Anda di halaman 1dari 8

Vol. IX No.

1 , Maret 2021 ISSN 2339-1383

HUBUNGAN PERILAKU DZIKIR DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANJUT USIA DI


DESA CAMPAKAMULYA

(Relationship Of Dhikr Behavior With Sleep Quality Of The Elderly Age In Campakamulya
Village)

Yusfar1, Hani2

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bale Bandung


Ganjar_ners@yahoo.com

ABSTRACT
Lansia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai
dari 60 tahun keatas. Perubahan fungsi biologis pada lansia salah satunya adalah perubahan
pola tidur. Sebagian besar lansia berisiko tinggi mengalami gangguan tidur yang khas,
gangguan tersebut adalah buruknya kualitas tidur. Gangguan kualitas tidur pada lansia ini
dapat diatasi dengan perilaku dzikir yang dilakukan oleh lansia. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan perilaku dzikir dengan kualitas tidur pada lanjut usia. Desain
penelitian ini adalah analitik korelasional dengan metode cross sectional. Dalam penelitian
ini digunakan teknik sampling kuota dengan pendekatan sampling incidental, sampel yang
diambil 30 lansia. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner perilaku dzikir dan
kualitas tidur dengan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Indeks dan uji statistik
menggunakan Rank Spearman. Hasil penelitian didapatkan lansia dengan perilaku dzikir
positif (50.0%) dan perilaku dzikir negatif (50.0%), sedangkan kualitas tidur buruk (73.3%)
dan kualitas tidur baik (26.7%). Uji Rank Spearman menunjukan bahwa ada hubungan yang
searah dan signifikan antara perilaku dzikir dengan kualitas tidur pada lanjut usia. Dengan
kekuatan arah hubungan kuat. Oleh karena itu, perilaku dzikir sebelum tidur yang dilakukan
oleh lansia diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi perawat, khususnya yang berada
dipelayanan baik dirumah sakit maupun dikomunitas. Untuk mempromosikan manfaat
perilaku dzikir dalam meningkatkan kualitas tidur lanjut usia yang muslim.
Kata Kunci : Perilaku dzikir, kualitas tidur, lansia

Elderly are individuals who are in the late adult stage whose ages start from 60 years and
over. One of the changes in biological function in the elderly is a change in sleep patterns.
Most of the elderly are at high risk of experiencing a typical sleep disorder, the disorder is
poor sleep quality. Disorders of sleep quality in the elderly can be overcome by Dhikr
behavior performed by the elderly. The purpose of this research was to determine the
relationship between Dhikr behaviors and sleep quality in the elderly. The design of this
research was correlational analytic with cross sectional method. This research was used
sampling quota technique with the approach incidental sampling, a sample of 30 elderly
people was taken. The research instrument used a questionnaire sheet of Dhikr behavior and
sleep quality with the Pittsburgh Sleep Quality Index questionnaire and statistical tests used
the Spearman Rank. The results showed that the elderly with positive Dhikr behavior (50.0%)
and negative Dhikr behavior (50.0%), while poor sleep quality (73.3%) and good sleep
quality (26.7%). The Spearman Rank test showed there is a direct and significant relationship
between Dhikr behavior and sleep quality in the elderly. With the directional strength of the

11
Healthy Journal ©2021, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. IX No. 1 , Maret 2021 ISSN 2339-1383

relationship is strong. Therefore, the behavior of Dhikr before bedtime by the elderly is
expected to be a consideration for nurses, especially those who are in service both in
hospitals and in the community to promote the benefits of Dhikr behavior in improving the
quality of sleep for Muslim elderly people.
Keywords: Dhikr behaviour, sleep quality, elderly age

