Anda di halaman 1dari 116

LAMPIRAN I

Surat Edaran Menteri Keuangan


Nomor : SE-2/MK.1/SJ.7/2020
Tanggal : 30 Juli 2020

A. PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA


1. Tata Cara Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara Yang Berada Pada
Pengelola Barang dan Pihak Lain
a. Tata Cara Penetapan Status Penggunaan BMN eks BMN Idle
1) Kuasa Pengguna Barang mengajukan permohonan Penetapan Status Penggunaan
kepada Pengguna Barang secara berjenjang melalui Sekretaris Unit Eselon I/
Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dengan melampirkan dokumen berupa Rencana
Kebutuhan BMN (RKBMN) yang telah disetujui oleh Pengelola Barang.
2) Kepala Biro Manajemen BMN dan Pengadaan (Kepala Biro) melakukan penelitian
terhadap permohonan yang disampaikan oleh Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum, dalam hal dapat ditindaklanjuti maka Pengguna Barang
mengajukan permohonan Penetapan Status Penggunaan kepada Pengelola Barang,
dengan susunan sebagai berikut:
a) usulan Penetapan Status Penggunaan yang disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.1;
b) daftar barang objek Penetapan Status Penggunaan, sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf A.1.a;
c) dokumen pendukung lainnya.
3) Penetapan Status Penggunaan diberikan oleh Pengelola Barang dalam bentuk
Keputusan Penetapan Status Penggunaan dan ditindaklanjuti dengan
penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) BMN antara Pengelola Barang
dan Pengguna Barang.
4) Selanjutnya, Pengguna Barang menyerahkan BMN tersebut kepada Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum yang dituangkan dalam BAST.
5) Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menyerahkan BMN
tersebut kepada Kuasa Pengguna Barang yang dituangkan dalam BAST.
6) Penandatanganan BAST sebagaimana tersebut pada angka 3) sampai dengan angka
5) agar dilakukan pada hari dan tanggal yang sama.
7) Kuasa Pengguna Barang wajib mencatat BMN tersebut ke dalam Daftar Barang
Kuasa Pengguna.
8) Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Penetapan Status
Penggunaan paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal BAST antara Pengelola
Barang dan Pengguna Barang, dan disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf G.2.
-2-
9) Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Pengelola Barang dan Pengguna Barang
dengan ditembuskan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum, dan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain:
a) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan dari Pengelola Barang;
b) fotokopi BAST antara Pengelola Barang dan Pengguna Barang; dan
c) printout Register Transaksi Harian.

b. Tata Cara Penetapan Status Penggunaan BMN eks Pertamina dan BMN eks PT
PPA/BPPN/BDL
1) Kuasa Pengguna Barang mengajukan permohonan Penetapan Status Penggunaan
kepada Pengguna Barang secara berjenjang melalui Sekretaris Unit Eselon I/
Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dengan melampirkan:
a) dokumen hasil analisis pemenuhan kebutuhan BMN atas BMN eks Pertamina dan
BMN eks PT PPA/BPPN/BDL yang dilakukan oleh Kuasa Pengguna Barang;
b) dokumen hasil evaluasi perencanaan kebutuhan BMN dari Pengguna Barang;
c) asli Surat Pernyataan Kesediaan Menerima Penetapan Status Penggunaan yang
ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Barang (Lampiran II huruf E.6); dan
d) identitas barang berupa data barang dan foto.
2) Kepala Biro melakukan penelitian atas permohonan Sekretaris Unit Eselon I/
Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum meliputi kelayakan, kepemilikan, dokumen
kepemilikan, dan penguasaan fisik (free and clear).
3) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian Kepala Biro:
a) permohonan layak untuk dipenuhi, maka Pengguna Barang mengajukan usul
Penetapan Status Penggunaan kepada Pengelola Barang, dengan susunan
sebagai berikut:
(1) usulan Penetapan Status Penggunaan yang disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.1;
(2) daftar barang objek Penetapan Status Penggunaan, sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.1.a;
(3) dokumen pendukung lainnya;
-3-
b) permohonan tidak layak untuk dipenuhi, maka Pengguna Barang menyampaikan
kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum beserta
alasannya.
4) Dalam hal Pengelola Barang tidak menyetujui permohonan Penetapan Status
Penggunaan, maka Pengguna Barang menyampaikannya kepada Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum beserta alasannya.
5) Penetapan Status Penggunaan diberikan oleh Pengelola Barang dalam bentuk
Keputusan Penetapan Status Penggunaan, dan ditindaklanjuti dengan
penandatanganan BAST BMN antara Pengelola Barang dan Pengguna Barang.
6) Selanjutnya, Pengguna Barang menyerahkan BMN tersebut kepada Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum yang dituangkan dalam BAST.
7) Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menyerahkan BMN
tersebut kepada Kuasa Pengguna Barang yang dituangkan dalam BAST.
8) Penandatanganan BAST sebagaimana tersebut pada angka 5) sampai dengan angka
7) agar dilakukan pada hari dan tanggal yang sama.
9) Kuasa Pengguna Barang wajib mencatat BMN tersebut ke dalam Daftar Barang
Kuasa Pengguna.
10) Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Penetapan Status
Penggunaan paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal BAST antara Pengelola
Barang dan Pengguna Barang, dan disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf G.2.
11) Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Pengelola Barang dan Pengguna Barang
dengan ditembuskan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum, dan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain:
a) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan dari Pengelola Barang;
b) fotokopi BAST antara Pengelola Barang dan Pengguna Barang;
c) printout Register Transaksi Harian.

2. Tata Cara Permohonan Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara Berupa
Tanah, Bangunan, Selain Tanah Dan/Atau Bangunan Yang Memiliki Bukti Kepemilikan,
Dan Selain Tanah Dan/Atau Bangunan Yang Tidak Memiliki Bukti Kepemilikan Dengan
Nilai Perolehan Di Atas Rp100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah)
a. Kuasa Pengguna Barang mengajukan permohonan Penetapan Status Penggunaan BMN
kepada Pengelola Barang, dengan susunan sebagai berikut:
-4-
1) usulan Penetapan Status Penggunaan BMN yang disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.1;
2) daftar barang objek Penetapan Status Penggunaan BMN sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf A.1.a;
3) dokumen kepemilikan dan/atau bukti kepemilikan:
a) untuk BMN berupa tanah, antara lain:
(1) fotokopi sertipikat;
(2) dalam hal tidak memiliki sertipikat, dapat diganti dengan:
(a) fotokopi dokumen kepemilikan/penguasaan, seperti Akta Jual Beli (AJB),
Girik, Letter C, Berita Acara Serah Terima (BAST) terkait perolehan
barang, dan leger jalan;
(b) asli Surat Pernyataan Tanggung Jawab bermeterai cukup yang
ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja bersangkutan yang
menyatakan bahwa tanah tersebut digunakan dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsi Kementerian Keuangan c.q. Satuan Kerja
bersangkutan (Lampiran II huruf E.2);
(c) asli Surat Keterangan dari Lurah/Camat setempat yang memperkuat
Surat Pernyataan Tanggung Jawab tersebut di atas, jika ada; dan
(d) fotokopi surat permohonan pendaftaran hak atas tanah dari Kepala
Satuan Kerja bersangkutan kepada Kantor Pertanahan, jika ada;
b) untuk BMN berupa bangunan, antara lain:
(1) fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB), fotokopi dokumen perolehan, dan
fotokopi dokumen lainnya seperti BAST perolehan barang;
(2) dalam hal tidak memiliki IMB, dokumen perolehan, dan dokumen lainnya,
dapat diganti dengan asli Surat Pernyataan Tanggung Jawab bermeterai
cukup yang ditandatangani Kepala Satuan Kerja bersangkutan yang
menyatakan bahwa bangunan tersebut digunakan dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsi Kementerian Keuangan c.q. Satuan Kerja bersangkutan
(Lampiran II huruf E.3);
c) untuk BMN berupa selain tanah dan/atau bangunan, antara lain:
(1) yang memiliki dokumen kepemilikan:
-5-
a) fotokopi dokumen kepemilikan, seperti Bukti Pemilikan Kendaraan
Bermotor (BPKB), bukti pemilikan pesawat terbang, bukti pemilikan
kapal laut, atau dokumen lain yang setara dengan bukti kepemilikan; dan
b) fotokopi dokumen lainnya, seperti Surat Tanda Nomor Kendaraan
(STNK) atau Berita Acara Serah Terima (BAST) terkait perolehan
barang.
(2) yang tidak memiliki dokumen kepemilikan dengan nilai perolehan di atas
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), yakni fotokopi Berita Acara Serah
Terima (BAST) perolehan barang dan/atau dokumen lainnya terkait
perolehan barang.
(3) dalam hal tidak terdapat dokumen kepemilikan atau BAST perolehan barang
dan/atau dokumen lainnya, dapat diganti dengan asli Surat Pernyataan
Tanggung Jawab bermeterai cukup dari Kepala Satuan Kerja bersangkutan
yang menyatakan bahwa BMN tersebut digunakan dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsi Kementerian Keuangan c.q. Satuan Kerja bersangkutan
(Lampiran II huruf E.4 dan/atau Lampiran II huruf E.5).
4) asli Surat Keterangan mengenai kebenaran fotokopi dokumen yang ditandatangani
oleh Kepala Satuan Kerja bersangkutan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
huruf F.1 sampai dengan Lampiran II huruf F.4;
5) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
6) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan; dan
7) checklist kelengkapan data dan dokumen permohonan Penetapan Status
Penggunaan BMN.
b. Surat permohonan sebagaimana tersebut ditembuskan kepada Kepala Biro dan
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dengan melampirkan daftar
barang objek Penetapan Status Penggunaan BMN.
c. Kuasa Pengguna Barang melakukan pencatatan BMN ke dalam Daftar Barang Kuasa
Pengguna berdasarkan Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN yang ditetapkan
oleh Pengelola Barang.
d. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Penetapan Status
Penggunaan BMN paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal keputusan Penetapan
Status Penggunaan BMN dari Pengelola Barang, dan disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2.
-6-
e. Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Pengguna Barang dengan ditembuskan
kepada Pengelola Barang dan Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum, dan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi Keputusan
Penetapan Status Penggunaan BMN dari Pengelola Barang dan printout Register
Transaksi Harian.

3. Tata Cara Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara Selain Tanah Dan/Atau
Bangunan Yang Tidak Memiliki Bukti Kepemilikan Dengan Nilai Perolehan Sampai
Dengan Rp100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah) Per Unit/Satuan
a. Kuasa Pengguna Barang mengajukan permohonan Penetapan Status Penggunaan BMN
kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, dengan susunan
sebagai berikut:
1) usulan Penetapan Status Penggunaan BMN yang disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.2;
2) daftar barang objek Penetapan Status Penggunaan BMN sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf A.2.a;
3) fotokopi Berita Acara Serah Terima (BAST) perolehan barang dan/atau dokumen
lainnya terkait perolehan barang;
4) dalam hal tidak terdapat BAST perolehan barang dan/atau dokumen lainnya terkait
perolehan barang, dapat diganti dengan Surat Pernyataan Tangung Jawab
bermeterai cukup yang ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja bersangkutan yang
menyatakan bahwa BMN tersebut digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan
fungsi Kementerian Keuangan c.q. Satuan Kerja bersangkutan (Lampiran II huruf
E.5);
5) asli Surat Keterangan mengenai kebenaran fotokopi dokumen yang ditandatangani
oleh Kepala Satuan Kerja bersangkutan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
huruf F.4;
6) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
7) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan; dan
8) checklist kelengkapan data dan dokumen permohonan Penetapan Status
Penggunaan BMN;
-7-
b. Usulan Penetapan Status Penggunaan BMN sebagaimana tersebut ditembuskan kepada
Kepala Biro dengan melampirkan daftar barang objek permohonan Penetapan Status
Penggunaan BMN.
c. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan analisis atas
permohonan Penetapan Status Penggunaan BMN yang disampaikan oleh Kuasa
Pengguna Barang.
d. Dalam hal permohonan tersebut dapat disetujui, Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum menetapkan Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN
yang disusun dengan menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
huruf D.1.
e. Kuasa Pengguna Barang melakukan pencatatan BMN ke dalam Daftar Barang Kuasa
Pengguna berdasarkan Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN yang ditetapkan
oleh Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum.
f. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Penetapan Status
Penggunaan BMN paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal keputusan Penetapan
Status Penggunaan BMN dari Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum, dan disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
huruf G.2.
g. Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum dan ditembuskan kepada Pengguna Barang dengan
melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi Keputusan Penetapan Status
Penggunaan BMN dari Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dan
printout Register Transaksi Harian.

4. Tata Cara Penggunaan BMN untuk Dioperasikan oleh Pihak Lain


a. Kepala Biro melakukan penelitian atas permohonan Penggunaan BMN untuk
Dioperasikan oleh Pihak Lain yang diajukan oleh Pihak Lain kepada Pengguna Barang,
penelitian dilakukan dari aspek materi maupun aspek kelengkapan data dan dokumen
permohonan.
b. Penelitian dari aspek materi dilakukan paling sedikit terhadap:
1) data BMN yang diusulkan menjadi objek Penggunaan BMN untuk Dioperasikan oleh
Pihak Lain;
2) alasan dan dasar pertimbangan permohonan;
3) rencana pengoperasian;
-8-
4) jangka waktu; dan
5) hak dan kewajiban serta tanggung jawab dari Pengguna Barang dan pihak lain yang
mengajukan permohonan.
c. Penelitian dari aspek kelengkapan data dan dokumen permohonan dilakukan paling
sedikit atas Surat Pernyataan bermeterai cukup yang ditandatangani oleh:
1) pimpinan Barang Usaha Milik Negara (BUMN), Koperasi, lembaga independen yang
dibentuk dengan Undang-undang, atau badan hukum lainnya, untuk permohonan
yang diajukan oleh BUMN, Koperasi, atau badan hukum lainnya;
2) pejabat yang berwenang pada Pemerintah negara lain, untuk permohonan yang
diajukan oleh Pemerintah negara lain; atau
3) pejabat yang berwenang pada organisasi internasional, untuk permohonan yang
diajukan oleh organisasi internasional,
yang memuat pernyataan:
1) BMN akan dioperasikan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan umum sesuai
tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga, dan/atau penyelenggaraan urusan
pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk pengoperasian
BMN oleh BUMN, Koperasi, lembaga independen yang dibentuk dengan Undang-
undang, atau badan hukum lainnya;
2) BMN akan dioperasikan sebagai fasilitas umum, untuk pengoperasian BMN oleh
Pemerintah negara lain, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara setempat;
3) BMN akan dioperasikan sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian
kerjasama antara Pemerintah Republik Indonesia dan organisasi internasional
bersangkutan, untuk pengoperasian BMN oleh organisasi internasional;
4) kesediaan untuk menanggung seluruh biaya pemeliharaan BMN yang timbul selama
jangka waktu pengoperasian BMN, kecuali BMN akan dioperasikan karena
penugasan atau kebijakan pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5) kesediaan untuk melakukan penyetoran ke rekening Kas Umum Negara atas
keuntungan yang diperoleh selama jangka waktu pengoperasian BMN, jika ada;
6) tidak mengalihkan pengoperasian dan/atau memindahtangankan BMN selama jangka
waktu pengoperasian BMN; dan
7) untuk mengembalikan BMN kepada Pengguna Barang apabila penggunaan BMN
untuk dioperasikan oleh Pihak Lain berakhir.
-9-
d. Dalam hal berdasarkan penelitian tersebut dapat ditindaklanjuti, Kepala Biro meminta
konfirmasi dan klarifikasi tertulis kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala
Biro Umum atas permohonan Penggunaan BMN untuk Dioperasikan oleh Pihak Lain
tersebut.
e. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan analisis
terhadap permohonan Penggunaan BMN untuk Dioperasikan oleh Pihak Lain tersebut,
antara lain dengan:
1) meneliti perencanaan Penggunaan BMN pada Rencana Penggunaan, Pemanfaatan,
Pemindahtanganan, dan Penghapusan (RP4) BMN Satuan Kerja terkait;
2) meminta konfirmasi dan klarifikasi kepada Kuasa Pengguna Barang yang
menatausahakan BMN tersebut;
3) melibatkan Kuasa Pengguna Barang yang menatausahakan BMN tersebut untuk
memastikan mengenai kebutuhan BMN pada Satuan Kerja lainnya di lingkungan
Kementerian Keuangan yang berada pada wilayah yang sama dengan objek BMN yang
diusulkan untuk Dioperasikan oleh Pihak Lain.
f. Hasil analisis terhadap permohonan Penggunaan BMN untuk Dioperasikan oleh Pihak
Lain yang dilakukan oleh Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum
disampaikan kepada Kepala Biro.
g. Dalam hal berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum:
1) permohonan dapat dipenuhi, maka Kepala Biro melakukan penelitian terhadap hasil
analisis dimaksud termasuk melakukan penelitian lapangan bila diperlukan.
2) permohonan tidak dapat dipenuhi, maka Pengguna Barang menyampaikannya
kepada Pihak Lain disertai dengan alasannya.
h. Dalam hal berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kepala Biro permohonan tersebut
dapat dipertimbangkan untuk dipenuhi, maka Pengguna Barang menyampaikan
permohonan Penggunaan BMN untuk Dioperasikan oleh Pihak Lain kepada Pengelola
Barang.
i. Permohonan Pengguna Barang kepada Pengelola Barang disusun sebagai berikut:
1) usulan Penggunaan BMN untuk Dioperasikan oleh Pihak Lain yang disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.1, paling
sedikit memuat:
a) data BMN;
b) pihak lain yang akan mengoperasikan BMN;
-10-
c) jangka waktu Penggunaan BMN yang Dioperasikan oleh Pihak Lain;
d) penjelasan serta pertimbangan Penggunaan BMN yang Dioperasikan oleh Pihak
Lain;
e) materi yang diatur dalam perjanjian; dan
f) perhitungan estimasi biaya operasional dan besaran pungutan, dalam hal Pihak
Lain melakukan pungutan kepada masyarakat; dan
2) daftar barang objek Penggunaan BMN yang Dioperasikan oleh Pihak Lain
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.1.a;
3) dokumen kelengkapan, antara lain:
a) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN dari Pengelola Barang;
b) fotokopi surat permintaan pengoperasian dari Pihak Lain yang akan
mengoperasikan BMN kepada Pengguna Barang;
c) asli Surat Pernyataan bermeterai cukup dari Pihak Lain.
j. Dalam hal Pengelola Barang memberikan persetujuan dan menetapkan Keputusan
Penggunaan BMN untuk Dioperasikan oleh Pihak Lain, maka Pengguna Barang
menyampaikan persetujuan tersebut kepada Pihak Lain yang mengajukan permohonan
dan ditindaklanjuti dengan penandatanganan Perjanjian Penggunaan BMN untuk
Dioperasikan oleh Pihak Lain serta serah terima barang yang dituangkan dalam BAST
(Lampiran II huruf H.3).
k. Pengguna Barang bersama-sama dengan Pihak Lain menyusun Perjanjian Penggunaan
BMN untuk Dioperasikan oleh Pihak Lain (Lampiran II huruf I.1), paling sedikit memuat:
1) data BMN yang menjadi objek;
2) pengguna Barang;
3) pihak lain yang mengoperasikan BMN;
4) peruntukan pengoperasian BMN;
5) jangka waktu pengoperasian BMN;
6) hak dan kewajiban Pengguna Barang dan Pihak Lain yang mengoperasikan BMN,
termasuk kewajiban Pihak Lain tersebut untuk melakukan pengamanan dan
pemeliharaan BMN;
7) kewajiban Pihak Lain untuk menyetorkan keuntungan ke rekening Kas Umum
Negara;
8) pengakhiran pengoperasian BMN;
-11-
9) penyelesaian perselisihan; dan
10) sanksi dan denda.
l. Perjanjian dan BAST ditandatangani antara Pengguna Barang atau pejabat struktural
yang diberikan kuasa dan:
1) pimpinan BUMN/Koperasi/lembaga independen yang dibentuk dengan Undang-
undang/badan hukum lainnya, untuk Penggunaan BMN yang dioperasikan oleh
BUMN/Koperasi/lembaga independen yang dibentuk dengan Undang-undang/badan
hukum lainnya;
2) pejabat yang berwenang dari Pemerintah negara lain, untuk Penggunaan BMN yang
dioperasikan oleh Pemerintah negara lain;
3) pejabat yang berwenang dari organisasi internasional, untuk Penggunaan BMN yang
dioperasikan oleh organisasi internasional.
m. Pengguna Barang menyampaikan laporan tindak lanjut persetujuan Penggunaan BMN
untuk Dioperasikan oleh Pihak Lain paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal BAST, dan
disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.1.
n. Laporan tindak lanjut disampaikan kepada Pengelola Barang dengan ditembuskan
kepada Kuasa Pengguna Barang dan Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala
Biro Umum, dan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain:
1) fotokopi keputusan penetapan Penggunaan BMN untuk Dioperasikan oleh Pihak Lain
dari Pengelola Barang;
2) fotokopi Perjanjian Penggunaan BMN untuk Dioperasikan oleh Pihak Lain dari
Pengelola Barang dan BAST yang ditandatangani oleh Pengguna Barang dan Pihak
Lain.
o. Perpanjangan jangka waktu Penggunaan BMN untuk Dioperasikan oleh Pihak Lain
diajukan oleh Pihak Lain kepada Pengguna Barang paling lambat 6 (enam) bulan
sebelum berakhirnya jangka waktu.
p. Pelaksanaan penelitian dan tindak lanjut atas pengajuan perpanjangan jangka waktu
tersebut dilakukan sebagaimana permohonan yang pertama kali.
q. Dalam hal permohonan perpanjangan jangka waktu tersebut tidak dapat disetujui,
Pengguna Barang menyampaikan hal tersebut kepada Pihak Lain yang mengajukan
permohonan disertai dengan alasannya.
r. Dalam hal permohonan perpanjangan jangka waktu tersebut dapat dipertimbangkan
untuk dipenuhi, Pengguna Barang menyampaikan permohonan kepada Pengelola
Barang paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu.
-12-
s. Pada saat berakhirnya Penggunaan BMN untuk Dioperasikan oleh Pihak Lain, maka
Pihak Lain yang terkait wajib mengembalikan BMN kepada Pengguna Barang melalui
BAST pengembalian BMN (Lampiran II huruf H.4) yang ditandatangani oleh Pengguna
Barang dengan Pihak Lain yang mengoperasikan BMN.
t. BAST pengembalian BMN hanya dapat ditandatangani setelah terpenuhi segala hak,
kewajiban, dan tanggung jawab sebagaimana tertuang dalam perjanjian.
u. Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Penggunaan BMN untuk
Dioperasikan oleh Pihak Lain paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal BAST
pengambalian BMN, dan disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf G.2.
v. Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Pengelola Barang dan ditembuskan kepada
Kuasa Pengguna Barang dan Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum, dan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi BAST pengembalian
BMN yang ditandatangani oleh Pengguna Barang dan Pihak Lain.

5. Tata Cara Pengajuan Permohonan Penggunaan Sementara BMN Pada Kementerian


Keuangan Kepada Pengguna Barang Lain
a. Tata Cara Permohonan Penggunaan Sementara BMN Berupa Tanah dan/atau
Bangunan dan Selain Tanah dan/atau Bangunan Yang Memiliki Bukti Kepemilikan
1) Kepala Biro melakukan penelitian atas permohonan Penggunaan Sementara BMN
yang disampaikan oleh Pengguna Barang Lain, paling sedikit terhadap:
a) data BMN yang diusulkan menjadi objek Penggunaan Sementara BMN;
b) alasan dan dasar pertimbangan permohonan; dan
c) jangka waktu Penggunaan Sementara BMN.
2) Dalam hal permohonan dapat ditindaklanjuti, Kepala Biro meminta konfirmasi dan
klarifikasi tertulis kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum atas permohonan Penggunaan Sementara BMN tersebut.
3) Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan analisis
terhadap permohonan Penggunaan Sementara tersebut, antara lain dengan:
a) meneliti perencanaan Penggunaan BMN pada RP4 BMN Satuan Kerja terkait;
b) meminta konfirmasi dan klarifikasi kepada Kuasa Pengguna Barang yang
menatausahakan BMN tersebut;
-13-
c) melibatkan Kuasa Pengguna Barang yang menatausahakan BMN tersebut untuk
memastikan mengenai kebutuhan BMN pada Satuan Kerja lainnya di lingkungan
Kementerian Keuangan yang berada pada wilayah yang sama dengan BMN yang
menjadi objek Penggunaan Sementara oleh Pengguna Barang Lain.
4) Dalam hal berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum:
a) permohonan tersebut dapat ditindaklanjuti, maka Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum menyampaikan hasil analisis dimaksud disertai dengan
kelengkapan dokumen pendukung kepada Kepala Biro;
b) permohonan tersebut tidak dapat ditindaklanjuti, maka Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menyampaikannya kepada Kepala Biro
disertai dengan alasannya.
5) Kepala Biro melakukan penelitian terhadap hasil analisis dan kelengkapan dokumen
yang disampaikan oleh Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum
serta mempertimbangkan kebutuhan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan, dalam
hal diperlukan dapat melakukan penelitian lapangan.
6) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian Kepala Biro:
a) permohonan tersebut layak untuk dipenuhi, maka Pengguna Barang mengajukan
permohonan Penggunaan Sementara BMN kepada Pengelola Barang dengan
disusun sebagai berikut:
(1) usulan Penggunaan Sementara BMN yang disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.1, paling sedikit memuat:
(a) data BMN;
(b) Pengguna Barang yang akan menggunakan sementara BMN;
(c) jangka waktu;
(d) penjelasan serta pertimbangan Penggunaan Sementara BMN;
(2) daftar barang objek Penggunaan Sementara BMN sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf A.1.a;
(3) dokumen kelengkapan, antara lain:
(a) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN dari Pengelola
Barang;
(b) fotokopi surat permintaan Penggunaan Sementara dari Pengguna
Barang Lain yang akan menggunakan sementara BMN;
-14-
(c) asli Surat Pernyataan bermeterai cukup dari Pengguna Barang Lain
yang memuat kesediaan menggunakan sementara BMN;
(d) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala
Satuan Kerja bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak
diharuskan dicatat dalam KIB; dan
(e) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah
ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja bersangkutan.
b) permohonan tersebut tidak layak untuk dipenuhi, maka Pengguna Barang
menyampaikannya kepada Pengguna Barang Lain disertai dengan alasannya.
7) Persetujuan Penggunaan Sementara BMN yang dikeluarkan oleh Pengelola Barang
ditindaklanjuti dengan penandatanganan Perjanjian Penggunaan Sementara antar
Pengguna Barang dan serah terima barang dituangkan dalam BAST (Lampiran II huruf
H.3).
8) Pengguna Barang bersama dengan Pengguna Barang Lain menyusun Perjanjian
Penggunaan Sementara (Lampiran II huruf I.1) , paling sedikit memuat:
a) data BMN yang menjadi objek Penggunaan Sementara BMN;
b) Pengguna Barang;
c) jangka waktu Penggunaan Sementara BMN; dan
d) hak dan kewajiban Para Pihak, termasuk kewajiban Pengguna Barang yang
menggunakan sementara BMN untuk melakukan pengamanan dan pemeliharaan
BMN.
9) Pengguna Barang menyampaikan laporan tindak lanjut persetujuan Penggunaan
Sementara BMN paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal BAST, dan disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.1.
10) Laporan tindak lanjut disampaikan kepada Pengelola Barang dan ditembuskan
kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dengan
melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi Perjanjian Penggunaan
Sementara BMN dan BAST.
11) Dalam hal Pengguna Barang yang menggunakan sementara BMN bermaksud untuk
memperpanjang jangka waktu Penggunaan Sementara, maka pengajuan
permohonan perpanjangan waktu Penggunaan Sementara disampaikan paling
lambat 6 (enam) bulan sebelum jangka waktu Penggunaan Sementara berakhir.
12) Pelaksanaan penelitian dan tindak lanjut atas pengajuan perpanjangan jangka waktu
tersebut dilakukan sebagaimana permohonan yang pertama kali.
-15-
13) Dalam hal permohonan perpanjangan jangka waktu tersebut tidak dapat disetujui,
Pengguna Barang menyampaikan hal tersebut kepada Pengguna Barang Lain yang
mengajukan permohonan disertai dengan alasannya.
14) Dalam hal permohonan perpanjangan jangka waktu tersebut dapat dipertimbangkan
untuk dipenuhi, Pengguna Barang menyampaikan permohonan persetujuan
perpanjangan jangka waktu Penggunaan Sementara BMN kepada Pengelola Barang
paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu.
15) Pada saat berakhirnya Penggunaan Sementara BMN, maka Pengguna Barang yang
menggunakan sementara BMN wajib mengembalikan BMN tersebut kepada Pengguna
Barang dan dituangkan dalam BAST pengembalian BMN (Lampiran II huruf H.4).
16) BAST pengembalian BMN hanya dapat ditandatangani setelah terpenuhinya segala hak,
kewajiban, dan tanggung jawab sebagaimana tertuang dalam perjanjian.
17) Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Penggunaan Sementara
BMN paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal BAST pengembalian BMN, dan
disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2.
18) Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Pengelola Barang dan ditembuskan
kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dengan
melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi BAST pengembalian BMN.
19) Tata cara permohonan Penggunaan Sementara BMN ini hanya diterapkan terhadap
permohonan Penggunaan Sementara BMN dengan jangka waktu 6 (enam) bulan
atau lebih.

b. Tata Cara Pengajuan Permohonan Penggunaan Sementara BMN Berupa Selain


Tanah dan/atau Bangunan Yang Tidak Memiliki Bukti Kepemilikan Dengan Nilai
Perolehan Di Atas Rp100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah)
1) Kuasa Pengguna Barang melakukan analisis dan penelitian terhadap permohonan
Penggunaan Sementara BMN yang disampaikan oleh Pengguna Barang Lain, paling
sedikit terhadap:
a) data BMN yang diusulkan menjadi objek Penggunaan Sementara BMN;
b) alasan dan dasar pertimbangan permohonan;
c) jangka waktu Penggunaan Sementara BMN;
d) kebutuhan BMN pada Satuan Kerja terkait; dan
-16-
e) kebutuhan BMN pada Satuan Kerja lain di lingkungan Kementerian Keuangan yang
berada pada wilayah yang sama dengan objek BMN yang akan digunakan
sementara.
2) Dalam hal berdasarkan hasil analisis dan penelitian Kuasa Pengguna Barang:
a) permohonan tersebut dapat ditindaklanjuti, maka Kuasa Pengguna Barang
mengajukan permohonan Penggunaan Sementara BMN kepada Pengelola
Barang dengan ditembuskan kepada Pengguna Barang dan Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dengan disusun sebagai berikut:
(1) usulan Penggunaan Sementara BMN yang disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.1, paling sedikit memuat:
(a) data BMN;
(b) Pengguna Barang yang akan menggunakan sementara BMN;
(c) jangka waktu;
(d) penjelasan serta pertimbangan Penggunaan Sementara BMN;
(2) daftar barang objek Penggunaan Sementara BMN sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf A.1.a;
(3) dokumen kelengkapan, antara lain:
(a) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN dari Pengelola
Barang;
(b) fotokopi surat permintaan Penggunaan Sementara dari Pengguna
Barang Lain yang akan menggunakan sementara BMN;
(c) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala
Satuan Kerja bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak
diharuskan dicatat dalam KIB.
(d) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah
ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja bersangkutan; dan
(e) asli Surat Pernyataan bermeterai cukup dari Pengguna Barang Lain
yang memuat kesediaan menggunakan sementara BMN.
b) permohonan tersebut tidak layak untuk dipenuhi, maka Kuasa Pengguna Barang
menyampaikannya kepada Pengguna Barang Lain disertai dengan alasannya.
-17-
3) Persetujuan Penggunaan Sementara BMN yang dikeluarkan oleh Pengelola Barang
ditindaklanjuti dengan penandatanganan Perjanjian Penggunaan Sementara dan
serah terima BMN yang dituangkan dalam BAST (Lampiran II huruf H.3).
4) Kuasa Pengguna Barang bersama dengan Pengguna Barang Lain menyusun
Perjanjian Penggunaan Sementara (Lampiran II huruf I.1), paling sedikit memuat:
a) data BMN yang menjadi objek Penggunaan Sementara BMN;
b) Pengguna Barang;
c) jangka waktu Penggunaan Sementara BMN; dan
d) hak dan kewajiban Para Pihak, termasuk kewajiban Pengguna Barang yang
menggunakan sementara BMN untuk melakukan pengamanan dan pemeliharaan
BMN.
5) Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan tindak lanjut persetujuan
Penggunaan Sementara BMN paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal BAST, dan
disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.1.
6) Laporan tindak lanjut disampaikan kepada Pengelola Barang dan Pengguna Barang
serta ditembuskan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi Perjanjian
Penggunaan Sementara BMN dan BAST.
7) Dalam hal Pengguna Barang yang menggunakan sementara BMN bermaksud untuk
memperpanjang jangka waktu Penggunaan Sementara, maka pengajuan
permohonan perpanjangan waktu Penggunaan Sementara disampaikan paling
lambat 6 (enam) bulan sebelum jangka waktu Penggunaan Sementara berakhir.
8) Pelaksanaan penelitian dan tindak lanjut atas pengajuan perpanjangan jangka waktu
tersebut dilakukan sebagaimana permohonan yang pertama kali.
9) Dalam hal permohonan perpanjangan jangka waktu tersebut tidak dapat disetujui, Kuasa
Pengguna Barang menyampaikan hal tersebut kepada Pengguna Barang Lain yang
mengajukan permohonan disertai dengan alasannya.
10) Dalam hal permohonan perpanjangan jangka waktu tersebut dapat dipertimbangkan
untuk dipenuhi, Kuasa Pengguna Barang menyampaikan permohonan persetujuan
perpanjangan jangka waktu Penggunaan Sementara BMN kepada Pengelola Barang
paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu.
11) Pada saat berakhirnya Penggunaan Sementara BMN, maka Pengguna Barang yang
menggunakan sementara BMN wajib mengembalikan BMN tersebut kepada Kuasa
Pengguna Barang dan dituangkan dalam BAST pengembalian BMN (Lampiran II
huruf H.4).
-18-
12) BAST pengembalian BMN hanya dapat ditandatangani setelah terpenuhinya segala hak,
kewajiban, dan tanggung jawab sebagaimana tertuang dalam perjanjian.
13) Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Penggunaan
Sementara BMN paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal BAST pengembalian
BMN, dan disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
huruf G.2.
14) Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Pengelola Barang dan Pengguna Barang
serta ditembuskan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi BAST
pengembalian BMN.
15) Tata cara permohonan Penggunaan Sementara BMN ini hanya diterapkan terhadap
permohonan Penggunaan Sementara BMN dengan jangka waktu 6 (enam) bulan
atau lebih.

c. Tata Cara Pengajuan Permohonan Penggunaan Sementara BMN Berupa Selain Tanah
Dan/Atau Bangunan Yang Tidak Memiliki Bukti Kepemilikan Dengan Nilai
Perolehan Sampai Dengan Rp100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah) Per Unit/Satuan
1) Kuasa Pengguna Barang melakukan analisis terhadap permohonan Penggunaan
Sementara BMN yang disampaikan oleh Pengguna Barang Lain, paling sedikit
terhadap:
a) data BMN yang diusulkan menjadi objek Penggunaan Sementara BMN;
b) alasan dan dasar pertimbangan permohonan;
c) jangka waktu Penggunaan Sementara BMN;
d) kebutuhan BMN pada Satuan Kerja terkait; dan
e) kebutuhan BMN pada Satuan Kerja lain di lingkungan Kementerian Keuangan yang
berada pada wilayah yang sama dengan objek BMN yang akan digunakan
sementara.
2) Dalam hal berdasarkan hasil analisis Kuasa Pengguna Barang:
a) permohonan tersebut dapat ditindaklanjuti, maka Kuasa Pengguna Barang
mengajukan permohonan Penggunaan Sementara BMN kepada Pengguna
Barang melalui Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum
dengan disusun sebagai berikut:
-19-
(1) usulan Penggunaan Sementara BMN yang disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.2, paling sedikit memuat:
(a) data BMN;
(b) Pengguna Barang yang akan menggunakan sementara BMN;
(c) jangka waktu;
(d) penjelasan serta pertimbangan Penggunaan Sementara BMN;
(2) daftar barang yang menjadi objek permohonan Penggunaan Sementara BMN,
disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
huruf A.2.a;
(3) dokumen kelengkapan, antara lain:
(a) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN dari Pengelola
Barang;
(b) fotokopi surat permintaan Penggunaan Sementara dari Pengguna
Barang Lain yang akan menggunakan sementara BMN;
(c) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala
Satuan Kerja bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak
diharuskan dicatat dalam KIB.
(d) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah
ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja bersangkutan; dan
(e) asli Surat Pernyataan bermeterai cukup dari Pengguna Barang Lain
yang memuat kesediaan menggunakan sementara BMN.
b) permohonan tersebut tidak dapat ditindaklanjuti, maka Kuasa Pengguna Barang
menyampaikannya kepada Pengguna Barang Lain disertai dengan alasannya.
3) Kepala Biro melakukan penelitian terhadap permohonan Penggunaan Sementara
BMN yang disampaikan oleh Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum meliputi kelengkapan administrasi dan kebutuhan BMN Satuan Kerja di
lingkup Kementerian Keuangan.
4) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian Kepala Biro:
a) permohonan tersebut dapat disetujui, maka Pengguna Barang menerbitkan
persetujuan Penggunaan Sementara BMN yang disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf B.1 dan ditindaklanjuti melalui
penandatanganan Perjanjian Penggunaan Sementara dan serah terima BMN
yang dituangkan dalam BAST (Lampiran II huruf H.3);
-20-
b) permohonan tersebut tidak dapat disetujui, maka Pengguna Barang
menyampaikannya kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum berikut dengan alasannya.
5) Kuasa Pengguna Barang bersama dengan Pengguna Barang Lain menyusun
Perjanjian Penggunaan Sementara (Lampiran II huruf I.1), paling sedikit memuat:
a) data BMN yang menjadi objek Penggunaan Sementara BMN;
b) Pengguna Barang;
c) jangka waktu Penggunaan Sementara BMN; dan
d) hak dan kewajiban Para Pihak, termasuk kewajiban Pengguna Barang yang
menggunakan sementara BMN untuk melakukan pengamanan dan pemeliharaan
BMN.
6) Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan tindak lanjut persetujuan
Penggunaan Sementara BMN paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal BAST, dan
disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.1.
7) Laporan tindak lanjut disampaikan kepada Pengguna Barang dan ditembuskan
kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dengan
melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi Perjanjian Penggunaan
Sementara BMN dan BAST.
8) Dalam hal Pengguna Barang yang menggunakan sementara BMN bermaksud untuk
memperpanjang jangka waktu Penggunaan Sementara, maka pengajuan
permohonan perpanjangan waktu Penggunaan Sementara disampaikan paling
lambat 6 (enam) bulan sebelum jangka waktu Penggunaan Sementara berakhir.
9) Pelaksanaan penelitian dan tindak lanjut atas pengajuan perpanjangan jangka waktu
tersebut dilakukan sebagaimana permohonan yang pertama kali.
10) Dalam hal permohonan perpanjangan jangka waktu tersebut tidak dapat disetujui, Kuasa
Pengguna Barang menyampaikan hal tersebut kepada Pengguna Barang Lain yang
mengajukan permohonan disertai dengan alasannya.
11) Dalam hal permohonan perpanjangan jangka waktu tersebut dapat dipertimbangkan
untuk dipenuhi, Kuasa Pengguna Barang menyampaikan permohonan persetujuan
perpanjangan jangka waktu Penggunaan Sementara BMN kepada Pengguna Barang
paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu.
12) Pada saat berakhirnya Penggunaan Sementara BMN, maka Pengguna Barang yang
menggunakan sementara BMN wajib mengembalikan BMN tersebut kepada Kuasa
Pengguna Barang dan dituangkan dalam BAST pengembalian BMN (Lampiran II
huruf H.4).
-21-
13) BAST pengembalian BMN hanya dapat ditandatangani setelah terpenuhinya segala hak,
kewajiban, dan tanggung jawab sebagaimana tertuang dalam perjanjian.
14) Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Penggunaan
Sementara BMN paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal BAST pengembalian
BMN, dan disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
huruf G.2.
15) Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Pengguna Barang dan ditembuskan
kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dengan
melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi BAST pengembalian BMN.
16) Tata cara permohonan Penggunaan Sementara BMN ini hanya diterapkan terhadap
permohonan Penggunaan Sementara BMN dengan jangka waktu 6 (enam) bulan
atau lebih.

d. Tata Cara Pengajuan Permohonan Penggunaan Sementara BMN Dengan Jangka


Waktu Lebih Dari 1 (satu) Bulan dan Kurang Dari 6 (enam) Bulan
1) Kuasa Pengguna Barang melakukan analisis terhadap permohonan Penggunaan
Sementara BMN dengan jangka waktu lebih dari 1 (satu) bulan dan kurang dari
6 (enam) bulan yang disampaikan oleh Pengguna Barang Lain, paling sedikit
terhadap:
a) data BMN yang diusulkan menjadi objek Penggunaan Sementara BMN;
b) alasan dan dasar pertimbangan permohonan;
c) jangka waktu Penggunaan Sementara BMN;
d) kebutuhan BMN pada Satuan Kerja terkait; dan
e) kebutuhan BMN pada Satuan Kerja lain di lingkungan Kementerian Keuangan yang
berada pada wilayah yang sama dengan objek BMN yang akan digunakan
sementara.
2) Dalam hal berdasarkan hasil analisis Kuasa Pengguna Barang:
a) permohonan tersebut dapat ditindaklanjuti, maka Kuasa Pengguna Barang
mengajukan permohonan Penggunaan Sementara BMN kepada Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dengan disusun sebagai berikut:
(1) usulan Penggunaan Sementara BMN yang disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.2, paling sedikit memuat:
(a) data BMN;
-22-
(b) Pengguna Barang yang akan menggunakan sementara BMN;
(c) jangka waktu;
(d) penjelasan serta pertimbangan Penggunaan Sementara BMN;
dengan melampirkan dokumen antara lain:
(2) daftar barang yang menjadi objek Penggunaan Sementara BMN, disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.2.a;
(3) dokumen kelengkapan, antara lain:
(a) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN dari Pengelola
Barang;
(b) dokumen penetapan RP4 disertai lampiran rencana Penggunaan BMN,
untuk BMN yang menjadi objek perencanaan Penggunaan BMN;
(c) fotokopi surat permintaan Penggunaan Sementara dari Pengguna
Barang Lain yang akan menggunakan sementara BMN;
(d) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala
Satuan Kerja bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak
diharuskan dicatat dalam KIB.
(e) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah
ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja bersangkutan; dan
(f) asli Surat Pernyataan bermeterai cukup dari Pengguna Barang Lain
yang memuat kesediaan menggunakan sementara BMN.
b) permohonan tersebut tidak dapat ditindaklanjuti, maka Kuasa Pengguna Barang
menyampaikannya kepada Pengguna Barang Lain disertai dengan alasannya.
3) Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan penelitian
terhadap permohonan Penggunaan Sementara BMN yang disampaikan oleh Kuasa
Pengguna Barang meliputi kelengkapan administrasi dan kebutuhan BMN Satuan
Kerja terkait, dalam hal diperlukan dapat melibatkan Pengguna Barang.
4) Dalam hal terdapat ketidaksesuaian perencanaan Penggunaan BMN antara
permohonan Penggunaan Sementara BMN dengan perencanaan Penggunaan BMN
di RP4 BMN, Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum
mengajukan revisi penetapan RP4 disertai alasan dan data dukung kepada Pengguna
Barang dengan tetap melanjutkan proses permohonan Penggunaan Sementara
BMN.
-23-
5) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum:
a) permohonan tersebut dapat disetujui, maka Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum menerbitkan persetujuan Penggunaan Sementara
BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf B.1 dan ditindaklanjuti melalui penandatanganan Perjanjian
Penggunaan Sementara BMN dan serah terima BMN yang dituangkan dalam
BAST (Lampiran II huruf H.3);
b) permohonan tersebut tidak dapat disetujui, maka Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menyampaikannya kepada Kuasa
Pengguna Barang berikut dengan alasannya.
6) Kuasa Pengguna Barang bersama dengan Pengguna Barang Lain menyusun
Perjanjian Penggunaan Sementara (Lampiran II huruf I.1), paling sedikit memuat:
a) data BMN yang menjadi objek Penggunaan Sementara BMN;
b) Pengguna Barang;
c) jangka waktu Penggunaan Sementara BMN; dan
d) hak dan kewajiban Para Pihak, termasuk kewajiban Pengguna Barang yang
menggunakan sementara BMN untuk melakukan pengamanan dan pemeliharaan
BMN.
7) Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan tindak lanjut persetujuan
Penggunaan Sementara BMN paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal BAST, dan
disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.1.
8) Laporan tindak lanjut disampaikan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum dan ditembuskan kepada Pengguna Barang dan Pengelola
Barang dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi Perjanjian
Penggunaan Sementara BMN dan BAST.
9) Dalam hal Pengguna Barang yang menggunakan sementara BMN bermaksud untuk
memperpanjang jangka waktu Penggunaan Sementara, maka pengajuan
permohonan perpanjangan waktu Penggunaan Sementara disampaikan paling
lambat 10 (sepuluh) hari kerja sebelum jangka waktu Penggunaan Sementara
berakhir.
10) Pelaksanaan penelitian dan tindak lanjut atas pengajuan perpanjangan jangka waktu
tersebut dilakukan sebagaimana permohonan yang pertama kali.
-24-
11) Dalam hal permohonan perpanjangan jangka waktu tersebut tidak dapat disetujui, Kuasa
Pengguna Barang menyampaikan hal tersebut kepada Pengguna Barang Lain yang
mengajukan permohonan disertai dengan alasannya.
12) Dalam hal permohonan perpanjangan jangka waktu tersebut dapat dipertimbangkan
untuk dipenuhi, Kuasa Pengguna Barang menyampaikan permohonan persetujuan
perpanjangan jangka waktu Penggunaan Sementara BMN kepada Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum
berakhirnya jangka waktu.
13) Pada saat berakhirnya Penggunaan Sementara BMN, maka Pengguna Barang yang
menggunakan sementara BMN wajib mengembalikan BMN tersebut kepada Kuasa
Pengguna Barang dan dituangkan dalam BAST pengembalian BMN (Lampiran II
huruf H.4).
14) BAST pengembalian BMN hanya dapat ditandatangani setelah terpenuhinya segala hak,
kewajiban, dan tanggung jawab sebagaimana tertuang dalam perjanjian.
15) Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Penggunaan
Sementara BMN paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal BAST pengembalian
BMN, dan disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
huruf G.2.
16) Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum dan ditembuskan kepada Pengguna Barang dan Pengelola
Barang dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi BAST
pengembalian BMN.

e. Tata Cara Pengajuan Permohonan Penggunaan Sementara BMN Dengan Jangka


Waktu Sampai Dengan 1 (satu) Bulan
1) Kuasa Pengguna Barang melakukan analisis dan penelitian terhadap permohonan
Penggunaan Sementara BMN dengan jangka waktu sampai dengan 1 (satu) bulan
yang disampaikan oleh Pengguna Barang Lain, paling sedikit terhadap:
a) perencanaan Penggunaan BMN pada RP4 terkait objek Penggunaan Sementara
BMN;
b) data BMN yang diusulkan menjadi objek Penggunaan Sementara BMN;
c) alasan dan dasar pertimbangan permohonan;
d) jangka waktu Penggunaan Sementara BMN;
e) kebutuhan BMN pada Satuan Kerja terkait; dan
-25-
f) kebutuhan BMN pada Satuan Kerja lain di lingkungan Kementerian Keuangan yang
berada pada wilayah yang sama dengan objek BMN yang akan digunakan
sementara.
2) Dalam hal berdasarkan hasil analisis dan penelitian Kuasa Pengguna Barang:
a) permohonan tersebut dapat ditindaklanjuti, maka Kuasa Pengguna Barang
memastikan kelengkapan dokumen pendukung berupa:
(1) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN dari Pengelola
Barang;
(2) fotokopi surat permintaan Penggunaan Sementara dari Pengguna Barang
Lain yang akan menggunakan sementara BMN;
(3) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan
Kerja bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat
dalam KIB.
(4) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani
oleh Kepala Satuan Kerja bersangkutan; dan
(5) asli Surat Pernyataan bermeterai cukup dari Pengguna Barang Lain yang
memuat kesediaan menggunakan sementara BMN.
b) permohonan tersebut tidak dapat ditindaklanjuti, maka Kuasa Pengguna Barang
menyampaikannya kepada Pengguna Barang Lain disertai dengan alasannya.
3) Dalam hal permohonan Penggunaan Sementara BMN dari Pengguna Barang Lain
dapat disetujui, maka Kuasa Pengguna Barang menerbitkan persetujuan
Penggunaan Sementara BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf B.9 dan ditindaklanjuti melalui penandatanganan
Perjanjian Penggunaan Sementara BMN dan serah terima BMN yang dituangkan
dalam BAST (Lampiran II huruf H.3).
4) Kuasa Pengguna Barang bersama dengan Pengguna Barang Lain menyusun
Perjanjian Penggunaan Sementara (Lampiran II huruf I.1), paling sedikit memuat:
a) data BMN yang menjadi objek Penggunaan Sementara BMN;
b) Pengguna Barang;
c) jangka waktu Penggunaan Sementara BMN; dan
d) hak dan kewajiban Para Pihak, termasuk kewajiban Pengguna Barang yang
menggunakan sementara BMN untuk melakukan pengamanan dan pemeliharaan
BMN.
-26-
5) Dalam hal Pengguna Barang yang menggunakan sementara BMN bermaksud untuk
memperpanjang jangka waktu Penggunaan Sementara, maka pengajuan
permohonan perpanjangan waktu Penggunaan Sementara disampaikan paling
lambat sebelum jangka waktu Penggunaan Sementara berakhir.
6) Pelaksanaan penelitian dan tindak lanjut atas pengajuan perpanjangan jangka waktu
tersebut dilakukan sebagaimana permohonan yang pertama kali.
7) Dalam hal permohonan perpanjangan jangka waktu tersebut tidak dapat disetujui, Kuasa
Pengguna Barang menyampaikan hal tersebut kepada Pengguna Barang Lain yang
mengajukan permohonan disertai dengan alasannya.
8) Pada saat berakhirnya Penggunaan Sementara BMN, maka Pengguna Barang yang
menggunakan sementara BMN wajib mengembalikan BMN tersebut kepada Kuasa
Pengguna Barang dan dituangkan dalam BAST pengembalian BMN (Lampiran II
huruf H.4).
9) BAST pengembalian BMN hanya dapat ditandatangani setelah terpenuhinya segala hak,
kewajiban, dan tanggung jawab sebagaimana tertuang dalam perjanjian.
10) Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Penggunaan
Sementara BMN paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal BAST pengembalian
BMN, dan disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
huruf G.2.
11) Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Pengguna Barang dan ditembuskan
kepada Pengelola Barang dan Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi Perjanjian
Penggunaan Sementara BMN dan BAST pengembalian BMN.

6. Tata Cara Permohonan Pengalihan Status Penggunaan BMN pada Kementerian


Keuangan Kepada Pengguna Barang Lain
a. Tata Cara Permohonan Pengalihan Status Penggunaan BMN Berupa Tanah
Dan/Atau Bangunan dan Selain Tanah dan/atau Bangunan Yang Memiliki Bukti
Kepemilikan
1) Kepala Biro meminta konfirmasi dan klarifikasi tertulis kepada Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum berdasarkan permohonan Pengalihan Status
Penggunaan BMN pada Kementerian Keuangan yang diajukan oleh Pengguna Barang
Lain.
2) Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan analisis
terhadap permohonan Pengalihan Status Penggunaan BMN tersebut, antara lain:
-27-
a) meneliti perencanaan Penggunaan BMN pada RP4 BMN Satuan Kerja terkait;
b) meminta konfirmasi dan klarifikasi kepada Kuasa Pengguna Barang yang
menatausahakan BMN tersebut;
c) melibatkan Kuasa Pengguna Barang yang menatausahakan BMN tersebut untuk
memastikan mengenai kebutuhan BMN pada Satuan Kerja lainnya di lingkungan
Kementerian Keuangan yang berada pada wilayah yang sama dengan BMN yang
menjadi objek Pengalihan Status Penggunaan BMN;
3) Dalam hal berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum:
a) permohonan tersebut dapat ditindaklanjuti, maka Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum menyampaikan hasil analisis dimaksud kepada Kepala
Biro disertai dengan dokumen pendukung;
b) permohonan tersebut tidak dapat ditindaklanjuti, maka Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menyampaikannya kepada Kepala Biro
disertai dengan alasannya.
4) Kepala Biro melakukan penelitian terhadap permohonan Pengalihan Status
Penggunaan BMN yang disampaikan oleh Pengguna Barang Lain, meliputi:
a) hasil analisis dan kelengkapan dokumen yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum; dan
b) mempertimbangkan kebutuhan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan, dalam
hal diperlukan dapat dilakukan penelitian lapangan.
5) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian Kepala Biro:
a) permohonan tersebut layak untuk dipenuhi, maka Pengguna Barang mengajukan
permohonan Pengalihan Status Penggunaan BMN kepada Pengelola Barang
disusun sebagai berikut:
(1) usulan Pengalihan Status Penggunaan BMN yang disusun menggunakan
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.1 dengan paling
sedikit memuat:
(a) data BMN;
(b) Pengguna Barang yang menatausahakan BMN yang akan
dialihstatuskan;
(c) penjelasan serta pertimbangan Pengalihan Status Penggunaan BMN;
-28-
(2) daftar barang objek Pengalihan Status Penggunaan BMN, disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.1.a;
(3) dokumen kelengkapan, antara lain:
(a) asli Surat Pernyataan bermeterai cukup yang memuat kesediaan
menerima pengalihan penggunaan BMN dari calon Pengguna Barang
baru;
(b) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN;
(c) fotokopi dokumen/bukti kepemilikan atau dokumen lain yang disetarakan
dengan bukti kepemilikan;
(d) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah
ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja bersangkutan;
(e) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala
Satuan Kerja bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak
diharuskan dicatat dalam KIB; dan
(f) Foto terkini BMN.
b) permohonan tersebut tidak layak untuk dipenuhi, maka Pengguna Barang
menyampaikan kepada Pengguna Barang Lain disertai dengan alasannya.
6) Dalam hal Pengelola Barang tidak menyetujui permohonan Pengalihan Status
Penggunaan BMN, Pengguna Barang menyampaikannya kepada Pengguna Barang
Lain beserta alasannya dengan ditembuskan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum.
7) Persetujuan Pengalihan Status Penggunaan BMN yang diterbitkan oleh Pengelola
Barang ditindaklanjuti dengan penandatanganan BAST (Lampiran II huruf H.3) antar
Pengguna Barang paling lambat 1 (satu) bulan sejak persetujuan Pengalihan Status
Penggunaan BMN.
8) Kepala Biro menyampaikan BAST yang telah ditandatangani kepada Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dan ditindaklanjuti dengan penetapan
Keputusan Penghapusan BMN paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal BAST antar
Pengguna Barang.
9) Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menyampaikan salinan
Keputusan Penghapusan BMN kepada Kuasa Pengguna Barang yang disusun
dengan menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf D.4
paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak tanggal Keputusan Penghapusan BMN.
-29-
10) Berdasarkan Keputusan Penghapusan BMN yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, Kuasa Pengguna Barang
menghapuskan BMN dari Daftar Barang Kuasa Pengguna paling lambat
10 (sepuluh) hari kerja sejak Keputusan Penghapusan BMN ditandatangani.
11) Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Pengalihan Status
Penggunaan BMN yang merupakan satu kesatuan dengan laporan Penghapusan
BMN paling lambat 1 (satu) bulan sejak penetapan Keputusan Penghapusan BMN, dan
disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2.
12) Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Pengelola Barang dengan ditembuskan
kepada masing-masing Pengguna Barang dan Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum, dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain:
a) fotokopi BAST antar Pengguna Barang;
b) fotokopi keputusan Penghapusan BMN; dan
c) printout Register Transaksi Harian.
13) Kuasa Pengguna Barang bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan BMN
yang akan dialihstatuskan hingga ditandatanganinya BAST.

b. Tata Cara Permohonan Pengalihan Status Penggunaan BMN Berupa Selain Tanah
dan/atau Bangunan Yang Tidak Memiliki Bukti Kepemilikan
1) Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum meminta konfirmasi dan
klarifikasi tertulis kepada Kuasa Pengguna Barang berdasarkan permohonan
Pengalihan Status Penggunaan BMN pada Kementerian Keuangan yang diajukan oleh
Pengguna Barang Lain.
2) Kuasa Pengguna Barang melakukan analisis atas permohonan Pengalihan Status
Penggunaan BMN tersebut terhadap perencanaan Penggunaan BMN pada RP4 BMN
dan kebutuhan BMN pada Satuan Kerja terkait maupun pada Satuan Kerja lainnya di
lingkungan Kementerian Keuangan yang berada di wilayah yang sama dengan BMN
yang menjadi objek Pengalihan Status Penggunaan BMN kepada Pengguna Barang
Lain.
3) Dalam hal permohonan tersebut dapat ditindaklanjuti, Kuasa Pengguna Barang
menyampaikan hasil analisis atas permohonan Pengalihan Status Penggunaan BMN
disertai dengan dokumen pendukung termasuk dokumen penetapan RP4 yang disertai
dengan lampiran rencana Penggunaan BMN.
4) Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan analisis
terhadap permohonan Pengalihan Status Penggunaan BMN yang disampaikan oleh
-30-
Pengguna Barang Lain meliputi hasil analisis dan kelengkapan dokumen yang
disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang, dalam hal diperlukan dapat melibatkan
Pengguna Barang dan/atau dapat melakukan penelitian lapangan.
5) Dalam hal terdapat ketidaksesuaian perencanaan Penggunaan BMN antara
permohonan Pengalihan Status Penggunaan BMN dengan perencanaan
Penggunaan BMN di RP4 BMN, Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala
Biro Umum mengajukan revisi penetapan RP4 disertai alasan dan data dukung
kepada Pengguna Barang dengan tetap melanjutkan proses permohonan Pengalihan
Status Penggunaan BMN.
6) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala
Biro Umum:
a) permohonan tersebut layak untuk dipenuhi, maka Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum mengajukan permohonan Pengalihan Status
Penggunaan BMN kepada Pengelola Barang dengan ditembuskan kepada
Pengguna Barang disusun sebagai berikut:
(1) usulan Pengalihan Status Penggunaan BMN yang disusun menggunakan
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.1, paling sedikit
memuat:
(a) data BMN;
(b) Pengguna Barang yang menatausahakan BMN yang akan
dialihstatuskan; dan
(c) penjelasan serta pertimbangan Pengalihan Status Penggunaan BMN;
(2) daftar barang objek Pengalihan Status Penggunaan BMN sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.1.a;
(3) dokumen kelengkapan, antara lain:
(a) asli Surat Pernyataan bermeterai cukup yang memuat kesediaan
menerima pengalihan BMN dari calon Pengguna Barang baru;
(b) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN;
(c) fotokopi Berita Acara Serah Terima (BAST) perolehan barang dan/atau
dokumen lainnya terkait perolehan barang;
(d) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah
ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja bersangkutan;
-31-
(e) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala
Satuan Kerja bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak
diharuskan dicatat dalam KIB; dan
(f) Foto terkini BMN.
b) permohonan tersebut tidak layak untuk dipenuhi, maka Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menyampaikannya kepada Pengguna Barang
Lain disertai dengan alasan.
7) Dalam hal Pengelola Barang tidak menyetujui permohonan Pengalihan Status
Penggunaan BMN, Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum
menyampaikannya kepada Pengguna Barang Lain beserta alasannya dengan
ditembuskan kepada Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang.
8) Persetujuan Pengalihan Status Penggunaan BMN yang diterbitkan oleh Pengelola
Barang ditindaklanjuti dengan penandatanganan BAST (Lampiran II huruf H.3) antara
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dan Pengguna Barang Lain
paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal persetujuan Pengalihan Status Penggunaan
BMN.
9) Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menerbitkan Keputusan
Penghapusan BMN (Lampiran II huruf D.4) paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal
BAST antar Pengguna Barang, dan menyampaikan salinan Keputusan Penghapusan
BMN kepada Kuasa Pengguna Barang paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak tanggal
Keputusan Penghapusan BMN.
10) Berdasarkan Keputusan Penghapusan BMN yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, Kuasa Pengguna Barang
menghapuskan BMN dari Daftar Barang Kuasa Pengguna paling lambat
10 (sepuluh) hari kerja sejak Keputusan Penghapusan BMN ditandatangani.
11) Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Pengalihan Status
Penggunaan BMN paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal Keputusan Penghapusan
BMN, dan merupakan satu kesatuan dengan laporan Penghapusan BMN dan disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2.
12) Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Pengelola Barang dan kepada masing-
masing Pengguna Barang dengan ditembuskan kepada Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, dengan melampirkan dokumen kelengkapan
antara lain:
a) fotokopi BAST antar Pengguna Barang;
b) fotokopi keputusan Penghapusan BMN; dan
-32-
c) printout Register Transaksi Harian.
13) Kuasa Pengguna Barang bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan BMN
yang akan dialihstatuskan hingga ditandatanganinya BAST.

7. Tata Cara Pengalihan Penggunaan BMN


a. Kuasa Pengguna Barang yang membutuhkan BMN melakukan analisis kebutuhan BMN
meliputi:
1) perencanaan Penggunaan BMN pada RP4 BMN;
2) konfirmasi atas status kepemilikan;
3) penguasaan BMN yang menjadi calon objek Pengalihan Penggunaan BMN.
b. Kuasa Pengguna Barang mengajukan permohonan Pengalihan Penggunaan BMN
kepada Pengguna Barang secara berjenjang melalui Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum dilengkapi dengan hasil analisis kebutuhan BMN.
c. Kepala Biro melakukan penelitian atas permohonan Pengalihan Penggunaan BMN yang
disampaikan oleh Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, serta
dapat meminta kelengkapan dokumen dari Kuasa Pengguna Barang yang
menatausahakan BMN berupa:
1) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN;
2) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Penggunaan BMN;
3) fotokopi dokumen/bukti kepemilikan atau dokumen lain yang disetarakan dengan
bukti kepemilikan;
4) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
5) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan;
6) Foto terkini BMN.
d. Dalam hal diperlukan, penelitian lapangan dilakukan oleh Kepala Biro bersama dengan
perwakilan dari Sekretariat Unit Eselon I/Sekretariat LNSW/ Biro Umum yang mengajukan
permohonan Pengalihan Penggunaan BMN dan perwakilan dari Sekretariat Unit Eselon
I/Sekretariat LNSW/ Biro Umum yang menatausahakan BMN, dengan pembiayaan yang
dibebankan pada Unit Eselon I yang mengajukan permohonan Pengalihan Penggunaan
BMN.
-33-
e. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kepala Biro, dalam hal:
1) permohonan Pengalihan Penggunaan BMN layak untuk disetujui, maka Kepala Biro
menerbitkan persetujuan Pengalihan Penggunaan BMN yang disusun menggunakan
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf B.3, dengan ditembuskan
kepada Satuan Kerja yang mengajukan permohonan dan Satuan Kerja yang
menatausahakan BMN; atau
2) permohonan Pengalihan Penggunaan BMN tidak layak untuk disetujui, maka Kepala
Biro menyampaikannya kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala
Biro Umum yang mengajukan permohonan disertai dengan alasannya.
f. Persetujuan Pengalihan Penggunaan BMN paling sedikit memuat:
1) Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum yang mengajukan
permohonan dan yang menatausahakan BMN;
2) tindak lanjut persetujuan Pengalihan Penggunaan BMN melalui serah terima BMN
antara Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum yang
mengajukan permohonan dan yang menatausahakan BMN;
3) kewajiban masing-masing Kuasa Pengguna Barang untuk:
a) melakukan perubahan pada Daftar Barang Kuasa Pengguna; dan
b) melaporkan tindak lanjut pelaksanaan Pengalihan Penggunaan BMN kepada
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum.
g. Berdasarkan persetujuan Pengalihan Penggunaan BMN, dilakukan serah terima BMN
beserta dokumen pendukung BMN antar Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum yang dituangkan dalam BAST (Lampiran II huruf H.3) paling
lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal persetujuan Pengalihan Penggunaan BMN.
h. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum yang menerima BMN
menyerahkan BMN tersebut kepada Kuasa Pengguna Barang yang dituangkan dalam
BAST.
i. Kuasa Pengguna Barang yang menyerahkan BMN menghapus BMN yang dialihkan
penggunaannya dari Daftar Barang Kuasa Pengguna dengan cara transfer keluar dan
Kuasa Pengguna Barang yang menerima BMN melakukan pencatatan BMN ke dalam
Daftar Barang Kuasa Pengguna dengan cara transfer masuk.
j. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, baik yang menyerahkan
maupun yang menerima BMN, menyampaikan laporan pelaksanaan Pengalihan
Penggunaan BMN paling lambat 1 (satu) bulan setelah tanggal BAST dan disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2.
-34-
k. Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Pengguna Barang dengan melampirkan
dokumen kelengkapan antara lain fotokopi BAST dan printout Register Transaksi Harian.
l. Kuasa Pengguna Barang yang menyerahkan BMN bertanggung jawab atas pemeliharaan
dan pengamanan BMN yang akan dialihkan penggunaannya hingga ditandatanganinya
BAST.

8. Tata Cara Utilisasi Penggunaan BMN


a. Kuasa Pengguna Barang yang membutuhkan BMN melakukan analisis kebutuhan BMN
meliputi:
1) perencanaan Penggunaan BMN pada RP4 BMN;
2) konfirmasi atas status kepemilikan dan penggunaan BMN yang menjadi calon objek
Utilisasi Penggunaan BMN;
3) usulan jangka waktu Utilisasi Penggunaan BMN.
b. Kuasa Pengguna Barang mengajukan permohonan Utilisasi Penggunaan BMN kepada
Kepala Biro secara berjenjang melalui Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala
Biro Umum dilengkapi dengan hasil analisis kebutuhan BMN.
c. Kepala Biro melakukan penelitian atas permohonan Utilisasi Penggunaan BMN yang
disampaikan oleh Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, serta
dapat meminta kelengkapan dokumen dari Kuasa Pengguna Barang yang
menatausahakan BMN berupa:
1) daftar barang BMN yang menjadi calon objek Utilisasi Penggunaan BMN;
2) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN;
3) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Penggunaan BMN;
4) fotokopi dokumen/bukti kepemilikan atau dokumen lain yang disetarakan dengan
bukti kepemilikan;
5) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
6) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan;
7) Foto terkini BMN.
d. Dalam hal diperlukan, penelitian lapangan dilakukan oleh Kepala Biro bersama dengan
perwakilan dari Sekretariat Unit Eselon I/Sekretariat LNSW/ Biro Umum yang mengajukan
-35-
permohonan Utilisasi Penggunaan BMN dan yang menatausahakan BMN, dengan
pembiayaan yang dibebankan pada Unit Eselon I yang mengajukan permohonan Utilisasi
Penggunaan BMN.
e. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kepala Biro, dalam hal:
1) permohonan Utilisasi Penggunaan BMN layak untuk disetujui, maka Kepala Biro
menerbitkan persetujuan Utilisasi Penggunaan BMN yang disusun menggunakan
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf B.2, dengan ditembuskan
kepada Satuan Kerja yang mengajukan permohonan dan Satuan Kerja yang
menatausahakan BMN; atau
2) permohonan Utilisasi Penggunaan BMN tidak layak untuk disetujui, maka Kepala Biro
menyampaikannya kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum yang mengajukan permohonan disertai dengan alasannya.
f. Persetujuan Utilisasi Penggunaan BMN paling sedikit memuat:
1) Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum yang mengajukan
permohonan dan yang menatausahakan BMN;
2) tindak lanjut persetujuan Utilisasi Penggunaan BMN berupa penandatanganan
perjanjian Utilisasi Penggunaan BMN dan BAST antar Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum yang mengajukan permohonan dan yang
menatausahakan BMN;
3) kewajiban Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum yang
melakukan Utilisasi Penggunaan BMN untuk melaporkan tindak lanjut persetujuan
Utilisasi Penggunaan BMN kepada Kepala Biro; dan
4) Kuasa Pengguna Barang yang melakukan Utilisasi Penggunaan BMN bertanggung
jawab atas pengamanan fisik dan pemeliharaan BMN yang merupakan objek Utilisasi
Penggunaan BMN selama jangka waktu pelaksanaan.
g. Persetujuan Utilisasi Penggunaan BMN ditindaklanjuti dengan penandatanganan
perjanjian Utilisasi Penggunaan BMN (Lampiran II huruf I.1) dan serah terima BMN yang
dituangkan dalam BAST (Lampiran II huruf H.3) dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan
sejak tanggal persetujuan Utilisasi Penggunaan BMN.
h. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum yang melakukan Utilisasi
Penggunaan BMN menyampaikan laporan tindak lanjut persetujuan Utilisasi Penggunaan
BMN paling lambat 1 (satu) bulan setelah BAST dan disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.1.
-36-
i. Laporan tindak lanjut disampaikan kepada Pengguna Barang dengan melampirkan
dokumen kelengkapan antara lain fotokopi perjanjian Utilisasi Penggunaan BMN dan
BAST.
j. Jangka waktu Utilisasi Penggunaan BMN paling lama 2 (dua) tahun dan dapat
diperpanjang.
k. Perpanjangan jangka waktu Utilisasi Penggunaan BMN diajukan oleh Kuasa Pengguna
Barang yang melakukan Utilisasi Penggunaan BMN tersebut kepada Pengguna Barang
paling lambat 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu perjanjian Utilisasi
Penggunaan BMN.
l. Pada saat berakhirnya Utilisasi Penggunaan BMN, maka Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum yang melakukan Utilisasi Penggunaan BMN wajib
mengembalikan BMN tersebut kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala
Biro Umum yang menatausahakan BMN dan dituangkan dalam BAST pengembalian
BMN (Lampiran II huruf H.4).
m. BAST pengembalian BMN hanya dapat ditandatangani setelah terpenuhinya segala hak,
kewajiban, dan tanggung jawab sebagaimana tertuang dalam perjanjian.
n. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum yang menatausahakan
BMN menyampaikan laporan pelaksanaan Utilisasi Penggunaan BMN paling lambat
1 (satu) bulan sejak tanggal BAST dan disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf G.2.
o. Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Pengguna Barang dengan melampirkan
dokumen kelengkapan antara lain fotokopi BAST pengembalian BMN.
p. Utilisasi Penggunaan BMN yang dilakukan untuk jangka waktu kurang dari
6 (enam) bulan:
1) Tidak memerlukan persetujuan dari Pengguna Barang;
2) Persetujuan dikeluarkan oleh Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum dari Kuasa Pengguna Barang yang menatausahakan BMN tersebut;
3) Persetujuan Utilisasi Penggunaan BMN dimaksud ditindaklanjuti dengan
penandatanganan perjanjian Utilisasi Penggunaan BMN dan BAST; dan
4) Pembebanan biaya pemeliharaan selama jangka waktu Utilisasi Penggunaan BMN
dilakukan sesuai dengan Perjanjian.
-37-
9. Tata Cara Pengalihan Fungsi BMN
a. Kuasa Pengguna Barang yang membutuhkan Pengalihan Fungsi BMN melakukan dan
menyusun analisis kebutuhan BMN, paling sedikit meliputi:
1) perencanaan Penggunaan BMN pada RP4 BMN;
2) alasan yang mendasari;
3) kebutuhan BMN dan dampak penganggaran;
4) keterkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi;
5) data komposisi pegawai dan formasi jabatan;
6) daftar BMN yang berkaitan dengan BMN yang menjadi objek usulan Pengalihan
Fungsi BMN; dan
7) data status penghunian, untuk Pengalihan Fungsi BMN terkait Rumah Negara.
b. Permohonan Pengalihan Fungsi BMN diajukan oleh Kuasa Pengguna Barang kepada
Kepala Biro secara berjenjang melalui Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala
Biro Umum, dengan disusun sebagai berikut:
1) usulan Pengalihan Fungsi BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.2;
2) daftar barang objek Pengalihan Fungsi BMN, disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.2.a;
3) hasil analisis kebutuhan BMN;
4) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Penggunaan BMN;
5) fotokopi dokumen/bukti kepemilikan atau BAST perolehan barang dan/atau dokumen
lain yang disetarakan dengan dokumen/bukti kepemilikan dan/atau BAST perolehan
barang;
6) dalam hal tidak terdapat dokumen/bukti kepemilikan atau BAST perolehan barang
dan/atau dokumen lainnya, dapat diganti dengan asli Surat Pernyataan Tanggung
Jawab bermeterai cukup dari Kepala Satuan Kerja bersangkutan yang menyatakan
bahwa BMN tersebut digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi
Kementerian Keuangan c.q. Satuan Kerja bersangkutan (Lampiran II huruf E.2
sampai dengan Lampiran II huruf E.5);
7) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
-38-
8) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan;
9) Foto terkini BMN; dan
10) asli Surat Pernyataan bermeterai cukup dari Kuasa Pengguna Barang yang memuat
pernyataan bahwa BMN tersebut layak untuk dialihkan fungsinya, dan Pengalihan
Fungsi BMN tidak menjadi dasar dalam mengajukan permohonan penambahan
kebutuhan BMN sejenis serta tidak akan mengganggu pelaksanaan tugas dan fungsi
Kuasa Pengguna Barang bersangkutan (Lampiran II huruf E.1 dan Lampiran II huruf
E.7).
c. Kepala Biro melakukan penelitian atas permohonan Pengalihan Fungsi BMN, termasuk
memperhatikan kebutuhan BMN pada Satuan Kerja lain di lingkungan Kementerian
Keuangan yang berada di wilayah yang sama dengan BMN yang menjadi objek
Pengalihan Fungsi BMN dan aturan mengenai Standar Barang/Standar Kebutuhan
(SBSK) serta Standar Spesifikasi/Standar Jumlah (SSSJ) sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Dalam hal berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kepala Biro:
1) permohonan tersebut layak untuk dipenuhi, maka Kepala Biro menerbitkan
persetujuan Pengalihan Fungsi BMN yang disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf B.4 dan disampaikan kepada
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dengan ditembuskan
kepada Kuasa Pengguna Barang; atau
2) permohonan tersebut tidak layak untuk dipenuhi, Kepala Biro menyampaikan kepada
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum disertai dengan
alasannya dan ditembuskan kepada Kuasa Pengguna Barang yang mengajukan
permohonan.
e. Berdasarkan persetujuan Pengalihan Fungsi BMN, Kuasa Pengguna Barang melakukan
penyesuaian data BMN pada Daftar Barang Kuasa Pengguna sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
f. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Pengalihan Fungsi BMN
paling lambat 1 (satu) bulan sejak persetujuan Pengalihan Fungsi BMN, dan disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2.
g. Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Pengguna Barang dengan ditembuskan
kepada Pengelola Barang dan Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi persetujuan
Pengalihan Fungsi BMN dan printout Register Transaksi Harian.
-39-
B. PEMANFAATAN
1. Tata Cara Pengajuan Sewa Berdasarkan Permohonan Dari Calon Penyewa
a. Kuasa Pengguna Barang melakukan pemeriksaan kelengkapan atas permohonan Sewa
BMN dari calon Penyewa, paling sedikit terhadap:
1) identitas calon Penyewa;
2) jenis dan kuantitas BMN yang akan disewa;
3) peruntukan penyewaan;
4) jangka waktu Sewa;
5) periodesitas Sewa;
6) harga penawaran; dan
atas dokumen pendukungnya, berupa:
1) fotokopi Surat Izin Usaha/Tanda Izin Usaha atau yang sejenis, untuk calon Penyewa
yang berbentuk badan hukum/badan usaha;
2) fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) calon Penyewa. Dalam hal calon
Penyewa berbentuk badan hukum/badan usaha, NPWP dimaksud merupakan
fotokopi NPWP badan usaha dan NPWP pihak yang menandatangani surat
permohonan;
3) fotokopi surat keterangan domisili perusahaan, untuk calon Penyewa yang berbentuk
badan hukum/badan usaha;
4) fotokopi akta pendirian perusahaan, untuk calon Penyewa yang berbentuk badan
hukum/badan usaha;
5) fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) calon Penyewa. Dalam hal calon Penyewa
berbentuk badan hukum/badan usaha, KTP dimaksud merupakan fotokopi KTP pihak
yang menandatangani surat permohonan; dan
6) Surat Pernyataan dari calon Penyewa yang berisi pernyataan mengenai kesediaan
dan tanggung jawab untuk menjaga dan memelihara BMN serta mematuhi perjanjian
Sewa dan mengikuti ketentuan yang berlaku selama jangka waktu Sewa (Lampiran II
huruf E.8).
b. Dalam hal calon Penyewa berbentuk badan hukum/badan usaha, surat permohonan
ditandatangani oleh pimpinan perusahaan/direktur utama/direktur/kepala cabang yang
namanya tercantum dalam Akta Pendirian Perusahaan dan/atau perubahannya atau
pejabat penerima kuasa dari yang bersangkutan.
-40-
c. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Kuasa Pengguna Barang, apabila:
1) data dan dokumen permohonan telah lengkap, dapat dilanjutkan ke tahapan
penelitian; atau
2) data dan dokumen permohonan belum lengkap, Kuasa Pengguna Barang meminta
calon Penyewa untuk melengkapi kekurangan data dan dokumen tersebut.
d. Kuasa Pengguna Barang meneliti permohonan Sewa yang disampaikan oleh calon
Penyewa, paling sedikit meliputi:
1) kelayakan calon Penyewa, guna memastikan telah terpenuhinya persyaratan sebagai
pihak yang dapat menyewa BMN sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
2) kelayakan BMN yang menjadi objek permohonan Sewa, seperti:
a) BMN tidak digunakan dan/atau direncanakan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi
Kementerian Keuangan c.q. Satuan Kerja bersangkutan; dan
b) kondisi BMN secara umum layak untuk disewakan;
3) kelayakan peruntukan Sewa, seperti:
a) tidak akan digunakan untuk kegiatan yang mengganggu ketertiban umum,
keamanan negara dan masyarakat, dan pelaksanaan tugas dan fungsi
pemerintahan, terutama Satuan Kerja bersangkutan; dan
b) tidak bertentangan dengan nilai agama, sosial, dan budaya;
4) kelayakan jangka waktu Sewa; dan
5) kewajaran pengajuan besaran Sewa.
e. Kuasa Pengguna Barang dapat meminta keterangan/penjelasan dari calon Penyewa
dan/atau dokumen pendukung tambahan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
penelitian tersebut.
f. Dalam hal permohonan Sewa layak untuk ditindaklanjuti, Kuasa Pengguna Barang
mengajukan permohonan Sewa BMN kepada Pengelola Barang yang disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.1 dengan
ditembuskan kepada Pengguna Barang dan Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum.
g. Permohonan Kuasa Pengguna Barang paling sedikit memuat:
1) data permohonan Sewa, antara lain:
a) dasar pertimbangan dilakukan Sewa;
b) jangka waktu penyewaan, termasuk periodesitas Sewa; dan
-41-
c) besaran Sewa;
2) data BMN yang menjadi objek permohonan Sewa, meliputi:
a) kuantitas BMN, berupa:
(1) luas tanah dan/atau bangunan keseluruhan dan yang akan disewakan; atau
(2) jumlah atau kapasitas BMN untuk selain tanah dan/atau bangunan;
b) nilai BMN yang menjadi objek permohonan Sewa, berupa:
(1) nilai tanah dan/atau bangunan keseluruhan dan yang akan disewakan; atau
(2) nilai BMN untuk selain tanah dan/atau bangunan yang akan disewakan; dan
c) data calon Penyewa, antara lain:
(1) nama;
(2) alamat;
(3) bentuk kelembagaan;
(4) jenis kegiatan usaha;
(5) NPWP; dan
(6) fotokopi Surat Izin Usaha/Tanda Izin Usaha atau yang sejenis, untuk calon
Penyewa yang berbentuk badan usaha,
dengan melampirkan kelengkapan dokumen, antara lain:
1) daftar barang objek permohonan Sewa, disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.1.b;
2) foto atau gambar BMN terkini, berupa:
a) gambar lokasi dan/atau site plan tanah dan/atau bangunan yang akan disewakan,
untuk BMN berupa tanah dan/atau bangunan;
b) foto bangunan dan bagian bangunan yang akan disewakan, untuk BMN berupa
bangunan; dan/atau
c) foto BMN untuk BMN selain tanah dan/atau bangunan;
3) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN;
4) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan;
-42-
5) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB.
6) Surat Pernyataan yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf E.1 dan ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja bersangkutan,
menyatakan bahwa:
a) BMN objek permohonan Sewa tidak sedang digunakan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi; dan
b) Pelaksanaan Sewa tidak akan mengganggu pelaksanan tugas dan fungsi
Kementerian Keuangan c.q. Satuan Kerja bersangkutan.
7) fotokopi surat permohonan Sewa BMN dari calon Penyewa;
8) Surat Pernyataan dari calon Penyewa mengenai kesediaan dan tanggung jawab
untuk menjaga dan memelihara BMN serta mematuhi perjanjian dan mengikuti
ketentuan yang berlaku selama jangka waktu Sewa, yang disusun dengan
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf E.8;
9) fotokopi NPWP calon Penyewa. Dalam hal calon Penyewa berbentuk badan
hukum/badan usaha, NPWP dimaksud merupakan fotokopi NPWP badan usaha dan
NPWP pihak yang menandatangani surat permohonan;
10) fotokopi surat keterangan domisili perusahaan dan akta pendirian perusahaan, untuk
calon Penyewa yang berbentuk badan hukum/badan usaha; dan
11) fotokopi KTP calon Penyewa. Dalam hal calon Penyewa berbentuk badan
hukum/badan usaha, KTP dimaksud merupakan fotokopi KTP pihak yang
menandatangani surat permohonan,
dalam hal yang akan disewakan berupa ruang di atas/bawah permukaan tanah dari
objek BMN, maka ikut melampirkan dokumen sebagai berikut:
1) gambar rancangan bangunan/jaringan yang akan dibangun; dan
2) hasil analisis pendukung penyewaan ruang di atas/bawah lokasi BMN.
h. Berdasarkan persetujuan Sewa BMN yang diterbitkan oleh Pengelola Barang, maka
Kuasa Pengguna Barang menyampaikan permohonan penetapan Keputusan
Pelaksanaan Sewa BMN kepada Kepala Biro paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja sejak
tanggal persetujuan Sewa BMN dari Pengelola Barang, disertai dengan:
1) fotokopi dokumen usulan Sewa BMN;
2) fotokopi persetujuan Sewa BMN;
3) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Pemanfaatan BMN;
-43-
4) Surat Pernyataan dari calon Penyewa mengenai kesediaan calon Penyewa untuk
menyewa BMN sesuai dengan besaran Sewa yang ditetapkan, yang disusun dengan
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf E.9; dan
5) Surat Keterangan kebenaran fotokopi dokumen yang ditandatangani oleh Kepala
Satuan Kerja bersangkutan, disusun dengan menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf F.6.
i. Kepala Biro melakukan penelitian terhadap usulan penetapan Keputusan Pelaksanaan
Sewa BMN yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang, dalam hal:
1) usulan tersebut dapat ditindaklanjuti, maka Kepala Biro menetapkan Keputusan
Pelaksanaan Sewa BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf D.2 paling lambat 1 (satu) bulan sejak diterbitkannya
persetujuan Sewa BMN oleh Pengelola Barang;
2) usulan tersebut tidak dapat ditindaklanjuti, maka Kepala Biro menyampaikan kepada
Kuasa Pengguna Barang disertai dengan alasannya.
j. Pengguna Barang dapat menetapkan besaran Sewa lebih tinggi dari yang tercantum
dalam persetujuan Sewa dari Pengelola Barang sepanjang:
1) dilakukan dalam rangka peningkatan penerimaan negara; dan
2) terdapat keyakinan bahwa peningkatan besaran Sewa tersebut tidak menghilangkan
potensi pemanfaatan BMN.
k. Dalam hal Keputusan Pelaksanaan Sewa BMN:
1) dapat ditetapkan oleh Pengguna Barang, maka Kuasa Pengguna Barang
menyampaikan Keputusan Pelaksanaan Sewa BMN yang ditindaklanjuti dengan
penandatanganan perjanjian Sewa dengan calon Penyewa dan serah terima BMN
yang dituangkan dalam BAST (Lampiran II huruf H.3);
2) tidak dapat ditetapkan oleh Pengguna Barang, maka Kuasa Pengguna Barang
menyampaikan kepada calon Penyewa disertai dengan alasannya serta
menyampaikan laporan kepada Pengelola Barang dengan ditembuskan kepada
Pengguna Barang bahwa Sewa BMN tidak dapat dilaksanakan.
l. Kuasa Pengguna Barang menyusun perjanjian Sewa BMN dengan menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf I.2, paling sedikit memuat:
1) dasar perjanjian;
2) para pihak yang terikat dalam perjanjian;
3) jenis, luas atau kuantitas BMN yang disewakan;
-44-
4) besaran dan jangka waktu Sewa, termasuk periodesitas Sewa;
5) peruntukan Sewa, termasuk kelompok jenis kegiatan usaha dan kategori bentuk
kelembagaan Penyewa;
6) tanggung jawab Penyewa atas biaya operasional, pengamanan dan pemeliharaan
selama jangka waktu penyewaan;
7) hak dan kewajiban para pihak; dan
8) hal lain yang diatur dalam persetujuan Sewa BMN dari Pengelola Barang dan
Keputusan Pelaksanaan Sewa BMN dari Pengguna Barang;
m. Calon Penyewa melakukan penyetoran uang Sewa ke rekening Kas Umum Negara
sebelum penandatanganan perjanjian Sewa dan BAST.
n. Kuasa Pengguna Barang dan calon Penyewa menandatangani perjanjian Sewa di atas
kertas bermeterai cukup sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan BAST
paling lambat 2 (dua) bulan sejak Keputusan Pelaksanaan Sewa BMN ditetapkan, dalam
hal perjanjian Sewa belum ditandatangani sampai dengan lewatnya jangka waktu
tersebut maka:
1) persetujuan Sewa yang diterbitkan oleh Pengelola Barang menjadi tidak berlaku;
2) Keputusan Pelaksanaan Sewa BMN yang ditetapkan oleh Pengguna barang menjadi
tidak berlaku; dan
3) Kuasa Pengguna Barang menyampaikan kembali permohonan penyewaan BMN
sebagaimana mekanisme yang berlaku, dengan disertai keterangan bahwa perjanjian
Sewa dan BAST belum ditandatangani sampai dengan berakhirnya jangka waktu
tersebut.
o. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Sewa BMN paling lambat
7 (tujuh) hari sejak tanggal perjanjian Sewa ditandatangani, dan disusun menggunakan
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.3.
p. Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Pengelola Barang dan Pengguna Barang
dengan ditembuskan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain:
1) fotokopi perjanjian Sewa BMN;
2) fotokopi bukti setor uang Sewa;
3) dokumen/hal lain yang diatur dalam persetujuan Sewa BMN dari Pengelola Barang;
dan
4) fotokopi Keputusan Pelaksanaan Sewa BMN dari Kepala Biro.
-45-
q. Perpanjangan jangka waktu Sewa dapat diajukan oleh Kuasa Pengguna Barang kepada
Pengelola Barang berdasarkan permohonan pihak Penyewa setelah dilakukan evaluasi
pelaksanaan Sewa selama masa Sewa berlangsung.
r. Permohonan perpanjangan jangka waktu tersebut disampaikan:
1) paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu Sewa, untuk
periodesitas Sewa per tahun; atau
2) paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sebelum berakhirnya jangka waktu Sewa, untuk
periodesitas Sewa per bulan.
s. Pelaksanaan pemeriksaan/penelitian dan tindak lanjut atas pengajuan perpanjangan
jangka waktu tersebut dilakukan sebagaimana permohonan yang pertama kali.
t. Pada saat berakhirnya Sewa BMN, maka pihak Penyewa mengembalikan BMN yang
disewa kepada Kuasa Pengguna Barang dan dituangkan dalam BAST BMN dari Pihak
Penyewa kepada Kuasa Pengguna Barang (Lampiran II huruf H.5) paling lambat 20 (dua
puluh) hari kerja sejak tanggal berakhirnya perjanjian Sewa.
u. BAST BMN dari Pihak Penyewa kepada Kuasa Pengguna Barang hanya dapat
ditandatangani setelah terpenuhinya segala hak, kewajiban, dan tanggung jawab
sebagaimana tertuang dalam perjanjian.
v. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan berakhirnya Sewa BMN paling lambat
1 (satu) bulan sejak tanggal BAST pengembalian BMN, dan disusun menggunakan
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.5.
w. Laporan berakhirnya Sewa BMN disampaikan kepada Pengelola Barang dan Pengguna
Barang dengan ditembuskan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala
Biro Umum dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi BAST
pengembalian BMN.
x. Tata cara permohonan ini hanya diterapkan untuk permohonan Sewa BMN dengan
periodesitas per bulan atau per tahun.

2. Tata Cara Pengajuan Sewa Berdasarkan Inisiatif Kuasa Pengguna Barang Untuk
Periodesitas Per Jam dan Per Hari
a. Kuasa Pengguna Barang melakukan analisis potensi Sewa terhadap BMN di lingkup
Satuan Kerja bersangkutan dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) menyusun daftar BMN yang berpotensi untuk disewakan yang paling sedikit memuat
data mengenai:
a) jenis BMN;
-46-
b) deskripsi BMN, meliputi kode barang dan nomor urut pendaftaran;
c) luas BMN;
d) lokasi BMN;
e) kondisi terkini BMN;
f) nilai perolehan BMN;
g) estimasi nilai Sewa;
h) peruntukan Sewa;
i) tujuan Sewa;
2) menyiapkan dokumen antara lain:
a) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN;
b) gambar lokasi dan/atau site plan tanah dan/atau bangunan yang akan disewakan;
c) foto bangunan dan bagian bangunan yang akan disewakan;
d) gambar rancangan bangunan/jaringan yang akan dibangun dan analisis
pendukung penyewaan ruang di atas/bawah lokasi BMN, dalam hal BMN yang
akan disewakan berupa ruang di atas/bawah permukaan tanah;
e) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan; dan
f) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
3) menentukan periodesitas Sewa BMN, yaitu per jam atau per hari.
b. Berdasarkan hasil analisis potensi Sewa BMN, Kuasa Pengguna Barang dapat
mengajukan usulan Sewa melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) mengajukan permohonan Sewa BMN kepada Pengelola Barang yang disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.1 dengan
ditembuskan kepada Pengguna Barang dan Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum.
2) usulan Sewa BMN paling sedikit memuat:
a) data usulan Sewa, antara lain:
(1) dasar pertimbangan dilakukan Sewa;
(2) usulan jangka waktu penyewaan, termasuk periodesitas Sewa; dan
-47-
(3) usulan besaran Sewa;
b) data BMN yang menjadi objek potensi Sewa, meliputi:
(1) kuantitas BMN, berupa:
(a) luas tanah dan/atau bangunan keseluruhan dan yang akan disewakan;
atau
(b) jumlah atau kapasitas BMN untuk selain tanah dan/atau bangunan;
(2) nilai BMN yang menjadi objek potensi Sewa, berupa:
(a) nilai tanah dan/atau bangunan keseluruhan dan yang akan disewakan;
atau
(b) nilai BMN selain tanah dan/atau bangunan yang akan disewakan; dan
dengan melampirkan kelengkapan dokumen, antara lain:
a) daftar barang objek potensi Sewa, disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.1.b;
b) foto atau gambar BMN terkini, berupa:
(1) gambar lokasi dan/atau site plan tanah dan/atau bangunan yang akan
disewakan, untuk BMN berupa tanah dan/atau bangunan;
(2) foto bangunan dan bagian bangunan yang akan disewakan, untuk BMN
berupa bangunan; dan/atau
(3) foto BMN, untuk BMN selain tanah dan/atau bangunan;
c) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN;
d) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan;
e) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
f) Surat Pernyataan yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf E.1 dan ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, menyatakan bahwa:
(1) BMN objek permohonan Sewa tidak sedang digunakan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi; dan
(2) Pelaksanaan Sewa tidak akan mengganggu pelaksanan tugas dan fungsi
Kementerian Keuangan c.q. Satuan Kerja bersangkutan,
-48-
dalam hal yang akan disewakan berupa ruang di atas/bawah permukaan tanah dari
objek BMN, maka ikut melampirkan dokumen sebagai berikut:
a) gambar rancangan bangunan/jaringan yang akan dibangun; dan
b) hasil analisis pendukung penyewaan ruang di atas/bawah lokasi BMN
c. Berdasarkan persetujuan Sewa BMN yang diterbitkan oleh Pengelola Barang, maka
Kuasa Pengguna Barang menyampaikan permohonan penetapan Keputusan
Pelaksanaan Sewa BMN kepada Kepala Biro paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja sejak
tanggal persetujuan Sewa BMN dari Pengelola Barang, disertai dengan:
1) fotokopi dokumen usulan Sewa BMN;
2) fotokopi persetujuan Sewa BMN;
3) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Pemanfaatan BMN; dan
4) Surat Keterangan kebenaran fotokopi dokumen yang ditandatangani oleh Kepala
Satuan Kerja bersangkutan, disusun dengan menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf F.6.
d. Kepala Biro melakukan penelitian terhadap usulan penetapan Keputusan Pelaksanaan
Sewa BMN yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang, dalam hal:
1) usulan tersebut dapat ditindaklanjuti, maka Kepala Biro menetapkan Keputusan
Pelaksanaan Sewa BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf D.2 paling lambat 1 (satu) bulan sejak diterbitkannya
persetujuan Sewa oleh Pengelola Barang;
2) usulan tersebut tidak dapat ditindaklanjuti, maka Kepala Biro menyampaikan kepada
Kuasa Pengguna Barang disertai dengan alasannya.
e. Pengguna Barang dapat menetapkan besaran Sewa lebih tinggi dari yang tercantum
dalam persetujuan Sewa dari Pengelola Barang sepanjang:
1) dilakukan dalam rangka peningkatan penerimaan negara; dan
2) terdapat keyakinan bahwa peningkatan besaran Sewa tersebut tidak menghilangkan
potensi Pemanfaatan BMN.
f. Dalam hal Keputusan Pelaksanaan Sewa BMN:
1) dapat ditetapkan oleh Pengguna Barang, maka Kuasa Pengguna Barang
mempublikasikan objek Sewa BMN melalui media yang telah ditentukan;
2) tidak dapat ditetapkan, maka Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan
kepada Pengelola Barang dengan ditembuskan kepada Pengguna Barang bahwa
Sewa BMN tidak dapat dilaksanakan.
-49-
h. Kuasa Pengguna Barang menyiapkan perjanjian Sewa BMN, dapat berupa tanda
terima/kuitansi, paling sedikit memuat:
1) para pihak yang terikat dalam perjanjian;
2) jenis dan kuantitas BMN yang disewa;
3) besaran, jangka waktu dan periodesitas Sewa;
4) tanggung jawab Penyewa atas biaya operasional, pengamanan dan pemeliharaan
selama jangka waktu penyewaan;
5) hak dan kewajiban para pihak; dan
6) hal lain yang diatur dalam persetujuan Sewa BMN dari Pengelola Barang dan
Keputusan Pelaksanaan Sewa BMN dari Pengguna Barang.
i. Calon Penyewa melakukan pembayaran secara tunai kepada Kuasa Pengguna Barang
dan/atau pejabat pengurus BMN yang diberikan kewenangan untuk melakukan
pemungutan Sewa, untuk kemudian disetorkan ke rekening kas umum negara melalui
bendahara penerimaan pada Satuan Kerja bersangkutan.
j. Kuasa Pengguna Barang melaksanakan Sewa BMN sesuai jangka waktu dan besaran
Sewa.
k. Perpanjangan jangka waktu Sewa diajukan oleh Kuasa Pengguna Barang kepada
Pengelola Barang paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu Sewa
melalui mekanisme sebagaimana permohonan yang pertama kali.
l. Kuasa Pengguna Barang melakukan pencatatan atas setiap bukti penyewaan berupa
tanda terima/kuitansi untuk digunakan sebagai dokumen pendukung laporan
pelaksanaan/perkembangan Sewa.
m. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan berakhirnya Sewa BMN yang dilakukan
selama jangka waktu Sewa paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya jangka waktu
Sewa, dan disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
huruf G.5.
n. Laporan berakhirnya Sewa BMN disampaikan kepada Pengelola Barang dan Pengguna
Barang dengan ditembuskan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala
Biro Umum dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain pencatatan Sewa
serta bukti setor Sewa BMN ke rekening Kas Umum Negara.
o. Dalam hal jangka waktu Sewa BMN lebih dari 1 (satu) tahun, maka Kuasa Pengguna
Barang menyampaikan laporan perkembangan Sewa BMN yang disusun menggunakan
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.4 paling lambat 1 (satu) bulan
-50-
sebelum perhitungan 1 (satu) tahun sejak diterbitkannya persetujuan Sewa oleh
Pengelola Barang.
p. Laporan perkembangan Sewa BMN disampaikan kepada Pengelola Barang dan
Pengguna Barang dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain pencatatan
Sewa serta bukti setor Sewa BMN ke rekening Kas Umum Negara.
q. Tata cara permohonan ini hanya diterapkan untuk permohonan Sewa BMN dengan
periodesitas per jam atau per hari.
3. Tata Cara Pengajuan Sewa Berdasarkan Inisiatif Kuasa Pengguna Barang Untuk
Periodesitas Per Bulan dan Per Tahun
a. Kuasa Pengguna Barang melakukan analisis potensi Sewa terhadap BMN di lingkup
Satuan Kerja bersangkutan dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) menyusun daftar BMN yang berpotensi untuk disewakan yang paling sedikit memuat
data mengenai:
a) jenis BMN;
b) deskripsi BMN, meliputi kode barang dan nomor urut pendaftaran;
c) luas BMN;
d) lokasi BMN;
e) kondisi terkini BMN;
f) nilai perolehan BMN;
g) estimasi nilai Sewa;
h) peruntukan Sewa;
i) tujuan Sewa;
2) menyiapkan dokumen antara lain:
a) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN;
b) gambar lokasi dan/atau site plan tanah dan/atau bangunan yang akan disewakan;
c) foto bangunan dan bagian bangunan yang akan disewakan;
d) gambar rancangan bangunan/jaringan yang akan dibangun dan analisis
pendukung penyewaan ruang di atas/bawah lokasi BMN, dalam hal BMN yang
akan disewakan berupa ruang di atas/bawah permukaan tanah;
e) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan; dan
-51-
f) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
b. Kuasa Pengguna Barang mempublikasikan hasil analisis potensi Sewa yang berada di
lingkup Satuan Kerja bersangkutan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.
c. Dalam hal terdapat beberapa calon penyewa yang berminat untuk menyewa BMN, calon
penyewa tersebut menyampaikan permohonan secara tertulis kepada Kuasa Pengguna
Barang.
d. Dalam hal terdapat beberapa calon penyewa yang berminat untuk menyewa BMN dan
telah menyampaikan permohonan secara tertulis, maka Kuasa Pengguna Barang
melakukan evaluasi terhadap dokumen permohonan yang disampaikan oleh calon
Penyewa.
e. Evaluasi yang dilakukan oleh Kuasa Pengguna Barang dengan mempertimbangkan
termasuk namun tidak terbatas pada besaran Sewa yang ditawarkan dengan nilai yang
lebih menguntungkan bagi negara.
f. Kuasa Pengguna Barang menetapkan calon Penyewa dan mengajukan usulan Sewa
BMN kepada Pengelola Barang sebagaimana ketentuan Tata Cara Pengajuan Sewa
Berdasarkan Permohonan Dari Calon Penyewa.

4. Tata Cara Pengajuan Permohonan Pinjam Pakai Barang Milik Negara Berupa Tanah
dan/atau Bangunan dan Selain Tanah dan/atau Bangunan Yang Memiliki Bukti
Kepemilikan
a. Kepala Biro melakukan penelitian atas permohonan Pinjam Pakai dari calon Peminjam
Pakai, paling sedikit terhadap data BMN calon objek Pinjam Pakai, dasar pertimbangan
dan tujuan Pinjam Pakai, permohonan jangka waktu Pinjam Pakai, dan identitas calon
Peminjam Pakai.
b. Jangka waktu Pinjam Pakai paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.
c. Dalam hal permohonan dapat ditindaklanjuti, Kepala Biro meminta konfirmasi dan
klarifikasi tertulis kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum
atas permohonan Pinjam Pakai tersebut.
d. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan analisis
terhadap permohonan Pinjam Pakai tersebut, antara lain dengan:
1) meneliti perencanaan Pemanfaatan BMN pada RP4 BMN Satuan Kerja terkait;
2) meminta konfirmasi dan klarifikasi kepada Kuasa Pengguna Barang yang
menatausahakan BMN tersebut;
-52-
3) melibatkan Kuasa Pengguna Barang yang menatausahakan BMN tersebut untuk
memastikan mengenai kebutuhan BMN pada Satuan Kerja lainnya di lingkungan
Kementerian Keuangan yang berada pada wilayah yang sama dengan BMN yang
menjadi calon objek Pinjam Pakai.
e. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menyampaikan hasil
analisis kepada Kepala Biro, dalam hal permohonan dapat ditindaklanjuti penyampaian
tersebut disertai dengan kelengkapan dokumen.
f. Kepala Biro melakukan penelitian terhadap hasil analisis yang disampaikan oleh
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum serta mempertimbangkan
kebutuhan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan, dalam hal diperlukan dapat
melakukan penelitian lapangan.
g. Dalam hal berdasarkan hasil penelitian Kepala Biro:
1) Permohonan tersebut dapat ditindaklanjuti, maka Pengguna Barang mengajukan
permohonan persetujuan Pinjam Pakai kepada Pengelola Barang yang disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.1, paling
sedikit memuat:
a) pertimbangan yang mendasari permohonan Pinjam Pakai
b) identitas Peminjam Pakai;
c) tujuan penggunaan;
d) rincian data objek BMN; dan
e) jangka waktu Pinjam Pakai,
dengan melampirkan dokumen antara lain:
a) Daftar Barang objek Pinjam Pakai sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
huruf A.1.a;
b) Surat permohonan Pinjam Pakai dari calon Peminjam Pakai;
c) Surat Pernyataan (Lampiran II huruf E.1) dari Pengguna Barang yang menyatakan
bahwa:
(1) BMN objek Pinjam Pakai tidak sedang digunakan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi; dan
(2) pelaksanaan Pinjam Pakai tidak akan mengganggu pelaksanaan tugas dan
fungsi Kementerian Keuangan;
d) data objek Pinjam Pakai, antara lain KIB untuk BMN yang memiliki KIB.
-53-
2) Permohonan tersebut tidak dapat ditindaklanjuti, maka Pengguna Barang
menyampaikannya kepada calon Peminjam Pakai disertai dengan alasannya.
h. Persetujuan Pinjam Pakai yang dikeluarkan oleh Pengelola Barang ditindaklanjuti dengan
penandatanganan Perjanjian Pinjam Pakai antara Pengguna Barang dan Peminjam
Pakai serta serah terima BMN dituangkan dalam BAST (Lampiran II huruf H.3).
i. Pengguna Barang bersama dengan Peminjam Pakai menyusun dan menandatangani
Perjanjian Pinjam Pakai (Lampiran II huruf I.1), paling sedikit memuat:
1) dasar perjanjian;
2) identitas para pihak yang terikat dalam perjanjian;
3) jenis, luas atau jumlah barang yang dipinjamkan;
4) jangka waktu Pinjam Pakai;
5) tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka
waktu peminjaman; dan
6) hak dan kewajiban para pihak.
j. Pengguna Barang menyampaikan laporan tindak lanjut persetujuan Pinjam Pakai paling
lambat 1 (satu) bulan setelah tanggal BAST, dan disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.1.
k. Laporan tindak lanjut disampaikan kepada Pengelola Barang dengan melampirkan
dokumen kelengkapan antara lain:
1) persetujuan Pinjam Pakai dari Pengelola Barang; dan
2) fotokopi Perjanjian Pinjam Pakai dan BAST.
l. Selama jangka waktu Pinjam Pakai, Peminjam Pakai dapat mengubah BMN, sepanjang
tidak melakukan perubahan yang mengakibatkan perubahan fungsi dan/atau penurunan
nilai BMN.
m. Perubahan BMN dimaksud dalam hal:
1) tidak disertai perubahan bentuk dan/atau konstruksi dasar BMN, maka Peminjam
Pakai melaporkan perubahan dimaksud kepada Pengguna Barang; atau
2) disertai perubahan bentuk dan/atau konstruksi dasar BMN, maka Peminjam Pakai
terlebih dahulu meminta persetujuan dari Pengguna Barang sebelum melakukan
perubahan atas BMN. Apabila perubahan dimaksud dilakukan terhadap BMN berupa
tanah dan/atau bangunan maka Pengguna Barang melaporkan perubahan tersebut
kepada Pengelola Barang.
-54-
n. Perpanjangan jangka waktu Pinjam Pakai diajukan oleh Peminjam Pakai kepada
Pengguna Barang paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu Pinjam
Pakai.
o. Pelaksanaan penelitian dan tindak lanjut atas permohonan perpanjangan Pinjam Pakai
tersebut dilakukan sebagaimana penelitian dan tindak lanjut untuk permohonan yang
pertama kali.
p. Dalam hal permohonan perpanjangan Pinjam Pakai tersebut tidak dapat disetujui,
Pengguna Barang menyampaikan hal tersebut kepada Peminjam Pakai disertai dengan
alasannya.
q. Dalam hal permohonan perpanjangan Pinjam Pakai tersebut dapat dipertimbangkan
untuk dipenuhi, Pengguna Barang mengajukan permohonan persetujuan perpanjangan
Pinjam Pakai kepada Pengelola Barang paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya
jangka waktu Pinjam Pakai.
r. Peminjam Pakai wajib mengembalikan BMN yang dipinjam pakai kepada Pengguna
Barang setelah jangka waktu Pinjam Pakai berakhir dan dituangkan dalam BAST
pengembalian BMN (Lampiran II huruf H.4).
s. BAST pengembalian BMN hanya dapat ditandatangani setelah terpenuhinya segala hak,
kewajiban, dan tanggung jawab sebagaimana tertuang dalam perjanjian.
t. Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Pinjam Pakai kepada Pengelola
Barang paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal BAST pengembalian BMN dan disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2 dengan
melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi BAST pengembalian BMN.

5. Tata Cara Pengajuan Permohonan Bangun Guna Serah/Bangun Serah Guna


(BGS/BSG)
a. Pengajuan permohonan BGS/BSG kepada Pengelola Barang dapat dilakukan berdasarkan
inisiatif Pengguna Barang atau permohonan dari Pihak Lain.
b. Dalam hal berdasarkan inisiatif dari Pengguna Barang, maka:
1) Kepala Biro membentuk Tim Internal BGS/BSG yang memiliki tugas melakukan analisis
terhadap inisiatif BGS/BSG BMN di lingkungan Kementerian Keuangan.
2) Tim Internal BGS/BSG dapat melibatkan unsur Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum dan/atau unsur Kuasa Pengguna Barang yang
menatausahakan BMN calon objek BGS/BSG.
3) Tim melakukan analisis paling sedikit terhadap:
-55-
a) perencanaan Pemanfaatan BMN pada RP4 BMN Satuan Kerja terkait;
b) kebutuhan bangunan dan fasilitas bagi penyelenggaraan pemerintahan negara untuk
kepentingan pelayanan umum dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi; dan
c) ketersediaan dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk
penyediaan bangunan dan fasilitas tersebut.
4) Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Tim Internal BGS/BSG, apabila inisiatif
dapat ditindaklanjuti maka Pengguna Barang mengajukan permohonan BGS/BSG
kepada Pengelola Barang.
c. Dalam hal berdasarkan permohonan Pihak Lain, maka:
1) Kepala Biro melakukan penelitian terhadap permohonan Pihak Lain tersebut dengan ikut
melibatkan Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum serta Kuasa
Pengguna Barang yang menatausahakan BMN yang menjadi calon objek BGS/BSG
paling sedikit terhadap:
a) kebutuhan bangunan dan fasilitas bagi penyelenggaraan pemerintahan negara untuk
kepentingan pelayanan umum dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi; dan
b) ketersediaan dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk
penyediaan bangunan dan fasilitas tersebut.
2) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kepala Biro, dalam hal permohonan
Pihak Lain dapat ditindaklanjuti maka Pengguna Barang mengajukan permohonan
BGS/BSG kepada Pengelola Barang.
d. Permohonan persetujuan BGS/BSG diajukan oleh Pengguna Barang kepada Pengelola
Barang dengan susunan sebagai berikut:
1) usulan persetujuan BGS/BSG yang disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.1, paling sedikit memuat:
a) latar belakang permohonan;
b) rencana peruntukan;
c) jangka waktu;
d) usulan besaran kontribusi tahunan; dan
e) usulan persentase hasil BGS/BSG yang digunakan langsung untuk tugas dan fungsi
pemerintah.
2) daftar barang objek BGS/BSG sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.1.a;
3) dokumen kelengkapan, antara lain:
-56-
a) data pemohon BGS/BSG, untuk permohonan yang diajukan oleh Pihak Lain;
b) proposal BGS/BSG;
c) Surat Pernyataan (Lampiran II huruf E.1) dari Pengguna Barang yang memuat
bahwa:
(1) BMN yang akan dilakukan BGS/BSG tidak sedang digunakan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi; dan
(2) Pelaksanaan BGS/BSG BMN tidak akan mengganggu pelaksanaan tugas dan
fungsi;
d) informasi lainnya berkaitan dengan permohonan BGS/BSG, antara lain informasi
mengenai Rencana Umum Tata Ruang Wilayah dan Penataan Kota; dan
e) fotokopi dokumen/bukti kepemilikan atau dokumen lain yang disetarakan dengan
bukti kepemilikan.
e. Persetujuan permohonan BGS/BSG diterbitkan oleh Pengelola Barang dan pelaksanaan
BGS/BSG dilakukan oleh Pengguna Barang.
f. Jangka waktu pelaksanaan BGS/BSG paling lama 30 (tiga puluh) tahun sejak perjanjian
ditandatangani.
g. Pemilihan mitra BGS/BSG dilaksanakan melalui tender.
h. Selama jangka waktu pelaksanaan, mitra BGS/BSG yang sudah ditetapkan:
1) wajib membayar kontribusi ke rekening Kas Umum Negara setiap tahun selama jangka
waktu pengoperasian, yang besarannya ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan tim
yang dibentuk oleh pejabat yang berwenang;
2) wajib memelihara objek BGS/BSG;
3) dilarang menjaminkan menggadaikan atau memindahtangankan:
a) Tanah yang menjadi objek BGS/BSG;
b) Bangunan beserta fasilitas yang berasal dari pelaksanaan BGS yang digunakan
langsung untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi Pemerintah Pusat;
c) hasil BSG.
i. Dalam jangka waktu pelaksanaan BGS/BSG, bangunan beserta fasilitas yang berasal dari
pelaksanaan BGS atau hasil BSG harus digunakan langsung untuk penyelenggaraan tugas
dan fungsi pemerintah pusat paling sedikit 10% (sepuluh persen).
j. BGS/BSG dilaksanakan berdasarkan perjanjian, paling sedikit memuat:
-57-
1) Para pihak yang terikat dalam perjanjian;
2) Objek BGS/BSG;
3) Jangka waktu pelaksanaan BGS/BSG;
4) Jangka waktu pengoperasian hasil BGS/BSG; dan
5) Hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian.
k. Izin mendirikan bangunan dalam rangka BGS/BSG harus diatasnamakan Pemerintah
Republik Indonesia c.q. Kementerian Keuangan, serta seluruh biaya persiapan BGS/BSG
yang terjadi setelah ditetapkannya mitra BGS/BSG dan biaya pelaksanaan BGS/BSG
menjadi beban mitra yang bersangkutan.
l. Mitra BGS harus menyerahkan objek BGS beserta hasil BGS kepada Pengguna Barang
pada akhir jangka waktu pelaksanaan setelah dilakukan audit oleh Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP), dan penyerahan dimaksud tidak menghapus kewajiban dan
tanggung jawab mitra BGS untuk menindaklanjuti hasil audit yang telah dilakukan oleh APIP.
m. Mitra BSG harus menyerahkan objek BSG kepada Pengelola Barang untuk ditetapkan
sebagai BMN setelah pembangunan selesai dilaksanakan. BMN dimaksud dapat
didayagunakan oleh mitra BSG sesuai perjanjian BSG dan terlebih dahulu dilakukan audit
oleh APIP setelah jangka waktu pendayagunaan berakhir sebelum penggunaannya
ditetapkan oleh Pengelola Barang.
n. Penetapan Status Penggunaan BMN sebagai hasil dari pelaksanaan BGS/BSG
dilaksanakan oleh Pengelola Barang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
o. Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan BGS/BSG setelah berakhirnya
masa pelaksanaan BGS/BSG kepada Pengelola Barang dengan melampirkan kelengkapan
dokumen sesuai yang dipersyaratkan pada ketentuan peraturan yang berlaku.

C. PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA


1. Tata Cara Pengajuan Usulan Penjualan Barang Milik Negara Berupa Tanah dan/atau
Bangunan, Selain Tanah dan/atau Bangunan Yang Memiliki Bukti Kepemilikan, dan
Selain Tanah dan/atau Bangunan Yang Tidak Memiliki Bukti Kepemilikan Dengan Nilai
Perolehan Di Atas Rp100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah)
a. Kuasa Pengguna Barang membentuk Tim Internal Penjualan BMN (Lampiran II huruf D.3)
dengan keanggotaan paling sedikit terdiri atas:
-58-
1) wakil dari unsur Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang, serta dapat
melibatkan Unit Kerja yang membidangi hukum bila diperlukan, untuk BMN berupa
Tanah dan/atau Bangunan;
2) wakil dari unsur Kuasa Pengguna Barang serta dapat melibatkan Pengguna Barang
dan/atau Sekretariat Unit Eselon I/Sekretariat LNSW/Biro Umum, untuk BMN berupa
selain Tanah dan/atau Bangunan.

b. Tim Internal Penjualan BMN memiliki tugas, antara lain:


1) melakukan penelitian terhadap BMN yang akan dijual, meliputi penelitian data secara
administratif, kondisi fisik, dan aspek yuridis;
2) menyiapkan kelengkapan dokumen pendukung usulan Penjualan;
3) melakukan penaksiran nilai limit Penjualan, dan dalam melakukan penaksiran dapat
melibatkan Penilai;
4) membantu pelaksanaan Penjualan secara Lelang melalui instansi pemerintah yang
lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pelayanan lelang; dan
5) menyusun laporan pelaksanaan Pemindahtanganan BMN yang merupakan satu
kesatuan dengan laporan Penghapusan BMN.
c. Dalam hal diperlukan, Kuasa Pengguna Barang dapat mengajukan permohonan
Penilaian kepada Pengelola Barang untuk menentukan nilai limit Penjualan BMN.
d. Hasil penelitian Tim Internal Penjualan BMN dituangkan dalam Berita Acara Hasil
Penelitian (Lampiran II huruf H.1) dan dilaporkan kepada Kuasa Pengguna Barang.
e. Dalam hal hasil penelitian Tim Internal Penjualan BMN dapat ditindaklanjuti, maka Kuasa
Pengguna Barang mengajukan usulan Penjualan BMN kepada Pengguna Barang secara
berjenjang melalui Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, dengan
susunan sebagai berikut:
1) usulan Penjualan BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf A.2, dengan disertai pertimbangan/alasan dilakukannya
Penjualan BMN termasuk dari aspek yuridis;
2) daftar barang objek Penjualan BMN, sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf
A.2.a;
3) dokumen pendukung, antara lain:
a) fotokopi keputusan pembentukan Tim Internal Penjualan BMN;
b) asli Berita Acara Hasil Penelitian Tim Internal Penjualan BMN;
-59-
c) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN;
d) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Pemindahtanganan
BMN;
e) fotokopi Surat Keterangan Penghentian Penggunaan BMN (Lampiran II huruf F.5);
f) printout Daftar BMN Yang Dihentikan Penggunaannya;
g) asli Surat Pernyataan kebenaran materiil objek yang diusulkan yang
ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja bersangkutan, untuk barang berupa
Tanah dan/atau Bangunan (Lampiran II huruf E.1);
h) asli Surat Pernyataan kebenaran formil dan materiil objek dan besaran nilai yang
diusulkan yang ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja bersangkutan, untuk
barang berupa selain Tanah dan/atau Bangunan (Lampiran II huruf E.1);
i) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
j) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan; dan
k) fotokopi dokumen/bukti kepemilikan atau BAST perolehan barang dan/atau
dokumen lain yang disetarakan dengan dokumen/bukti kepemilikan dan/atau
BAST perolehan barang;
l) dalam hal tidak terdapat dokumen/bukti kepemilikan atau BAST perolehan barang
dan/atau dokumen lainnya, dapat diganti dengan asli Surat Pernyataan
bermeterai cukup dari Kepala Satuan Kerja bersangkutan yang menyatakan
bahwa BMN yang diusulkan untuk dijual merupakan BMN pada Satuan Kerja
bersangkutan (Lampiran II huruf E.1);
m) foto terkini BMN.
f. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan penelitian
terhadap usulan Penjualan BMN yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang, dalam
melakukan penelitian dapat meminta keterangan/penjelasan dari Kuasa Pengguna
Barang bila diperlukan.
g. Dalam hal berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditindaklanjuti, Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum mengajukan usulan Penjualan BMN
kepada Pengguna Barang disertai dengan kelengkapan dokumen pendukung dan
fotokopi usulan Penjualan BMN dari Kuasa Pengguna Barang.
h. Kepala Biro melakukan penelitian atas usulan yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, dalam melakukan penelitiannya Kepala
-60-
Biro dapat meminta keterangan/penjelasan dari Kuasa Pengguna Barang dan/atau dapat
melakukan penelitian lapangan bila diperlukan.
i. Dalam hal usulan tersebut dapat ditindaklanjuti, Pengguna Barang menyampaikan usulan
persetujuan Penjualan BMN kepada Pengelola Barang yang disusun menggunakan
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.1 dengan melampirkan data
administratif dan kelengkapan dokumen pendukung.
j. Pengelola Barang menerbitkan persetujuan Penjualan BMN dan ditindaklanjuti oleh
Pengguna Barang dengan menyampaikan persetujuan dimaksud berikut perintah
pelaksanaan Penjualan BMN kepada Kuasa Pengguna Barang.
k. Kuasa Pengguna Barang mengajukan Penjualan BMN dengan cara Lelang kepada
instansi pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pelayanan lelang
sebelum jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal persetujuan Penjualan BMN dari
Pengelola Barang.
l. Dalam hal BMN tidak laku terjual pada lelang pertama, dilakukan pengajuan lelang ulang
sebanyak 1 (satu) kali.
m. Apabila pengajuan lelang ulang dilakukan lebih dari 6 (enam) bulan sejak tanggal
persetujuan Penjualan dari Pengelola Barang, terlebih dahulu dilakukan pengajuan
Penilaian ulang.
n. Pengajuan Penilaian ulang oleh Kuasa Pengguna Barang dilakukan sebagaimana
pengajuan pertama kali, dilengkapi dengan alasan dilakukannya pengajuan Penilaian
ulang, surat persetujuan sebelumnya, dan dokumen pendukung terkini.
o. Dalam hal BMN sudah laku terjual dengan cara Lelang, Kuasa Pengguna Barang
melakukan serah terima BMN kepada Pihak Pemenang Lelang yang dituangkan dalam
BAST setelah Pihak Pemenang Lelang melakukan pelunasan.
p. Kuasa Pengguna Barang mengajukan usulan penetapan Keputusan Penghapusan BMN
kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum paling lambat
5 (lima) hari kerja setelah tanggal BAST, dengan melampirkan:
1) fotokopi BAST antara Kuasa Pengguna Barang dan Pihak Pemenang Lelang;
2) fotokopi salinan Risalah Lelang;
3) asli Surat Pernyataan yang memuat pernyataan bahwa Penjualan telah dilaksanakan
secara Lelang dan Risalah Lelang sedang dalam proses pembuatan salinan, dalam
hal Pihak Pemenang Lelang telah melunasi harga Lelang dan Risalah Lelang belum
diperoleh dalam batas waktu pengajuan penetapan Keputusan Penghapusan BMN
(Lampiran II huruf E.1);
4) fotokopi bukti setor ke Rekening Kas Umum Negara.
-61-
q. Berdasarkan usulan penetapan Keputusan Penghapusan BMN yang disampaikan oleh
Kuasa Pengguna Barang, Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum
menetapkan Keputusan Penghapusan BMN paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal
BAST, disusun dengan menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
huruf D.4.
r. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menyampaikan salinan
Keputusan Penghapusan BMN kepada Kuasa Pengguna Barang paling lambat 5 (lima)
hari kerja sejak tanggal Keputusan Penghapusan BMN.
s. Berdasarkan Keputusan Penghapusan BMN yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, Kuasa Pengguna Barang menghapuskan
BMN dari Daftar Barang Kuasa Pengguna paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak
Keputusan Penghapusan BMN.
t. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Pemindahtanganan BMN
yang merupakan satu kesatuan dengan laporan Penghapusan BMN paling lambat
1 (satu) bulan setelah Keputusan Penghapusan BMN ditetapkan, dan disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2.
u. Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Pengelola Barang dan Pengguna Barang
serta ditembuskan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum,
dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain:
1) fotokopi BAST antara Kuasa Pengguna Barang dan Pihak Pemenang Lelang;
2) fotokopi salinan Risalah Lelang;
3) asli Surat Pernyataan yang memuat pernyataan bahwa Penjualan telah dilaksanakan
secara Lelang dan Risalah Lelang sedang dalam proses pembuatan salinan, dalam
hal Pihak Pemenang Lelang telah melunasi harga Lelang dan Risalah Lelang belum
diperoleh dalam batas waktu penyusunan pelaksanaan Penjualan (Lampiran II huruf
E.1);
4) fotokopi Keputusan Penghapusan BMN;
5) fotokopi bukti setor ke Rekening Kas Umum Negara;
6) printout Register Transaksi Harian Penghapusan.
v. Perubahan Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna sebagai
akibat dari Penghapusan, dicantumkan dalam Laporan Semesteran dan Laporan
Tahunan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang Kementerian Keuangan.
-62-
2. Tata Cara Pengajuan Usulan Penjualan Barang Milik Negara Berupa Selain Tanah
Dan/Atau Bangunan Yang Tidak Memiliki Bukti Kepemilikan Dengan Nilai Perolehan
Sampai Dengan Rp100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah) Per Unit/Satuan
a. Kuasa Pengguna Barang membentuk Tim Internal Penjualan BMN (Lampiran II huruf D.3)
dengan keanggotaan paling sedikit terdiri atas wakil dari unsur Kuasa Pengguna Barang
serta dapat melibatkan Sekretariat Unit Eselon I/Sekretariat LNSW/Biro Umum bila
diperlukan.
b. Tim Internal Penjualan BMN memiliki tugas, antara lain:
1) melakukan penelitian terhadap BMN yang akan dijual, meliputi penelitian data secara
administratif, kondisi fisik, dan aspek yuridis;
2) menyiapkan kelengkapan dokumen pendukung usulan Penjualan;
3) melakukan penaksiran nilai limit Penjualan, dan dalam melakukan penaksiran dapat
melibatkan Penilai;
4) membantu pelaksanaan Penjualan secara Lelang melalui instansi pemerintah yang
lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pelayanan lelang; dan
5) menyusun laporan pelaksanaan Pemindahtanganan BMN yang merupakan satu
kesatuan dengan laporan Penghapusan BMN.
c. Dalam hal diperlukan, Kuasa Pengguna Barang dapat mengajukan permohonan
Penilaian kepada Pengelola Barang untuk menentukan nilai limit Penjualan BMN.
d. Hasil penelitian Tim Internal Penjualan BMN dituangkan dalam Berita Acara Hasil
Penelitian (Lampiran II huruf H.1) dan dilaporkan kepada Kuasa Pengguna Barang.
e. Dalam hal hasil penelitian Tim Internal Penjualan BMN dapat ditindaklanjuti, maka Kuasa
Pengguna Barang mengajukan usulan Penjualan BMN kepada Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, dengan susunan sebagai berikut:
1) usulan Penjualan BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf A.2, dengan disertai pertimbangan/alasan dilakukannya
Penjualan BMN termasuk dari aspek yuridis;
2) daftar barang objek Penjualan BMN sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf
A.2.a;
3) dokumen pendukung, antara lain:
a) fotokopi keputusan pembentukan Tim Internal Penjualan BMN;
b) asli Berita Acara Hasil Penelitian Tim Internal Penjualan BMN;
c) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN;
-63-
d) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Pemindahtanganan
BMN;
e) fotokopi Surat Keterangan Penghentian Penggunaan BMN (Lampiran II huruf F.5);
f) printout Daftar BMN Yang Dihentikan Penggunaannya;
g) fotokopi Berita Acara Serah Terima (BAST) perolehan barang dan/atau dokumen
lainnya terkait perolehan barang;
h) dalam hal tidak terdapat BAST perolehan barang dan/atau dokumen lainnya
terkait perolehan barang, dapat diganti dengan Surat Pernyataan bermeterai
cukup dari Kepala Satuan Kerja bersangkutan yang menyatakan bahwa BMN
yang diusulkan untuk dijual merupakan BMN pada Satuan Kerja bersangkutan
(Lampiran II huruf E.1);
i) asli Surat Pernyataan kebenaran formil dan materiil objek dan besaran nilai yang
diusulkan yang ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja bersangkutan (Lampiran
II huruf E.1);
j) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan; dan
k) foto terkini BMN.
f. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan penelitian
terhadap usulan Penjualan BMN yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang, dalam
melakukan penelitian dapat meminta keterangan/penjelasan dari Kuasa Pengguna
Barang, dapat melibatkan Pengguna Barang dan/atau dapat melakukan penelitian
lapangan bila diperlukan.
g. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian perencanaan Pemindahtanganan BMN antara
permohonan penjualan BMN dengan perencanaan Pemindahtanganan BMN di RP4
BMN, Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum mengajukan revisi
penetapan RP4 disertai alasan dan data dukung kepada Pengguna Barang dengan tetap
melanjutkan proses permohonan penjualan BMN.
h. Persetujuan Penjualan BMN diterbitkan oleh Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum disusun dengan menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf B.5 dan ditindaklanjuti oleh Kuasa Pengguna Barang melalui
pengajuan usulan Penjualan BMN.
i. Kuasa Pengguna Barang mengajukan Penjualan BMN dengan cara Lelang kepada
instansi pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pelayanan lelang
paling lambat 6 (enam) bulan sejak tanggal persetujuan Penjualan BMN dari Sekretaris
Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum.
-64-
j. Dalam hal BMN tidak laku terjual pada lelang pertama, dilakukan pengajuan lelang ulang
sebanyak 1 (satu) kali.
k. Apabila pengajuan lelang ulang dilakukan lebih dari 6 (enam) bulan sejak tanggal
persetujuan Penjualan dari Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum,
terlebih dahulu dilakukan pengajuan kembali usulan Penjualan BMN.
l. Pengajuan Penilaian ulang oleh Kuasa Pengguna Barang dilakukan sebagaimana
pengajuan pertama kali, dilengkapi dengan alasan dilakukannya pengajuan Penilaian
ulang, surat persetujuan sebelumnya, dan dokumen pendukung terkini.
m. Dalam hal BMN sudah laku terjual dengan cara Lelang, Kuasa Pengguna Barang
melakukan serah terima BMN kepada Pihak Pemenang Lelang yang dituangkan dalam
BAST (Lampiran II huruf H.3) setelah Pihak Pemenang Lelang melakukan pelunasan.
n. Kuasa Pengguna Barang mengajukan usulan penetapan Keputusan Penghapusan BMN
kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum paling lambat
5 (lima) hari kerja setelah tanggal BAST, dengan melampirkan:
1) fotokopi BAST antara Kuasa Pengguna Barang dan Pihak Pemenang Lelang;
2) fotokopi salinan Risalah Lelang;
3) asli Surat Pernyataan yang memuat pernyataan bahwa Penjualan telah dilaksanakan
secara Lelang dan Risalah Lelang sedang dalam proses pembuatan salinan, dalam
hal Pihak Pemenang Lelang telah melunasi harga Lelang dan Risalah Lelang belum
diperoleh dalam batas waktu pengajuan penetapan Keputusan Penghapusan BMN
(Lampiran II huruf E.1); dan
4) fotokopi bukti setor ke Rekening Kas Umum Negara.
o. Berdasarkan usulan penetapan Keputusan Penghapusan BMN yang disampaikan oleh
Kuasa Pengguna Barang, Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum
menetapkan Keputusan Penghapusan BMN paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal
BAST, disusun dengan menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
huruf D.4.
p. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menyampaikan salinan
Keputusan Penghapusan BMN kepada Kuasa Pengguna Barang paling lambat 5 (lima)
hari sejak tanggal Keputusan Penghapusan BMN.
q. Berdasarkan Keputusan Penghapusan BMN yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, Kuasa Pengguna Barang menghapuskan
BMN dari Daftar Barang Kuasa Pengguna paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak
Keputusan Penghapusan BMN ditandatangani.
-65-
r. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Pemindahtanganan BMN
yang merupakan satu kesatuan dengan laporan Penghapusan BMN paling lambat
1 (satu) bulan setelah Keputusan Penghapusan BMN ditetapkan, dan disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2.
s. Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Pengelola Barang dan Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum serta ditembuskan kepada Pengguna Barang,
dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain:
1) fotokopi BAST antara Kuasa Pengguna Barang dan Pihak Pemenang Lelang;
2) fotokopi salinan Risalah Lelang;
3) asli Surat Pernyataan yang memuat pernyataan bahwa Penjualan telah dilaksanakan
secara Lelang dan Risalah Lelang sedang dalam proses pembuatan salinan, dalam
hal Pihak Pemenang Lelang telah melunasi harga Lelang dan Risalah Lelang belum
diperoleh dalam batas waktu penyusunan pelaksanaan Penjualan (Lampiran II huruf
E.1);
4) fotokopi Keputusan Penghapusan BMN;
5) fotokopi bukti setor ke Rekening Kas Umum Negara; dan
6) printout Register Transaksi Harian Penghapusan.
t. Perubahan Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna sebagai
akibat dari Penghapusan, dicantumkan dalam Laporan Semesteran dan Laporan
Tahunan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang Kementerian Keuangan.

3. Tata Cara Pengajuan Usulan Penjualan Bongkaran BMN Karena Perbaikan (Renovasi,
Rehabilitasi, atau Restorasi)
a. Kuasa Pengguna Barang membentuk Tim Internal Penjualan Bongkaran BMN (Lampiran
II huruf D.3) dengan keanggotaan paling sedikit terdiri atas wakil dari unsur Kuasa
Pengguna Barang dan dapat melibatkan Penilai.
b. Tim Internal Penjualan Bongkaran BMN memiliki tugas, antara lain:
1) melakukan penelitian terhadap Bongkaran BMN karena perbaikan (renovasi,
rehabilitasi, atau restorasi) antara lain penelitian data administratif, kondisi fisik, dan
aspek yuridis;
2) menyiapkan kelengkapan dokumen pendukung usulan Penjualan Bongkaran BMN;
3) melakukan penaksiran nilai limit Penjualan, dalam melakukan penaksiran dapat
melibatkan Penilai;
-66-
4) membantu pelaksanaan Penjualan secara Lelang melalui instansi pemerintah yang
lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pelayanan lelang; dan
5) menyusun laporan pelaksanaan Penjualan Bongkaran BMN.
c. Hasil penelitian Tim Internal Penjualan Bongkaran BMN dituangkan dalam Berita Acara
Hasil Penelitian (Lampiran II huruf H.1) dan dilaporkan kepada Kuasa Pengguna Barang.
d. Dalam hal hasil penelitian Tim Internal Penjualan Bongkaran BMN dapat ditindaklanjuti,
maka Kuasa Pengguna Barang mengajukan usulan Penjualan Bongkaran BMN kepada
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, dengan susunan sebagai
berikut:
1) usulan Penjualan Bongkaran BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.2, dengan disertai pertimbangan/alasan
dilakukannya Penjualan Bongkaran BMN termasuk dari aspek yuridis;
2) daftar Bongkaran BMN yang menjadi objek Penjualan Bongkaran BMN sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.2.b;
3) dokumen pendukung, antara lain:
a) fotokopi keputusan pembentukan Tim Internal Penjualan Bongkaran BMN;
b) Berita Acara Hasil Penelitian Tim Internal Penjualan Bongkaran BMN;
c) asli Surat Pernyataan kebenaran formil maupun materiil yang ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan (Lampiran II huruf E.1);
d) fotokopi dokumen penganggaran pelaksanaan kegiatan perbaikan BMN; dan
e) foto terkini Bongkaran BMN.
e. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan penelitian
terhadap usulan Penjualan Bongkaran BMN yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna
Barang termasuk meminta keterangan/penjelasan, dalam hal diperlukan dapat
melakukan penelitian lapangan dan/atau melakukan Penilaian kembali atas Penjualan
Bongkaran BMN yang diajukan.
f. Persetujuan Penjualan Bongkaran BMN yang diterbitkan oleh Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dan disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf B.5, ditindaklanjuti oleh Kuasa Pengguna Barang
dengan mengajukan usulan Penjualan Bongkaran BMN dengan cara Lelang kepada
instansi pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pelayanan
lelang.
g. Kuasa Pengguna Barang mengajukan Penjualan Bongkaran BMN dengan cara Lelang
kepada instansi pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi
-67-
pelayanan lelang sebelum jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal persetujuan
Penjualan Bongkaran BMN dari Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum.
h. Dalam hal BMN tidak laku terjual pada lelang pertama, dapat dilakukan pengajuan lelang
ulang sebanyak 1 (satu) kali.
i. Apabila pengajuan lelang ulang dilakukan lebih dari 6 (enam) bulan sejak tanggal
persetujuan Penjualan dari Pengelola Barang, terlebih dahulu dilakukan pengajuan
Penilaian ulang.
j. Pengajuan Penilaian ulang oleh Kuasa Pengguna Barang dilakukan sebagaimana
pengajuan pertama kali, dilengkapi dengan alasan dilakukannya pengajuan Penilaian
ulang, surat persetujuan sebelumnya, dan dokumen pendukung terkini.
k. Dalam hal Bongkaran BMN sudah laku terjual dengan cara Lelang, Kuasa Pengguna
Barang melakukan serah terima Bongkaran BMN kepada Pihak Pemenang Lelang yang
dituangkan dalam BAST (Lampiran II huruf H.3) setelah Pihak Pemenang Lelang
melakukan pelunasan.
l. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Penjualan Bongkaran
BMN paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal BAST, dan disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2.
m. Laporan pelaksanaan disampaikan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum dan ditembuskan kepada Pengguna Barang, dengan
melampirkan dokumen kelengkapan antara lain:
1) BAST antara Kuasa Pengguna Barang dan Pihak Pemenang Lelang;
2) fotokopi salinan Risalah Lelang;
3) Surat Pernyataan yang memuat pernyataan bahwa Penjualan telah dilaksanakan
secara Lelang dan Risalah Lelang sedang dalam proses pembuatan salinan, dalam
hal Pihak Pemenang Lelang telah melunasi harga Lelang dan Risalah Lelang belum
diperoleh dalam batas waktu penyusunan pelaksanaan Penjualan (Lampiran II huruf
E.1);
4) fotokopi bukti setor ke Rekening Kas Umum Negara;
n. Dalam hal berdasarkan penelitian Tim Internal Penjualan Bongkaran BMN diketahui
bahwa Bongkaran BMN tidak memiliki nilai jual, Kuasa Pengguna Barang menyampaikan
laporan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dilengkapi:
1) Keterangan upaya tindak lanjut yang telah dilakukan oleh Kuasa Pengguna Barang
atas Bongkaran BMN; dan
-68-
2) Surat Pernyataan yang ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Barang bahwa
pekerjaan perbaikan BMN tidak menghasilkan bongkaran yang memiliki nilai jual
(Lampiran II huruf E.1).
u. Dalam hal Bongkaran BMN tidak memiliki nilai jual dan/atau setelah dilakukan Penjualan
secara Lelang tidak laku terjual, Kuasa Pengguna Barang dapat mengusulkan
Pemindahtanganan BMN dengan bentuk lainnya atau Pemusnahan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

4. Tata Cara Pengajuan Usulan Hibah Barang Milik Negara Berupa Tanah dan/atau
Bangunan dan Selain Tanah dan/atau Bangunan Yang Memiliki Bukti Kepemilikan
a. Kepala Biro melakukan penelitian atas permohonan Hibah BMN dari Pemerintah
Daerah/Pihak Lain, paling sedikit terhadap data BMN yang diusulkan menjadi objek Hibah
serta alasan dan dasar pertimbangan permohonan.
b. Dalam hal permohonan dapat ditindaklanjuti, Kepala Biro meminta konfirmasi dan
klarifikasi tertulis kepada Kuasa Pengguna Barang melalui Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum atas permohonan Hibah tersebut.
c. Kuasa Pengguna Barang membentuk Tim Persiapan Hibah (Lampiran II huruf D.3)
dengan keanggotaan paling sedikit terdiri atas:
1) wakil dari unsur Pengguna Barang, Sekretariat Unit Eselon I/Sekretariat LNSW/Biro
Umum dan Kuasa Pengguna Barang, serta dapat melibatkan Unit Kerja yang
membidangi hukum bila diperlukan, untuk BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan;
2) wakil dari unsur Kuasa Pengguna Barang dan Sekretariat Unit Eselon I/Sekretariat
LNSW/Biro Umum, serta dapat melibatkan Pengguna Barang dan/atau Unit Kerja
yang membidangi hukum bila diperlukan, untuk BMN berupa selain Tanah dan/atau
Bangunan.
d. Tim Persiapan Hibah memiliki tugas, antara lain:
1) menyiapkan dan melakukan penelitian data administratif, meliputi jenis BMN, NUP,
tahun perolehan, lokasi, luas, bukti kepemilikan dan nilai perolehan, untuk BMN
berupa Tanah dan/atau Bangunan;
2) menyiapkan dan melakukan penelitian data administratif, meliputi jenis BMN, NUP,
tahun perolehan, bukti kepemilikan dan nilai perolehan, untuk BMN berupa selain
Tanah dan/atau Bangunan;
3) melakukan penelitian fisik untuk mencocokkan dengan data administratif;
4) menyusun kajian/alasan perlu dilakukannya Hibah;
-69-
5) menyiapkan kelengkapan dokumen pendukung usulan Hibah; dan
6) menyusun laporan Pemindahtanganan BMN yang merupakan satu kesatuan dengan
laporan Penghapusan BMN.
e. Hasil penelitian Tim Persiapan Hibah dituangkan dalam Berita Acara Hasil Penelitian
(Lampiran II huruf H.1) dan dilaporkan kepada Kuasa Pengguna Barang.
f. Dalam hal hasil penelitian Tim Persiapan Hibah dapat ditindaklanjuti, maka Kuasa
Pengguna Barang mengajukan usulan Hibah kepada Pengguna Barang secara
berjenjang melalui Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, dengan
susunan sebagai berikut:
1) usulan Hibah BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf A.2, dengan disertai pertimbangan/alasan dilakukannya
Hibah BMN;
2) daftar barang yang menjadi objek permohonan Hibah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf A.2;
3) dokumen pendukung, antara lain:
a) data Pemohon Hibah;
b) fotokopi keputusan pembentukan Tim Persiapan Hibah;
c) asli Berita Acara Hasil Penelitian Tim Persiapan Hibah;
d) hasil kajian Hibah BMN;
e) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN;
f) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Pemindahtanganan
BMN;
g) fotokopi dokumen/bukti kepemilikan atau dokumen lain yang disetarakan dengan
bukti kepemilikan;
h) dalam hal tidak terdapat dokumen kepemilikan dan/atau dokumen lainnya, dapat
diganti dengan asli Surat Pernyataan bermeterai cukup dari Kepala Satuan Kerja
bersangkutan yang menyatakan bahwa BMN yang diusulkan untuk dihibahkan
merupakan BMN pada Satuan Kerja bersangkutan (Lampiran II huruf E.1);
i) asli Surat Pernyataan bahwa Hibah BMN tidak mengganggu penyelenggaraan
tugas dan fungsi Kementerian Keuangan yang ditandatangani oleh Kuasa
Pengguna Barang (Lampiran II huruf E.1);
j) asli Surat Pernyataan kebenaran materiil, yang ditandatangani oleh Kepala
Satuan Kerja bersangkutan (Lampiran II huruf E.1);
-70-
k) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
l) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan; dan
m) foto terkini BMN.
g. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan analisis
terhadap usulan Hibah yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang, termasuk
meminta keterangan/penjelasan bila diperlukan.
h. Dalam hal berdasarkan analisis tersebut dapat ditindaklanjuti, Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum mengajukan usulan Hibah kepada Pengguna
Barang disertai dengan kelengkapan dokumen pendukung dan fotokopi usulan Hibah dari
Kuasa Pengguna Barang.
i. Kepala Biro melakukan penelitian atas usulan Hibah yang disampaikan oleh Sekretaris
Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, meliputi penelitian administrasi,
kondisi fisik, aspek yuridis, dan kelayakan usulan.
j. Dalam hal usulan Hibah tersebut dapat ditindaklanjuti, maka Pengguna Barang meminta
Pemohon Hibah untuk menyampaikan Surat Pernyataan Kesediaan Menerima Hibah
BMN yang ditandatangani di atas kertas bermeterai cukup oleh:
1) Gubernur/Bupati/Walikota atau pejabat Pemerintah Daerah yang diberi kuasa oleh
Gubernur/Bupati/Walikota, untuk pemohon Hibah yang merupakan Pemerintah
Daerah;
2) pimpinan yayasan/lembaga/pihak lain, untuk pemohon Hibah yang merupakan Pihak
Lain.
k. Pengguna Barang mengajukan usulan permohonan persetujuan Hibah kepada Pengelola
Barang yang disusun dengan menggunakan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf A.1 dengan melampirkan kelengkapan dokumen pendukung.
l. Persetujuan Hibah yang diterbitkan oleh Pengelola Barang ditindaklanjuti dengan
penandatanganan Naskah Hibah antara Pengguna Barang dan Penerima Hibah
(sebelumnya merupakan Pemohon Hibah) paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal
persetujuan Hibah dan diikuti dengan serah terima barang yang dituangkan dalam BAST
(Lampiran II huruf H.3).
m. Pengguna Barang bersama dengan Penerima Hibah menyusun Naskah Hibah (Lampiran
II huruf I.1), paling sedikit memuat:
1) identitas para pihak;
-71-
2) jenis dan nilai barang yang menjadi objek Hibah BMN;
3) tujuan dan peruntukan Hibah BMN;
4) hak dan kewajiban para pihak;
5) klausul beralihnya tanggung jawab dan kewajiban kepada Pihak Penerima Hibah
BMN;
6) penyelesaian perselisihan.
n. Kepala Biro menyampaikan perintah penetapan Keputusan Penghapusan BMN kepada
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dengan melampirkan BAST
Hibah yang telah ditandatangani.
o. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menetapkan Keputusan
Penghapusan BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf D.4 paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal BAST Hibah
ditandatangani.
p. Salinan Keputusan Penghapusan BMN disampaikan oleh Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum kepada Kuasa Pengguna Barang paling lambat
5 (lima) hari sejak tanggal Keputusan Penghapusan BMN, disertai dengan fotokopi
Naskah dan BAST Hibah.
q. Berdasarkan Keputusan Penghapusan BMN yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, Kuasa Pengguna Barang menghapuskan
BMN dari Daftar Barang Kuasa Pengguna paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak
Keputusan Penghapusan BMN ditandatangani.
r. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan Pemindahtanganan BMN yang
merupakan satu kesatuan dengan laporan Penghapusan BMN paling lambat 1 (satu)
bulan sejak Keputusan Penghapusan BMN ditetapkan, dan disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2, kepada:
1) Pengelola Barang, dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi
Naskah Hibah dan BAST Hibah, dan fotokopi Keputusan Penghapusan BMN; dan
2) Pengguna Barang dan ditembuskan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum, dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain
fotokopi Keputusan Penghapusan BMN, dan printout Register Transaksi Harian
Penghapusan.
s. Perubahan Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna sebagai
akibat dari Penghapusan, dicantumkan dalam Laporan Semesteran dan Laporan
Tahunan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang Kementerian Keuangan.
-72-

5. Tata Cara Pengajuan Usulan Hibah Barang Milik Negara Berupa Selain Tanah dan/atau
Bangunan Yang Tidak Memiliki Bukti Kepemilikan Dengan Nilai Perolehan Di Atas
Rp100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah)
a. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan penelitian atas
permohonan Hibah BMN dari Pemerintah Daerah/Pihak Lain, paling sedikit terhadap data
BMN yang diusulkan menjadi objek Hibah serta alasan dan dasar pertimbangan
permohonan.
b. Dalam hal permohonan dapat ditindaklanjuti, Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum meminta konfirmasi dan klarifikasi tertulis kepada Kuasa
Pengguna Barang atas permohonan Hibah BMN tersebut.
c. Kuasa Pengguna Barang membentuk Tim Persiapan Hibah (Lampiran II huruf D.3)
dengan keanggotaan paling sedikit terdiri atas wakil dari unsur Kuasa Pengguna Barang
dan Sekretariat Unit Eselon I/Sekretariat LNSW/Biro Umum, serta dapat melibatkan
Pengguna Barang dan/atau Unit Kerja yang membidangi hukum bila diperlukan.
d. Tim Persiapan Hibah memiliki tugas, antara lain:
1) menyiapkan dan melakukan penelitian data administratif, meliputi jenis BMN, NUP,
tahun perolehan, dokumen perolehan dan nilai perolehan;
2) melakukan penelitian fisik untuk mencocokkan dengan data administratif;
3) menyusun kajian/alasan perlu dilakukannya Hibah;
4) menyiapkan kelengkapan dokumen pendukung usulan Hibah; dan
5) menyusun laporan Pemindahtanganan BMN yang merupakan satu kesatuan dengan
laporan Penghapusan BMN.
e. Hasil penelitian Tim Persiapan Hibah dituangkan dalam Berita Acara Hasil Penelitian
(Lampiran II huruf H.1) dan dilaporkan kepada Kuasa Pengguna Barang.
f. Dalam hal hasil penelitian Tim Persiapan Hibah dapat ditindaklanjuti, maka Kuasa
Pengguna Barang mengajukan usulan Hibah BMN kepada Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, dengan susunan sebagai berikut:
1) usulan Hibah BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf A.2, dengan disertai pertimbangan/alasan dilakukannya
Hibah BMN;
2) daftar barang yang menjadi objek permohonan Hibah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf A.2;
-73-
3) dokumen pendukung, antara lain:
a) data Pemohon Hibah;
b) fotokopi keputusan pembentukan Tim Persiapan Hibah;
c) asli Berita Acara Hasil Penelitian Tim Persiapan Hibah;
d) hasil kajian Hibah BMN;
e) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN;
f) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Pemindahtanganan
BMN;
g) fotokopi Berita Acara Serah Terima (BAST) perolehan barang dan/atau dokumen
lainnya terkait perolehan barang;
h) dalam hal tidak terdapat BAST perolehan barang dan/atau dokumen lainnya
terkait perolehan barang, dapat diganti dengan asli Surat Pernyataan bermeterai
cukup dari Kepala Satuan Kerja bersangkutan yang menyatakan bahwa BMN
yang diusulkan untuk dihibahkan merupakan BMN pada Satuan Kerja
bersangkutan (Lampiran II huruf E.1);
i) asli Surat Pernyataan yang ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Barang yang
menyatakan bahwa Hibah BMN tidak mengganggu penyelenggaraan tugas dan
fungsi Kementerian Keuangan (Lampiran II huruf E.1);
j) asli Surat Pernyataan kebenaran formil dan materiil, yang ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan (Lampiran II huruf E.1);
k) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
l) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan; dan
m) foto terkini BMN.
g. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan analisis dan
penelitian atas usulan Hibah yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang, meliputi
penelitian administrasi, kondisi fisik, aspek yuridis, dan kelayakan usulan.
h. Dalam hal usulan Hibah tersebut dapat ditindaklanjuti, maka Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum meminta Pemohon Hibah untuk menyampaikan
Surat Pernyataan Kesediaan Menerima Hibah BMN yang ditandatangani di atas kertas
bermeterai cukup oleh:
-74-
1) Gubernur/Bupati/Walikota atau pejabat Pemerintah Daerah yang diberi kuasa oleh
Gubernur/Bupati/Walikota, untuk pemohon Hibah yang merupakan Pemerintah
Daerah;
2) pimpinan yayasan/lembaga/pihak lain, untuk pemohon Hibah yang merupakan pihak
lain
i. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum mengajukan permohonan
persetujuan Hibah kepada Pengguna Barang disertai dengan:
1) hasil analisis dan penelitian yang dilakukan oleh Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum;
2) permohonan Hibah yang diajukan oleh Kuasa Pengguna Barang;
3) kelengkapan dokumen pendukung.
j. Pengguna Barang melakukan penelitian atas permohonan Hibah yang diajukan oleh
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, dalam hal dapat
ditindaklanjuti maka Pengguna Barang mengajukan permohonan persetujuan Hibah
kepada Pengelola Barang yang disusun dengan menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.1 dengan melampirkan kelengkapan dokumen
pendukung.
k. Persetujuan Hibah yang diterbitkan oleh Pengelola Barang ditindaklanjuti dengan
penandatanganan Naskah Hibah antara Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum dan Penerima Hibah (sebelumnya Pemohon Hibah) paling
lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal persetujuan Hibah dan serah terima barang yang
dituangkan dalam BAST (Lampiran II huruf H.3).
l. Pengguna Barang menyampaikan perintah penyusunan dan penandatanganan Naskah
Hibah dan BAST kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum
dengan melampirkan persetujuan Hibah dari Pengelola Barang.
m. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum bersama dengan Penerima
Hibah menyusun Naskah Hibah (Lampiran II huruf I.1), paling sedikit memuat:
1) identitas para pihak;
2) jenis dan nilai barang yang menjadi objek Hibah;
3) tujuan dan peruntukan Hibah;
4) hak dan kewajiban para pihak;
5) klausul beralihnya tanggung jawab dan kewajiban kepada Pihak Penerima Hibah
BMN;
-75-
6) penyelesaian perselisihan.
n. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menetapkan Keputusan
Penghapusan BMN yang disusun dengan menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf D.4 paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal penandatanganan
BAST Hibah.
o. Salinan Keputusan Penghapusan BMN disampaikan oleh Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum kepada Kuasa Pengguna Barang paling lambat
5 (lima) hari sejak tanggal Keputusan Penghapusan BMN, disertai dengan fotokopi
Naskah Hibah dan BAST Hibah.
p. Berdasarkan Keputusan Penghapusan BMN yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, Kuasa Pengguna Barang menghapuskan
BMN dari Daftar Barang Kuasa Pengguna paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak
Keputusan Penghapusan BMN ditandatangani.
q. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan Pemindahtanganan BMN yang
merupakan satu kesatuan dengan laporan Penghapusan BMN paling lambat 1 (satu)
bulan sejak Keputusan Penghapusan BMN ditetapkan, dan disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2, kepada:
1) Pengelola Barang, dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi
Naskah Hibah dan BAST Hibah, dan fotokopi Keputusan Penghapusan BMN;
2) Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dengan ditembuskan
kepada Pengguna Barang, dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain
fotokopi Naskah Hibah dan BAST Hibah, fotokopi Keputusan Penghapusan BMN, dan
printout Register Transaksi Harian Penghapusan.
r. Perubahan Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna sebagai
akibat dari Penghapusan, dicantumkan dalam Laporan Semesteran dan Laporan
Tahunan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang Kementerian Keuangan.

