Anda di halaman 1dari 101

1.

RESUME DASAR - DASAR ANATOMI TUBUH MANUSIA


Anatomi adalah ilmu yang mempelajari mengenai struktur tubuh. Kata anatomi berasal dari kata
ana dan tome, yang berarti memotong atau memisahkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa anatomi
tubuh manusia merupakan ilmu yang mempelajari potongan struktur tubuh manusia tertentu
secara terpisah.Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi dari tubuh manusia. Sama juga
seperti anatomi, ilmu fisiologi juga mempelajari bidang-bidang atau organ tubuh manusia seperti
neurofisiologi, kardiofisiologi ata fisiologi reproduksi. Beda anatomi dan fisiologi adalah, anatomi
tubuh manusia lebih menjelaskan bagian-bagian atau struktur tubuh manusia berdasarkan bidang-
bidang, struktur dan organ-organ tubuh manusia. Sedangkan fisiologi adalah lebih menjelaskan
fungsi-fungsi dari bagian-bagian tubuh manusia.
A. Posisi dan Istilah dalam Anatomi
Istilah Gerak Anatomi
Fleksi dan ekstensi(Fleksi adalah gerak menekuk atau membengkokkan. Ekstensi adalah gerakan
untuk meluruskan. Contoh: gerakan ayunan lutut pada kegiatan gerak jalan. Gerakan ayunan ke
depan merupakan (ante)fleksi dan ayunan ke belakang disebut (retro)fleksi/ekstensi. Ayunan ke
belakang lebih lanjut disebut hiperekstensi).Adduksi dan abduksi(Adduksi adalah gerakan
mendekati tubuh. Abduksi adalah gerakan menjauhi tubuh. Contoh: gerakan membuka tungkai kaki
pada posisi istirahat di tempat merupakan gerakan abduksi (menjauhi tubuh). Bila kaki digerakkan
kembali ke posisi siap merupakan gerakan adduksi (mendekati tubuh)). Elevasi dan depresi(Elevasi
merupakan gerakan mengangkat, depresi adalah gerakan menurunkan. Contohnya: gerakan
membuka mulut (elevasi) dan menutupnya(depresi) juga gerakan pundak keatas (elevasi) dan
kebawah (depresi)).Inversi dan eversi(Inversi adalah gerak memiringkan telapak kaki ke dalam
tubuh. Eversi adalah gerakan memiringkan telapak kaki ke luar. Juga perlu diketahui untuk istilah
inversi dan eversi hanya untuk wilayah di pergelangan kaki).Supinasi dan pronasi(Supinasi adalah
gerakan menengadahkan tangan. Pronasi adalah gerakan menelungkupkan. Juga perlu diketahui
istilah supinasi dan pronasi hanya digunakan untuk wilayah pergelangan tangan saja).Endorotasi
dan eksorotasi(Endorotasi adalah gerakan ke dalam pada sekililing sumbu panjang tulang yang
bersendi (rotasi). Sedangkan eksorotasi adalah gerakan rotasi ke luar).
Kata Benda Yg Menyatakan Lubang, Saluran, Atau Ruangan
Apertura : pintu atau bolongan,Duktus : lubang atau saluran, Fissura : celah atau retakForamen :
lubang bulat tempat pembuluh darah & syaraf, Kanalis : lubang berbentuk saluran,Kavum : rongga
atau ruangan,Meatus : liang atau pintu saluran,Sellula : ruang kecil
Kata Benda Yg Menyatakan Bangunan Yg Menonjol
Epikondulus : benjolan buku tulang yg bkn persendian,Kondilus : buku tulang (tonjolan bulat
diujung tulang) mrpkan bgn persendian,Krista : penonjolan berbentuk grs yg lebar (tepi tulang) tdpt
diantara 2 tulang, Linea : penonjolan tulang bbtk garis yg rata, Pekton : pinggir atau
balung,Prosesus : taju (penonjolan tulang) yg agak tajam,Tuperkulum : penonjolan tulang
berbentuk bulat kecil, Tuberositas : penonjolan tulang berbentuk bulat besar
Kata Benda Yg Menyatakan Bangun Lengkung
fossa : lekuk tulang yang luas pada permukaan tulang, fossula : lekuk tulang yang kecil pada
permukaan tulang,fovea : lekuk tulang yg agak rata,foveola : lekuk kecil yang agak rata pada
tulang,insisura : takik berbentuk huruf v,sulkus : alur/celah yang memanjang tdpt pada tulang,
dekstra : bagian kanan,sinistra : bagian kiri, eksternus / eksterna : bagian luar,internus / interna :
bagian dalam,kaput : kepala,kauda : ekor,kolum : leher,korpus : badan,ekstremitas : anggota
gerak,abdomen : rongga perut,ante brakhii : lengan bawah,brakhium : lengan atas, kruris : tungkai
bawah,pedis : kaki,pelvis : rongga panggul
Rongga Yang Ada Dalam Tubuh Manusia
Rongga yang terdapat dalam kepala:
Rongga tengkorak ( cavum cranialis), isinya: otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan
batang otak (brain stem). Rongga mata (cavum orbital), isinya: bola mata (orbita).Rongga hidung
(cavum nasi), isinya: tempat lewatnya udara pernafasan.Rongga mulut (cavum oris), isinya lidah
dan gigi. Rongga telinga tengah (cavum tympani), isinya: tulang-tulang pendengaran (maleus,
incus, stapes)
Rongga yang terdapat pada badan:
Rongga dada (cavum thoracis), isinya: paru-paru (pulmo), jantung (cardio), pembuluh darah aorta,
pembuluh darah vena cava, arteri dan vena pulmonalis, trachea, bronchus, dan eosophagus. Rongga
perut (cavum abdomen), isinya: lambung (gaster), usus halus (intestinum, duodenum, jejunum),
usus besar (colon), kelenjar pangkreas, limpa (lien), hati (hepar), dan ginjal (renal).Rongga pangul
(cavum pelvis), isinya: kandung kkemih (vesika urinaria), rectum, pada laki-laki kelenjar prostat,
perempuan terdapat rahim (uterus) dan indung telur (ovarium).

ISTILAH YANG DIPAKAI UNTUK MENUNJUKAN ILMU YANG DIPAKAI


Osteologi :(ilmu pengetahuan tentang tulang).Arthrologi :(ilmu pengetahuan tentang
sendi).Miologi :(ilmu pengetahuan tentang otot).Neurologi :(ilmu pengetahuan tentang saraf &
struktur saraf). Kardiologi :(ilmu pengetahuan tentang jantung).Gastrologi :(ilmu pengetahuan
tentang saluran pencernaan).Oftalmologi :(ilmu pengetahuan tentang mata.Urologi :(ilmu
pengetahuan tentang saluran perkemihan & reproduksi).Dermatologi :(ilmu pengetahuan tentang
kulit).Splankhologi :(ilmu pengetahuan tentang organ/ visera <alat dalam>)
Posisi anatomis

Posisi anatomis tubuh manusia


Dalam posisi anatomis, tubuh berdiri tegak lurus dengan mata melihat ke depan, kaki dirapatkan,
lengan disisi tubuh, telapak tangan membuka ke depan dengan ibu jari mengarah keluar tubuh dan
jari kelingking mengarah ke tubuh. Posisi-posisi tubuh secara anatomis terbagi menjadi beberapa
posisi anatomis, diantaranya adalah:
Anterior(Posisi anterior merupakan bagian depan tubuh. Contoh posisi anterior adalah hidung,
perut, dada dan lutut merupakan bagian anterior dari keseluruhan tubuh manusia dalam posisi
anatomi).Posterior(Posisi posterior merupakan bagian belakang tubuh. Contoh posisi posterior
tubuh dalam posisi anatomis adalah punggung, betis, bokong merupakan posterior tubuh secara
keseluruhan).Superior(Posisi superior merupakan bagian yang mengarah ke kepala atau bagian
tertinggi tubuh. Superior disebut juga sefalik, cranial atau rostral. Contohnya adalah kepala
merupakan bagian superior dari leher).Inferior(Posisi inferior merupakan bagian yang mengarah
menjauhi kepala atau mengarah kebagian bawah tubuh. Inferior disebut juga kauda. Contohnya
adalah telapak kaki merupakan inferior dari kaki keseluruhan).Medial(Posisi medial merupakan
setiap struktur yang terdekat dengan garis tengah imajiner tubuh dalam posisi anatomi. Contohnya
adalah hidung merupakan bagian medial dari mata).Lateral(Posisi lateral merupakan bagian yang
mengarah kesamping atau menjauhi garis tengah imajiner tubuh dalam posisi anatomi. Contohnya
adalah telinga merupakan bagian lateral dari mata. Ipsilateral berarti terletak disisi yang sama dan
Kontralateral terletak disisi yang berlawanan).Proksimal(Posisi proksimal merupakan bagian
tubuh yang mengacu pada bagian suatu struktur yang mendekati garis tengah imajiner tubuh, jika
mengacu pada suatu tungka, maka mendekati titik asal atau titik perlekatan terdekat dengan
trunkus. Contoh daerah proksimal adalah lutut yang merupakan bagian proksimal dari pergelangan
kaki dan siku merupakan proksimal dari pergelangan tangan).Distal(Posisi distal merupakan bagian
tubuh yang mengacu pada bagian struktur yang menjauhi garis tengah imajiner tubuh atau
menjauhi titik asal atau perlekatan dengan trunkus. Contoh daerah distal tubuh adalah kaki yang
merupakan bagian distal dari pergelangan kaki).Superfisial(Posisi superfisial merupakan bagian
manapun yang dekat dengan permukaan tubuh. Contohnya adalah kulit merupakan bagian
superficial dari otot).Dalam(Posisi dalam merupakan bagian yang terletak di bagian internal atau di
dalam tubuh. Contohnya adalah usus halus terletak jauh lebih kedalam tubuh dari otot dan kulit
abdominal atau perut).
Rongga tubuh

Rongga anatomi tubuh manusia


Rongga tubuh merupakan ruang di dalam bagian aksial tubuh yang berisi organ-organ atau visera
internal. Dua rongga utama yang terletak dalam bagian aksial tubuh yaitu rongga dorsal dan
rongga ventral. Bagian apendikular atau ekstremitas atau sistem gerak tubuh tidak memiliki
rongga.Rongga dorsal(Rongga dorsal terletak dibagian posterior (dorsal) dan terbagi menjadi
rongga kranial dan rongga spinal. Rongga kranial dikelilingi tulang dan berisi otak dan rongga
spinal terbentuk dari susunan tulang belakang (vertebra) yang berisi medulla spinalis).Rongga
ventral(Rongga ventral terletak dibagian anterior (ventral) dan terbagi menjadi rongga thoraks,
rongga abdomen, pelvis dan rongga kecil dibagian kepala ( oral, nasal, orbital, telinga tengah).
Rongga toraks atau dada terdiri dari rongga pleuran dan mediastinim. Rongga pleural (kanan dan
kiri) masing-masing berisi satu paru dan rongga mediastinum berisi jantung yang terletak dirongga
pericardial.Rongga abdominopelvis (rongga peritoneal) berisi visera abdomen dan bidang pelvis.
Rongga kecil tambahan dikepala meliputi oral, nasal, orbital dan teling tengah).Membran
serosa(Membrane serosa melapisi rongga thoraks dan rongga abdominopelvis, serta menyelimuti
organ-organ dalam rongga-rongga tersebut. Membran serosa memiliki dua membrane, yaitu
membrane parietal dan membrane visceral. Membran parietal melapisi rongga sedangkan membran
visceral menyelimuti organ). Pleura parietal melapisi rongga pleural dan visceral membungkus
paru-paru.Pericardium parietal melapisi rongga pericardial dan visceral membungkus jantung.
Peritoneum parietal melapisi rongga abdominopelvis dan visceral membungkus organ abdominal
dan organ pelvis lainnya.
Regio Abdomino-pelvis
Didalam regio abdominopelvis terdapat Sembilan petunjuk yang digunakan dalam ilmu anatomi
untuk memfasilitasi rujukan struktur tubuh dan organ-organ internal tubuh. Regio umbilikal
terletak pada pusat abdomen.Regio epigastrium berada dibagian superior dari regio
umbilicus.Regio hypogastrium berada dibagian inferior regio umbilicus. Regio hipokondrium
kanan dan kiri berposisi lateral terhadap regio epigastrium. Regio lumbar kanan dan kiri terletak
lateral terhadap regio umbilicus. Regio inguinalis kanan dan kiri terletak lateral dari regio
hypogastrium
Empat petunjuk regio abdominopelvis
Kuadran abdominopelvis
Regio abdominopelvis pada umumnya dipakai secara klinis. Dalam menentukan regio
abdominopelvis ditentukan garis imajiner horizontal dan vertikal yang menyilang tepat di
umbilikus.
B. Bidang struktural tubuh manusia
Didalam ilmu anatomi, terdapat pembagian-pembagian struktur, arah dan posisi yang sudah
ditentukan oleh para ahli sehingga akan memudahkan dalam memahami ilmu anatomi dan
fisiologi tubuh manusia.
Bidang (seksio) 

Bidang anatomi tubuh manusia


Tubuh manusia merupakan bidang imajiner yang dapat menembus tubuh untuk menunjukan poin-
poin rujukan agar memudahka menentukan arah dan lokasi.
Bidang sagital (Bidang sagital merupakan bidang yang membagi tubuh manusia menjadi bagian
kiri dan bagian kanan. Didalam pembagian bidang sagittal, terdapat dua macam bidang yaitu
bidang midsagital membagi tubuh menjadi dua bagian kanan dan kiri sama besar. Sedangkan
bidang parasagital membagi tubuh menjadi dua bagian kanan dan kiri tidak sama besar).Bidang
frontal (koronal) (Bidang frontal adalah salah satu bidang dibagian kanan bidang sagital. Bidang
ini membagi bagian tubuh atau organ tubuh menjadi bagian depan dan belakang).Bidnag
tranversal
(Bidang tranversal (hirisontal, potong silang) merupakan bidang yang membagi tubuh atau organ
menjadi bagian atas dan bawah).

2. RESUME STRUKTUR SEL DAN JARINGAN


SEL

          Sel sendiri adalah kesatuan structural dan fungsional makhluk hidup dimana keberadaannya
sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku dari masing masing makhluk hidup
Teori-teori tentang sel
- Robert Hooke (Inggris, 1665) meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop. Hasil pengamatannya
ditemukan rongga-rongga yang disebut sel (cellula)
- Hanstein (1880) menyatakan bahwa sel tidak hanya berarti cytos (tempat yang berongga), tetapi
juga berarti cella (kantong yang berisi)
- Felix Durjadin (Prancis, 1835) meneliti beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi dalam,
rongga sel tersebut yang penyusunnya disebut “Sarcode”
- Johanes Purkinje (1787-1869) mengadakan perubahan nama Sarcode menjadi Protoplasma
Macam Sel Berdasarkan Keadaan Inti
a. sel prokarion, sel yang intinya tidak memiliki membran, materi inti tersebar dalam sitoplasma
(sel yang memiliki satu system membran. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah bakteri dan
alga biru
b. sel eukarion, sel yang intinya memiliki membran. Materi inti dibatasi oleh satu system membran
terpisah dari sitoplasma. Yang termasuk kelompok ini adalah semua makhluk hidup kecuali bakteri
dan alga biru
Struktur sel prokariotik lebih sederhana dibandingkan struktur sel eukariotik. Akan tetapi, sel
prokariotik mempunyai ribosom (tempat protein dibentuk) yang sangat banyak. Sel prokariotik dan
sel eukariotik memiliki beberapa perbedaan sebagai berikut :
Sel Prokariotik
Tidak memiliki inti sel yang jelas karena tidak memiliki membran inti sel yang dinamakan
nucleoid,Organel-organelnya tidak dibatasi membrane,Membran sel tersusun atas senyawa
peptidoglikan,Diameter sel antara 1-10mm,Mengandung 4 subunit RNA polymerase,Susunan
kromosomnya sirkuler
Sel Eukariotik
Memiliki inti sel yang dibatasi oleh membran inti dan dinamakan nucleus,Organel-organelnya
dibatasi membrane,Membran selnya tersusun atas fosfolipid,Diameter selnya antara 10-
100mm,Mengandungbanyak subunit RNA polymerase,Susunan kromosomnya linier
Macam Sel Berdasarkan Keadaan Kromosom dan Fungsinya
a. Sel Somatis, sel yang menyusun tubuh dan bersifat diploid
b. Sel Germinal. sel kelamin yang berfungsi untuk reproduksi dan bersifat haploid
Bagian-bagian Sel
- Bagian hidup(komponen protoplasma), terdiri atas inti dan sitoplasma termasuk cairan dan
struktur sel seperti : mitokondria, badan golgi, dll
- Bagian mati (inklusio), terdiri atas dinding sel dan isi vakuola
mari kita bahas masing-masing bagian satu per satu
a Dinding sel

Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel terdiri daripada selulosa yang kuat
yang dapat memberikan sokongan, perlindungan, dan untuk mengekalkan bentuk sel. Terdapat
liang pada dinding sel untuk membenarkan pertukaran bahan di luar dengan bahan di dalam sel.
Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang tidak berkayu.
Dinding sel terdiri dari Selulosa (sebagian besar), hemiselulosa, pektin, lignin, kitin, garam
karbonat dan silikat dari Ca dan Mg.
b. Membran Plasma
        Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel
membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel
yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur
membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak
semua molekul dapat melalui membran sel.
             Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer dan
Nicholson pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam
bentuk fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang lapisan
membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi
dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya
bebas bergerak dan dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen
Komponen penyusun membran sel antara lain adalah phosfolipids, protein, oligosakarida,
glikolipid, dan kolesterol.
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah.
Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan
molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar
dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar
dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas
membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk
molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk
molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
Transpor pasif
        Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya.
Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh dari
transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan
sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler
yang mengkonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif
yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke
hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut
berpindah menurut gradien konsentrasinya. Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif
ialah air dan glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa
terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.
Transpor aktif
            Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah
perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan
dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan
carrier protein, serta ionophore.Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven
pumps, dan light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah,
yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua
substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP
driven pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya
ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi
pada Bakteriorhodopsin.
c. Mitokondria
     Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi
merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi
berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah “pembangkit tenaga” bagi sel.
         Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan
memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk
mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5
µm dan panjang 0,5 – 1,0 µm. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu
membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam
membran [Cooper, 2000].Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang
sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeabel terhadap
molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam hal ini, membran luar mitokondria
menyerupai membran luar bakteri gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim
yang terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke
matriks untuk menjalani ?-oksidasi menghasilkan Asetil KoA. Membran dalam yang kurang
permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20% lipid dan 80% protein. Membran ini
merupakan tempat utama pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi
diakibatkan banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista [Lodish, 2001].
Stuktur krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga meningkatkan
kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung protein yang terlibat
dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi membentuk ATP pada matriks
mitokondria, serta protein transpor yang mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks
melewati membran dalam. Ruang antar membran yang terletak diantara membran luar dan
membran dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti
siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi ?-oksidasi asam lemak. Di dalam matriks
mitokondria juga terdapat materi genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA),
ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium dan kalium
d. Lisosom

           Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik
yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom
ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di
dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease,
glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5.
Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
- Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme
endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan,
yang disebut endosom awal. Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali
(dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut
bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi
penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan membentuk lisosom.
- Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti organel
yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma kasar menyelubungi
organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik
dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada
sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia.
- Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti
bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan membungkus partikel atau mikroorganisme
dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans
Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).
e. Badan Golgi

            Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah organel
yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai
pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki
10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi. Badan
Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang
bernama Camillo Golgi.
beberapa fungsi badan golgi antara lain :
1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung
kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
2. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma.
Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
3. Membentuk dinding sel tumbuhan
4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk
memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
5. Tempat untuk memodifikasi protein
6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
7. Untuk membentuk lisosom
f. Retikulum Endoplasma

         RETIKULUM ENDOPLASMA (RE) adalah organel yang dapat ditemukan di seluruh sel
eukariotik.Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis.
Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya.
Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga
retikulum endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata
endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti
“jaringan”).
Ada tiga jenis retikulum endoplasma:
            RE kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom.
Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat
sintesis protein. RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di
permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid,
metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat
melekatnya reseptor pada protein membran sel. RE sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis
khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang
membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis
molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik
berperan dalam pemicuan kontraksi otot.
g. Nukleus

          Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini
mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang
membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon. Gen di dalam
kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel. Fungsi utama nukleus adalah untuk
menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen.
Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel,
memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat
terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus
dimulai, dijalankan, dan diakhiri

JARINGAN

1. Jaringan Epitelium
          jaringan epitel berfungsi sebagai pelapis organ dan rongga tubuh bagian luar. Jaringan ini
dapat ditemukan pada permukaan tubuh yang membatasi organ tubuh dengan lingkungan luarnya.
Jaringan epitel yang melapisi permukaan  tubuh atau lapisan luar tubuh dinamakan epitelium.
Sedangkan jaringan epitel yang membatasi rongga tubuh dinamakan mesotelium, misalnya
perikardium, pleura, dan peritonium. Kemudian, jaringan  yang membatasi organ tubuh dinamakan
endotelium. Di dalam struktur tubuh, jaringan epitel berfungsi sebagai pelindung jaringan  di
bawahnya dari kerusakan, pengangkut zat-zat antarjaringan, dan  tempat keluarnya enzim.
Berdasarkan strukturnya, jaringan epitel dibedakan menjadi 3 macam,  yaitu epitel pipih, epitel
batang (silinder), dan epitel kubus. Kita bisa  membedakan ketiga jaringan epitel tersebut
berdasarkan ciri-cirinya.  Epitel pipih memiliki ciri yakni selnya berbentuk pipih dengan  nukleus
bulat di tengah. Epitel batang (silinder) tersusun oleh sel berbentuk seperti batang dengan nukleus
bulat di dasar sel. Sedangkan epitel kubus memiliki sel berbentuk kubus dengan nukleus bulat
besar di tengah. Menurut lapisan penyusunnya, jaringan epitel terbagi atas beberapa jaringan, yakni
epitel pipih selapis, epitel pipih berlapis banyak, epitel silindris selapis, epitel silindris
berlapis banyak, epitel kubus selapis, epitel kubus berlapis banyak, dan epitel transisi.

