Anda di halaman 1dari 7

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

- 74 -

BABY
PENGASURANSIAN BMN

A. UMUM
1. Pengasuransian BMN dilaksanakan untuk pengamanan, kepastian
keberlangsungan pemberian pelayanan umum, dan / atau kelancaran tugas
dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dengan mempertimbangkan
kemampuan keuangan negara.
2. BMN dapat diasuransikan berdasarkan prinsip:
a. selektif;
b. efisiensi;
c. efektivitas; dan
d . prioritas.
3. Kewenangan dan Tanggung Jawab
a. Pengguna Barang memiliki kewenangan dan tanggung jawab:
1) menetapkan rencana pengasuransian BMN ;
2) memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan ketentuan lainnya yang
diatur dalam Polis; dan
3) menyusun laporan pengasuransian BMN tingkat Pengguna Barang
b. Sekretaris Unit Eselon I / Kepala Biro Umum / Sekretaris LNSW memiliki
kewenangan dan tanggung jawab:
1) memberikan persetujuan terhadap usulan rencana pengasuransian
BMN yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang; dan
2) menyampaikan informasi terkait keterjadian risiko atas BMN yang
diasuransikan kepada Pengguna Barang
c. Kuasa Pengguna Barang, memiliki kewenangan dan tanggung jawab:
1) menyusun rencana pengasuransian BMN tingkat Kuasa Pengguna
Barang;
2) menyampaikan informasi terkait keterjadian risiko atas BMN yang
diasuransikan kepada Sekretaris Unit Eselon I dan Pengguna Barang;
3) memenuhi kewajiban , tanggung jawab, dan ketentuan lainnya yang
diatur dalam Polis; dan
4) menyusun laporan pengasuransian BMN tingkat Kuasa Pengguna
Barang.
4 . Objek Asuransi
a. BMN yang menjadi objek asuransi adalah BMN berupa gedung dan
bangunan dengan kondisi baik atau rusak ringan.
b. BMN sebagaimana dimaksud dalam huruf a tidak masuk dalam rencana
Penghapusan dan Pemindahtanganan pada tahun periode
pengasuransian .
c. Gedung dan bangunan sebagaimana dimaksud pada huruf a dapat
mengikutsertakan sarana dan prasarana yang meliputi tapi tidak terbatas
pada:
J
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 75 -

1) komponen struktural, antara lain pondasi, struktur atau dinding;


2) komponen mekanikal, antara lain saluran air, sistem tata udara,
sistem transportasi vertikal, sistem proteksi kebakaran , atau sistem
plambing dan pompa;
3) komponen elektrikal, antara lain sistem kelistrikan, atau sistem
elektronika; dan / atau
4) komponen tata ruang luar, antara lain pertamanan, perkerasan,
saluran pembuangan , pagar dan pintu gerbang, atau pos / gardu jaga,
sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai bangunan gedung.
d. BMN sebagaimana dimaksud pada huruf a harus memenuhi kriteria:
1) mempunyai dampak terhadap pelayanan umum apabila rusak atau
hilang; dan
2 ) menunjang kelancaran tugas dan fungsi penyelenggaraan
pemerintahan .
e. BMN sedang digunakan dan / atau dimanfaatkan oleh Pihak Lain ,
pengasuransiannya memperhatikan klausul dalam perjanjian
Penggunaan / Pemanfaatan BMN .
5. Pengguna Barang menunjuk 1 (satu) satuan kerja pada
Kementerian / Lembaga bersangkutan untuk melakukan pengadaan jasa
asuransi BMN.
6. Jangka waktu pengasuransian BMN adalah 1 (satu) tahun sejak
ditandatanganinya Polis.
7. Besaran Premi asuransi BMN yang tercantum pada Polis mengikuti tarif yang
tercantum pada perjanjian penyediaan jasa asuransi BMN yang
ditandatangani antara Direktur Jenderal atas nama Menteri Keuangan selaku
Pengelola Barang dan pimpinan Perusahaan Asuransi yang menjadi Ketua
dari Konsorsium Asuransi BMN yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal.

