Anda di halaman 1dari 5

Ikhtisar Identitas Nasional

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan


kewarganegaraan
Dosen Pengampu :
Drs. H. D. Wahyudin, M.Pd.

Disusun oleh:
Shavega Julia Robin (2103891)
1D PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Latar belakang identitas nasional
Menurut Khalis Purwanto bangsa adalah sekelompok besar manusia yang memiliki
persamaan nasib dan sejarah sehingga masing-masing individunya berwatak sama yang
menunjukkan suatu pembeda yang disebut jati diri atau identitas nasional. merupakan Setiap
bangsa mempunyai jati diri yang tak dapat disamakan satu sama lain. Jati diri penting bagi
suatu bangsa. Hal ini mencerminkan bagaimana masyarakat bangsa tersebut seperti Indonesia.
Nilai luhur, pedoman hidup, dan sumber hukum ada pada Pancasila. Ternyata Pancasila itu
adalah bagaimana kebiasaan masyarakat Indonesia pada jaman dahulu. Perumus Pancasila pun
mengatakan bahwa, mereka hanya melihat kebiasaan yang dilakukan terus menerus berbeda
dengan kebiasaan masyarakat di berbagai belahan dunia. Mempraktikkan nilai Pancasila di era
globalisasi seperti ini sangatlah susah terutama bagi pemuda pemudi jaman karena berbagai
Di era modern ini di mana dunia makin sempit, bertemu dengan orang baru dalam sekejap mata
merasakan budaya asing tanpa perlu susah. Setiap bangsa memiliki jari dirinya masing-masing
yang berasal dari tingkah laku masyarakatnya. Hal ini juga berpengaruh terhadap budaya dan
nilai-nilai bangsa yang terkikis. Globalisasi, modernisasi tantangan terbesar bagi bangsa
Indonesia saat ini. Bagaimana cara mempertahankan, melestarikan nilai-nilai luhur Pancasila
dan sebagainya adalah tugas setiap Individu. Masyarakat seharusnya mengajarkan nilai-nilai
Pancasila sejak dini agar membentuk rasa bangga terhadap negaranya. Seharusnya masyarakat
mengerti sendiri Aturan – Aturan yang berlaku di Negara Indonesia. Tidak sedikit yang acuh
dengan kekeliruan yang terjadi di Negaranya. Maka dari itu Identitas Nasional penting
dipelajari, diterapkan di kehidupan sehari-hari agar, negara tercinta saat ini lebih baik dari
sebelumnya. Seluruh lapisan masyarakat dapat mengubah kekeliruan yang terjadi saat ini.