6. Tata Cara Pengajuan Usulan Hibah Barang Milik Negara Berupa Selain Tanah Dan/Atau
Bangunan Yang Tidak Memiliki Bukti Kepemilikan Dengan Nilai Perolehan Sampai
Dengan Rp100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah) Per Unit/Satuan
a. Kuasa Pengguna Barang melakukan penelitian atas permohonan Hibah BMN dari
Pemerintah Daerah/Pihak Lain, paling sedikit terhadap data BMN yang diusulkan menjadi
objek Hibah BMN serta alasan dan dasar pertimbangan permohonan.
b. Dalam hal usulan permohonan Hibah BMN dapat ditindaklanjuti, Kuasa Pengguna
Barang membentuk Tim Persiapan Hibah (Lampiran II huruf D.3) dengan keanggotaan
-76-
paling sedikit terdiri atas wakil dari unsur Kuasa Pengguna Barang serta dapat melibatkan
Sekretariat Unit Eselon I/Sekretariat LNSW/Biro Umum bila diperlukan.
c. Tim Persiapan Hibah memiliki tugas, antara lain:
1) menyiapkan dan melakukan penelitian data administratif, meliputi jenis BMN, NUP,
tahun perolehan, dokumen perolehan dan nilai perolehan;
2) melakukan penelitian fisik untuk mencocokkan dengan data administratif;
3) menyusun kajian/alasan perlu dilakukannya Hibah;
4) menyiapkan kelengkapan dokumen pendukung usulan Hibah; dan
5) menyusun laporan Pemindahtanganan BMN yang merupakan satu kesatuan dengan
laporan Penghapusan BMN.
d. Hasil penelitian Tim Persiapan Hibah dituangkan dalam Berita Acara Hasil Penelitian
(Lampiran II huruf H.1) dan dilaporkan kepada Kuasa Pengguna Barang.
e. Dalam hal hasil penelitian Tim Persiapan Hibah dapat ditindaklanjuti, maka Kuasa
Pengguna Barang meminta Pemohon Hibah untuk menyampaikan Surat Pernyataan
Kesediaan Menerima Hibah BMN yang ditandatangani di atas kertas bermeterai cukup
oleh:
1) Gubernur/Bupati/Walikota atau pejabat Pemerintah Daerah yang diberi kuasa oleh
Gubernur/Bupati/Walikota, untuk pemohon Hibah yang merupakan Pemerintah
Daerah;
2) pimpinan yayasan/lembaga/pihak lain, untuk pemohon Hibah yang merupakan pihak
lain.
f. Kuasa Pengguna Barang mengajukan usulan Hibah kepada Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dan ditembuskan kepada Pengguna Barang,
dengan susunan sebagai berikut:
1) usulan Hibah BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf A.2, dengan disertai pertimbangan/alasan dilakukannya
Hibah BMN;
2) daftar barang yang menjadi objek permohonan Hibah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf A.2.a;
3) dokumen pendukung, antara lain:
a) data Pemohon Hibah;
b) fotokopi keputusan pembentukan Tim Persiapan Hibah;
-77-
c) asli Berita Acara Hasil Penelitian Tim Persiapan Hibah;
d) hasil kajian Hibah BMN;
e) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN;
f) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Pemindahtanganan
BMN;
g) fotokopi Berita Acara Serah Terima (BAST) perolehan barang dan/atau dokumen
lainnya terkait perolehan barang;
h) dalam hal tidak terdapat BAST perolehan barang dan/atau dokumen lainnya
terkait perolehan barang, dapat diganti dengan asli Surat Pernyataan bermeterai
cukup dari Kepala Satuan Kerja bersangkutan yang menyatakan bahwa BMN
yang diusulkan untuk dihibahkan merupakan BMN pada Satuan Kerja
bersangkutan (Lampiran II huruf E.1);
i) asli Surat Pernyataan Kesediaan Menerima Hibah BMN;
j) asli Surat Pernyataan yang ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Barang yang
menyatakan bahwa Hibah BMN tidak mengganggu penyelenggaraan tugas dan
fungsi Kementerian Keuangan (Lampiran II huruf E.1);
k) asli Surat Pernyataan kebenaran formil dan materiil, yang ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan (Lampiran II huruf E.1);
l) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
m) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan; dan
n) foto terkini BMN.
g. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan penelitian atas
usulan Hibah yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang, meliputi penelitian
administrasi, kondisi fisik, aspek yuridis, dan kelayakan usulan, dan dapat melibatkan
Pengguna Barang bila diperlukan.
h. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian perencanaan Pemindahtanganan BMN antara
permohonan Hibah BMN dengan perencanaan Pemindahtanganan BMN di RP4 BMN,
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum mengajukan revisi
penetapan RP4 disertai alasan dan data dukung kepada Pengguna Barang dengan tetap
melanjutkan proses permohonan Hibah BMN.
i. Persetujuan Hibah (Lampiran II huruf B.6) yang diterbitkan oleh Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum ditindaklanjuti dengan penandatanganan Naskah
-78-
Hibah antara Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dan Penerima
Hibah (sebelumnya merupakan Pemohon Hibah) paling lambat 3 (tiga) bulan sejak
tanggal persetujuan Hibah dan diikuti dengan serah terima barang yang dituangkan
dalam BAST (Lampiran II huruf H.3).
j. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menyusun Naskah Hibah
(Lampiran II huruf I.1), paling sedikit memuat:
1) identitas para pihak;
2) jenis dan nilai barang yang menjadi objek Hibah;
3) tujuan dan peruntukan Hibah;
4) hak dan kewajiban para pihak;
5) klausul beralihnya tanggung jawab dan kewajiban kepada Pihak Penerima Hibah
BMN;
6) penyelesaian perselisihan.
k. Berdasarkan BAST Hibah yang telah ditandatangani, Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum menetapkan Keputusan Penghapusan BMN yang disusun
dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf D.4 paling lambat 2 (dua)
bulan sejak tanggal BAST Hibah ditandatangani.
l. Salinan Keputusan Penghapusan BMN disampaikan oleh Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum kepada Kuasa Pengguna Barang paling lambat
5 (lima) hari sejak tanggal Keputusan Penghapusan BMN, disertai dengan fotokopi
Naskah Hibah dan BAST Hibah.
m. Berdasarkan Keputusan Penghapusan BMN yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, Kuasa Pengguna Barang menghapuskan
BMN dari Daftar Barang Kuasa Pengguna paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak
Keputusan Penghapusan BMN.
n. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan Pemindahtanganan BMN yang
merupakan satu kesatuan dengan laporan Penghapusan BMN paling lambat 1 (satu)
bulan sejak Keputusan Penghapusan BMN ditetapkan, dan disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2.
o. Laporan Penghapusan BMN disampaikan kepada kepada Pengelola Barang dan
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dan ditembuskan kepada
Pengguna Barang, dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain:
1) fotokopi Naskah dan BAST Hibah;
2) fotokopi Keputusan Penghapusan BMN; dan
-79-
3) printout Register Transaksi Harian Penghapusan.
v. Perubahan Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna sebagai
akibat dari Penghapusan, dicantumkan dalam Laporan Semesteran dan Laporan
Tahunan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang Kementerian Keuangan.

7. Tata Cara Pengajuan Usulan Hibah BMN Yang Dari Awal Perolehan Dimaksud Untuk
Dihibahkan Dalam Rangka Kegiatan Pemerintahan
a. Kuasa Pengguna Barang membentuk Tim Persiapan Hibah (Lampiran II huruf D.3)
dengan keanggotaan paling sedikit terdiri atas wakil dari unsur Kuasa Pengguna Barang
serta dapat melibatkan Sekretariat Unit Eselon I/Sekretariat LNSW/Biro Umum bila
diperlukan.
b. Tim Persiapan Hibah memiliki tugas, antara lain:
1) menyiapkan dokumen anggaran beserta kelengkapannya;
2) menyiapkan dan melakukan penelitian data administratif, antara lain:
a) status dan bukti kepemilikan, lokasi tanah, luas nilai tanah, untuk BMN berupa
Tanah;
b) tahun pembuatan, konstruksi, luas, dan status kepemilikan serta nilai bangunan,
untuk BMN berupa Bangunan;
c) spesifikasi/identitas barang, tahun perolehan, jumlah, dan nilai perolehan, untuk
BMN berupa selain Tanah dan/atau Bangunan;
3) melakukan penelitian fisik untuk mencocokkan dengan data administratif;
4) menyiapkan kelengkapan dokumen pendukung usulan Hibah; dan
5) menyusun laporan Pemindahtanganan BMN yang merupakan satu kesatuan dengan
laporan Penghapusan BMN.
c. Hasil penelitian Tim Persiapan Hibah dituangkan dalam Berita Acara Hasil Penelitian
(Lampiran II huruf H.1) dan dilaporkan kepada Kuasa Pengguna Barang.
d. Dalam hal hasil penelitian Tim Persiapan Hibah dapat ditindaklanjuti, maka Kuasa
Pengguna Barang meminta Calon Penerima Hibah untuk menyampaikan Surat
Pernyataan Kesediaan Menerima Hibah BMN.
e. Kuasa Pengguna Barang mengajukan usulan Hibah kepada Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dan ditembuskan kepada Pengguna Barang,
dengan susunan sebagai berikut:
-80-
1) usulan Hibah BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf A.2, dengan disertai pertimbangan/alasan dilakukannya
Hibah BMN;
2) daftar barang objek Hibah BMN sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf
A.2.a;
3) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Pemindahtanganan BMN;
4) dokumen penganggaran yang menunjukkan bahwa barang yang diusulkan sejak
perencanaan pengadaannya dimaksudkan untuk dihibahkan;
5) data calon Penerima Hibah;
6) rincian peruntukan, jenis/spesifikasi, status dan bukti kepemilikan, dan lokasi;
7) hasil audit aparat pengawas fungsional; dan
8) hal lain yang dianggap perlu.
f. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan penelitian atas
usulan Hibah yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang, termasuk meminta
keterangan/penjelasan dari Kuasa Pengguna Barang bila diperlukan.
g. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian perencanaan Pemindahtanganan BMN antara
permohonan Hibah BMN dengan perencanaan Pemindahtanganan BMN di RP4 BMN,
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum mengajukan revisi
penetapan RP4 disertai alasan dan data dukung kepada Pengguna Barang dengan tetap
melanjutkan proses permohonan Hibah BMN.
h. Persetujuan Hibah BMN yang diterbitkan oleh Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum disusun dengan menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf B.6 dan ditindaklanjuti dengan penandatanganan Naskah Hibah
antara Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dan Penerima Hibah
(sebelumnya merupakan Calon Penerima Hibah) paling lambat 3 (tiga) bulan sejak
tanggal persetujuan Hibah dan diikuti dengan serah terima barang yang dituangkan
dalam BAST (Lampiran II huruf H.3).
i. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum bersama dengan Penerima
Hibah menyusun Naskah Hibah (Lampiran II huruf I.1), paling sedikit memuat:
1) identitas para pihak;
2) jenis dan nilai barang yang menjadi objek Hibah;
3) tujuan dan peruntukan Hibah;
4) hak dan kewajiban para pihak;
-81-
5) klausul beralihnya tanggung jawab dan kewajiban kepada Pihak Penerima Hibah
BMN;
6) penyelesaian perselisihan.
j. Berdasarkan BAST Hibah yang telah ditandatangani, Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum menetapkan Keputusan Penghapusan BMN yang disusun
dengan menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf D.4 paling
lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal BAST Hibah ditandatangani.
k. Salinan Keputusan Penghapusan BMN disampaikan oleh Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum kepada Kuasa Pengguna Barang paling lambat
5 (lima) hari sejak tanggal Keputusan Penghapusan BMN, disertai dengan fotokopi
Naskah dan BAST Hibah.
l. Berdasarkan Keputusan Penghapusan BMN yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, Kuasa Pengguna Barang menghapuskan
BMN dari Daftar Barang Kuasa Pengguna paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak
Keputusan Penghapusan BMN ditandatangani.
w. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan Pemindahtanganan BMN yang
merupakan satu kesatuan dengan laporan Penghapusan BMN paling lambat 1 (satu)
bulan sejak Keputusan Penghapusan BMN ditetapkan, dan disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2, kepada:
1) Pengelola Barang, dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi
Naskah dan BAST Hibah, dan fotokopi Keputusan Penghapusan BMN;
2) Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dan ditembuskan
kepada Pengguna Barang, dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain
fotokopi Naskah dan BAST Hibah, fotokopi Keputusan Penghapusan BMN, dan
printout Register Transaksi Harian Penghapusan.
m. Perubahan Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna sebagai
akibat dari Penghapusan, dicantumkan dalam Laporan Semesteran dan Laporan
Tahunan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang Kementerian Keuangan.

8. Tata Cara Pengajuan Usulan Hibah Bongkaran BMN Karena Perbaikan (Renovasi,
Rehabilitasi, atau Restorasi)
a. Kuasa Pengguna Barang melakukan penelitian atas permohonan Hibah Bongkaran BMN
dari Pemerintah Daerah/Pihak Lain, paling sedikit terhadap data Bongkaran yang
diusulkan menjadi objek Hibah Bongkaran BMN serta alasan dan dasar pertimbangan
permohonan.
-82-
b. Dalam hal usulan permohonan Hibah Bongkaran BMN dapat ditindaklanjuti, Kuasa
Pengguna Barang membentuk Tim Persiapan Hibah Bongkaran BMN (Lampiran II huruf
D.3) dengan keanggotaan paling sedikit terdiri atas wakil dari unsur Kuasa Pengguna
Barang dan dapat melibatkan Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum bila diperlukan.
c. Tim Persiapan Hibah Bongkaran BMN memiliki tugas, antara lain:
1) Menyiapkan dan melakukan penelitian terhadap Bongkaran BMN karena perbaikan
(renovasi, rehabilitasi, atau restorasi) yang menjadi objek Hibah Bongkaran, antara
lain penelitian kondisi fisik, aspek yuridis, dan kelayakan Bongkaran.
2) Menyiapkan kelengkapan dokumen pendukung usulan Hibah; dan
3) Menyusun laporan pelaksanaan Hibah Bongkaran BMN.
d. Tim Persiapan Hibah Bongkaran BMN menyusun kajian/alasan dilakukan Hibah.
e. Hasil penelitian Tim Persiapan Hibah dituangkan dalam Berita Acara Hasil Penelitian
(Lampiran II huruf H.1) dan dilaporkan kepada Kuasa Pengguna Barang.
f. Dalam hal hasil penelitian Tim Persiapan Hibah dapat ditindaklanjuti, maka Kuasa
Pengguna Barang meminta Pemohon Hibah untuk menyampaikan Surat Pernyataan
Kesediaan Menerima Hibah Bongkaran BMN yang ditandatangani di atas kertas
bermeterai cukup oleh:
1) Gubernur/Bupati/Walikota atau pejabat Pemerintah Daerah yang diberi kuasa oleh
Gubernur/Bupati/Walikota, untuk pemohon Hibah yang merupakan Pemerintah
Daerah;
2) pimpinan yayasan/lembaga/pihak lain, untuk pemohon Hibah yang merupakan Pihak
Lain.
g. Kuasa Pengguna Barang mengajukan usulan Hibah Bongkaran BMN kepada Sekretaris
Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dan ditembuskan kepada Pengguna
Barang, dengan susunan sebagai berikut:
1) usulan Hibah Bongkaran BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.2, dengan disertai pertimbangan/alasan
dilakukannya Hibah Bongkaran BMN;
2) daftar bongkaran yang menjadi objek Hibah Bongkaran BMN sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf A.2.b;
3) dokumen pendukung, antara lain:
a) data Pemohon Hibah Bongkaran BMN;
-83-
b) fotokopi keputusan pembentukan Tim Persiapan Hibah Bongkaran BMN;
c) asli Berita Acara Hasil Penelitian Tim Persiapan Hibah Bongkaran BMN;
d) hasil kajian Hibah Bongkaran BMN;
e) asli Surat Pernyataan Kesediaan Menerima Hibah Bongkaran BMN;
f) asli Surat Pernyataan kebenaran formil dan materiil, yang ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan (Lampiran II huruf E.1);
g) fotokopi dokumen penganggaran pelaksanaan kegiatan perbaikan BMN; dan
h) foto terkini Bongkaran BMN.
h. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan penelitian atas
usulan Hibah Bongkaran BMN yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang,
termasuk meminta keterangan/penjelasan bila diperlukan.
i. Persetujuan Hibah Bongkaran BMN yang diterbitkan oleh Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum disusun dengan menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf B.6 dan ditindaklanjuti dengan
penandatanganan Naskah Hibah antara Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum dan Penerima Hibah (sebelumnya merupakan Pemohon
Hibah) paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal persetujuan Hibah dan diikuti dengan
serah terima barang yang dituangkan dalam BAST (Lampiran II huruf H.3).
j. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum bersama dengan Penerima
Hibah menyusun dan menandatangani Naskah Hibah Bongkaran BMN yang paling
sedikit memuat:
1) identitas para pihak;
2) jenis dan nilai barang yang menjadi objek Hibah Bongkaran BMN;
3) tujuan dan peruntukan Hibah Bongkaran BMN;
4) hak dan kewajiban para pihak;
5) klausul beralihnya tanggung jawab dan kewajiban kepada Pihak Penerima Hibah
Bongkaran BMN;
6) penyelesaian perselisihan.
k. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menyampaikan laporan
pelaksanaan Hibah Bongkaran BMN paling lambat 1 (satu) bulan sejak penandatanganan
BAST Hibah Bongkaran BMN, dan disusun menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf G.2.
-84-
l. Laporan pelaksanaan Hibah Bongkaran BMN disampaikan kepada Pengguna Barang
dan ditembuskan kepada Kuasa Pengguna Barang dengan melampirkan dokumen
kelengkapan antara lain fotokopi Naskah dan BAST Hibah Bongkaran BMN.

9. Tata Cara Pengajuan Usulan Tukar Menukar Barang Milik Negara Berupa Tanah
dan/atau Bangunan
a. Kuasa Pengguna Barang membentuk Tim Persiapan Tukar Menukar (Lampiran II huruf
D.3) dengan keanggotaan paling sedikit terdiri atas wakil dari unsur Pengguna Barang
dan Kuasa Pengguna Barang serta dapat melibatkan Unit Kerja yang membidangi hukum
bila diperlukan.
b. Tim Persiapan Tukar Menukar memiliki tugas, antara lain:
1) meneliti perencanaan pemindahtanganan BMN pada RP4 BMN terhadap objek Tukar
Menukar BMN;
2) menyiapkan data administratif BMN yang akan ditukar, meliputi:
a) data Tanah, antara lain status penggunaan dan dokumen kepemilikan, gambar
situasi termasuk lokasi tanah, tahun perolehan, luas, nilai perolehan, dan NJOP;
b) data Bangunan, antara lain IMB, tahun pembangunan, tahun perolehan,
konstruksi bangunan, luas, status kepemilikan, nilai perolehan, dan NJOP;
3) menyiapkan kebutuhan barang pengganti, berupa:
a) Tanah, meliputi luas dan lokasi yang peruntukannya sesuai dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah;
b) Bangunan, meliputi luas, rencana konstruksi bangunan, sarana dan prasana
penunjang;
4) menyiapkan kelengkapan dokumen pendukung usulan Tukar Menukar;
5) menyiapkan alasan dan pertimbangan dilakukannya Tukar Menukar; dan
6) mengusulkan metode pemilihan calon mitra Tukar Menukar.
c. Hasil penelitian Tim Persiapan Tukar Menukar dituangkan dalam Berita Acara Hasil
(Lampiran II huruf H.1) Penelitian dan dilaporkan kepada Kuasa Pengguna Barang.
d. Dalam hal hasil penelitian Tim Persiapan Tukar Menukar dapat ditindaklanjuti, maka
Kuasa Pengguna Barang mengajukan usulan Tukar Menukar BMN kepada Pengguna
Barang secara berjenjang melalui Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum, dengan susunan sebagai berikut:
-85-
1) usulan Tukar Menukar BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.2, dengan disertai pertimbangan/alasan
dilakukannya Tukar Menukar BMN;
2) daftar barang yang menjadi objek Tukar Menukar BMN sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf A.2.a;
3) dokumen pendukung, antara lain:
a) fotokopi keputusan pembentukan Tim Persiapan Tukar Menukar;
b) asli Surat Pernyataan Tanggung Jawab mengenai perlunya dilaksanakan Tukar
Menukar yang ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Barang (Lampiran II huruf
E.1);
c) fotokopi Keputusan Penetapan Status penggunaan BMN;
d) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Pemindahtanganan
BMN;
e) fotokopi dokumen/bukti kepemilikan atau dokumen lain yang disetarakan dengan
bukti kepemilikan;
f) dalam hal tidak terdapat dokumen kepemilikan dan/atau dokumen lainnya, dapat
diganti dengan asli Surat Pernyataan bermeterai cukup dari Kepala Satuan Kerja
bersangkutan yang menyatakan bahwa BMN yang diusulkan Tukar Menukar
merupakan BMN pada Satuan Kerja bersangkutan (Lampiran II huruf E.1);
g) fotokopi Peraturan Daerah mengenai tata ruang wilayah dan penataan kota;
h) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
i) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan; dan
j) foto terkini BMN;
e. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan penelitian
terhadap usulan Tukar Menukar BMN yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang,
termasuk meminta keterangan/penjelasan yang diperlukan.
f. Dalam hal berdasarkan penelitian terhadap usulan Tukar Menukar BMN dapat
ditindaklanjuti, Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum mengajukan
usulan Tukar Menukar BMN kepada Pengguna Barang disertai dengan kelengkapan
dokumen pendukungnya, disertai dengan fotokopi usulan Tukar Menukar BMN dari
Kuasa Pengguna Barang.
-86-
g. Kepala Biro melakukan penelitian atas usulan yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum termasuk melakukan penelitian lapangan
terhadap BMN yang menjadi objek Tukar Menukar, dan dapat melibatkan Unit Kerja yang
membidangi hukum bila diperlukan.
h. Dalam hal usulan tersebut dapat ditindaklanjuti, Pengguna Barang menyampaikan usulan
persetujuan Tukar Menukar BMN kepada Pengelola Barang yang disusun menggunakan
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.1 disertai dengan data
administratif dan kelengkapan dokumen pendukung.
i. Pengelola Barang menerbitkan persetujuan izin prinsip Tukar Menukar dan ditindaklanjuti
oleh Pengguna Barang dengan membentuk Tim Pelaksanaan Tukar Menukar (Lampiran
II huruf D.3) yang anggotanya paling sedikit terdiri atas unsur Pengelola Barang,
Pengguna Barang, Sekretariat Unit Eselon I/Sekretariat LNSW/Biro Umum, Kuasa
Pengguna Barang, Unit Kerja yang membidangi hukum, dan Unit Kerja terkait lainnya di
lingkungan Kementerian Keuangan, serta instansi teknis terkait.
j. Tim Pelaksanaan Tukar Menukar memiliki tugas, antara lain:
1) melakukan pemilihan mitra Tukar Menukar;
2) melakukan pembahasan dengan mitra mengenai rincian kebutuhan barang pengganti
yang dituangkan dalam lembar pembahasan;
3) melakukan penelitian administratif dan fisik;
4) menyiapkan hal-hal yang bersifat teknis;
5) menyusun dan menyampaikan laporan kepada Pengguna Barang; dan
6) menyusun laporan pelaksanaan Tukar Menukar dan laporan Pemindahtanganan
BMN yang merupakan satu kesatuan dengan laporan Penghapusan BMN.
k. Hasil kajian dan penelitian yang dilakukan oleh Tim Pelaksanaan Tukar Menukar
dilaporkan kepada Kepala Biro.
l. Dalam hal hasil kajian dan penelitian Tim Pelaksanaan Tukar Menukar dapat
ditindaklanjuti, maka Pengguna Barang mengajukan permohonan izin pelaksanaan Tukar
menukar kepada Pengelola Barang dengan melampirkan laporan Tim Pelaksanaan Tukar
Menukar, termasuk namun tidak terbatas pada dokumen hasil pemilihan mitra dan
laporan penelitian spesifikasi barang pengganti paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak
izin prinsip Tukar Menukar diterbitkan oleh Pengelola Barang.
m. Izin pelaksanaan Tukar Menukar diterbitkan oleh Pengelola Barang dan ditindaklanjuti
dengan penandatanganan Perjanjian Tukar Menukar antara Pengguna Barang dan mitra
Tukar Menukar paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal izin pelaksanaan Tukar
Menukar dari Pengelola Barang.
-87-
n. Pengguna Barang bersama dengan mitra Tukar Menukar menyusun Perjanjian Tukar
Menukar (Lampiran II huruf I.1), paling sedikit memuat:
1) Identitas para pihak yang terikat dalam perjanjian;
2) jenis dan nilai barang yang dilepas;
3) spesifikasi barang pengganti;
4) pelaksanaan Penilaian untuk memastikan kesesuaian barang pengganti;
5) klausul bahwa dokumen kepemilikan barang pengganti diatasnamakan Pemerintah
Republik Indonesia c.q. Kementerian Keuangan Republik Indonesia;
6) jangka waktu penyerahan objek Tukar Menukar;
7) hak dan kewajiban para pihak;
8) ketentuan dalam hal terjadi ketidaksesuaian bagian dari barang pengganti dengan
spesifikasi yang telah ditentukan dalam perjanjian Tukar Menukar;
9) ketentuan dalam hal terjadi keadaan kahar (force majeure);
10) sanksi; dan
11) penyelesaian perselisihan.
o. Dalam hal pelaksanaan Tukar Menukar terdapat BMN pengganti berupa Bangunan,
Kepala Biro dapat menunjuk konsultan pengawas dengan biaya yang dibebankan pada
mitra Tukar Menukar, berdasarkan usulan dari Kuasa Pengguna Barang melalui
Sekretaris Unit Eselon I kepada Kepala Biro.
p. Kepala Biro memerintahkan Kuasa Pengguna Barang dan Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum untuk memantau pelaksanaan
pengadaan/pembangunan barang pengganti berdasarkan perjanjian Tukar Menukar
bersama-sama dengan konsultan pengawas. Hasil pemantauan Kuasa Pengguna
Barang dilaporkan secara periodik dalam bentuk tertulis kepada Kepala Biro dan
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, maupun sewaktu-waktu
bila diperlukan.
q. Setelah pelaksanaan pengadaan/pembangunan barang pengganti selesai, Kuasa
Pengguna Barang melaporkan kepada Kepala Biro melalui Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum.
r. Kepala Biro melakukan penilikan kesesuaian spesifikasi dan/atau jumlah barang
pengganti dengan yang tertuang dalam perjanjian Tukar Menukar sebelum melakukan
penyerahan BMN yang akan dilepas dan melaporkan hasil penilikan tersebut kepada
Pengelola Barang.
-88-
s. Dalam melakukan penilikan, Kepala Biro dapat melibatkan Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) dan Penilai.
t. Dalam hal dari hasil penilikan tersebut terdapat ketidaksesuaian spesifikasi dan/atau
jumlah barang pengganti dengan yang tertuang dalam perjanjian, mitra Tukar Menukar
wajib melengkapi/memperbaiki ketidaksesuaian tersebut.
u. Dalam hal kewajiban mitra Tukar Menukar untuk melengkapi/memperbaiki
ketidaksesuaian tidak dapat dipenuhi, mitra Tukar Menukar wajib menyetor ke Rekening
Kas Umum Negara senilai sisa kewajibannya yang belum dipenuhi.
v. Kepala Biro melakukan penelitian kelengkapan dokumen barang pengganti, meliputi
tetapi tidak terbatas pada IMB dan bukti kepemilikan, serta menyusun BAST Tukar
Menukar (Lampiran II huruf I.1) untuk ditandatangani oleh Pengguna Barang dan mitra
Tukar Menukar setelah seluruh kewajiban mitra Tukar Menukar terpenuhi.
w. Berdasarkan BAST Tukar Menukar yang telah ditandatangani antara Pengguna Barang
dan mitra Tukar Menukar, maka Kepala Biro:
1) memerintahkan Sekretaris Unit Eselon/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum untuk
menetapkan Keputusan Penghapusan BMN;
2) memerintahkan Kuasa Pengguna Barang untuk mencatat barang pengganti sebagai
BMN ke dalam Daftar Barang Kuasa Pengguna Barang;
x. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menetapkan Keputusan
Penghapusan BMN yang disusun dengan menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf D.4, paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal BAST Tukar
Menukar ditandatangani.
y. Salinan Keputusan Penghapusan BMN disampaikan oleh Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum kepada Kuasa Pengguna Barang paling lambat
5 (lima) hari sejak tanggal Keputusan Penghapusan BMN.
z. Berdasarkan Keputusan Penghapusan BMN yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, Kuasa Pengguna Barang menghapuskan
BMN dari Daftar Barang Kuasa Pengguna paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak
Keputusan Penghapusan BMN ditandatangani.
aa. Kuasa Pengguna Barang mencatat barang pengganti sebagai BMN dalam Daftar Barang
Kuasa Pengguna paling lambat 5 (lima) hari sejak tanggal penandatanganan BAST Tukar
Menukar.
bb. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Tukar Menukar dan
laporan Pemindahtanganan BMN yang merupakan satu kesatuan dengan laporan
Penghapusan BMN paling lambat 1 (satu) bulan setelah tanggal Keputusan
-89-
Penghapusan BMN, dan disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf G.2.
cc. Laporan Penghapusan BMN disampaikan kepada Pengelola Barang dan Pengguna
Barang dengan ditembuskan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala
Biro Umum, dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain:
1) fotokopi Perjanjian Tukar Menukar dan BAST Tukar Menukar;
2) fotokopi Keputusan Penghapusan BMN; dan
3) printout Register Transaksi Harian Penghapusan.
dd. Kuasa Pengguna Barang mengajukan permohonan Penetapan Status Penggunaan BMN
yang berasal dari barang pengganti hasil Tukar Menukar paling lambat 6 (enam) bulan
sejak tanggal BAST Tukar Menukar sebagaimana ketentuan yang berlaku.