B. PERENCANAAN
1. Persiapan
a. Kuasa Pengguna Barang melakukan inventarisasi BMN untuk
mengetahui kondisi, eksistensi, penggunaan , risiko dan sarana prasarana
yang melekat pada gedung dan bangunan.
b. Berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan, Kuasa Pengguna Barang
melakukan pemutakhiran data BMN yang akan diasuransikan pada
SIMAN .
c. Prosedur pemutakhiran data BMN pada SIMAN berpedoman pada Bab
Penatausahaan.
2 . Penyusunan dan Penyampaian Usulan Rencana Pengasuransian BMN
a. Kuasa Pengguna Barang menyusun rencana pengasuransian BMN di
lingkungan Kuasa Pengguna Barang yang sekurang- kurangnya memuat:
1) data BMN sesuai dengan Daftar Barang Kuasa Pengguna Barang
meliputi kode barang, nama barang, Nomor Urut Pendaftaran, luas dan
lokasi;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 76 -

2 ) risiko atas BMN;


3) penjelasan penggunaan dan fungsi BMN ;
4) pertimbangan pengasuransian BMN;
5) besaran premi; dan
6) jangka waktu pengasuransian BMN
b. Data BMN sebagaimana dimaksud dalam huruf a angka 1) dilengkapi pula
dengan informasi termasuk detail atas ruangan , konstruksi gedung dan
bangunan, foto dan sarana dan prasarana yang terdapat pada BMN yang
akan diasuransikan .
c. Dalam proses penyusunan rencana pengasuransian BMN, Kuasa
Pengguna Barang memperhatikan rencana penggunaan , pemanfaatan ,
pemindahtanganan dan penghapusan BMN .
d. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan rencana pengasuransian BMN
kepada Sekretaris Unit Eselon I dengan ditembuskan kepada Kepala
Kepala Kantor Wilayah paling lambat tanggal 31 Agustus T-2 .
e. Dokumen penyampaian rencana pengasuransian BMN tingkat Kuasa
Pengguna Barang terdiri atas:
1) nota dinas pengantar;
2) daftar usulan rencana pengasuransian BMN; dan
3) surat penyataan ,
yang disusun berdasarkan format pada Lampiran II Bab V huruf A dan
ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Barang.
f. Sekretaris Unit Eselon I meneliti rencana pengasuransian BMN dari Kuasa
Pengguna Barang yang meliputi:
1) kebenaran data rencana pengasuransian BMN yang sekurang-
kurangnya mengacu pada Daftar Barang Kuasa Pengguna Barang:
2 ) kesesuaian BMN yang akan diasuransikan dengan kriteria objek
asuransi: dan
3) pertimbangan pengasuransian .
g. Dalam hal berdasarkan pertimbangan pengasuransian , Sekretaris Unit
Eselon I dapat mengusulkan tambahan BMN objek asuransi pada Kuasa
Pengguna Barang selain yang telah diusulkan oleh Kuasa Pengguna
Barang.
h. Dalam hal berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam
huruf f dan huruf g terdapat perubahan rencana pengasuransian BMN
tingkat Kuasa Pengguna Barang, Kuasa Pengguna Barang melakukan
penyesuaian dan menyampaikan kembali rencana pengasuransian BMN
tingkat Kuasa Pengguna Barang kepada Sekretaris Unit Eselon I .
i. Sekretaris Unit Eselon I menyusun rekapitulasi rencana pengasuransian
BMN di lingkungan Unit Eselon I dan menyampaikannya kepada
Pengguna Barang paling lambat 31 Oktober T-2.
j. Dokumen penyampaian rekapitulasi rencana pengasuransian BMN di
lingkungan Unit Eselon I terdiri atas:
1) nota dinas pengantar;
2) daftar usulan rencana pengasuransian BMN; dan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 77 -

