Anda di halaman 1dari 25

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

Dengan Kasus Close Fracture Right Neck Femur


(Fraktur Leher Femur)

DISUSUN OLEH :

Enjelina Marlina 241911001

Falleriany Intan Wedha 241911002

Khoiriyah Dwi Agustin 241911004

Siska Rahayu 241911006

Wita Yulianti Barges 241911008

Yulia Puspitasari 241911010

AKADEMI KEPERAWATAN ANTARIKSA

TAHUN AJARAN 2020/2021

Mayapada Nursing Academy | 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Close Fracture Right Neck Femur” dengan baik meskipun banyak
kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada ibu……. selaku
Dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.

Kami berharap makalah ini dapat berguna serta dapat menambah wawasan
dan pengetahuan kita mengenai “Keperawatan Medikal Bedah II”. Semoga makalah
yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya, Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Jakarta, 06 Oktober 2021

Penulis

Mayapada Nursing Academy | 2


DAFTAR ISI

Cover 1

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang 5

1.2 Rumusan Masalah 6

1.3 Tujuan 6

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi 7
2.2 Etiologi 8
2.3 Anatomi Tulang 9
2.4 Pathway 11
2.5 Patofisiologi 11
2.6 Manifestasi Klinik 12
2.7 Komplikasi 14
2.8 Pemeriksaan Penunjang 15

Bab III PEMBAHASAN

3.1 Analisa Kasus 16

BAB IV PENUTUP

Mayapada Nursing Academy | 3


4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

Daftar Pustaka

Mayapada Nursing Academy | 4


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fraktur adalah patahan tulang merupakan suatu kondisi terputusnya
kontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan umumnya disebabkan oleh
tulang patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung
(Sjamsuhidajat, 2005). Penyebab fraktur adalah trauma yang dibagi menjadi 3
antara lain: trauma langsung, trauma tidak langsung dan trauma ringan.
1 Trauma langsung yaitu benturan pada tulang biasanya penderita terjatuh
dengan posisi miring dimana daerah trohkantor mayor langsung terbentur
dengan benda keras (jalanan).
2 Trauma tidak langsung yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur
berjauhan, misalnya jatuh terpleset di kamar mandi.
3 Trauma ringan yaitu keadaaan yang dapat menyebabkan fraktur bila
tulang itu sendiri sudah rapuh atau underlying deases atau patologi
( Sjamsuhidayat & de Jong. 2010).
Fraktur neck femur adalah salah satu jenis fraktur yang sangat
mempengaruhi kualitas hidup manusia. Pada kasus ini sering kali diderita
pada usia lanjut, sedangkan pada usia muda sering kali terjadi karena trauma
yang cukup besar, dan saat ini angkanya meningkat dengan pesat karena
tingginya angka trauma yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas ( Sutanto
Iwan, 2015).
Ada dua metode penanganan fraktur leher femur, yaitu konservatif dan
operatif. Pada kasus ini metode operasi yang digunakan internal fixasi karena
dengan metode konservatif sudah tidak mungkin dilakukan, hal ini
dikarenakan frakmen fraktur sulit untuk menyambung dengan baik. Selain itu,

Mayapada Nursing Academy | 5


penyambungan tulang kontak fragmen langsung lebih baik dari pada tanpa
operasi (Apley. A. G. and Solomon.L, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


2.1 Apa Yang Dimaksud Dengan Close Fracture Right Neck Femur ?
2.2 Bagaimana Etiologi Dari Close Fracture Right Neck Femur ?
2.3 Bagaimana Anatomi Tulang Dari Close Fracture Right Neck Femur ?
2.4 Bagaimana Pathway Dari Close Fracture Right Neck Femur ?
2.5 Bagaiaman Patofisiologi Dari Close Fracture Right Neck Femur ?
2.6 Bagaimana Manifestasi Klinik Dari Close Fracture Right Neck Femur?
2.7 Apa Saja Komplikasi Dari Close Fracture Right Neck Femur ?
2.8 Apa Saja Pemeriksaan Penunjang Dari Close Fracture Right Neck
Femur?
Bagaimana Analisa Kasus Dari Close Fracture Right Neck Femur ?

