Anda di halaman 1dari 8

Pedoman penulisan artikel Jurnal Pendidikan Geografi UM

(Judul artikel, sekitar 15 kata, memberi gambaran penelitian yang telah


dilakukan, times new roman 14, spasi 1)

Nama Penulis Pertama*, Nama Penulis Kedua**, dst** (Times New Roman 12,
Bold, spasi 1)
* Afiliasi (Program Studi, Fakultas, Universitas, Kota, Negara) (Times New Roman
12, spasi 1)
** Afiliasi (Program Studi, Fakultas, Universitas, Kota, Negara) (Times New
Roman 12, spasi 1)

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel: Abstract: An abstranct is a brief summary of a research
Dikirim: 9-10-2018 article, thesis, review, conference proceeding or any-depth
Disetujui: 6-3-2019 analysis of a particular subject or disipline, and is often used
Diterbitkan: 30-6-2019 to help the reader quickly ascertain the paper purposes. When
used, an abstract always appears at the beginning of a
Kata kunci: manuscript or typescript, acting as the point-of-entry for any
Isi; Format; Artikel; Journal given academic paper or patent application. Absatrcting and
indexing services for various academic discipline are aimed at
compiling a body of literature for that particular subject.
Abstract length varies by discipline and publisher
requirements. Abstracts are typically sectioned logically as an
overview of what appears in the paper.

Abstrak: Abstrak memuat uraian singkat mengenai masalah


dan tujuan penelitian, metode yang digunakan, dan hasil
penelitian. Tekanan penulisan abstrak terutama pada hasil
penelitian. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris. Pengetikan abstrak dilakukan dengan spasi
tunggal dengan margin yang lebih sempit dari margin kanan
dan kiri teks utama. Kata kunci perlu dicantumkan untuk
menggambarkan ranah masalah yang diteliti dan istilah-istilah
pokok yang mendasari pelaksanaan penelitian. Kata-kata
kunci dapat berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah
kata-kata kunci 3-5 kata. Kata-kata kunci ini diperlukan
untuk komputerisasi. Pencarian judul penelitian dan
abstraknya dipermudah dengan kata-kata kunci tersebut.

This is an open access article under the CC–BY-SA license.

Penulis Korespondensi:
Nama Penulis Pertama
Program Studi
Asal Instansi
Alamat Instansi Asal
E-mail: jpg.journal@um.ac.id

PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Pariwisata merupakan salah satu sumber perekonomian yang menjanjikan. Dengan adanya
pariwisata akan memebuat pemasukan daerah maupun negara akan bertambah, oleh karena itu
perlu adanya upaya peningkatan fasilitas dan pelayanan yang ada untuk menarik wisatawan
lokal dan mancanegara agar mau berkunjung ketempat wisata tersebut. Fasilitas dan
pelayanan pada tempat wisata di Indonesia rata-rata masih belum maksimal, sehingga perlu
adanya penggalakan dalam mengupayakan peningkatan fasilitas dan pelayanan yang ada.
Pariwisata merupakan salah satu pengerak perekonomian suatu daerah yang mampu
memberikan peningkatan pendapatan suatu daerah/negara. Pengembangan pariwisata secara
tidak langsung meningkatkan aktivitas bisnis sehingga menghasilkan kemakmuran bagi suatu
daerah atau negara. Berkaitan dengan hal tersebut, pariwisata juga mengairahkan dan
meningkatkan aktivitas ekonomi lainnya, yang oleh Lundberg (1993:15) dinyatakan bahwa
pariwisata memberikan efek berganda (multiplier effect).
Bahkan Kotler, Bowen, dan Makens (1996:636) menyatakan bahwa kegiatan
perekonomian dalam pariwisata mengubah beban pajak kepada pengunjung dan bukan pada
komunitas lokal. Hal ini mengindikasikan bahwa pengembangan pariwisata memberikan
kontribusi sosio-ekonomi yang cukup signifikan pada pendapatan suatu negara/daerah tujuan.
Pariwisata merupakan industri gaya baru yang mampu memacu pertumbuhan ekonomi yang
cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup, dan dalam mengaktifkan sektor
lain di dalam negara penerima wisatawan.
Kepariwisataan Indonesia merupakan penggerak perekonomian nasional yang pontensial
untuk memacu perkembangan perekonomian dimasa depan. Dengan pariwisata, maka suatu
negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat obyek wisata itu berada, akan
mendapatkan pemasukan dari pendapatan setiap obyek wisata. Pariwisata juga merupakan
komoditas yang dibutuhkan oleh setiap individu. Alasannya, karena aktivitas berwisata bagi
seorang individu dapat meningkatkan daya kreatif, menghilangkan kejenuhan kerja, relaksasi,
berbelanja, bisnis, mengetahui peninggalan sejarah dan budaya suatu etnik tertentu, kesehatan
dan pariwisata spiritual. Dengan meningkatnya waktu luang sebagai akibat lebih singkatnya
hari kerja dan didukung oleh meningkatnya penghasilan maka aktivitas kepariwisataan akan
semakin meningkat, disamping itu pariwisata mampu memperluas cakrawala pandangan
pribadi terhadap nilai-nilai kehidupan (Dewi, 2010).
Wisatawan yang akan berkunjung ke suatu Daerah Tujuan Wisata, pastilah akan
mempertimbangkan berbagai kebutuhan dan pelayanan. Kebutuhan tersebut dapat berupa
makan, minum, tempat menginap, dan transportasi dari tempat asal ke tempat yang akan
dituju. Menurut Suwena dan Wydiatmaja (2010: 86-87) bahwa kebutuhan dan pelayanan
daerah tujuan wisata harus didukung dengan empat komponen utama yang dikenal dengan
istilah “4A” yaitu atraksi, amenitas, aksesibilitas, dan ancillary service. Menurut Yoeti
(1985:193) menjelaskan bahwa usaha untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan pada
suatu daerah tujuan wisata harus memiliki komponen pariwisata antara lain tourist
transportation, accommodations, bar & restaurants, tourist objects, tourist attractions.
Sedangkan menurut Cooper dkk dalam (Prasiasa, 2013: 52) pada daerah tujuan wisata harus
memiliki beberapa komponen antara lain daya tarik (attraction), mudah dicapai karena ada
transportasi lokal dan terminal (acces), tersedianya berbagai fasilitas seperti akomodasi,
restoran, tempat hiburan, tempat perbelanjaan dan pelayanan lainnya (amenities), dan
organisasi kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan wisatawan.
Kediri merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur dengan Gunung Kelud sebagai
salah satu icon wisata alam yang paling menjanjikan. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengembangan wisata tersebut agar pendapatan daerah lebih bertambah. Langkah awal untuk
melakukan pengembangan wisata adalah dengan menganalisis fasilitas yang ada di tempat
tersebut salah satunya dengan analisis 4A.
Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sarana dan fasilitas yang
menunjang untuk para wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata Gunung Kelud. Dan juga
untuk membantu para pengelola tempat wisata tersebut agar dapat mengembangkan potensi
wisata yang dimiliki Gunung Kelud supaya dapat menambah pemasukan yang ada seiring
dengan semakin bertambahnya jumlah wisatawan yang berkunjung.

