ABSTRAK
Dunia saat ini sedang mengalami pandemi Covid-19 termasuk di Indonesia. Pemerintah Indonesia menerapkan Social distancing untuk mencegah penyebaran Covid-19, hal ini
juga berlaku untuk semua individu termasuk remaja, proses pendidikan yang harus dilakukan dari jarak jauh akan membuat remaja menggunakan internet atau teknologi
sebagai sarana. Penggunaan internet secara terus menerus juga akan berdampak pada fisik atau kesehatan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
lama penggunaan internet terhadap perkembangan fisik remaja pada masa pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan Cross
sectional. Responden terdiri dari 236 remaja di 2 desa yaitu Desa Tanjung Rejo dan Kasin Kota Malang. Pengambilan sampel dengan simple random sampling. Hasil penelitian
menemukan bahwa pada remaja yang menggunakan internet lebih dari 7 jam, dampak perkembangan fisik dinyatakan sesuai atau mengalami dampak kesehatan dari 67
remaja dan dari uji Chi Square nilai ap = 0,000 yang artinya ada mempengaruhi atau mempengaruhi durasi penggunaan internet dengan perkembangan fisik. Sehingga
semakin lama penggunaan internet semakin mempengaruhi perkembangan fisik remaja, oleh karena itu para orang tua remaja hendaknya lebih bijak dan membatasi
penggunaan internet agar tidak terjadi dalam hal perkembangan fisik atau kesehatan. Nilai 000 yang artinya ada pengaruh atau pengaruh lamanya penggunaan internet
dengan perkembangan fisik. Sehingga semakin lama penggunaan internet semakin mempengaruhi perkembangan fisik remaja, oleh karena itu para orang tua remaja
hendaknya lebih bijak dan membatasi penggunaan internet agar tidak terjadi dalam hal perkembangan fisik atau kesehatan. Nilai 000 yang artinya ada pengaruh atau
pengaruh lamanya penggunaan internet dengan perkembangan fisik. Sehingga semakin lama penggunaan internet semakin mempengaruhi perkembangan fisik remaja, oleh
karena itu para orang tua remaja hendaknya lebih bijak dan membatasi penggunaan internet agar tidak terjadi dalam hal perkembangan fisik atau kesehatan.
PENGANTAR
Saat ini dunia sedang dilanda pandemi Covid-19, penyebaran virusnya cukup tinggi di
berbagai negara termasuk Indonesia. Infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-CoV-2) yang secara klinis bermanifestasi pada sistem pernafasan menyebabkan kegagalan
pernafasan dan berujung pada kematian. Oleh karena itu, siapa yang menetapkan status
pandemi untuk infeksi penyakit ini. Beberapa negara di dunia didorong untuk membuat
Indonesia, 2020). Pandemi Covid-19 di Dunia termasuk di Indonesia berdampak pada berbagai
sektor di Dunia. Dari ekonomi hingga sektor pendidikan. Di bidang pendidikan, Pembelajaran
tatap muka tidak dilakukan dalam pendidikan baik di sekolah maupun kampus karena penularan
penyebaran COVID-19 dapat terjadi melalui keramaian atau gathering, oleh karena itu
pemerintah memberikan kebijakan Social Distancing yang berimplikasi pada masyarakat luas
yaitu bekerja dari rumah. , sekolah dari rumah hingga beribadah di rumah. Sektor pendidikan
juga menyediakan pembelajaran tatap muka dan beralih dengan pembelajaran jarak jauh atau
satu alternatif penyampaian materi pembelajaran tatap muka, penggunaan internet juga dapat digunakan
untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Penggunaan internet secara terus menerus akan berdampak pada
penggunanya, dampak positif maupun negatif dimasa yang akan datang (Nugraha, 2013). Pembelajaran
online dilakukan oleh semua siswa, khususnya remaja. Remaja di era digital telah terpapar teknologi digital
sejak awal kehidupannya yang memiliki kecenderungan ke arah internet. Dalam dunia pendidikan, remaja
menggunakan internet semaksimal mungkin, dan penggunaan internet tidak terbatas sebagai solusi
primer yang praktis untuk memenuhi kebutuhan pemecahan masalah akademik, tetapi juga sebagai
sarana rekreasi di tengah beban kognitif sehari-hari yang padat. (Kurniasanti dkk., 2019). Kemajuan
teknologi memudahkan remaja mendapatkan informasi atau pesan melalui media yang tersedia baik
offline maupun online tentang perilaku kesehatan remaja yang terbukti efektif untuk diterima dan diserap
oleh remaja. Secara biologis, emosional, dan mental remaja siap menerima dan terlibat dengan dunia luar
lingkungan keluarga, membuktikan bahwa mereka dapat menggunakan media sosial secara intensif
Pengguna internet terbesar di Indonesia adalah remaja rentan berusia 15-24 dengan persentase
perolehan sekitar 26,7% - 30%, hampir 80% remaja usia 10-19 di 11 provinsi mengalami saudara
perempuan di internet, akses internet tidak selalu positif dan Beberapa remaja menggunakan internet
untuk berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal yaitu 24%, mengakses pornografi sebanyak 14% dan
sisanya untuk permainan online dan keperluan lainnya (Hapsari & Ariana, 2015; Adiarsi, Stellarosa &
Silaban, 2015).
