dan dirasakan oleh
manusia, dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh pancaindera, kecuali jika malaikat menampakkan
diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia.Makhluk ghaib lainnya yang diciptakan Allah diantaranya
adalah malaikat, jin dan iblis atausetan.Beriman kepada malaikat adalah satu dari rukun iman. Dengan
kata lain, iman seorang hamba kepada Allah tidak akan sempurna kecuali dengan menegakkan
rukuniman, yang diantaranya adalah beriman kepada malaikat Allah. Beriman akan adanyamalaikat
adalah wajib.Iman kepada malaikat ini, masuk kedalam iman kepada sesuatu yangghaib. Orang yang
mengingkari akan adanya hal ini berarti mengingkari keterangan Al-qur’an dan Rasul.

 IMAN

 Dari segi etimologi iman artinya percaya dan membenarkan.Iman berasal dari kataamana-yu’minu,
iimanan.Pengertian secara terminologi memiliki arti meyakini di dalam hati,mengucapkan dengan lisan
(lidah) dan mengaplikasikan dalam perbuatan sehari-hari.Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa
iman mencakup tiga aspek, yaitupembenaran dalam hati, ucapan dengan lisan dan pembuktian dengan
amal perbuatan.Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Salah satu
aspekkeimanan yang harus kita jalani adalah iman kepada hal-hal gaib. Di dalamnya termasukmakhluk
yang bernama malaikat.

MALAIKAT

Secara etimologis (lughawi), kata malaikah yang dalam bahasa Indonesia disebut malaikat, adalah
bentuk jamak dari kata malak, berasal dari mashdar al-alukah yang berarti ar-risalah (misi atau pesan).
Yang membawa misi disebut  ar-rasul (utusan). Dalam beberapa ayat Al-Qur`an, malaikat juga disebut
dengan rusul (utusan-utusan), misalnya pada surat Huud ayat 69. Bentuk jamak lainnya dari kata malak
adalah mala`ik. Dalam bahasa Indonesia, kata malaikat bermakna tunggal (satu malaikat), bentuk
jamaknya menjadi malaikat-malaikat.

Secara terminologis (isthilahi), makaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari
cahaya (nur) dengan wujud dan sifat-sifat tertentu. Tentang penciptaan malaikat, Rasulullah SAW
menginformasikan bahwa malaikat diciptakan dari cahaya (nur), berbeda dengan jin yang diciptakan dari
api (nar).
Makhluk Ghaib lainnya

Semua makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dapat dibagi kepada dua macam yaitu, yang ghaib
(al-ghaib) dan yang nyata (as-syahadah). Yang membedakan keduanya adalah bisa dan tidak bisanya
dipantau oleh pancaindera manusia.

Ghaib secara bahasa berarti sesuatu yang disamarkan, yang tidak terlihat dan tidak jelas. Hal ini
mengisyaratkan bahwa yang ghaib adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak
nampak, seperti jin, syetan, hantu, malaikat, dan yang tidak nampak lainnya .

Percaya kepada hal yang ghaib merupakan rukun iman yang enam, oleh karena itu iman
kepada yang ghaib menjadi salah satu yang harus diyakini dan dipedomani. Dan iman kepda
yang ghaib merupakan sesuatu yang wajib diyakini oleh setiap pemeluk Islam.Rukun iman yang
enam adalah 1) iman kepada Allah, 2) iman kepada malaikat, 3) iman kepada kitab-kitab Allah,
4) iman kepada rasul-rasul Allah, 5) iman kepada hari akhir, dan 6) iman kepada qadha dan
qadhar Allah.

Alquran sendiri mengisyaratkan bahwa salah satu ciri orang yang beriman salah satunya
adalah mempercayai kepada hal yang ghaib.Makhluq ghaib harus kita percayai keberadaannya
karena dengan kita meyakini atau mengimani keberadaan makhluq ghaib berarti kita iman
kepada hal yang ghaib. Iman kepada hal yang ghaib berarti meyakini ciptaan Allah SWT yang
berada diluar dunia nyata. Dan meyakini secara penuh tentang kekuasaan-Nya. Namun percaya
atau beriman kepada hal yang ghaib bukan berarti meyakini bahwa makhluk ghaib itu memiliki
kekuatan penuh, karena jika hal ini sampai terjadi maka akan mengakibatkan kemusyrikan atau
menganggap ada sesuatu kekuatan selain kekuatan Allah SWT.