2. Jaringan Ikat
           Saat kalian menyambung tali yang putus menjadi dua bagian, kemudian kalian mengikatnya,
maka tali tersebut akan menjadi kuat kembali. Sama seperti tali, organ dan jaringan tubuh kita
dihubungkan oleh jaringan ikat sehingga menjadi kuat. Karena itu, jaringan ikat disebut juga
jaringan penyambung atau jaringan penyokong. Jaringan ikat berfungsi melekatkan konstruksi
antarjaringan, membungkus organ, menghasilkan energi, menghasilkan sistem imun, dan mengisi
rongga-rongga di antara organ.Berbeda dengan jaringan epitel yang sel-selnya tersusun rapat,
kumpulan sel jaringan ikat amat jarang dan tersebar dalam matriks ekstraseluler. Selain itu, sel-sel
jaringan ikat memiliki bentuk yang tidak teratur. Sebagian besar matriksnya terdapat serat-serat dan
bahan dasar yang berupa cairan.Jaringan ikat memiliki bahan dasar yang tidak berwarna, tidak
berbentuk (amorf), dan homogen. Bahan dasar ini berasal dari asammukopolisakarida yaitu asam
hialuronat. Akibatnya, matriks menjadi lentur dan semakin banyak air. Di dalamnya terdapat pula
asam mukopolisakarida sulfan yang menjadikan struktur jaringan ikat bersifat kaku.  Serat jaringan
ikat yang terbuat dari protein dan sebagai penyusun matriks memiliki berbagai jenis serat, meliputi
serat kolagen, serat elastis, dan serat retikuler.
Jaringan Tulang/Rangka
            Jaringan tulang rangka meliputi jaringan tulang rawan dan tulang sejati. Matriks
jaringannya tersusun atas kondrin jernih seperti kanji, yang terbuat dari fosfat dan
mukopolisakarida. Kondrin dihasilkan oleh sel-sel kondroblast yang terdapat pada laluna. Sel
tulang rawan ini dinamakan kondrosit dengan fungsi mensintesis matriks.  Jaringan tulang rawan
pada anak-anak berasal dari jaringan mesenkim. Sedangkan pada orang dewasa dibentuk oleh
selaput rawan atau fibrosa yang dinamakan perikondrium. Berikut penjelasannya satu persatu.
Jaringan Darah
Darah merupakan jaringan pengikat. Pada mamalia terdapat 6 liter darah atau 6–10% dari
berat tubuh. Darah beredar dalam pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler.
Jaringan darah terdiri atas substansi cair dan substansi padat. Substansi cair disebut plasma darah,
sedangkan substansi padat berupa sel-sel
darah. Ada tiga tipe sel darah, yaitu eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan
trombosit (keping-keping darah). Leukosit ada dua macam, yaitu granulosit (leukosit bergranula)
dan agranulosit (leukosit tak bergranula). Granulosit meliputi neutrofil, eosinofil, dan basofil.
Agranulosit meliputi limfosit dan monosit. Sel-sel darah terdapat dalam plasma darah.
3. Jaringan Saraf
            Jaringan saraf tersusun oleh sel-sel saraf yang disebut neuron. Sel saraf berperan dalam
menerima dan meneruskan rangsangan dari bagian satu tubuh ke bagian tubuh yang lain. Sel saraf
ini berbentuk unik, dengan sitoplasma yang menjulur dan memanjang. Sel saraf memiliki bagian
utama yaitu badan sel (perikarion) dan penjuluran sitoplasma (prosesus) yang meliputi dendrit dan
neurit (akson). Dendrit merupakan serabut pendek yang berperan dalam menerima
dan memasukkan rangsangan ke badan sel. Adapun neurit (akson) adalah serabut panjang, yang
berfungsi menghantarkan impuls/rangsangan dari badan sel ke neuron lain. Akson ini biasanya
dibungkus oleh sel Schwann. Antara akson suatu neuron dengan dendrit neuron lainnya ditautkan
oleh suatu bagian yang disebut sinapsis
Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi neuron sensorik, neuron motorik, dan
neuron asosiasi. Neuron sensorik berfungsi menerima dan meneruskan rangsang dari indera ke
saraf pusat. Kemudian, neuron motorik berfungsi membawa atau menyampaikan impuls dari saraf
pusat ke efektor. Sementara, neuron asosiasi menyam paikan impuls darineuron sensorik ke neuron
motorik.
4. Jaringan Otot
             Jaringan otot tersusun oleh sel-sel panjang yang disebut serabut otot. Serabut otot ini
mampu menggerakkan tulang dan memiliki kemampuan untuk berkontraksi, karena terdapat
protein kontraktil yang disebut miofi bril. Miofi bril ini disusun oleh aktin dan miosin.
Otot adalah jaringan terbanyak pada sebagian besar hewan, dan kontraksi otot juga banyak
dilakukan pada kerja seluler oleh hewan yang aktif. Lebih-lebih lagi saat kita melakukan kerja
berat.
A. Organ

Pada semua hewan kecuali hewan paling sederhana (Porifera) dan beberapa hewan
Cnidaria (Coelenterata), jaringan-jaringan yang berbeda saling bekerja sama membentuk
organ. Pada beberapa organ seperti kulit hewan vertebrata, organ ini antara lain tersusun oleh
lapisan epidermis yang dibangun oleh epitel berlapis banyak menanduk dan lapisan dermis
yang dibangun oleh jaringan ikat. Begitupula organ-organ lainnya seperti lambung, usus, hati,
ginjal dan lain sebagainya, paling tidak organ-organ tersebut disusun oleh dua jenis jaringan
yang berbeda dari empat jenis jaringan yang ada.
Sistem organ
Tingkat organisasi berikutnya adalah sistem organ. Sistem organ merupakan
bagian yang menyusun individu. Sistem ini terdiri atas berbagai jenis organ. Sistem
organ memiliki struktur dan fungsi yang khas. Masing-masing sistem organ saling
tergantung satu sama lain baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pada hewan khususnya pada mammalia ada 11 sistem organ yang menyusun
individu seperti diuraikan di bawah.
1. Sistem Pencernaan, komponen utamanya: mulut, faring, lambung, usus halus, hati,
pankreas, anus. Fungsi utamanya pengolahan makanan sehingga makanan tersebut
dapat dimanfaatkan oleh tubuh (aktivitasnya meliputi : menelan, mencerna,
penyerapan, dan pembuangan).
2. Sistem sirkulasi (peredaran ), komponen utamanya: jantung, pembuluh darah, dan
darah. Fungsi utamanya adalah distribusi bahan-bahan internal.
3. Sistem repirasi, organ utamanya: paru-paru, trakea dan saluran pernafasan lainnya.
Fungsi utamanya adalah pertukaran gas (pengambilan oksigen, pembuangan karbon
dioksida).
4. Sistem kekebalan dan limfatik, komponen utamanya: sumsum tulang, nodus limfa,
dan sel darah putih. Fungsi utamanya pertahanan tubuh (perlawanan terhadap infeksi
dan kanker).
5. Sistem ekskresi, komponen utamanya: ginjal, ureter, kandung kemih, uretra. Fungsi
utamanya pembuangan sisa metabolisme, pengaturan keseimbangan osmotik darah.
6. Sistem endokrin, komponen utamanya adalah hipofisis (pituitari), tiroid, pankreas
dan kelenjar penghasil hormon lainnya. Fungsi utamanya koordinasi aktivitas tubuh
(misalnya pencernaan, metabolisme).
7. Sistem reproduksi, organ utamanya adalah ovarium, testes dan organ-organ terkait,
fungsi utamanya adalah reproduksi.
8. Sistem saraf, organ utamanya: otak, sumsum tulang belakang, sel saraf, dan organ
sensoris. Fungsi utamanya koordinasi aktivitas tubuh seperti deteksi stimulus dan
formulasi atau penentuan respon terhadap stimulus.
9. Sistem integumen, organ utamanya adalah kulit dan organ aksesorisnya (rambut,
kuku, dan kelenjar kulit). Fungsi utamanya penyokong tubuh, perlindungan terhadap
cidera mekanis, infeksi dan kekeringan.
10. Sistem rangka, organ utama adalah rangka tubuh (rangka aksial, rangka apendikular,
tulang dan rawan). Fungsi utamanya penyokong tubuh, dan perlindungan organ-
organ dalam.
11. Sistem otot, organ utamanya: otot rangka dengan fungsi utamanya pergerakan,
lokomosi.
FISIKA KESEHATAN
Pengertian Fisika Kesehatan
Ilmu fisika kesehatan atau disebut dengan medical physics adalah ilmu yang menggabungkan
dua bidang kajian yang sangat luas, yaitu ilmu fisika dan ilmu kesehatan serta keterkaitannya.
Fisika kesehatan mengacu pada dua bidang kajian utama, yaitu :
Pertama , penerapan fungsi ilmu fisika pada tubuh manusia dan penerapannya untuk
mengatasi penyakit yang dialami oleh tubuh.
Kedua, penerapanilmufisika pada kegiatan teknik pemeriksaaan medis.
Bagian yang utama sering disebut physics of physiology, sementara yang kedua melibatkan
seluruh pemahaman tentang konsep dasar dan cara kerja instrumen-instrumen (peralatan)
kedokteran yang digunakan mendiagnosa para pasien. Kedua bidang kajian tersebut menjadi
sangat penting untuk menjaga (bagian yang kedua) untuk mengatasi dan menyembuhkan
tubuh bila telah terserang penyakit.
Bidang ilmu fisika kesehatan terdiri dari beberapa sub-divisi. Di Amerika Serikat fisika
kesehatan lebih difokuskan pada bidang kajian radiologi. Ilmu fisika digunakan menganalisis
secara sempurna tentang proses fisis peristiwa radiasi dan memberikan solusi lengkap tentang
cara mengatasi permsalahan-permasalahan yang mungkin terjadi pada tubuh manusia dari
berbagai penyakit dengan cara radiasi dengan demikian dapat dilakukan dengan baik dan
sempurna.
Fisika kesehatan adalah ilmu yang menggabungkan 2 bidang kajian yaitu ilmu fisika dan
ilmu kesehatan. Penerapan konsep dasar pada ilmu fisika untuk ilmu kesehatan yaitu:
Aplikasi pengukuran dan besaran pada ilmu kesehatan
Mengukur : temperatur tubuh, tinggi badan, detalk jantung,denyut aliran darah .
Slkal pengukur terkecil yautu skal terkecil yang ditunjukkan pada lat ukur.
Batas toleransi pengukuranàketidak pastian
Aplikasi Besaran Vektor pada Ilmu Kesehatan
Besaran Vektor : Suatu besaran yang memiliki besar dan arah
Ex: Mendorong teman terjatuh dan terhempas ; luka

Penanganan besaran vektor beda dengan besaran scalar


Penjumlahan besaran scalar cukup dengan menjumlahkan angka –angka dari besaran tersebut
Aplikasi Besaran Fisika Pada Ilmu Kesehatan
Dunia kesehatan :
kg (berat badan)
°C ( temperatur tubuh)
cm³(volume cairan yang akan disuntikkan kedalam tubuh)
Contoh besaran Scalar : Pengukuran volume darah
Bila dalam PMI terdapt 3 bungkus darah dg volume masing – masing 200 ml, maka jumlah
total vo darah adalah
200ml + 200 ml+200ml =600ml
Perawat mendorong stretcher (untuk memindahkan pasien dari kamar1 ke 2)àbutuh gaya
yang besar yang dilakukan 2 orang perawat. Agar dorongan besar àke-2 perawat mendorong
strecher kearah yang sama
Konsep Tekanan Untuk menjelaskan Tekanan Pada Tubuh manusia
Tekanan dalam dunia medis : milimeter mercuri atau disingkat dengan mmHg
Tekanan atmosfir lingkungan kita = 760 mmHg
Atmosfir mempunyai tekanan sebesar 1 atm. Jadi 1 atm=760 mmHg.
Ada keadaan tertentu dimana tubuh memiliki tekanan relatif lebih kecil dari tekanan
atmosfir (bernilai negatif)
Bernafas(menarik nafas): tekanan di dalam paru –paru <tekanan udara luar
(atmosfir)à udara dapat mengalir kedalam paru –paru
Minum dengan sedotan : tekanan dalam mulut <tekanan atmosfir di sekitar gelas à air
mengalir ke mulut
Aliran darah dari jantung keseluruh tubuh
Konsep Tekanan Dalam Kandung Kemih
Akibat adanya akumulasi (pertambahan terus menerus) volume air kencing (urine).
Orang dewasa vol maks 500 ml dengan tekanan rata-rata 30 cmH 2O, jika konsentrasi
terjadi à tekanan bisa sampai 150 cmH2O
Tekanan dalam kandung kemih dapat diukur dengan catheter yang dilengkapi dengan
sensor
Tekanan kandung kemih dapat bertambah saat : batuk,duduk dan dalam keadaan
tegang.
Khusus wanita hamil tekanan bertambah dengan bertambahnya berat janin yg
dikandungàsering buang air kecil.
A. Biomekanika
Menurut Frankel dan Nordin pada tahun 1980 :
Biomekanika merupakan ilmu mekanika teknik untuk analisa sistem kerangka otot
manusia. (Chaffin, 1991) secara umum mendefinisikan biomekanika, yaitu: Biomekanika
menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada bermacam-
macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada aktivitas sehari-hari.
Kajian biomekanik dapat dilihat dalam dua perspektif, yaitu kinematika yang lebih
menjurus pada karakteristik gerakan yaitu meneliti gerakan dari segi ruangan yang
digunakan dalam waktu yang bersifat sementara tanpa melihat gaya yang menyebabkan
gerakan.
Studi kinematika: menjelaskan gerakan yang menyebabkan berapa cepat obyek
bergerak, berapa ketinggiannya atau berapa jauh obyek menjangkau jarak. Posisi,
kecepatan dan percepatan tersebut merupakan studi kinematika.
Kajian kinetika : menjelaskan tentang gaya yang bekerja pada satu sistem, misalnya
tubuh manusia. Kajian gerakan kinetika menjelaskan gaya yang menyebabkan
gerakan. Dibandingkan dengan kajian kinematika, kajian kinetika lebih sulit untuk
diamati, pada kajian kinetik yang terlihat adalah akibat dari gaya.

Jadi, Biomekanika adalah disiplin sumber ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor


yang mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar fisika,
matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa gaya yang
terjadi pada tubuh.
Hukum Newton
Hubungan fundamental pada mekanika klasik tercakup dalam hukum tentang gerak yang
dikemukakan oleh Isaac Newton, seorang ilmuwan Inggris.
Ada 3 hukum dasar biomekanika,yaitu:

Hukum Newton I
“Sebuah benda terus berada pada keadaan awalnya yang diam atau bergerak dengan
kecepatan konstan kecuali benda itu dipengaruhi oleh gaya yang tak seimbang, atau gaya
luar neto”.
Secara sederhana Hukum Newton I mengatakan bahwa perecepatan benda nol jika gaya
total (gaya resultan) yang bekerja pada benda sama dengan nol.
Secara matematis dapat ditulis :

Tubuh yang diam akan tetap diam, dan tubuh yang bergerak akan tetap bergerak dalam
kecepatan yang konstan, kecuali dipengaruhi oleh gaya yang tidak seimbang.
Contoh : Jika seseorang berada dalam bus yang berjalan dan tiba-tiba mengerem,
mungkin orang tersebut bisa terpelanting, padahal itu adalah inersia yang menyebabkan
ke depan berlanjut walau bus telah berhanti.
Cedera benturan disebabkan kecenderungan kepala manusia untuk mematuhi hukum
tersebut. Jika ada gaya sentakan dari belakang, badan akan tersentak keras ke depan
karena ia berkontak dengan tempat duduknya. Namun kepala cenderung tidak bergerak
dan tersentak dalam posisi yang menjulur (ekstensi). Karena kepala melekat pada badan,
maka kepala akan terbentur dengan keras ke depan menyebabkan kerusakan pada
vertebra serviks.

Hukum Newton II
“Apabila ada gaya yang bekerja pada suatu benda maka benda akan mengatur percepatan
yang arahnya sama dengan arah gaya “.
Newton I digunakan untuk mengukur suatu pengamatan. Percepatan sebuah benda (a)
berbanding terbalik dengan massanya (m) dan sebanding dengan gaya neto (F) yang
bekerja padanya.
Maka hubungan gaya (F) dan percepatan oleh Newton dirumuskan :
F = m. a
Ket :
m : massa benda atau massa inisial (m : 1 kg massa )
a : percepatan 1 mS-2
F : 1 kg mS-2 = 1 N
Percobaan I :
Bayangkan anda mendorong sebuah benda yang gaya F dilantai yang licin sekali sehingga
benda itu bergerak dengan percepatan a. Menurut hasil percobaan, jika gayanya
diperbesar 2 kali ternyata percepatannya menjadi 2 kali lebih besar. Demikian juga jika
gaya diperbesar 3 kali percepatannya menjadi 3 kali lebih besar.
Hukum Newton III
Gaya-gaya selalu terjadi berpasangan. Jika benda A, mengerjakan sebuah gaya pada
benda B, gaya yang sama besar dan berlawanan arah dikerjakan oleh benda B pada benda
A.
F aksi = F reaksi
F aksi = gaya yang bekerja pada benda
F reaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi
Hukum ketiga menyatakan bahwa “tidak ada gaya timbul di alam semesta ini, tanpa
keberadaan gaya lain yang sama dan berlawanan dengan gaya itu” .
Jika sebuah gaya bekerja pada sebuah benda (aksi) maka benda itu akan mengerjakan
gaya yang sama besar namun berlawanan arah (reaksi). Dengan kata lain gaya selalu
muncul berpasangan. Tidak pernah ada gaya yang muncul sendirian.
Jenis-jenis Gaya :
1. Gaya Berat
Berat sebuah benda adalah gaya tarikan gravitasi antara benda dan bumi. Gaya ini
sebanding dengan massa m benda itu dan medan gravitasi yang juga sama dengan
percepatan gravitasi jatuh bebas : Keterangan:
W = Berat benda
m = Massa benda
g = Percepatan gravitasi bumi

Berat benda sifat intrinsik benda. Berat bergantung pada lokasi benda, karena (g)
bergantung pada lokasi. Gaya berat selalu tegak lurus kebawah dimana pun posisi benda
diletakkan, apakah dibidang horisontal, vertikal ataupun bidang miring.
2. Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua prmukaan yang
bersentuhan dan arahnya selalu tegak lurus bidang sentuh.
3. Gaya Gesek
Bila dua benda dalam keadaan bersentuhan, maka keduanya dapat saling mengerjakan
gaya gesekan”.
Gaya-gaya gesekan itu sejajar dengan permukaan benda-benda di titik persentuhan.
Gaya gesek (friksi) sangat penting dalam kehidupan keseharian terutama tubuh.
Salah satu fungsi yang sangat penting dari kantong perikardial yang menyelubungi
jantung :
• untuk menampung cairan perikardial yang menjaga agar membran tetap terpisah dan
tidak saling bergesekan akibat friksi yang berasal dari dentuman jantung.
• Cairan sinovial mengurangi friksi dengan cara bertindak sebagai pelumas atau penurun
friksi antara ujung-ujung tulang yang dilapisi kartilago pada sendi sinovial, mis: sendi
lutut.
B. Biolistrik
Biolistrik adalah ilmu yang mempelajari tentang potensial listrik pada organ tubuh.
Pada biolistrik ada dua aspek yang memegang peranan penting yaitu : Kelistrikan dan
Kemagnetan yang timbul pada tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada
permukaan tubuh manusia. Aktivitas organ dan berbagai sistem didalam tubuh manusia
tidak hanya berhubungan erat satu sama lain tetapi juga bekerjasama dalam menanggapi
perubahan lingkungan, baik lingkungan dalam maupun lingkungan luar tubuh. Didalam
tubuh manusia terdapat sistem koordinasi yang meliputi sistem saraf yang berfungsi
mengendalikan aktivitas dan keserasian kerja antara sistem organ.
Sejarah perkembangan biolistrik yaitu Luigi Galavani (1780) mulai mempelajari
kelistrikan pada tubuh hewan kemudian pada tahun (1786) Luigi Galvani melaporkan hasil
eksperimennya bahwa kedua kaki katak terangkat ketika diberi aliran listrik lewat suatu
konduktor. Pada tahun (1856)Caldani menunjukkan kelistrikan pada otot katak yang telah
mati, dan pada tahun (1928) melaporkan tentang pengobatan penderita dengan menggunakan
short wave.
Ada beberapa rumus atau hukum yang berkaitan dengan biolistrik antara lain:
1. Hukum Ohm
Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang
melewati, berbanding berbalik dengan tahanan dari konduktor. Hukum ini dapat
dinyatakan dengan rumus:
R= V/I I= V/R V= I.R
Keterangan :
R = Hambatan (Ohm)
I = Kuat Arus (Ampere)
V= Tegangan (Volt)

