Anda di halaman 1dari 14

Tugas Sela

Anatomi dan Fisiologi Manusia

Nama : Indah Paulina Dewi

Nim : 201810410311086

Kelas : Anatomi A

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


1. Terminologi
Pengertian terminologi adalah suatu upaya untuk menjelaskan pengertian dari suatu
istilah kemudian memperjelaskan sehingga tidak melenceng dari pengertian yang
sebenarnya.
Pengertian terminologi medis adalah ilmu tentang Bahasa medis yang digunakan oleh
orang-orang yang berperan secara langsung ataupun tidak langsung dibidang pelayanan
kesehatan atau pelayanan medis yang bertujuan sebagai sarana komunikasi bagi para
penggunanya. Terminologi medis tersebut haruslah sesuai dengan istilah yang sedang
digunakan system klasifikasi penyakit.

A. Istilah untuk perbandingan :


1. Superior (atas) atau kranial : lebih dekat pada kepala.
Contoh: Mulut terletak superior terhadap dagu.
2. Inferior (bawah) atau kaudal : lebih dekat pada kaki.
Contoh: Pusar terletak inferior terhadap payudara.
3. Anterior (depan) : lebih dekat ke depan.
Contoh: Lambung terletak anterior terhadap limpa.
4. Posterior (belakang) : lebih dekat ke belakang.
Contoh: Jatung terletak posterior terhadap tulang rusuk.
5. Superfisial : lebih dekat ke/di permukaan.
Contoh: Otot kaki terletak superfisial dari tulangnya.
6. Profunda : lebih jauh dari permukaan.
Contoh: Tulang hasta dan pengumpil terletak lebih profunda dari otot lengan
bawah.
7. Medial (dalam) : lebih dekat ke bidang median.
Contoh: Jari manis terletak medial terhadap jari jempol.
8. Lateral (luar) menjauhi bidang median.
Contoh: Telinga terletak lateral terhadap mata.
9. Proksimal (atas) : lebih dekat dengan batang tubuh atau pangkal.
Contoh: Siku terletak proksimal terhadap telapak tangan.
10.Distal (bawah) : lebih jauh dari batang tubuh atau pangkal.
Contoh: Pergelangan tangan terletak distal terhadap siku.
B. Gerakan anatomi
1. Fleksi dan ekstensi
Fleksi adalah gerak menekuk atau membengkokan, ekstensi adalah gerakan untuk
meluruskan.
Contoh : gerakan ayunan lutut pada kegiatan gerak jalan. Gerakan ayunan ke
depan merupakan (ante) fleksi dan ayunan ke belakang disebut (retro)
fleksi/ekstensi.
2. Adduksi dan abduksi
Adduksi adalah gerakan mendekati tubuh. Abduksi adalah gerakan menjauhi
tubuh.
Contoh: gerakan membuka tungkai kaki pada posisi istirahat di tempat
merupakan gerakan abduksi (menjauhi tubuh). Bila kaki digerakkan kembali ke
posisi siap merupakan gerakan adduksi (mendekati tubuh).
3. Elevasi dan depresi
Elevasi merupakan gerakan mengangkat, depresi adalah gerakan menurunkan.
Contohnya: Gerakan membuka mulut (elevasi) dan menutupnya (depresi)juga
gerakan pundak keatas (elevasi) dan kebawah (depresi)
4. Inversi dan eversi
Inversi adalah gerak memiringkan telapak kaki ke dalam tubuh. Eversi adalah
gerakan memiringkan telapak kaki ke luar. Juga perlu diketahui untuk istilah
inversi dan eversi hanya untuk wilayah di pergelangan kaki.
5. Supinasi dan pronasi
Supinasi adalah gerakan menengadahkan tangan. Pronasi adalah gerakan
menelungkupkan. Juga perlu diketahui istilah supinasi dan pronasi hanya
digunakan untuk wilayah pergelangan tangan saja
6. Endorotasi dan eksorotasi
Endorotasi adalah gerakan ke dalam pada sekililing sumbu panjang tulang yang
bersendi (rotasi). Sedangkan eksorotasi adalah gerakan rotas ke luar.
C. Rongga-rongga dalam Tubuh Manusia

1.      Rongga yang terdapat dalam kepala:

·         Ronggan tengkorak ( cavum Cranialis), isinya: otak besar (cerebrum),


otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brain stem)

·         Rongga mata (cavum orbital), isinya: bola mata (orbita)

·         Rongga hidung (cavum nasi), isinya: tempat lewatnya udara pernafasan.

