Anda di halaman 1dari 12

PROGRESS KERJA TIM PENELITI

Nama Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)


Nama Ketua Tim Peneliti : Septiani Panca Wardani (2104332)
Nama Anggota Tim Peneliti : 1. Adela Fauziah (2103859)
2. Adesti Novita Sari (2104017)
3. Aliza Wulandari (2107083)
4. Andini Nursyahbani (2106940)
5. Anis Khoirunnisa (2104232)
6. Ayang Ranisa Rahma (2109160)
7. Edis Erianisya Putri (2103610)
8. Intan Fadila (2104052)
9. Isna Alifia Aghniyah (2109225)
10. Kharisma Nurul Khusnah (2104209)
11. Ninis Andini Wafa Tufahati (2104093)
12. Nur Fitri Halimah (2103546)
13. Oktavia Susanti (2109231)
14. Rina Rohimah (2106989)
15. Ro’fatunnuroh (2107263)
16. Salsa Maria (2109096)
17. Shavega Julia Robin (2103891)
18. Sulistia Janika (2109245)
19. Tri Wahyuningtyas (2103521)

Sumber data yang digunakan : Media Internet

Data dan informasi yang sudah diperoleh (dokumen dapat diringkas dan/atau
dilampirkan)
1. Urgensi pendidikan pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh seseorang. Banyak sekali Undang-Undang
yang menjelaskan tentang pentingnya pendidikan atau program wajib belajar. Salah satu
hukum yang melandasi pendidikan adalah Undang-undang Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 pasal 31 ayat 3 yang menjelaskan tentang kewajiban pemerintah untuk
menyelenggarakan pendidikan nasional. Dan masih banyak lagi pasal-pasal tentang
pendidikan yang ada di Indonesia.
2. Strategi Pendidikan  Pandangan malta dalam “Framework For Education Strategy
2014-2024” mengemukakan 24 startegi yang akan memajukan perkembangan dunia
pendidikan diantaranya:

 Personalisasi: lima kecerdasan manusia yang harus dikembangkan meliputi:


kognitif, kinestatik, tata ruang, musikal dan memiliki IQ tinggi.

 Kelas multi usia: strategi pembelajaran ini bertujuan agar siswa lebih mandiri dan
siswa lebih mengekspresikan bakat, minat dan kemampuannya.

 Belajar kelompok kecil: artinya siswa merasa menjadi bagian dari sekolah atau kelas
sehingga merasa punya tanggung jawab.

 Belajar kelompok sebaya: agar siswa adapat berbungan dengan teman seusiannya
yang bertujuan supaya mereka dapat saling membantu satu sama lain.

 Komunitas belajar kelompok: menuntun mereka untuk saling bekerjasama.

 Multidisiplin kurikulum: belajar ke dunia nyata agar menambah pengalaman.

 Belajar kooperatif: sistem belajar agar siswa menjadi lebih baik, termotivasi bahkan
bisa menjadi motivator.

 Belajar berbasis proyek: sistem belajar yang menerapkan teori pembelajaran pada
proses praktik

 Rekan instruksi: mempertajam pemahaman siswa terhadap mata pelajaraan melalui


diskusi

 Tim pengajaran: menyatukan dan menciptakan pembelajaran yang inovatif dengan


perpaduan dari berbagai sumber ajar.

 KKN: siswa memperoleh pelajaran penting dan lebih siap untuk menghadapi
lingkungan

 Looping kemitraan: startegi pendidikan yang bekerja sama dengan perusahaan

 Bussines untuk penilaian, sumber daya dan pendataan.


 Sambungan global: menempuh hubunga antar siswa dan guru dengan munculnya
pembelajaran jarak juah.

 Laptop dan teknologi: terlepas menjadi studi, tuntunan yang sekarang sedang
ditempatkan pada siswa yaitu untuk mempresentasikan hasil kerja secara
profesional.

 Keterlibatan orang tua dalam pengawasan kepada anak dalam hal pembelajaran

 Pertunjukan kreasi dan seni siswa: pembelajaarn dengan strategi ini dapat menggali
potensi dan kreativitas siswa

 Kurikulum non akademik: pendidikan karakter sebagai cakupan hidup dalam sifat,
kejujuran, keadilan dan tanggung jawab.

 Konseling sosial: sekolah harus mampu mewujudkan pembelajaran yang


berorientasi terhadap keterampilan sosial siswa sejak dini

 Konseling karir bermakna

 Belajar terbuka: agar siswa mampu belajar lebih otentik sekaligus meningkatkan
potensi fisik, sosial, emosioanl dan rohani.

