Nim : 201810410311086
Kelas : Anatomi A
· Rongga hidung (cavum nasi), isinya: tempat lewatnya udara pernafasan.
· Rongga perut (cavum abdomen), isinya: lambung (gaster), usus halus
(intestinum, duodenum, jejunum), usus besar (colon), kelenjar pangkreas,
limpa (lien), hati (hepar), dan ginjal (renal)
· Rongga pangul (cavum pelvis), isinya: kandung kkemih (vesika urinaria),
rectum, pada laki-laki kelenjar prostat, perempuan terdapat Rahim (uterus)
dan indung telur (ovarium).
2. Rangka tubuh
Rangka (skeleton) tubuh manusia :
1. Axial : terdiri atas tulang-tulang yang menyusun dan melindungi bagian kepala, leher
dan dada.
Contoh : cranium, vertebrae, sacrum, costae
2. Appendicular : tersusun atas tulang-tulang yang mendukung dan bersambungan
dengan rangka axial.
Contoh : extremitas atas bawah dan pelvis
3. Artrologi
1. Sinartrosis
Adanya tipe persendian sinartrosis memungkinkan tulang tidak mengalami gerakan.
Ini terjadi karena, kedua ujung tulang dihubungkan oleh jaringan ikat. Persendian ini
dibedakan menjadi dua yaitu sinartrosis sinkondrosis, sinartrosis sinfibrosis, dan
sindesmosis.
Ada tiga jenis sinatrosis, yaitu:
1) Sinfibrosis: kedua tulang dipersatukan oleh jaringan ikat. Tidak terjadi
pergerakan. Contoh: hubungan antara tulang-tulang tengkorak, jaringan ini
mempersatukan tulang-tulang kepala.
Selanjutnya, hubungan antartulang tengkorak disebut sutura.
2) Sinkondrosis: kedua tulang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan hialin.
Contoh: hubungan
antara ruas tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang dada.
3) Sindesmosis, sama halnya dengan sinkondrosis, sindesmosis memungkinkan
suatu gerakan dalam
batas tertentu. Tulang-tulang ini dihubungkan oleh jaringan penyambung. Contoh:
Tibiafi-bularis inferior.
2. Diartrosis
Diartrosis, kedua ujung tulang tidak dihubungkan oleh jaringan sehingga tulang
dapat bergerak bebas. Pada jenis persendian diartosis, gerakan yang terjadi banyak
dan leluasa. Di antara kedua tulang tersebut terdapat cairan sinovial sebagai pelumas.
Cairan sinovial adalah cairan kental, tidak berwarna, transparan, dan kaya akan asam
hialuronat. Macam-macam Persendian.
Macam-macam diartrosis:
1) Sendi peluru, berporos tiga, terdapat pada gelang bahu dan gelang panggul.
2) Sendi engsel, berporos satu, gerakan searah. Contoh: siku, lutut, ruas antarjari, dan
mata kaki.
3) Sendi gulung (ovoid), berporos dua, bergerak seolah-olah dapat mengitari gerak
tulang lain. Contoh: tulang telapak tangan dan tulang pengumpil.
4) Sendi putar, berporos satu, gerakan rotasi. Contoh: antara tulang hasta dan
pengumpil.
5) Sendi pelana, berporos dua, gerakan seperti orang naik kuda. Contoh: tulang ibu
jari serta tulang antara metakarpal dan karpal (telapak tangan).
6) Sendi kaku, kedua ujung tulang agak rata, tidak berporos. Contoh: hubungan
antara tulang tarsal (tulang pergelangan mata kaki).
3. Amfiartrosis
Persendian tulang dengan gerakan yang sangat terbatas disebut amfiartrosis.
Amfiartrosis dibagi menjadi dua macam, yaitu sinkondrosis dan sindesmosis.
Sinkondrosis ialah persendian yang dihubungkan oleh tulang rawan hialin. Contoh
sinkondrosis pada pelekatan tulang dada dan tulang iga. Sedangkan, sindesmosis
ialah persendian yang dihubungkan oleh jaringan penyambung.
4. Sutura di cranium
Tulang-tulang tengkorak kepala dihubungkan satu sama lain oleh tulang bergerigi yang
disebut sutura. Sutura-sutura tersebut adlah :
1) Sutura coronalis yang menghubungkan antara os frontal dan os parietal.
2) Sutura sagitalis yang menghubungkan antara os parietal kiri dan kanan.