2. Hukum Joule
Arus listrik melewati konduktor dengan perbedaan tegangan (V) dalam waktu tertentu
akan menimbulkan panas. Hukum ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q=W=P.t=VI.t
Keterangan :
V = Tegangan dalam Voltage
I = Arus dalam Ampere
T = Waktu dalam detik
J = Joule = 0.239 Kal
Q = Energi Panas
Listrik Eksternal yang dikenal:
- Listrik PLN (arus AC = alternating current)
- PLTA,PLTD,PLTMH,PLTS
- Listrik Baterei (arus DC =direct Current)
- Manfaat Listrik dalam Medis
Listrik frekuensi rendah:
20-500.000 Hz à efek merangsang saraf dan otot sehingga kontraksi otot 50Hz à
merangsang saraf sensorik, motorik dan kontraksi otot
• Listrik Frekuensi Tinggi:
Berfungsi memanaskan, untuk diatermia .
Resiko Listrik Eksternal
1. Tubuh manusia adalah penghantar listrik yang baik. Kontak langsung dengan arus
listrik bisa berakibat fatal.
2. jika arus listrik mengalir ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun
menyebabkan terganggunya fungsi suatu organ dalam à cedera Listrik
3. Rasa Nyeri pada saraf sensoris akibat arus listrik à syok Listrik
4. Meskipun luka bakar listrik tampak ringan, tetapi mungkin saja telah terjadi
kerusakan organ dalam yang serius, terutama pada jantung, otot atau otak.
Tingkatan arus & resiko
1. 1 mA : geli (50% pria), wanita < 1/3 mA
2. 8mA : sensasi syok, kontraksi otot baik, belum nyeri
3. 8-15mA : rangsangan saraf & otot nyeri, letih
4. sukar menarik tangan & kontraksi otot tak
5. sadar menetap
6. 18-22mA : penafasan tertahan jika aliran terus berlangsung
7. 20-50mA : otot kontraksi kuat & nafas sulit
8. 100mA : arus melewati jantung menyebabkan fibrilasi ventrikel à kematian jika
tidak dikoreksi
9. 1-6A : kontraksi miokardium menetap, kelumpuhan pernafasan
10. 10 mA : dalam waktu singkat: kebakaran kulit, disfungsi otak & saraf

Ketahanan tubuh terhadap arus listrik


Resistensi adalah kemampuan tubuh untuk menghentikan atau memperlambat aliran
arus listrik.
1. Kebanyakan resistensi tubuh terpusat pada kulit dan secara langsung tergantung
kepada keadaan kulit. Resistensi kulit yang kering dan sehat rata-rata adalah 40 kali lebih
besar dari resistensi kulit yang tipis dan lembab.
2. Resistensi dari kulit telapak tangan atau telapak kaki yang tebal adalah 100 kali lebih
besar dari kulit yang lebih tipis.
Ø Arus yang melewati kepala bisa menyebabkan:
1. kejang
2. perdarahan otak
3. kelumpuhan pernafasan
4. perubahan psikis (misalnya gangguan ingatan jangka pendek, perubahan
kepribadian, mudah tersinggung dan gangguan tidur)
5. irama jantung yang tidak beraturan
6. kerusakan pada mata bisa katarak.
Lamanya terkena arus listrik.
1. Semakin lama terkena listrik maka semakin banyak jumlah jaringan yang
mengalami
kerusakan.
2.Seseorang yang terkena arus listrik bisa mengalami luka bakar yang berat. Tetapi, jika
seseorang tersambar petir, jarang mengalami luka bakar yang berat (luar maupun dalam)
karena kejadiannya berlangsung sangat cepat
3. Meskipun demikian, sambaran petir bisa menimbulkan konslet pada jantung dan
paru-paru dan melumpuhkannya serta bisa menyebabkan kerusakan pada saraf atau otak.
Pertolongan:
1. menjauhkan/memisahkan korban dari sumber listrik
2. memulihkan denyut jantung dan fungsi pernafasan melalui resusitasi jantung paru
(jika diperlukan)
3. mengobati luka bakar dan cedera lainnya.
Cara paling aman untuk memisahkan korban dari sumber listrik adalah
1. segera mematikan sumber arus listrik. Sebelum sumber listrik dimatikan, penolong
sebaiknya jangan dulu menyentuh korban, apalagi jika sumber listrik memiliki tegangan
tinggi.
2. Jika sumber arus tidak dapat dimatikan, gunakan benda-benda non-konduktor (tidak
bersifat menghantarkan listrik; misalnya sapu, kursi, karpet atau keset yang terbuat dari
karet) untuk mendorong korban dari sumber listrik.
3. Jangan menggunakan benda-benda yang basah atau terbuat dari logam.
4. Jika memungkinkan, berdirilah di atas sesuatu yang kering dan bersifat non-
konduktor (misalnya keset atau kertas koran yang dilipat). Jangan coba-coba menolong
korban yang berada dekat arus listrik bertegangan tinggi.
5. Jika korban mengalami luka bakar, buka semua pakaian yang mudah dilepaskan dan
siram bagian yang terbakar dengan air dingin yang mengalir untuk mengurangi nyeri.
6. Jika korban pingsan, tampak pucat atau menunjukkan tanda-tanda syok, korban
dibaringkan dengan kepala pada posisi yang lebih rendah dari badan dan kedua
tungkainya terangkat.
7. Cedera listrik seringkali disertai dengan terlontarnya atau terjatuhnya korban
sehingga terjadi cedera traumatik tambahan, baik berupa luka luar yang tampak nyata
maupun luka dalam yang tersembunyi. Jangan memindahkan kepala atau leher korban
jika diduga telah terjadi cedera tulang belakang.
8. Setelah aman dari sumber listrik, segera dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi
pernafasan dan denyut nadi.
9. Jika terjadi gangguan fungsi pernafasan dan nadinya tidak teraba, segera lakukan
resusitasi. Sebaiknya dicari tanda-tanda patah tulang, dislokasi dan cedera tumpul
maupun cedera tulang belakang.
10. Jika terjadi kerusakan otot yang luas, mungkin akan diikuti dengan kerusakan ginjal,
karena itu untuk mencegah kerusakan ginjal, berikan banyak cairan kepada korban.
Penggunaan Listrik dan Magnet pada Tubuh
Pada tahun 1890 Jacques A.D. Arsonval telah menggunakan listrik berfrekwensi
rendah untuk menimbulkan efek panas. Tahun 1992 telah pula menggunakan listrik
dengan frekwensi 30 MHz untuk memanaskan yang disebut “Short Wave Diaththermy”.
Pada 1950 sudah diperkenalkan penggunaan gelombang mikro dengan frekwensi 2.450
MHz untuk keperluan diathermi dan pemakain radar.
Sesuai dengan efek yang ditimbulkan oleh listrik, maka arus listrik di bagi dalam 2
bentuk:
1. Listrik Berfrekwensi Rendah
Batas frekuensi antara 20 Hz sampai dengan 500.000 z frekuensi rendah ini
mempunyai efek merangsang saraf dan otot sehingga terjadi kontraksi otot. Untuk
pemakain dalam jantung waktu singkat dan bersifat merangsang persarafan otot, maka
dipakai arus faradic. Sedangkan untuk jangka waktu lama dan bertujuan merangsang otot
yang telah kehilangan persarafan maka dipakai arus listrik yang intereptur/terputus-putus
atau arus DC yang telah dimodifikasi.
Selain arus DC ada pula menggunakan arus AC dengan frekuensi 50 Hz arus AC ini
serupa dengan arus DC, mempunyai kemkampuan antara lain: merangsang saraf sensorik,
merangsang saraf motoris, dan berefk kontraksi otot.
2. Listrik Berfrekuensi Tinggi
Yang tergolong berfrekuensi tinggi adalah frekuensi arus listrik diatas 500.000 siklus
perdetik (500.000 Hz). Listrik berfrekuensi tidak mempunyai sifat merangsang saraf
motoris atau saraf sensoris, kecuali dilakukan rangsangan dengan pengulangan yang
lama. Frekuensi sifat ini maka frekuensi tinggi digunakan dalam bidang kedokteran di
bagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Short Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Pendek)
b. Mikro Wave Diathermy ( Diatermi Gelombang Mkro)

BAB IV
SISTEM INTEGUMEN

Sistem Integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,


melindungi dan, menginformasikan manusia terhadap lingkungan sekitarnya.
Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup
kulit, rambut, bulu, kuku, kelenjar, dan produknya (keringat atau lendirnya). Kata
ini berasal dari bahasa latin “Integumentum”, yang berarti “penutup”.
Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar
keringat, kelenjar minyak, dan kelenjar susu. Sistem Integumen mampu
memperbaiki sendiri apabila terjadi kerusakan yang tidak terlalu parah (self-
repairing) dan mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan
luar tubuh dengan dalam tubuh).
Jadi, Sistem Integumen adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai
pembatas dan pelindung antara organ tubuh manusia dengan lingkungan sekitar
manusia. Sistem Integumen terdiri dari kulit, rambut, kuku, dan kelenjar keringat
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap
total berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam
mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya
agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet.
Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan- kekuatan mekanik seperti gesekan
(friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan- perubahan fisik di
lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-
stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan
organ- organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam
berbagai fungsi tubuh vital.

A. Struktur Kulit pada sistem Integumen


Kulit terdiri atas 2 lapisan utama yaitu epidermis dan dermis. Epidermis
merupakan jaringan epitel yang berasal dari ektoderm, sedangkan dermis berupa
jaringan ikat agak padat yang berasal dari mesoderm. Di bawah dermis terdapat
selapis jaringan ikat longgar yaitu hipodermis, yang pada beberapa tempat terutama
terdiri dari jaringan lemak.

Epidermis
Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas epitel
berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis hanya terdiri dari jaringan epitel,
tidak mempunyai pembuluh darah maupun limf; oleh karenaitu semua nutrien dan
oksigen diperoleh dari kapiler pada lapisan dermis. Epitel berlapis gepeng pada
epidermis ini tersusun oleh banyak lapis sel yang disebut keratinosit. Sel-sel ini
secara tetap diperbarui melalui mitosis sel-sel dalam lapis basal yang secara
berangsur digeser ke permukaan epitel. Selama perjalanannya, sel-sel ini
berdiferensiasi, membesar, dan mengumpulkan filamen keratin dalam
sitoplasmanya. Mendekati permukaan, selsel ini mati dan secara tetap dilepaskan
(terkelupas). Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai permukaan adalah 20 sampai
30 hari. Modifikasi struktur selama perjalanan ini disebut sitomorfosis dari sel-sel
epidermis. Bentuknya yang berubah pada tingkat berbeda dalam epitel
memungkinkan pembagian dalam potongan histologik tegak lurus terhadap
permukaan kulit. Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu, dari dalam ke luar, stratum
basal, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum
korneum.
Stratum basal (lapis basal, lapis benih) Lapisan ini terletak paling dalam
dan terdiri atas satu lapis sel yang tersusun berderet-deret di atas membran basal
dan melekat pada dermis di bawahnya. Selselnya kuboid atau silindris. Intinya
besar, jika dibanding ukuran selnya, dan sitoplasmanya basofilik. Pada lapisan ini
biasanya terlihat gambaran mitotik sel, proliferasi selnya berfungsi untuk regenerasi
epitel. Sel-sel pada lapisan ini bermigrasi ke arah permukaan untuk memasok sel-sel
pada lapisan yang lebih superfisial. Pergerakan ini dipercepat oleh adalah luka, dan
regenerasinya dalam keadaan normal cepat.
Stratum spinosum (lapis taju) Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel
yang besar- besar berbentuk poligonal dengan inti lonjong. Sitoplasmanya kebiruan.
Bila dilakukan pengamatan dengan pembesaran obyektif 45x, maka pada dinding
sel yang berbatasan dengan sel di sebelahnya akan terlihat taju-taju yang seolah-
olah menghubungkan sel yang satu dengan yang lainnya. Pada taju inilah terletak
desmosom yang melekatkan sel-sel satu sama lain pada lapisan ini. Semakin ke atas
bentuk sel semakin gepeng.
Stratum granulosum (lapis berbutir) Lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel
gepeng yang mengandung banyak granula basofilik yang disebut granula
keratohialin, yang dengan mikroskop elektron ternyata merupakan partikel amorf
tanpa membran tetapi dikelilingi ribosom. Mikrofilamen melekat pada permukaan
granula.
Stratum lusidum (lapis bening) Lapisan ini dibentuk oleh 2-3 lapisan sel
gepeng yang tembus cahaya, dan agak eosinofilik. Tak ada inti maupun organel
pada sel-sel lapisan ini. Walaupun ada sedikit desmosom, tetapi pada lapisan ini
adhesi kurang sehingga pada sajian seringkali tampak garis celah yang memisahkan
stratum korneum dari lapisan lain di bawahnya.
Stratum korneum (lapis tanduk) Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan
sel-sel mati, pipih dan tidak berinti serta sitoplasmanya digantikan oleh keratin.
Selsel yang paling permukaan merupa-kan sisik zat tanduk yang terdehidrasi yang
selalu terkelupas.
Sel-sel epidermis, Terdapat empat jenis sel epidermis, yaitu: keratinosit,
melanosit, sel Langerhans, dan sel Merkel.
Keratinosit merupakan sel terbanyak (85-95%), berasal dari ektoderm
permukaan. Merupakan sel epitel yang mengalami keratinisasi, menghasilkan
lapisan kedap air dan perisai pelidung tubuh. Proses keratinisasi berlangsung 2-3
minggu mulai dari proliferasi mitosis, diferensiasi, kematian sel, dan pengelupasan
(deskuamasi). Pada tahap akhir diferensiasi terjadi proses penuaan sel diikuti
penebalan membran sel, kehilangan inti organel lainnya. Keratinosit merupakan sel
induk bagi sel epitel di atasnya dan derivat kulit lain.
Melanosit meliputi 7-10% sel epidermis, merupakan sel kecil dengan
cabang dendritik panjang tipis dan berakhir pada keratinosit di stratum basal dan
spinosum. Terletak di antara sel pada stratum basal, folikel rambut dan sedikit
dalam dermis. Dengan pewarnaan rutin sulit dikenali. Pembentukan melanin terjadi
dalam melanosom, salah satu organel sel melanosit yang mengandung asam amino
tirosin dan enzim tirosinase. Melalui serentetan reaksi, tirosin akan diubah menjadi
melanin yang berfungsi sebagai tirai penahan radiasi ultraviolet yang berbahaya.
Sel Langerhans merupakan sel dendritik yang bentuknya ireguler,
ditemukan terutama di antara keratinosit dalam stratum spinosum. Tidak berwarna
baik dengan HE. Sel ini berperan dalam respon imun kulit, merupakan sel
pembawa-antigen yang merangsang reaksi hipersensitivitas tipe lambat pada kulit.
Sel Merkel,Jumlah sel jenis ini paling sedikit, berasal dari krista neuralis
dan ditemukan pada lapisan basal kulit tebal, folikel rambut, dan membran mukosa
mulut. Merupakan sel besar dengan cabang sitoplasma pendek. Serat saraf tak
bermielin menembus membran basal, melebar seperti cakram dan berakhir pada
bagian bawah sel Merkel. Kemungkinan badan Merkel ini merupakan
mekanoreseptor atau reseptor rasa sentuh.

Dermis
Dermis terdiri atas stratum papilaris dan stratum retikularis, batas antara
kedua lapisan tidak tegas, serat antaranya saling menjalin.
Stratum papilaris, Lapisan ini tersusun lebih longgar, ditandai oleh adanya
papila dermis yang jumlahnya bervariasi antara 50 – 250/mm2. Jumlahnya
terbanyak dan lebih dalam pada daerah di mana tekanan paling besar, seperti pada
telapak kaki. Sebagian besar papila mengandung pembuluh-pembuluh kapiler yang
memberi nutrisi pada epitel di atasnya. Papila lainnya mengandung badan akhir
saraf sensoris yaitu badan Meissner. Tepat di bawah epidermis serat-serat kolagen
tersusun rapat.
Stratum retikularis, Lapisan ini lebih tebal dan dalam. Berkas-berkas
kolagen kasar dan sejumlah kecil serat elastin membentuk jalinan yang padat
ireguler. Pada bagian lebih dalam, jalinan lebih terbuka, rongga-rongga di antaranya
terisi jaringan lemak, kelenjar keringat dan sebasea, serta folikel rambut. Serat otot
polos juga ditemukan pada tempat-tempat tertentu, seperti folikel rambut, skrotum,
preputium, dan puting payudara. Pada kulit wajah dan leher, serat otot skelet
menyusupi jaringan ikat pada dermis. Otot-otot ini berperan untuk ekspresi wajah.
Lapisan retikular menyatu dengan hipodermis/fasia superfisialis di bawahnya yaitu
jaringan ikat longgar yang banyak mengandung sel lemak.
Sel-sel dermis
Jumlah sel dalam dermis relatif sedikit. Sel-sel dermis merupakan sel-sel
jaringan ikat seperti fibroblas, sel lemak, sedikit makrofag dan sel mast.

Hipodermis
Sebuah lapisan subkutan di bawah retikularis dermis disebut hipodermis. Ia
berupa jaringan ikat lebih longgar dengan serat kolagen halus terorientasi terutama
sejajar terhadap permukaan kulit, dengan beberapa di antaranya menyatu dengan
yang dari dermis. Pada daerah tertentu, seperti punggung tangan, lapis ini
meungkinkan gerakan kulit di atas struktur di bawahnya. Di daerah lain, serat-serat
yang masuk ke dermis lebih banyak dan kulit relatif sukar digerakkan. Sel-sel
lemak lebih banyak daripada dalam dermis. Jumlahnya tergantung jenis kelamin
dan keadaan gizinya. Lemak subkutan cenderung mengumpul di daerah tertentu.
Tidak ada atau sedikit lemak ditemukan dalam jaringan subkutan kelopak mata atau
penis, namun di abdomen, paha, dan bokong, dapat mencapai ketebalan 3 cm atau
lebih. Lapisan lemak ini disebut pannikulus adiposus.

Hipodermis Terdiri dari :

Lapisan atau jaringan lemak sebagai lapisan lemak, hipodermis memiliki


fungsi untuk menjaga panas (mengatur suhu) tubuh. Ketebalan dan
kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di
daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata.
Jaringan ikat sebagai Jaringan ikat bawah kulit, hipodermis berfungsi sebagai
bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam,
membentuk kontur tubuh, dan bertanggungjawab sebagai cadangan makanan.
Pada saat pertambahan usia pada manusia, kinerja liposit dalam jaringan ikat
bawah kulit juga menurun.Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak
lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur.Perubahan
kondisi hipodermis inilah yang membuat kulit menjadi keriput, kendur, serta
makin kehilangan kontur idealnya.
Fibroblast.Hipodermis juga menjadi rumah bagi fibroblast, yang
bertanggungjawab memproduksi kolagen.Serat-serat yang terdapat pada
kolagen tersebut kemudian dialirkan ke dermis untuk menguatkan kulit.
Pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit.

B. Fungsi Jaringan Kulit


Jaringan Kulit memliki fungsi yang bermacam-macam. Fungsi Jaringan
Kulit terdiri dari :
Menciptakan sel-sel baru untuk menggantikan kulit-kulit yang telah mati,
rusak, atau cedera melalui proses yang disebut homeostasis jaringan.
Homeostasis jaringan adalah kemampuan tubuh dalam memproduksi jumlah
sel yang tetap untuk memperbaharui organ.
Memperbaiki dan memelihara jaringan epidermis di kulit, seperti folikel
rambut, epidermis interfolikular, dan kelenjar sebasea, atau kelenjar kulit
yang mengeluarkan minyak (sebum).
Sebagai organ penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik,
penyinaran dan bibit penyakit.
Sebagai penahan terhadap benturan ke organ tubuh bagian dalam, memberi
bentuk pada tubuh, mempertahankan suhu tubuh dan sebagai tempat
penyimpan cadangan makanan.
C. Fungsi Kulit dalam Pengaturan Cairan
Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal,
kulit, paru- paru, dan gastrointestinal. Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan
dapat melalui sistem atau mekanisme rasa haus yang harus dikontrol oleh sistem
hormonal, yakni ADH (Anti Diuretik Hormon), sistem aldosteron, Prostaglandin,
dan glukokortikoid.
Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait
dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang
disarafi oleh vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan
cara vasodilatasi dan vasouonstriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan
dengan cara penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung pada
banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses
pelepasan panas lainnya dilakukan melalui cara pemanasan yaitu dengan
melepaskan panas ke udara disekitarnya. Cara tersebut berupa cara konduksi, yaitu
pengalihan panas ke benda yang disentuh dan cara konveksi, yaitu dengan
mengalirkan udara yang telah panas ke permukaan yang lebih dingin.
Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah
pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat ini, suhu, dapat diturunkan
dengan cara pelepasan air yang jumlah nya kurang lebih setengah liter sehari.
Pengeluaran cairan melalui kulit biasa disebut dengan istilah insensible water loss
(IWL). Sementara itu, pengeluaran cairan melalui kulit berkisar 15-20 ml/24 jam.
D. Fungsi Kulit dalam Pengaturan Temperatur/Suhu.
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan temperatur/suhu tubuh
(termoregulasi) melalui dua cara :
Pengeluaran keringat.
Menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler.
Pada saat suhu tubuh tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah
banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan
terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu tubuh rendah. Tubuh akan
mengeluarkan keringat dalam jumlah lebih rendah dan mempersempit pembuluh
darah darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh
tubuh.Tubuh kita diperlengkapi dengan berbagai mekanisme pengaturan yang
canggih termasuk perihal suhu. Pusat pengaturan suhu tubuh adalah Hipotalamus
(termostat). Suatu bagian kecil di otak kita, dan pusat pengaturan suhu tubuh
dsisebut dengan SET POINT. Mekanisme pengaturan pertama ini mempertahankan
subuh tubuh kita agar senantiasa konstan, berkisar pada suhu 37 C (homoternal) .

Suhu tubuh dapat dibagi menjadi 2, yaitu Suhu Inti dan Suhu Kulit bisa
dipertahankan sangat konstan dari hari ke hari, kecuali bila mengalami demam.
Berbeda dengan suhu kulit yaitu dapat naik dan turun sesuai dengan suhu
lingkungan. Suhu kulit merupakan suhu yang penting apabila kita merujuk pada
kemampuan kulit untuk melepaskan panas ke lingkungan. (Fisiologi Kedokteran
karangan Guyton & Hall hal 936).
Suhu tubuh meningkat selama olahraga dan bervariasi pada suhu lingkungan
yang ekstrim, karena mekanisme pengaturan suhu tidaklah sempurna. Bila dibentuk
panas yang berlebihan di dalam tubuh karena kerja fisik yang melelahkan, suhu
tubuh akan meningkatkan sementara. Sebaliknya, karena tubuh terpajan dengan
suhu yang dingin, suhu dapat turun. (Fisiologi Manusia karangan Sherwood hal.
596-597)

BAB V
ANATOMI FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengurus pergerakan.
Komponen utama dari sistem muskuloskeletal adalah tulang dan jaringan ikat yang
menyusun kurang lebih 25 % berat badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Sistem ini
terdiri dari tulang, send, otot rangka, tendon, ligament, dan jaringan-jaringan khusus yang
menghubungkan struktur-struktur ini. (Price,S.A,1995 :175)
KOMPONEN SISTEM MUSCULOSKELETAL
A. Tulang
Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat lainnya yang terdiri atas
hampir 50 % air dan bagian padat, selebihnya terdiri dari bahan mineral terutama calsium
kurang lebih 67 % dan bahan seluler 33%.
Fungsi dari tulang adalah sebagai berikut :
1. Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
2. Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru, dan jaringan lunak).
3. Memberikan pergerakan (otot berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan).
4. Membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hematopoesis).
5. Menyimpan garam-garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium dan fluor).
Struktur tulang
Tulang diselimuti di bagian luar oleh membran fibrus padat disebut periosteum. Periosteum
memberikan nutrisi pada tulang dan memungkinkan tumbuh, selain sebagai tempat
perlekatan tendon dan ligament. Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah, dan
limfatik. Lapisan yang terdekat mengandung osteoblast . Dibagian dalamnya terdapat
endosteum yaitu membran vascular tipis yang menutupi rongga sumsum tulang panjang dan
rongga dalam tulang kanselus. Osteoklast terletak dekat endosteum dan dalam lacuna
howship (cekungan pada permukan tulang).
Sumsum tulang merupakan jaringan vascular dalam rongga sumsum (batang) tulang panjang
dan tulang pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak di sternum, ilium, vetebra dan
rusuk pada orang dewasa, bertanggungjawab dalam produksi sel darah merah dan putih. Pada
orang dewasa tulang panjang terisi oleh sumsum lemak kuning. Jaringan tulang mempunyai
vaskularisasi yang baik. Tulang kanselus menerima asupan darah melalui pembuluh metafis
dan epifis. Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang kompak melalui kanal
volkman. Selain itu terdapat arteri nutrient yang menembus periosteum dan memasuki rongga
meduler melalui foramina (lubang-lubang kecil). Arteri nutrient memasok darah ke sumsum
tulang, System vena ada yang keluar sendiri dan ada yang mengikuti arteri.
Tulang tersusun dari 3 jenis sel yaitu :
a. Osteoblas
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matrik tulang. Matrik
tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar (glukosaminoglikan/ asam
polisakarida dan proteoglikan). Matrik tulang merupakan kerangka dimana garam garam
mineral ditimbun terutama calsium, fluor, magnesium dan phosphor.
b. Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai pemeliharaan fungsi tulang dan
terletak pada osteon (unit matrik tulang). Osteon yaitu unit fungsional mikroskopik tulang
dewasa yang di tengahnya terdapat kapiler dan disekeliling kapiler tedapat matrik tulang yang
disebut lamella. Di dalam lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi lewat prosesus
yang berlanjut kedalam kanalikuli yang halus (kanal yang menghubungkan dengan pembuluh
darah yang terletak kurang lebih 0,1 mm).
c. Osteoklas
Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak memungkinkan mineral dan matriks tulang
dapat diabsorpsi, penghancuran dan remodeling tulang. Tidak seperti osteoblas dan osteosit,
osteoklas mengikis tulang.
Tulang merupakan jaringan yang dinamis dalam keadaan peralihan tulang (resorpsi dan
pembentukan tulang). Kalium dalam tubuh orang dewasa diganti 18% pertahun.

Gambar 1.1 struktur tulang


Faktor yang berpengaruh terhadap keseimbangan pembentukan dan reabsorpsi tulang
adalah :
a. Vitamin D
Berfungsi meningkatkan jumlah kalsium dalam darah dengan meningkatkan penyerapan
kalsium dari saluran pencernaan. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan deficit
mineralisas, deformitas dan patah tulang.

b. Horman parathyroid dan kalsitonin


Merupakan hormone utama pengatur homeostasis kalsium. Hormon parathyroid mengatur
konsentrasi kalsium dalam darah, sebagian dengan cara merangsang perpindahankalsium dari
tulang. Sebagian respon kadar kalsiumdarah yang rendah, peningkatan hormone parathyroid
akan mempercepat mobilisasi kalsium, demineralisasi tulang, dan pembentukan kista tulang.
Kalsitonin dari kelenjar tiroid meningkatkan penimbunan kalsium dalam tulang.
c. Peredaran darah
Pasokan darah juga mempengaruhi pembentukan tulang. Dengan menurunnya pasokan
darah / hyperemia (kongesti) akan tejadi penurunan osteogenesis dan tulang mengalami
osteoporosis (berkurang kepadatannya). Nekrosis tulang akan terjadi bila tulang kehilangan
aliran darah.
Pada keadaaan normal tulang mengalami pembentukan dan absorpsi pada suatu tingkat yang
konstan, kecuali pada masa pertumbuhan kanak-kanak diman lebih banyak terjadi
pembentukan dari pada absorpsi tulang.
Proses ini penting untuk fungsi normal tulang. Keadaan ini membuat tulang dapat berespon
terhadap tekanan yang meningkat dan untuk mencegah terjadi patah tulang. Perubahan
tesebut membantu mempertahankan kekuatan tulang pada proses penuaan. Matrik organic
yang sudah tua berdegenerasi, sehingga membuat tulang relative menjadi lemah dan rapuh.
Pembentukan tulang baru memerlukan matrik organic baru, sehingga memberi tambahan
kekuatan tulang. (Price,S.A,1995 : 1179)
Berdasarkan bentuknya tulang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Tulang Panjang / Tulang Pipa
Tulang ini sering terdapat dalam anggota gerak. Fungsinya sebagai alat ungkit dari tubuh dan
memungkinkan untuk bergerak. Batang atau diafisis tersusun atas tulang kortikal dan ujung
tulang panjang yang dinamakan epifis tersusun terutama oleh tulang kanselus. Plat epifis
memisahkan epifiis dan diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinalpada anak-
anak. Yang pada orang dewasa akan mengalami kalsifikasi. Misalnya pada tulang humerus
dan femur.

Gambar 1.2 Struktur tulang panjang


2. Tulang Pendek
Tulang ini sering didapat pada tulang-tulang karpalia di tangan dan tarsalia di kaki.
Fungsinya pendukung seperti tampak pada pergelangan tangan. Bentuknya tidak teratur dan
inti dari konselus (spongi) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
3. Tulang Pipih
Tulang ini sering terdapat di tengkorak, panggul / koxa, sternum, dan iga-iga, serta scapula
(tulang belikat). Fungsinya sebagai pelindung organ vital dan menyediakan permukaan luas
untuk kaitan otot-otot, merupakan tempat penting untuk hematopoesis. Tulang pipih tersusun
dari tulang kanselus diantara 2 tulang kortikal.
4. Tulang Tak Beraturan
Berbentuk unik sesuai dengan fungsinya. Struktur tulang tidak teratur, terdiri dari tulang
kanselous di antara tulang kortikal. Contoh : tulang vertebra, dan tulang wajah.
5. Tulang Sesamoid
Merupakan tulang kecil disekitar tulang yang berdekatan dengan persendian dan didukung
oleh tendon dan jaringan fasial. Contoh : tulang patella (Kap lutut).
Bentuk dan kontruksi tulang ditentukan fungsi dan gaya yang bekerja padanya.
Kerangka
Sebagian besar tersusun atas tulang. Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk
menyangga struktur tubuh.
Kerangka dibagi menjadi :
1. Kerangka aksial
Kerangka aksial terdiri dari 80 tulang, terkelompok pada 3 daerah yaitu
Kranium dan Tulang Muka ( TENGKORAK )
Kranium terdiri atas 8 tulang yaitu tulang-tulang parietal (2), temporal (2),frontal, oksipital,
stenoid, dan etmoid.
Tulang muka terdiri atas 14 tulang yaitu tulang maksila (2), zigomatikus (2), nasal (2),
lakrimal (2), palatinum (2),concha inferior (2),mandibula dan vomer.

Kolumna Vertebralis
Kolumna vertebralis terdiri atas 26 tulang berbentuk tidak teratur, terbentang antara
tengkorak dan pelvis. Juga merupakan tempat melekatnya iga dan otot punggung. Kolumna
vertebralis dibagi dalam 7 vertebra sevikalis, 12 vertebra torakalis, 5 vertebra lumbalis, 5
vertebra sacrum dan 4 vertebra koksigius.
Thoraks tulang
Thorak tulang terdiri tulang dan tulang rawan. Thoraks berupa sebuah rongga berbentuk
kerucut terdiri dari 12 vertebra torakalis dan 12 pasang iga yang melingkar dari tulang
belakang sampai ke sternum.
Pada sternum terdapat beberapa titik penting yaitu supra sternal notch dan angulus sterni
yaitu tempat bertemunya manubrium dan korpus sterni.
Bagian-bagian tersebut merupakan penunjang kepala, leher, dan badan serta melindungi otak,
medulla spinalis dan organ dalam thoraks.

2. Kerangka Apendikular
Kerangka apindikuler terdiri atas :
Bagian bahu (Singulum membri superioris)
Singulum membri superior terdiri atas klavikula dan scapula.
Klavikula mempunyai ujung medial yang menempel pada menubrium dekat suprasternal
notch dan ujung lateral yang menempel pada akronion.
Bagian panggul (Singulum membri inferior )
Terdiri dari ileum, iskium, pubis yang bersatu disebut tulang koksae. Tulang koksae bersama
sacrum dan koksigeus membentuk pelvis tulang. Ekstremitas bawah terdiri dari femur,
patella, tibia, fibula, tarsus, metatarsus.
B. Cartilago (tulang rawan)
Tulang rawan terdiri dari serat-serat yang dilekatkan pada gelatin kuat, tetapi fleksible dan
tidak bervasculer. Nutrisi melaui proses difusi gel perekat sampai ke kartilago yang berada
pada perichondium (serabut yang membentuk kartilago melalui cairan sinovial), jumlah
serabut collagen yang ada di cartilage menentukan bentuk fibrous, hyaline, elastisitas, fibrous
(fibrocartilago) memili paling banyak serabut dan memiliki kekuatan meregang. Fibrus
cartilage menyusun discus intervertebralis articular (hyaline) cartilage halus, putih,
mengkilap, dan kenyal membungkus permukaan persendian dari tulang dan berfungsi sebagai
bantalan. Cartilage yang elastis memiliki sedikit serat dan terdapat pada telinga bagian luar.

C. Ligamen (simplay)
Ligamen adalah suatu susunan serabut yang terdiri dari jaringan ikat keadaannya kenyal dan
fleksibel. Ligament mempertemukan kedua ujung tulang dan mempertahankan stabilitas.
Contoh ligamen medial, lateral, collateral dari lutut yang mempertahankan diolateral dari
sendi lutut serta ligament cruciate anterior dan posterior di dalam kapsul lutut yang
mempertahankan posisi anteriorposterior yang stabil. Ligament pada daerah tertentu
melengket pada jaringna lunak untuk mempertahankan struktur. Contoh ligament ovarium
yang melalui ujung tuba ke peritoneum.

D. Tendon
Tendon adalah ikatan jaringan fibrous yang padat yang merupakan ujung dari otot yang
menempel pada tulang. Tendon merupakan ujung dari otot dan menempel kepada tulang.
Tendon merupakan ekstensi dari serabut fibrous yang bersambungan dengan aperiosteum.
Selaput tendon berbentuk selubung dari jaringan ikat yang menyelubungi tendon tertentu
terutama pada pergelangan tangan dan tumit. Selubung ini bersambungn dengan membrane
sinovial yang menjamin pelumasan sehinggga mudah bergerak.
E. Fascia
Fascia adalah suatu permukan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung di
bawah kulit, sebagai fascia superficial atau sebagai pembungkus tebal, jaringan penyambung
fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah. Yang demikian disebut fascia
dalam.
F. Bursae
Bursae adalah kantong kecil dari jaringna ikat di suatu tempat dimana digunakan di atas
bagian yang bergerak. Misalnya antara tulang dan kulit, tulang dan tendon, otot-otot. Bursae
dibatasi membrane sinovial dan mengandung caiaran sinovial. Bursae merupakan bantalan
diantara bagian-bagian yang bergerak seperti olekranon bursae terletak antara prosesus
olekranon dan kulit.
G. Persendian
Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan dengan
berbagai cara misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia atau otot.
Dalam membentuk rangka tubuh, tulang yang satu berhubungan dengan tulang yang lain
melalui jaringan penyambung yang disebut persendian. Pada persendian terdapat cairan
pelumas (cairan sinofial). Otot yang melekat pada tulang oleh jaringan ikat disebut tendon.
Sedangkan, jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang disebut ligamen.
Secara structural sendi dibagi menjadi: sendi fibrosa, kartilaginosa, sinovial. Dan berdasarkan
fungsionalnya sendi dibagi menjadi: sendi sinartrosis, amfiartrosis, diarthroses.
Secara structural dan fungsional klasifikasi sendi dibedakan atas:
1. Sendi Fibrosa/ sinartrosis
Sendi yang tidak dapat bergerak atau merekat ikat, maka tidak mungkin gerakan antara
tulang-tulangnya. Sendi fibrosa tidak mempunyai lapisan tulang rawan dan tulang yang satu
dengan lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. contohnya sutura pada
tulang tengkorak, sendi kaitan dan sendi kantong (gigi), dan sindesmosis (permukaan sendi
dihubungkan oleh membran).

2. Sendi Kartilaginosa/ amfiartrosis


Sendi dengan gerakan sedikit, dan permukaan persendian- persendiannya dipisahkan oleh
bahan antara dan hanya mungkin sedikit gerakan. Sendi tersebut ujung-ujung tulangnya
dibungkus tulang rawan hyalin, disokong oleh ligament dan hanya dapat sedikit bergerak.
Ada dua tipe kartilago :
Sinkondrosis
Sendi yang seluruh persendianyan diliputi oleh tulang rawan hialin
Simfisis
Sendi yang tulangnya memiliki hubungan fibrokartilago dan selapis tipis tulang rawan hialin
yang menyelimuti permukaan sendi.
Contohnya :simfisis pubis (bantalan tulang rawan yang mempersatukan kedua tulang pubis),
sendi antara manubrium dan badan sternum, dan sendi temporer / sendi tulang rawan primer
yang dijumpai antara diafisis dan epifisis.

3. Sendi Sinovial/ diarthroses


Sendi tubuh yang dapat digerakkan. Sendi ini memiliki rongga sendi dan permukaan sendi
dilapisi tulang rawan hialin.
Kapsul sendi terdiri dari suatu selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan dalam yang
terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh darah banyak dan sinovium yang
membentuk suatu kantong yang melapisi suatu sendi dan membungkus tendon-tendo yang
melintasi sendi. Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi
permukaan sendi. Caiaran sinovial normalnya bening, tidak membeku dan tidak berwarana.
Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi relative kecil 1-3 ml. Cairan sinovial bertindak
pula juga sebagi sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi.
Tulang rawan memegang peranana penting, dalam membagi organ tubuh. Tulang rawan
sendi terdi dari substansi dasar yang terdiri dari kolagen tipe II dan proteoglikan yang
dihasilkan oleh sel-sel tulang rawan. Proteoglikan yang ditemukan pada tulang rawan sendi
sangat hidrofilik, sehingga memungkinkan rawan tersebut mampu menahan kerusakan
sewaktu sendi menerima beban berat. Perubahan susunan kolagen dan pembentukan
proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau ketika usia bertambah.
Persendian yang bergerak bebas dan banyak ragamnya. Berbagai jenis sendi sinovial yaitu
sendi datar / sendi geser, sendi putar, sendi engsel, sendi kondiloid, sendi berporos, dan sendi
pelana / sendi timbal balik.Gerak pada sendi ada 3 kelompok utama yaitu gerakan meluncur,
gerkan bersudut / anguler, dan gerakan rotasi.
Adapun pergerakan yang dapat dilakukan oleh sendi-sendi adalah fleksi, ekstensi, adduksi,
abduksi, rotasi, sirkumduksi dan Pergerakan khusus seperti supinasi, pronasi, inversion,
eversio, protaksio.
Sendi diartrosis terdiri dari:
1. Sendi peluru
Sendi peluru adalah persendian yang memungkinkan gerakan yang lebih bebas. Sendi ini
terjadi apabila ujung tulang yang satu berbentuk bonggol, seperti peluru masuk ke ujung
tulang lain yang berbentuk cekungan. Contoh sendi peluru adalah hubungan tulang panggul
dengan tulang paha, dan tulang belikat dengan tulang atas.

2. Sendi engsel
Memungkinkan gerakan melipat hanya satu arah, Persendian yang menyebabkan gerakan
satu arah karena berporos satu disebut sendi engsel. Contoh sendi engsel ialah hubungan
tulang pada siku, lutut, dan jari-jari.
3. Sendi pelana
Sendi pelana adalah persendian yang membentuk sendi, seperti pelana, dan berporos dua.
Contohnya, terdapat pada ibu jari dan pergelangan tangan
Memungkinkan gerakan 2 bidang yang saling tegak lurus. misal persendian dasar ibu jari
yang merupakan sendi pelana 2 sumbu.

4. Sendi pivot
Memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas untuk memutar pegangan pintu, misal
persendian antara radius dan ulna.
5. Sendi peluncur
Memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah. Contoh adalah sendi-sendi tulang karpalia di
pergelangan tangan
H. Jaringan Penyambung
Jaringan yang ditemukan pada sendi dan daerah-daerah yang berdekatan terutama adalah
jaringan penyambung, yang tersususn dari sel-sel dan subtansi dasar. Dua macam sel yang
ditemukan pada jaringan penyambung sel-sel yang tidak dibuat dan tetap berada pada
jaringan penyambung, seperti sel mast, sel plasma, limfosit, monosit, leukosit
polimorfonuklear. Sel-sel ini memegang peranan penting pada reaksi-reaksi imunitas dan
peradangan yang terlihat pada penyakit-penyakit reumatik. Jenis sel yang kedua dalam sel
penyambung ini adalah sel yang tetap berada dalam jaringan seperti fibroblast, kondrosit,
osteoblas. Sel-sel ini mensintesis berbagai macam serat dan proteoglikan dari substansi dasar
dan membuat tiap jenis jaringan pemyambung memiliki susunan sel yang tersendiri.
Serat-serat yang didapatkan didalam substansi dasar adalah kolagen dan elastin. Serat-serat
elastin memiliki sifat elastis yang penting. Serat ini didapat dalam ligament, dinding
pembuluh darah besar dan kulit. Elastin dipecah oleh enzim yang disebut elastase.
I. Otot
Otot yang melekat pada tulang memungkinkan tubuh bergerak. Kontraksi otot menghasilkan
suatu usaha mekanik untuk gerakan maupun produksi panas untuk mempertahankan
temperature tubuh. Jaringan otot terdiri atas semua jaringan kontraktil. Menurut fungsi
kontraksi dan hasil gerakan dari seluruh bagian tubuh otot dikelompokkan dalam :
· Otot rangka (striadted / otot lurik).
Terdapat pada system skelet, memberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan postur
tubuh dan menghasilkan panas.
· Otot polos (otot visceral).
Terdapat pada saluran pencernaan, perkemihan, pembuluh darah. Otot ini mendapat rangsang
dari saraf otonom yang berkontraksi di luar kesadaran
· Otot jantung.
Hanya terdapat pada jantung dan berkontraksi di luar pengendalian.
Otot rangka dinamai menurut bentuknya seperti deltoid, menurut jurusan serabutnya seperti
rektus abdominis, menurut kedudukan ototnya seperti pektoralis mayor, menurut fungsinya
seperti fleksor dan ekstensor. Otot rangka ada yang berukuran panjang, lebar, rata,
membentuk gumpalan masas. Otot rangka berkontraksi bila ada rangsang. Energi kontaraksi
otot diperoleh melalui pemecahan ATP dan kegiatan calsium.
Otot dikaitkan di dua tempat tertentu yaitu :
1. Origo
Tempat yang kuat dianggap sebagai tempat dimana otot timbul
2. Isersio
Lebih dapat bergerak dimana tempat kearah mana otot berjalan.
Kontraksi otot rangka dapat terjadi hanya jika dirangsang. Energi kontraksi otot dipenuhi dari
pemecahan ATP dan kegiatan kalsium. Serat-serat dengan oksigenasi secara adekuat dapat
berkontraksi lebih kuat, bila dibandingkan dengan oksigenasi tidak adekuat. Pergerakan
akibat tarikan otot pada tulang yang berperan sebagai pengungkit dan sendi berperan sebagai
tumpuan atau penopang.
Masalah yang berhubungan dengan system ini mengenai semua kelompok usia, masalah pada
system musculoskeletal tidak mengancam jiwa tetapi berdampak pada kativitas dan
produktivitas penderita.

BAB VI
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PANCAINDRA

1. Indra Penglihat (Mata)


Mata terdiri dari otot mata, bola mata dan saraf mata serta alat tambahan mata yaitu alis,
kelopak mata, dan bulu mata. Alat tambahan mata ini berfungsi melindungi mata dari
gangguan lingkungan. Alis mata berfungsi untuk melindungi mata dari keringat, kelopak
mata melindungi mata dari benturan dan bulu mata melindungi mata dari cahaya yang kuat,
debu dan kotoran.

Fungsi bagian - bagian indra penglihatan adalah sebagai berikut :


a. Kornea mata berfungsi untuk menerima rangsang cahaya dan meneruskannya ke bagian
mata yang lebih dalam.
b. Lensa mata berfungsi meneruskan dan memfokuskan cahaya agar bayangan benda jatuh ke
lensa mata.
c. Iris berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata
d. Pupil berfungsi sebagai saluran masuknya cahaya.
e. Retina berfungsi untuk membentuk bayangan benda yang kemudian dikirim oleh oleh saraf
mata ke otak
f. Otot mata berfungsi mengatur gerakan bola mata
g. Saraf mata berfungsi meneruskan rangsang cahaya dari retina ke otak

2. Indra Pendengar (Telinga)

Indra pendengar adalah telinga yang terdiri dari :


1). Telinga bagian luar yaitu daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran
2). Telinga bagian tengah terdiri dari gendang telinga, 3 tulang pendengar ( martil, landasan
dan sanggurdi) dan saluran eustachius.
3). Telinga bagian dalam terdiri dari alat keseimbangan tubuh, tiga saluran setengah
lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput (koklea)

Fungsi bagian-bagian indra pendengar :


a. Daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran berfungsi menangkap dan
mengumpulkan gelombang bunyi.
b. Gendang telinga berfungsi menerima rangsang bunyi dan meneruskannya ke bagian yang
lebih dalam.
c. Tiga tulang pendengaran ( tulang martil, landasan dan sanggurdi) berfungsi memperkuat
getaran dan meneruskannya ke koklea atau rumah siput.
d. Tingkap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran dan koklea (rumah siput)
berfungsi mengubah impuls dan diteruskan ke otak. Tga saluran setengah lingkaran juga
berfungsi menjaga keseimbangan tubuh.
e. Saluran eustachius menghubungkan rongga mulut dengan telinga bagian luar.

3. Indra Pembau (Hidung)

Fungsi bagian-bagian indra pembau :


a. Lubang hidung berfungsi untuk keluar masuknya udara
b. Rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ketika bernapas
c. Selaput lendir berfungsi tempat menempelnya kotoran dan sebagai indra pembau
d. Serabut saraf berfungsi mendeteksi zat kimia yang ada dalam udara pernapasan
e. Saraf pembau berfungsi mengirimkan bau-bauan yang ke otak

4. Indra Pengecap (Lidah)


Bagian lidah yang berbintil-bintil disebut papila adalah ujung saraf pengecap. Setiap bintil-
bintil saraf pengecap tersebut mempunyai kepekaan terhadap rasa tertentu berdasarkan
letaknya pada lidah.
Pangkal lidah dapat mengecap rasa pahit, tepi lidah mengecap rasa asin dan asam serta ujung
lidah dapat mengecap rasa manis.

5. Indra Peraba (Kulit)

Dengan kulit kita dapat merasakan sentuhan. Bagian indra peraba yang paling peka adalah
ujung jari, telapak tangan, telapak kaki, bibir dan alat kemaluan.
Fungsi bagian-bagian kulit :
a. Kulit ari berfungsi mencegah masuknya bibit penyakit dan mencegah penguapan air dari
dalam tubuh.
b. Kelenjar keringat berfungsi menghasilkan keringat
c. Lapisan lemak berfungsi menghangatkan tubuh
d. Otot penggerah rambut berfungsi mengatur gerakan rambut
e. Pembuluh darah berfungsi mengalirkan darah keseluruh tubuh.
Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk
dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat
ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama “indera”. Kelima alat indera itu
adalah mata, hidung, telinga / kuping, kulit dan lidah. Setiap orang normalnya memiliki lima /
panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat
memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang
cacat indera masih bisa hidup namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia
normal.
Indera Manusia ada lima sehingga disebut panca indera disertai arti definisi / pengertian,
yaitu :
1.         Indera Penglihatan / Penglihat (Mata)
Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk
gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan
cepat. Jumlah mata manusia ada dua buah yang bekerja saling menunjang satu sama lain.
Orang yang tidak memiliki mata disebut buta sehingga butuh bantuan tongkat, anjing
pemandu, dan lain-lain untuk kemudahan dalam mengenali lingkungan sekitar dan juga untuk
bergerak.
2.         Indera Penciuman / Pencium (Hidung)
Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau
sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang
sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma
makanan tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali
bau.
3.         Indera Pengecap / Perasa (Lidah)
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-
benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam rasa
seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat menikmati makanan dan
minuman karena adanya indera pengecap ini. Bagian lidah yang depan berguna untuk
merasakan rasa asin, bagian yang sebelah samping untuk rasa asam, bagian tepi depan
berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah yang belakang untuk rasa pait.
4.         Indera Pendengaran / Pendengar (Telinga / Kuping)
Telinga adalah alat indera yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di
sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita
tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar
disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian
dalam.
5.         Indera Peraba (Kulit)
Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu,
sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang
merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung
jari, ujung lidah, dahi, dan lain-lain.
Apabila dibagi ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi ke dalam tiga grup
kelompok, yakni :
1.         Kemoreseptor
Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu
indera pembau (idung) dan indera pengecap (lidah).
2.         Mekanoreseptor
Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat,
tegangan suara dan tekanan yakni indera peraba (kulit) dan indera pendengaran (kuping).
3.         Photoreseptor / Fotoreseptor
Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti
indera penglihatan atau mata.
Alat indera merupakan aset terpenting tubuh kita oleh sebab itu jagalah kesehatan alat
indera agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik.

Pembahasan
A.        MATA
Mata merupakan suatu struktur sferif berisi cairan yang mempunyai fungsi sebagai
indera penglihat. Mata terletak di dalam tulang orbita serta dilindungi oleh sejumlah struktur
yaitu kelopak mata/palpebra, alis mata. Konjungtiva, dan alat-alat lakrimal(Aparatus
lakrimalis).organ ini sering digambarkan berbentuk seperti bola, namun pada kenyatannya
mata berbentuk lonjong.
a.         Struktur & Fungsi
Mata memiliki struktur sebagai berikut:
1.         Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif
kuat.
2.         Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar
sklera.
3.         Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris,
pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
4.         Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.
5.         Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di
depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah
ukuran pupil.
6.         Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus;
berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.
7.         Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata;
berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak. Struktur ini tersusun dalam
10 lapisan dan mengandung sel batang dan sel kerucut, yang merupakan receptor penglihatan
dan 4 jenis neuron:sel bipolar, sel ganglion, sel horizontal dan sel amakrin.
8.         Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke
otak.
9.         Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi
segmen anterior mata), dihasilkan oleh prosesus siliaris. Humor aqueus memiliki peranan
penting, yaitu sebagai nutrisi dan juga berfungsi untuk mengeluarkan sisa metabolismenya,
selain itu berfungsi untuk menjaga bentuk bola mata dan mempertahankan TIO agar tetap
berada dalam batas normal (10–24 mmHg).
10.     Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi
segmen posterior mata).
b.         Otot, Saraf dan Pembuluh Darah
-          Otot
Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial
tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.
-          Saraf
Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak. Saraf
lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata. Saraf lainnya
menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada tulang orbita.
-          Pembuluh Darah
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,
sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh darah
ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.
c.          Struktur pelindung
Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke
segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan
bahan- bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga
cahaya masih bisa masuk.
1.         Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh
darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.
2.         Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara
refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya
yang sangat terang. Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh
permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan
mata.Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus
cahaya. Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga
membungkus permukaan mata.
3.         Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi
membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang). Kelenjar kecil di
ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah penguapan air mata.
4.         Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan
air mata yang encer. Lapisan air mata, yang membasahi mata padaa umumnya berstruktur
kompleks yang terdiri dari 3 lapisan, yaitu:
-          Lapisan terluar adalah lapisan berminyak yang diproduksi sebagian besar oleh kelenjar
meibomi sebasea kelopak mata. Kelenjar Meibom menghasilkan substansi pelumas
berminyak untuk menghambat penguapan dan kelenjar ini bermuara pada tepi palpebra.
-          Lapisan tengah, merupakan lapisan air dan terbanyak. Di produksi oleh kelenjar lakrimalis
utama dan kelenjar lakrimalis tambahan.
-          Lapisan paling dalam adalah lapisan musin yang diproduksi oleh sel golet yang tersebar
diseluruh konjungtiva.
Lapisan air mata barfungsi :
-          Melapisi permukaan kornea sehingga menjadi rata dan merupakan media refraksi yang
baik.
-          Mencegah kerusakan epitel kornea dan konjungtiva.
-          Mencegah  tumbuhnya mikroorganisme.
-          Mencegah dehidrasi kornea.
d.         Proses Keluarnya Air Mata
Pegeluaran air mata dapat pula dibantu dengan adanya kedipan kelopak mata secara
spontan yang berulang-ulang. Air mata mengalir ke medial ke dalam lubang-lubang pungta
tepi kelopak
dan mengalir melalui kanalikuli ke dalam kantong lakrimalis dan kemudian melalui
duktus nasolakrimalis menuju ke hidung.

e.         Mekanisme Penglihatan
Mata merupakan indera penglihatan yang di bentuk untuk menerima rangsangan berkas-
berkas cahaya dari retina, yang diperantarai oleh serabut-serabut N. Opticus. Nervus ini akan
mengaktifkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak, untuk di tafsirkan.
f.          Akomodasi
Kemampuan menyesuaikan lensa sehingga baik sumber cahaya dekat maupun jauh dapat
difokuskan di retina. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot
siliaris. Ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium tegang dan menarik lensa
sehingga lensa berbentuk gepeng dengan kekuatan refraksi minimal. Ketika berkontraksi,
garis tengah otot ini berkurang dan tegangan di ligamentum suspensorium mengendur.
Sewaktu lensa kurang mendapat tarikan dari ligamentum suspensorium, lensa mengambil
bentuk yang lebih sferis (bulat) karena elastisitas inherennya. Semakin besar kelengkungan
lensa (karena semakin bulat), semakin besar kekuatannya, sehingga berkas cahaya lebih
dibelokkan.

B.        KULIT
Kulit merupakan organ tubuh paling luar dan membatasi bagian dalam tubuh dari
lingkungan luar. Luas kulit pada orang dewasa sekitar 1.5 m2 dan beratnya sekitar 15% dari
berat badan secara keseluruhan.
Kulit terdiri atas tiga bagian utama, yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis. Epidermis
terdiri dari stratum korneum yang kaya akan keratin, stratum lucidum, stratum granulosum
yang kaya akan keratohialin, stratum spinosum dan stratum basal yang mitotik. Dermis terdiri
dari serabut-serabut penunjang antara lain kolagen dan elastin. Sedangkan hipodermis terdiri
dari sel-sel lemak, ujung saraf tepi, pembuluh darah dan pembuluh getah bening

a.         Fungsi kulit
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-
fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi,
pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan  pembentukan vitamin D.
1.         Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:
-            Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin
merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di
permukaan kulit.
-            Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi; selain
itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.
-            Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari kekeringan
serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit.
Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam
dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
-            Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada stratum basal,
sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas
melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan
dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul
keganasan.
-            Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang pertama adalah
sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian ada sel fagosit
yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratin dan sel Langerhans.
2.         Fungsi Absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti vitamin A,
D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap
oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi
respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri.
Beberapa obat  juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu
berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban,
metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau
melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada
yang melalui muara kelenjar.
3.         Fungsi Ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya, yaitu
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:
-            Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan melepaskan lipid
yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili
berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke
permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein,
dan elektrolig. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan
memproteksi keratin.
-            Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan cara
menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalam ruangan
mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih
banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk
mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan protein
yaitu amoniak dan urea.
Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat
merokrin.
-            Kelenjar keringat apokrin
Terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif pada usia pubertas dan
menghasilkan sekret yang kental dan bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika
ada sinyal dari sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling
kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat
apokrin melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar.
-            Kelenjar keringat merokrin (ekrin)
Terdapat di daerah telapak tangan dan kaki. Sekretnya mengandung  air, elektrolit, nutrien
organik, dan sampah metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 – 6.8. Fungsi dari kelenjar
keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan, mengekskresikan air dan
elektrolit serta melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan agen asing
dan menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.
4.         Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap
dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan taktil Meissner
terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier
yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di
epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
5.         Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (Termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara:
pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat suhu
tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh
darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat
suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh
darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.
6.         Fungsi Pembentukan Vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol
dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan
menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan
dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah.
Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri, namun belum memenuhi
kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap
diperlukan.
Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah,
kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.
b.         Keratinisasi Kulit
Keratinisasi merupakan suatu proses pembentukan lapisan keratin dari sel-sel yang
membelah. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, lalu sel basal akan
berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi
makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilang,
mengalami apoptosis dan menjadi sel tanduk yang amorf. Sel-sel yang sudah mengalami
keratinisasi akan meluruh dan digantikan dengan sel di bawahnya yang baru saja mengalami
keratinisasi untuk kemudian meluruh kembali, begitu seterusnya. Proses ini memakan waktu
sekitar empat minggu untuk epidermis dengan ketebalan 0.1 mm. Apabila kulit di lapisan
terluar tergerus, seperti pada abrasi atau terbakar, maka sel-sel basal akan membelah lebih
cepat. Mekanisme pertumbuhan ini terutama dipengaruhi oleh hormon epidermal growth
factor (EPF).
c.          Pembentukan Warna Pada Kulit
Warna pada kulit dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu pigmentasi epidermis dan sirkulasi
kapiler yang ada di lapisan dermis. Pigmentasi epidermis dipengaruhi oleh dua pigmen, yaitu
karoten dan melanin.
-            Karoten merupakan pigmen merah-jingga yang berakumulasi di epidermis. Paling
banyak terdapat di stratum korneum pada orang berkulit terang, juga di jaringan lemak pada
lapisan dermis dan subkutis. Perubahan warna yang diakibatkan oleh karoten paling terlihat
pada orang berkulit pucat, sedangkan pada orang berkulit gelap sulit terlihat. Karoten dapat
dikonversi menjadi vitamin A yang diperlukan untuk pemeliharaan epitel dan sintesis
fotoreseptor di mata.
-            Melanin merupakan pigmen kuning-coklat, atau hitam yang diproduksi oleh melanosit.
Melanosit sendiri berada di antara sel-sel basal dan memiliki juluran ke sel-sel di atasnya.
Perbandingan jumlah melanosit dan sel basal bervariasi, mulai dari 1:20 sampai 1:4. Badan
Golgi melanosit membentuk melanin dari tyrosin dengan bantuan Cu dan oksigen, lalu
mengemasnya menjadi vesikel-vesikel melanosom. Melanosom ini akan dihantarkan melalui
juluran melanosit dan mewarnai sel-sel keratin di atasnya sampai didegradasi oleh lisosom.
Jumlah melanosit baik pada orang kulit hitam maupun kulit putih adalah sama, yang
berbeda adalah aktivitas dan produksi pigmennya (melanosit). Pada orang kulit pucat transfer
melanosom hanya sebatas stratum spinosum, sedangkan pada orang berkulit gelap
melanosom dapat dihantarkan hingga ke stratum granulosum.
Sirkulasi darah yang ada di dalam pembuluh kapiler pada dermis juga berperan dalam
menentukan warna kulit. Hemoglobin yang fungsinya untuk mengangkut oksigen adalah
bersifat pigmen. Ketika berikatan dengan oksigen, hemoglobin akan berwarna merah terang
sehingga memberikan pewarnaan merah pada pembuluh kapiler. Ketika pembuluh-pembuluh
tersebut mengalami dilatasi, maka warna merah pada kulit akan semakin jelas. Contohnya
jika saat suhu tubuh sedang tinggi, maka pembuluh darah akan melebar untuk melepaskan
panas dan pada saat yang sama akan menimbulkan citra merah pada kulit tersebut.
Sebaliknya ketika suplai darah berkurang (misalnya pada gagal jantung) maka kulit akan
berubah relatif pucat akibat penyempitan pembuluh kapiler.
d.         Efek Penuaan Pada Kulit
Usia yang menginjak 40 tahun akan memberi gambaran penuaan berupa perubahan-
perubahan tertentu pada kulit. Kebanyakan perubahan tersebut terjadi di lapisan dermis.
-            Fibroblas, yang memproduksi serat kolagen dan elastin, akan mengalami penurunan
jumlah dalam proses penuaan. Serat kolagen menjadi berkurang, mengeras, dan terurai ke
dalam bentuk yang tidak beraturan. Sedangkan serat elastin menjadi kehilangan
elastisitasnya, menebal dan robek. Sehingga kulit pada penuaan akan menghasilkan gambaran
celah yang disebut sebagai kerut.
-            Sel-sel Langerhans akan berkurang jumlahnya dan makrofag menjadi kurang aktif
sehingga menurunkan aktifitas imun pada kulit.
-            Produksi keringat berkurang dan kelenjar sebasea akan mengecil sehingga produksi
sebum akan berkurang menyebabkan kulit menjadi kering dan lebih rentan terhadap infeksi
(karena mantel asam tidak efektif).
-            Melanosit fungsional akan berkurang sehingga menyebabkan rambut berwarna putih
(uban) dan pigmentasi yang atipikal. Sedangkan beberapa melanosit lain akan mengalami
pembesaran dan menghasilkan ruam-ruam pigmen.
-            Dinding pembuluh darah dermis menjadi lebih tebal dan kurang permeabel.
-            Jaringan lemak adiposa menjadi longgar.
-            Proses migrasi sel basal menjadi sel permukaan berjalan lebih lambat, sehingga
penyembuhan apabila ada cedera juga menjadi lama.
e.         Proses Perbaikan Pada Kulit Yang Cedera
Kerusakan (cedera) pada kulit akan memicu suatu sekuens yang akan memperbaiki
jaringan yang rusak. Terdapat dua jenis penyembuhan: (1) penyembuhan epidermis untuk
cedera yang tidak terlalu dalam dan (2) penyembuhan mendalam, yaitu apabila cedera tidak
hanya merusak jaringan epidermis saja, tapi juga ikut merusak jaringan dermis dan subkutan.
1.         Penyembuhan epidermis
Penyembuhan epidermis terjadi apabila cedera terdapat hanya sebatas epidermis. Sel-sel
basal yang dipisahkan oleh daerah cedera akan menyatu, dan berkembang mengisi daerah
yang mengalami cedera. Mekanisme pengisian daerah cedera ini diperantarai oleh EGF
(epidermal growth factor) yang akan menyebabkan sel basal berproliferasi dan menyebabkan
penebalan epidermis yang rusak.
2.         Penyembuhan mendalam
Penyembuhan mendalam terjadi apabila cedera meliputi hingga ke daerah dermis dan
subkutis. Karena cederanya lebih luas dibandingkan dengan cedera epidermis saja, maka
proses penyembuhannya lebih kompleks dibanding penyembuhan epidermis. Selain itu,
terbentuknya jaringan parut dapat membuat daerah penyembuhan kehilangan fungsi
fisiologisnya. Penyembuhan mendalam ini meliputi empat fase

Empat fase tersebut adalah :


-            Fase inflamatorik
Pada fase inflamatorik, terjadi peristiwa inflamasi (respons selular dan vaskular) yang
meliputi antara lain vasodilatasi, peningkatan permeabilitas pembuluh darah, serta rekrutmen
sel-sel fagosit untuk mengeliminasi agen penyebab cedera/jejas. Selain itu pada fase
inflamatorik juga terjadi penggumpalan darah untuk menyatukan daerah yang terpisah akibat
cedera.
-            Fase migratorik
Pada fase migratorik, terjadi perpindahan fibroblas untuk membentuk jaringan parut. Juga
akan terbentuk keropeng di daerah cedera.
-            Fase proliferatif
Pada fase proliferatif, terjadi pertumbuhan sel-sel epitel di bawah keropeng, deposisi
fibroblas yang semakin banyak dan pembentukan kapiler-kapiler baru.
-            Fase maturasi
Pada fase maturasi, keropeng yang terbentuk akan meluruh dan digantikan dengan jaringan
sehat dan kulit kembali ke ketebalannya semula. Kolagen menjadi lebih tersusun, fibroblas
berkurang, dan kapiler darah telah normal kembali.
f.          Hubungan Fisiologi Kulit Dengan Organ-Organ Lain
Sistem kulit membentuk permukaan eksternal tubuh dan melindungi dari dehidrasi,
kimia lingkungan, dan pajanan terhadap agen asing. Sistem kulit dipisahkan dari sistem tubuh
yang lain oleh jaringan subkutan namun tetap terhubung dengan sistem tubuh yang lain
dengan sistem sirkulasi, limfatik serta sistem saraf. Hasilnya, aktifitas fisiologis kulit selalu
terintegrasi dengan sistem-sistem tubuh yang lain.
1.         Sistem Skeletal
-            Kulit mengaktifkan vitamin D3 (calcitriol) yang akan membantu penyerapan kalsium dan
fosfor di saluran cerna. Kalsium dan fosfor berfungsi unuk membangun dan memelihara
tulang.
-            Sistem skeletal menyediakan dukungan struktural untuk kulit.
2.         Sistem Muskular
-            Kulit, melalui produksi vitamin D (calcitriol) membantu menyediakan ion kalsium yang
berguna untuk kontraksi otot.
-            Kontraksi otot di daerah kulit muka menghasilkan ekspresi wajah.
3.         Sistem saraf
-            Ujung saraf pada kulit akan menghantarkan sinyal terkait sentuhan, tekanan, suhu, dan
nyeri.
-            Sistem saraf pusat mengatur aliran darah dan pengeluaran keringat untuk termoregulasi.
-            Sistem saraf menstimulasi kontraksi muskulus arektor pili untuk menegakkan rambut.
4.         Sistem endokrin
-            Keratinosit pada kulit membantu mengaktivasi vitamin D menjadi calcitriol, sebuah
hormon yang mempermudah penyerapan kalsium dan fosfor di saluran cerna.
-            Hormon seks menstimulasi aktivitas kelenjar sebasea, mempengaruhi pertumbuhan,
distribusi lemak subkutan, dan aktifitas kelenjar keringat.
-            Hormon adrenal mengatur aliran darah di dermis dan membantu memobilisasi lemak di
adiposit.
5.         Sistem Kardiovaskular
-            Perubahan kimia setempat di kulit (dermis) akan menyebabkan perubahan vaskular
(melebar atau menyempit) yang mempengaruhi aliran darah setempat.
-            Sistem kardiovaskular menyediakan oksigen dan nutrien, menghantarkan hormon dan sel-
sel imun.
-            Pembuluh darah menghantarkan karbondioksida, sampah metabolisme, dan toksin.
-            Sistem kardiovaskular menyediakan panas untuk mengatur suhu kulit.
6.         Sistem Limfatik Dan Imunologi
-            Kulit adalah pertahanan pertama dalam imunitas, menyediakan sawar mekanik dan sekret
kimia untuk menghalau penetrasi mikroba.
-            Sel-sel Langerhans pada epidermis berperan dalam imunologi dengan cara pengenalan
antigen terhadap agen asing.
-            Makrofag memfagosit mikroba yang berhasil mempenetrasi permukaan kulit.
-            Sistem limfatik melindungi integumen dengan menyediakan makrofag tambahan dan
memobilisasi limfosit.
7.         Sistem Pernapasan
-            Rambut hidung berfungsi menyaring partikel debu dari udara yang dihirup.
-            Stimulasi pada ujung saraf nyeri dapat mengubah laju pernapasan.
-            Sistem pernapasan menyediakan oksigen untuk jaringan dan mengeliminasi
karbondioksida.
8.         Sistem Pencernaan
-            Kulit mengaktifkan vitamin D3 (calcitriol) yang akan membantu penyerapan kalsium dan
fosfor di saluran cerna.
-            Sistem pencernaan menyediakan nutrien untuk sel dan simpanan lipid di adiposit.
9.         Sistem Saluran Kemih
-            Ginjal menerima sebagian hormon vitamin D dari kulit dan mengubahnya menjadi
calcitriol
-            Ekskresi sampah metabolisme melalui kelenjar keringat turut berperan dalam
menentukan jumlah ekskresi melalui tubulus ginjal.
10.     Sistem reproduksi
-            Ujung saraf di kulit dan subkutan berespon terhadap stimulus erotik dan berkontribusi
terhadap kepuasan seksual.
-            Gerakan menghisap bayi pada puting susu ibu menstimulasi ujung saraf di kulit dan
menyebabkan keluarnya ASI.
-            Kelenjar susu (modifikasi dari kelenjar keringat) memproduksi ASI.
-            Kulit mengalami pelebaran (hiperplasia) selama kehamilan terkait pertumbuhan fetus.
-            Hormon-hormon seks mempengaruhi distribusi rambut, sel adiposa dan perkembangan
kelenjar payudara.

g.         Raba, Tekan dan Suhu


Terdapat 4 perasaan kulit : raba, tekan, suhu, nyeri. Mengandung  serabut-serabut saraf
sensoris, yang ujungnya berperan sebagai serabut peka rangsang : syaraf telanjang tak
bermielin, pelebaran ujung saraf terminal (markel dan ujung ruffini), ujung yang terselubung
(paccini, meisner dan krause).
C.        HIDUNG
Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau
sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang
sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma
makanan tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali
bau. Anatomi dan fisiologi penafasan bagian atas yaitu:
1.         Rongga Hidung
Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal berupa
rongga hidung sebagai alat penyalur udara. Hidung bagian luar tertutup oleh kulit dan
disupport oleh sepasang tulang hidung. Rongga hidung terdiri atas :
-            Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi
-            Dalam rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai penapis udara
-            Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya
yang berlapis.
-            Sel silia yang berperan untuk melemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk
membersihkan jalan napas.
Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung
kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum. Masing-masing
rongga hidung dibagi menjadi 3 saluran oleh penonjolan turbinasi atau konka dari dinding
lateral. Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung
vaskular yang disebut mukosa hidung. Lendir di sekresi secara terus-menerus oleh sel-sel
goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh
gerakan silia.
Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni pada bagian anterior ke bagian posterior
yang berbatasan dengan nasofaring. Rongga hidung terbagi atas 2 bagian, yakni secara
longitudinal oleh septum hidung dan secara transversal oleh konka superior, medialis, dan
inferior.
Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru. Jalan
napas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkanudara
yang dihirupkan ke dalam paru-paru. Hidung bertanggung jawab terhadap olfaktori atau
penghidu karena reseptor olfaksi terletak dalam mukosa hidung. Fungsi ini berkurang sejalan
dengan pertambahan usia.
Terdapat 3 fungsi Rongga Hidung, antara lain :
a.         Dalam hal pernafasan, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan menjalani tiga
proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban. Penyaringan dilakukan
oleh membran mukosa pada rongga hidung yang sangat kaya akan pembuluh darah dan
glandula serosa yang mensekresikan mukus cair untuk membersihkan udara sebelum masuk
ke Oropharynx. Penghangatan dilakukan oleh jaringan pembuluh darah yang sangat kaya
pada ephitel nasal dan menutupi area yang sangat luas dari rongga hidung. Dan pelembaban
dilakukan oleh concha, yaitu suatu area penonjolan tulang yangdilapisi oleh mukosa.
b.        Epithellium olfactory pada bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan
sensasi bau.
c.         Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukkan suara-suara fenotik dimana ia
berfungsi sebagai ruang resonansi.
2.         Faring
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang
menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larynx pada dasar tengkorak. Faring terdiri
atas:
a.         Nasopharinx  ada saluran penghubung antara nasopharinx dengan telinga bagian tengah,
yaitu Tuba Eustachius dan Tuba Auditory ada Phariyngeal tonsil (adenoids), terletak pada
bagian posterior nasopharinx, merupakan bagian dari jaringan Lymphatic pada permukaan
posterior lidah.
b.        Oropharynx, merupakan bagian tengah faring antara palatum lunak dan tulang hyoid.
Refleks menelanberawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan, makanan terdorong
masuk kesaluran pencernaan (oesephagus) dan secara simultan katup menutup laring untuk
mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan.
c.         Laringopharynx, merupakan posisi terendah dari faring. Pada bagian bawahnya, sistem
respirasi menjadi terpisah dari sistem digestil. Makanan masuk ke bagian belakang,
oesephagus dan udara masuk ke arah depan masuk ke laring.
3.         Laring
Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ). Terbesar
adalah Cartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami
penonjolan membentuk “adam’s apple”, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Sedikit di
bawah cartilago thyroid terdapat cartilago cricoid. Laring menghubungkan Laringopharynx
dengan trachea, terletak pada garis tengah anterior dari leher pada vertebrata cervical 4
sampai 6.
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga
melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring
sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
a.         Epiglotis  :  daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan.
b.        Glotis       :  ostium antara pita suara dalam laring.
c.         Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea.
4.         Bagian-Bagian Hidung Manusia
Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut
dengan Nostri l. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang
sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut danmembran yang mensekresi lendir
lengket.
Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke
tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang
tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan
Palate.
Mucous membrane berfungsi mengahangatkan udara dan melembabkannya. Bagian ini
membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bagkteri, dan
partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.
5.         Cara Kerja Alat Penciuman (Hidung) Manusia
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Dia atap
rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul- molekul
bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors). Receptor ini
jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta.Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor,
sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang
mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium
oleh hidung kita, apakah itu harumnyabau sate padang atau menyengat nya bau selokan.
6.         Peranan Penciuman
-            Menimbulkan sekresi saliva dan getah lambung; respon bau menyenangkan, bau busuk.
-            Memantau kebersihan; keringat, kotoran
-            Membentuk info sosial; penciuman “keluarga” dan “orang luar’
-            Mempengaruhi tingkah laku seksual
-            Mempengaruhi emosi; gembira, lesu
7.         Kelainan Penciuman
-            Anosmia: tak ada indera penciuman
-            Hiposmia: sensitifitas penciuman yang berkurang
-            Disosmia: indera penciuman yang berubah

D.        TELINGA
Telinga luar terdiri : aurikula (pinna) , meatus akustikus eksternus. Telinga tengah terdiri
membrana timpani, ossicles (malleus, incus, stapes) , meatus akustikus. Telinga dalam terdiri:
terdiri dua buah organ , organ pendengaran (cochlea) dan organ keseimbangan (aparatus
vestibularis).
1.         Proses Mendengar
Pendengaran → indera mekanoreseptor → memberikan respon terhadap getaran mekanik
gelombang suara yang terdapat diudara.Getaran suara diterima membrana timpani → maleus
→ inkus → stapes → labirin membranosa pada lubang foramen ovale → gelombang suara
dihantarkan ke telinga dalam (koklea). Koklea (tabung bergelung) → terbagi menjadi tiga
ruangan (scalae) → skala vestibuli, skala timpani dan skala media.Skala vestibuli, skala
timpani berisi perilimfe, skala media berisi endolimfe Skala vestibuli, skala timpani saling
berhubungan melalui lubang kecil di apek koklea yang disebut helicotremaSkala vestibuli
dan skala media dipisahkan oleh membrana vestibularis (membran Reissner)Antara skala
media dan skala timpani dipisahkan oleh membrana basilaris. Skala media berisi organ korti
yang terletak di membrana basilaris → reseptor getaran suara.Getaran suara masuk skala
vestibuli dari permukaan lebar stapes pada foramen ovale, perlekatan ini dihubungkan oleh
ligamen anulare yang relatif longgar sehingga dapat bergerak keluar dan kedalam → gerakan
kedalam menyebabkan cairan bergerak kedalam skala vestibuli, skala media dan skala
timpani dan menyebabkan foramen rontundum menonjol keluar dan menimbulkan getaran
sesuai dengan frekuensinya.
2.         Jaras Saraf
Organ corti (reseptor) → n. koklearis → nukleus koklearis (medulla oblongata) →
nukleus olivaris superior → kolikulus inferior (pusat refleks pendengaran) → nukleus
genikulatum mediale (didalam thalamus) → cortex cerebri (radiatio auditoria) yang terletak
di girus superior lobus temporalis.
3.         Ketulian
a.         Sumbatan mae oleh serumen atau benda asing
b.        Kerusakan ossicula auditus
c.         Penebalan membrana timpani setelah infeksi telinga tengah ( otitis media)
d.        Kekakuan perlekatan antara stapes dan foramen ovale

E.         LIDAH
Impuls pengecap dihantarkan oleh saraf kranial 7, 9, 10 ke medula oblongata dan pons.
Impuls yang timbul juga akan bersinapsis dengan serabut motorik yang mempersarafi
kelenjar ludah. Reseptor kecap merupakan khemoreseptor, yang akan terangsang jika ada zat
dalam keadaan terlarut diadaptasi dengan cepat.
Ada 4 rasa utama : asin, asam, manis dan pahit
-            Manis & asin : ujung lidah
-            Asam : lateral lidah
-            Pahit : pangkal lidah
Impuls yang timbul dari berbagai senyawa tidak hanya disampaikan ke korteks otak,
tetapi akan bersinapsis dg serabut motorik yang mempersarafi kelenjar ludah. Makanan
tertentu merangsang pengeluaran ludah yang encer, sedangkan lainnya merangsang ludah
yang kentala.
Lidah mempunyai 2 kelompok otot :
-            Otot intrinsik : gerakan halus
-            Otot ekstrinsik : menghubungkan lidah pada bagian disekitarnya
Lidah terletak pada dasar mulut, pembuluh darah dan urat saraf masuk dan keluar dari
pangkal lidah.

BAB VII
FLUIDA & BIO OPTIK

A. PENGERTIAN FLUIDA
Fluida atau zat alir adalah zat dalam keadaan bisa mengalir. Ada dua macam fluida yaitu
cairan dan gas.
Salah satu ciri fluida adalah jarak antara dua molekulnya tidak tetap, bergantung pada waktu.
Ini disebabkan oleh lemahnya ikatan antara molekul yang disebut kohesi.Gaya kohesi antara
molekul gas sangat kecil jika dibandingkan gaya kohesi antar molekul zat cair. Ini
menyebabkan molekul-molekul gas menjadi relatif bebas sehingga gas selalu memenuhi
ruang. Sebaliknya molekul-molekul zat cair terikat satu sama lainnya sehingga membentuk
suatu kesatuan yang jelas meskipun bentuknya sebagian ditentukan oleh wadahnya. Akibat
yang lainnya adalah sifat kemampuannya untuk dimampatkan. Gas bersifat mudah
dimampatkan sedangkan zat cair sulit. Gas jika dimampatkan dengan tekanan yang cukup
besar akan berubah manjadi zat cair.
Hukum – hukum yang berlaku pada air berlaku juga pada zat cair lainnya, tetapi pada fluida
ada perbedaan antara zat cair dan zat gas.
Perbedaan zat cair dan zat gas dalam fluida :
Zat cair Zat gas
- Molekul – molekul terikat secara - Molekul bergerak bebas dan saling
longgar namun tetap berdekatan. bertumbukan.
- Tekanan yang terjadi oleh karena ada
gaya gravitasi bumi yang bekeja terhadapnya. - Tekanan gas bersumber pada
perubahan momentum yang disebabkan
- Tekanan terjadi secara tegak lurus tumbukan molekul gas pada dinding.
pada bidang. - Tekanan terjadi tidak tegak lurus pada
bidang.

B. Massa jenis / kerapatan Fluida


Massa jenis / kerapatan fluida dapat bergantung pada banyak faktor seperti temperatur fluida
dan tekanan yang mempengaruhi fluida. Akan tetapi pengaruhnya sangat sedikit sehingga
massa jenis suatu fluida dinyatakan sebagai konstanta / bilangan tetap.
Massa jenis atau rapat massa (ρ) adalah suatu besaran turunan yang diperoleh dengan
membagi massa suatu benda atau zat dengan volumenya. Secara matematis massa jenis
ditulis:
Keterangan:
ρ = massa jenis;
m = massa;
V = volume.
Satuan massa jenis dalam CGS (centi-gram-sekon) adalah: gram per sentimeter kubik
(g/cm3).
Satuan Internasional (SI) massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3)
Contoh Massa jenis air murni adalah 1 g/cm3 atau sama dengan 1000 kg/m3
Penerapan:
Dalam pengukuran massa jenis suatu benda adalah mengukur massa setiap satuan volume
benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya.
Contoh : ada orang yang postur tubuhnyakelihatan sama “katakanlah volumenya sama”.
tetapi setelah ditimbang, keduanya memilikimassa yang berbeda, kita bisa mengatakan si A
lebih berisi dari pada si B atau Massa jenis si A lebih besar dari si B
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang
sama.
Berikut tabel beberapa massa jenis zat
Nama zat ρ dalam kg/m3 ρ dalam gr/cm3
Air (4 derajat Celcius) 1.000 kg/m3 1 gr/cm3
Alkohol 800 kg/m3 0,8 gr/cm3
Air raksa 13.600 kg/m3 13,6 gr/cm3
Aluminium 2.700 kg/m3 2,7 gr/cm3
Besi 7.900 kg/m3 7,9 gr/cm3
Emas 19.300 kg/m3 19,3 gr/cm3
Kuningan 8.400 kg/m3 8,4 gr/cm3
Perak 10.500 kg/m3 10,5 gr/cm3
Platina 21.450 kg/m3 21,45 gr/cm3
Seng 7.140 kg/m3 7,14 gr/cm3
Udara (27 derajat Celcius) 1,2 kg/m3 0,0012 gr/cm3
Es 920 kg/m3 0,92 gr/cm3

C. TEKANAN FLUIDA
Definisi Tekanan
Tekanan dalam mekanika benda titik unsur dinamika yang utama adalah gaya, maka dalam
mekanika fluida unsur itu adalah tekanan. Tekanan adalah gaya yang dialami oleh suatu titik
pada suatu permukaan fluida persatuan luas dalam arah tegak lurus permukaan tersebut.
Secara matematik tekanan P didefinisikan melalui hubungan
dF = pdA
dimana dF adalah gaya yang dialami oleh elemen luas dA dari permukaan fluida.Secara
mikroskopik gaya ini merupakan pertambahan momentum per satuan waktu yang disebabkan
oleh tumbukan molekul-molekul fluida di permukaan tersebut. Permukaan ini bisa berupa
permukaan batas antara fluida dengan wadahnya, tetapi ia bisa pula berbentuk permukaan
imajiner yang kita buat pada fluida.Tekanan ini merupakan besaran skalar, bukan suatu
besaran vektor seperti halnya gaya.

Hubungan Tekanan dengan Kedalaman


Dengan menggunakan hukum Newton kita dapat menurunkan persamaan yang
menghubungkan tekanan dengan kedalaman fluida:
p = po + r gh
dengan po adalah tekanan di permukaan.Rumus ini menyatakan hubungan antara tekanan p
dan kedalamanh. Hubungan ini juga menyatakan bahwa tempat-tempat yang mempunyai
posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama.

D. DINAMIKA FLUIDA
Dinamika fluida adalah subdisiplin dari mekanika fluida yang mempelajari fluida bergerak.
Penyelesaian dari masalah dinamika fluida biasanya melibatkan perhitungan banyak properti
dari fluida, seperti kecepatan, tekanan, kepadatan, dan suhusebagai fungsi ruang dan waktu.
Disiplini ini memiliki beberapa subdisiplin termasuk aerodinamika (penelitian gas) dan
hidrodinamika (penelitian cairan). Dinamika fluida memiliki aplikasi yang luas. Contohnya,
ia digunakan dalam menghitung gaya dan moment pada pesawat, mass flow rate dari
petroleum dalam jalur pipa, dan perkiraan pola cuaca, dan bahkan teknik lalu lintas, di mana
lalu lintas diperlakukan sebagai fluid yang berkelanjutan. Dinamika fluida menawarkan
struktur matematika yang membawahi disiplin praktis tersebut yang juga seringkali
memerlukan hukum empirik dan semi-empirik, diturunkan dari pengukuran arus, untuk
menyelesaikan masalah praktikal.
GAYA HAMBAT
Sebuah benda yang bergerak melalui gas atau cairan mengalami sebuah gaya yang arahnya
berlawanan dengan gerakan benda tersebut. Kecepatan terminal dicapai saat gaya hambat
sebanding dengan magnitud (magnitudo) tapi arahnya berlawanan dengan gaya yang
mendorong benda. Di gambar ini tampak sebuah bola dalam aliran Stokes, pada bilangan
Reynolds yang sangat rendah.
Dalam dinamika fluida, gaya hambat (yang terkadang disebut hambatan fluida atau seretan)
adalah gaya yang menghambat pergerakan sebuah benda padat melalui sebuah fluida ( cairan
atau gas). Bentuk gaya hambat yang paling umum tersusun dari sejumlah gaya gesek, yang
bertindak sejajar dengan permukaan benda, plus gaya tekanan, yang bertindak dalam arah
tegak lurus dengan permukaan benda. Bagi sebuah benda padat yang bergerak melalui sebuah
fluida, gaya hambat merupakan komponen dari aerodinamika gaya resultan atau gaya
dinamika fluida yang bekerja dalam arahnya pergerakan. Komponen tegak lurus terhadap
arah pergerakan ini dianggap sebagai gaya angkat. Dengan begitu gaya hambat berlawanan
dengan arah pergerakan benda, dan dalam sebuah kendaraan yang digerakkan mesin diatasi
dengan gaya dorong.
Dalam mekanika orbit, tergantung pada situasi, hambatan atmosfer bisa dianggap sebagai
ketidak efesiensian yang membutuhkan pengeluaran energi tambahan dalam peluncuran
objek angkasa luar. Tipe-tipe gaya hambat pada umumnya terbagi menjadi kategori berikut
ini: gaya hambat parasit, terdiri dari seretan bentuk, gesekanpermukaan, seretan interferensi,
gaya hambat imbas, dan gaya hambat gelombang(aerodinamika) atau hambatan gelombang
(hidrodinamika kapal). Frase gaya hambat parasit sering digunakan dalam aerodinmika, gaya
hambat sayap angkat pada umumnya lebih kecil dari gaya angkat. Aliran fluida di sekeliling
bagian benda yang curam pada umumnya mendominasi, dan lalu menciptakan gaya hambat.
Lebih jauh lagi, gaya hambat imbas baru relevan ketika ada sayap atau badan angkat, dan
dengan begitu biasanya didiskusikan baik dalam perspektif aviasinya gaya hambat, atau
dalam desainnya semi-planing atau badan kapal. Gaya hambat gelombang berlangsung saat
sebuah benda padat bergerak melalui sebuah fluida atau mendekati kecepatan suara dalam
fluida itu, atau dalam kasus dimana sebuah permukaan fluida yang bergerak bebas
bergelombang permukaan menyebar dari objek, misalnya saja dari sebuah kapal. Untuk
kecepatan yang tinggi ,atau lebih tepatnya, pada bilangan Reynolds yang tinggi, gaya hambat
keseluruhannya sebuah benda dikarakterisasikan oleh sebuah bilangan tak berdimensi yang
disebut koefisien hambatan. Mengumpamakan sebuah koefisien hambatan yang lebih-atau-
kurang konstan, seretan akan bervariasi sebagai kuadratnya kecepatan. Dengan begitu, tenaga
resultan yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya hambat ini akan bervariasi sebagai pangkat
tiganya kecepatan. Persamaan standar untuk gaya hambat adalah satu setengah koefisiennya
seretan dikali dengan massa jenis fluida, luas dari item tertentu, dan kuadratnya kecepatan.
Hambatan angin merupakan istilah orang awam yang digunakan untuk mendeskripsikan gaya
hambat. Penggunaannya seringkali tak jelas, dan biasanya digunakan dalam sebuah makna
perbandingan (sebagai misal, kok bulutangkis memiliki hambatan angin yanglebih tinggi dari
bola squash.

E. VISKOSITAS FLUIDA
Viskositas adalah ukuran hambatan aliran yang ditimbulkan fluida, bila fuida tersebut
mengalami tegangan geser. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan terhadap
penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat
dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida. Air memiliki viskositas rendah,
sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi.
Besar gaya F yang diperlukan untuk menggerakkan suatu lapisan fluida dengan kelajuan tetap
v untuk luas A dan letaknya pada jarak y dari suatu permukaan yang tidak bergerak,
dinyatakan oleh :

Penurunan Rumus
F = η Av/y
Keterangan:
η =koefisien viskositas
Av = besar gaya f yang diperlukan untuk menggerakkan suatu lapisan fluida
Y =letak sesuatu dari permukaan yang tidak bergerak
Satuannya kg m-1 s-1

Hukum Stokes untuk Fluida Kental


Viskositas dalam aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada gerak benda padat.
Untuk fluida ideal,viskositas η = 0, sehingga kita selalu menganggap bahwa benda yang
bergerak dalam fluida ideal tidak mengalami gesekan yang disebabkan oleh fluida. Akan
tetapi, bila benda tersebut bergerak dengan kelajuan tertentu dalam fluida kental,maka benda
tersebut akan dihambat geraknya oleh gaya gesekan fluida pada benda tersebut. Besar gaya
gesekan fluida telah dirumuskan oleh persamaan sebagai berikut:
Penurunan rumus hukum stokes
Ff = η A v = A η v =k η v / y y
Dengan memasukkan nilai k ini ke dalam Persamaan di atas, dapat diperoleh:
Ff = 6πηrv
Penemu hukum stokes:
Pertama kali dinyatakan oleh Sir George Stokes pada tahun 1845, sehingga persamaan ini
dikenal dengan hukum stokes.
Kecepatan Terminal
Pada suatu benda yang jatuh bebas dalam fluida kental, selama geraknya pada benda tersebut
bekerja tiga buah gaya, yaitu gaya berat, w = mg, gaya ke atas yang dikerjakan fluida Ff.
Seperti telah dinyatakan benda akan bergerak makin cepat sampai mencapai kecepatan
terminal yang konstan. Pada saat kecepatan terminal Vt tercapai,gaya-gaya yang bekerja pada
benda adalah seimbang.
Penurunan rumus
kecepatan terminal dalam fluida kental
VT = g Vb (P b – P f ) / 6 π η r
Untuk benda berbentuk bola dengan jari-jari r,volume benda V b = 4πr3
Kecepatan terminal dalam fluida kental
VT = 2 r2 g ( Pb – Pf ) / 9 η
“Jika suatu cahaya melalui perbatasan dua jenis zat cair, maka garis semula tersebut
adalah garis sesudah sinar itu membias dan garis normal dititik biasnya, ketiga garis
tersebut terletak dalam satu bidang datar.”
2. Hukum Snellius II
Adapun bunyi Hukum Snellius II adalah :
“Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias selalu konstan. Nilai
konstanta dinamakan indeks bias(n).”
3. Mata
A. Daya Akomodasi Mata
Daya akomodasi mata adalah kemampuan lemsa mata untuk memfokuskan objek.
Pada saat mata melihat jauh, maka tidak terjadi akomodasi. Semakin dekat benda yang kita
lihat maka semakin besar pula daya akomodasinya. Daya akomodasi ini bergantung pada
usia. Semakin tua, maka daya akomodasi semakin menurun.
B. Bagian – Bagian Mata
(1) Kornea, merupakan lapisan terluar dari mata yang bersifat kuat dan tembus cahaya.
Kornea berfungsi menerima dan meneruskan cahaya yang masuk pada mata serta
melindungi bagian mata yang sensitif dibawahnya. Kornea mata, Memiliki fungsi
menerima cahaya dari sumber cahaya serta meneruskannya ke dalam bagian mata yang
akan lebih dalam dan akan berakhir di retina.
(2) Aqueous humor, merupakan cairan kornea dan lensa mata. berfungsi untuk membiaskan
cahaya kedalam mata
(3) Lensa kristalin, lensa mata yang berperan penting mengatur letak bayangan agar tepat
jatuh di bintik kuning. Lensa mata memiliki fungsi untuk memfokuskan serta
meneruskan cahaya yang akan masuk ke mata supaya jatuh tepat di retina.
(4) Iris, selaput yang membentuk celah lingkaran di tengah-tengahnya. Iris memberikan
warna pada mata dan berfungsi untuk mengatur besar-kecil pupil untuk membatasi
jumlah cahaya yang masuk. Iris, terletak pada tengah-tengah bola mata, yang ada di
belakang kornea. Sebuah warna dari iris ini dapat dipengaruhi jenis ras ataupun bangsa.
(5) Pupil, celah yang dibentuk oleh iris berfungsi sebagai tempat masuk cahaya.
Pupil,memiliki fungsi untuk dapat mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
Fungsi dari anak mata ataupun pupil ini sama dengan fungsi dari diafragma yang ada
pada alat potret. Pupil merupakan celah bulat yang terdapat di tengah-tengah iris.
(6) Otot mata, otot yang menyangga lensa kristalin dan mengatur besar kecilnya lensa.
(7) Vitreus humor, cairan bening yang mengisi rongga mata. fungsinya adalah meneruskan
cahaya dari lensa ke retina.
(8) Retina, lapisan pada dinding belakang bola mata tempat bayangan dibentuk. Retina atau
yang biasa di sebut dengan selaput jala merupakan bagian yang cukup peka terhadap
cahaya. Dan Khususnya pada bitik kuning. Pada Retina ini berfungsi menangkap serta
meneruskan cahaya dari lensa hingga ke saraf mata. Dan di dalam selaput jala ini
terdapat sebuah ujung-ujung saraf untuk menerima.
(9) Bintik kuning, lengkungan pada retina yang merupakan bagian yang paling peka pada
retina.
(10) Syaraf optik, penerus rangsang cahaya dari retina ke otak. Saraf mata ataupun yang biasa
di sebut dengan saraf optik ini memiliki fungsi untuk meneruskan sebuah rangsang
cahaya hingga ke otak. Semua informasi yang akan dibawa oleh saraf nantinya diproses
di otak. Dan Dengan demikian kita bisa melihat suatu benda.

C. Kelainan Optik Mata


· Myopia
Myopia adalah bentuk mata terlalu lonjong sehingga benda berjauhan tak terhingga akan
tergambar tajam di depan retina. Penderita myopia dianjurkan untuk menggunakan kaca mata
berlensa negatif.

· Hipermetrop
Hipermetrop merupakan penyimpangan penglihatan dimana bola mata agak gepeng dari
normal. Mata yang demikian itu tanpa akomodasi bayangan tak terhingga akan terletak di
belakang retina. Penderita hipermetrop dianjurkan menggunakan kaca mata dengan lensa
positif.
· Presbio
Pada mata presbio biasanya menggunakan lensa positif dan negatif. Biasanya presbio ini
terjadi pada orang-orang yang sudah tua.
· Astigmati (silindris)
Astigmati merupakan sesuatu sesatan lensa yang disebabkan oleh suatu titik benda
membentuk sudut besar dengan sumbu sehingga bayangan yang terbentuk ada dua yaitu
primer dan sekunder. Astigmati disebabkan oleh kornea yang tidak berbentuk sferis.
D. Penerapan biooptik dalam asuhan keperawatan
a. Pengkajian
Klien mengatakan pandangannya kabur pada jarak jauh dan jelas pada jarak dekat.
b. Tujuan
Agar klien dapat melihat dengan jelas pada jarak jauh.
c. Perencanaan
Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan snellen chart.
d. Evaluasi
klien mengatakan bisa melihat jelas dengan memakai lensa negatif skala 0,50.

BAB VIII
SISTEM PERSARAFAN

Sistem Saraf Pusat dan Saraf Tepi


Unit terkecil dalam proses pelaksanaan seluruh pekerjaan sistem saraf ialah sel saraf atau
sering disebut dengan neuron. Sistem saraf mempunyai peran penting dalam proses
iritabilitas pada anggota tubuh secara keseluruhan.
Iritabilitas bisa membuat makhluk hidup bisa dengan mudah melakukan penyesuaian diri dan
juga memberikan respon terhadap semua perubahan yang telah terjadi di lingkungan
sekitarnya. Jadi, definisi dari iritabilitas ialah berhubungan dengan kemampuan dalam
menanggapi suatu rangsangan yang ada di sekitarnya.
Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga sistem saraf tepi
(sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat meliputi bagian otak dan juga
bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi meliputi bagian atas sistem
saraf somatik dan juga bagian sistem saraf otonom.
Sistem saraf sendiri memiliki tiga fungsi yang dianggap paling utama, yakni meliputi
menerima semua informasi yang ada di sekitarnya dalam bentuk suatu rangsangan atau pun
stimulus, kemudian digunakan untuk memproses semua informasi yang diterima, serta
digunakan untuk memberikan suatu tanggapan atau pun respon terhadap semua rangsangan
yang diberikan.
1. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat mempunyai fungsi utama dalam memegang semua kendali dan juga
pengaturan terhadap keseluruhan kerja dari bagian jaringan saraf sampai ke bagian sel saraf.
Sistem saraf pusat meliputi bagian atas otak besar, bagian otak kecil, bagian sumsum
lanjutan, dan juga bagian sumsum tulang belakang. Bagian Otak bisa ditemukan di bagian
dalam tulang tengkorak, sedangkan bagian sumsum tulang belakang bisa ditemukan di dalam
bagian ruas-ruas tulang belakang.
Tiga materi esensial yang ada pada bagian sumsum tulang belakang serta otak antara lain,
yaitu:
Bagian materi kelabu (sering disebut dengan substansi grissea) yang proses pembentukannya
dari bagian badan sel.
Bagian materi putih (sering disebut dengan substansi alba) yang proses pembentukannya dari
bagian serabut saraf.
Jaringan ikat (sering disebut dengan sel-sel neuroglia) yang bisa ditemukan di bagian dalam
sistem saraf pusat lebih detailnya terletak di antara bagian dari sel-sel saraf yang ada.
Nah selain itu, pada bagian sistem saraf pusat ditemukan juga sebuah penghubung dinamakan
sebagai jembatan varol yang terbentuk dari serabut saraf yang menjadi penghubung utama
atara otak kecil bagian kiri dan juga otak kecil bagian kanan.
Selanjutnya juga menjadi penghubung antara bagian otak besar dengan bagian sumsum
tulang belakang. Jembatan varol mempunyai fungsi utama dalam membantu menghantarkan
rangsangan dari kedua bagian yang bernama cereblum.
Bagian – bagian dari sistem saraf pusat bisa anda lihat penjelasannya sebagai berikut :
Otak Besar
Otak besar mempunyai bentuk lunak, kenyal, terdapat banyak lipatan, dan juga lebih
berminyak. Bagian ini di kelilingi oleh suatu cairan yang bernama cairan serebrospinal yang
mempunyai fungsi dalam membantu memberi makanan kepada otak dan juga memberikan
perlindungan terhadap otak dari dampak yang terjadi saat ada guncangan. Di bagian dalam
otak besar ditemukan banyak pembuluh darah yang mempunyai fungsi dalam membantu
menyuplai oksigen ke bagian otak besar.
Otak Kecil
Otak Kecil bisa ditemukan pada bagian belakang kepala dan juga dekat dengan leher. Fungsi
utama dari otak kecil ialah digunakan sebagai pusat terjadinya suatu koordinasi terhadap
gerakan otot yang biasanya terjadi secara sadar, berpengaruh pada keseimbangan, dan juga
posisi tubuh.
Apabila terjadi suatu rangsangan yang ternyata membahayakan, maka gerakan yang bersifat
sadar dan normal tidak akan mungkin bisa dilakukan. Bagian otak kecil merupakan suatu
tempat yang menjadi pusat dari keseimbangan. Jika ditemukan terjadi suatu kerusakan pada
bagian otak kecil, maka hal yang akan terjadi ialah semua gerakan otot yang sedang
berlangsung tidak bisa dikoordinasikan dengan baik.
Sumsum Lanjutan
Sumsum lanjutan (sering disebut sebagai medula oblongata) bisa ditemukan pada area
persambungan antara bagian otak dengan bagian tulang belakang. Fungsi utama dari bagian
sumsum lanjutan ialah digunakan untuk membantu dalam proses mengatur suhu tubuh,
mengatur berbagai gerak refleks seperti berkedip, batuk, dan bersin, kemudian bisa dijadikan
alat kendali muntah, serta sebagai pusat pernapasan.
Selain itu, bagian sumsum lanjutan mempunyai peran khusus dalam mengantarkan semua
impuls yang datang kemudian dibawa menuju bagian otak. Sumsum lanjutan pun sangat
berpengaruh terhadap gerak refleks fisiologi, meliputi tekanan darah, jantung, respirasi,
volume, sekresi kelenjar pencernaan dan juga pencernaan.

Sumsum Tulang Belakang


Sumsum tulang belakang (sering disebut dengan medula spinalis) bisa ditemukan di bagian
dalam tulang belakang. Sumsum tulang belakang dibedakan menjadi dua bagian, meliputi
lapisan luar yang mempunyai warna putih dan juga lapisan dalam yang mempunyai warna
kelabu.Yang memberikan perlindungan sumsum tulang belakang adalah bagian tulang
belakang atau pun bagian tulang punggung yang bertekstur keras. Tulang punggung sendiri
mempunyai 33 ruas. Fungsi utama yang dimiliki ialah digunakan sebagai pusat gerak refleks.
2. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi sendiri bisa dibedakan menjadi 2 bagian meliputi sistem saraf kranial dan
juga sistem saraf otonom. Untuk lebih jelasnya, yuk kita simak ulasannya berikut ini :

Sistem Saraf Kranial


Sistem saraf kranial (sering disebut dengan sistem saraf sadar merupakan saraf yang
mempunyai peranan dalam mengatur semua gerakan yang memang dilakukan secara sadar.
Disini bisa diartikan karena di bawah kendali dari kesadaran diri kita sendiri. Seperti
misalnya saat kita mengambil gelas, tangan kita dalam keadaan sadar kalau memang ingin
mengambilnya.
Sistem saraf sadar bisa dibedakan menjadi 2 bagian yakni meliputi bagian sistem saraf kepala
dan juga bagian sistem saraf tulang belakang. Sistem saraf kepala sendiri terbentuk karena
adanya 12 pasang saraf yang memang dikeluarkan dari bagian otak. Saraf kepala mempunyai
keterkaitan hubungan dengan bagian reseptor dan juga bagian efektor untuk bagian area
kepala.
Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom (sering disebut dengan sistem saraf tak sadar) yang bisa melakukan
aktivitas kerjanya secara otomatis, tanpa adanya kehendak dari bagian saraf pusat. Seperti
misalnya ialah gerak alat pencernaan, denyut jantung, dan juga proses pengeluaran keringat.
Susunan dari bagian saraf otonom meliputi susunan saraf simpatetik dan juga susunan saraf
parasimpatetik. Perbedaan yang mendasar mengenai struktur antara saraf simpatetik dan juga
saraf parasimpatetik bisa ditemukan pada posisi ganglion. Saraf simpatetik mempunyai
ganglion yang bisa ditemukan di sepanjang bagian tulang punggung yang melekat secara
langsung pada bagian sumsum tulang belakang.
Sehingga mempunyai banyak serabut preganglion yang pendek dan juga mempunyai serabut
postganglion yang panjang. Sebaliknya, pada saraf parasimpatetik mempunyai serabut
praganglion yang panjang. Hal ini disebabkan karena adanya ganglion yang melekat secara
langsung pada bagian organ yang dibantu oleh bagian efektor dan juga mempunyai serabut
postganglion yang pendek. Serabut praganglion disini ialah bagian serabut saraf yang keluar
langsung dari bagian ganglion.

Saraf Otonom
Otak memberikan perintah ke sistem saraf dan selanjutnya akan di lanjutkan organ lain
tuntuk dapat bergerak. Saraf sendiri berguna untuk dapat menggerakkan organ tubuh agar
dapat bergerak sesuai dengan apa yang kita kehendaki. Di sistem saraf ada yang berkerja
secara sadar akan tetapi ada pula yang melakukan dengan tidak sadar. Untuk mengetahui
lebih lanjut tentang saraf tidak sadar akan di jelaskan di bawah ini.
Pengertian saraf otonom atau tak sadar adalah saraf yang dapat melakukan perintah atau
berkerja tanpa kita sadari dan bergerak secara otomatis yang tidah di kehendaki saraf pusat
terlebih dahulu. Saraf ini dapat berkerja tanpa harus di atur terlebih dahulu. Contoh dari saraf
ini adalah denyut jantung, perubahan pada pupil mata, mengeluarkan keringat, gerak alat
pencernaan, dan lain-lain. Sistem saraf ini terdiri dari 12 pasang saraf otak yaitu kranial dan
terdiri dari 31 pasang saraf sumsum tulang belakang atau spinal.
Sistem otonom ternyata di pengaruhi oleh hipotalamus yang ada di dalam otak.
Hipotalamus di dalam otak dapat dirangsang dan dapat mempengaruhi dalam gerakan
otonom atau seperti dapat mempercepat denyut jantung, melebarkan pupil mata, menghambat
sistem pencernaan, dan lain-lain. Sistem saraf otonom merupakan gabungan dari saraf
motorik dan juga saraf sensorik.
Saraf otonom memiliki macam dan sifatnya masing-masing dan di perlukan oleh setiap
makhluk hidup seperti manusia. Macam-macam dan fungsi saraf otonom akan di jelaskan
sebagai berikut :
1. Sistem Saraf Simpatik
Sistem syaraf ini berdada di ddepan tulang rusuk bagian tulangbelakang yang memiliki
pangkal pada sumsum tulang belakang atau medula spinalis yang berada di bagian dada dan
pinggang. Saraf tersebut di sebut juga dengan saraf torakolumbar, karena saraf preganglion
keluar yang berasal dari tulang belakang toraks dari ke 1 sampai ke 12. Pada sistem saraf
simpatik memiliki 25 pasang ganglio atau yang merupakan simpul di sumsum tulang
belakang.
Fungsi dari sistem saraf simpatik ini pada umumnya adalah untuk dapat memacu kerja organ
tubuh, tetapi ada pula beberapa yang dapat menghambat kerja dari organ tubuh tersebut.
Fungsi Saraf Simpatik
Memperbesar pupil mata
Memperbesar bronkus
Memperbesar pupil mata
Menghambat ereksi
Menghambat sekresi empedu
Mempercepat detak jantung
Mempelambat kerja pencernaan
Menurunkan tekanan darah
Meningkatkan sekresi adrenalin
Menghambat kontraksi kantung seni
2. Sistem Saraf Parasimpatik
Sistem saraf parasimpatik adalah suatu saraf yang memiliki pangkal di sumsum tulang
belakang lanjutan atau medula oblongata. Sistem ini di sebut sebagai sistem saraf kranosakral
di karenakan saraf preganglion keluar dari otak dan dari sakral. Saraf parasimpatik ini terdiri
dari jaring-jaring yang memiliki keterhubungan dengan ganglion yang telah tersebar ke
seluruh tubuh.
Fungsi Saraf Otonom
Fungsi saraf ini berlawanan dengan saraf simpatik karena ketika saraf simpatik memperceat
kerja organ tubuh tetapi saraf parasimpatik ini memperlambat kerja organ tubuh. Dan hal
yang di hasilkan dari fungsi keduanya yang saling berlawanan maka organ yang ada di dalam
tubuh menjadi normal dan seimbang.
Fungsi Saraf Parasimpatik
Mengecilkan pupil mata
Merangsang eraksi
Memperkecil bronkus
Meningkatkan tekanan darah
Menghambat sekresi adrenalin
Menghambat detak jantung
Meningkatkan sekresi empedu
Menghambat organ pencernan
Mempercepat kontraksi kantung seni

Proses gerak refleks memiliki waktu lebih cepat daripada gerak sadar. Gerak refleks
merupakan mekanisme untuk mengelak dari rangsangan yang berbahaya. Adapun aksi-aksi
yang terjadi saat gerak refleks adalah sebagai berikut.
1. Rangsangan dari luar diterima oleh reseptor.
2. Impuls-impuls saraf neuron sensorik yang ada pada reseptor kemudian dilanjutkan ke
sistem saraf pusat yaitu sumsum tulang belakang.
3. Di sumsum tulang belakang ini kemudian impuls dilanjutkan oleh interneuron dari neuron
sensorik menuju ke neuron motorik.
4. Dari neuron motorik, impuls kemudian dilanjutkan ke efektor lalu efektor dirangsang
untuk berkontraksi sehingga terjadi gerakan secara spontan misalnya menarik kaki sambil
berteriak, tiba-tiba mengelak dll.
Nah, biar lebih jelas bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar. Mekanisme gerak rafleks (Sumber: www.studyblue.com)

Penilaian 12 Saraf Kranial


Nervus kranial dinamai dengan nama spesifik atau dengan angka Romawi.
Pemeriksaan saraf/nervus penting dilakukan karena dua alasan. Pertama, saraf
kranial III sampai XII berawal dari batang otak. Menguji saraf-saraf kranial ini dapat
memberikan informasi mengenai batang otak dan jaras terkait. Kedua, tiga refleks
melibatkan saraf kranial yang disebut refleks protektif (refleks kornea, muntah, dan
batuk). (Black & Hawks, 2014).