 Penilaian berbasis portofolio: menyediakan siswa untuk memiliki pengajaran belajar


yang dibuktikan dengan dokumen.

 Paradigma baru bangunan sekolah: mengenai struktur bangunan seperti ketersediaan


sarana dan prasarana yang menunjang dalam proses pembelajaran.

 Pendidikan untuk melayani kebutuhan siswa dalam proses belajar


Jadi dapat kita simpulkan bahwa strategi dalam menginovasi pendidikan dan misi
mewujudkan bangsa yang cerdas harus seimbang dengan adanya proses kebijakan
pendidikan yang bersinambungan dan saling mendukung satu sama lain.
3. Landasan Hukum  Landasan hukum Pendidikan Indonesia bersumber dari
Undang-Undang. Tujuan dibuatnya landasan hukum Pendidikan adalah untuk melihat,
mengukur kebutuhan dan kualitas Pendidikan. Semua kegiatan Pendidikan tercantum
dalam UU NRI No 20 tahun 2003 dan UU NRI 14 tahun 2005.
Data dan informasi yang belum berhasil diperoleh dan akan ditambahkan pekan depan:
1. pendidikan karakter sebagai pendidikan awal untuk menjadikan generasi yang
unggul
2. Pengembangan Softskill sebagai upaya untuk mewujudkan bangsa yang cerdas

DOKUMENTASI INFORMASI DARI JURNAL 1 URGENSI PENDIDIKAN


A. Nama-nama anggota tim peneliti :
1. Aliza Wulandari ( 2107083 )
2. Anis Khoirunnisa ( 2104232 )
3. Nur Fitri Halimah ( 2103546 )
4. Rina Rohimah ( 2106989 )
5. Septiani Panca Wardani ( 2104332 )
6. Sulistia Janika ( 2109245 )
7. Tri Wahyuningtyas ( 21035210 )
B. Tanggal : Sabtu, 16 Oktober 2021
C. Nama perpustakaan, kantor, perwakilan, atau warnet yang dikunjungi
D. Masalah yang sedang diteliti : Urgensi Pendidikan
1. Sumber informasi
a. Nama Penerbit : IAIN Ternate
b. Nama Pengarang : Wa Ode Murima La Ode Alumu
c. Tanggal Penerbitan : Desember 2019
2. Tanyakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut. (Catatlah informasi yang diterima).
a. Seberapa seriuskah masalah ini dalam masyarakat?
Sangat serius karena untuk mengembangkan potensi pada peserta didik
dibutuhkan pendidikan yang memadai. Namun nyatanya masih terdapat sekolah
yang tidak memiliki fasilitas yang memadai sehingga dalam proses
pembelajarannyapun terlambat atau tidak totalitas. Apalagi jika sekolahan
tersebut berada didaerah terpencil, fasilitas sekolah bukan lagi menjadi pokok
utama mereka melainkan sumber daya guru yang terdapat dalam daerah tersebut
terlalu sedikit. Contoh kecil permasalahn yang sering terjadi disekolah adalah
permasalahan buku paket, masih banyak sekolah yang kekurangan buku paket
sehingga lebih menggunakan lembar kerja siswa (LKS) sebagai media belajar.
Padahal materi yang terdapat dalam lks tidaklah selengkap yang didalam buku
paket. Namun bisa juga dikarenakan pengeditan dalam buku tersebut terlalu
memusingkan sehingga tidak enak untuk dibaca dan lebih memilih lks yang
lebih to the point.
b. Seberapa luaskah penyebaran masalah ini dalam masyarakat?
Permasalahan ini sering menjadi perbincangan para orang tua yang akan
menyekolahkan anak anaknya. Hal utama yang akan dilihat oleh para orang tua
adalah lingkungan sekolah, jika lingkungan sekolah tersebut dirasa nyaman
untuk pembelajaran maka orang tua tersebut akan mendaftarkan anaknya ke
sekolahan tersebut. Kebalikannya, jika lingkungan tersebut tidaklah nyaman
orang tua pun menjadi enggan karena pastinya para orang tua ingin memberikan
yang terbaik kepada anak anaknya. tetapi disisi lain ada juga orang tua yang
tidak punya pilihan lain untuk mendaftarkan anaknya disekolah yang tidak
memiliki fasilitas yang memadai dikarena alasan tertentu. Tidak hanya orang
tua, gurupun sama. Akan menyenangkan jika fasilitas sekolah lengkap,sehingga
proses pembelajarannya pun tidak terhambat. Oleh karena itu guru haruslah
mengajar semaksimal mungkin dengan memanfaatkan fasilitas yang ada.

c. Manakah hal-hal berikut ini yang Bapak/Ibu anggap benar? ‰


Tidak ada Undang-Undang atau kebijakan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah ini. Ya____ , Tidak ____ ‰ Terdapat Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 pasal 42 yang berbunyi :
(1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
(2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,
ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata
usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit
produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat
beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.