3) surat penyataan,
yang disusun berdasarkan format pada Lampiran II Bab V huruf A dan
ditandatangani oleh Sekretaris Unit Eselon I.
3. Penelitian dan Penetapan Rencana Pengasuransian BMN
a. Pengguna Barang melakukan penelitian atas usulan rencana
pengasuransian BMN yang disampaikan oleh Sekretaris Unit Eselon
I / Kepala Biro Umum / Sekretaris LNSW dengan memperhatikan:
1) kebenaran data dan kelengkapan dokumen rencana pengasuransian
BMN sesuai dengan Daftar Barang Kuasa Pengguna Barang;
2 ) kesesuaian BMN yang akan diasuransikan dengan kriteria objek
asuransi;
3) skala prioritas, terdiri atas
a) Gedung dan bangunan utama;
b) Gedung Penunjang;
c) Underlying Asset penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ;
dan
d) pertimbangan lainnya;
b. Dalam melaksanakan penelitian , Pengguna Barang dapat:
1) menyelenggarakan forum penelitian usulan rencana pengasuransian
BMN antara Pengguna Barang dan Sekretaris Unit Eselon I; dan / atau
2 ) meminta APIP untuk melakukan review terhadap konsep rencana
pengasuransian BMN;
c. Dalam hal berdasarkan pertimbangan pengasuransian, Pengguna Barang
dapat menambah BMN untuk ditetapkan dalam rencana pengasuransian
BMN Kementerian Keuangan .
d . Berdasarkan hasil penelitian, Pengguna Barang menetapkan rencana
pengasuransian BMN dengan format sebagaimana tercantum dalam
lampiran II Bab V huruf D .
e. Rencana pengasuransian BMN disampaikan kepada:
1) Sekretaris Unit Eselon I;
2 ) APIP;
3) Kepala Satuan Kerja yang ditunjuk untuk melakukan pengadaan jasa
asuransi BMN; dan
4) Unit Kerja yang membidangi perencanaan dan keuangan di lingkungan
Kementerian Keuangan.
4. Perubahan Rencana Pengasuransian BMN
a. Kuasa Pengguna Barang dapat mengajukan usulan perubahan rencana
pengasuransian BMN, baik berupa penambahan maupun pengurangan
objek BMN, yang diakibatkan antara lain tapi tidak terbatas pada:
1) perubahan identitas BMN;
2) perubahan rencana Penggunaan , Pemanfaatan, Pemindahtanganan
dan Penghapusan BMN;
3) renovasi / pengembangan BMN; dan
4) hal lain yang mengakibatkan risiko kerugian / kerusakan meningkat.

/
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 78 -

b. Penyampaian usulan perubahan rencana pengasuransian BMN:


1) dilakukan oleh Kuasa Pengguna Barang kepada Sekretaris Unit Eselon
I Paling lambat 31 Maret T-1; dan
2 ) dilakukan oleh Sekretaris Unit Eselon I kepada Pengguna Barang
Paling lambat 30 Juni T- l .
c. Tata cara penyusunan rencana pengasuransian BMN sebagaimana diatur
dalam angka 2, berlaku mutatis mutandis terhadap penyusunan
perubahan rencana pengasurasian BMN .
5. Penganggaran dan Premi Pengasuransian BMN
a. Berdasarkan penetapan rencana pengasuransian BMN, satuan kerja yang
ditunjuk untuk melakukan pengadaan jasa pengasuransian BMN
menyusun anggaran untuk pembayaran biaya premi pengasuransian
BMN.
b. Penyusunan anggaran mempertimbangkan kemampuan keuangan negara
dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan penyusunan anggaran
Kementerian / Lembaga.
c. Mekanisme pembayaran Premi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai pembayaran dalam rangka
pelaksanaan APBN .
d . Pembayaran premi asuransi BMN dilaksanakan oleh satuan kerja yang
ditunjuk untuk melaksanakan pengadaan jasa asuransi BMN .

