Anda di halaman 1dari 62

“Starter Pack” Topic in Dentistry

Agustus 2021
Tutor Miranda Livinia Kindangen

Learning Point:
1. Terminologi anatomi umum
2. Anatomi umum manusia (general anatomy)
3. Anatomi rongga mulut (cavum oris) at a Glance
4. Terminologi anatomi gigi
5. Nomenklatur gigi
TERMINOLOGI ANATOMI UMUM

PENDAHULUAN
 Dua cabang ilmu—anatomi dan fisiologi—memberikan dasar untuk memahami bagian
dan fungsi tubuh.

Anatomi (ana- = naik; -tomy = proses pemotongan) adalah ilmu tentang struktur tubuh dan
hubungan di antara mereka. Ini pertama kali dipelajari dengan diseksi (dis-SEK-shun; dis- =
terpisah; -section = tindakan pemotongan), pemotongan hati-hati dari struktur tubuh untuk
mempelajari hubungan mereka. Saat ini, berbagai teknik pencitraan juga berkontribusi pada
kemajuan pengetahuan anatomi. Sementara anatomi berhubungan dengan struktur tubuh,
fisiologi (fisio- = alam; -logi = studi) adalah ilmu tentang fungsi tubuh—bagaimana bagian-
bagian tubuh bekerja.
A. PERMUKAAN ANATOMI (SURFACE ANATOMY)
Anatomi permukaan Wanita (a) dan Pria (b); pandangan anterior. Istilah 'posisi
anatomis' digunakan untuk menggambarkan posisi referensi di mana tubuh berdiri
dalam posisi tegak, dengan kepala dan tubuh menghadap langsung ke pengamat;
kaki rata di tanah, dan diarahkan ke depan; lengan terletak di samping badan,
dengan telapak tangan masing-masing menghadap ke depan. Posisi anatomis
berfungsi sebagai titik referensi ketika menggambarkan gerakan atau penanda
anatomi dalam kaitannya satu sama lain (yaitu tangan diposisikan distal dari bahu).
B. POSISI ANATOMI
Untuk menggambarkan bagian tubuh dan posisi secara akurat, kita harus
memiliki titik acuan awal dan menggunakan istilah arah. Untuk menghindari
kebingungan, kita selalu berasumsi bahwa tubuh berada dalam posisi standar yang
disebut posisi anatomis. Pada posisi anatomis, tubuh tegak dengan kaki sejajar dan
lengan menggantung di samping dengan telapak tangan menghadap ke depan.
Perhatikan bahwa ini mirip dengan "berdiri dengan memperhatikan" tetapi kurang
nyaman karena telapak tangan dipegang secara tidak wajar ke depan (dengan ibu jari
menunjuk menjauh dari tubuh) daripada menggantung dengan menangkup ke arah
paha. Dalam posisi anatomis, subjek berdiri tegak menghadap pengamat dengan
kepala sejajar dan mata menghadap ke depan. Kaki rata di lantai dan diarahkan ke
depan, dan tungkai atas berada di samping dengan telapak tangan menghadap ke
depan.

C. TERMINOLOGI ANATOMI
• Superior/inferior : ke arah kepala/ke arah kaki; kadang-kadang disebut sebagai
kranial / kaudal.
• Anterior/posterior: depan/belakang; kadang-kadang disebut sebagai
ventral/dorsal.
• Medial/lateral : menuju garis tengah/menjauh dari garis tengah.
• Proksimal/distal : lebih dekat/jauh dari pusat tubuh.
• Superficial/deep : dekat(lebih) dengan permukaan/dalam(lebih) ke permukaan.
• Plantar/dorsal : telapak kaki/bagian atas kaki.
• Palmar/dorsum : telapak tangan/punggung tangan.
D. ISTILAH-ISTILAH ANATOMI
Istilah anatomi berdasarkan posisi anatomi serta memperhatikan garis arah maupun
bidang-bidang imajiner, antara lain sebagai berikut:
1. Anterior : lebih dekat ke depan, contoh lambung terletak anterior
terhadap limpa.
2. Medial : bagian tengah atau lebih dekat ke bidang median, contoh jari
manis terletak medial terhadap jari jempol.
3. Superior : atas, contoh mulut terletak superior terhadap dagu.
4. Dextra : bagian kanan
5. Ventral : bagian depan ruas tulang belakang
6. Interna : dalam
7. Proximal : lebih dekat dengan pangkal tubuh atau pangkal atau
mendekati batang tubuh, contoh siku terletak proksimal terhadap telapak
tangan.
8. Parietal : lapisan luar
9. Superfisial : dangkal atau lebih dekat ke/di permukaan, contoh otot kaki
terletak superfisial dari tulangnya.
10. Horizontal : bidang datar
11. Transversal : potongan melintang
12. Posterior : lebih dekat ke belakang, contoh jantung terletak posterior
terhadap tulang rusuk.
13. Lateral : bagian samping, menjauhi bidang median, contoh telinga
terletak lateral terhadap mata.
14. Inferior : bawah, contoh pusar terletak inferior terhadap payudara.
15. Sinistra : bagian kiri
16. Dorsal : Bagian belakang ruas tulang belakang
17. Externa : bagian luar
18. Distal : ujung atau menjauhi batang tubuh, contoh pergelangan
tangan terletak distal terhadap siku
19. Perifer : pinggir (tepi)
20. Visceral : lapisan dalam
21. Profunda : dalam atau lebih jauh dari permukaan, contoh tulang hasta
dan pengumpil terletak lebih profunda dari otot lengan bawah.
22. Vertica : bidang tegak
23. Longitudinal : potongan memanjang
24. Sentral : bagian tengah
25. Asenden : bagian naik
26. Desenden : bagian turun
27. Cranial : bagian kepala
28. Caudal : bagian ekor
29. Palmar : ke arah palmaris manus (anggota gerak atas)
30. Plantar : ke arah plantar pedis (anggota gerak bawah)

Istilah Anatomi Atau Nomenklatur Anatomi yang lain:


1. Istilah anatomi yang menyatakan bagian tubuh yang menonjol
a. Processus : Nama umum untuk taju (tonjolan).
b. Spina : Taju yang tajam (seperti duri).
c. Tuber : Benjolan bulat.
d. Tuberculum : Benjolan bulat yang kecil.
e. Crista : Gerigi, tepi.
f. Pecten : Bagian pinggir yang menonjol.
g. Condylus : Tonjolan bulat diujung tulang.
h. Epicondylus : Benjolan pada condylus.
i. Cornu : Tanduk.
j. Linea : Garis.
k. Angular/angulus : sudut
l. Margo : tepi/pinggi
m. Ramus : cabang

2. Istilah anatomi yang menyatakan bagian tubuh yang lengkung


a. Fossa : lekuk (nama umum)
b. Fossula : Fossa yang kecil.
c. Fovea : Fossa yang kecil.
d. Foveola : Fovea yang kecil.
e. Sulcus : Alur.
f. Incisura : Takik.

3. Istilah anatomi yang menyatakan lobang, saluran dan ruangan


a. Foramen : Lubang.
b. Fissura : Celah.
c. Apertura : Pintu.
d. Kanalis : Saluran.
e. Ductus : Pembuluh.
f. Meatus : Liang.
g. Cavum : Rongga.
h. Cellula : Ruang kecil.

Pencarian istilah anatomi lainnya, dapat mengakses link berikut ini:


http://repositori.kemdikbud.go.id/2466/1/Daftar%20Istilah%20Anatomi%20%20103.pdf
Bidang (planes) and Potongan (sections)

• Bidang sagittal (SAJ-i-tal; sagitt- = arrow) adalah bidang vertikal yang membagi tubuh
atau organ menjadi sisi kanan dan kiri. Lebih khusus, ketika bidang seperti itu melewati
garis tengah tubuh atau organ dan membaginya menjadi sisi kanan dan kiri yang sama,
itu disebut bidang midsagital atau bidang median. Garis tengah adalah garis vertikal
imajiner yang membagi tubuh menjadi sisi kiri dan kanan yang sama. Jika bidang
sagital tidak melewati garis tengah tetapi membagi tubuh atau organ menjadi sisi
kanan dan kiri yang tidak sama, itu disebut bidang parasagital ( para- = dekat).
• Bidang frontal atau koronal (corona = mahkota) membagi tubuh atau organ menjadi
bagian anterior (depan) dan posterior (belakang).
• Bidang transversal membagi tubuh atau organ menjadi bagian superior (atas) dan
inferior (bawah). Nama lain untuk bidang transversal adalah bidang penampang
(cross-sectional) atau bidang horizontal. Bidang sagital, frontal, dan transversal
semuanya tegak lurus satu sama lain.
• Bidang miring (oblique) melewati tubuh atau organ pada sudut antara bidang
transversal dan bidang sagital atau antara bidang transversal dan bidang frontal.
• Bagian (section) adalah potongan tubuh atau salah satu organnya yang dibuat di
sepanjang salah satu bidang yang baru saja dijelaskan. Penting untuk mengetahui
bidang bagian sehingga Anda dapat memahami hubungan anatomi dari satu bagian
ke bagian lainnya. Gambar dibawah ini menunjukkan bagaimana tiga bagian yang
berbeda—transversal, frontal, dan midsagital—memberikan pandangan yang
berbeda tentang otak.
Rongga Tubuh Lainnya
Selain rongga tubuh tertutup yang besar, ada beberapa rongga tubuh yang lebih kecil.
Sebagian besar berada di bagian kepala dan terbuka ke bagian luar tubuh.
▪ Rongga mulut dan rongga pencernaan.
 Rongga mulut, atau mulut, berisi gigi dan lidah. Rongga ini merupakan bagian dari dan
bersambung dengan organ pencernaan, yang bermuara ke bagian luar di anus.
▪ Rongga hidung.
 Terletak di dalam dan di belakang hidung, rongga hidung adalah bagian dari sistem
pernapasan.
▪ Rongga orbita.
 Rongga orbital (orbit) di tengkorak menampung/memuat mata dan menampilkannya
dalam posisi anterior.
▪ Rongga telinga tengah.
 Rongga telinga tengah yang tertanam di tengkorak terletak tepat di medial gendang
telinga. Rongga ini berisi tulang kecil yang mengirimkan getaran suara ke reseptor
pendengaran di telinga bagian dalam.
ANATOMI UMUM (General Anatomy)
SISTEM TUBUH MANUSIA, terdiri dari:
Sistem Musculoskeletal; pandangan anterior
Sistem muskuloskeletal (MSK) (juga kadang-kadang disebut sebagai sistem lokomotor) adalah
sistem kompleks yang terdiri dari tulang, otot, tendon, sendi, ligamen, tulang rawan, dan jenis
jaringan ikat lainnya yang berfungsi menopang, menstabilkan, dan menggerakkan otot. tubuh
manusia. Komponen utama dari sistem MSK meliputi:

1. Tulang: jaringan ikat 'termineralisasi' yang berfungsi mendukung, melindungi,


menggerakkan, dan bertindak sebagai gudang penyimpanan mineral utama dan sel darah
merah yang belum matang.
2. Otot: otot rangka lurik yang menempel pada tulang melalui tendon, dan berfungsi untuk
menggerakkan gerakan sendi.
3. Tendon: jaringan ikat fibrosa padat yang menghubungkan otot dengan tulang.
4. Sendi: memperlancar gerakan tubuh; Sendi biasanya diperkuat oleh hal-hal berikut:
- Ligamen: jaringan ikat padat yang menghubungkan tulang ke tulang melintasi sendi,
untuk meningkatkan stabilitas sendi.
- Tulang rawan: jaringan ikat khusus yang berfungsi untuk meningkatkan stabilitas
sendi, bertindak sebagai peredam kejut, dan memastikan kelancaran gerakan sendi,
mencegah ujung tulang saling bergesekan secara langsung.
Rangka manusia (a); tipe tulang keras (b); pandangan anterior view
Kerangka manusia dewasa terdiri dari 206 tulang, yang dapat dibagi menjadi tulang aksial
(warna biru), dan tulang apendikular (warna cokelat).
Tulang-tulang ini dapat dikelompokkan (menurut bentuk dan struktur spesifiknya) menjadi
salah satu dari enam jenis:
1. Tulang sutural: diklasifikasikan berdasarkan lokasinya daripada bentuknya, mis. tulang
kecil yang membentuk sambungan sutura tengkorak.
2. Tulang tidak beraturan (irregular): karena bentuknya yang rumit (biasanya sebagai
akibat dari fungsi khusus) mereka tidak dapat dikelompokkan ke dalam salah satu
kategori lain, mis. vertebra, mandibula.
3. Tulang pendek: memiliki panjang dan lebar yang kira-kira sama, mis. tulang karpal
tangan dan tulang tarsal kaki.
4. Tulang pipih: dengan struktur pipih yang tipis, mereka menyediakan area perlekatan
yang luas untuk otot/tendon/ligamen, mis. tulang rusuk, tulang dada, tulang belikat,
panggul, tulang tengkorak.
5. Tulang panjang: memiliki panjang yang lebih besar dari lebar, dan terdiri dari batang
dan ujung, mis. tulang paha (femur) dan humerus.
6. Tulang sesamoid: tertanam dalam tendon di daerah yang mendasari gesekan,
ketegangan, atau tekanan fisik yang cukup besar, mis. tempurung lutut.

Sendi Sinovial/Sendi Gerak


Sendi sinovial dibangun untuk mobilitas. Mereka dibentuk oleh tulang rawan hialin yang
menutupi ujung tulang subkondral, dan kapsul sendi yang membungkus rongga artikular.
Kapsul sendi terdiri dari membran fibrosa luar dan membran sinovial dalam. Membran
sinovial mengeluarkan cairan sinovial ke dalam rongga artikular yang bertindak sebagai
'pelumas' untuk gerakan. Sendi sinovial memungkinkan gerakan di:
• satu bidang – uniaksial,
• dua bidang – biaksial, atau
• tiga bidang – multiaksial.
Jenis sendi synovial/sendi gerak
Agar tubuh manusia dapat bergerak secara efektif, berbagai sendi sinovial di sekitar
tubuh disusun secara berbeda untuk memfasilitasi gerakan uniaksial, biaksial, dan multiaksial.
Tubuh terdapat enam jenis sendi sinovial:
1. Sendi putar (pivot): sambungan uniaksial, hanya memungkinkan gerakan rotasi
2. Sendi engsel (hinge): sendi uniaksial, memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi
3. Sendi pelana (saddle): sendi biaksial 'khusus', memungkinkan fleksi, ekstensi, abduksi,
adduksi, serta gerakan rotasi terbatas
4. Sendi geser (plane): memungkinkan gerakan meluncur halus dari sambungan ke
berbagai arah
5. Sendi gulung (condylar atau ellipsoid): sendi biaksial, memungkinkan gerakan fleksi,
ekstensi, abduksi, adduksi
6. Sendi peluru (ball-and-socket): sendi multiaksial, memungkinkan gerakan fleksi,
ekstensi, abduksi, adduksi, dan rotasi internal atau eksternal.
BAGAIMANA DENGAN SENDI TEMPOROMANDIBULAR (temporomandibular joint)?
 Suatu persendian yang sangat kompleks di dalam tubuh manusia. Selain Gerakan
membuka dan menutup mulut, sendi temporomandibular juga bergerak meluncur
pada suatu permukaan (ginglimoathrodial).
 TMJ merupakan salah satu sendi yang sangat aktif dan paling sering digunakan, yaitu
pada waktu berfungsi untuk bicara, mengunyah, mengigit, menguap, dan lainnya.
 TMJ juga memungkinkan terjadinya tigas Gerakan fungsi utama yaitu: membuka dan
menutup, memajukan dan mengundurkan, serta gerakan ke samping

Jenis-Jenis Tulang Rawan


Tulang rawan adalah jaringan ikat pendukung yang fleksibel tetapi kuat. Tidak seperti tulang
dan semua jenis jaringan ikat lainnya, tulang rawan bersifat avaskular. Untuk alasan ini, tulang
rawan tidak memiliki kapasitas regeneratif tulang atau jaringan ikat lainnya. Di dalam tubuh
manusia, ada tiga jenis tulang rawan (dari atas ke bawah):

a. Tulang rawan elastis: terlibat dalam pembentukan telinga luar, saluran Eustachian,
dan epiglotis.
b. Fibrocartilago: bentuk tulang rawan yang fleksibel dan keras yang berfungsi sebagai
peredam kejut di daerah tulang belakang, lutut, dan bahu.
c. Tulang rawan hialin: jenis tulang rawan yang paling melimpah di tubuh; sebagai
jaringan pendukung dapat ditemukan di hidung, telinga, trakea, laring, dan saluran
pernapasan yang lebih kecil. Sebagai tulang rawan artikular, itu menutupi ujung tulang
panjang sebagai bagian dari sendi sinovial untuk memastikan kelancaran artikulasi
selama gerakan sendi. Degenerasi tulang rawan hialin dalam sendi sinovial disebut
sebagai arthritis.

Jenis-Jenis Otot
Tiga jenis otot yang terdapat dalam tubuh manusia, yakni:
a. Otot jantung: otot lurik tak sadar yang hanya ditemukan di jantung; tersusun dari
sarkomer. Sel-sel otot jantung terhubung pada percabangan, sudut tidak teratur ke
cakram interkalasi.
b. Otot rangka: otot volunter yang menghubungkan ke tulang dan menggerakkan
gerakan tubuh manusia; lurik dalam penampilannya; susunan paralel sarkomer
memfasilitasi kontraksi (pemendekan) dan relaksasi (pemanjangan) otot.
c. Otot polos: serat berbentuk gelendong, di bawah kendali tak sadar, dan terutama
ditemukan di dinding organ berongga (kecuali jantung) dan struktur seperti
kerongkongan, lambung, usus, bronkus, pembuluh darah, uretra, kandung kemih, dan
rahim.
Jenis-Jenis Jaringan Ikat
Jaringan ikat adalah jenis jaringan yang paling luas dan melimpah yang ditemukan di dalam
tubuh manusia. Berfungsi untuk menopang, menjangkar dan menghubungkan berbagai
bagian tubuh. Semua jaringan ikat (kecuali darah dan limfatik) terdiri dari tiga komponen
dasar yang sama: serat (kolagen dan elastin), substansi dasar, dan sel (fibroblas, makrofag,
adiposit, dll.). Secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama:
1. Jaringan ikat sejati: mengelilingi semua organ dan rongga tubuh, menghubungkan satu
bagian dengan bagian lain, atau memisahkan satu kelompok sel dari yang lain.
Contohnya termasuk jaringan adiposa (lemak), jaringan ikat longgar (fascia), dan
jaringan padat reguler (tendon dan ligamen).
2. Jaringan ikat khusus: termasuk tulang rawan dan tulang, yang membentuk kerangka
kerangka tubuh.

Ligamen dan kapsul sendi keduanya menghubungkan tulang ke tulang, berfungsi untuk
menstabilkan dan memandu gerakan sendi, mencegah gerakan abnormal atau berlebihan.
Tendon menghubungkan otot ke tulang dan mengirimkan beban tarik ke tulang saat otot
berkontraksi – sehingga menciptakan gerakan sendi.
Fungsi Sistem Integumen
- Sistem integumen adalah sistem organ yang terdiri dari kulit, rambut, kuku, dan kelenjar
eksokrin. Ini berfungsi untuk tahan air, bantalan, dan melindungi jaringan yang lebih
dalam, mengeluarkan limbah, dan mengatur suhu, dan diselingi dengan reseptor sensorik
untuk mendeteksi rasa sakit, sensasi, tekanan, dan suhu.
- Kulit terdiri dari epidermis dan dermis di bawahnya (jaringan ikat fibro-elastis dengan
pleksus kapiler, reseptor khusus, saraf, sel imun, sel penghasil melatonin, kelenjar
keringat, folikel rambut, kelenjar sebasea, sel otot polos; ketebalan bervariasi tergantung
pada wilayah tubuh). Di bawah dermis terletak hipodermis (jaringan lemak subkutan).
- Walaupun kulit hanya setebal beberapa milimeter, kulit adalah organ terbesar di tubuh.
Pada orang dewasa, kulit menyumbang sekitar 10-15% dari total berat badan, dan
memiliki luas permukaan sekitar 20 kaki persegi. Sebagai penutup luar tubuh, kulit
membentuk penghalang untuk melindungi tubuh dari bahan kimia, penyakit, sinar UV,
dan kerusakan fisik. Rambut dan kuku memanjang dari kulit untuk memperkuat kulit dan
melindunginya dari kerusakan lingkungan. Kelenjar eksokrin dari sistem integumen
menghasilkan keringat, minyak, dan lilin untuk mendinginkan, melindungi, dan
melembabkan permukaan kulit.
Sistem Kardiorespirasi
Sistem kardiorespirasi terdiri dari jantung dan pembuluh darah (arteri dan vena), yang
bekerja dengan sistem pernapasan paru-paru dan saluran udara. Sistem tubuh ini membawa
oksigen ke otot dan organ, dan membuang produk limbah, termasuk karbon dioksida.

Sistem kardiorespirasi; gambar skema


Sistem kardiorespirasi bekerja untuk menjaga tubuh manusia tetap teroksigenasi dan
bebas dari produk limbah. Saat oksigen memasuki paru-paru dari udara, ia mengalir ke
kantung alveolar – ruang udara kecil di dalam paru-paru. Dari sana, molekul oksigen individu
melanjutkan ke aliran darah melalui arteri kecil di dalam kantung alveolar. Darah yang baru
teroksigenasi ini bergerak ke atrium kiri dan ventrikel jantung melalui vena pulmonalis. Darah
beredar ke seluruh tubuh melalui aorta, akhirnya berjalan melalui setiap organ dalam tubuh.
Sel menerima oksigen dari darah arteri, dan darah terdeoksigenasi kembali ke jantung melalui
sistem vena, membawa karbon dioksida dan produk limbah lainnya. Darah terdeoksigenasi
memasuki atrium kanan dan ventrikel jantung melalui vena cavae, di mana ia kembali ke
alveoli paru-paru untuk menukar karbon dioksida dan produk limbah untuk oksigen segar.
Karbon dioksida ini kemudian keluar dari tubuh saat menghembuskan napas.
Arteri dari Sirkulasi Sistemik
Fungsi arteri adalah untuk mengangkut darah dari jantung ke perifer tubuh atau ke
paru-paru. Sistem arteri dapat dibagi menjadi arteri sistemik (yang membawa darah
beroksigen dari jantung ke seluruh tubuh) dan arteri pulmonalis (yang membawa darah
terdeoksigenasi dari jantung ke paru-paru)
Arteri dapat digambarkan sebagai tipe elastis (misalnya aorta, arteri yang dekat
dengan jantung) atau tipe otot (sebagian besar arteri, misalnya arteri brakialis dan femoralis).
Arteri memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada bagian lain dari sistem peredaran
darah. Tekanan dalam arteri bervariasi selama siklus jantung. Tertinggi saat jantung
berkontraksi dan terendah saat jantung berelaksasi. Variasi tekanan ini menciptakan denyut
nadi.
Struktur Arteri
Struktur mikroskopis arteri berbeda dengan vena. Lapisan terluar dari arteri dikenal
sebagai tunika eksterna dan terdiri dari jaringan ikat padat yang terbuat dari kolagen. Di
dalam lapisan ini terdapat tunika media, yang mengandung otot polos dan jaringan elastik.
Lapisan terdalam dari arteri berada dalam kontak langsung dengan aliran darah dan disebut
sebagai tunika intima. Lapisan ini terutama terdiri dari sel-sel endotel. Tabung berongga
tempat darah mengalir disebut lumen.
Vena dari Sirkulasi Sistemik
Vena mengangkut darah dari perifer tubuh kembali ke jantung. Mereka berkembang
dengan mudah dan berfungsi sebagai reservoir. Pembuluh darah sirkulasi sistemik
mengangkut darah terdeoksigenasi, pembuluh darah sirkulasi paru mengangkut darah
teroksigenasi. Sebagian besar vena adalah vena bersamaan (concomitant veins), artinya
mereka berjalan secara paralel dengan arteri yang sesuai. Dibandingkan dengan arteri,
jalurnya bervariasi dan tekanan darahnya jauh lebih rendah. Vena, kapiler, dan venoles
adalah bagian dari sistem sirkulasi darah tekanan rendah. Sebagian besar waktu, vena
mengangkut darah melawan gaya gravitasi. Dengan demikian, vena yang lebih besar dari
ekstremitas dan daerah leher bagian bawah memiliki katup (katup vena) untuk mendukung
aliran darah vena kembali ke jantung. Selain katup, otot dan nadi arteri (hanya bila ada katup
vena) juga mempengaruhi aliran darah vena.
DARAH
Sistem Limfatik
Sistem limfatik memainkan peran penting dalam respon imun dan resorpsi lipid. Kapiler
getah bening (terletak di pinggiran tubuh) mengumpulkan cairan interstisial atau getah
bening dan membawanya melalui pembuluh limfatik ke kelenjar getah bening.
Kelenjar getah bening bertanggung jawab untuk pengumpulan dan penyaringan bagian
tubuh tertentu (misalnya kelenjar getah bening aksila). Akhirnya, getah bening diangkut dari
kelenjar getah bening regional ke dua saluran limfatik utama yang mengalir ke darah vena
dari sirkulasi sistemik.
Saluran toraks mengalir ke sudut vena kiri (terletak di antara vena jugularis interna kiri
dan vena subklavia kiri), saluran limfatik kanan mengalir ke sudut vena kanan (terletak di
antara vena jugularis interna kanan dan vena subklavia kanan). Selain pembuluh limfa dan
kelenjar getah bening, jaringan limfoid juga mencakup organ limfatik (timus, sumsum tulang,
limpa, amandel, jaringan limfoid terkait mukosa.
Komponen Utama dan Fungsi Dasar Sistem Pencernaan
Gambar di bawah ini mengilustrasikan daerah dan organ utama sistem pencernaan
beserta fungsi utamanya. Sistem pencernaan bertanggung jawab untuk mengubah makanan
menjadi energi dan nutrisi dasar untuk memberi makan seluruh tubuh. Angka 1 sampai 6
menunjukkan urutan kejadian di saluran pencernaan setelah makan.
Sistem Endokrin
Sistem endokrin terdiri dari kumpulan kelenjar yang memproduksi dan mengeluarkan
hormon ke dalam aliran darah untuk mempengaruhi aktivitas bagian lain dari tubuh (situs
target). Kelenjar utama dari sistem endokrin adalah hipotalamus, kelenjar pituitari, tiroid,
paratiroid, timus, kelenjar adrenal, pankreas, dan organ reproduksi (ovarium pada wanita dan
testis pada pria). Secara keseluruhan, sistem endokrin memiliki lima fungsi utama:
1. Pengaturan metabolisme
2. Menjaga keseimbangan garam, air, dan nutrisi dalam darah
3. Kontrol respons terhadap stres
4. Pengaturan pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi
5. Produksi hormon.
Sistem Reproduksi Pria
Sistem reproduksi pria meliputi skrotum, testis, saluran sperma, kelenjar seks, dan
penis. Organ-organ ini bekerja sama untuk memproduksi, memelihara, dan mengangkut
sperma (sel reproduksi pria) dan cairan pelindung (air mani) untuk mengeluarkan sperma di
dalam saluran reproduksi wanita saat berhubungan seksual dan dan untuk memproduksi dan
mengeluarkan hormon seks pria yang bertanggung jawab untuk memelihara sistem
reproduksi pria. Berbeda dengan sistem reproduksi wanita, sebagian besar sistem reproduksi
pria terletak di luar tubuh (penis, skrotum, dan testis).

Sistem Reproduksi Wanita


Sistem reproduksi wanita meliputi ovarium, saluran rahim (tuba falopi), rahim, vagina, dan
vulva. Ovarium menghasilkan sel telur wanita, yang disebut ovum atau oosit. Oosit kemudian
diangkut ke tuba falopi di mana pembuahan oleh sperma dapat terjadi. Telur yang dibuahi
kemudian bergerak ke rahim, di mana lapisan rahim menebal sebagai respons terhadap
hormon normal dari siklus reproduksi. Begitu berada di dalam rahim, sel telur yang telah
dibuahi dapat ditanamkan ke dalam lapisan rahim yang menebal dan terus berkembang. Jika
pembuahan tidak terjadi, lapisan rahim luruh sebagai aliran menstruasi. Selain itu, sistem
reproduksi wanita menghasilkan hormon seks wanita yang menjaga siklus reproduksi.
Sistem Saluran Kemih; tampilan anterior
Sistem kemih (juga dikenal sebagai sistem ginjal) terdiri dari ginjal, ureter, kandung
kemih, dan uretra. Ini berfungsi untuk menghilangkan limbah dari tubuh, mengatur volume
darah dan tekanan darah, mengontrol tingkat elektrolit dan metabolit, dan menentukan pH
darah.
Arteri ginjal mengangkut darah ke ginjal untuk filtrasi. Limbah dari darah dikeluarkan
oleh ginjal dan menjadi urin, yang diangkut melalui ureter (tabung yang terbuat dari serat
otot polos) ke kandung kemih. Di sini urin dikumpulkan dan disimpan sebelum selanjutnya
diangkut melalui uretra untuk dikeluarkan dari tubuh dengan buang air kecil (voiding). Sistem
kemih pria dan wanita sangat mirip, hanya berbeda dalam panjang uretra.
Sistem Saraf
Secara struktural, sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang) dan sistem saraf tepi (saraf tulang belakang dan kranial). Sistem saraf terlibat dalam
fungsi kompleks termasuk pengaturan aktivitas otot dan usus, komunikasi dengan lingkungan
dan batin, dan mengingat pengalaman masa lalu (memori). Sistem saraf juga penting untuk
mengkonseptualisasikan imajinasi (berpikir), membangkitkan emosi, dan beradaptasi dengan
cepat terhadap perubahan di dunia sekitar dan interior tubuh.
Secara fungsional, sistem saraf dapat diatur ke dalam sistem saraf otonom (viseral,
mengatur aktivitas usus, terutama tidak disengaja) dan somatik (persarafan otot rangka,
persepsi kognitif input sensorik). Kedua sistem tersebut saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain. Selain sistem saraf, fungsi tubuh secara keseluruhan juga
diatur oleh sistem endokrin.
Representasi skematis otak; pandangan sagital dan frontal
Otak terdiri dari tiga bagian utama: batang otak, otak kecil, dan otak besar. Cerebrum
dibagi menjadi empat lobus: frontal, parietal, temporal, dan oksipital.
Belahan otak otak kanan dan kiri dihubungkan oleh seikat serat yang disebut corpus
callosum yang menyampaikan pesan dari satu sisi ke sisi lain. Setiap belahan otak mengontrol
sisi tubuh yang berlawanan, tetapi tidak semua fungsi belahan otak digunakan bersama (kiri
mengontrol bicara, pemahaman, aritmatika, dan menulis; kanan mengontrol kreativitas,
kemampuan spasial, artistik, dan keterampilan musik.)
Representasi skematis dan organisasi dari dua belas saraf kranial yang timbul dari wilayah
batang otak otak.

Ada dua belas pasang saraf kranial yang dapat dilihat pada aspek inferior otak. Saraf
kranial adalah komponen sistem saraf tepi (SST) yang muncul langsung dari otak (bukan
sumsum tulang belakang) dan menyampaikan informasi dari organ indera (seperti mata,
telinga, hidung, mulut dan lidah) ke otak, mengontrol fungsi motorik (misalnya kontraksi otot
trapezius), atau terhubung ke kelenjar atau organ dalam seperti jantung dan paru-paru. Tidak
seperti saraf tulang belakang (yang mengandung komponen motorik dan sensorik), beberapa
saraf kranial hanya menyampaikan informasi motorik atau sensorik, sementara yang lain
dapat menyampaikan kedua jenis informasi (seperti saraf tulang belakang).
ANATOMI CAVITAS ORIS: at a Glance

Pembukaan mulut merupakan pintu masuk ke saluran pencernaan dan rongga mulut.
Dengan oklusi gigi, ruang di belakang gigi molar terakhir di setiap sisi (ruang retromolar)
memungkinkan akses ke rongga mulut dengan menggunakan tabung fleksibel. Di daerah
isthmus orofaringeal (isthmus of fauces atau isthmus faucium) rongga mulut menjadi bagian
oral dari faring (orofaring).
Palatum durum/palatum keras; sinus maksilaris, dan concha hidung inferior
[pandangan superior]. Palatum keras lempeng tulang horizontal yang terbentuk dari rahang
atas dan tulang palatine; yang memisahkan bagian depan mulut dari rongga hidung. Foramen
insisivus menciptakan hubungan antara rongga mulut dan rongga hidung.
Palatum keras membentuk atap mulut dan dasar rongga hidung. Gigi melekat pada
dua lengkung alveolar rahang atas. Di garis tengah, prosesus palatina dihubungkan oleh
sutura palatina median dan di punggungnya dihubungkan dengan tulang palatina melalui
sutura palatina transversal. Terletak di belakang gigi seri adalah kanal incisivus. Dekat batas
posterior ke kedua sisi palatum durum terdapat foramina palatina mayor dan minor.

Rahang bawah, mandibula; tampak depan (a), tampak samping (b), tampak bawah (c),
bagian dalam lengkung mandibula (d). Mandibula terdiri dari tubuh (body) dan dua
rami/ramus (cabang). Setiap ramus terbagi menjadi prosesus koronoideus dan prosesus
kondilus. Tubuh mandibula terdiri dari bagian dasar dan bagian alveolar. Kepala mandibula
berada di atas prosesus kondilus. Di bagian dalam sudut mandibula terdapat tuberositas
pterigoid dan jejak kelenjar serta otot rongga mulut. Foramen mandibula terletak di bagian
dalam ramus mandibula. Di depannya, linea mylohyoidea membentuk puncak tulang yang
berfungsi sebagai tempat melekatnya otot mylohyoid dan membatasi tingkat dasar mulut.
TAKSONOMI GIGI
A. Gigi Sulung/ Gigi Susu/ Gigi Desidui/ Temporary Teeth/ Primary Teeth/ Deciduous
Teeth/ Primary Teeth
❖ Jumlah: 20 Gigi (8 gigi insisif, 4 gigi kaninus, dan 8 gigi molar)
B. Gigi Dewasa/ Gigi Tetap/ Gigi Permanen/ Permanent Teeth
❖ Jumlah: 32 (8 gigi insisif, 4 gigi kaninus, 8 gigi premolar, dan 12 gigi molar)

Gigi Sulung
Gigi Permanen
CATATAN:
 Saat gigi geligi permanen erupsi, tempat gigi molar pertama sulung/susu/desidui akan
digantikan gigi premolar permanen pertama dan tempat gigi molar kedua
sulung/susu/desidui akan digantikan gigi premolar permanen kedua.
TERMINOLOGI YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGGAMBARKAN BAGIAN-BAGIAN DARI GIGI
TERMINOLOGI GIGI GELIGI: untuk mengidentifikasikan permukaan gigi
a. Permukaan fasial
 Permukaan kearah wajah, yaitu permukaan gigi di dalam mulut yang letaknya
berhadapan atau di sebelah pipi atau bibir.
 Nama lain untuk permukaan fasial dari gigi posterior adalah bukal, berada di sebelah
pipi.
 Permukaan fasial dari gigi anterior, lebih cocok disebut permukaan labial, berada di
sebelah bibir.

b. Permukaan lingual/bukal
 Permukaan lingual adalah permukaan gigi atas atau bawah yang paling dekat dengan
lidah. Pada lengkung atas, permukaan ini dapat juga disebut permukaan palatal
karena bersebelahan dengan palatum.

c. Permukaan oklusal/insisal
 Permukaan oklusal adalah permukaan pengunyahan gigi posterior.
 Gigi anterior (insisif dan kaninus) tidak mempunyai permukaan oklusal tetapi
mempunyai tepi pemotong insisal atau lingir insisal.

d. Permukaan proksimal
 Bagian samping dari gigi, pada umumnya di sebelah gigi di dekatnya. Bergantung
apakah permukaan gigi menghadap garis tengah lengkung diantara insisif sentral
(midline) atau jauh dari garis tengah (midline).
 Permukaan mesial = lebih dekat ke garis tengah (midline)
 Permukaan distal = lebih jauh dari garis tengah (midline)
 Perhatikan bahwa permukaan mesial dari gigi menyentuh atau dekat ke permukaan
distal dari gigi di dekatnya, kecuali di antara gigi insisif sentral, yaitu permukaan mesial
gigi insisif sentral lainnya.
 Permukaan distal dari molar terakhir pada setiap lengkung tidak bersebelahan dengan
gigi yang lain.
 Permukaan proksimal secara alami tidak dibersihkan oleh kerja dari pipi, bibir, dan
lidah, bila dibandingkan dengan kebanyakan permukaan fasial atau lingual yang lebih
swa-pembersihan (self-cleansing).

e. Garis sudut*
 Garis pertemuan di mana dua permukaan gigi bertemu
 Untuk menamakan suatu garis sudut, kombinasikan nama dua permukaan tetapi tukar
akhiran “al” dari permukaan pertama menjadi “o”
 Petunjuk yang disarankan untuk menentukan urutan menggabungkan istilah-istilah
tersebut adalah:
➢ Mesial digunakan pertama kemudian distal, fasial, lingual, dan terakhir oklusal
atau insisal.
➢ Dengan menggunakan petunjuk ini, lebih baik menyebut mesio-oklusal
daripada oklusomesial; dan lebih baik menyebut distolingual daripada
linguodistal).
 Contoh garis sudut eksternal dari mahkota molar meliputi: mesio-oklusal,
mesiolingual, mesiofasial, disto-oklusal, distolingual, distofasial, buko-oklusal, dan
linguo-oklusal.

f. Titik sudut
 Pertemuan tiga permukaan pada satu titik
 Seperti titik sudut mesiobuko-oklusal.

g. Dimensi dari satu gigi


 Untuk menggambarkannya, maka istilah dapat digabungkan untuk menunjukkan dari
arah mana suatu dimensi diambil.
 Contohnya, Panjang mahkota insisif dari tepi insisal ke garis servikal disebut dimensi
insisoservikal
 Istilah serupa lainnya yang digunakan untuk menggambarkan suatu dimensi mahkota
adalah mesiodistal, fasiolingual atau bukolingual, dan oklusoservikal.
 Panjang akae dapat digambarkan sebagai dimensi servikoapikal.

❖ Pembagian (sepertiga) mahkota atau akar (untuk deskripsi)


 Satu gigi dapat dibagi menjadi sepertiga untuk mendefiniskan lebih tepat lokasi dari
landmark spesifiknya.
 Apabila melihat gigi dari permukaan fasial, lingual, mesial, atau distal, garis horizontal
dapat membagi mahkota gigi menjadi sepertiga berikut: servikal, tengah, dan oklusal
(insisal).
 Sama halnya haris horizontal dapat membagi akar ke sepertiga: servikal, tengah, dan
apical (kea rah apeks/ujung akar gigi)
 Apabila melihat gigi dari permukaan fasial (atau lingual), garis vertikal dapat digunakan
untuk membagi mahkota atau akar menjadi sepertiga fasial, sepertiga tengah, dan
sepertiga lingual.
 Apabila melihat gigi dari permukaan oklusal (atau insisal) garis yang berjalan
mesiodistal dapat digunakan untuk membagi mahkota menjadi sepertiga fasial,
sepertiga tengah, dan sepertiga lingual.
 Garis yang berjalan fasiolingual dapat digunakan untuk membagi gigi menjadi
sepertiga mesial, sepertiga tengah, dan sepertiga distal.
NOMENKLATUR GIGI (yang sering digunakan)
Apa itu Nomenklatur Gigi?
❖ Sistem nama untuk mendiskripsikan atau mengklasifikasi suatu material. (Nelson dan
Ash, 2010)
❖ Sistem nama yang terklasifikasi misalnya: struktur anatomis, organisme, dll. (Kamus
Dorland)
❖ Cara menulis gigi-geligi (Itjingningsih,1991)

Sistem Identifikasi Gigi Utama

 Sistem Penomoran Universal, pertama kali disarankan oleh Parreidt pada tahun 1882,
dan secara resmi diadopsi oleh American Dental Association pada tahun 1975. Ini
diterima oleh provider (pengambil keputusan) pihak ketiga dan disahkan oleh
American Society of Forensic Odontology. Pada dasarnya system penomoran
universal, menggunakan No.1 sampai dengan 32 untuk 32 buah geligi permanen, yang
dimulai dengan 1 untuk molar ketiga kanan atas, berjalan mengelilingi lengkung ke
molar ketiga kiri atas sebagai 16, turun ke bawah pada sisi yang sama, molar ketiga
bawah kiri menjadi 17 dan kemudian nomor-nomor bertambah besar mengelilingi
lengkuh bawah sampai ke-32 yaitu molar ketiga kanan bawah. System penomoran ini
digunakan untuk gigi permanen.
 Untuk 20 gigi sulung digunakan 20 alfabet dari A sampai dengan T. Huruf A
menggambarkan molar kedua kanan atas, seterusnya mengelilingi lengkung dan
sampai pada huruf J untuk molar kedua kiri atas, kemudian turun ke bawah pada sisi
yang sama dengan huruf K untuk molar kedua kiri bawah, dan kemudian berakhir pada
lengkung bawah dengan huruf T untuk molar kedua kanan bawah. System ini
digunakan untuk mengidentifikasi setiap gigi sulung.