Memahami Identitas Nasional


Identitas nasional dibentuk oleh dua kata dasar, yaitu identitas dan nasional. Identitas
berasal dari kata “identity” dalam kamus Oxford berarti karakteristik, perasaan atau percaya
jati diri seseorang. Kamus maya lainnya menyebutkan bahwa identitas adalah payung
pelindung sosial yang mendeskripsikan seseorang melalui ciri khasnya. KBBI menyebutkan
bahwa identitas nasional adalah karakteristik bangsa Indonesia yang membedakannya dengan
bangsa lain. Apabila suatu bangsa memiliki identitas maka, bangsa tersebut akan dengan
mudah dikenali oleh bangsa lain. Identitas Nasional itu mencerminkan masyarakat bangsa
tersebut. Menurut Tilaar (2007) seseorang tidak mempunyai arti apabila terlepas dari
masyarakatnya. Artinya, individu tidak akan mempunyai arti bila ada dalam masyarakat.
Memahami Identitas Nasional harus melihat sumber yang meliputi sumber historis, sosiologis,
dan politis. Menelaah lebih dalam tentang identitas nasional kita harus melihat secara historis.
Ditandai dengan adanya kesadaran penuh bahwa mereka harus segera bangkit dan hasil
pemikiran ini berasal dari masyarakat terpelajar. Itulah salah satu penyebab ketika kita melihat
secara historis. Hal ini dipengaruh dari hasil pendidikan yang diterima para pemuda dampak
dari hal ini adalah politik etis dan kebangkitan nasional. Dan ternyata unsur pendidikanlah yang
sangat penting dalam membentuk kebudayaan dan kesadaran karena akan menentukan
bagaimana sebuah negara memiliki ciri khas sebagai identitas nasional. Secara sosiologis, ciri
khas atau identitas nasional sudah terbentuk jauh sebelum Pancasila lahir yang artinya sudah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti proses interaksi, komunikasi, dan
persinggungan budaya secara alamiah baik ketika Indonesia sebelum merdeka dan pasca
merdeka.
Setelah kemerdekaan identitas nasional lalu dirancang sebaik-baiknya oleh pemerintah
dan organisasi kemasyarakatan dengan melakukan kegiatan yang seperti upacara kenegaraan
yang dilakukan setiap Senin sebelum memulai kegiatan belajar mengajar dan proses
pendidikan dalam lembaga pendidikan formal seperti sekolah dasar, sekolah menegah pertama
dan sekolah menengah atas atau non formal seperti sekolah keagamaan. Dalam kegiatan
tersebut terjadi interaksi sosial masyarakat Indonesia dari berbagai golongan, ras, agama, suku,
budaya yang terus menerus secara berulang dari tahun ke tahun dan pada akhirnya menyatu
dan memperkukuh NKRI. Memahami secara politis adalah melihat bagaimana dulu bahasa
Indonesia hanya dijadikan alat penghubung komunikasi ketika para penjajah seperti belanda
pun mempelajarinya setelah masyarakat mengerti barulah diajarkan bahasa belanda. Tidak
seperti jepang, masyarakat Indonesia dulu sangat susah belajar bahasa jepang karena sudah
terbiasa dengan bahasa belanda. Dan pada akhirnya jepang pun terpaksa mempelajari bahasa
melayu dan belanda. Lalu, setelah kemerdekaan digunakan sebagai sarana berpolitik dan
diresmikan pula sebagai bahasa persatuan. Berbagai bentuk identitas nasional sudah
dikemukakan oleh para ahli bahwa Bahasa nasional atau bahasa persatuan adalah Bahasa
Indonesia, Bendera negara adalah Sang Merah Putih, Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya,
Garuda Pancasila adalah lambang bangsa Indonesia, semboyan negara adalah Bhinneka
Tunggal Ika, Dasar falsafah negara adalah Pancasila Konstitusi (Hukum Dasar) Negara adalah
UUD NRI 1945. Bentuk-bentuk identitas ini haruslah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
dan harus diajarkan kepada generasi saat ini dan yang akan datang. Empat identitas nasional
pertama meliputi bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan diatur dalam
peraturan perundangan khusus yang ditetapkan dalam tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara serta Lagu Kebangsaan.

Muatan dan unsur² identitas nasional


Muatan Identitas Nasional adalah merupakan Pandangan Hidup Bangsa, Kepribadian
Bangsa, Filsafat Pancasila dan Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan tertinggi
dalam tatanan kehidupan berbangsa bernegara yang berlaku di Indonesia. Yang artinya bahwa
setiap lapisan masyarakat wajib menaati hukum yang berlaku atau disebut Rule Of Law.
Masyarakat Indoensia yang majemuk tentu saja Unsur-Unsur Identitas Nasional merupakan
gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan dan
bahasa. 1) Suku Bangsa: khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya
dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa
atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa. 2) Agama: bangsa Indonesia
dikenal sebagai bangsa yang agamis karena memiliki beragam agama didalamnya. Agama-
agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Perbedaan agama ini lah seharusnya Indonesia dapat bersatu.
3) Kebudayaan : adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-
benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. 4) Bahasa: di Indonesia bahasa
sendiri digolongkan menjadi 2 yaitu, bahasa nasional dan bahasa daerah. Bahasa nasional
digunakan sebagai alat untuk menyatukan masyarakat dari sabang sampai Merauke, sedangkan
bahasa daerah adalah alat penghubung antar masyarakat daerah itu sendiri. Bahasa juga
merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai sistem
perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang
digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Dari unsur-unsur Identitas Nasional
tersebut dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian :
1). Identitas Fundamental adalah Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa, Dasar Negara,
dan Ideologi Negara.
2) Identitas Instrumental adalah berisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa Indonesia,
Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.
3) Identitas Alamiah yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago) dan keberagaman dalam
suku, bahasa, budaya dan agama.