1. PENDAHULUAN cukup (Aspiani, 2014 dalam M. Ariful


Data indeks penuaan (Ageing Index), Fikri, 2019).
pada tahun 2035 diproyeksikan terdapat Tidur merupakan salah satu kebutuhan
73 orang lanjut usia per 100 penduduk dasar manusia yang termasuk kedalam
kurang dari 15 tahun. Angka ini kebutuhan fisiologis. Tidur sangat
meningkat cepat dibanding tahun 2015 dibutuhkan bagi setiap orang yang hidup di
yang masih sebanyak 31 orang. dunia, karena sangat penting bagi kualitas
Sementara angka Potential Support hidup semua orang. Kebutuhan tidur setiap
Ratio menunjukkan penurunan, dari 12,5 orang akan berbeda-beda, pada lanjut usia
pada tahun 2015 menjadi 6,4 pada tahun membutuhkan durasi tidur 5-6 jam per hari
2035 (UNFPA, 2014). Berdasarkan data (National Sleep Foundation, 2007 dalam
dari hasil Proporsi Penduduk Usia Luthfia, I., & Aspihan, M., 2017).
Mencapai 60 Tahun, menurut Provinsi di Namun karena kondisi tubuhnya
Indonesia, 2015 di Provinsi Jawa Barat sebagian besar lansia berisiko tinggi
terdapat 8,0% yaitu 1,744 juta lanjut usia mengalami gangguan tidur yang khas,
dari jumlah lanjut usia Indonesia gangguan tersebut mencakup kebiasaan
sebanyak 100% yaitu 21,7 juta orang tidur, terbangun pada dini hari, peningkatan
(Supas, 2015 ; BPS, 2016). waktu tidur pada siang hari dan
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap membutuhkan waktu lebih lama untuk
akhir perkembangan pada daur dapat memulai tidur (George, Z., 2008
kehidupan manusia. Menurut Undang- dalam Luthfa, I., & Aspihan, M., 2017).
Undang Pasal 1 ayat (2), (3), (4) No. 13 Prevalensi gangguan tidur pada lansia
Tahun 1998 tentang Kesehatan cukup tinggi yaitu sekitar 40-50%, sekitar
dikatakan bahwa usia lanjut adalah 19% lansia mengalami kesulitan tidur, 21 %
seseorang yang telah mencapai usia tidur terlalu sedikit, 24% kesulitan tidur
lebih dari 60 tahun ke atas. sedikitnya 1 kali seminggu, dan 39%
Lansia pada umumnya mengalami mengantuk berlebihan di siang hari
berbagai masalah kesehatan akibat (American Insomnia Association, 2002
terjadinya perubahan fungsi biologis, dalam Luthfa, I., & Aspihan, M., 2017).
psikologis, sosial, dan ekonomi Gangguan tidur yang berkepanjangan
(Noorkasiani, 2011 dalam M. Ariful mengakibatkan penurunan kualitas tidur
Fikri, 2019). Perubahan fungsi biologis (Silvanasari, 2013 dalam Luthfa, I., &
pada lansia salah satunya adalah Aspihan, M., 2017).
perubahan pola tidur (Widyanto, 2014 Gangguan tidur merupakan salah satu
dalam M. Ariful Fikri, 2019). Tidur masalah kesehatan yang sering dihadapi
merupakan suatu kondisi tidak sadar oleh lansia. Kondisi ini membutuhkan
dimana persepsi dan reaksi individu perhatian yang serius. Buruknya kualitas
terhadap lingkungan menurun atau tidur lansia disebabkan oleh meningkatnya
hilang, dan dapat dibangunkan kembali latensi tidur, berkurangnya efisiensi tidur
dengan indera atau rangsangan yang dan terbangun lebih awal karena proses

12
Healthy Journal ©2021, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. IX No. 1 , Maret 2021 ISSN 2339-1383

penuaan. Proses penuaan tersebut mudah dalam memulai tidur dan untuk
menyebabkan penurunan fungsi mempertahankan tidur. Kualitas tidur
neurontransmiter yang ditandai dengan seseorang dapat digambarkan dengan
menurunnya distribusi norepinefrin. Hal lama waktu tidur, dan keluhan-keluhan
itu menyebabkan perubahan irama yang dirasakan saat tidur ataupun setelah
sirkadian, dimana terjadi perubahan bangun tidur. Kebutuhan tidur yang
tidur lansia pada fase NREM 3 dan 4. cukup ditentukan oleh faktor kualitas
Sehingga lansia hampir tidak memiliki tidur dan jumlah jam tidur (kuantitas
fase 4 atau tidur dalam (Stanley, 2006 ; tidur). Beberapa faktor yang
Khasanah dan Hidayati, 2012 dalam Dwi mempengaruhi kualitas tidur dan
Oktora, S. P., Purnawan, I., & Achiriyati, kuantitas tidur adalah faktor fisiologis,
D., 2016). faktor psikologis, lingkungan dan gaya
Dengan program terapi relaksasi hidup. Dari faktor fisiologis berdampak
dapat mengkondisikan seseorang dengan penurunan aktivitas sehari-hari,
mencapai kondisi relaks sehingga rasa lemah, lelah, daya tahan tubuh
seseorang lebih mudah untuk mengawali menurun, dan ketidakstabilan tanda-
tidur (Davis et al, 1995; Benson, 2000; tanda vital, sedangkan dari faktor
Purwanto, 2004 dalam Purwanto, S., psikologis berdampak depresi, cemas,
Mei 2016). dan sulit untuk konsentrasi (Potter dan
Perilaku dzikir yang dipadukan Perry, 2010 dalam Jumiarni, 2018).
dengan kalimat-kalimat ritmis dapat Sebagian besar lansia berisiko tinggi
memicu efek relaksasi. Pengulangan mengalami gangguan tidur akibat
tersebut harus disertai dengan sikap pasif berbagai faktor. Proses patologis terkait
terhadap rangsang, baik dari luar usia dapat menyebabkan perubahan pola
maupun dari dalam. Sikap pasif dalam tidur. Gangguan tidur menyerang 50 %
konsep religius dapat diidentikan dengan orang yang berusia 65 tahun atau lebih
sikap pasrah kepada Tuhan. Sikap pasrah yang tinggal di rumah dan 66 % orang
inilah yang dapat melipatgandakan yang tinggal di fasilitas perawatan jangka
respon relaksasi yang muncul. Efek panjang. Gangguan tidur memengaruhi
relaksasi ini dapat menimbulkan kualitas hidup dan berhubungan dengan
keadaan tenang (Sangkan, 2002; angka mortalitas yang lebih tinggi.
Aemilianus, 2012). Selama penuaan, pola tidur mengalami
Berdasarkan hasil wawancara perubahan-perubahan yang khas yang
kepada lansia di wilayah desa membedakannya dari orang-orang yang
menunjukkan bahwa dari 7 orang sampel lebih muda. Perubahan-perubaahan
yang diambil menunjukkan adanya tersebut mencakup kelatenan tidur,
gangguan kualitas tidur. Tujuan dalam terbangun pada dini hari dan peningkatan
penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah tidur yang lebih dalam juga
Hubungan Perilaku Dzikir Dengan menurun. Terdapat suatu hubungan
Kualitas Tidur Pada Lanjut Usia Di antara peningkatan terbangun selama
Desa Campakamulya. tidur dengan jumlah total waktu yang
dihabiskan untuk teerjaga di malam hari.
2. TINJAUAN TEORITIS Hal tersebut tampak sebagai pengaturan
a. Konsep Kualitas Tidur tidur sirkadian yang efektif” (Stanley et
Kualitas tidur adalah ukuran al, 2006).
dimana seseorang itu dapat dengan

