Disusun Oleh :
1. Mirda suis
2. Nadya nunyai
3. Ovi nenna
4. Riyanti amalia
A. Somatosensori
a. Sistem eksteroreseptif
Sistem eksteroreseptif ini juga Memiliki 3 bagian tersendiri dalam
mempersepsi stimuli,yaitu
Bagian yang mempersepsi stimuli mekanik (peraba)
Setiap detik setiap menit setiap hari otak anda harus tetap menjaga apa yang
menyentuh kulit anda, mengontrol dimana kaki dan tangan anda berada, dan
apakah anda berjalan atau berlari. Semua itu secara otomatis dan efisien diatur
oleh cuping parietal (Parietal Lobe).
Cuping parietal (parietal lobe) berlokasi langsung dibelakang cuping
frontal. Fungsi cuping parietal mencakup pengolahan informasi sensori
dari bagian bagian tubuh, meliputi menyentuh, meletakkan posisi anggota
badan, merasakan suhu dan sakit, serta melakukan beberapa fungsi kognitif
seperti memperhatikan dan memahami objek.Pengetahuan mengenai apa yang
anda sentuh, atau seberapa panasnya air yang anda siapkan untuk mandi,
berhubungan dengan korteks somatosensori. Korteks ini merupakan potongan
kecil dari korteks yang berlokasi pada bagian depan cuping parietal dan menjulur
ke bawah. Korteks somatosensori memproses informasi sensori tentang
sentuhan/perabaan anggota badan, rasa sakit dan suhu. Korteks somatosensori
sebelah kanan dapat menerima informasi dari sisi kiri badan, dan sebaliknya.
Kerusakan pada satu bagian korteks somatosensori dapat mengakibatkan
kehilangan perasaan pada suatu bagian tubuh, namun sama sekali
tidak mengakibatkan kehilangan perasaan pada bagian tubuh
lainnya.
B. Fungsi Kullit
Fungsi Kulit Sebagai Perlindungan
Salah satu fungsi yang paling penting dari kulit adalah
perlindungan. Kulit mencegah patogen berbahayadan zat beracun
memasuki tubuh. Kecuali ada luka pada kulit, Kulit merupakan organ
terbesar dari tubuh yang menolak penyerapan air ketika hujan. Perlawanan
ini adalah karena sebagian besar bagian luar kulit yang dikenal
sebagai epidermis. Kesehatan epidermis sangat diperlukan karena juga
berfungsi sebagai penangkal bakteri, virus dan kuman berbahaya lainnya.
Produksi Vitamin D
Kulit kita mengandung zat yang disebut ergosterol, yang
bertanggung jawab untuk sintesis vitamin D. Pada paparan sinar
matahari, ergosterol diubah menjadi vitamin D2 yang merupakan salah
satu bentuk dari lima jenis vitamin D. Vitamin D adalah vitamin
steroid dan meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfor bersama-sama
dengan metabolisme mereka.
C. Anatomi Kulit
Kulit merupakan organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh.
Seluruh kulit beratnya sekitar 16%berat tubuh, tebalnya kuliat bervariasi
mulai ari 0,5 mm sampai dengan 6 mm tergantung letak, umur, dan jenis
kelamin (Psikologi Faal,2014).
Pada dasarnya kulit dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Epidermis
Lapisan basal atau stratum germinativum
2.Dermis
Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal
daripada epidermis. Terdiri dari lapisan elastis dan fibrosa padat dengan elemen-
elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi dua
bagian .
Pars papilare,yaitu bagian yang menonjol ke epidermis dan berisi ujung
serabut saraf dan pembuluh darah. Sifatnya tipis dan mengandung jaringan ikat
jarang.
Pars retikulare,
yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan. Bagian ini terdiri
atas serabut- serabut penunjang seperti serabut kolagen, elastin, dan
retikulin. Sifatnya tebal dan mengandung jaringan ikat padat (Psikologi
Faal.2014) . Lapisan ini mengandung pembuluh darah, saraf, rambut,
kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea.
3.Hipodermis (Subkutis)
2. Agnosia Somatosensor
Asterognosia
A. Definisi
B. Klasifikasi Nyeri
1. Nyeri akut terjadi karena adanya kerusakan jaringan yang akut dan
tidak berlangsung lama. Sedangkan nyeri kronik, tetap berlanjut
walaupun lesi sudah sembuh. Ada yang memakai batas waktu 3 bulan
sebagai nyeri kronik.
2) Faktor perilaku. Perilaku sakit adalah didorong jika disenangi dan dihambat
jika diabaikan atau dihukum.
a. Usia Batasan usia menurut Depkes RI (2009) yaitu anak-anak mulai usia
0-12 tahun, remaja usia 13-18 tahun, dewasa usia 19-59 tahun, lansia usia
lebih dari 60 tahun. Usia mempunyai peranan yang penting dalam
mempersepsikan dan mengekspresikan rasa nyeri. Pasien dewasa
memiliki respon yang berbeda terhadap nyeri dibandingkan pada lansia.
Nyeri dianggap sebagai kondisi yang alami dari proses penuaan. Cara
menafsirkan nyeri ada dua. Pertama, rasa sakit adalah normal dari proses
penuaan. Kedua sebagai tanda penuaan. Usia sebagai faktor penting
dalam pemberian obat. Perubahan metabolik pada orang yang lebih tua
mempengaruhi respon terhadap analgesik opioid. Banyak penelitian telah
dilakukan untuk mengetahui pengaruh usia terhadap persepsi nyeridan
hasilnya sudah tidak konsisten.
b. Jenis kelamin
Respon nyeri di pengaruhi oleh jenis kelamin. Logan dan Rose (2004)
telah melakukan penelitian terhadap sampel 100 pasien untuk mengetahui
perbedaan respon nyeri antara laki-laki dan perempuan. Hasilnya
menunjukan bahwa ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan dalam
merespon nyeri yaitu perempuan mempunyai respon nyeri lebih baik dari
pada laki-laki.
c. Etnis
A. Definisi
Nyeri kepala atau headache adalah suatu rasa nyeri atau rasa yang
tidak enak pada daerah kepala, termasuk meliputi daerah wajah dan
tengkuk leher (Perdossi, 2013). Secara umum, nyeri kepala dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder.
Nyeri kepala primer merupakan nyeri kepala yang dialami oleh seseorang
tanpa adanya kelainan yang mendasarinya, sedangkan nyeri kepala
sekunder terjadi sebagai akibat adanya kelainan, seperti akibat trauma
kepala. Nyeri kepala primer lebih sering terjadi daripada nyeri kepala
sekunder.
B. Mekanisme nyeri
1. Stres
2. Usia
3. Kebisingan
4. Masa Kerja
5. Sinar Matahari
6. Lapar
A. Definisi