METODELOGI
Penelitian ini dilaksanakan di tempat wisata Gunung Kelud yang berada di Desa Sugih
Waras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Bahan dan alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laptop, alat tulis, kamera, dan tabel instrumen analisis
4A beserta tabel penilaian.
Teknik pengambilan data yang dilakukan untuk menunjang hasil penelitian adalah dengan
menggunakan dua sumber data, yaitu: data primer dan data skunder.
Data Primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek kajian. Data primer
dalam penelitian ini didapatkan dari survei lapangan. Survey lapangan digunakan untuk
mendapatkan gambaran secara objektif tentang kondisi lokasi penelitian. Survey lapangan
berfungsi untuk melihat langsung mengenai kondisi fisik, kehidupan sosial terkait aktifitas
penduduk yang berdomisili pada lokasi penelitian. Dari survey lapangan yang dilakukan pada
lokasi penelitian didapat data-data yang sistematis melalui kontak langsung dengan fisik dan
masyarakat.
Data Sekunder, merupakan data yang mendukung data primer. Data ini sebagai
penyempurnaan data-data yang telah diperoleh dari survey lapangan. Data sekunder pada
penelitian ini diperoleh dari informasi online, seperti juranal-jurnal mengenai tempat wisata
Gunung Kelud dan analisis 4A.
Teknik pengambilan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan analisis 4A. Analisis
4A tersebut terdiri dari:
1. Atraksi
Atraksi adalah daya tarik dari suatu obyek wisata atau hasil kesenian suatu daerah
sehingga menarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata tersebut. Suatu daerah
dapat menjadi tujuan wisata jika kondisinya mendukung untuk dikembangkan menjadi
sebuah atraksi wisata. Apa yang dikembangkan menjadi atraksi wisata itulah yang
disebut modal atau sumber kepariwisataan.
Untuk menemukan potensi kepariwisataan di suatu daerah orang harus berpedoman
kepada apa yang dicari oleh wisatawan. Modal atraksi yang menarik kedatangan
wisatawan itu ada tiga, yaitu 1) Natural Resources (alami), 2) Atraksi wisata budaya, dan
3) Atraksi buatan manusia itu sendiri. Modal kepariwisataan itu dapat dikembangkan
menjadi atraksi wisata ditempat dimana modal tersebut ditemukan. Ada modal
kepariwisataan yang dapat dikembangkan sehingga dapat menahan wisatawan selama
berhari-hari dan dapat berkali-kali dinikmati, atau bahkan pada kesempatan lain
wisatawan bisa berkunjung ketempat yang sama. Keberadaan atraksi menjadi alasan serta
motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu daya tarik wisata (DTW).
2. Amenity
Amenitas adalah fasilitas pendukung demi kelancaran kegiatan pariwisata yang juga
ditujukan untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan. Amenity atau amenitas
juga berarti segala macam sarana dan prasarana yang diperlukan oleh wisatawan selama
berada di daerah tujuan wisata. Amenitas bukan terdapat pada daerah tujuan wisata,
namun pada dasarnya amenitas dibutuhkan pada saat wisatawan melakukan perjalanan ke
tempat tujuan wisata.
Sarana dan prasarana yang dimaksud seperti: penginapan, rumah makan, transportasi
dan agen perjalanan. Dengan menggunakan prasarana yang cocok dibangunlah sarana-
sarana pariwisata seperti hotel, atraksi wisata, marina, gedung pertunjukan, dan
sebagainya. Adapun prasarana yang banyak diperlukan untuk pembangunan sarana-
sarana pariwisata ialah jalan raya, persediaan air, tenaga listrik, tempat pembuangan
sampah, bandara, pelabuhan, telepon, dan lain-lain. Mengingat hubungan antar sarana
dan prasarana, sudah jelas bahwa pembangunan prasarana pada umumnya harus
mendahului sarana. Ada saatnya prasarana dibangun bersama-sama dalam rangka
pembangunan sarana wisata. Suatu tempat atau daerah dapat berkembang sebagai daerah
tujuan wisata apabila aksesibilitasnya baik. Ada hubungan timbal balik antara sarana dan
prasarana. Prasarana merupakan syarat untuk sarana, dan sebaliknya sarana dapat
menyebabkan perbaikan prasarana.
3. Aksebilitas
Aksesibilitas adalah sarana yang memberikan kemudahan kepada wisatawan untuk
mencapai daerah tujuan wisata. Di sisi lain akses ini diidentikkan dengan transferabilitas,
yaitu kemudahan untuk bergerak dari daerah yang satu ke daerah yang lain. Faktor-faktor
yang penting di dalam aksesibilitas meliputi: denah perjalanan wisata, data atraksi wisata,
bandara, transportasi darat, waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tempat wisata, biaya
untuk transportasi, dan banyaknya kendaraan ke tempat wisata.
4. Ancilary
Ancillary atau fasilitas pendukung adalah mencakup keberadaan dari berbagai
organisasi yang memfasilitasi dan mendorong pengembangan serta pemasaran dari suatu
destinasi wisata. Organisasi yang terkait dalam hal ini antara lain pihak pemerintah (misal
dinas pariwisata), asosiasi kepariwisataan (misal asosiasi pengusaha perhotelan, biro
perjalanan wisata, pemandu wisata).