1.3 Tujuan
2.1 Untuk Mengetahui Definisi Dari CFRD
2.2 Untuk Mengetahui Etiologi Dari CFRD
2.3 Untuk Mengetahui Anatomi Tulang Dari CFRD
2.4 Untuk Mengetahui Pathway Dari CFRD
2.5 Untuk Mengetahui Patofisiologi CFRD
2.6 Untuk Mengetahui Manifestasi Klinik Dari CFRD
2.7 Untuk Mengetahui Komplikasi Dari CFRD
2.8 Untuk Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Dari CFRD
Untuk Mengetahui Analisa Kasus Dari CFRD

Mayapada Nursing Academy | 6


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Fraktur adalah gangguan dari kontinuitas yang normal dari suatu
tulang. Jika terjadi fraktur, maka jaringan lunak di sekitarnya juga sering kali
terganggu. Radiografi (sinar-x) dapat menunjukkan keberadaan cedera tulang,
tetapi tidak mampu menunjukkan otot atau ligamen yang robek, saraf yang
putus, atau pembuluh darah yang pecah sehingga dapat menjadi komplikasi
pemulihan klien ( Black dan Hawks, 2014)
Fraktur dapat diklasifikasikan menjadi fraktur tertutup dan fraktur
terbuka. Fraktur tertutup memiliki kulit yang masih utuh diatas lokasi cedera,
sedangkan fraktur terbuka dicirikan oleh robeknya kulit diatas cedera tulang.
Kerusakan jaringan dapat sangat luas pada fraktur terbuka, yang dibagi
berdasarkan keparahannya (Black dan Hawks, 2014) :
 Derajat 1 : Luka kurang dari 1 cm, kontaminasi minimal
 Derajat 2 : Luka lebih dari 1 cm, kontaminasi sedang 11
 Derajat 3 : Luka melebihi 6 hingga 8 cm, ada kerusakan luas pada
jaringan lunak, saraf, tendon, kontaminasi banyak. Fraktur terbuka
dengan derajat 3 harus sedera ditangani karena resiko infeksi
Fraktur collum femoris merupakan fraktur yang terjadi antara ujung
permukaan artikuler caput femur dan regio interthrocanter, Fraktur ini lebih
banyak terjadi pada ras kaukasian, wanita post menopause, dan penderita

Mayapada Nursing Academy | 7


osteoporosis, selain itu juga sering disebabkan akibat terjatuh, kecelakaan lalu
lintas, dan densitas tulang rendah yang disebabkan permasalahan kesehatan
lain misalnya diabetes melitus, stroke, konsumsi alkohol dan osteomalasia.
Fraktur neck femur juga dilaporkan sebagai salah satu jenis fraktur
dengan prognosis yang tidak terlalu baik, disebabkan oleh anatomi neck femur
itu sendiri, vaskularisasinya yang cenderung ikut mengalami cedera pada
cedera neck femur, serta letaknya yang intrakapsuler menyebabkan gangguan
pada proses penyembuhan tulang (Sutanto Iwan, 2015).

2.2 Etiologi
fraktur leher femur adalah trauma yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
risiko; trauma jatuh pada populasi lanjut usia dan trauma high impact mayor pada
populasi muda. Etiologi fraktur leher femur dapat dibedakan berdasarkan jenis
frakturnya.
 Stress Fracture
Pada stress fracture, fraktur disebabkan oleh tekanan repetitif berulang
pada collum femur, umumnya terjadi pada pelari, terutama pada pelari
wanita. Tekanan repetitif ini akan menyebabkan terjadinya fraktur
mikroskopis yang jika tidak teridentifikasi dan ditangani akan
menyebabkan stress fracture.
 Fraktur Akut
Pada fraktur akut, penyebab fraktur adalah trauma high impact.
 Fraktur Insufisiensi
Fraktur insufisiensi merupakan fraktur yang terjadi pada kondisi pasien
yang abnormal, umumnya terjadi pada populasi lanjut usia. Penyebab
kondisi abnormal ini di antaranya adalah osteoporosis dan penggunaan
obat-obatan yang mempengaruhi metabolisme tulang. Kondisi abnormal

Mayapada Nursing Academy | 8


ini akan menyebabkan terjadinya fraktur pada stres ringan yang
seharusnya tidak menyebabkan fraktur.
 Faktor Risiko
Faktor risiko terbesar untuk fraktur panggul pada pasien lanjut usia adalah
osteoporosis dan jatuh. Wanita mengalami fraktur lebih banyak karena
osteoporosis, dengan angka kejadian hingga 3 kali lipat lebih banyak pada
wanita dibandingkan dengan pria. Faktor risiko lainnya mencakup status
ekonomi rendah, penyakit kardiovaskular, gangguan sistem endokrin
(seperti diabetes dan hipertiroid), dan beberapa obat-obatan. Beberapa
jenis obat-obatan yang mempengaruhi metabolisme tulang adalah
heparin, warfarin, cyclosporine, glucocorticoid, medroxyprogesterone
acetate, obat kanker, obat hormon tiroid.
 Fraktur collum femur cenderung terjadi pada penderita osteopenia diatas
rata-rata, banyak diantaranya mengalami kelainan yang menyebabkan
kehilangan jaringan tulang dan kelemahan tulang, misalnya pada
penderita
 Osteomalasia
 Diabetes
 Stroke
 alkoholisme. Beberapa keadaan tadi juga menyebabkan meningkatnya
kecenderungan terjatuh.
 Selain itu, orang lanjut usia juga memiliki otot yang lemah serta
keseimbangan yang buruk sehingga meningkatkan resiko jatuh.

2.3 Anatomi Tulang


Pembagian Skeletal
 Axial skeleton terdiri dari kerangka tulang kepala dan leher, tengkorak, kolumna
vertebrae, tulang iga, tulang hioid sternum.

Mayapada Nursing Academy | 9


 Apendikular skeleton terdiri dari: Kerangka tulang lengan dan kaki dan
Ekstremitas atas (skapula, klavikula, humerus, ulna, radial) dan tangan (karpal,
metakarpal, falang)
 Ekstremitas bawah (tulang pelvik, femur, patela, tibia, fibula) dan kaki (tarsal,
metatarsal, falang) (Suratun, etal. 2008: 3)
 Tulang panjang (Femur, Humerus) terdiri dari batang tebal panjang yang disebut
diafisis dan dua ujung yang disebut epifisis.
 Tulang pendek (carpals) bentuknya tidak teratur dan inti dari cancellus (spongy)
dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
 Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri atas dua lapisan tulang padat dengan
lapisan luar adalah tulang concellus.
 Tulang yang tidak beraturan (vertebrata) sama seperti dengan tulang pendek.
 Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak disekitar tulang yang
berdekata dengan persendian dan didukung oleh tendon dan jaringan fasial,
misalnya patella (kap lutut) (Abdul Wahid, 2013: 2)

Mayapada Nursing Academy | 10


Mayapada Nursing Academy | 11
2.4 Pathway

2.5 Patofisiologi
Menurut Arif Muttaqin (2013: 222) patofisiologi fraktur femur
tertutup yaitu: Pada kondisi trauma, diperlukan gaya yang besar untuk
mematahkan batang femur individu dewasa. Kebanyakan fraktur ini terjadi
pada pria muda yang mengalami kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh

Mayapada Nursing Academy | 12


dari ketinggian. Biasanya pasien ini mengalami trauma multipel yang
menyertainya. Kondisi degenerasi tulang (osteoporosis) atau keganasan tulang
paha yang menyebabkan fraktur patologis tanpa riwayat trauma, memadai
untuk mematahkan tulang femur. Kerusakan neurovaskular menimbulkan
manifestasi peningkatan resiko syok hipovolemik karena kehilangan darah
banyak kedalam jaringan maupun syok neurogenik karena nyeri yang sangat
hebat yang dialami klien. Respon terhadap pembengkakan yang hebat adalah
sindrom kompartemen.Sindrom kompartemen adalah suatu keadaan
terjebaknya otot, pembuluh darah, jaringan saraf akibat pembengkakan lokal
yang melebihi kemampuan suatu kompertemen/ruang lokal dengan
manifestasi gejala yang khas, meliputi keluhan nyeri hebat pada area
pembengkakan, penurunan perfusi perifer secara unilateral pada sisi distal
pembengkakan, penurunan denyut nadi pada sisi distal pembengkakan.
Komplikasi yang terjadi akibat situasi ini adalah kematian jaringan bagian
distal dan memberikan implikasi pada peran perawat memberi kontrol yang
optimal terhadap pembengkakan yang hebat pada klien fraktur femur.
Kerusakan fragmen tulang diikuti dengan spasme otot paha yangmenimbulkan
deformitas khas pada paha, yaitu pemendekan tungkai bawah. Apabila kondisi
ini berlanjut tanpa dilakukan intervensi yang optimal, akan menimbulkan
resiko terjadinya malunion pada tulang femur.