13
Healthy Journal ©2021, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. IX No. 1 , Maret 2021 ISSN 2339-1383

b. Konsep Perilaku Dzikir independennya adalah perilaku dzikir


Perilaku adalah suatu kegiatan Variabel dependen pada penelitian ini
atau aktivitas organisme yang adalah kualitas tidur. sampel pada
mempunyai bentangan yang sangat penelitian ini adalah sebanyak 30 lansia.
luas, mencakup : berjalan, berbicara, Teknik sampling dalam penelitian ini
bereaksi, berpakaian dan lain menggunakan nonprobability sampling
sebagainya. Bahkan kegiatan internal dengan pendekatan sampling incidental.
(internal aktivity) seperti berfikir, Instrument dalam penelitian ini
persepsi dan emosi juga merupakan menggunakan kuisioner perilaku dzikir dan
perilaku manusia. Perilaku merupakan kuesioner PSQI yang dibuat oleh Buysse.
faktor terbesar kedua setelah faktor Untuk mengetahui gambaran perilaku
lingkungan yang mempengaruhi dzikir, digunakan analisis deskriptif dengan
kesehatan individu, kelompok, atau membuat nilai bobot sehingga selanjutnya
masyarakat” (Notoatmodjo, S. 2003 dapat mengkategorikan kedalam dua
dalam Pasanda, A., 2016 : 22). alternatif kategori yaitu positif dan negatif.
Dzikir secara literal berarti Untuk menguji hipotesis asosiatif /
mengingat, pada dasarnya merupakan hubungan (korelasi) bila datanya berbentuk
amaliyah yang selalu terkait dengan ordinal dan ordinal, untuk mengetahui
berbagai ibadah ritual dalam Islam. keeratan tingkat hubungan antara variabel
Dalam pengertian ini dzikir berarti bebas dan variabel terikat, maka dilakukan
“suatu bentuk kesadaran yang dimiliki pengukuran dengan Rank Spearman
oleh seorang mahluk akan hubungan
yang menyatukan seluruh 4. HASIL PENELITIAN
kehidupannya dengan Sang Peneliti menyajikan hasil penelitian serta
Pencipta”.” (Micon dalam M A pembahasan analisa data penelitian yang
Subandi, 2009:33 ; dalam Ma'arif, M. telah dilakukan oleh peneliti yaiut :
A., & Rofiq, M. H., 2019). Berdasarkan usia diketahui bahwa sebagian
Perilaku dzikir adalah salah satu besar usia responden yaitu berkisar 60-74
metode untuk meningkatkan kualitas tahun (73.3 %). Berdasarkan jenis kelamin
tidur. Perilaku dzikir merupakan hasil diketahui bahwa sebagian besar responden
dari pengalaman dalam bentuk berjenis kelamin perempuan (66.7 %).
tindakan berdzikir, yaitu mengingat, Tabel Distribusi Frekuensi Perilaku
menyebutkan sesuatu dengan lisan Dzikir pada Lansia
atau di dalam hati sebagai suatu
bentuk kesadaran yang dimiliki oleh Persen
No Perilaku Dzikir Frekuensi
seorang mahluk akan hubungan yang (%)
menyatukan seluruh kehidupannya 1 Positif 15 50.0%
dengan Sang Pencipta. 2 Negatif 15 50.0%
Total 30
3. METODELOGI PENELITIAN Sumber : Data primer
Jenis yang digunakan dalam Berdasarkan Tabel 4.3
penelitian ini adalah penelitian menunjukan bahwa perilaku dzikir pada
kuantitatif dengan faktor yang responden setengahnya memiliki
berhubungan (asosiasi) Rancangan yang perilaku dzikir negatif (50.0%).
dipergunakan adalah cross sectional
Pada penelitian ini variabel