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Gembaran Umum
Tempat wisata Gunung Kelud merupakan salah satu tempat wisata yang ada di
Kabupaten Kediri, tepatnya berada di Desa Sugih Waras, Kecamatan Ngancar,
Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Gunung Kelud sendiri letaknya berada
diperbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang.
Gunung Kelud merupakan salah satu gunung merapi yang paling aktif di Indonesia.
Sejak tahun 1000 M, Gunung ini telah meletus sebanyak 30 kali, dengan letusan
terbesarnya berkekuatan 5 Volcanic Explosivity Index (VEI). Gunung ini terakhir
meletus pada tahun 2014. Pada tahun 1919 Gunung ini meletus dan letusannya tergolong
paling mematikan kerena menelan korban 5.160 jiwa dan merusak 15.000 ha lahan
produktif karena aliran laharmencapai 38 km.
Status kepemilikan Gunung Kelud sampai saat ini masih terus di perebutkan oleh dua
kabupaten, yaitu Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar. Pada tahun 2012, Gubernur
Jawa Timur Soekarwo menerbitkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur yang
menyatakan bahwa kepemilikan administrasi Gunung Kelud berada di wilayah
Pemerintah Kabupaten Kediri. Atas keluarnya SK tersebut, Pemerintah Kabupaten Blitar
menggugat Gubernur Jatim ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Gugatan Pemkab Blitar
akhirnya ditolak PTUN pada akhir tahun 2012. Pasca letusan besar Gunung Kelud pada
awal tahun 2014, status Gunung Kelud kembali menjadi sengketa antara kedua belah
pihak. Soekarwo akhirnya mencabut SK Kepemilikan Gunung Kelud pada awal tahun
2015 dan menyerahkan persoalan ini kepada Kementerian Dalam Negeri.

2. Analisis 4A
a. Atraksi (Daya Tarik Wisata)
No Komponen Sub-Komponen
Pemandangan Alam
Kawah Gunung Kelud
1. Atraksi Adat Istiadat
Penendakian
Panjat Tebing
Edukasi

Gunung Kelud memiliki atraksi alam sebagai daya tarik wisata yang cukup indah
yaitu, pemandangan alam yang mengagumkan disertai dengan barisan pepohonan
yang rapat ditambah dengan adanya beberapa fauna seperti, kijang (Muntiacus
muntjak), walang kopo (Petaurista elegans), rangkok (Buceros undulatus), sesap
madu (Nyctarina jugularis), elang (Haliastur indus), merak (Pavo muticus), dan
burung hantu (Tyto alba), yang menambah keindahan dari pemandangan di sekitar
Gunung Kelud.
Selain dari pemandangan yang berasal dari flora dan fauna yang ada, keindahan
pemandangan Gunung Kelud juga berasal dari kawah yang posisinya berada di
puncak gunung. Kawah yang ada di Gunung Kelud sudah terisi oleh air sehingga
membentuk danau. Danau tersebut menjadi keunikan tersendiri di Gunung Kelud.
Selain memiliki atraksi alam Gunung Kelud juga memiliki atraksi adat istiadat
sebagai daya tarik wisata yang dinamakan dengan Larung Sesaji. Larung Sesaji
merupakan ritual yang berlangsung sebagai wujud rasa syukur atas hasil bumi yang
melimpah dan diadakan setiap tahun di bulan suro (1 muharram).
Selain pemandangan dan adat istiadat daya tarik yang ada di Gunung Kelud juga
berasal dari pendakian dan panjat tebing. Seperti halnya ditempat wisata dengan
gunung yang menjadi objeknya, patilah pendakian merupakan salah satu daya tarik
yang paling penting. Selain pendakian juga terdapat panjat tebing yang juga
merupakan wisata yang memacu adrenalin pengunjung yang melakukannya.
Di Gunung Kelud juga terdapat atraksi edukasi yang berupa musium Kelud.
Musium tersebut berisi mengenai letusan yang pernah terjadi di Gunung
Kelud.musium ini juga dapat dimanfaatkan oleh pengunjung untuk menambah
pengetahuan mereka mengenai Gunung Kelud dan letusan-letusan yang pernah terjadi
pada gunung tersebut.