Keterkaitan globalisasi dengan identitas nasional


Globalisasi pada dasarnya dapat mengubah kebiasaan, pola pikir, bisa saja pedoman
hidup. Semua budaya di seluruh dunia dapat di akses secara mudah. Jika, Masyarakat tidak di
perkuat dengan nilai-nilai leluhur, Pancasila, budaya, sifat kebangsaan ditakutkan, akan terjadi
hal yang buruk. Seperti, ketika para remaja lebih menyukai budaya dan bahasa luar negeri dari
pada bahasa Indonesia itu sendiri. Tidak ada yang salah mempelajari budaya lain, yang salah
adalah ketika seseorang melupakan budaya-Nya hanya karena menanggap budaya luar lebih
cocok dengannya. Hal ini menyebabkan kelunturan jati diri bangsa Indonesia dan berpengaruh
terhadap identitas Indonesia. Pergaulan antar bangsa pun semakin dekat seperti tidak ada
batasan atau wilayah yang menjadi penghalang. Dalam pergaulan antar bangsa adanya terjadi
saling meniru, mempengaruhi masing-masing budaya atau akulturasi. Hal ini dapat
melunturkan jati diri bangsa Indonesia. Ditandai oleh beberapa faktor seperti, menonjolnya
sikap individualistis mengutamakan kepentingan pribadi di atas kelompok, yang tidak sesuai
dengan ciri masyarakat Indonesia yaitu saling bergotong royong. Kemudian semakin
menonjolnya masyarakat yang materialistis di mana hanya menilai martabat kemanusiaan dari
kekayaannya saja.

Globalisasi, global, era globalisasi, globalisme, perspektif global


Kata global menurut KBBI adalah secara umum dan keseluruhan. Jadi, globalisasi
adalah proses terjadinya perubahan secara menyeluruh yang mempengaruhi ilmu pengetahuan,
kebudayaan, teknologi, telekomunikasi, transportasi dan berbagai bidang lainnya yang sangat
berpengaruh bagi perubahan berbagai aspek kehidupan dari masa ke masa. Globalisasi
diartikan juga sebagai tersebarnya ilmu pengetahuan ke penjuru dunia, tidak ada batasan untuk
mempelajari ilmu pengetahuan. Menurut dana moneter internasional (IMF) mengatakan bahwa
globalisasi sudah ada sejak jaman dahulu, aspek dasarnya adalah perdagangan dan transaksi,
perpindahan manusia, dan bebasnya semua kalangan masyarakat untuk menuntut ilmu. Tentu
saja tantangan ketika dulu sangatlah banyak seperti iklim yang tidak menentu karena belum
adanya Pendeteksi cuaca, lamanya perjalanan ke suatu tempat, cara mendapatkan bahan
makanan laut dengan sekali pancingan dan sebagainya. Beberapa alasan yang membuat
cendekiawan untuk mengatasi masalah tersebut, pada akhirnya sekarang kita merasakan
dampaknya ingin ke Amerika misalnya hanya dalam hitungan jam saja. Berita di berbagai
negara pun serasa ada di tangan kita, dan ini merupakan contoh globalisasi yang terjadi karena
adanya pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan
keterkaitan globalisasi. Perspektif global adalah bagaimana kita memandang suatu masalah
dengan berpikir untuk kepentingan secara luas, menyeluruh yang diarahkan untuk masyarakat
global. Artinya bahwa perspektif global adalah salah satu cara menambah dan meningkatkan
wawasan di era globalisasi, dan meningkatkan interaksi dengan individu lebih banyak lagi.
Perspektif global sangat penting terutama untuk kepentingan negara, menjalin komunikasi,
untuk bekerja sama dalam hal tertentu. Dan banyak isu global yang dapat kita lihat seperti,
perang ideologi, kemiskinan, lingkungan hidup, hak asasi manusia dan sebagainya.