2.6 Manifestasi Klinis


Manifestasi Klinis menurut Black dan Hawks (2014) Mendiagnosis fraktur harus
berdasarkan manifestasi klinis klien, riwayat, pemeriksaan fisik, dan temuan
radiologis. 8 Tanda dan gejala terjadinya fraktur antara lain:
 Deformitas Pembengkaan dari perdarahan lokal dapat menyebabkan
deformitas pada lokasi fraktur. Spasme otot dapat menyebabkan

Mayapada Nursing Academy | 13


pemendekan tungkai, deformitas rotasional, atau angulasi. Dibandingkan
sisi yang sehat, lokasi fraktur dapat memiliki deformitas yang nyata.
 Pembengkakan Edema dapat muncul segera, sebagai akibat dari
akumulasi cairan serosa pada lokasi fraktur serta ekstravasasi darah ke
jaringan sekitar.
 Memar Memar terjadi karena perdarahan subkutan pada lokasi fraktur.
 Spasme otot involuntar berfungsi sebagai bidai alami untuk mengurangi
gerakan lebih lanjut dari fragmen fraktur.
 Nyeri Jika klien secara neurologis masih baik, nyeri akan selalu
mengiringi fraktur, intensitas dan keparahan dari nyeri akan berbeda pada
masing-masing klien. Nyeri biasanya terus-menerus , meningkat jika
fraktur dimobilisasi. Hal ini terjadi karena spasme otot, fragmen fraktur
yang bertindihan atau cedera pada struktur sekitarnya.
 Ketegangan diatas lokasi fraktur disebabkan oleh cedera yang terjadi.
 Kehilangan fungsi Hilangnya fungsi terjadi karena nyeri yang
disebabkan fraktur atau karena hilangnya fungsi pengungkit lengan pada
tungkai yang terkena. Kelumpuhan juga dapat terjadi dari cedera saraf.
 Gerakan abnormal dan krepitasi Manifestasi ini terjadi karena gerakan
dari bagian tengah tulang atau gesekan antar fragmen fraktur.
 Perubahan neurovaskular Cedera neurovaskuler terjadi akibat
kerusakan saraf perifer atau struktur vaskular yang terkait. Klien dapat
mengeluhkan rasa kebas atau kesemutan atau tidak teraba nadi pada
daerah distal dari fraktur
 Syok Fragmen tulang dapat merobek pembuluh darah. Perdarahan besar
atau tersembunyi dapat menyebabkan syok.

Biasanya terdapat riwayat jatuh, yang diikuti nyeri pinggul. Pada


fraktur dengan pergeseran, tungkai pasien terletak pada rotasi eksternal dan
terlihat pemendekan bila dibandingkan dengan tungkai yang lain. Namun

Mayapada Nursing Academy | 14


tidak semua fraktur tampak demikian jelas. Pada fraktur impaksi, pasien
mungkin masih dapat berjalan dan pada pasien-pasien dengan kondisi yang
sangat lemah atau memiliki cacat mental mungkin tidak akan mengeluh,
sekalipun mengalami fraktur bilateral.

Fraktur neck femur pada dewasa muda biasanya disebabkan oleh


kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian, serta sering dikaitkan dengan
cedera multipel. Pada dewasa muda yang mengalami cedera berat, dengan
atau tanpa keluhan nyeri pinggul, harus selalu dilakukan pemeriksaan yang
berhubungan dengan fraktur neck femur.

Pasien yang fraktur akibat impaksi atau tekanan mungkin tidak


memiliki kelainan bentuk dan mampu menahan berat badan. Namun, mereka
bisa menunjukkan tanda deformitas minimal, seperti nyeri pada pangkal paha
dan nyeri pada kompresi aksial. Tanda lain yang bisa terjadi pada fraktur
collum femoris, yaitu terbatasnya range of motion serta terdapat nyeri tekan
saat palpasi pangkal paha.

Pada kasus dengan high-energy trauma harus dilakukan pemeriksaan


sesuai prosedur ATLS. Fraktur dengan low-energy trauma biasanya dapat
terjadi pada pasien usia tua. Mendapatkan keterangan yang akurat mengenai
ada atau tidaknya penurunan kesadaran, riwayat penyakit, mekanisme trauma
dan aktivitas keseharian sangat penting untuk menentukan pilihan terapi.