14
Healthy Journal ©2021, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. IX No. 1 , Maret 2021 ISSN 2339-1383

Tabel Distribusi Frekuensi Kualitas melakukan dzikir nafas seseorang maka


Tidur pada Lansia semakin rendah latensi tidurnya.
Dalam penelitian lain oleh Al-Halaj, Q.
No Kualitas Tidur Frekuensi (%) M. (2014) bertujuan untuk mengetahui
1 Baik 8 26.7% pengaruh dzikir menjelang tidur terhadap
2 Buruk 22 73.3% kualitas tidur lanjut usia. Hasil penelitian
Total 30 ini menunjukkan
100.0% terdapat pengaruh yang
Sumber : Data primer kuat antara dzikir dengan kualitas tidur
kelompok intervensi pada sebelum dan
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukan sesudah melakukan DMT
bahwa sebagian besar lansia memiliki Sebagaimana ketika peneliti melakukan
kualitas tidur buruk (73.3%). wawancara dengan kuesioner Pittsburgh
Berdasarkan hasil koefisien Rank Sleep Quality Index (PSQI) adanya
Spearman adalah sebesar 0.603**. Hasil uji responden dengan tanda-tanda kualitas
signifikan diperoleh nilai value tidur buruk dengan ciri-ciri buruknya
sebesar 0.000. Maka dapat dilihat bahwa kualitas tidur subjektif, tidur laten, durasi
value (0.000) < alpha (0.05) sehingga tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur,
Ha diterima dan H0 ditolak (Sugiyono, 2019 penggunaan obat tidur, disfungsi disiang
: 106). Dengan demikian dapat disimpulkan hari. Namun untuk penggunaan obat tidur
bahwa ada hubungan yang searah dan pada penelitian ini tidak ditemukan lansia
signifikan antara perilaku dzikir dengan yang mengonsumsi obat atau bantuan
kualitas tidur pada lanjut usia. Dengan farmakologis untuk tidur.
kekuatan arah hubungan 0,60 - 0,79 : Berdasarkan hasil penelitian
hubungan kuat (Sugiyono, 2019 : 248). menunjukan bahwa lansia dengan perilaku
dzikir positif sebanyak 15 lansia (50.0%),
5. PEMBAHASAN lansia dengan perilaku dzikir negatif
Pemenuhan kebutuhan tidur bagi sebanyak 15 lansia (50.0%), lansia dengan
setiap orang berbeda-beda, ada yang kualitas tidur buruk sebanyak 22 lansia
dapat terpenuhi dengan baik bahkan (73.3%), lansia dengan kualitas tidur baik
sebaliknya. Seseorang bisa tidur ataupun sebanyak 8 lansia (26.7%). Dari hasil
tidak, dipengaruhi oleh beberapa faktor analisa data dengan Rank Spearman
antara lain : status kesehatan, didapatkan hasil koefisien Rank Spearman
lingkungan, stress psikologis, diet, gaya adalah sebesar 0.603**. Hasil uji signifikan
hidup atau obat-obatan. diperoleh nilai value sebesar 0.000.
Dalam penelitian sebelumnya oleh Maka dapat dilihat bahwa value
Purwanto , S. (2016) bertujuan untuk (0.000) < α (0.05) sehingga Ha diterima dan
mengetahui hubungan antara intensitas H0 ditolak. Dengan demikian dapat
menjalankan dzikir nafas dengan latensi disimpulkan bahwa ada hubungan yang
tidur. Hasil penelitian menunjukkan searah dan signifikan antara perilaku dzikir
bahwa skor intensitas dzikir nafas rata- dengan kualitas tidur pada lanjut usia.
rata responden adalah 81,14 sedangkan Dengan kekuatan arah hubungan 0,60 - 0,79
latensi tidur rata-rata adalah 13,05 menit. : hubungan kuat.
Analisis menunjukkan terdapat Perilaku dzikir adalah salah satu metode
hubungan yang secara sangat signifikan untuk meningkatkan kualitas tidur lansia.
antara intensitas dzikir nafas dengan Dzikir secara literal berarti mengingat, pada
latensi tidur. Semakin tinggi intensitas dasarnya merupakan amaliyah yang selalu

15
Healthy Journal ©2021, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. IX No. 1 , Maret 2021 ISSN 2339-1383

terkait dengan berbagai ibadah ritual Dalam peneltian ini Peneliti menyarankan
dalam Islam. Dalam pengertian ini dzikir Perilaku dzikir sebelum tidur yang
berarti “suatu bentuk kesadaran yang dilakukan oleh lansia diharapkan dapat
dimiliki oleh seorang makhluk akan menjadi pertimbangan bagi perawat
hubungan yang menyatukan seluruh khususnya yang berada dipelayanan baik
kehidupannya dengan Sang Pencipta”. dirumah sakit maupun dikomunitas untuk
Dalam penelitian ini ketika di mempromosikan manfaat perilaku dzikir
wawancara dengan kuesioner perilaku sebelum tidur. Dari hasil penelitian ini,
dzikir, adanya responden lansia yang perilaku dzikir sebelum tidur dapat
sebelum tidur berdzikir dengan dimasukkan ke dalam program sabagai
membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan salah satu cara yang dapat diterapkan dalam
An-Naas lalu mengumpulkan dua meningkatkan kualitas tidur lanjut usia
telapak tangan, dan ditiup kemudian dua yang muslim. Pada fase usia lanjut untuk
telapak tangan tersebut diusapkan pada lebih meningkatkan aspek spriritual,
tubuh yang dapat dijangkau, dimulai dari dengan kebiasaan berdzikir untuk
kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. meningkatkan kualitas tidur.
Juga sebelum tidur, lansia berdzikir
dengan membaca ayat kursi (dibaca 1x), 7. DAFTAR PUSTAKA
Alba, H. Cecep. (2012). Tasawuf dan
membaca Tasbih (dibaca Tarekat: Dimensi Esoteris Ajaran
Islam. Cet. 1. Bandung: Anggota
33x); Tahmid (dibaca 33x); Ikapi.
Al-Halaj, Q. M. (2014). Pengaruh Dzikir
Takbir (dibaca 34x). Dan
Menjelang Tidur Terhadap Kualitas
sebagian besar lansia merasa lebih
nyenyak tidur dengan melakukan dzikir Tidur Lanjut Usia Di Panti Sosial
sebelum tidur. Tresna Wredha Budi Mulia 01
Dengan demikian dalam penelitian Jakarta Timur. Skripsi Universitas
ini bahwa ada hubungan yang searah dan Islam Negeri Jakarta.
signifikan antara perilaku dzikir dengan
Amir, N. (2007). Gangguan Tidur pada
kualitas tidur pada lanjut usia di Desa
Campakamulya Lanjut Usia Diagnosis dan
Penatalaksanaan. Jakarta. 196-206:
6. SIMPULAN Fakultas Kedokteran Universitas
Simpulan dan saran dari hasil penelitian Indonesia.
yang berjudul Hubungan Perilaku Dzikir
dengan Kualitas Tidur pada Lanjut Usia Ancoli, S. (2010). Sleep Disorders in Older
Di Desa Campakamulya yaitu : Adults a Mini Review. USA:
Setengahnya lansia memiliki perilaku Gerontology, 56:181–189.
dzikir yang negatif. Sebagian besar Anselmo, Jeanne. (2005). Relaxation: The
lansia memiliki kualitas tidur yang
First Step to Restore, Renew, and
buruk. Ada hubungan yang searah dan
signifikan antara perilaku dzikir dengan self-Heal, in Dossey, Barbara M.,
kualitas tidur pada lanjut usia. Lynn Keegan., Cathie E.G. Holistic
Nursing: A Handbook for Practice,

16
Healthy Journal ©2021, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. IX No. 1 , Maret 2021 ISSN 2339-1383

4th ed. USA: Jones and Bartlett Qur’an. Jakarta: Penerbit Hikmah.
Publisher.
Ismail, Nawawi. (2008). Tarekat Qodiriyah
Azwar, S. (2011). Sikap dan Perilaku. Naqsabandiyah, Sebuah Kajian
Sikap Manusia Teori dan Ilmiyah dan Amaliyah. Surabaya:
Pengukurannya (Edisi 2). Karya Agung.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jumiarni. (2018). Perbandingan Kualitas
Bastien, C.H., Le Blanc, M., Carrier, J. Tidur Menggunakan Skala
(2003). Sleep EEG Power Pittsburgh Sleep Quality Index
Spectra, Insomnia, and Chronic (PSQI) Pada Pasien Gangguan
Use of Benzodiazepines. Canada. Cemas Yang Mendapat Terapi
Benzodiazepin Jangka Panjang Dan
Buysse, D.J., Reynolds III, C.F., Monk,
Jangka Pendek. Tesis Universitas
T.H., Berman, S.R., & Kupfer,
Hasanuddin Makassar .
D.J. (1989). The Pittsburgh Sleep
Quality Index: A new instrument Kartari, D. (1990). Manusia Usia Lanjut,
for psychiatric practice and disampaikan dalam Diskusi Ilmiah.
research. Journal of Psychiatric Depkes RI, Jakarta: Badan
Research, 28(2), 193-213. . Litbangkes.
(t.thn.). Reprinted with
Kartasari, D.S. (1990). Manusia Usia lanjut,
permission from copyright holder
disampaikan dalam Diskusi Ilmiah.
for educational purposes per the
Depkes RI, Jakarta: Badan
University of Pittsburgh, Sleep
Litbangkes.
Medicine Institute, Pittsburgh
Sleep Quality Index (PSQI) Kurniasari, C. I. (2015). Pengaruh
website at Gabungan Sugesti Dan Musik
http://www.sleep.pitt.edu/content. Instrumentalia Terhadap
asp?id=1484&subid=2316. Peningkatan Kualitas Tidur Pada
Lansia Di Griya Lansia Santo Yosef
Effendi, Tjiptadinata. (2002). Meditasi :
Surabaya. Skripsi Universitas
Jalan Meningkatkan Kehidupan
Airlangga Surabaya.
Anda. Jakarta: Elex Media
Komputindo. Luthfia, I., & Aspihan, M. (2017). Terapi
Musik Rebana Mampu
Fikri, M. A. (2019). Hubungan Antara
Meningkatkan Kualitas Tidur
Depresi dengan KualitasTidur
Lansia. 346 Jurnal Kesehatan,
pada Lansiadi Panti Sosial Tresna
Volume VIII, Nomor 3, November
Werdha Sabai Nan Aluh Sicincin
hlm 345-350.
Kabupaten Padang Pariaman.
httpe-resources.perpusnas.go.id, Ma'arif, M. A., & Rofiq, M. H. (2019).
hlm 1-9. Dzikir dan Fikir Sebagai Konsep
Pendidikan Karakter: Telaah
Irham, M. I. (2011). Panduan Meraih
Pemikiran Kh. Munawwar Kholil
Kebahagiaan Menurut Al-
Al-Jawi. Tadrib, Vol. V, No. 1, Juni.