Paham kebangsaan nasionalisme yang mengantarkan pada konsep identitas nasional


Paham Nasionalisme adalah kesetiaan tertinggi individu diberikan kepada negara
dalam arti lain perasaan cinta tanah air. Ditandai dengan adanya kesadaran penuh bahwa
mereka harus segera bangkit dan hasil pemikiran ini berasal dari masyarakat terpelajar. Itulah
salah satu penyebab ketika kita melihat secara historis. Hal ini dipengaruh dari hasil pendidikan
yang diterima para pemuda dampak dari hal ini adalah politik etis dan kebangkitan nasional.
Dan ternyata unsur pendidikanlah yang sangat penting dalam membentuk kebudayaan dan
kesadaran karena akan menentukan bagaimana sebuah negara memiliki ciri khas sebagai
identitas nasional. Paham Nasionalisme di Indonesia sendiri disampaikan oleh Soekarno.
Paham Ini toleran, tidak memandang bangsa lain lebih rendah, dan baik etnis, ras, agama apa
pun bersatu dan menjadi kelompok nasional yang dapat bekerja sama untuk mencapai
kemerdekaan.

Revitalisasi Pancasila sebagai pemberdayaan identitas nasional


Revitalisasi Pancasila bertujuan meniscayakan kembali norma falsafah Pancasila untuk
dijadikan arahan pengembangan moral, sehingga Pancasila dapat dijadikan landasan dan arah
dalam upaya menghadapi globalisasi yang sudah menyentuh ke semua sendi kehidupan.
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia yang berbeda dengan hukum
lainnya. Maka dari itu pengembangan wawasan itu penting. 1. Spiritual meletakan landasan
etika moral religius sebagai pedoman hidup. 2. Akademis merupakan hal yang tidak kalah
penting untuk meningkatkan SDM agar dapat mengelola SDA dengan baik. 3. Menumbuhkan
rasa kebangsaan, bangga menjadi bagian dari Indonesia dan menjaga pergaulan antar anak
bangsa tetap akur 4. Menjadi manusia yang mampu untuk beradaptasi dengan perubahan iptek
secara cepat dan tepat. Meningkatnya keterampilan problem solving. Pemberdayaan Identitas
Nasional adalah upaya untuk mempertahankan nilai-nilai dan eksistensi Pancasila di era
globalisasi dan modernisasi.
Maka dari itu perlunya mengetahui letak keutuhan pancasila itu sendiri. Yaitu, dimensi-
dimensi yang melekat pada pancasila meliputi Realitas: dalam arti bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila diaplikasikan di kehidupan sehari hari yang bersifat sein im sollen
dan sollen im sein. Idealitas berarti mempertahankan Identitas Nasional dengan Melalui
kegiatan baik seperti, beramal, mendapatkan prestasi di bidang akademik, dan tak lupa
masyarakat dan pemerintahannya. Fleksibilitas: Pancasila akan terus memenuhi kebutuhan
yang disesuaikan dengan jaman dan akan terus dikembangkan. dalam arti bahwa Pancasila
bukanlah barang jadi yang sudah selesai dan “tertutup”menjadi sesuatu yang sakral, melainkan
terbuka bagi tafsir-tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan jaman yang terus-menerus
berkembang. Dengan demikian tanpa kehilangan nilai hakikinya Pancasila menjadi tetap
aktual, relevan serta fungsional sebagai tiang-tiang penyangga bagi kehidupan bangsa dan
negara dengan jiwa dan semangat “Bhinneka Tunggal Ika”.

Anda mungkin juga menyukai