2.7 Komplikasi
Komplikasi dini:
 Terjadi syok /pendarahan
 Dapat menyebabkan emboli lemak
 Trauma pembuluh darah

Mayapada Nursing Academy | 15


 Trauma saraf
 Infeksi pada fraktur

2.8 Pemeriksaan Penunjang


 Menurut Istianah (2017) Pemeriksan Diagnostik antara lain:
 Foto rontgen (X-ray) untuk menentukan lokasi dan luasnya fraktur.
 Scan tulang, temogram, atau scan CT/MRIB untuk memperlihatkan
fraktur lebih jelas, mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
 Anteriogram dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan
vaskuler.
 Hitung darah lengkap, hemokonsentrasi mungkin meningkat atau
menurun pada perdarahan selain itu peningkatan leukosit mungkin terjadi
sebagai respon terhadap peradangan.
 Kretinin
 Profil koagulasi

Mayapada Nursing Academy | 16


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisa Kasus

N Data Etiologi Masalah


O
1. Ds : klien Kurang terpapar Perfusi perifer
menyatakan nyeri informasi tentang tidak efektif
pinggul faktor pemberat (SDKI.
Do: (mis.trauma) D.0009)
Td : 120/70 mmhg
n : 84/menit
rr : 18 x/menit
akral teraba dingin
2. Ds: klien mengeluh Agen pencedera Nyeri akut
nyeri fisik (prosedur (SDKI.
Do : operasi) D0077)
-klien tampak
meringis
-klien tampak
gelisah
3. Ds : klien Gangguan Gangguan
mengeluh sulit neuromuskular mobilitas fisik
menggerakan (SDKI.

Mayapada Nursing Academy | 17


ektremitas D.0054)
Do:
-Rengtang gerak
(ROM) klien
menurun
-kekuatan otot
menurun
4. Ds : - Trauma , imunitas Resko Infeksi
Do : - tubuh prifer (SDKI.
menurun, prosedur D.0142)
invase (pemasangan
traksi)

3.1Diagnosis keperawatan
1. Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat
(mis.trauma) b.d Perfusi perifer tidak efektif
2. Agen pencedera fisik (prosedur operasi) b.d nyeri akut
3. Gangguan neuromuscular b.d gangguan mobilitas fisik
4. Trauma , imunitas tubuh prifer menurun, prosedur invase
(pemasangan traksi) b.d resiko infeksi
3.2 Intervensi

Diagnosis Kriteria Hasil Intervensi

Keperawatan
1 Perfusi jaringan Perifer Setelah di lakukan tindakan O:

Mayapada Nursing Academy | 18


Tidak Efektif b.d kurang keperawatan …x… jam
terpapar informasi tentang Perfusi Perifer klien meningkat
 Periksa sirkulasi
factor pemberat (Mis. dengan k.h :
perifer(mis.nadi
Trauma)
 Denyut nadi perfifer perifer,
(SDKI D.0009) pasien meningkat edema,pengisian
 Nyeri ekstremitas perfifer,warna,suhu,
Menurun Ankle Branchial
 Kelemahan otot pasien Index
menurun  Identifikasi factor
 Kram otot menurun resiko gangguan

 Akral klien membaik sirkulasi

 MAP membaik (mis.diabetes,

(SLKI L.02011) perokok,orang


tua,hipertensi dan
kadar kolestreol
tinggi)

T:

 Hindari Pengukuran
TD pada ekstremitas
dengan keterbatasan
perfusi
 Lakukan pencegahan
infeksi
 Lakukan hidrasi

E:

 Anjurkan berhenti

Mayapada Nursing Academy | 19


merokok,berolahraga
rutin
 Anjurkan minum
obat pengontrol
tekanan darah secara
teratur
 Informasikan tanda
dan gejala darurat
yang harus di
laporkan (SIKI
1.02079)

2 Nyeri akut b.d. Agen Setelah di lakukan tindakan


Pencedera Fisik (Prosedur keperawatan …x… jam
Operasi)
Tingkat nyeri pasien menurun
dengan k.h:

 Keluhan nyeri menurun


 Meringis menurun
 Gelisah menurun
 Kesulitan tidur
menurun
 Kemampuan mengenali
penyebab nyeri
menngkat
 Kemampuan
mengguinakan tektik
non-farmakaologis
meningkat (SLKI