Penggunaan internet pada remaja memiliki dampak atau risiko baik pada perkembangan remaja.
Beberapa kekhawatiran tersebut adalah meningkatnya perilaku agresif akibat konten media yang kasar, risiko
depresi yang lebih tinggi bagi pengguna yang memiliki tingkat melukai diri sendiri tinggi, harga diri melalui
online, cyberbullying, dan peningkatan perhatian melalui citra tubuh, berbohong di dunia maya. serta penurunan
kualitas tidur yang akan mempengaruhi kesehatan remaja. Sedangkan manfaat yang didapat dari penggunaan
internet adalah remaja memiliki koneksi sosial yang baik, menumbuhkan kreativitas yang baik, memiliki
keterikatan dengan masyarakat, berwawasan luas dan dapat memperoleh informasi yang bermanfaat seperti
penelitian ini adalah remaja putra dan putri di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Sukun dan Desa Kasin Kecamatan
Klojen Kabupaten Malang yang berjumlah 235 remaja menurut metode simple random sampling. Penelitian
dikumpulkan, ditabulasi, diberi kode dan dianalisis menggunakan SPSS dengan uji Chi Square.
19 tahun adalah 4 remaja (1,6%). Berdasarkan data tingkat pendidikan, mayoritas responden
adalah siswa SMP yang berjumlah 148 remaja (62,7%). Dalam durasi penggunaan internet
hampir setengah dari 41,5% remaja melewati lebih dari 7 jam per hari. Data tentang dampak
pembangunan fisik yang diperoleh oleh sebagian besar dari 55,9% remaja dianggap sesuai.
Berikut adalah tabel silang pengaruh penggunaan internet terhadap pembangunan fisik di Kota
Malang:
berdurasi lebih dari 7 jam, dampak perkembangan fisik dinyatakan sesuai dengan
jumlah 67 remaja. Hasil uji statistik Chi-Square antara lama penggunaan internet
dengan perkembangan fisik diperoleh nilai p = 0,000. Jadi ada pengaruh antara lama
penggunaan internet terhadap perkembangan fisik.
Durasi Penggunaan Internet
Berdasarkan hasil penelitian bahwa remaja di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Sukun dan
Desa Kasin Kecamatan Klojen Kota malang didapatkan 236 remaja sebagai responden, durasi
penggunaan internet pada remaja hampir setengahnya yaitu 41,5% lebih dari 7 jam dalam
sehari. Remaja dan dewasa awal merupakan pengguna teknologi terbesar di Indonesia
dibandingkan kelompok umur lainnya. Remaja menempati angka tinggi di Indonesia (Badan
Perkembangan Fisik
Berdasarkan hasil penelitian bahwa dampak perkembangan fisik pada remaja yang
menggunakan internet hampir sebesar 41,5% remaja mengalami dampak pembangunan fisik
yang sesuai. Dalam perkembangan fisik remaja yang terpengaruh penggunaan internet
terdapat 4 item yang terdiri dari pertambahan berat badan akibat aktivitas fisik yang rendah,
gangguan makan (bertambah atau berkurang berat badan), gangguan tidur (insomnia), gangguan mata
(mata kering, mata kabur), sakit punggung, cedera otot berulang, dan kelelahan kronis (Rosenberg KP,
2014). Penggunaan internet berdampak pada perkembangan remaja. Dampak terhadap perkembangan
penggunaan internet di kalangan remaja semakin meningkat. Hal ini dilatarbelakangi oleh
terlihat dari tingginya durasi lebih dari 7 jam yang dilalui oleh 98 remaja di Desa Tanjung Rejo
dan Kasin Kota Malang. Hasil uji statistik SPSS Chi Square diperoleh nilai p 0,000 yang artinya ada
hubungan atau asosiasi lama penggunaan internet dengan perkembangan jasmani pada remaja
Kota Malang.
