Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM BOTANI FARMASI

MORFOLOGI
‘’ JAGUNG (Zea mays)’’
Disusun Oleh :

Mirda Suis
( 202001209P)
JURUSAN FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI ADILA (STIKES)

2021- 2022

.
KLASIFIKASI AKAR JAGUNG
Jagung merupakan jenis tanaman serealia, siklus hidup jagung terjadi selama 80 – 150 hari sehingga jagung merupakan tanaman semusim
(setahun). Hal ini sesuai dengan pendapat Abdurachman et al. (2008) bahwa jagung melakukan siklus hidup lengkap selama semusim.
Jagung tergolong kedalam tanaman jenis C4 sehingga sangat efisien memanfaatkan cahaya matahari dalam produksi biomasa yang
menjadikannya sangat produktif sebagai tanaman pangan. Tanaman jagung memiliki tinggi antara 1 – 3 meter. Menurut temuan genetik
arkeologi, jagung berasal dari daerah Amerika Tengah dan telah dibudidayakan sejak 10.000 tahun yang lalu. Hal ini sesuai dengan
pendapat Budiarti (2007) yang mengatakan bahwa jagung diduga berasal dari benua Amerika bagian tengah yang dibawa oleh orang
portugis ke Indonesia. Secara taksonomi jagung digolongkan kedalam golongan berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays


GAMBAR
1. Akar seminal : bagian dari akar jagung yang merupakan perkembangan dari
radikula dan embrio. Radikula merupakan calon akar yang tumbuh ke bawah
untuk kemudian menjadi akar. Sementara itu embrio adalah biji maupun lembaga
akar.

2. Akar adventif : bagian akar yang pada mulanya berkembang dari ujung
mesokotil yakni pada bagian buku. Selanjutnya, akar adventif akan mengalami
perkembangan dari tiap buku tersebut secara berurutan dan terus menuju atas
meskipun selalu berada pada bawah permukaan tanah.

3. Akar kait : Akar kait atau akar penyangga adalah sejenis akar adventif yang
muncul pada dua hingga tiga buku ketika berada di atas permukaan tanah.
Fungsi dari akar penyangga ini adalah sebagai penjaga tanaman agar senantiasa
tetap berdiri tegak serta meminimalisir risiko rebah batang pada tanaman jagung.
LANJUTAN AKAR

Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa jagung memiliki akar serabut. Akar serabut pada jagung
berfungsi menyerap air dan nutrisi yang diperlukan bagi metabolisme sel. Akar jagung dapat tumbuh hingga
kedalaman 2 m di dalam tanah untuk mencari air, namun jagung di Indonesia umumnya hanya memiliki panjang
akar 0,8 - 1,4 m dengan akar memusat kurang dari 20 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat Niswati et al. (2008)
yang menyatakan bahwa akar jagung merupakan akar serabut yang tumbuh hingga kedalaman 2 m dan
menyebar kearah horizontal lebih dari 1 m, namun pada umumnya akar jagung terpusat pada kedalaman tanah
kurang dari 20 cm. Menurut Melwita dan Kurniadi (2014) akar jagung memiliki tiga tipe akar yaitu akar seminal
yang tumbuh dari radikula dan embrio, akar adventif yaitu akar yang berkembang dari buku pada ujung mesokotil
menjadi akar serabut tebal, dan akar udara yang tumbuh dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan
tanaH.
MORFOLOGI BATANG