10. Tata Cara Pengajuan Usulan Tukar Menukar Barang Milik Negara Berupa Selain Tanah
dan/atau Bangunan Yang Memiliki Bukti Kepemilikan
a. Kuasa Pengguna Barang membentuk Tim Persiapan Tukar Menukar (Lampiran II huruf
D.3) dengan keanggotaan paling sedikit terdiri atas wakil dari unsur Pengguna Barang,
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, Kuasa Pengguna Barang
dan dapat melibatkan Unit Kerja yang membidangi hukum bila diperlukan.
b. Tim Persiapan Tukar Menukar memiliki tugas, antara lain:
1) meneliti perencanaan pemindahtanganan BMN pada RP4 BMN terhadap objek Tukar
Menukar BMN;
2) menyiapkan data administratif BMN yang akan ditukar, meliputi status penggunaan
dan dokumen kepemilikan, tahun perolehan, dan nilai perolehan;
3) menyiapkan data administratif kebutuhan barang pengganti meliputi status
penggunaan dan dokumen kepemilikan, tahun perolehan, dan nilai perolehan;
4) menyiapkan kelengkapan dokumen pendukung usulan Tukar Menukar;
5) menyiapkan alasan dan pertimbangan dilakukannya Tukar Menukar;
6) mengusulkan nilai taksiran atas BMN yang ditukar dan barang pengganti, dalam hal
melakukan taksiran dapat dibantu oleh Unit Kerja yang kompeten dan/atau
melibatkan Penilai jika dibutuhkan;
7) mengusulkan calon mitra Tukar Menukar; dan
-90-
8) menyusun laporan pelaksanaan Tukar Menukar dan laporan Pemindahtanganan
BMN yang merupakan satu kesatuan dengan laporan Penghapusan BMN.
c. Hasil penelitian Tim Persiapan Tukar Menukar dituangkan dalam Berita Acara Hasil
(Lampiran II huruf H.1) Penelitian dan dilaporkan kepada Kuasa Pengguna Barang.
d. Dalam hal hasil penelitian Tim Persiapan Tukar Menukar dapat ditindaklanjuti, maka
Kuasa Pengguna Barang mengajukan usulan Tukar Menukar BMN kepada Pengguna
Barang secara berjenjang melalui Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum dengan disusun sebagai berikut:
1) usulan Tukar Menukar BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.2, dengan disertai pertimbangan/alasan
dilakukannya Tukar Menukar BMN;
2) daftar barang yang menjadi objek Tukar Menukar BMN sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf A.2.a;
3) dokumen pendukung, antara lain:
a) fotokopi keputusan pembentukan Tim Persiapan Tukar Menukar;
b) Laporan hasil penelitian Tim Persiapan Tukar Menukar;
c) asli Surat Pernyataan Tanggung Jawab mengenai perlunya dilaksanakan Tukar
Menukar yang ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Barang (Lampiran II huruf
E.1);
d) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN;
e) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Pemindahtanganan
BMN;
f) fotokopi dokumen/bukti kepemilikan atau dokumen lain yang disetarakan dengan
bukti kepemilikan;
g) dalam hal tidak terdapat dokumen kepemilikan dan/atau dokumen lainnya, dapat
diganti dengan asli Surat Pernyataan bermeterai cukup dari Kepala Satuan Kerja
bersangkutan yang menyatakan bahwa BMN yang diusulkan Tukar Menukar
merupakan BMN pada Satuan Kerja bersangkutan (Lampiran II huruf E.1);
h) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
i) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan; dan
j) foto terkini BMN;
-91-
e. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan penelitian
terhadap usulan Tukar Menukar BMN yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang,
termasuk meminta keterangan/penjelasan bila diperlukan.
f. Dalam hal berdasarkan penelitian terhadap usulan Tukar Menukar BMN dapat
ditindaklanjuti, Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum mengajukan
usulan Tukar Menukar BMN kepada Pengguna Barang disertai dengan kelengkapan
dokumen pendukung dan fotokopi usulan Tukar Menukar BMN dari Kuasa Pengguna
Barang.
g. Kepala Biro melakukan penelitian atas usulan yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, dalam melakukan penelitian dapat
melibatkan Unit Kerja yang membidangi hukum dan/atau melakukan penelitian lapangan.
h. Dalam hal usulan tersebut dapat ditindaklanjuti, Pengguna Barang menyampaikan usulan
persetujuan Tukar Menukar BMN kepada Pengelola Barang disertai dengan data
administratif dan kelengkapan dokumen pendukung berikut Surat Pernyataan Tanggung
Jawab mengenai perlunya dilaksanakan Tukar Menukar yang ditandatangani oleh
Pengguna Barang, disusun dengan menggunakan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf A.1.
i. Persetujuan Tukar Menukar yang diterbitkan oleh Pengelola Barang ditindaklanjuti
dengan penandatanganan perjanjian Tukar Menukar antara Pengguna Barang dan Mitra
Tukar Menukar dan serah terima BMN dituangkan dalam BAST Tukar Menukar (Lampiran
II huruf H.3); atau
j. Mitra Tukar Menukar menyediakan barang pengganti sesuai dengan yang tercantum di
dalam perjanjian Tukar Menukar.
k. Kepala Biro melakukan penelitian terhadap barang pengganti yang disediakan oleh Mitra
Tukar Menukar meliputi kesesuaian barang pengganti dengan ketentuan yang tertuang
di dalam perjanjian Tukar Menukar serta kelengkapan dokumen administrasi atas barang
pengganti.
l. BAST Tukar Menukar ditandatangani setelah Mitra Tukar Menukar menyelesaikan
seluruh kewajibannya di mana barang pengganti tersedia sesuai dengan yang tertuang
di dalam perjanjian Tukar Menukar dan siap untuk digunakan baik secara fisik maupun
administrasi atau telah disetorkan selisih nilai barang dalam hal nilai BMN yang ditukar
lebih tinggi daripada barang pengganti.
m. Berdasarkan BAST Tukar Menukar yang telah ditandatangani, maka Kepala Biro:
1) Memerintahkan Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum untuk
menetapkan Keputusan Penghapusan BMN;
-92-
2) Memerintahkan Kuasa Pengguna Barang untuk mencatat barang pengganti sebagai
BMN ke dalam Daftar Barang Kuasa Pengguna Barang;
n. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menetapkan Keputusan
Penghapusan BMN yang disusun dengan menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf D.4 paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal BAST Tukar
Menukar ditandatangani.
o. Salinan Keputusan Penghapusan BMN disampaikan oleh Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum kepada Kuasa Pengguna Barang paling lambat
5 (lima) hari sejak tanggal Keputusan Penghapusan BMN, disertai dengan fotokopi
Perjanjian Tukar Menukar dan BAST Tukar Menukar.
p. Berdasarkan Keputusan Penghapusan BMN yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, Kuasa Pengguna Barang menghapuskan
BMN dari Daftar Barang Kuasa Pengguna paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak
Keputusan Penghapusan BMN ditandatangani.
q. Kuasa Pengguna Barang mencatat barang pengganti sebagai BMN dalam Daftar Barang
Kuasa Pengguna paling lambat 5 (lima) hari sejak tanggal penandatanganan BAST Tukar
Menukar.
r. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Tukar Menukar dan
laporan Pemindahtanganan BMN yang merupakan satu kesatuan dengan laporan
Penghapusan BMN paling lambat 1 (satu) bulan setelah tanggal Keputusan
Penghapusan BMN, dan disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf G.2.
s. Laporan Penghapusan BMN disampaikan kepada Pengelola Barang dan Pengguna
Barang dengan ditembuskan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala
Biro Umum, dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain:
1) fotokopi Perjanjian Tukar Menukar dan BAST Tukar Menukar;
2) fotokopi Keputusan Penghapusan BMN;
3) printout Register Transaksi Harian Penghapusan.
t. Kuasa Pengguna Barang mengajukan permohonan Penetapan Status Penggunaan BMN
yang berasal dari barang pengganti hasil Tukar Menukar paling lambat 6 (enam) bulan
sejak tanggal BAST Tukar Menukar sebagaimana ketentuan yang berlaku.
-93-
11. Tata Cara Pengajuan Usulan Tukar Menukar Barang Milik Negara Berupa Selain Tanah
dan/atau Bangunan Yang Tidak Memiliki Dokumen Kepemilikan Dengan Nilai Perolehan
Di Atas Rp100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah)
a. Kuasa Pengguna Barang membentuk Tim Persiapan Tukar Menukar (Lampiran II huruf
D.3) dengan keanggotaan paling sedikit terdiri atas wakil dari unsur Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, Kuasa Pengguna Barang dan dapat
melibatkan Pengguna Barang dan/atau Unit Kerja yang membidangi hukum bila
diperlukan.
b. Tim Persiapan Tukar Menukar memiliki tugas, antara lain:
1) meneliti perencanaan pemindahtanganan BMN pada RP4 BMN terhadap objek Tukar
Menukar BMN;
2) menyiapkan data administratif BMN yang akan ditukar, meliputi status penggunaan
dan dokumen perolehan, tahun perolehan, dan nilai perolehan;
3) menyiapkan data administratif kebutuhan barang pengganti meliputi dokumen
perolehan, tahun perolehan, dan nilai perolehan;
4) menyiapkan kelengkapan dokumen pendukung usulan Tukar Menukar;
5) menyiapkan alasan dan pertimbangan dilakukannya Tukar Menukar;
6) mengusulkan nilai taksiran atas BMN yang ditukar dan barang pengganti, dalam hal
melakukan taksiran dapat dibantu oleh Unit Kerja yang kompeten dan/atau
melibatkan Penilai jika dibutuhkan;
7) mengusulkan calon mitra Tukar Menukar; dan
8) menyusun laporan pelaksanaan Tukar Menukar dan laporan Pemindahtanganan
BMN yang merupakan satu kesatuan dengan laporan Penghapusan BMN.
c. Hasil penelitian Tim Persiapan Tukar Menukar dituangkan dalam Berita Acara Hasil
(Lampiran II huruf H.1) Penelitian dan dilaporkan kepada Kuasa Pengguna Barang.
d. Dalam hal hasil penelitian Tim Persiapan Tukar Menukar dapat ditindaklanjuti, maka
Kuasa Pengguna Barang mengajukan usulan Tukar Menukar BMN kepada Pengguna
Barang secara berjenjang melalui Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum, dengan susunan sebagai berikut:
1) usulan Tukar Menukar BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.2, disertai dengan pertimbangan/alasan
dilakukannya Tukar Menukar BMN;
2) daftar barang yang menjadi objek Tukar Menukar BMN, sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf A.2.a;
-94-
3) dokumen pendukung, antara lain:
a) fotokopi keputusan pembentukan Tim Persiapan Tukar Menukar;
b) Laporan hasil penelitian Tim Persiapan Tukar Menukar;
c) asli Surat Pernyataan Tanggung Jawab mengenai perlunya dilaksanakan Tukar
Menukar yang ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Barang (Lampiran II huruf
E.1);
d) fotokopi Keputusan Penetapan Status penggunaan BMN;
e) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Pemindahtanganan
BMN;
f) fotokopi Berita Acara Serah Terima (BAST) perolehan barang dan/atau dokumen
lainnya terkait perolehan barang;
g) dalam hal tidak terdapat BAST perolehan barang dan/atau dokumen lainnya
terkait perolehan barang, dapat diganti dengan asli Surat Pernyataan bermeterai
cukup dari Kepala Satuan Kerja bersangkutan yang menyatakan bahwa BMN
yang diusulkan Tukar Menukar merupakan BMN pada Satuan Kerja bersangkutan
(Lampiran II huruf E.1);
h) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
i) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan; dan
j) foto terkini BMN;
e. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan penelitian
terhadap usulan Tukar Menukar BMN yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang,
termasuk meminta keterangan/penjelasan yang diperlukan.
f. Dalam hal berdasarkan penelitian terhadap usulan Tukar Menukar BMN dapat
ditindaklanjuti, Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum mengajukan
usulan Tukar Menukar BMN kepada Pengguna Barang disertai dengan fotokopi usulan
Tukar Menukar BMN dari Kuasa Pengguna Barang dan kelengkapan dokumen
pendukungnya.
g. Kepala Biro melakukan penelitian atas usulan yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, dan dapat melibatkan Unit Kerja yang
membidangi hukum termasuk melakukan penelitian lapangan bila diperlukan.
h. Dalam hal usulan tersebut dapat ditindaklanjuti, Pengguna Barang menyampaikan usulan
persetujuan Tukar Menukar BMN kepada Pengelola Barang disertai dengan data
-95-
administratif dan kelengkapan dokumen pendukung termasuk Surat Pernyataan
Tanggung Jawab mengenai perlunya dilaksanakan Tukar Menukar yang ditandatangani
oleh Pengguna Barang yang disusun dengan menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.1.
i. Pengelola Barang menerbitkan persetujuan Tukar Menukar dan ditindaklanjuti oleh
Pengguna Barang dengan memerintahkan untuk melakukan penyusunan dan
penandatanganan Perjanjian Tukar Menukar dan BAST kepada Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dengan melampirkan persetujuan Tukar Menukar
dari Pengelola Barang.
j. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menyusun dan
menandatangani Perjanjian Tukar Menukar (Lampiran II huruf I.1) dan BAST Tukar
Menukar (Lampiran II huruf H.3) dengan Mitra Tukar Menukar.
k. Mitra Tukar Menukar menyediakan barang pengganti sesuai dengan yang tercantum di
dalam perjanjian Tukar Menukar.
l. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan penelitian
terhadap barang pengganti yang disediakan oleh Mitra Tukar Menukar meliputi
kesesuaian barang pengganti dengan ketentuan yang tertuang di dalam perjanjian Tukar
Menukar serta kelengkapan dokumen administrasi atas barang pengganti.
m. BAST Tukar Menukar ditandatangani setelah Mitra Tukar Menukar menyelesaikan
seluruh kewajibannya di mana barang pengganti tersedia sesuai dengan yang tertuang
di dalam perjanjian Tukar Menukar dan siap untuk digunakan baik secara fisik maupun
administrasi atau telah disetorkan selisih nilai barang dalam hal nilai BMN yang ditukar
lebih tinggi daripada barang pengganti.
n. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menetapkan Keputusan
Penghapusan BMN yang disusun dengan menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf D.4 paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal BAST Tukar
Menukar ditandatangani.
o. Salinan Keputusan Penghapusan BMN disampaikan oleh Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum kepada Kuasa Pengguna Barang paling lambat 5
(lima) hari sejak tanggal Keputusan Penghapusan BMN.
p. Berdasarkan Keputusan Penghapusan BMN yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, Kuasa Pengguna Barang menghapuskan
BMN dari Daftar Barang Kuasa Pengguna paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak
Keputusan Penghapusan BMN ditandatangani.
q. Kuasa Pengguna Barang mencatat barang pengganti sebagai BMN dalam Daftar Barang
Kuasa Pengguna berdasarkan BAST yang telah ditandatangani antara Sekretaris Unit
-96-
Eselon/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dan Mitra Tukar Menukar paling lambat
5 (lima) hari sejak tanggal BAST.
r. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Tukar Menukar dan
laporan Pemindahtanganan BMN yang merupakan satu kesatuan dengan laporan
Penghapusan BMN paling lambat 1 (satu) bulan setelah tanggal Keputusan
Penghapusan BMN, dan disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf G.2.
s. Laporan Penghapusan BMN disampaikan kepada Pengelola Barang dan Pengguna
Barang dengan ditembuskan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala
Biro Umum, dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain:
1) fotokopi Perjanjian Tukar Menukar dan BAST Tukar Menukar;
2) fotokopi Keputusan Penghapusan BMN;
3) printout Register Transaksi Harian Penghapusan.
t. Kuasa Pengguna Barang mengajukan permohonan Penetapan Status Penggunaan BMN
yang berasal dari barang pengganti hasil Tukar Menukar paling lambat 6 (enam) bulan
sejak tanggal BAST Tukar Menukar sebagaimana ketentuan yang berlaku.

D. PEMUSNAHAN
1. Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan Barang Milik Negara Berupa Bangunan, Selain
Tanah Dan/Atau Bangunan Yang Memiliki Bukti Kepemilikan, Dan Selain Tanah
Dan/Atau Bangunan Yang Tidak Memiliki Bukti Kepemilikan Dengan Nilai Perolehan Di
Atas Rp100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah)
a. Kuasa Pengguna Barang membentuk Tim Internal Pemusnahan BMN (Lampiran II huruf
D.3) dengan keanggotaan paling sedikit terdiri atas:
1) wakil dari unsur Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang, serta dapat
melibatkan Unit Kerja yang membidangi hukum bila diperlukan, untuk BMN berupa
Bangunan;
2) wakil dari unsur Kuasa Pengguna Barang serta dapat melibatkan Pengguna Barang
dan/atau Sekretariat Unit Eselon I/Sekretariat LNSW/Biro Umum, untuk BMN berupa
selain Tanah dan/atau Bangunan.
b. Tim Internal Pemusnahan BMN memiliki tugas, antara lain:
1) menyiapkan data administratif BMN yang akan dimusnahkan, meliputi identitas BMN,
tahun perolehan, nilai perolehan/nilai buku dan kondisi BMN;
-97-
2) menyiapkan kelengkapan dokumen pendukung usulan Pemusnahan BMN;
3) menyiapkan alasan dan pertimbangan dilakukannya Pemusnahan BMN; dan
4) menyusun laporan pelaksanaan Pemusnahan BMN yang merupakan satu kesatuan
dengan laporan Penghapusan BMN.
c. Hasil penelitian Tim Internal Pemusnahan BMN dituangkan dalam Berita Acara Hasil
Penelitian (Lampiran II huruf H.1) dan dilaporkan kepada Kuasa Pengguna Barang.
d. Dalam hal hasil penelitian Tim Internal Pemusnahan BMN dapat ditindaklanjuti, maka
Kuasa Pengguna Barang mengajukan usulan Pemusnahan BMN kepada Pengguna
Barang secara berjenjang melalui Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum, dengan susunan sebagai berikut:
1) usulan Pemusnahan BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.2, dengan disertai pertimbangan/alasan
dilakukannya Pemusnahan BMN;
2) daftar barang yang diusulkan menjadi objek Pemusnahan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf A.2.a;
3) dokumen pendukung, antara lain:
a) fotokopi keputusan pembentukan Tim Internal Pemusnahan BMN;
b) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN;
c) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Penghapusan BMN;
d) asli Berita Acara Hasil Penelitian Tim Internal Pemusnahan BMN;
e) Surat Keterangan Penghentian Penggunaan BMN (Lampiran II huruf F.5);
f) printout Daftar BMN yang dihentikan penggunannya;
g) asli Surat Pernyataan (Lampiran II huruf E.1) yang ditandatangani oleh Kuasa
Pengguna Barang yang paling sedikit memuat:
(1) identitas Kuasa Pengguna Barang;
(2) pernyataan mengenai kebenaran permohonan yang diajukan, baik materiil
maupun formil; dan
(3) pernyataan bahwa BMN tidak lagi dapat digunakan, dimanfaatkan, dan/atau
dipindahtangankan atau BMN harus dilakukan Pemusnahan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
-98-
h) fotokopi dokumen/bukti kepemilikan atau BAST perolehan barang dan/atau
dokumen lain yang disetarakan dengan dokumen/bukti kepemilikan dan/atau
BAST perolehan barang;
i) dalam hal tidak terdapat dokumen kepemilikan, BAST perolehan barang, dan/atau
dokumen lainnya, dapat digantikan dengan:
(1) dokumen lainnya seperti dokumen kontrak, akte jual beli, perjanjian jual beli,
dan dokumen setara lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu; atau
(2) asli Surat Pernyataan bermeterai cukup dari Kepala Satuan Kerja
bersangkutan yang menyatakan bahwa BMN yang akan dimusnahkan
merupakan BMN pada Satuan Kerja bersangkutan (Lampiran II huruf E.1);
j) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
k) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan;
l) foto terkini BMN.
e. Kepala Biro melakukan penelitian atas usulan Pemusnahan yang disampaikan oleh
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, meliputi penelitian
administrasi, kondisi fisik, aspek yuridis, dan kelayakan usulan.
f. Dalam hal usulan Pemusnahan tersebut dapat ditindaklanjuti, maka Pengguna Barang
mengajukan usulan Pemusnahan BMN kepada Pengelola Barang yang disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum pada Lampiran II huruf A.1, disertai
kelengkapan dokumen pendukungnya.
g. Persetujuan Pemusnahan diterbitkan oleh Pengelola Barang dan ditindaklanjuti sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam hal Pengelola Barang
tidak menyetujui usulan Pemusnahan maka Pengguna Barang menyampaikan kepada
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum disertai dengan alasannya.
h. Kuasa Pengguna Barang melakukan Pemusnahan dengan cara sebagaimana tersebut
dalam surat persetujuan Pemusnahan BMN paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal
persetujuan Pemusnahan BMN, kecuali untuk BMN yang ditentukan lain dalam peraturan
perundang-undangan.
i. Pelaksanaan Pemusnahan BMN dapat disaksikan langsung oleh Kepala Biro dan
dituangkan dalam Berita Acara Pemusnahan BMN yang disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum pada Lampiran II huruf H.2.
j. Kuasa Pengguna Barang mengajukan permohonan penetapan Keputusan Penghapusan
BMN kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum paling lambat
-99-
5 (lima) hari sejak tanggal Berita Acara Pemusnahan BMN disertai dengan fotokopi Berita
Acara Pemusnahan BMN.
k. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menetapkan Keputusan
Penghapusan BMN paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal Berita Acara Pemusnahan
BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum pada Lampiran II huruf
D.4.
l. Salinan Keputusan Penghapusan BMN disampaikan oleh Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum kepada Kuasa Pengguna Barang paling lambat
5 (lima) hari sejak tanggal Keputusan Penghapusan BMN.
m. Kuasa Pengguna Barang menghapuskan BMN dari Daftar Barang Kuasa Pengguna
paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak Keputusan Penghapusan BMN ditandatangani.
n. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Pemusnahan BMN yang
merupakan satu kesatuan dengan laporan Penghapusan BMN paling lambat
1 (satu) bulan sejak Keputusan Penghapusan BMN ditetapkan dan disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2.
o. Laporan Penghapusan BMN disampaikan kepada Pengelola Barang dan Pengguna
Barang serta ditembuskan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum, dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain :
1) fotokopi Berita Acara Pemusnahan BMN;
2) fotokopi Keputusan Penghapusan BMN;
3) printout Register Transaksi Harian Penghapusan.
p. Perubahan Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna sebagai
akibat dari Penghapusan dicantumkan dalam Laporan Semesteran dan Laporan Tahunan
Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang Kementerian Keuangan.

2. Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan Barang Milik Negara Berupa Persediaan, Aset
Tetap Lainnya (Hewan, Ikan, dan Tanaman), Bongkaran Barang Milik Negara Karena
Perbaikan (Renovasi, Restorasi, atau Rehabilitasi), dan Selain Tanah Dan/Atau
Bangunan Yang Tidak Memiliki Bukti Kepemilikan Dengan Nilai Perolehan Sampai
Dengan Rp100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah) Per Unit/Satuan
a. Kuasa Pengguna Barang membentuk Tim Internal Pemusnahan BMN (Lampiran II huruf
D.3) dengan keanggotaan paling sedikit terdiri atas unsur Kuasa Pengguna Barang dan
dapat melibatkan unsur Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum bila
diperlukan.
-100-
b. Tim Internal Pemusnahan BMN memiliki tugas, antara lain:
1) menyiapkan data administratif BMN yang akan dimusnahkan, meliputi identitas BMN,
tahun perolehan, kondisi, nilai perolehan/nilai buku dan kondisi BMN, untuk BMN
berupa Persediaan, Aset Tetap Lainnya (hewan, ikan, dan tanaman) dan BMN selain
Tanah dan/atau Bangunan yang tidak memiliki bukti kepemilikan dengan nilai
perolehan sampai dengan Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per unit/satuan;
2) menyiapkan data administratif BMN yang akan dimusnahkan, meliputi jenis dan
kuantitas barang, untuk Bongkaran BMN karena perbaikan (renovasi, restorasi, dan
rehabilitasi);
3) menyiapkan kelengkapan dokumen pendukung;
4) menyiapkan alasan dan pertimbangan dilakukannya Pemusnahan BMN; dan
5) menyusun laporan pelaksanaan Pemusnahan BMN yang merupakan satu kesatuan
dengan laporan Penghapusan BMN.
c. Hasil penelitian Tim Internal Pemusnahan BMN dituangkan dalam Berita Acara Hasil
Penelitian (Lampiran II huruf H.1) dan dilaporkan kepada Kuasa Pengguna Barang.
d. Dalam hal hasil penelitian Tim Internal Pemusnahan BMN dapat ditindaklanjuti, maka
Kuasa Pengguna Barang mengajukan usulan Pemusnahan BMN kepada Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, dengan susunan sebagai berikut:
1) usulan Pemusnahan BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.2, dengan disertai pertimbangan/alasan
dilakukannya Pemusnahan BMN;
2) daftar barang yang diusulkan menjadi objek Pemusnahan sebagaimana tercantum
dalam:
a) Lampiran II huruf A.2.a, untuk BMN berupa Persediaan, Aset Tetap Lainnya
(Hewan, Ikan, dan Tanaman), dan selain Tanah Dan/Atau Bangunan yang tidak
memiliki bukti kepemilikan dengan nilai perolehan sampai dengan
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per unit/satuan;
b) Lampiran II huruf A.2.b, untuk BMN berupa Bongkaran BMN karena perbaikan
(renovasi, restorasi, atau rehabilitasi).
3) dokumen pendukung, antara lain:
a) fotokopi keputusan pembentukan Tim Internal Pemusnahan BMN;
b) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN;
c) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Penghapusan BMN;
-101-
d) asli Berita Acara Hasil Penelitian Tim Internal Pemusnahan BMN;
e) Surat Keterangan Penghentian Penggunaan BMN (Lampiran II huruf F.5);
f) printout Daftar BMN yang dihentikan penggunannya;
g) asli Surat Pernyataan (Lampiran II huruf E.1) yang ditandatangani oleh Kuasa
Pengguna Barang yang paling sedikit memuat:
(1) identitas Kuasa Pengguna Barang;
(2) pernyataan mengenai kebenaran permohonan yang diajukan, baik materiil
maupun formil; dan
(3) pernyataan bahwa BMN tidak lagi dapat digunakan, dimanfaatkan, dan/atau
dipindahtangankan atau BMN harus dilakukan Pemusnahan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
h) fotokopi Berita Acara Serah Terima (BAST) perolehan barang dan/atau dokumen
lainnya terkait perolehan barang;
i) dalam hal tidak terdapat BAST perolehan barang dan/atau dokumen lainnya
terkait perolehan barang, dapat diganti dengan Surat Pernyataan Tangung Jawab
bermeterai cukup yang ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja bersangkutan
yang menyatakan bahwa BMN yang akan dimusnahkan merupakan BMN pada
Satuan Kerja bersangkutan (Lampiran II huruf E.1);
j) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
k) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan;
l) foto terkini BMN.
e. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan penelitian atas
usulan Pemusnahan yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang, dalam melakukan
penelitian dapat meminta keterangan/penjelasan dari Kuasa Pengguna Barang dan/atau
dapat melakukan penelitian lapangan untuk memastikan antara data administratif dan
kesesuaian fisik BMN.
f. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian perencanaan Penghapusan BMN antara
permohonan Pemusnahan BMN dengan perencanaan Penghapusan BMN di RP4 BMN,
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum mengajukan revisi
penetapan RP4 disertai alasan dan data dukung kepada Pengguna Barang dengan tetap
melanjutkan proses permohonan Pemusnahan BMN.
-102-
g. Dalam hal usulan Pemusnahan tersebut dapat disetujui, maka Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menerbitkan surat persetujuan Pemusnahan BMN
yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum pada Lampiran II huruf B.7.
h. Kuasa Pengguna Barang melakukan Pemusnahan dengan cara sebagaimana tersebut
dalam surat persetujuan Pemusnahan BMN paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal
persetujuan Pemusnahan BMN, kecuali untuk BMN yang ditentukan lain dalam peraturan
perundang-undangan.
i. Pelaksanaan Pemusnahan BMN dapat disaksikan langsung oleh Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dan dituangkan dalam Berita Acara Pemusnahan
BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum pada Lampiran II huruf
H.2.
j. Dalam hal Pemusnahan BMN berupa Persediaan, Aset Tetap Lainnya, dan selain Tanah
dan/atau Bangunan yang tidak memiliki bukti kepemilikan dengan nilai perolehan sampai
dengan Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per unit/satuan, Kuasa Pengguna Barang
mengajukan permohonan penetapan Keputusan Penghapusan BMN kepada Sekretaris
Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum paling lambat 5 (lima) hari sejak Berita
Acara Pemusnahan BMN disertai dengan fotokopi Berita Acara Pemusnahan BMN.
k. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menetapkan Keputusan
Penghapusan BMN paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal Berita Acara Pemusnahan
BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum pada Lampiran II huruf
D.4.
l. Salinan Keputusan Penghapusan BMN disampaikan oleh Sekretaris Unit Eselon
I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum kepada Kuasa Pengguna Barang paling lambat
5 (lima) hari sejak tanggal Keputusan Penghapusan BMN.
m. Kuasa Pengguna Barang menghapuskan BMN dari Daftar Barang Kuasa Pengguna
paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak Keputusan Penghapusan BMN ditandatangani.
n. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan Pemusnahan BMN yang
merupakan satu kesatuan dengan laporan Penghapusan BMN paling lambat
1 (satu) bulan sejak Keputusan Penghapusan BMN ditetapkan, dan disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2.
o. Laporan Penghapusan BMN disampaikan kepada Pengelola Barang dan Pengguna
Barang serta ditembuskan ke Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum, dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain:
1) fotokopi Berita Acara Pemusnahan BMN;
2) fotokopi Keputusan Penghapusan BMN;
-103-
3) printout Register Transaksi Harian Penghapusan,
p. Perubahan Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna sebagai
akibat dari Penghapusan dicantumkan dalam Laporan Semesteran dan Laporan Tahunan
Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang Kementerian Keuangan.

E. PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA


1. Tata Cara Penghapusan Barang Milik Negara Berupa Tanah, Bangunan, Selain Tanah
Dan/Atau Bangunan Yang Memiliki Bukti Kepemilikan, Dan Selain Tanah Dan/Atau
Bangunan Yang Tidak Memiliki Bukti Kepemilikan Dengan Nilai Perolehan Di Atas
Rp100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah) Karena Sebab-Sebab Lain Yang Merupakan
Sebab-Sebab Secara Normal Dapat Diperkirakan Wajar Menjadi Penyebab
Penghapusan
a. Kuasa Pengguna Barang membentuk Tim Internal Penghapusan BMN dengan
keanggotaan paling sedikit terdiri atas:
1) wakil dari unsur Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang, serta dapat
melibatkan Unit Kerja yang membidangi hukum bila diperlukan, untuk BMN berupa
Tanah dan/atau Bangunan;
2) wakil dari unsur Kuasa Pengguna Barang serta dapat melibatkan Pengguna Barang
dan Unit Kerja yang membidangi hukum bila diperlukan, untuk BMN berupa selain
Tanah dan/atau Bangunan yang memiliki bukti kepemilikan dan selain Tanah
dan/atau Bangunan yang tidak memiliki bukti kepemilikan dengan nilai perolehan di
atas Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
b. Tim Internal Penghapusan BMN memiliki tugas, antara lain:
1) menyiapkan data administratif BMN yang akan dihapuskan, meliputi identitas BMN,
tahun perolehan, nilai perolehan/nilai buku, kondisi BMN dan status kepemilikan untuk
BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan;
2) menyiapkan data administratif BMN yang akan dihapuskan, meliputi identitas BMN,
tahun perolehan, nilai perolehan/nilai buku dan kondisi BMN untuk BMN berupa selain
Tanah dan/atau Bangunan;
3) melakukan penaksiran nilai limit Penjualan Bongkaran dan dalam melakukan
penaksiran dapat melibatkan Penilai, untuk BMN berupa Bangunan karena anggaran
untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalam dokumen penganggaran;
4) menyiapkan kelengkapan dokumen pendukung usulan Penghapusan BMN;
5) menyiapkan alasan dan pertimbangan dilakukannya Penghapusan BMN; dan
-104-
6) menyusun laporan Penghapusan BMN.
c. Hasil penelitian Tim Internal Penghapusan BMN dituangkan dalam Berita Acara Hasil
Penelitian (Lampiran II huruf H.1) dan dilaporkan kepada Kuasa Pengguna Barang.
d. Dalam hal hasil penelitian Tim Internal Penghapusan BMN dapat ditindaklanjuti, maka
Kuasa Pengguna Barang mengajukan usulan Penghapusan BMN kepada Pengguna
Barang secara berjenjang melalui Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro
Umum, dengan disusun sebagai berikut:
1) Usulan Penghapusan BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.2, dengan disertai pertimbangan/alasan
dilakukannya Penghapusan BMN;
2) daftar barang yang menjadi objek Penghapusan BMN sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf A.2.a;
3) dokumen pendukung, antara lain:
a) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN;
b) Surat Keterangan Penghentian Penggunaan BMN (Lampiran II huruf F.5);
c) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Penghapusan BMN;
d) printout Daftar BMN Yang Dihentikan Penggunaannya;
e) fotokopi dokumen/bukti kepemilikan atau BAST perolehan barang dan/atau
dokumen lain yang disetarakan dengan dokumen/bukti kepemilikan dan/atau
BAST perolehan barang;
f) dalam hal tidak terdapat dokumen kepemilikan, BAST perolehan barang, dan/atau
dokumen lainnya, dapat diganti dengan asli Surat Pernyataan bermeterai cukup
dari Kepala Satuan Kerja bersangkutan yang menyatakan bahwa BMN yang
diusulkan untuk dihapuskan merupakan BMN pada Satuan Kerja bersangkutan
(Lampiran II huruf E.1);
g) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
h) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan;
i) Foto BMN.
-105-
e. Dalam hal usulan Penghapusan diajukan karena alasan:
1) hilang, kecurian, terbakar, susut, menguap, atau mencair, permohonan dilengkapi
dengan Surat Pernyataan (Lampiran II huruf E.1) bermeterai cukup yang
ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Barang yang paling sedikit memuat:
a) identitas Kuasa Pengguna Barang;
b) pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan yang
diajukan, baik materiil maupun formil; dan
c) pernyataan bahwa BMN telah hilang, kecurian, terbakar, susut, menguap, atau
mencair;
2) harus dihapuskan untuk BMN berupa bangunan yang berdiri di atas tanah Pihak Lain
atau Pemerintah Daerah karena tidak dapat dilakukan Pemindahtanganan,
permohonan dilengkapi dengan:
a) Surat Pernyataan (Lampiran II huruf E.1) bermeterai cukup yang ditandatangani
oleh Kuasa Pengguna Barang yang paling sedikit memuat:
(1) identitas Kuasa Pengguna Barang;
(2) pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan
yang diajukan, baik materiil maupun formil; dan
(3) pernyataan bahwa BMN berupa Bangunan yang berdiri di atas Tanah Pihak
Lain atau Pemerintah Daerah tidak dapat dilakukan Pemindahtanganan,
sehingga dilakukan Penghapusan;
b) fotokopi perjanjian antara Pengguna Barang dan Pihak Lain atau Pemerintah
Daerah, jika ada; dan
c) surat pemberitahuan dari Pihak Lain atau Pemerintah Daerah terkait
Penghapusan BMN berupa bangunan yang berdiri di atas Tanah milik Pihak Lain
atau Pemerintah Daerah.
3) harus dihapuskan untuk Aset Tetap Renovasi pada BMN milik Pihak Lain karena tidak
dapat dilakukan Pemindahtanganan, permohonan dilengkapi dengan Surat
Pernyataan (Lampiran II huruf E.1) bermeterai cukup yang ditandatangani oleh Kuasa
Pengguna Barang yang paling sedikit memuat:
a) identitas Kuasa Pengguna Barang;
b) pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan yang
diajukan, baik materiil maupun formil; dan
-106-
c) pernyataan bahwa BMN berupa Aset Tetap Renovasi pada BMN milik Pihak Lain
tidak dapat dilakukan Pemindahtanganan, sehingga harus dilakukan
Penghapusan.
4) harus dihapuskan untuk bangunan dalam kondisi rusak berat dan/ atau
membahayakan lingkungan sekitar, permohonan dilengkapi dengan:
a) Surat Pernyataan (Lampiran II huruf E.1) bermeterai cukup yang ditandatangani
oleh Kuasa Pengguna Barang yang paling sedikit memuat:
(1) identitas Kuasa Pengguna Barang;
(2) pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan
yang diajukan, baik materiil maupun formil; dan
(3) pernyataan bahwa BMN berupa Bangunan berada dalam kondisi rusak berat
dan/ atau membahayakan lingkungan sekitar dan belum tersedia anggaran
untuk Bangunan pengganti, sehingga harus dilakukan Penghapusan;
b) Surat Keterangan dari instansi yang berwenang yang menyatakan bahwa BMN
berupa Bangunan berada dalam kondisi rusak berat dan/ atau membahayakan
lingkungan sekitar.
5) harus dihapuskan untuk Bangunan yang berdiri di atas Tanah yang menjadi objek
Pemanfaatan dalam bentuk Kerjasama Pemanfaatan, Bangun Guna Serah/Bangun
Serah Guna atau Kerjasama Penyediaan Infrastruktur, setelah Bangunan tersebut
diperhitungkan sebagai investasi pemerintah, permohonan dilengkapi dengan:
a) Surat Pernyataan (Lampiran II huruf E.1) bermeterai cukup yang ditandatangani
oleh Kuasa Pengguna Barang yang paling sedikit memuat:
(1) identitas Kuasa Pengguna Barang;
(2) pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan
yang diajukan, baik materiil maupun formil; dan
(3) pernyataan bahwa BMN berupa bangunan, berdiri di atas tanah yang
menjadi objek Pemanfaatan dalam bentuk Kerjasama Pemanfaatan,
Bangun Guna Serah/Bangun Serah Guna atau Kerjasama Penyediaan
Infrastruktur, sehingga harus dilakukan Penghapusan;
b) fotokopi perjanjian Kerjasama Pemanfaatan, Bangun Guna Serah/Bangun Serah
Guna atau Kerjasama Penyediaan Infrastruktur.
6) harus dihapuskan karena anggaran untuk Bangunan pengganti sudah disediakan
dalam dokumen penganggaran, permohonan dilengkapi dengan:
-107-
a) Surat Pernyataan (Lampiran II huruf E.1) bermeterai cukup yang ditandatangani
oleh Kuasa Pengguna Barang yang paling sedikit memuat:
(1) identitas Kuasa Pengguna Barang;
(2) pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan
yang diajukan, baik materiil maupun formil; dan
(3) pernyataan bahwa BMN berupa Bangunan yang akan direkonstruksi, sudah
tersedia anggaran penggantinya dalam dokumen penganggaran, sehingga
harus dilakukan Penghapusan;
b) fotokopi dokumen penganggaran.
7) Keadaan kahar (force majeure), permohonan Penghapusan BMN dilengkapi dengan:
a) Surat keterangan dari instansi yang berwenang:
(1) mengenai terjadinya keadaan kahar (force majeure); atau
(2) mengenai kondisi barang terkini karena keadaan kahar (force majeure);
b) Surat Pernyataan (Lampiran II huruf E.1) bermeterai cukup yang ditandatangani
oleh Kuasa Pengguna Barang yang paling sedikit memuat:
(1) identitas Kuasa Pengguna Barang;
(2) pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan
yang diajukan, baik materiil maupun formil; dan
(3) pernyataan bahwa BMN telah terkena keadaan kahar (force majeure);
8) harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perkembangan teknologi, tidak sesuai
dengan kebutuhan organisasi, rusak berat, atau masa manfaat/kegunaan telah
berakhir untuk BMN berupa Aset Tak Berwujud, permohonan Penghapusan BMN
dilengkapi dengan Surat Pernyataan (Lampiran II huruf E.1) bermeterai cukup yang
ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Barang yang paling sedikit memuat:
a) identitas Kuasa Pengguna Barang;
b) pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan yang
diajukan, baik materiil maupun formil; dan
c) pernyataan bahwa BMN sudah tidak sesuai dengan perkembangan teknologi,
tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi, rusak berat, atau masa
manfaat/kegunaan telah berakhir;
-108-
f. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan penelitian
terhadap usulan Penghapusan BMN yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang,
termasuk meminta keterangan/penjelasan yang diperlukan.
g. Dalam hal berdasarkan hasil penelitian terhadap usulan Penghapusan BMN dapat
ditindaklanjuti, Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum mengajukan
usulan Penghapusan BMN kepada Pengguna Barang disertai dengan kelengkapan
dokumen pendukung serta fotokopi surat usulan Penghapusan BMN dari Kuasa
Pengguna Barang.
h. Kepala Biro melakukan penelitian atas usulan yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, dan dalam melakukan penelitian dapat
melibatkan Unit Kerja yang membidangi hukum.
i. Dalam hal usulan tersebut dapat ditindaklanjuti, Pengguna Barang menyampaikan usulan
persetujuan Penghapusan BMN kepada Pengelola Barang disusun menggunakan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.1 disertai dengan data administratif
dan kelengkapan dokumen pendukungnya.
j. Persetujuan Penghapusan BMN diterbitkan oleh Pengelola Barang dan ditindaklanjuti
oleh Pengguna Barang dengan menyampaikan perintah penetapan Keputusan
Penghapusan BMN kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum
dengan melampirkan persetujuan Penghapusan BMN dari Pengelola Barang.
k. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menetapkan Keputusan
Penghapusan BMN yang disusun dengan menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf D.4 paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal persetujuan
Penghapusan BMN dari Pengelola Barang.
l. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menyampaikan salinan
Keputusan Penghapusan BMN kepada Kuasa Pengguna Barang paling lambat 5 (lima)
hari sejak tanggal Keputusan Penghapusan BMN.
m. Berdasarkan Keputusan Penghapusan BMN yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, Kuasa Pengguna Barang menghapuskan
BMN dari Daftar Barang Kuasa Pengguna paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak
Keputusan Penghapusan BMN ditandatangani.
n. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan Penghapusan BMN paling lambat
1 (satu) bulan sejak Keputusan Penghapusan BMN ditetapkan, dan disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2.
o. Laporan Penghapusan BMN disampaikan kepada Pengelola Barang dan Pengguna
Barang dengan ditembuskan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala
-109-
Biro Umum dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi Keputusan
Penghapusan BMN dan printout Register Transaksi Harian Penghapusan
u. Perubahan Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna sebagai
akibat dari Penghapusan, dicantumkan dalam Laporan Semesteran dan Laporan
Tahunan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang Kementerian Keuangan.

2. Tata Cara Penghapusan Barang Milik Negara Berupa Persediaan, Aset Tetap Lainnya
(Hewan, Ikan, dan Tanaman), dan Selain Tanah Dan/Atau Bangunan Yang Tidak
Memiliki Bukti Kepemilikan Dengan Nilai Perolehan Sampai Dengan Rp100.000.000,00
(Seratus Juta Rupiah) Per Unit/Satuan Karena Sebab-Sebab Lain Yang Merupakan
Sebab-Sebab Secara Normal Dapat Diperkirakan Wajar Menjadi Penyebab
Penghapusan
a. Kuasa Pengguna Barang membentuk Tim Internal Penghapusan BMN (Lampiran II huruf
D.3) dengan keanggotaan paling sedikit terdiri atas wakil dari unsur Kuasa Pengguna
Barang dan dapat melibatkan unsur Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala
Biro Umum bila diperlukan.
b. Tim Internal Penghapusan BMN memiliki tugas, antara lain:
1) menyiapkan data administratif BMN yang akan dihapuskan, meliputi identitas BMN,
tahun perolehan, nilai perolehan/nilai buku dan kondisi BMN;
2) menyiapkan kelengkapan dokumen pendukung usulan Penghapusan BMN;
3) menyiapkan alasan dan pertimbangan dilakukannya Penghapusan BMN; dan
4) menyusun laporan Penghapusan BMN.
c. Hasil penelitian Tim Internal Penghapusan BMN dituangkan dalam Berita Acara Hasil
Penelitian (Lampiran II huruf H.1) dan dilaporkan kepada Kuasa Pengguna Barang.
d. Dalam hal hasil penelitian Tim Internal Penghapusan BMN dapat ditindaklanjuti, maka
Kuasa Pengguna Barang mengajukan usulan Penghapusan BMN kepada Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, dengan susunan sebagai berikut:
1) Usulan Penghapusan BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.2, dengan disertai pertimbangan/alasan
dilakukan Penghapusan BMN;
2) daftar barang yang menjadi objek Penghapusan BMN sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf A.2.a;
3) dokumen pendukung, antara lain:
-110-
a) fotokopi Keputusan Penetapan Status Penggunaan BMN;
b) Surat Keterangan Penghentian Penggunaan BMN (Lampiran II huruf F.5);
c) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Penghapusan BMN;
d) printout Daftar BMN Yang Dihentikan Penggunaannya;
e) fotokopi Berita Acara Serah Terima (BAST) perolehan barang dan/atau dokumen
lainnya terkait perolehan barang;
f) dalam hal tidak terdapat BAST perolehan barang dan/atau dokumen lainnya
terkait perolehan barang, dapat diganti dengan Surat Pernyataan Tangung Jawab
bermeterai cukup yang ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja bersangkutan
yang menyatakan bahwa BMN yang diusulkan untuk dihapuskan merupakan BMN
pada Satuan Kerja bersangkutan (Lampiran II huruf E.1);
g) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
h) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan;
i) Foto BMN.
e. Dalam hal usulan Penghapusan BMN diajukan karena alasan:
1) hilang, permohonan dilengkapi dengan Surat Pernyataan (Lampiran II huruf E.1)
bermeterai cukup yang ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Barang yang paling
sedikit memuat:
a) identitas Kuasa Pengguna Barang;
b) pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan yang
diajukan, baik materiil maupun formil;
c) pernyataan bahwa BMN hilang dan tidak lagi dapat ditemukan.
2) rusak berat, susut, menguap, mencair, kadaluwarsa, mati/catat berat/tidak produktif
untuk hewan/ikan/tanaman, permohonan dilengkapi dengan Surat Pernyataan
(Lampiran II huruf E.1) dari Kuasa Pengguna Barang yang paling sedikit memuat:
a) identitas Kuasa Pengguna Barang;
b) pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan yang
diajukan, baik materiil maupun formil;
c) pernyataan bahwa BMN telah rusak berat, susut, menguap, mencair,
kadaluwarsa, mati/catat berat/tidak produktif untuk hewan/ikan/tanaman.
-111-
3) keadaan kahar (force majeure), usulan permohonan dilengkapi dengan:
a) surat keterangan dari instansi yang berwenang:
(1) mengenai terjadinya keadaan kahar (force majeure); atau
(2) mengenai kondisi barang terkini karena keadaan kahar (force majeure).
b) Surat Pernyataan (Lampiran II huruf E.1) dari Kuasa Pengguna Barang yang
paling sedikit memuat:
(1) identitas Kuasa Pengguna Barang;
(2) pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan
yang diajukan, baik materiil maupun formil;
4) harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perkembangan teknologi, tidak sesuai
dengan kebutuhan organisasi, rusak berat, atau masa manfaat/kegunaan telah
berakhir untuk BMN berupa Aset Tak Berwujud, permohonan Penghapusan BMN
dilengkapi dengan Surat Pernyataan (Lampiran II huruf E.1) bermeterai cukup yang
ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Barang yang paling sedikit memuat:
a) identitas Kuasa Pengguna Barang;
b) pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan yang
diajukan, baik materiil maupun formil; dan
c) pernyataan bahwa BMN sudah tidak sesuai dengan perkembangan teknologi,
tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi, rusak berat, atau masa
manfaat/kegunaan telah berakhir;
f. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan penelitian atas
usulan yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang dan dalam melakukan penelitian
dapat melibatkan Pengguna Barang dan/atau Unit Kerja yang membidangi hukum.
g. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian perencanaan Penghapusan BMN antara
permohonan Penghapusan BMN dengan perencanaan Penghapusan BMN di RP4 BMN,
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum mengajukan revisi
penetapan RP4 disertai alasan dan data dukung kepada Pengguna Barang dengan tetap
melanjutkan proses permohonan Penghapusan BMN.
h. Persetujuan Penghapusan yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf B.8 diterbitkan oleh Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum dan ditindaklanjuti dengan penetapan Keputusan
Penghapusan BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf D.4 paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal persetujuan Penghapusan
BMN.
-112-
i. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menyampaikan salinan
Keputusan Penghapusan BMN kepada Kuasa Pengguna Barang paling lambat
5 (lima) hari sejak tanggal Keputusan Penghapusan BMN.
j. Berdasarkan Keputusan Penghapusan BMN yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, Kuasa Pengguna Barang menghapuskan
BMN dari Daftar Barang Kuasa Pengguna paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak
Keputusan Penghapusan BMN ditandatangani.
k. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan Penghapusan BMN paling lambat
1 (satu) bulan sejak Keputusan Penghapusan BMN ditetapkan, dan disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2.
l. Laporan Penghapusan BMN disampaikan kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum dan ditembuskan kepada Pengguna Barang dengan
melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi Keputusan Penghapusan BMN
dan printout Register Transaksi Harian Penghapusan.
m. Perubahan Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna sebagai
akibat dari Penghapusan, dicantumkan dalam Laporan Semesteran dan Laporan
Tahunan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang Kementerian Keuangan.

3. Tata Cara Pengajuan Usul Kepada Pengelola Barang Mengenai Penghapusan Barang
Milik Negara Karena Adanya Putusan Pengadilan Yang Memperoleh Kekuatan Hukum
Tetap Dan Tidak Ada Upaya Hukum Lainnya
a. Kuasa Pengguna Barang mengusulkan Penghapusan BMN karena adanya putusan
pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap dan tidak ada upaya hukum lainnya
kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, dengan susunan
sebagai berikut:
1) usulan Penghapusan BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.2, dengan disertai pertimbangan/alasan
dilakukannya Penghapusan BMN;
2) daftar barang objek Penghapusan BMN sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
huruf A.2.a;
3) dokumen pendukung, antara lain:
a) salinan putusan pengadilan yang telah dilegalisasi oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan;
b) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Penghapusan BMN;
-113-
c) fotokopi dokumen/bukti kepemilikan atau BAST perolehan barang dan/atau
dokumen lain yang disetarakan dengan dokumen/bukti kepemilikan dan/atau
BAST perolehan barang;
d) dalam hal tidak terdapat dokumen kepemilikan, BAST perolehan barang, dan/atau
dokumen lainnya, dapat diganti dengan asli Surat Pernyataan bermeterai cukup
dari Kepala Satuan Kerja bersangkutan yang menyatakan bahwa BMN yang
diusulkan untuk dihapuskan merupakan BMN pada Satuan Kerja bersangkutan
(Lampiran II huruf E.1);
e) Surat Keterangan Penghentian Penggunaan BMN (Lampiran II huruf F.5);
f) printout Daftar BMN Yang Dihentikan Penggunannya;
g) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
h) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan;
i) foto terkini BMN;
b. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan penelitian atas
usulan yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang.
c. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian perencanaan Penghapusan BMN antara
permohonan Penghapusan BMN dengan perencanaan Penghapusan BMN di RP4 BMN,
Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum mengajukan revisi
penetapan RP4 disertai alasan dan data dukung kepada Pengguna Barang dengan tetap
melanjutkan proses permohonan Penghapusan BMN.
d. Dalam hal usulan tersebut dapat ditindaklanjuti, Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris
LNSW/Kepala Biro Umum menyampaikan usulan persetujuan Penghapusan BMN
kepada Pengelola Barang yang disusun menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf A.1 disertai dengan data administratif dan kelengkapan dokumen
pendukungnya.
e. Persetujuan Penghapusan BMN diterbitkan oleh Pengelola Barang dan ditindaklanjuti
oleh Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dengan menetapkan
Keputusan Penghapusan BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf D.4 paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal
persetujuan Penghapusan BMN dari Pengelola Barang.
f. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menyampaikan salinan
Keputusan Penghapusan BMN kepada Kuasa Pengguna Barang paling lambat 5 (lima)
hari sejak tanggal Keputusan Penghapusan BMN.
-114-
g. Berdasarkan Keputusan Penghapusan BMN yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, Kuasa Pengguna Barang menghapuskan
BMN dari Daftar Barang Kuasa Pengguna paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak
Keputusan Penghapusan BMN ditandatangani.
h. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan Penghapusan BMN paling lambat
1 (satu) bulan sejak Keputusan Penghapusan BMN ditetapkan, dan disusun
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf G.2.
i. Laporan Penghapusan BMN disampaikan kepada Pengelola Barang dan Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum dengan ditembuskan kepada Pengguna
Barang dengan melampirkan dokumen kelengkapan antara lain fotokopi Keputusan
Penghapusan BMN dan printout Register Transaksi Harian Penghapusan.
j. Perubahan Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Barang Kuasa Pengguna sebagai
akibat dari Penghapusan, dicantumkan dalam Laporan Semesteran dan Laporan
Tahunan Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang Kementerian Keuangan.

4. Tata Cara Pengajuan Usul Kepada Pengelola Barang Mengenai Penghapusan Barang
Milik Negara Karena Melaksanakan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
a. Kuasa Pengguna Barang mengusulkan Penghapusan BMN karena melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan kepada Pengguna Barang secara berjenjang
melalui Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum, dengan susunan
sebagai berikut:
1) usulan Penghapusan BMN yang disusun menggunakan format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II huruf A.2, dengan dsertai pertimbangan/alasan
dilakukannya Penghapusan BMN;
2) daftar barang objek Penghapusan BMN sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
huruf A.2.a;
3) dokumen pendukung, antara lain:
a) dokumen penetapan RP4 BMN disertai lampiran rencana Penghapusan BMN;
b) Surat Keterangan Penghentian Penggunaan BMN (Lampiran II huruf F.5);
c) printout Daftar BMN Yang Dihentikan Penggunaannya;
d) fotokopi dokumen/bukti kepemilikan atau BAST perolehan barang dan/atau
dokumen lain yang disetarakan dengan dokumen/bukti kepemilikan dan/atau
BAST perolehan barang;
-115-
e) dalam hal tidak terdapat dokumen kepemilikan, BAST perolehan barang, dan/atau
dokumen lainnya, dapat diganti dengan asli Surat Pernyataan bermeterai cukup
dari Kepala Satuan Kerja bersangkutan yang menyatakan bahwa BMN yang
diusulkan untuk dihapuskan merupakan BMN pada Satuan Kerja bersangkutan
(Lampiran II huruf E.1);
f) Kartu Identitas Barang (KIB) yang telah ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja
bersangkutan, kecuali terhadap BMN yang tidak diharuskan dicatat dalam KIB;
g) Laporan Kondisi Barang dan/atau listing history yang telah ditandatangani oleh
Kepala Satuan Kerja bersangkutan;
h) foto terkini BMN;
b. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum melakukan penelitian
terhadap usulan Penghapusan BMN yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang,
termasuk meminta keterangan/penjelasan bila diperlukan.
c. Dalam hal berdasarkan penelitian terhadap usulan Penghapusan BMN dapat
ditindaklanjuti, Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum mengajukan
usulan Penghapusan BMN kepada Pengguna Barang disertai dengan fotokopi surat
usulan Penghapusan BMN dari Kuasa Pengguna Barang dan kelengkapan dokumen
pendukungnya.
d. Kepala Biro melakukan penelitian atas usulan yang disampaikan oleh Sekretaris Unit
Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum.
e. Dalam hal usulan tersebut dapat ditindaklanjuti, Pengguna Barang menyampaikan usulan
persetujuan Penghapusan BMN kepada Pengelola Barang yang disusun menggunakan
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A.1 dan disertai dengan
kelengkapan dokumen pendukungnya.
f. Persetujuan Penghapusan BMN diterbitkan oleh Pengelola Barang dan ditindaklanjuti
oleh Pengguna Barang dengan menyampaikan perintah penetapan Keputusan
Penghapusan BMN kepada Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum
dengan melampirkan persetujuan Penghapusan BMN dari Pengelola Barang.
g. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menetapkan Keputusan
Penghapusan BMN yang disusun dengan menggunakan format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II huruf D.4 paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal persetujuan
Penghapusan BMN dari Pengelola Barang.
h. Sekretaris Unit Eselon I/Sekretaris LNSW/Kepala Biro Umum menyampaikan salinan
Keputusan Penghapusan BMN kepada Kuasa Pengguna Barang paling lambat 5 (lima)
hari sejak tanggal Keputusan Penghapusan BMN.

Anda mungkin juga menyukai