b. Amenity
No Komponen Sub-Komponen
MCK
Wisata Tirta
1. Amenity Rumah Makan
Penginapan
Kios Cindera Mata
Tempat Ibadah

Sarana penunjang merupakan sarana yang menjadi pendukung wisata tersebut


untuk dapat lebih dikembangkan lagi. Sarana penunjang yang ada di sekitar Gunung
Kelud seperti Rumah makan/minum, penginapan, MCK, sarana wisata tirta, kios
cindera mata, dan tempat ibadah. Sarana wisata tirta merupakan wisata kedua yang
ada setelah adanya wisata Gunung Kelud. Sarana wisata tirta merupakan sarana yang
digunakan untuk menarik wisatawan agar mau berkunjung ke wisata Gunung Kelud.
Sarana wisata tirta yang ada di Gunung Kelud seperti wisata air panas, flaying fox,
pendakian, dan masih banyak lagi. Kios cinderamata merupakan sarana penunjang
yang wajib ada di setiap tempat wisata. Sarana penunjang yang ada di tempat wisata
Gunung Kelud selain sebagai pendukung wisata juga merupakan sarana bagi
penduduk sekitar untuk mendapatkan penghasilan, seperti halnya pada MCK.
Penduduk yang membangun MCK di sekitar tempat wisata Gunung Kelud akan
menjadikan MCK mereka MCK umum dan siapa saja yang memanfaatkannya akan
dikenai biaya.
Penginapan merupakan sarana yang berperan sebagai tempat menginap bagi
wisatawan yang tempat asalnya jauh. Penginapan dengan fasilitas yang lengkap akan
menarik wisatawan untuk berkunjung. Di sekitar tempat wisata Gunung Kelud
terdapat bebebrapa penginapan yang fasilitasnya sangat lengkap seperti Damar Mas
Resto & Resort. Damar Mas merupakan salah satu penginapan yang dekat dengan
wisata Gunung Kelud dan memiliki fasilitas lengkap seperti kamar yang dilengkapi
dengan Ac, shower air panas, TV, air gratis, dll, selain itu juga terdapat kolam renang,
area merokok, area bebas rokok, restorant, loby, ruang rapat, dan sebagainya. Harga
penginapan yang ada di sekitar Gunung Kelud juga relatif yaitu sekitar 200.000
sampai 360.000 permalam, tergantung dengan tipe kamar yang dipilih.

Gambar 4. Penginapan di sekitar Gunung Kelud


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Rumah makan juga merupakan sarana penunjang yang harus ada disetiap tempat
wisata termasuk di wisata Gunung Kelud. Karena keberadaan rumah makan ini juga
sama pentingnya dengan keberadaan MCK. Rumah makan juga merupakan sarana
untuk penduduk sekitar mendapatkan penghasilan. Rumah makan ini bisa ditemukan
disekitar tempat wisata. Selain tempat wisata penunjang fasilitas lain yang harus ada
adalah tempat ibadah. Dengan adanya tempat ibadah akan membuat pengunjung tidak
kebingungan untuk melaksanakan ibadah, selain itu tempat ibadah biasanya
dimanfaatkan pula oleh wisatawan sebagai tempat untuk istirahat sejenak.

c. Aksebilitas
No Komponen Sub-Komponen
Kondisi jalan
1. Aksebilitas Transportasi
Papan Penunjuk Arah
Aksesibilitas yang ada di Gunung Kelud sudah sangat bagus, hal tersebut
ditunjukkan dengan adanya jalan aspal dan tidak ditemui jalan tanah atau jalan
setapak, meskipun jalan menuju ke Gunung Kelud menanjak dan berkelok-kelok khas
jalan pegunungan. Jarak tempu Gunung Kelud sangant terjangkau dengan rute dari
Kota Kediri ke Gunung Kelud berjarak 29,8 km dan ditempuh dengan waktu 47 menit
dengan menggunakan mobil.