·         Rongga mulut (cavum oris), isinya lidah dan  gigi.

·         Rongga telinga tengah (cavum tympani), isinya: tulang-tulang


pendengaran (maleus, incus, stapes)

2.      Rongga yang terdapat pada badan:


·         Rongga dada (cavum thoracis), isinya: paru-paru (pulmo), jantung
(cardio), pembuluh darah aorta, pembuluh darah vena cava, arteri dan vena
pulmonalis, trachea, bronchus, dan eosophagus.

·         Rongga perut (cavum abdomen), isinya: lambung (gaster), usus halus
(intestinum, duodenum, jejunum), usus besar (colon), kelenjar pangkreas,
limpa (lien), hati (hepar), dan ginjal (renal)

·         Rongga pangul (cavum pelvis), isinya: kandung kkemih (vesika urinaria),
rectum, pada laki-laki kelenjar prostat, perempuan terdapat Rahim (uterus)
dan indung telur (ovarium).

2. Rangka tubuh
Rangka (skeleton) tubuh manusia :
1. Axial : terdiri atas tulang-tulang yang menyusun dan melindungi bagian kepala, leher
dan dada.
Contoh : cranium, vertebrae, sacrum, costae
2. Appendicular : tersusun atas tulang-tulang yang mendukung dan bersambungan
dengan rangka axial.
Contoh : extremitas atas bawah dan pelvis
3. Artrologi
1. Sinartrosis
Adanya tipe persendian sinartrosis memungkinkan tulang tidak mengalami gerakan.
Ini terjadi karena, kedua ujung tulang dihubungkan oleh jaringan ikat. Persendian ini
dibedakan menjadi dua yaitu sinartrosis sinkondrosis, sinartrosis sinfibrosis, dan
sindesmosis.
Ada tiga jenis sinatrosis, yaitu:
1) Sinfibrosis: kedua tulang dipersatukan oleh jaringan ikat. Tidak terjadi
pergerakan. Contoh: hubungan antara tulang-tulang tengkorak, jaringan ini
mempersatukan tulang-tulang kepala.
Selanjutnya, hubungan antartulang tengkorak disebut sutura.
2) Sinkondrosis: kedua tulang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan hialin.
Contoh: hubungan
antara ruas tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang dada.
3) Sindesmosis, sama halnya dengan  sinkondrosis, sindesmosis memungkinkan
suatu gerakan dalam
batas tertentu. Tulang-tulang ini dihubungkan oleh jaringan penyambung. Contoh:
Tibiafi-bularis inferior.

2. Diartrosis
       Diartrosis, kedua ujung tulang tidak dihubungkan oleh jaringan sehingga tulang
dapat bergerak bebas. Pada jenis persendian diartosis, gerakan yang terjadi banyak
dan leluasa. Di antara kedua tulang tersebut terdapat cairan sinovial sebagai pelumas.
Cairan sinovial adalah cairan kental, tidak berwarna, transparan, dan kaya akan asam
hialuronat. Macam-macam Persendian.

Macam-macam diartrosis:
1) Sendi peluru, berporos tiga, terdapat pada gelang bahu dan gelang panggul.
2) Sendi engsel, berporos satu, gerakan searah. Contoh: siku, lutut, ruas antarjari, dan
mata kaki.
3) Sendi gulung (ovoid), berporos dua, bergerak seolah-olah dapat mengitari gerak
tulang lain. Contoh: tulang telapak tangan dan tulang pengumpil.
4) Sendi putar, berporos satu, gerakan rotasi. Contoh: antara tulang hasta dan
pengumpil.
5) Sendi pelana, berporos dua, gerakan seperti orang naik kuda. Contoh: tulang ibu
jari serta tulang antara metakarpal dan karpal (telapak tangan).
6) Sendi kaku, kedua ujung tulang agak rata, tidak berporos. Contoh: hubungan
antara tulang tarsal (tulang pergelangan mata kaki).
3. Amfiartrosis
       Persendian tulang dengan gerakan yang sangat terbatas disebut amfiartrosis.
Amfiartrosis dibagi menjadi dua macam, yaitu sinkondrosis dan sindesmosis.
Sinkondrosis ialah persendian yang dihubungkan oleh tulang rawan hialin. Contoh
sinkondrosis pada pelekatan tulang dada dan tulang iga. Sedangkan, sindesmosis
ialah persendian yang dihubungkan oleh jaringan penyambung.

4. Sutura di cranium
Tulang-tulang tengkorak kepala dihubungkan satu sama lain oleh tulang bergerigi yang
disebut sutura. Sutura-sutura tersebut adlah :
1) Sutura coronalis yang menghubungkan antara os frontal dan os parietal.
2) Sutura sagitalis yang menghubungkan antara os parietal kiri dan kanan.
3) Sutura lambdoidea/ lambdoidalis yang menghubungkan antara os parietal dan os
occipital.
4) sutura squamosal yang terletak diantaara os. Temporal dan os. Parietal.

5. Lubang-lubang di dasar cranium


Fossa Cranialis Anterior 
1. Lamina cribriformis : 
serabut - serabut nervus olfactorius .

2. Foramen ceacum :
sinus venosus ( sinus sagitalis nasalis ) .

3. Canalis ethmoidalis :
nervus dana vasa ethmoidalis anterior .
4. Canalis ethmoidalis posterior :
nervus dan vasa ethmoidalis .

Fossa Cranialis Media 


1. Canalis opticus :
A.nervus opticus .
B.arteria ophtalmica .

2. Fissura orbitalis superior :


A.cabang akhir dari nervus ophthalmicus .
B.nervus cranialis .
C.cabang meningeal dari arteria lacrimalis .
D.vena - vena ophthalmica .

3. Foramen rotundum :
Nervus maxillaris .

4. Foramen ovale :
A.nervus mandibularis .
B.arteria meningica accessoria .
C.nervus petrosus superficialis minor.

5. Foramen spinosum
A.arteria dan vena meningica media .
B.nervus spinosus

6. Foramen lacerum
A.arteria carotis interna, plexus simpatikus dan plexus venosus .
B.cabang meninggal dari arteria pharyngica accessoria .
C.vena - vena emisaria .
D.nervus petrosus superficialis major di sertai nervus petrosus profundus, masuk ke
dalam canalis pterygoideus di dalam foramen ini .

7. Hiatus nervus petrosus minor .

8. Hiatus nervus petrosus major .

9. Foramen sphenoidale emisarium :


Vena emisaria dari sinus cavernous .

Fossa Cranialis Posterior 


1. Foramen occipitale magnum
A.Medulla oblongata .
B.Radix spinalis nervus accessorius .
C.Arteria vertebralis dengan plexus simpatikus .
D.Arteria spinalis anterior dan posterior .

2. Foramen jugulare
A.Sinus sigmoideus masuk ke dalam vena jugularis interna .
B.Nervus cranialis ke - 9, ke - 10, dan ke - 11 .
C.Sinus petrosus inferior .

3. Di dalam foramen jugulare ada lubang - lubang saluran dari ;


A.Aquaductus dari cochlea .
B.Saluran nervus tympanicus dari nervus ke - 9 .
C.Saluran nervus auricularis dari nervus ke - 10 .

4. Canalis hypoglossus
A.Nervus ke - 12.
B.Cabang - cabang meningeal dari arteria pharyngica ascendens.

5. Meatus accusticus internus .


A.Nervus ke - 7 dan k - 8 .
B.Vasa auditiva interna .
C.Nervus intermedius .
D.Vasa labyrinthiana .

6. Foramen nastoideum
A.Vena - vena emisaria dari sinus sigmoidea .
B.Cabang meningica dari arteria occipitalis .

7. Canalis condylaris posterior :


Vena - vena emisaria dari sinus sigmoidea .

8. Canalis facialis :
Nervus ke - 7 melalui pars petrosa os temporalis, menuju ke foramen stylomastoideum .

9. Foramen stylomastoideum :
A.Nervus facialis .
B.Arteria stylomastoidea .

Lubang - lubang Lain Di Cranium 


1. Foramen supra - orbitale ( os frontale ) :
Nervus dan vasa infra - orbitale .

2. Foramen infar - orbitale ( os maxillare ) :


Nervus dan vasa infra -  orbitale .
3. Foramen zygomaticofaciale ( processus zygomaticus ) :
Nervus dan vasa zygomaticofaciale .

4. Foramen zygomaticotemporale ( processus zygomaticus ) :


Nervus dan vasa zygomaticotemporale .

5. Fissura orbitale inferior ( os sphenoidale : dinding orbita inferior ) :


A.Nervus maxillaris .
B.Vena ophthalmica .
C.Vasa infra - orbitalis .
D.Nervus zygomaticus .

6. Canalis nasolacriminalis ( os lacrimalis ) :


Ductus nasolacrimalis .

7. Fissura pterygomaxillare
A.Ujung akhir arteria maxillaris .
B.Nervus maxllaris .

8. Canalis palatinovaginalis :
Nervus dan arteria pharingica dari ganglion pterygopalatina, menuju ke atap dinding
pharynx.

9. Foramen sphenopalatina ( os palatina ) :


nervus dan arteria nasopalatina ( sphenopalatina longus ) .

10. Canalis palatinus majus :


Nervus palatinus anterior, medius dan posterior. Arteria dan vena palatina major dan
minor .

11. Foramen palatina major ( os maxilla ) :


Nervus dan vasa palatina major ( anterior ) .

12. Foramen palatina minor ( os palatinum ):


Nervus dan vasa palatina minor ( media dan posterior ) .

13. Foramen dan canalis mandibulae ( os mandibula ) :


Nervus dan vasa alveolaris inferior .

14. Foramen mentale ( os mandibula ):


Nervus dan vasa mentalis .

15. Fissura petrotynoanica :


Ramus tymoanicus anterior art. maxillaris. Chorda tympani.
16. Foramen incisivus :
A.Ujung terminal vasa palatina major .
B.Nervus nasopalatinus .

17. Foramen parietale ( os parietalis ) :


Vena emisaria dari sinus sagitalis superior .

6. Pembagian musculus extremitas atas


1. Regio humeri et axillaris
a. Otot-otot pectoralis
 M. pectoralis major
 M. pectoralis minor
 M. serratus anterior
b. Otot-otot punggung superficialis
 M. trapezius
 M. latissimus dorsi
c. Otot-otot bahu
 M. deltoidei
 Supraspinata
 M. infraspinata
2. Regio antebrachia anterior
a. Kelompok superficialis
 M. flexor carpi ulnaris
 M. palmaris longus
 M. flexor carpi radialis
 M. flexor digitorum superficialis
b. Kelompok profundus
 M. flexor digitorum profundus
 M. flexor pollicis longus
 M. pronator quadratus
3. Regio antebrachia posterior
a. Kelompok superficialis
 M. brachioraradialis
 M. extensor carpi radialis longus
 M. extensor carpi radialis brevis
 M. extensor digiti minimi
 M. extensor carpi ulnaris
b. Kelompok profundus
 M. abductor pollicis longus
 M. extensor pollicis longus
 M. extensor indicis
7. Perjalanan arteri exxtremitas atas
Vaskularisasi arteri pada daerah ekstremitas superior berasal dari
1. arteri Axilaris yang merupakan percabangan dari arteri Subclavicula.
Arteri Axillaris bercabang menjadi arteri thoracoacromialis, a. thoracica interna, a.
subscapularis, a.circumflexa humeri anterior, a. circumflexa humeri posterior. Arteri
axilaris terbentangdari Costa prima 1 sampai batas inferior musculus pectoralis
mayor pada region brakii berubah menjadi a. Brakialis.
1. A. brakialis
Membuat percabangan menjadi a. profunda brachii : a. collateralis mediadan radialis, a.
collateralis ulnaris superior, a.collateralis inferior. A. brachialis berjalanmelalui lengan
atas bersama dengan n. medianus di dalam sulcus bicipitalis medialisuntuk memasuki
fossa cubitalis dari arah median dan di tempat inilah arteri menjadi dua, A. radialis dan A.
ulnaris.
2. A. radialis
 Berjalan menurun di antara otot!ototo fleksor superficial dan profunduslengan ba"ah
sampai ke pergelangan tangan. #ergerak melintasi fo$ea radialias lalu berjalan di antara
dua capus musculi interoseus dorsalis % dan memasukin telapak tangandan member
suplai utama pada Arcus &almaris profundus.'.
3. A. ulnaris
Member cabang berupa A. interosseus communis dan berjalan bersama n.ulnaris kea rah
sendi pergelangan tangan melalui kanal ke telapak tangan. -idaerah ini a. ulnaris terus
membentuk arcus &almaris superfisialis.