3) Sutura lambdoidea/ lambdoidalis yang menghubungkan antara os parietal dan os
occipital.
4) sutura squamosal yang terletak diantaara os. Temporal dan os. Parietal.
2. Foramen ceacum :
sinus venosus ( sinus sagitalis nasalis ) .
3. Canalis ethmoidalis :
nervus dana vasa ethmoidalis anterior .
4. Canalis ethmoidalis posterior :
nervus dan vasa ethmoidalis .
3. Foramen rotundum :
Nervus maxillaris .
4. Foramen ovale :
A.nervus mandibularis .
B.arteria meningica accessoria .
C.nervus petrosus superficialis minor.
5. Foramen spinosum
A.arteria dan vena meningica media .
B.nervus spinosus
6. Foramen lacerum
A.arteria carotis interna, plexus simpatikus dan plexus venosus .
B.cabang meninggal dari arteria pharyngica accessoria .
C.vena - vena emisaria .
D.nervus petrosus superficialis major di sertai nervus petrosus profundus, masuk ke
dalam canalis pterygoideus di dalam foramen ini .
2. Foramen jugulare
A.Sinus sigmoideus masuk ke dalam vena jugularis interna .
B.Nervus cranialis ke - 9, ke - 10, dan ke - 11 .
C.Sinus petrosus inferior .
4. Canalis hypoglossus
A.Nervus ke - 12.
B.Cabang - cabang meningeal dari arteria pharyngica ascendens.
6. Foramen nastoideum
A.Vena - vena emisaria dari sinus sigmoidea .
B.Cabang meningica dari arteria occipitalis .
8. Canalis facialis :
Nervus ke - 7 melalui pars petrosa os temporalis, menuju ke foramen stylomastoideum .
9. Foramen stylomastoideum :
A.Nervus facialis .
B.Arteria stylomastoidea .
7. Fissura pterygomaxillare
A.Ujung akhir arteria maxillaris .
B.Nervus maxllaris .
8. Canalis palatinovaginalis :
Nervus dan arteria pharingica dari ganglion pterygopalatina, menuju ke atap dinding
pharynx.
vena subclavivula.
1. Vena cephalica antebrakii, pada bagian dorsal ibu jari, mengumpulkan darah dari jaringan
$ena dorsal tangna dan berjalan pada sisi $entral radial lengan bawah sampai fossa
cubitalis untuk bergabung bersama vena basilica melalui vena mediana cubiti. Pada
lengan atas, vena cephalica berjalan di dalam sulcus bicipitalis lateralis dan Bersatu di
dalam trigonum clavipectorale dengan v. Axillaris.
2. Vena basilica antebrakii, mulai pada dorsum tangan sisi ulna dan berlanjut pada sisi ventral
ulna lengan bawah kemudian masuk ke vv. Bachiales.
Saraf spinal :
Sistem saraf spinal (tulang belakang) berasal dari arah dorsal, sehingga sifatnya sensorik.
Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang yang berjumlah 31 dibedakan
menjadi:
a) 8 pasang saraf leher (saraf cervical)
Meliputi : C menunjukkan sekmen T,L,S,Co
(1) Pleksus servikal berasal dari ramus anterior saraf spinal C1 – C4
(2) Leksus brakial C5 – T1 / T2 mempersarafi anggota bagian atas, saraf yang
mempersarafi anggota bawah L2 – S3.
b) 12 pasang saraf punggung (saraf thorax)
c) 5 pasang saraf pinggang (saraf lumbar)
d) 5 pasang saraf pinggul (saraf sacral)
e) 1 pasang saraf ekor (saraf coccyigeal).
Otot – otot representative dan segmen – segmen spinal yang bersangkutan serta
persarafannya:
1. Otot bisep lengan C5 – C6
2. Otot trisep C6 – C8
3. Ototbrakial C6 – C7
4. Otot intrinsic tangan C8 – T1
5. Susunan otot dada T1 – T8
6. Otot abdomen T6 – T12
7. Otot quadrisep paha L2 – L4
8. Otot gastrok nemius reflek untuk ektensi kaki L5 – S2
Kemudian diantara beberapa saraf, ada yang menjadi satu ikatan atau
gabungan(pleksus)membentuk jaringan urat saraf.Pleksusterbagi menjadi 3 macam,yaitu:
1) Plexus cervicalis (gabungan urat saraf leher )
2) Plexus branchialis (gabungan urat saraf lengan)
3) Plexus lumbo sakralis (gabungan urat saraf punggung dan pinggang)
Setiap saraf spinal keluar dari sumsum tulang belakang dengan dua buah akar, yaitu
akar depan (anterior) dan akar belakang (posterior). Setiap akar anterior dibentuk oleh
beberapa benang akar yang meninggalkan sumsum tulang belakang pada satu alur
membujur dan teratur dalam satu baris. Tempat alaur tersebut sesuai dengan tempat
tanduk depan terletak paling dekat di bawah permukaan sumsum tulang belakang.