Undang-Undang atau kebijakan yang dapat digunakan untuk memecahkan


masalali ini tidak cukup memadai. Ya____ Tidak ____ Sebenarnya cukup
memadai namun masih terdapat sekolah yang tidak memiliki fasilitas memadai.
Ditambah sekarang ini kemendikbut membuat kebijakan pendidikan baru yaitu “
Merdeka Belajar “, namun implementas merdeka belajar pada proses
pembelajarannya mengharuskan sekolah untuk menyediakan tab/smartphone
kepada setiap murid dan juga memasangkan proyector disetiap kelas. Hal ini
tentu saja menjadi hambatan untuk berjalannya kebijakan merdeka belajar.
Karena berjalannya merdeka belajar ini akan sukses jika fasilitas sekolah pun
memadai.Undang-Undang yang digunakan untuk memecahkan masalah ini
sudah cukup memadai tetapi tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
Ya____ Tidak __ Sebenarnya kebijakan tersebut terlaksanakan, hanya saja
dibutuhkan waktu yang lama, bisa 3 ampai 5 tahun untuk penambahan atau
pembaruan fasilitas sekolah.

d. Tingkat dan lembaga pemerintah manakah yang bertanggung jawab untuk


menangani masalah itu? Apa yang mereka lakukan untuk menangani masalah
itu?
Lembaga yang menangani masalah pendidikan bernama kemdikbud, tujuan dari
lembaga ini adalah untuk mengurus permasalahan yang terjadi di bidang
pendidikan termasuk membuat sistem dan kurikulum dalam belajar. Tentu ketika
pemerintah untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan solusinya,
termasuk kepada pembuatan undang-undang tentang wajib belajar.
e. Apakah dalam masyarakat ditemukan adanya perbedaan-perbedaan pendapat
berkenaan dengan dibuatnya kebijakan tersebut? Sebutkan beberapa silang
pendapat tersebut?
Menurut saya kebijakan tersebut tidak adanya perbedaan pendapat namun dalam
pelaksanaannya masih belum bisa dikerjakan atau dijalankan sesuai ekspektasi
karena kita memiliki masalah kesenjangan ekonomi, oleh karena itu banyak
anak-anak yang tidak bisa sekolah karena kekurangan biaya, kurangnya fasilitas
menjadi salah satu pemicu terhambatnya sistem pendidikan di Indonesia ini.
Suara mayoritas siapakah (individu, kelompok, atau organisasi) yang banyak
mengungkapkan pendapatnya berkenaan dengan masalah ini? Mengapa mereka
tertarik dengan masalah ini? Langkah-langkah apakah yang telah mereka ambil?
Apakah keuntungan dan kerugian dari pengambilan langkah-langkah tersebut di
atas?

Prof.Dr.H Anwar Arifin, beliau adalah guru besar fakultas ilmu komunikasi.
Beliau sangat suka menulis berbagai buku dengan ilmu yang ia dapatkan begitu
pula dengan tanggapannya tentang pendidikan di Indonesia. Menurut beliau ada
beberapa subtansi yang menjadi paradigma dalam pendidikan yaitu yang
pertama satuan pendidikan harus mendorong keunggulan daerah yang kedua
harus adanya kesetaraan antara satuan pendidikan pemerintah dan satuan
pendidikan masyarakat, dan yang ketiga adalah menempatkan peserta didik
sebagai subjek pendidikan. Keuntungannya adalah tercapainya kesetaraan pada
bidang pendidikan, terciptanya jalinan atau hubungan pemerintah dan satuan
pendidikan masyarakat dengan baik, dan memanfaatkan keunggulan suatu
wilayah agar menjadi nilai tambah dan sebagai upaya pemberdayaan wilayah.
Sedangkan Kerugiannnya adalah kita perlu banyak menggunakan uang untuk
bisa mewujudkan kesetaraan, kurangnya tenaga didik dalam bidang tertentu
untuk bisa memanfaatkan keunggulan suatu daerah tersebut.
f. Bagaimana cara saya dan teman-teman sekelas saya dapat memperoleh
informasi-informasi mengenai langkah-langkah yang telah mereka ambil?
Kalian bisa mengakses portal atau website resmi dari kemdikbud, atau membaca
jurnal dan buku yang ditulis langsung oleh Prof.Dr.H Anwar Arifin sebagai
penguatan.

