Anda di halaman 1dari 12

Landasan media pembelajaran

1. Damayanti (1988201002)
2. Haniah (1988201019)

Bahasa dan sastra indonesia


Universitas muslim maros
2020
Kata pengantar

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah media
pembelajaran yang berjudul “ landasan media pembelajaran“. Dengan
terselesaikannya tugas ini kami mengucapkan terimakasih kepada ibu
Kasmawati S.S. M.Hum. selaku dosen pemangku mata kuliah Media
pembelajaran , orang tua yang telah memberi dukungan moral dan biaya
pendidikan, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Demi penyempurnaan isi dari makalah ini , kami sangat mengharap kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak, dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca khususnya dibidang pendidikan.
 
 
 
 
Maros, 9 April 2020
 
Penyusun

 
Latar belakang

Dalam konteks ini, kita akan menggunakan 6 landasan,


yaitu: landasan psikologis, teknologis, empiris, dan
filosofis. Tetapi sebelum masuk kedalam bahasan
tersebut, kita harus mengetahui terlebih dahulu
mengenai landasan itu sendiri.
Landasan adalah dasar tempat berpijak atau tempat di
mulainya suatu perbuatan. Dalam bahasa Inggris,
landasan disebut dengan istilah foundation, yang
dalam bahasa Indonesia  menjadi fondasi. Fondasi
merupakan bagian terpenting untuk
mengawali  sesuatu. Adapun menurut S. Wojowasito,
(1972: 161), bahwa landasan dapat diartikan sebagai
alas ataupun dapat diartikan sebagai fondasi, dasar,
pedoman dan sumber
1. Landasan filosofis
Seorang pendidik dalam menggunakan media pembelajaran perlu
memperhatikan landasan filosofis. Artinya, penggunaan media
semestinya didasarkan pada nilai kebenaran yang telah ditemukan
dan disepakati banyak orang baik kebenaran akademik maupun
kebenaran sosial.
Misalnya, isi pesan (materi pelajaran) yang disampaikan kepada
siswa seharusnya sudah merupakan kebenaran yang teruji secara
obyektif, radikal dan empiris. Jangan sampai materi pelajaran masih
salah, tidak baik, dan tidak indah yang disampaikan kepada peserta
didik. Misalnya, guru mengajarkan tentang sejarah perkembangan
bahasa Indonesia . Seorang pendidik perlu mengecek unsur
kebenaran historis tersebut sebelum disampaikan kepada peserta
didik. Proses inilah yang disebut penggunaan landasan filosofis dalam
memilih isi dan media pembelajaran.
Media yang digunakan guru juga perlu dicek kembali kebenaran dan
ketepatannya. Pendidik yang memilih media belum sesuai dengan
materi yang akan disampaikan berarti media tersebut tidak benar.
Tidak bagus, dan tidak indah artinya penggunaan media yang tidak
tepat belum mempertimbangkan landasan filosofis.
2. Landasan psikologis

Kondisi psikologis setiap individu berbeda, karena perbedaan tahap perkembangannya,


latar belakang sosial budaya, juga karena perbedaan faktor-faktor yang dibawa dari
kelahirannya. Kondisi yang berbeda ini juga bergantung pada konteks, peranan, dan status
individu diantara inidividu-individu lainnya. Interaksi yang tercipta dalam situasi
pembelajaran seharusnya sesuai dengan kondisi psikologis para peserta didik maupun
kondisi pendidikannya.
Peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Tugas
utama yang sesungguhnya dari para pendidik adalah membantu perkembangan peserta
didik secara optimal. Sejak kelahiran sampai menjelang kematian,anak selalu berada dalam
proses perkembangan, perkembangan seluruh aspek kehidupannya. Tanpa pendidikan
disekolah, anak tetap berkembang, tetapi dengan pendidikan disekolah tahap
perkembangannya menjadi lebih tinggi dan lebih luas.
Perkembangan atau kemajuan-kemajuan yang dialami anak sebagian besar terjadi karena
usaha belajar, baik berlangsung melalui proses peniruan, pengingatan , pembiasaan,
pemahaman, penerapan, Ataupun pemecahan masalah. Menurut Bruner (1966: 10-11) ada
tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman
piktorial/gambar (icnonic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Pendidik atau guru
melakukan berbagai upaya dan menciptakan berbagai kegiatan dengan dukungan berbagai
media pembelajaran agar anak-anak belajar. Cara belajar mengajar mana yang dapat
memberikan hasil secara optimal serta bagaimana proses pelaksanaannya membutuhkan
studi yang sistematik dan mendalam studi yang demikian merupakan bidang pengkajian dan
psikologi belajar.
3. Landasan tekhnologis
Sasaran akhir dari teknologi pembelajaran adalah
memudahkan peserta didik untuk belajar. Untuk
mencapai sasaran akhir ini, teknologi-teknologi di
bidang pembelajaran mengembangkan berbagai sumber
belajar untuk memenuhi kebutuhan setiap peserta didik
sesuai dengan karakteristiknya.
Dalam upaya itu, teknologi berkerja mulai dari
pengembangan dan pengujian teori-teori tentang
berbagai media pembelajaran melalui penelitian ilmiah,
dilanjutkan dengan pengembangan disainnya, produksi,
evaluasi dan memilih media yang telah diproduksi,
pembuatan katalog untuk memudahkan layanan
penggunaannya, mengembangkan prosedur
penggunaannya, dan akhirnya menggunakan baik pada
tingkat kelas maupun pada tingkat yang lebih luas lagi
4. Landasan empiris