17
Healthy Journal ©2021, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. IX No. 1 , Maret 2021 ISSN 2339-1383

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu Dzikir Nafas Dengan Latensi Tidur.


Perilaku Kesehatan. Jakarta: Jurnal Indigenous , Vol. 1, No. 1, :
Rineka Cipta. 32-38.
Nugroho, Wahyudi. (2000). Putra, S. (2012 ). Panduan Riset
Keperawatan Gerontik. Jakarta: Keperawatan dan Penulisan Ilmiah.
Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jogjakarta: D-Medika.
Nursalam. (2008). Konsep dan Riyadi, Agus. (2014). “Zikir dalam al-
Penerapan Metodologi Penelitian qur’an sebagai terapi psikoneurotik
Ilmu Keperawatan : Pedoman (analisis terhadap fungsi bimbingan
Skripsi, Tesis, dan Instrumen. dan konseling islam).”. Konseling
Edisi 2 . Jakarta: Salemba Religi Jurnal Bimbingan Konseling
Medika. Islam 4, no. 1, 53–
70.https://doi.org/10.21043/kr.v4i1.
_______ (2013). Konsep dan Penerapan
1070.
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pedoman Skripsi, Stanley, M., & Beare, P. G. (2006). Buku
Tesis, dan Instrumen Penelitian Ajar Keperawatan Gerontik, Ed. 2.
Keperawatan. Jakarta: Salemba Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Medika.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Oktavia , F. A. (2014). Pengaruh Murotal Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Al Quran Terhadap Kualitas Bandung: Alfabeta.
Tidur Pada Lansia Di Panti Sosial
Sunaryo, Wijiyanti, R., Kuhu, M. M.,
Tresna Wredha Unit Abiyoso
Sumedi, T., Widiyanti, E. D.,
Yogyakarta.
Sukrillah, U. A., . . . Kuswati, A.
etd.repository.ugm.ac.id/,
(2016). Asuhan Keperawatan
Skripsi.
Gerontik. Yogyakarta: CV. ANDI
Oktora Dwi, S. P., Purnawan, I., & OFFSET
Achiriyati, D. (November 2016).
Syamsul, Munir. (2014). Energi Dzikir.
Pengaruh Terapi Murottal Al
Jakarta: Amzah.
Qur'an Terhadap Kualitas Tidur
Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Wahjudi, H. (2008). Keperawatan Gerontik
Dewanata Cilacap. Jurnal & Geriatrik, Ed. 3. Jakarta: Buku
Keperawatan Soedirman (The Kedokteran EGC.
Soedirman Journal of Nursing),
Volume 11, No.3.
Potter, Patricia A and Anne Griffin Perry.
(2011). Basic Nursing, 7th ed. .
Canada: Mosby.
Purwanto , S. (Mei 2016). Hubungan
Antara Intensitas Menjalankan

18
Healthy Journal ©2021, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung

Anda mungkin juga menyukai