DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Close Fracture Right Neck Femur” dengan baik meskipun banyak
kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada ibu……. selaku
Dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna serta dapat menambah wawasan
dan pengetahuan kita mengenai “Keperawatan Medikal Bedah II”. Semoga makalah
yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya, Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Penulis
Cover 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Bab I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan 6
2.1 Definisi 7
2.2 Etiologi 8
2.3 Anatomi Tulang 9
2.4 Pathway 11
2.5 Patofisiologi 11
2.6 Manifestasi Klinik 12
2.7 Komplikasi 14
2.8 Pemeriksaan Penunjang 15
BAB IV PENUTUP
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
2.1 Untuk Mengetahui Definisi Dari CFRD
2.2 Untuk Mengetahui Etiologi Dari CFRD
2.3 Untuk Mengetahui Anatomi Tulang Dari CFRD
2.4 Untuk Mengetahui Pathway Dari CFRD
2.5 Untuk Mengetahui Patofisiologi CFRD
2.6 Untuk Mengetahui Manifestasi Klinik Dari CFRD
2.7 Untuk Mengetahui Komplikasi Dari CFRD
2.8 Untuk Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Dari CFRD
Untuk Mengetahui Analisa Kasus Dari CFRD
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Fraktur adalah gangguan dari kontinuitas yang normal dari suatu
tulang. Jika terjadi fraktur, maka jaringan lunak di sekitarnya juga sering kali
terganggu. Radiografi (sinar-x) dapat menunjukkan keberadaan cedera tulang,
tetapi tidak mampu menunjukkan otot atau ligamen yang robek, saraf yang
putus, atau pembuluh darah yang pecah sehingga dapat menjadi komplikasi
pemulihan klien ( Black dan Hawks, 2014)
Fraktur dapat diklasifikasikan menjadi fraktur tertutup dan fraktur
terbuka. Fraktur tertutup memiliki kulit yang masih utuh diatas lokasi cedera,
sedangkan fraktur terbuka dicirikan oleh robeknya kulit diatas cedera tulang.
Kerusakan jaringan dapat sangat luas pada fraktur terbuka, yang dibagi
berdasarkan keparahannya (Black dan Hawks, 2014) :
Derajat 1 : Luka kurang dari 1 cm, kontaminasi minimal
Derajat 2 : Luka lebih dari 1 cm, kontaminasi sedang 11
Derajat 3 : Luka melebihi 6 hingga 8 cm, ada kerusakan luas pada
jaringan lunak, saraf, tendon, kontaminasi banyak. Fraktur terbuka
dengan derajat 3 harus sedera ditangani karena resiko infeksi
Fraktur collum femoris merupakan fraktur yang terjadi antara ujung
permukaan artikuler caput femur dan regio interthrocanter, Fraktur ini lebih
banyak terjadi pada ras kaukasian, wanita post menopause, dan penderita
2.2 Etiologi
fraktur leher femur adalah trauma yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
risiko; trauma jatuh pada populasi lanjut usia dan trauma high impact mayor pada
populasi muda. Etiologi fraktur leher femur dapat dibedakan berdasarkan jenis
frakturnya.
Stress Fracture
Pada stress fracture, fraktur disebabkan oleh tekanan repetitif berulang
pada collum femur, umumnya terjadi pada pelari, terutama pada pelari
wanita. Tekanan repetitif ini akan menyebabkan terjadinya fraktur
mikroskopis yang jika tidak teridentifikasi dan ditangani akan
menyebabkan stress fracture.
Fraktur Akut
Pada fraktur akut, penyebab fraktur adalah trauma high impact.
Fraktur Insufisiensi
Fraktur insufisiensi merupakan fraktur yang terjadi pada kondisi pasien
yang abnormal, umumnya terjadi pada populasi lanjut usia. Penyebab
kondisi abnormal ini di antaranya adalah osteoporosis dan penggunaan
obat-obatan yang mempengaruhi metabolisme tulang. Kondisi abnormal
2.5 Patofisiologi
Menurut Arif Muttaqin (2013: 222) patofisiologi fraktur femur
tertutup yaitu: Pada kondisi trauma, diperlukan gaya yang besar untuk
mematahkan batang femur individu dewasa. Kebanyakan fraktur ini terjadi
pada pria muda yang mengalami kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh
2.7 Komplikasi
Komplikasi dini:
Terjadi syok /pendarahan
Dapat menyebabkan emboli lemak
Trauma pembuluh darah
PEMBAHASAN
3.1Diagnosis keperawatan
1. Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat
(mis.trauma) b.d Perfusi perifer tidak efektif
2. Agen pencedera fisik (prosedur operasi) b.d nyeri akut
3. Gangguan neuromuscular b.d gangguan mobilitas fisik
4. Trauma , imunitas tubuh prifer menurun, prosedur invase
(pemasangan traksi) b.d resiko infeksi
3.2 Intervensi
Keperawatan
1 Perfusi jaringan Perifer Setelah di lakukan tindakan O:
T:
Hindari Pengukuran
TD pada ekstremitas
dengan keterbatasan
perfusi
Lakukan pencegahan
infeksi
Lakukan hidrasi
E:
Anjurkan berhenti
E:
E:
K:
Kolaborasi
pemberian imunisasi
,jika perlu
BAB IV
PENUTUP
4.2 Saran
Agar bisa menjadi acuan, tambahan dan wawasan bagi pelaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Close Fracture Right Neck Femur sebagai
salah satu intervensi keperawatan, Agar dapat menjadi referensi dan masukan
untuk penelitian selanjutnya mengenai asuhan keperawatan pada pasien Close
Fracture Right Neck Femur
DAFTAR PUSTAKA
Miller MD, Thompson SR, Hart JA. Review of Orthopaedics 6th Edition.
Philadelphia; Saunder Elsevier. 2012.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/9505aa35f0656b2bcb868
af67ba892ec.pdf
http://eprints.ums.ac.id/35877/5/BAB%20I.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1360/4/4%20CHAPTER%202.pdf