pada paragraph sebelumnya telah kita bahas tentang contoh-contoh makluk ghaib. Setelah ini
kami akan merinci beberapa makluk ghaib dan kewajiban kita mengimaninya serta hikmah-
hikmahnya. Diantara pembahasan makhluk ghaib kita kali ini adalah malaikat, jin, iblis dan
syaithan.
 Jin,Iblis dan Syaitan

Beriman kepada yang ghaib adalah termasuk salah satu asas dari akidah Islam, bahkan ianya
merupakan sifat yang pertama dan utama yang dimiliki oleh Allah SWT Justru itu, bagi setiap
orang Muslim, mereka wajib beriman kepada yang ghaib, tanpa sedikitpun ada rasa ragu. Dalam
perkara ini Ibn Mas’ud mengatakan: Yang dimaksudkan dengan yang ghaib itu ialah segala apa
saja yang ghaib dari kita dan perkara itu diberitahukan oleh Allah dan Rasul-Nya. Begitu juga
jin. Jin termasuk makhluk ghaib yang wajib kita imani, kerana banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan
Hadits Nabi yang menerangkan tentang wujudnya.

Walaupun jin itu tidak dapat dilihat, maka bukanlah bererti ia tidak ada. Sebab berapa
banyaknya sesuatu yang tidak dapat kita lihat di dunia ini, akan tetapi benda itu ada. Angin
misalnya, kita tidak dapat melihatnya, tetapi hembusannya dapat kita rasakan. Begitu juga roh
yang merupakan hakikat dari kehidupan kita, kita tidak dapat melihatnya serta tidak dapat
mengetahui tentang hakikatnya akan tetapi kita tetap meyakini wujudnya.
Bangsa jin itu ada yang patuh dan ada yang durhaka kepada Allah SWT tatkala Allah SWT
memerintahkan kepada bangsa jin untuk sujud kepada Adam bersama dengan para malaikat, salah satu
dari mereka menentang. Yang menentang itulah dikenal dengan iblis. Iblis itulah nenek moyang seluruh
syaitan, yang seluruhnya selalu durhaka kepada Allah SWT dan bertekad untuk menggoda umat mausia
(anak cucu Adam) mengikuti langkah mereka menentang perintah Allah SWT.

Cara-cara Syaitan Mengganggu Manusia

Syaitan adalah musuh besar bagi manusia seperti yang telah di katakana didalam Al-Quran. Dan cara-
cara syaitan mengganggu manusia untuk mengikuti langkah-langkahnya dengan 2
cara: pertama, Tadhil (menyesatkan), yang kedua, takhwif (menakut-nakuti). Berikut ini kami akan
menjelaskan kedua cara tersebut secara terperinci:

a) Tadhil

l Allah SWT sudah menjelaskan melalui para rasul yang Dia utus, mana yang hak dan mana yang batil,
mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang terpuji dan mana yang tidak terpuji, mana yang boleh
dikerjakan dan mana yang tidak boleh dikerjakan. Allah SWT sudah memberikan hidayah kepada umat
manusia bagaimana menempuh kehidupan di dunia supaya mendapatkan kebaikan didunia maupun
kebaikan di akhirat. Akan tetapi syaithan berusaha memutar balikkan, sehingga manusia akan mudah
tersesat dan mengikutinya. Langkah-langkah syaitan untuk menyesatkan manusia paling kurang ada
delapan yaitu:

1) Waswashah (Bisikan).

Syaithan membisikkan keraguan, kebimbangan dan keinginan untuk melakukan kejahatan ke dalam hati
manusia. Firman Allah SWT:

Artinya: “Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja
manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia. Dari (golongan) jin
dan manusia.” (QS. An-Nas: 1-6)

2)Nisyan (Lupa)

Lupa memang sesuatu yang manusiawi. Tapi syaitan berusaha membuat manusia lupa engan Allah
SWT, atau paling kurang membuat manusia menjadikan lupa sebagai alas an untuk menutupi kesalahn
atau menghindari tanggung jawab. Firman Allah SWT:

Artinya: “Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat kami, Maka
tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. dan jika syaitan
menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), Maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim
itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (QS. Al-An’am: 68)

3) Tamani (Angan-angan)

Syaitan berusaha memperdayakan pikiran manusia dengan khayalan yang mustahil terjadi dan dengan
angan-angan kosong, Allah mengingatkan kita akan tekad Syaitan untuk membangkitkan angan-angan
kosong pada diri manusia. mereka meubahnya”. barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi
pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (QS. An-Nisa: 119)
4)Tazyin (Memandang Baik Perbuatan Maksiat)