Gambar 2. Jarak Kota Kediri ke Gunung Kelud


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Untuk menuju ke tempat wisata Gunung Kelud pun bisa menggunakan alat
tranportasi seperti kendaraan roda 2 (speda motor), dan kendaraan roda empat (mobil
dan bus pariwisata). Bagi pengunjung yang yang memanfaatkan transportasi
umumseperti bus bisa menggunakan bus LYNF, yang mana bus tersebut rutenya
melewati kawasan yang dekat dengan wisata Gunung Kelud.
Selain itu disepanjang jalan menuju tempat wisata juga banyak terdapat penunjuk
arah yang menunjukkan jalan menunju kawasan wisata Gunung Kelud hingga sampai
di depan pintu masuk wisata.

d. Ancilary
No Komponen Sub-Komponen
1. Ancilary Asosiasi Kepariwisataan
Pemerintahan

Fasilitas pendukung atau organisasi yang menfasilitasi dan mendorong


pengembangan serta pemasaran wisata Gunung Kelud sudah ada, yaitu Asosiasi
Kepariwisataan dan pemerintah. Asosiasi kepariwisataan ini seperti pemandu wisata,
pengusaha perhotelan, pemilik rumah makan, dll. Pemandu wisata merupakan
fasilitas tambahan yang berfungsi untuk memberikan pelayanan berupa arahan wisata
beserta panduannya bagi wisatawan. Selain asosiasi kepariwisataan juga ada
perwakilan dari pemerintah yaitu dinas pariwisata yang bertugas untuk
mempromosikan tempat wisata, dan juga mengelolanya.

SIMPULAN
Dari analissi yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa kebutuhan dan
pelayanan yang diperlukan oleh pengunjung atau wisatawan sudah tersedia di tempat wisata
Gunung Kidul. Hal tersebut telah dibuktikan dengan adanya empat komponen yang
mendukung, yaitu: atraksi, amenity, aksibilitas, dan ancilary.
Atraksi yang disediakan oleh Gunung Kelud berupa atraksi alam, budaya, dan edukasi.
Atraksi alam tersebut mencangkup pemandangan, kawah gunung, pendakian,. Atraksi adat
istiadatnya meliputi Larung Sesaji yang diadakan pada setiap bulan suro atau pada tanggala 1
muharam. Atraksi edukasi yang ada digunung tersebut berupa musium Gunung Kelud yang
berisi tentang sejarah-sejarah letusan yang pernah terjadi pada gunung tersebut.
Amenity yang ada ditempat wisata Gunung Kelud berupa toilet, wisata tirta, penginapan,
rumah makan, kios cindera mata, dan tempat ibadah. Amenity ini merupakan sarana
pendukung yang bisa menjadi sarana penghasilan bagi penduduk setempat.
Aksibilitas yang ada di Gunung Kelud sudah tergolong baik, hal tersebut dibuktikan
dengan jalanan menuju tempat wisata yang sudah diaspal,dan terdapat penunjuk jalan pada
setiap beberapa kilometer. Selain itu transportasi yang bisa digunakan untuk menuju tempat
wisata tersebut juga sudah berfariasi, tetapi untuk ketempat wisata pengunjung lebih
dianjurkan untuk menggunakan sarana transportasi pribadi karena lebih mudah.
Ancilary Fasilitas pendukung atau organisasi yang menfasilitasi dan mendorong
pengembangan serta pemasaran wisata Gunung Kelud ada dua macam yaitu asosiasi
pariwisata dan pemerintahan. Pemerintahan bertugas untuk mengelola tempat wisata tersebut
yang pengelolahannya diserakan kepada dinas pariwisata. Sedangkan asosiasi pariwisata
seperti pemandu wisata bertugas untuk memberikan pelayanan berupa arahan wisata beserta
panduannya bagi wisatawan.
Dari analissi yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa kebutuhan dan
pelayanan yang diperlukan oleh pengunjung atau wisatawan sudah tersedia di tempat wisata
Gunung Kidul. Fasilitas yang ada di kawasan wisata Gunung Kelud sudah sangat terpenuhi.
Dan untuk memperbanyak jumlah wisatawan lagi diperlukan peningkatan kualitas fasilitas
yang ada.

Anda mungkin juga menyukai