Benang-benang akar dari satu segmen berhimpun untuk membentuk satu akar depan.
Akar posterior pun terdiri atas benang-benang akar serupa, yang mencapai sumsum
tulang belakang pada satu alur di permukaan belakang sumsum tulang belakang. Setiap
akar belakang mempunyai sebuah kumpulan sel saraf yang dinamakan simpul saraf
spinal. Akar anterior dan posterior bertaut satu sama lain membentuk saraf spinal yang
meninggalkan terusan tulang belakang melalui sebuah lubang antar ruas tulang belakang
dan kemudian segera bercabang menjadi sebuah cabang belakang, cabang depan, dan
cabang penghubung.
Ada delapan saraf servikal, ditunjuk C1 sampai C8, dengan C1 sampai C7 yang
muncul dari atas vertebra servikal jumlah dan saraf yang sama C8 muncul dari bawah
vertebra C7, terjauh dari tengkorak. Saraf ini terhubung ke otot-otot tubuh bagian atas
dan adalah yang paling penting dalam sistem saraf.
Setiap saraf servikal menginervasi – merangsang – bagian dari tubuh bagian atas. Di luar
tulang pada sistem saraf perifer, ini saraf bercabang, membagi, dan terjalin. C1 sampai
struktur C4 di leher disebut pleksus servikal, sementara C4 sampai C8, bersama dengan
bagian pertama saraf tulang belakang toraks (T1), membentuk pleksus brakialis. Oleh
karena itu, saraf servikal tertentu dapat bercabang ke beberapa bagian tubuh, dan bagian
tertentu dari tubuh dapat terhubung ke lebih dari satu saraf servikal.
Kepala dan leher dipersarafi oleh saraf servikal C1, C2, dan C3. Diafragma thoraks,
selembar otot di bawah tulang rusuk penting untuk respirasi, dipersarafi oleh C3, C4, dan
C5. Saraf C5, C6, C7, dan C8, bersama dengan T1, dibagi menjadi serangkaian cabang
yang menginervasi lengan, tangan, dan bahu, serta beberapa otot di dada.
Beberapa saraf cabang yang lepas termasuk saraf besar auricular, saraf oksipital
posterior, dan saraf servikal transversal, yang memberikan sensasi pada bagian yang
berbeda dari kepala dan leher, serta cervicalis ansa, yang menghubungkan ke otot-otot
leher. Saraf frenikus mengontrol diafragma. Saraf yang menghubungkan tulang belakang
leher ke lengan, bahu, dan tangan termasuk saraf radial, saraf ulnaris, dan saraf aksila.
Saraf servikal
Saraf servikal berasal dari tujuh pertama vertebra, C1-C7, dari sumsum tulang belakang
di leher.
Saraf servikal sangat penting untuk sensasi dan kontrol motorik, dan kerusakan kepada
mereka disebabkan oleh penyakit atau cedera tulang belakang dapat menyebabkan
hilangnya sebagian atau seluruh perasaan dan mobilitas pada tubuh bagian atas. Hal ini
juga dapat mempengaruhi sistem saraf otonom dalam batang tubuh, sehingga masalah
dengan pencernaan, pernapasan, dan kontrol usus dan kandung kemih.
Cedera pada tulang bagian atas pada umumnya menyebabkan gangguan yang lebih besar
dari cedera pada tulang belakang yang lebih rendah, dan kerusakan cukup untuk saraf
yang lebih tinggi dapat mengakibatkan quadriplegia total – kehilangan penggunaan
semua anggota badan dan batang tubuh.
Pentingnya diafragma thoraks ke respirasi berarti bahwa seseorang tidak bisa lagi
bernapas secara mandiri jika tulang belakang terputus di atas C3, meskipun ia dapat tetap
hidup dengan respirator.