Link Akses:

http://journal.iain.ternate.ac.id/index.php/foramadiahi/article/view/208

DOKUMENTASI INFORMASI DARI JURNAL 2 STRATEGI PENDIDIKAN

A. Nama-nama anggota tim peneliti :


1. Adesti Novita Sari (NIM : 2104017)
2. Andini Nusyahbani (NIM : 2106940)
3. Ayang Ranisa Rahma (NIM : 2109160)
4. Isna Alifia Aghniyah (NIM : 2109225)
5. Kharisma Nurul Khusnah (NIM : 2104209)
6. Ninis Andini Wafa Tufahati (NIM : 2104093)
7. Salsa Maria (NIM : 2109096)
8. Sulistia Janika (NIM : 2109245)
B. Tanggal : Sabtu, 16 Oktober 2021.
C. Nama perpustakaan, kantor, perwakilan, atau warnet yang dikunjungi
D. Masalah yang sedang diteliti : Strategi Pendidikan
1. Sumber informasi
a. Nama Penerbit : Scaffolding
b. Nama Pengarang : Meidawati Suswandari.
c. Tanggal Penerbitan : Januari – Juni 2019.
2. Tanyakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut. (Catatlah informasi yang diterima).

a. Seberapa seriuskah masalah ini dalam masyarakat? Masalah strategi


pengembangan pendidikan di Indonesia sangat serius dan penting, karena
perkembangan zaman di era modern yang terjadi di indonesia pada saat ini
berbanding lurus dengan kualitas sumber daya manusia yang seharusnya semakin
tinggi dan berwawasan. Tanpa adanya strategi dalam pengembangan Pendidikan
di Indonesia maka akan sulit dalam misi mewujudkan bangsa yang cerdas.

b. Seberapa luaskah penyebaran masalah ini dalam masyarakat? Sangat luas, karena
meningkatkan dunia pendidikan ini sudah seharusya menjadi renungan para
penyelenggaran pendidikan, pemerintah, dan penikmat pendidikan dalam
meningkatkan kualitas, proses dan pembaharuan sistem-sistem pembelajaran yang
sekiranya dapat meningkatkan progres dunia pendidikan indonesia lebih baik lagi
untuk misi mewujudkan bangsa yang cerdas.

c. Manakah hal-hal berikut ini yang Bapak/Ibu anggap benar?


Tidak ada Undang-Undang atau kebijakan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah ini. (Tidak)
Undang-Undang atau kebijakan yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalali ini tidak cukup memadai. (Tidak)
Undang-Undang yang digunakan untuk memecahkan masalah ini sudah cukup
memadai tetapi tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. (Ya)

d. Tingkat dan lembaga pemerintah manakah yang bertanggungjawab untuk


menangani masalah itu? Apa yang mereka lakukan untuk menangani masalah itu?
Lembaga penyelenggara pendidikan. Seperti Menteri pendidikan, sekolah, dan
tenaga pendidik yang dalam proses pendidikan berpedoman pada UUD 1945
Pasal 31 dan UU No 23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Salah
satu prinsip gerakan reformasi dalam pendidikan adalah pendidikan
diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui
peran serta mereka dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pendidikan.

e. Apakah dalam masyarakat ditemukan adanya perbedaan-perbedaan pendapat


berkenaan dengan dibuatnya kebijakan tersebut? Sebutkan beberapa silang
pendapat tersebut? Dalam pembuatan kebijakan UUD 1945 Pasal 31 dan UU No
23 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tidak terdapat perbedaan
pendapat, tetapi dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan pendapat diantaranya
mengenai penerapan kurikulum yang kurang jelas dan kurang sesuai dengan
kesiapan peserta didik.