8. Perjalanan Vena Extremitas atas


Sistem vena pada ekstremitas superior /superfisialis0 terdiri dari dua kelompok bena besar
yaituVena cephalica dan vena basilica. Dimana keduanya berasal dari

vena subclavivula.

1. Vena cephalica antebrakii, pada bagian dorsal ibu jari, mengumpulkan darah dari jaringan
$ena dorsal tangna dan berjalan pada sisi $entral radial lengan bawah sampai fossa
cubitalis untuk bergabung bersama vena basilica melalui vena mediana cubiti. Pada
lengan atas, vena cephalica berjalan di dalam sulcus bicipitalis lateralis dan Bersatu di
dalam trigonum clavipectorale dengan v. Axillaris.

2. Vena basilica antebrakii, mulai pada dorsum tangan sisi ulna dan berlanjut pada sisi ventral
ulna lengan bawah kemudian masuk ke vv. Bachiales.

3. System vena prounda, berjalan berdekatan system arteri.

9. Saraf plexus cervicalis

Saraf spinal :
Sistem saraf spinal (tulang belakang) berasal dari arah dorsal, sehingga sifatnya sensorik.
Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang yang berjumlah 31 dibedakan
menjadi:
a) 8 pasang saraf leher (saraf cervical)
Meliputi : C menunjukkan sekmen T,L,S,Co
(1) Pleksus servikal berasal dari ramus anterior saraf spinal C1 – C4
(2) Leksus brakial C5 – T1 / T2 mempersarafi anggota bagian atas, saraf yang
mempersarafi anggota bawah L2 – S3.
b) 12 pasang saraf punggung (saraf thorax)
c) 5 pasang saraf pinggang (saraf lumbar)
d) 5 pasang saraf pinggul (saraf sacral)
e) 1 pasang saraf ekor (saraf coccyigeal).
Otot – otot representative dan segmen – segmen spinal yang bersangkutan serta
persarafannya:
1. Otot bisep lengan C5 – C6
2. Otot trisep C6 – C8
3. Ototbrakial C6 – C7
4. Otot intrinsic tangan C8 – T1
5. Susunan otot dada T1 – T8
6. Otot abdomen T6 – T12
7. Otot quadrisep paha L2 – L4
8. Otot gastrok nemius reflek untuk ektensi kaki L5 – S2

Kemudian diantara beberapa saraf, ada yang menjadi satu ikatan atau
gabungan(pleksus)membentuk jaringan urat saraf.Pleksusterbagi menjadi 3 macam,yaitu:
1) Plexus cervicalis (gabungan urat saraf leher )
2) Plexus branchialis (gabungan urat saraf lengan)
3) Plexus lumbo sakralis (gabungan urat saraf punggung dan pinggang)
Setiap saraf spinal keluar dari sumsum tulang belakang dengan dua buah akar, yaitu
akar depan (anterior) dan akar belakang (posterior). Setiap akar anterior dibentuk oleh
beberapa benang akar yang meninggalkan sumsum tulang belakang pada satu alur
membujur dan teratur dalam satu baris. Tempat alaur tersebut sesuai dengan tempat
tanduk depan terletak paling dekat di bawah permukaan sumsum tulang belakang.
Benang-benang akar dari satu segmen berhimpun untuk membentuk satu akar depan.
Akar posterior pun terdiri atas benang-benang akar serupa, yang mencapai sumsum
tulang belakang pada satu alur di permukaan belakang sumsum tulang belakang. Setiap
akar belakang mempunyai sebuah kumpulan sel saraf yang dinamakan simpul saraf
spinal. Akar anterior dan posterior bertaut satu sama lain membentuk saraf spinal yang
meninggalkan terusan tulang belakang melalui sebuah lubang antar ruas tulang belakang
dan kemudian segera bercabang menjadi sebuah cabang belakang, cabang depan, dan
cabang penghubung.