C. PELAKSANAAN
1. Pengadaan Jasa Asuransi
a. Pengadaan jasa asuransi BMN dilakukan oleh satuan kerja yang ditunjuk
oleh Pengguna Barang.
b. Penunjukkan satuan kerja sebagaimana dimaksud dalam huruf a
ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan tersendiri.
c. Ketentuan mengenai prosedur pengadaan jasa asuransi BMN mengacu
pada Keputusan Menteri Keuangan terkait tahapan pelaksanaan
pengadaan jasa asuransi BMN .
d . kontrak ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen pada satuan
kerja yang melakukan pengadaan jasa asuransi dan pimpinan Perusahaan
Asuransi yang menjadi Ketua Konsorsium Asuransi BMN.
2. Prosedur Pemberitahuan Kejadian dan Pengajuan Klaim
a. Dalam hal teijadi risiko pada BMN yang diasuransikan, Kuasa Pengguna
Barang:
1) mendokumentasikan kerusakan yang terjadi; dan
2 ) segera menyampaikan pemberitahuan kepada Sekretaris Unit Eselon I
dan Pengguna Barang melalui telepon atau media komunikasi lainnya
dengan jangka waktu paling lambat 15 hari sebelum batas akhir
pemberitahuan dalam Polis.
b. Dalam hal informasi teijadinya risiko merupakan informasi yang telah
ditayangkan melalui media nasional, pengguna barang dapat aktif
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 79 -

menginformasikan ke konsorsium tanpa terlebih dahulu mendapat


pemberitahuan dari Kuasa Pengguna Barang.
c. Pengguna Barang dan / atau Kuasa Pengguna Barang menyampaikan
pemberitahuan terkait terjadinya risiko kepada Konsorsium .

d. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan bukti dukung berupa


1) bukti kepemilikan BMN, antara lain IMB / KIB / as built drawing ;
2 ) kronologi kejadian;
3) foto sebelum dan sesudah kejadian; dan
4) surat keterangan dari pihak yang berwenang,
kepada pihak lost adjuster yang ditunjuk dengan tembusan kepada
Pengguna Barang, yang disusun sebagaimana format dalam Lampiran II
Bab V huruf F.
e. Kuasa Pengguna Barang dapat menerima atau menolak estimasi nilai
klaim hasil lost adjuster.
f. Berdasarkan permohonan klaim yang disampaikan dan nilai klaim yang
telah disetujuti, Konsorsium menyelesaikan pembayaran klaim ganti rugi
dalam bentuk uang tunai yang disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara
sebagai PNBP.
3. Pengamanan dan Pemeliharaan
a. Kuasa Pengguna Barang bertanggung jawab melakukan Pengamanan dan
Pemeliharaan atas BMN yang dipertanggungkan sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam Bab Pengamanan dan Pemeliharaan dengan tetap
memperhatikan ketentuan yang diatur dalam Polis.
b. Kuasa Pengguna Barang melakukan prosedur Pengamanan atas BMN
objek asuransi apabila terjadi risiko dengan mencegah adanya kerusakan
tambahan terhadap BMN yang rusak sampai dengan klaim telah selesai
dibayarkan oleh Konsorsium Asuransi sesuai ketentuan dalam Polis.

D. PELAPORAN
1. Kuasa Pengguna Barang menyusun laporan pelaksanaan pengasuransian
BMN
2. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1 menjadi bagian dari Laporan
Barang Kuasa Pengguna
3. Pengguna Barang menyusun laporan pelaksanaan pengasuransian BMN
berdasarkan laporan pelaksanaan pengasuransian BMN yang disampaikan
oleh Kuasa Pengguna Barang
4. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 3 menjadi bagian dari Laporan
Barang Pengguna
5. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 3 memuat antara
lain:
a. data BMN yang diasuransikan, termasuk lokasi BMN;
b. jenis risiko BMN yang dipertanggungkan;
c. jangka waktu pengasuransian BMN;
d . identitas penyedia pertanggungan;
! >
MENTERI KEUANGAN
REPUBUK INDONESIA

- 80 -

e. Nilai Pertanggungan;
f. besaran Premi yang dibayarkan; dan
g. data pengajuan dan penyelesaian klaim.
6. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 3 disusun dengan
format daftar laporan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Bab V
huruf G.

Anda mungkin juga menyukai