Batang merupakan salah satu organ yang sangat penting pada tumbuhan, tempat melekat dan tumbuhnya organ lain.
Batang mempunyai nodus (buku) tempat melekat organ lain seperti daun dan internodus (ruas) bagian yang terletak
antara dua nodus terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi
tongkol. Jumlah buku dan ruas pada batang jagung sama dengan jumlah daun jagung. Hal ini sesuai dengan pendapat
Muhsanati et al. (2008) bahwa batang jagung tersusun atas ruas yang merentang diantara bukubuku pada batang
sebagai tempat duduknya daun sehingga jumlah buku dan ruas yang terdapat pada batang memiliki jumlah yang
sama dengan daun, ketiganya memiliki asal mula yang sama dalam sel somatik tanaman. Tinggi jagung yang bervariasi
tidak berpengaruh terhadap jumlah daunnya karena tidak terjadi penambahan jumlah ruas batang melainkan terjadi
penambahan panjang antar ruas.
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan
buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang
menjadi tongkol yang produktif Batang memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan
pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Bundles vaskuler tertata dalam lingkaran konsentris dengan
kepadatan bundles yang tinggi, dan lingkaran-lingkaran menuju perikarp dekat epidermis. Kepadatan bundles
berkurang begitu mendekati pusat batang. Konsentrasi bundles vaskuler yang tinggi di bawah epidermis
menyebabkan batang tahan rebah. Genotipe jagung yang mempunyai batang kuat memiliki lebih banyak lapisan
jaringan sklerenkim berdinding tebal di bawah epidermis batang dan sekeliling bundles vaskuler (Paliwal 2000).
Terdapat variasi ketebalan kulit antargenotipe yang dapat digunakan untuk seleksi toleransi tanaman terhadap
rebah batang.
MORFOLOGI BATANG
MORFOLOGI DAUN

Daun jagung muncul dari buku-buku batang, sedangkan pelepah daun menyelubungi ruas batang untuk memperkuat
batang. Panjang daun jagung bervariasi antara 30-150 cm dan lebar 4-15 cm dengan ibu-tulang daun yang sangat
keras. Tepi helaian daun halus dan kadang-kadang berombak. Terdapat juga lidah daun (ligula) yang transparan dan
tidak mempunyai telinga daun (auriculae). Bagian atas epidermis umumnya berbulu dan mempunyai barisan
memanjang yang terdiri dari sel-sel bulliform. Adanya perubahan turgor menyebabkan daun menggulung. Bagian
bawah permukaan daun tidak berbulu (glabrous) dan umumnya mengandung stomata lebih banyak dibanding dengan
di permukaan atas. Jumlah stomata bagian atas permukaan daun diperkirakan 7000- 10.000/ cm2, sedangkan di bagian
bawah permukaan daun jumlahnya sekitar 10.000-16.000/cm2 (6). Jumlah daun jagung tiap tanaman bervariasi antara
12-18 helai (5). Duduk daun bermacammacam tergantung dari genotipe mulai dari hampir mendatar sampai vertikal (6)
MORFOLOGI BUNGA DAN BUAH

bunga jagung tergolong bunga sempurna karena terdapat bunga jantan dan betina dalam satu tanaman. Bunga jantan
berada pada pangkal atas tanaman dan bunga betina berada pada ketiak daun sehingga diperlukan bantuan alam
untuk melakukan penyerbukan. Menurut Effendi (2007) pada jagung, bunga jantan terletak di bagian pucuk paling atas
yang ditandai dengan adanya tassel (rambut) sedangkan bunga betina terletak pada ketiak daun yang akan
mengeluarkan stile dan stigma. Melwita dan Kurniadi (2014) menambahkan bahwa tassel sebagai bunga jantan
memproduksi pollen atau serbuk sari yang ditandai dengan pecahnya kantong sari pada tassel, apabila bunga betina
telah memiliki filamen maka penyerbukan akan terjadi. Bunga Jagung tersusun secara diklin artinya Benang sari dan
Putik terpisah namun dalam satu tanaman / monocious. Benang sari berbentuk malai dan putik berbentuk tongkol.
Posisi benang sari berada di pucuk tanaman sedangkan putik berada di antara sela pelepah, sehingga biji jagung hasil
proses penyerbukan akan muncul diantara sela pelepah tersebut.
MORFOLOGI BUNGA JAGUNG
MORFOLOGI BIJI JAGUNG

Anda mungkin juga menyukai