Cabang-cabang belakang sraf spinal mempersarafi otot-otot punggung sejati dan


sebagian kecil kulit punggung. Cabang-cabang depan mempersarafi semua otot kerangka
batang badan dan anggota-anggota gerak serta kulit tubuh kecuali kulit punggung.
Cabang-cabang depan untuk persarafan lengan membentuk suatu anyaman (plexus), yaitu
anyaman lengan (plexus brachialis). Dari anyaman inilah dilepaskan beberapa cabang
pendek ke arah bahu dan ketiak, dan beberapa cabang panjang untuk lengan dan tangan.
Demikian pula dibentuk oleh cabang-cabang depan untuk anggota-anggota gerak bawah
dan untuk panggul sebuah anyaman yang disebut plexus lumbosakralis, yang juga
mengirimkan beberapa cabang pendek ke arah pangkal paha dan bokong, serta beberapa
cabang panjang untuk tungkai atas dan tungkai bawah. Yang terbesar adalah saraf tulang
duduk. Saraf ini terletak di bidang posterior tulang paha.

10. Mensarafi apa saja saraf tersebut dan kelainannya

Ada delapan saraf servikal, ditunjuk C1 sampai C8, dengan C1 sampai C7 yang
muncul dari atas vertebra servikal jumlah dan saraf yang sama C8 muncul dari bawah
vertebra C7, terjauh dari tengkorak. Saraf ini terhubung ke otot-otot tubuh bagian atas
dan adalah yang paling penting dalam sistem saraf.

Setiap saraf servikal menginervasi – merangsang – bagian dari tubuh bagian atas. Di luar
tulang pada sistem saraf perifer, ini saraf bercabang, membagi, dan terjalin. C1 sampai
struktur C4 di leher disebut pleksus servikal, sementara C4 sampai C8, bersama dengan
bagian pertama saraf tulang belakang toraks (T1), membentuk pleksus brakialis. Oleh
karena itu, saraf servikal tertentu dapat bercabang ke beberapa bagian tubuh, dan bagian
tertentu dari tubuh dapat terhubung ke lebih dari satu saraf servikal.

Kepala dan leher dipersarafi oleh saraf servikal C1, C2, dan C3. Diafragma thoraks,
selembar otot di bawah tulang rusuk penting untuk respirasi, dipersarafi oleh C3, C4, dan
C5. Saraf C5, C6, C7, dan C8, bersama dengan T1, dibagi menjadi serangkaian cabang
yang menginervasi lengan, tangan, dan bahu, serta beberapa otot di dada.
Beberapa saraf cabang yang lepas termasuk saraf besar auricular, saraf oksipital
posterior, dan saraf servikal transversal, yang memberikan sensasi pada bagian yang
berbeda dari kepala dan leher, serta cervicalis ansa, yang menghubungkan ke otot-otot
leher. Saraf frenikus mengontrol diafragma. Saraf yang menghubungkan tulang belakang
leher ke lengan, bahu, dan tangan termasuk saraf radial, saraf ulnaris, dan saraf aksila.

Saraf servikal
Saraf servikal berasal dari tujuh pertama vertebra, C1-C7, dari sumsum tulang belakang
di leher.

Saraf servikal sangat penting untuk sensasi dan kontrol motorik, dan kerusakan kepada
mereka disebabkan oleh penyakit atau cedera tulang belakang dapat menyebabkan
hilangnya sebagian atau seluruh perasaan dan mobilitas pada tubuh bagian atas. Hal ini
juga dapat mempengaruhi sistem saraf otonom dalam batang tubuh, sehingga masalah
dengan pencernaan, pernapasan, dan kontrol usus dan kandung kemih.

fungsi Saraf servikal


Saraf servikal dapat mempengaruhi fungsi motorik baik di tubuh bagian atas dan bawah.

Cedera pada tulang bagian atas pada umumnya menyebabkan gangguan yang lebih besar
dari cedera pada tulang belakang yang lebih rendah, dan kerusakan cukup untuk saraf
yang lebih tinggi dapat mengakibatkan quadriplegia total – kehilangan penggunaan
semua anggota badan dan batang tubuh.

Cedera saraf serviks


Cedera saraf serviks pada daerah leher bagian atas, C1-C4, dapat menyebabkan
kelumpuhan tubuh bagian bawah dan pada kasus yang berat kuadriplegia.

Pentingnya diafragma thoraks ke respirasi berarti bahwa seseorang tidak bisa lagi
bernapas secara mandiri jika tulang belakang terputus di atas C3, meskipun ia dapat tetap
hidup dengan respirator.

Anda mungkin juga menyukai