PKKT KEPERAWATAN JIWA

PRESJUR

KELOMPOK 9:
ANALISIS JURNAL

teen Mental Health First Aid as a school-based intervention for improving peer support of
adolescents at risk of suicide: Outcomes from a cluster randomised crossover trialPIO

1. Populasi pasien atau disease of interest

adolescents
2. Intervensi
Mental Health First Aid as a school-based intervention
3. Outcomes
peer support of adolescents at risk of suicide

Critical Appraisal

1. Why was study done ?

Jumlah kaum muda hampir sepertiga dari 800.000 orang orang di seluruh dunia yang meninggal
karena bunuh diri setiap tahun, dengan bunuh diri penyebab utama kematian di antara usia 15
hingga 29 tahun (Lee et al.,2019). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai bukti program
literasi kesehatan mental universal yang baru di lingkungan sekolah (Pertolongan Pertama
Kesehatan Mental remaja) sebagai intervensi untuk meningkatkan dukungan teman sebaya
terhadap remaja pada risiko bunuh diri

2. What is sample size ?

Siswa yang memenuhi syarat direkrut dari empat sekolah menengah yang didanai pemerintah
yang berpartisipasi di wilayah metropolitan Melbourne, Australia. Untuk merekrut sekolah,
itutim peneliti mengirim email permintaan ke semua Pemuda yang terakreditasiInstruktur MHFA
di area Melbourne meminta pengenalan ke sekolah menengah mana pun dengan minat yang
diungkapkandalam menerima pelatihan untuk staf dan siswa. Dua sekolah setuju untuk
berpartisipasi melalui mekanisme ini, dengan lebih lanjut dua sekolah dipilih untuk variabel
demografis yang cocok: Indeks Keunggulan Sosial-Pendidikan Komunitas (ICSEA; M = 1000, SD =
100) dan ukuran kelompok Tahun 10 di tahun pertama. Sekolah diharuskan berada dalam 1 SD
ICSEA dan dalam ukuran 100 siswa. Siswa sekolah menengah Australia berusia 15–17 tahun

3. Are the measurements of major variables valid & reliable?

Uji coba CRXO dilakukan, dengan sekolah menentukan cluster. CRXO adalah penyempurnaan
dari cluster pasangan yang cocok rancangan; dalam uji coba CRXO, semua cluster menerima
semua intervensi dengan urutan pemberian secara acak ditugaskan. Dengan dua intervensi, dua
gelombang berbeda peserta (yaitu kohort tingkat kelas siswa) melakukan kondisi percobaan
terpisah (Giraudeau et al., 2008; Turnerdkk., 2007)Penelitian ini telah terdaftar di Australian
New Registri Uji Klinis Selandia (ANZCTRN12614000061639) dan mendapat persetujuan etika
dari Universitas dari Komite Etika Penelitian Manusia Melbourne(HREC1341238) dan Pendidikan
Pemerintah Negara BagianDepartment for Victoria (No. 2014_002268).

4. How were the data analyzed?

Model efek campuran digunakan untuk menganalisis variabel hasil biner, termasuk kelompok
demi kejadian pengukuran interaksi, dengan mempertimbangkan struktur hierarki(Rabe-
Hesketh dan Skrondal, 2012). Semua model termasuk aefek acak untuk kelompok siswa
(kelompok periode) dan untuk sekolah (cluster), tahun (periode), dan usia siswadan gender
untuk mengakomodasi kemungkinan siswa dalam kelompok.. Analisis dilakukan di Stata 14
(StataCorp, 2015)

5. Were there any untoward events during the conduct of the study?

artikel ini penulis tidak memberikan limitation aatau keterbatasan

6. How do the results fit with previous research in the area

Siswa yang menerima pelatihan Pertolongan Pertama Kesehatan Mental remaja kemungkinan
besar akan melaporkan peningkatan pra-ke pasca-pelatihan untuk mengenali bunuh diri (OR =
1,97, 95% CI = [1,14, 3,39], p = 0,02) dan pertolongan pertama yang sesuai niat terhadap teman
sebaya yang berisiko bunuh diri daripada siswa yang menerima pertolongan pertama fisik (OR =
35,40, 95% CI = [19,86,63,14], p <0,001). Dua belas bulan setelah pelatihan, sebagian besar
pengaruhnya masih signifikan. Meski proporsi remaja lebih besar Peserta Pertolongan Pertama
Kesehatan Mental melaporkan sendiri merasa tertekan sebentar setelah pelatihan, tidak ada
bukti tekanan yang lebih besar pada 12 bulan pada Skala Kesulitan Psikologis Kessler

7. What does this research mean for clinical practice

teen Mental Health First Aid efektif ,sebagai intervensi untuk meningkatkan dukungan teman
sebaya terhadap remaja pada risiko bunuh diri