f. Suara mayoritas siapakah (individu, kelompok, atau organisasi) yang banyak


mengungkapkan pendapatnya berkenaan dengan masalah ini? Mengapa mereka
tertarik dengan masalah ini? Langkah-langkah apakah yang telah mereka ambil?
Apakah keuntungan dan kerugian dari pengambilan langkah-langkah tersebut di
atas? Kelompok peserta didik, karena mereka memiliki kewajiban untuk
membangun pendidikan yang berkualitas dan memiliki misi mewujudkan bangsa
yang cerdas di masa yang akan datang. Langkah yang bisa diambil oleh peserta
didik adalah menikuti sistem pendidikan yang berpedoman pada berpedoman pada
UUD 1945 Pasal 31 dan UU No 23 tahun 2003. Keuntungan yang dialami adalah
terlahirnya generasi emas yang bisa membangun pendidikan yang lebih
berkualitas, sementara kerugian yang dialami salah satunya ialah kurang
diasahnya kemampuan berfikir peserta didik karena banyakanya sumber-sumber
belajar yang sudah memberikan jawaban serta kebebasan waktu untuk
menyerahkan penugasan dari tenaga pendidik.

g. Bagaimana cara saya dan teman-teman sekelas saya dapat memperoleh informasi-
informasi mengenai langkah-langkah yang telah mereka ambil? Pada masa saat ini
teknologi sangat berkembang pesat sehingga kami bisa dengan mudah mengakses
informasi-informasi baik melalui media elektronik maupun media cetak.

Link Akses:

http://ejournal.stkip-pgri.sumbar.ac.id/index.php/eDikInformatika/article/view/1320
DOKUMENTASI INFORMASI DARI JURNAL 3 LANDASAN HUKUM
A. Nama-Nama Anggota Tim Peneliti :
1. Adela Fauziah (2103859)
2. Edis Erianisya Putri (2103610)
3. Intan Fadila (2104052)
4. Oktavia Susanti (2109231)
5. Kharisma Nurul Khusnah ( 2104209)
5. Ro’fatunnuroh (2107263)
6. Shavega Julia Robin (2103891)
B. Tanggal Penelitian : Sabtu 16 oktober 2021
C. Nama perpustakaan, kantor, perwakilan, atau warnet yang dikunjungi
D. Masalah yang sedang diteliti : Pentingnya Landasan Pendidikan
1. Sumber Informasi : Rohmana.Amelia.landasan Hukum Pendidikan.
a. Nama Penerbit : IKIP PGRI Bojonegoro
b. Nama Pengarang : Amelia Rohmana
c. Tanggal Penerbitan : 2014
2. Pertanyaan dari informasi yang di dapat.
a. Seberapa seriuskah masalah ini dalam masyarakat? Masalah yang dihadapi sangat
serius karena landasan hukum Pendidikan haruslah memperhatikan segala aspek.
Jika tidak maka akan membahayakan penerus bangsa.
b. Seberapa luaskah penyebaran masalah ini dalam masyarakat? Jika tidak disusun
dan dilaksanakan secara benar, maka dampaknya akan ke generasi muda dan
Indonesia tidak akan mencapai visi Indonesia emas.
c. Manakah hal-hal berikut ini yang Ibu anggap benar? Seperti pada Undang-
Undang bahwa tanggung jawab Pendidikan, merupakan kewajiban bersama.
Segala aspek Pendidikan sudah diatur dengan baik. Oleh karena itu kita harus
berusaha agar aturan yang telah diatur UUD terlaksana dengan baik.
d. Tidak ada Undang-Undang atau kebijakan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah ini. Ada, dalam UU NRI No 20 tahun 2003 dan UU NRI 14
tahun 2005.
e. Undang-Undang atau kebijakan yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah ini tidak cukup memadai. Ya. Undang-Undang sudah mengatur setiap
aspek Pendidikan di Indonesia. Hanya saja praktek lapangannya yang harus di
tingkatkan.
f. Undang-Undang yang digunakan untuk memecahkan masalah ini sudah cukup
memadai tetapi tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Ya benar. Kita
menemukan bahwa banyak fasilitas sekolah yang belum memadai, tenaga
pendidik kurang, dan oknum pendidik yang tidak professional.
g. Tingkat dan lembaga pemerintah manakah yang bertanggung jawab untuk
menangani masalah itu? Apa yang mereka lakukan untuk menangani masalah itu?
Bersama pemerintah seperti Mentri pendidikan, dinas pendidikan, masyarakat,
dan orang tua peserta didik itu sendiri.
Link Akses :

https://www.academia.edu/25638146/LANDASAN_HUKUM_PENDIDIKAN

Anda mungkin juga menyukai