Selama pandemi Covid-19, ketakutan akan penularan terhadap dirinya menyebabkan stres dan
kecemasan meningkat. Ini mempengaruhi individu, keluarga dan masyarakat pada umumnya.
Kondisi rentan pada individu yang memiliki kondisi mental dan fisik yang lemah sebelum pandemi ini.
Situasi ini juga berakibat pada keadaan psikologis, finansial dan lainnya. Oleh karena itu, yang
menerbitkan pedoman kesehatan umum untuk masa pandemi tinggal di rumah yang meliputi gaya
hidup sehat termasuk aktivitas fisik, kesehatan mental, pola asuh, pola makan sehat dan berhenti
Sesuai dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dan pesat membuat remaja
menggunakan fasilitas internet untuk berbagai kepentigan baik pendidikan maupun hiburan.
Kehadiran internet di tengah masyarakat dimanfaatkan sebagai media sosial, karena dengan media
sosial dapat menjelajahi dunia dan mencari informasi serta dapat berkomunikasi dengan masyarakat
luas tanpa banyak kendala baik dari segi biaya, jarak dan waktu (Soliha, 2015 ). Remaja tidak dapat
menyaring hal-hal baik atau buruk dari internet, sehingga remaja mudah terpengaruh secara negatif
oleh penggunaannya. Ada empat dampak negatif yang ditimbulkan oleh internet yaitu dampak
2011). Dampak kesehatan atau perkembangan fisik remaja yaitu insomnia atau sulit tidur,
adanya gangguan kesehatan mata (Hakim & Raj, 2017). Penggunaan internet dengan durasi
yang lebih lama lebih dari 7 jam akan mempengaruhi perkembangan fisik remaja yaitu pada
kesehatan insomnia, gangguan kesehatan mata.
di desa Kasin dan Tanjung Rejo menunjukkan bahwa semakin tinggi durasi penggunaan internet
lebih dari 7 jam dan hampir separuh dari seluruh responden akan berdampak atau berpengaruh
pada perkembangan fisik remaja. Dampak perkembangan fisik antara lain insomnia, gangguan
kesehatan mata (terpapar gadget yang memiliki radiasi dan cahaya atau cahaya), sakit punggung dan
tentunya kualitas tidur yang buruk. Durasi bertambah karena juga dipengaruhi oleh kebijakan
pemerintah untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Dari penelitian ini diharapkan orang tua
dapat membatasi penggunaan internet tanpa harus merampas haknya, lebih bijak dalam
REFERENSI
Bundy, Donald AP, Silva, Nilanthi de., Horton, Susan., Jamison, Dean T., Patton, George
C.,. 2017. Kesehatan dan Perkembangan Anak dan Remaja. Grup Bank Dunia. Volume
8, Nomor 4.
Carson, Nicholas J., Gansner, Meredith., Khang, Jeane.,. 2017. Penilaian Media Digital
Gunakan dalam Evaluasi sikiatrik P Remaja. Journal Elsevier: Child Adolesc Psychiatric
Clin N Am, https://doi.org/10.1016/j.chc.2017.11.003 (2017): 1056-4993
Hakim, SN & Raj, AA 2017. Dampak kecanduan internet (kecanduan internet) pada
remaja. PROSIDING TEMU ILMIAH X IKATAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN INDONESIA
Peran Psikologi Perkembangan dalam Penumbuhan Humanitas pada Era Digital 22-24
Agustus 2017, Hotel Grasia, Semarang. ISBN: 978-602-1145-49-4. Hal 280-284.
Kiraly, Orsolya dkk. 2020. Mencegah penggunaan internet yang bermasalah selama COVID-19
pandemi: Panduan konsensus. Journal Elsevier Comprehensive Psychiatry 100
https://doi.org/10.1016/j.comppsych.2020.152180 (2020) 152180
Rini, A.2011. Menanggulangi Kecanduan Game On-Line Pada Anak. Jakarta. Pustaka Mina
Rosenberg KP, Feder LC. 2014. Kecanduan perilaku: kriteria, bukti, dan
pengobatan. London: Pers akademis Elsevier