Anda di halaman 1dari 3

Menyambut hari Kopi Internaional 1 Oktober 2019 di Jambi :

Sisi Kuantum Kopi Toraja

Oleh
Jaja Jamaludin, S.Pd. M.Si.
Ketua Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Bosowa
dan Alumni Magister Ilmu Fisika Murni dan Terapan Universitas Indonesia

Sejauh ini kata menikmati kopi pada umumnya berdasarkan pada aroma, rasa bahkan mungkin
warna dan jenis kopi. Kopi memang sangat mensejarah dalam kehidupan masyarakat di lapisan
masyarakat manapun di dunia. Para pecinta kopi boleh jadi dapat mengatakan tanpa kopi tak
ada kehidupan yang menggairahkan.

Seperti dilansir halaman sesame.com, konon, sejarah kopi sangat erat kaitannya dengan
peradaban kaum muslim era kekhalifahan. Peradaban muslim punya pengaruh yang besar bagi
perkembangan peradaban dunia, baik dalam hal sains, teknologi, budaya, seni, sastra, hingga
kuliner. Budaya minum kopi adalah salah satunya.

Antioksidan Kopi
Dalam sebuah artikel yang berjudul, Drinking coffee every day helps eliminate free radicals,
sebuah studi baru menemukan minum secangkir kopi atau teh hijau setiap hari dapat
membantu menghilangkan radikal bebas dari sistem. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Institut Kesehatan & Lingkungan Kota Daejeon, Korea Selatan, kopi dan teh yang biasanya dijual
di kafe-kafe mengandung antioksidan seperti polifenol dan flavonoid yang dapat membantu
melawan radikal bebas. Berdasarkan temuan, para peneliti di Institut Kesehatan & Lingkungan
Daegu, Korea Selatan tersebut, melakukan penelitian bersama dengan tim peneliti lain di
Universitas Nasional Chungnam, dimana kopi dan teh disuntikkan ke dalam sel kanker rahim
untuk membuktikan efek antioksidannya. Antioksidan di sisi lain, yang ditemukan dalam kopi
dan teh menurut studi baru, mampu menghilangkan radikal bebas, melalui apa yang dikenal
sebagai 'aktivitas antioksidan'.

Sematara itu, dalam sebuah jurnal online sciencedirect.com, edisi 15 April 2014, dibawah Judul
Antioxidants in Coffee, yang ditulis Draženka Komes dan ArijanaBušić dari Department of Food
Engineering, Faculty of Food Technology and Biotechnology, University of Zagreb, Zagreb,
Croatia memberikan laporan bahwa kopi menyajikan sumber kaya senyawa bioaktif yang
dikenal sebagai antioksidan kuat. Komes, menyebutkan kopi menyediakan kandungan asam
klorogenat dan kafein yang tinggi, serta kandungan asam nikotinat, trigonelin, tokoferol,
kestimol, kahweol, dan senyawa heterosiklik yang signifikan. Kualitas kopi yang digunakan
untuk persiapan minuman terkait dengan komposisi kimia dari biji panggang, yang dipengaruhi
oleh komposisi kimia dari biji hijau dan kondisi pemrosesan pasca panen (pengeringan,
penyimpanan, pemanggangan, dan penggilingan).

Chahan Yeretzian pada 2002, seorang peneliti dari Zurich University of Applied Sciences,
melaporkan bahwa spektrokopI ESR (Electron Spin Resonance) dari kopi larut menampilkan
sinyal radikal bebas garis tunggal baik dalam keadaan padat maupun larutan, bersama dengan
sinyal dari ion paramagnetik Fe (III) dan Mn (II). Intensitas sinyal radikal bebas dalam padatan
murni diperkirakan sekitar 7,5 x 10^16 elektron tidak berpasangan/gram, dan tidak ada
perubahan signifikan pada disolusi dalam air.

Kopi Toraja
Penulis belum lama ini memeriksa eksistensi dan jumlah radikal bebas (free radical) dalam 9
sample kopi bubuk jenis Robusta dan Arabica asal daerah Toraja. Metoda yang digunakan
adalah spectroskopi Electron Spin Resonance (ESR) di Pusat Irradiasi Badan Tenaga Atom
Nasional, Pasar Jumat, Jakarta. Spektroskopi ESR ini berbasis pada teori efek Zeeman yang
seluruhnya termasuk wilayah fisika kuantum. Mengetahui eksistensi dan kadar Radikal Bebas
penting untuk kemudian akan dianalisa kaitannya dengan kadar antioksidan dalam kopi.
Variable Eksistensi dan jumlah radikal bebas dalam kopi diharapkan dapat menjadi paramater
alternatif dalam penentuan kualitas kopi dan dapat dikembangkan secara berkelanjutan dengan
menambah parameter mutu lain seperti faktor Lande-g (g-factor) yang juga dapat ditentukan
melalui spektroskopi ESR ini. Faktor Lande atau g–factor tiada lain adalah konstanta yang
menyatakan jatidiri material yang diwakili oleh prilaku momen magnetic electron. Oeh karena
konstanta, maka ia menjadi unik untuk suatu kaadaan material tertentu. sebagai contoh nilai g-
factor untuk setiap sample material kopi--meskipun semua material adalah coffee--mereka
(baca : sample kopi) akan memiliki nila g-factor yang relatif berbeda pula.

Kedepan tampaknya, parameter mutu kopi bukan saja rasa, aroma dan warna tetapi juga dapat
dilihat dari kadar antioksidan yang dikandungnya serta nilai g-faktor atau konstanta momen
magnetic electron dalam senyawa kopi sebagai bagian dari fisika terapan #wallahu’alam.

--------------------------------------------------------------------------

Penulis : Tinggal di Jalan Sunu 3 Kota Makassar


whatsApp : +6285881548814
Nomor rekening : Bank Mandiri 101 000 661 086 1 a.n. Jaja Jamaludin

Anda mungkin juga menyukai