Syaitan berusaha dengan segala macam cara menutupi keadaan yang sebenarnya sehingga yang batil
keliatan terpuji dan sebagainya. Allah SWT mengingatkan tekad syaitan untuk melakukan tazyin tersebut:

5)Wa’dun (Janji Palsu)

Syaitan berusaha membujuk umat manusia supaya mau mengikutinya dengan memberikan janji-janji
yang menggiurkan yaitu keuntungan yang akan peroleh jika mau menuruti ajakannya. Di akhirat nanti
syaitan akan mengakui bahwa janji-janji yang diberikannya kepada umat manusia dahulu di dunia adalah
janji-janji palsu yang pasti tidak mampu menepatinya.

6)Kaidun (Tipu Daya)

Syaitan berusaha dengan segala macam tipu daya untuk menyesatkan umat manusia. Akan tetapi
sebenarnya tipu daya syaitan itu tidak aka nada pengaruhnya bagi orang-orang yang benar-benar beriman
kepada Allah SWT.

7)Shaddun (Hambatan)

Syaitan berusaha untuk menghalang-halangi umat manusia menjalankan perintah-Nya dengan


menggunakan segala cara macam hambatan.

8)‘Adawah (Permusuhan)

Syatan berusaha menimbulkan permusuhan dan rasa saling membenci di antara sesame manusia,
karena dengan permusuhan tiu manusia akan lupa diri dan melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh
Allah untuk membinasakan musuh-musuhnya. Firman Allah SWT:

Demikianlah delapan langkah syaitan memperdaya, menyesatkan manusia untuk mengikuti segla
langkahnya, yaitu kufur. Dan sebagai seorang manusia kita jangan sampai mengikutinya karena syaitan
adalah musuh bagi kita (manusia).

b)Takhwif

Jika syaitan tidak berhasil dengan delapan cara tersebut, syaitan masih mempunyai cara lain yaitu
takhwif (menakut-nakuti). Takut yang dimaksud disini bukan takut yang tabi’I (alami). Seperti takut
dengan binatang buas, atau takut mengerjakan kemaksiatan. Akan tetapi taku disini adalah takut
melaksanakan kebenaran. Takut melakukan amar ma’ruf nahi munkar karena khawatir dengan segala
risiko dan konsekwensinya. 
PENUTUP

A.Kesimpulan

Seperti yang telah kita tahu bahwa iman adalah sesuatu yang kita percayai atau yakini dalam hati, dan
kita ucapkan atau ikrarkan dengan lisan dan kita wujudkan dalam bentuk amal perbuatan dengan anggota
tubuh. Dan rukun iman yang enam itu haruslah kita percayai keberadaannya.

Beriman kepada yang ghaib merupakan rukun iman yang enam tersebut. itu artinya kita mempercayai
dan meyakini bahwa segala sesuatu yang ghaib atau yang tidak bisa kita lihat dengan kasat mata itu benar
ada. Contohnya seperti malaikat, syetan/ iblis dan jin. Jika kita meyakini dan mengimani dengan sebenar-
benarnya keimanan, insya Allah kita bisa menjadi muslim yang kaffah (utuh) keimanannya. Amin.

B.Saran

Kita sebagai seorang muslim yang baik, wajiblah bagi kita untuk mengimani semua rukun iman yang
enam. salah satunya adalah beriman kepada yang ghaib. Banyak cara untuk kita mengimani dan
meyakininya, seperti melalui berita (akhbar) yang disampaikan oleh firman Allah dalam Al-Quran
maupun sabda Rasulullah SAW dalam Hadits. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran dan hadits yang
menjelaskan perihal tentang makhluk ghaib. Karena kita mengimani kebenaran sumber (Al-Quran dan
Hadits), maka berita tentang makhluk ghaib pun kita imani. kemudian kita dapat mengetahui dan
mengimani keberadaan yang ghaib melalui bukti-bukti nyata yang ada di alam semesta yang
menunjukkan bahwa makhluk ghaib itu benar-benar ada.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir. 1998. Minhajul Muslim, Madinah: Maktabatul “Ulum Wal hikam.

Departemen Agama RI. 2005. AL-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: PT Syamil Media Cipta

Ilyas, Yunahar. 1995. Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam
(LPPI)

Shihab, M. Quraish. 1998. Wawasan Al-Quran – Tafsir Maudhu’I atas Barbagai Persoalan


Umat, Bandung: Penerbit Mizan

Anda mungkin juga menyukai