Dua metode diperlihatkan untuk menunjukkan setiap kuadaran dari gigi geligi dewasa.
System Palmer menggunakan siku yang berbeda untuk setiap kuadran seperti yang
ditunjukkan, sedangkan Sistem Internasional menggunakan nomor 1 sampai 4 untuk
menunjukkan setiap kuadran orang dewasa. Nomor pada setiap gigi menunjukkan
metode untuk mengidentifikasi gigi pada setiap kuadran yang dimulai pada garis
tengah dengan No. 1 untuk insisif sentral, No. 2 untuk insisif lateral, No. 3 untuk
kaninus, No. 4 untuk premolar pertama (hanya ada pada gigi geligi dewasa), No. 5
untuk premolar kedua (hanya ada pada gigi geligi dewasa), No. 6 untuk molar
pertama, No. 7 untuk molar kedua, dan No. 8 untuk molar ketiga.
 Cara penulisan World Dental Federation (juga dikenal sebagai Federation Dentaire
Internationale atau system FDI) menggunakan dua digit untuk setiap gigi permanen
dan gigi sulung. Digit pertama menunjukkan kuadran (kanan atau kiri) dan lengkung
(atas atau bawah) dan gigi geligi (permanen atau sulung) sebagai berikut:
- Geligi Permanen
▪ 1 = Gigi permanen, atas, kuadran kanan
▪ 2 = Gigi permanen, atas, kuadran kiri
▪ 3 = Gigi permanen, bawah, kuadran kiri
▪ 4 = Gigi permanen, bawah, kuadran kanan
- Geligi sulung/susu/desidui
▪ 5 = Gigi sulung, atas, kuadran kanan
▪ 6 = Gigi sulung, atas, kuadran kiri
▪ 7 = Gigi sulung, bawah, kuadran kiri
▪ 8 = Gigi sulung, bawah, kuadran kanan
 Digit kedua menunjukkan posisi relatif gigi pada setiap kuadran ke garis tengah, dari
yang terdekat ke garis tengah ke yang paling jauh. Oleh karana itu, digit kedua 1
sampai 8 menunjukkan insisif sentral permanen (1) sampai ke molar ketiga permanen
(8) dan 1 sampai 5 menunjukkan insisif sentral sulung (1) sampai molar kedua sulung
(5).
 Dengan menggabungkan digit satu dan dua, nomor-nomor dengan kisaran 11 sampai
48, menggambarkan gigi permanen. Contohnya 48 adalah gigi molar ketiga kanan
bawah permanen, karena digit pertama 4 yang menunjukkan kuadran kanan bawah
untuk gigi permanen dan digit kedua yakni 8 menunjukkan gigi kedelapan dari garis
tengah pada kuafdran tersebut, yaitu molar ketiga. Nomor-nomor dengan kisaran 51
sampai 85 menunjukkan geligi sulung. Contohnya 51 adalah gigi insisif sental kanan
atas sulung karena digit pertama yakni 5 menunjukkan kuadran kana nata suntuk gigi
sulung, dan digit kedua yakni 1 menunjukkan gigi pertama dari garis tengah pada
kuadran tersebut, yakni insisif sentral.

 System notasi Palmer digunakan oleh banyak ahli orthodonti dan ahli bedah mulut.
Notasi ini menggunakan empat bentuk kurung siku yang berbeda untuk menunjukkan
masing-masing kuadran. Kurung siku yang mengelilingi nomor (huruf) menunjukkan
gigi spesifik pada kuadran tersebut. Kurung siku spesifik dibuat mewakili setiap
kuadran gigi tersebut, seolah-olah anda menghadap pasien.

 Gigi permanen pada setiap kuadran dinomori dari 1 (paling dekat dengan garis tengah
atau midline) sampai 8 (paling jauh dari garis tengah atau midline) seperti pada system
Internasional. Contohnya, 1 adalah insisif sentral, 2 adalah insisif lateral, 3 adalah
kaninus, dan seterusnya. Bentuk kurung siku digunakan untuk mengidentifikasi setiap
kuadran seperti ketika anda menghadap ke pasien, dan nomor-nomor gigi (1-8) pada
setiap kuadran.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hombach-Klonisch S, Peeler J, Klonisch T. Sobotta Clinical Atlas of Human Anatomy. 1st ed.
Munich: Elsevier; 2019.
2. Rohen JW, Yokochi C, Lütjen-Drecoll E. Color Atlas of Anatomy. 7th ed. Erlangen: Wolters
Kluwer - Lippincott Williams & Wilkins; 2011.
3. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. 12th ed. USA: Wiley; 2009.
4. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 7th ed. Philadelphia: Elsevier; 2019.
5. Marieb EN, Keller SM. Essentials of Human Anatomy & Physiology. 12th ed. USA: Pearson;
2018.
6. Nelson SJ, Ash MM. Wheeler’s Dental Anatomy, Physiology, and Occlusion. 9th ed. Missouri:
Saunders Elsevier; 2010.
7. Scheid RC, Weiss G. Woelfel’s Dental Anatomy. 8th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer -
Lippincott Williams & Wilkins; 2012.
8. Santoso R, Soeparmo, Setokoesoemo BR, Santoso, Sepoetro SB, Prijosepoetro S, et al. Daftar
Istilah Anatomi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan; 1979.

9. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/DAFTAR-
ISI-DAN-ANATOMI-FISIOLOGI.pdf

Anda mungkin juga menyukai