Mayapada Nursing Academy | 20


L.08063)
Manajemen Nyeri

3. Gangguan Mobilitas Fisik Setelah di lakukan O:


b.d gangguan neuromuscular tindakan keperawatan …
 Identifikasi adnya
(SDKI. D.0054) x… jam Mobilitas fisik nyeri atau keluhan

meningkat dengan k.h: fisik lainnya


 Identifikasi toleransi
 Pergerakan fisik melakukan
ekstremitas pergerakan
meningkat  Monitor kondisi

 Kekuatan otat umum selama


melakukan
meningkat
mobilisasi
 Rentang gerak
T:
(ROM)Meningkat
(SLKI L.05042  Fasilitasi aktivitas
mobilisai dengan
Dukungan mobilitas
alat bantu
(SIKI .105173)
 Fasilitasi melakukan
pergerakan,jika perlu
Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan

E:

Mayapada Nursing Academy | 21


 Jelaskan tujuan
prosedur mobilitas
Ajarkan mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
(SIKI .105173)

4. resiko infeksi berhubungan Setelah di lakukan tindakan O:


dengan trauma, imunitas keperawatan …x… jam tingkat
 Memonitor tanda
tubuh primer menurun, infeksi menurun dengan k.h:
gejala infeksi lokal
prosedur invasive
 Nyeri menurun dan sistemik
(pemasasangan traksi)
 Bengkak menurun
T:
(SDKI. D.0142)  Kemampuan
 Batasi jumlah
mengidentifikasi faktor
pengunjung
resiko meningkat
 Berikan perawatan
 Integritas kulit
kulit pada daerah
membaik (SLKI
edema
L.14137) Pencegahan
infeksi (SIKI 1.14539)  Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien

E:

 Jelaskan tanda dan


gejala infeksi
 Ajarkan cara
mencuci tangan yang
benar

Mayapada Nursing Academy | 22


 Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi

K:

 Kolaborasi
pemberian imunisasi
,jika perlu

BAB IV

PENUTUP

Mayapada Nursing Academy | 23


4.1 Kesimpulan
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari tulang. Fraktur dibagi atas
dua, yaitu fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur tertutup (simple) yaitu
bila kulit yang tersisa diatasnya masih intak (tidak terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar), sedangkan fraktur terbuka (compound)
yaitu bila kulit yang melapisinya tidak intak dimana sebagian besar fraktur
jenis ini sangat rentan terhadap kontaminasi dan infeksi.
Fraktur neck femur adalah salah satu jenis fraktur yang sangat
mempengaruhi kualitas hidup manusia. Pada kasus ini sering kali diderita
pada usia lanjut, sedangkan pada usia muda sering kali terjadi karena trauma
yang cukup besar, dan saat ini angkanya meningkat dengan pesat karena
tingginya angka trauma yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas ( Sutanto
Iwan, 2015). Fraktur ini lebih banyak terjadi pada ras kaukasian, wanita post
menopause, dan penderita osteoporosis, selain itu juga sering disebabkan
akibat terjatuh, kecelakaan lalu lintas, dan densitas tulang rendah yang
disebabkan permasalahan kesehatan lain misalnya diabetes melitus, stroke,
konsumsi alkohol dan osteomalasia.

4.2 Saran
Agar bisa menjadi acuan, tambahan dan wawasan bagi pelaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Close Fracture Right Neck Femur sebagai
salah satu intervensi keperawatan, Agar dapat menjadi referensi dan masukan
untuk penelitian selanjutnya mengenai asuhan keperawatan pada pasien Close
Fracture Right Neck Femur

DAFTAR PUSTAKA

Mayapada Nursing Academy | 24


Egol, K dkk. Femoral Neck Fractures; Handbook of Fractures, 5th Ed. Lippincott
Williams & Wilkins, 2015. Hal: 349.

Muller, Maurice E. 2006. Muller AO Classification of fractures Long Bones. AO


Publishing

Miller MD, Thompson SR, Hart JA. Review of Orthopaedics 6th Edition.
Philadelphia; Saunder Elsevier. 2012.

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/9505aa35f0656b2bcb868
af67ba892ec.pdf

http://eprints.ums.ac.id/35877/5/BAB%20I.pdf

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1360/4/4%20CHAPTER%202.pdf

Mayapada Nursing Academy | 25

Anda mungkin juga menyukai