Landasan empiris merupakan suatu sumber pengetahuan


yang diperoleh dari pengalaman atau percobaan.
Berbagai temuan penelitian menunjukkan bahwa ada
interaksi anatara penggunaan media pembelajaran dan
karakteristik belajar peserta didik dalam menentukan hasil
belajar siswa. Artinya, bahwa siswa akan mendapat
keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan
menggunakan media yang sesuai dengan karakteristiknya.
Peserta didik yang memiliki gaya belajar visual akan lebih
mendapatkan keuntungan dari menggunakan media visual,
seperti film, video, gambar atau diagram. Sedangkan siswa
yang memiliki gaya belajar auditif lebih mendapatkan
keuntungan dari penggunaan media pembelajaran auditif,
seperti rekaman suara , radio atau ceramah dari pendidik/
pengajar. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa  dari
kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-
visual
5. Landasan sosiologis

Dalam menggunakan media, pendidik perlu mempertimbangkan latar belakang sosial anak
didik dalam sekolah. Sebab jika media yang digunakan tidak sesuai latar belakang sosial
anak didik maka materi pelajaran atau pesan yang dikirim tentunya tidak bisa tersampaikan
secara optimal. Bahkan pembelajaran akan menjadi biasa karena media yang digunakan
guru tidak sesuai dengan kondisi sosial anak didik.
Misalnya, seorang pendidik yang mengajar disekolah yang rata-rata siswanya berasal dari
keluarga dengan latar belakang sosial kurang maju secara tegnologi. Mereka belum pernah
melihat tampilan slide berbaris komputer, lalu sang peserta didik menyampaikan materi
dengan menggunakan CD dan disiasi dengan berbagai animasi gambar, maka siswa akan
lebih memperhatikan kecanggihan media dan animasi yang ditampilkan. Sementara itu,
materi pelajarannya tidak diperhatikan sehingga pembelajaran menjadi bias karena media
yang dipilih tidak sesuai kondisi sosial anak didik. Begitu sebaliknya, peserta didik yang
mengajar disekolah yang anak didiknya berasal dari keluarga yang kondisi sosialnya lebih
maju dan sehari-hari telah berinteraksi dengan komputer serta jenis media berbasis
komputer lainnya. Maka saat guru memilih media yang tradisional siswa akan makin
menurun motivasi belajarnya dan tidak fokus pada materi yang disampaikan guru. Padahal
diantara fungsi dan manfaat media pembelajaran adalah untuk meningkatkan motivasi dan
ketertarikan siswa dalam pembelajaran.
Untuk itu, landasan sosiologis perlu dipertimbangkan pendidik dalam memilih dan
menggunakan media pembelajaran guru perlu menganalisis latar belakang sosial anak didik
dalam menggunakan media pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi
kesesuaian media dengan kondisi sosial anak didik.
6. Landasan historis
Yang dimaksud dengan landasan
historis media pembelajaran ialah
rasional penggunaan media
pembelajaran yang ditinjau dari
sejarah konsep istilah media digunakan
dalam pembelajaran. Untuk
mengetahui latar belakang sejarah
penggunaan konsep media
pembelajaran marilah kita ikuti
penjelasan berikut ini.
Perkembangan konsep media pembelajaran
sebenarnya bermula dengan lahirnya kon-
sepsi pengajaran visual atau alat bantu visual
sekitar tahun 1923.Yang dimaksud dengan
alat bantu visual dalam konsepsi pengajaran
visual ini adalah setiap gambar, model, benda
atau alat yang dapat memberikan pengalaman
visual yang nyata kepada pebelajar

Kemudian konsep pengajaran visual ini berkembang menjadi “audio


visual instruction” atau “audio visual education” yaitu sekitar tahun
1940. Sekitar tahun 1945 timbul beberapa variasi nama seperti
“audio visual materials”, “audio visual methods”, dan “audio visual
devices”. Inti dari kosepsi ini adalah digunakannya berbagai alat atau
bahan oleh guru untuk memindahkan gagasan dan pengalaman
pebelajar melalui mata dan telinga. Pemanfaat-an konsepsi audio
visual ini dapat dilihat dalam “Kerucut Pengalaman” dari Edgar Dale.
Perkembangan besar berikutnya adalah munculnya
gerakan yang disebut “audio visual communication” pada
tahun 1950-an. Dengan diterapkannya konsep komunikasi
dalam pembelajaran, peekanan tidak lagi diletakkan pada
benda atau bahan yang berupa bahan audio visual untuk
pembelajaran, tetapi dipusatkan pada keseluruhan proses
komu-nikasi informasi atau pesan dari sumber (guru,
materi atau bahan) kepada penerima (pebelajar).
Gerakan komunikasi audio visual memberikan penekakan
kepada proses komunikasi yang lengkap dengan
menggunakan sistem pembelajaran yang utuh. Jadi
konsepsi audio visual berusaha mengaplikasikan konsep
komunikasi, sistem, disain sistem pembelajaran dan teori
belajar dalam kegiatan pembelajaran

````````````````````````
kesimpulan
Secara garis besar landasan media
pembelajaran terdapat enam pokok
pembehasan yaitu landasan psikologis,
tegnologis, historis, empiris, filosofis dan
sosiologis. Dari beberapa landasan yang
sudah ada diharapkan kita tidak perlu ragu
lagi menggunakan alat dalam pembelajaran
asal tepat memilihnya. Dan diharapkan alat
atau media yang digunakan dapat membantu
peserta didik mencapai tujuan akhir
pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai