Anda di halaman 1dari 6

Disusun Oleh :

Wita Yulianti Barges

(241911009)

Dosen Pembimbing :
Elisabeth Onna Monteiro., M.Kep

Akademi Keperawatan Antariksa


2019/2020

“Mengapa Safety dalam Tindakan Keperawatan Sangat Penting”

Penting Karena kesalamatan pasien (Patient safety) bukan merupakan hal baru
untuk didengar. Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem
di rumah sakit yang digunakan untuk membuat asuhan pasien lebih aman. Upaya
yang digunakan di rumah sakit untuk meningkatkan keselamatan pasien antara lain
melalui program tujuh langkah menuju keselamatan pasien dirumah sakit dan
penerapan standar keselamatan pasien di rumah sakit. Langkah awal dalam mencapai
keselamatan pasien tersebut adalah melalui budaya keselamatan pasien yang disertai
dengan kepemimpinan yang baik. Hal ini tertuang dalam tahap pertama program
tujuh langkah menuju keselamatan rumah sakit yaitu bangun kesadaran akan nilai
keselamatan pasien, ciptakan kepemimpinan dan budaya terbuka serta adil. Penerapan
kebijakan keselamatan pasien sangat erat kaitannya dengan lingkup kepemimpinan.
Standar keselamatan pasien menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pasal 7 ayat
(2) meliputi:

1. Hak pasien;
2. Mendidik pasien dan keluarga;
3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan;
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien;
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien;
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien;dan
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
Standar keselamatan pasien tersebut harus diutamakan dalam tindakan
keperawatan. Agar pasien mendapat pelayanan yang terbaik dan terhindar dari
penyakit dan kelalaian perawat.

Pembahasan
Langkah-langkah keselamatan pasien yang akan dijelaskan dalam kajian ini terdiri
atas tujuh langkah pelaksanaan. Tujuh langkah tersebut antara lain:

1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien

Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien merupakan suatu cara


bagaimana menciptakan kepemimpinan dan budaya terbuka dan adil yang berarti
rumah sakit memiliki kebijakan mengenai apa yang mesti dilakukan staf tenaga
medis segera setelah insiden, bagaimana langkah-langkah pengumpulan fakta dan
dukungan apa yang diberikan kepada staf tersebut, budaya pelaporan dan belajar
dari insiden serta melakukan penilaian keselamatan pasien sehingga kesalahan
tersebut tidak terulang dan dapat diperbaiki agar mampu memberikan pelayan
terbaik demi kepuasan pasien dan keselamatan pasien terjaga.

2. Pimpinan dan dukungan dari pemimpin

Di dalam bekerja, tim ini membutuhkan penggerak sehingga pelaksanaan suatu


pekerjaan akan lebih terarah. Demikian halnya dalam pelaksanaan keselamatan
pasien secara tim membutuhkan penggerak. Penggerak keselamatan pasien
haruslah disiplin, aktif belajar, mampu bekerja sama, dan berusaha untuk
meningkatkan kualitas pelayanan yang akan diberikan kepada pasien. Penggerak
keselamatan pasien sebagai pengambil kebijakan, memberi pelayanan kesehatan
kepada pasien dengan menempatkan keamanan sebagai prioritas pertama dalam
memberikan pelayanan kesehatan.

3. Integrasikan aktivitas manajemen risiko


Penerapan aktivitas pengelolaan risiko di rumah sakit dapat dilakukan oleh staf
yang ada di rumah sakit tersebut. Dilakukan dengan cara mengembangkan
sistem dan pengelolaan risiko yang terintegrasi dengan keselamatan pasien,
adanya indikator kinerja staf, adanya pelaporan insiden, dan adanya forum-forum
di rumah sakit mengenai isu-isu keselamatan pasien. Pemahaman terhadap
aktivitas pengelolaan risiko di rumah sakit disesuaikan dengan sudut pandang
masing-masing. Di dalam keselamatan pasien, aktivitas pengelolaan risiko berarti
sebagai pengendalian risiko pasien oleh pemberi layanan kesehatan.

4. Kembangkan sistem pelaporan

Risiko insiden keselamatan pasien akan dirasakan oleh setiap pihak yang terlibat
dalam aktivitas pelayanan kesehatan. Apabila terjadi kejadian yang berpotensi
menimbulkan risiko perlu untuk dilaporkan. Budaya sistem pelaporan dengan
tidak saling menyalahkan merupakan sebagian metode yang dapat digunakan
untuk mengenali risiko.

5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien

Komunikasi yang dilakukan adalah pengiriman pesan antara perawat sebagai


pengirim pesan dan pasien sebagai penerima dengan interaksi diantara keduanya
yang bertujuan menumbuhkan kepercayaan, menciptakan kenyamanan,
menimbulkan kepuasan, meningkatkan pengobatan yang menuju kesembuhan,
karena di dalam komunikasi saling memberi dan menerima antara pasien dan
petugas kesehatan.

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien

Langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan menginvestigasi kejadian,


mengumpulkan data hasil observasi hingga dokumentasi, identifikasi masalah,
analisis informasi, rekomendasi dan rencana kerja. Diperlukan juga analisis
faktor kontributor seperti penyebab yang melatarbelakangi kejadian,
rekomendasi, solusi dan tindakan apa yang dilakukan dengan adanya masalah
tersebut.

7. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

Untuk adanya pengembangan penerapan keselamatan pasien secara teratur,


dilakukan dengan memprioritaskan penilaian keselamatan pasien serta
menempatkan pekerjaan agar tidak terjadi kesalahan. Kemudian perlu juga
meningkatkan sistem laporan tentang keselamatan pasien dan konsep
keselamatan pasien.
Literatur Pendung

https://osf.io/x5u6v

https://www.researchgate.net/publication/337750973_MANFAAT_PENERAPA
N_LANGKAH-
LANGKAH_KESELAMATAN_PASIEN_GUNA_MENINGKATKAN_DERAJ
AT_KESEHATAN_PASIEN
http://www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/453

Anda mungkin juga menyukai