Selama memeriksa respons nervus kranial, hilangnya respons normal dapat


mengidentifikasi:

Kegagalan menerima stimulus (kegagalan input).


Kegagalan untuk berespons dengan tepat (kegagalan output)
Kombinasi kegagalan input dan output.

Dua belas pasang saraf kranial yang tersusun angka romawi, muncul dari
berbagai batang otak. Saraf kranial tersusun dari serabut saraf sensorik dan motorik.

berikut dua belas pasang saraf kranial:


Nervus Olfaktori (N. I):
Fungsi: saraf sensorik, untuk penciuman
Cara Pemeriksaan: pasien memejamkan mata, disuruh membedakan bau yang
dirasakan (kopi, teh,dll)
Nervus Optikus (N. II)
Fungsi: saraf sensorik, untuk penglihatan
Cara Pemeriksaan: Dengan snelend card, dan periksa lapang pandang
Nervus Okulomotoris (N. III), nervus trokhlearis (N. IV), dan nervus Abdusen (N. VI)
dijaki bersama.
Fungsi: saraf motorik, untuk mengangkat kelopak mata keatas, kontriksi pupil,
dan sebagian gerakan ekstraokuler.
Cara Pemeriksaan: Tes putaran bola mata, menggerakan konjungtiva, refleks
pupil dan inspeksi kelopak mata
Nervus Trochlearis (N. IV)
Fungsi: saraf motorik, gerakan mata kebawah dan kedalam
Cara Pemeriksaan: Sama seperti nervus III
Nervus Trigeminus (N. V)
Fungsi: saraf motorik, gerakan mengunya, sensai wajah, lidah dan gigi,
refleks korenea dan refleks kedip
Cara Pemeriksaan: menggerakan rahang kesemua sisi, pasien memejamkan
mata, sentuh dengan kapas pada dahi atau pipi. menyentuh permukaan kornea
dengan kapas.
Nervus Abdusen (N. VI)
Fungsi: saraf motorik, deviasi mata ke lateral
Cara pemeriksaan: sama seperti nervus III
Nervus Fasialis (N. VII)
Fungsi: saraf motorik, untuk ekspresi wajah
Cara pemeriksaan: senyum, bersiul, mengngkat alis mata, menutup kelopak
mata dengan tahanan, menjulurkan lida untuk membedakan gula dan garam

Nervus Verstibulocochlearis (N. VIII)


Fungsi: saraf sensorik, untuk pendengran dan keseimbangan
Cara pemeriksaan: test webber dan rinne
Nervus Glosofaringeus (N. IX)
Fungsi: saraf sensorik dan motorik, untuk sensasi rasa
Cara pemeriksaan: membedakan rasa manis dan asam
Nervus Vagus (N. X)
Fungsi: saraf sensorik dan motorik, refleks muntah dan menelan
Cara pemeriksaan: menyentuh faring posterior, pasien menelan saliva, disuruh
mengucap ah…
Nervus Asesoris (N. XI)
Fungsi: saraf motorik, untuk menggerakan bahu
cara pemeriksaan: suruh pasien untuk menggerakan bahu dan lakukan tahanan
sambil pasien melawan tahanan tersebut.
Nervus Hipoglosus
Fungsi: saraf motorik, untuk gerakan lidah
cara pemeriksaan: pasien disuruh menjulurkan lidah dan menggerakan dari sisi
ke sisi.

Penilaian Gerak Refleks


A . reflex patologis
1. Babynski Test
Tes ini dilakukan dengan menggoreskan ujung palu reflex pada telapak kaki pasien mulai
dari tumit menuju ke atas bagian lateral telapak kaki setelah sampai di kelingking goresan
dibelokkan ke medial dan berakhir dipangkal jempol kaki. Tanda positif responnya berupa
dorso fleksi ibu jari kaki disertai pemekaran atau abduksi jari-jari lain. Tanda ini spesifik
untuk cedera traktus piramidalis atau upper motor neuron lesi. Tanda ini tidak bias
ditimbulkan pada orang sehat kecuali pada bayi yang berusia di bawah satu tahun. Tanda ini
merupakan reflex patologis.
2. Oppenheim Test
Tanda atau reflex patologis ini dapat dibangkitkan dengan mengurut tulang tibia dari atas ke
bawah menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Tanda ini positif responnya sama babinski tes
yang mengindikasikan upper motor neuron lesi.
3. Chaddock Test
Memberikan rangsangan dengan jalan menggores pada bagian lateral malleolus lateralis.
4. Gordon Test
Cara : memencet atau mencubit otot betis.
5. Refleks Oppenheim
Cara : mengurut dengan kuat pada tibia dan otot tibialis anterior dari atas ke distal.
6. Refleks Schaefer
Cara: memencet/mencubit tendon achilles.

Semua pemeriksaan Reflex patologis diatas memiliki respon yang sama dengan Babynski
ketika ada kelainan pada upper motor neuron.

B. Reflex Fisiologis (Reflex Dalam)


1. Jaw Jerk Reflex
Tingkat segmental : Pons (Trigeminal).
Cara : Tekankan ibu jari tangan pada dagu penderita dengan mulut setengah sampai tiga
perempat terbuka, dalam keadaan rileks.Respon : akan terjadi kontraksi otot maseter
(elevasi mulut)
2. Reflex Biceps
Tingkat segmental : C5-C6
Cara : Lengan penderita dalam keadaan fleksi, letakkan ibu jari tangan di atas tendon
m.biceps. Respon timbul gerakan fleksi lengan bawah.
3. Reflex Brachioradialis
Tingkat segmental : C5-C6
Cara : Penderita duduk dengan lengan difleksikan serta pronasi, lakukan ketukan pada proc.
Stiloideus radius. Respon : timbul gerakan lengan bawah fleksi dan supinasi.
4. Reflex Triceps
Tingkat segmental : C6,C7,C8
Cara : Pegang lengan bawah penderita yang disemifleksikan , kemudian ketuklah tendon
insersio m.triceps pada atas olecranon atau topang lengan yang berada dalam keadaan
abduksi dengan lengan bawah yang tergantung bebas kemudian lakukan ketukan. Respon :
terjadi gerakan ekstensi elbow.
5. Reflex Tendon Patella (Kne Pes Reflex)
Tingkat segmental : L3
Cara : tungkai difleksikan dan digantung di tepi tempat bed. Lakukan ketukan pada tendon
m. quadriceps femoris. Respon : gerakan ekstensi knee joint.
6. Refleks Tendon Achilles (Achilles Pes Reflex)
Tingkat segmental : S1-S2.
Cara : tungkai bawah difleksikan sedikit kemudian kita pegang kaki pada ujungnyauntuk
memberikan sikap dorso fleksi ringan pada kaki. Lakukan ketokan pada tendon achilles.
Respon : terjadinya kontraksi pada m.triceps surae sehingga terjadi gerakan plantar fleksi
pada kaki.

C. Reflex Superficialis
1. Reflex Kornea.
Cara : kornea mata disentuh dengan sepotong kapas yang ujungnya dibuat runcing, hal ini
akan menyebabkan dipejamkannya mata (m. orbicularis oculi), saat melakukan pemeriksaan
ini pasien tidak boleh mengetahuinya sehingga pasien dengan menyuruh melirik ke arah
berlawanan dengan arah datangnya kapas . Respon : Gangguan nervus V sensorik memberi
respon berupa refleks menjadi berkurang.
2. Reflex Dinding Perut
Cara : melakukan goresan pada dinding perut dengan benda yang agak runcing. Refleks ini
dilakukan pada berbagai lapang dindin perut, yaitu :
a. Epygastrium (Th6-Th7)
b. Perut bagian atas (Th7-Th9)
c. Perut bagian tengah (Th9-Th11)
d. Perut bagian bawah (Th11,Th12 & Lumbal atas)
Respon : terlihat pusar bergerak kearah otot yang berkontraksi.

3. Reflex Kremaster
Cara : dilakukan dengan menggores atau menyentuh bagian medial pangkal paha ke arah
atas. Respon : scrotum akan berkontraksi. Pada lesi tractus piramidalis refleks ini akan
menjadi negatif. Lengkung refleks melalui L1,L2.

BAB IX
SISTEM ENDOKRIN
Pengertian Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah suatu system yang bekerja dengan perantaraan zat-zat kimia
(hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin.Kelenjar endokrin merupakan kelenjar
buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung masuk ke dalam darah
dan cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus (saluran). Hasil
sekresinya disebut hormon, dan excresi hormonnya ke cairan intrasel (tidak langsung ke
pembuluh darah). Hormon ini masuk ke dalam darah dan dibawa oleh system peredaran
darah ke seluruh bagian tubuh.
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja sama dengan
system saraf, mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ
tubuh. Meskipun darah menyebarkan hormone ke seluruh tubuh namun hanya sel
sasaran tertentu yang dapat berespon terhadap masing-masing hormon, karena hanya sel
sasaran yang memiliki reseptor untuk mengikat hormone tertentu. Jadi setelah
dikeluarkan, hormon mengalir dalam darah ke sel sasaran di tempat yang jauh, tempat
bahan ini mengatur atau mengarahkan fungsi tertentu.

Macam dan Fungsi Kelenjar Endokrin

Kelenjar Hipotalamus
Kelenjar hipotalamus adalah kelenjar yang cukup memiliki peran penting
dalam tubuh manusia, karena kelenjar ini merupakan salah satu faktor yang paling
penting dalam mengatur pertumbuhan serta kelenjar yang mempunyai peran sebagai
pengatur orientasi seksual manusia yang menjalankan fungsinya melalui hormonal
dan saraf.Hormon yang dihasilkan adalah faktor R (releasing) dan I (inhibiting) yang
mengontrol sintesa dan sekresi hormon hipofise anterior sedangkan kontrol terhadap
hipofise posterior melalui kerja saraf.
Kelenjar hipotalamus ini merupakan bagian – bagian dari otak yang
mengandung nukleus serta memiliki beragam fungsi.Salah satu fungsi yang paling
penting adalah kelenjar hipotalmus ini menghubungkan sistem saraf dengan sistem
kelenjar endokrin melalui kelenjar hipofisis.Adapun kelenjar hipotalamus ini terletak
di bawah thalamus di atas pangkal otak dan juga merupakan baian sistem limbic.
Kelenjar hipotalamus ini bertanggung jawab untuk beberapa proses metabolic
tertentu dan juga berbagai aktivitas yang lain dalam sistem saraf otonomik serta
mempersatukan dan mengeksresikan hormon saraf tertentu.
Kelenjar hipotalamus ini sendiri memiliki hubungan dengan bagian lain sistem
saraf pusat dalam pangkal otak dan formasi retikuler.Sebagai bagian dari sistem
limbic, hipotalamus memiliki hubungan dengan struktur limbic lain yang termasuk
amigdala dan septum, dan juga memiliki hubungan dengan area sostem saraf
otonomik. Hipotalamus memiliki banyak input dari pangkal otak. Mayoritas serat
pada sistem saraf pada manusia dalam hipotalamus bergerak secara dua arah
( bidireksional ). Proyeksi area caudal pada hipotalamus melalui kumpulan otak
tengah, mammilotegmental tract dan fasciculus longitudinal dorsal.
Fungsi kelenjar hipotalamus :
Mengontrol pelepasan 8 hormon yang diekresikan oleh hormon kelenjar
hipofisis secara keseluruhan.
Mengotrol metabolisme tubuh.
Mengntrol makanan dan asupan air, seperti lapar dan haus.
Mengontrol perilaku seksual dan proses reproduksi manusia yang sedang
terjadi.
Mengontrol siklus harian dan perilaku fisikologis.
Mediasi respon emosional.

Kelenjar Pituitari
Kelenjar ini terletak di dasar tengkorak yang memegang peranan penting
dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin.Kelenjar pituitari ini dikenal
sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar) karena pituitari itu dapat
mengkontrol kelenjar endokrin lainnya.Sekresi hormon dari kelenjar pituitari ini
dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim.Pituitari dibagi 2 bagian, yaitu
anterior dan posterior.
Hipofisis anterior:
Hormon Somatotropin (untuk pembelahan sel pertumbuhan)
Hormon tirotropin (sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium)
Hormon Adrenokortikotropin (merangsang kelenjar korteks membentuk hormon)
Hormon Laktogenik (sekresi ASI)
Hormon Gonadotropin ( FSH pada wanita pemasakan folikel, pada pria pembentukan
spermatogonium; LH pada wanita pembentukan korpus luteum, pada pria merangsang
sel interstitial membentuk hormon testosteron)
Hipofisis Medula (membentuk hormon pengatur melanosit)
Hipofisis posterior
Hormon oksitosin (merangsang kontraksi kelahiran).
Hormon Vasopresin ( merangsang reabsorpsi air ginjal).

Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di dalam leher bagian bawah
melekat pada tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan melekat pada dinding
laring. Kelenjar ini terdiri dari dua lobus (lobus dekstra dan lobus sinsitra ), saling
berhubungan, masing-masing lobus tebalnya 2 cm, panjang 4 cm, dan lebar 2,5 cm.
kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin. Pembentukan hormon tiroid
bergantung pada jumlah yodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh sumber utama
untuk memelihara keseimbangan yodium dalam makanan dan air minum. Struktur
mikroskopis kelenjar ini terdiri dari folikel seperti kelenjar asiner, berdinding selapis
sel, bila sedang aktif berbentuk kuboid yang tinggi.Bila sedang istirahat sel ini pipih
bagian tengah asiner terisi koloid senyawa tiroglobulin, tirosin dan hormone tiroksin
pada lenjar tiroid.Sekresi hormone tiroid memerlukan bantuan TSH untuk
endositosiskoloid oleh mikrovili, enzim proteolitik untuk memecahkan ikatan
hormone T3 (triiodothyronine) dan T4 (tetraidothyronine) dari trigobulin dan
melepaskan T3 dan T4 ke peredaran darah.
Distribusi dalam plasma terikat pada protein plasma proteinbound iodine
(PBI), sebagian besar PBI T4, sebagian kecil PBI T3 terikat pada protein jaringan
yang bebas dalam keadaan keseimbangan. Reaksi yang diperlukan untuk sintesis dan
sekresi hormon tiroid :
Transport yodium dari plasma ke dalam tiroid dan lumen dari folikel- folikel,
proses ini dibantu oleh thyrotrop stimulating hormone (TSH).
Dalam kelenjar yodium tiroid dioksidasi sehingga menjadi yodium yang aktif dan
dibantu oleh TSH.
Idiotirosin mengalami perubahan kondensasi oksidatif dengan bantuan
peroksidase. Reaksi ini terjadi dalam molekul triglobulin membentuk idiotironin
di antaranya T4 (tetraiodotironin) dan T3 (triidotironin) yang terikat pada
tirosin, dalam kelenjar tirod dalam bentuk tirosin.
Tahap terakhir, pelepasan iodotironin bebas ke dalam darah. Setelah triglobulin
dipecah melalui hidrolisis, T4 dan T3 dalam kelenjar tiroid dapat lepas dalam
darah.

Efek T3 dan T4 :
Kalorigenik :
Meningkatkan konsumsi oksigen di semua jaringan kecuali pada orang dewasa
(otak, limpa, hipofisis, anterior, testes, uterus, dan kelenjar limfa).
Bergantung pada banyak katekolamin.
Merangsang metabolism zat dalam sel glikogenolisis dalam sel hati katabolisme
protein dan lemak pada tulang dan otot.
Meningkatkan produksi panas.
Pertumbuhan dan perkembangan :
Merangsang sekresi growth hormone (GH)
Memperkuat efek GH
Mempengaruhi sel-sel saraf, perkembangan mental pada anak balita dan janin.
Sel-sel dari folikel tiroid menyebabkan yodium dalam bentuk yodida yang
diserap dari pembuluh kapiler terdapat di sekeliling setiap folikel.Yodida yang diserap
akan bergabung dengan protein membentuk tiroglobulin yang akan disekresi ke dalam
lumen dari setiap folikel dan membentuk koloid. Tirogobulin diuraikan oleh enzim
proteolitis menjadi tiroksin, merupakan salah satu hormone dari kelenjar tiroid. Di
dalam pembuluh darah tiroksim akan berkaitan dengan molekul protein.
Fungsi Hormon Tiroid :
Mempengaruhi pertumbuhan dan maturasi (pematangan) jaringan tubuh,
penggunaan energy total.
Mengatur kecepatan metabolism tubuh dan memengaruhi beberapa reaksi
metabolic dalam tubuh.
Menambah sintesis asam ribonukleus (RNA) dan protein, suatu aksi yang
mendahului meningginya basal metbolisme.
Dalam konsentrasi tinggi, balans nitrogen negative dan sintesis protein
berkurang.
Menambah produksi panas dan menyimoan energy pada konsentrasi hormone
tiroid yang tinggi.
Absropsi intestinal glukosa bertambah lancer oleh hormone tiroid,
memungkinkan factor toleransi glukosa yang abnormal sering, ditemukan
pada hipertiroidsme.

Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid terletak diatas selaput yang membungkus kelenjar
tiroid.Terdapat dua pasang (4 buah) terletak di belakang tiap lobus dari kelenjar
tiroid, dua sebelah kiri dan dua sebelah kanan.Besar setiap kelenjar kira-kira 5x5x3
mm dengan berat antara 25-30 mg, berat keseluruhan lebih kurang 120 mg.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone paratiroksin yaitu suatu peptida, terdiri
dari 84 asam amino. Dalam melaksanakan kerjanya kelenjar tiroid diatur dan
diawasi secara langsung oleh kelenjar hipofise. Produksi hormon paratiroid akan
meningkat apabila kadar kalsium di dalam plasma menurun dalam keadaan fisiologis
normal. Kadar kalsium dalam plasma berada dalam pengawasan homeostatic dalam
batas yang sangat sempit.Pengawasan ini dipengaruhi oleh perubahan diet setiap hari
dan pertukaran mineral antara tulang dengan darah.Mineral lain selain kalsium yang
mempengaruhi fungsi kelenjar paratiroid adalah magnesium di dalam darah atau
sebaliknya.
Fungsi kelenjar paratiroid :
Memelihara konsentrasi ion kalsium plasma dalam batas yang sempit
meskipun terdapat variasi-variasi yang luas.
Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal, mempunyai efek terhadap
reabsorbsi tubuler dari kalsium dan sekresi fosfor.
Mempercepat absorpsi kalsium di intestinum.
Jika pemasukan kalsium berkurang, hormone paratiroid menstimulasi resorpsi
tulang sehingga menambah kalsium dalam darah.
Dapat menstimulasi transpor kalsium dan fosfat melalui membran dari
mitokondria.

Adrenal
Kelenjar suprarenalis atau adrenal berbentuk ceper terdapat pada bagian atas
dari ginjal.Beratnya kira-kira 5-9 gram berjumlah dua buah sesuai dengan jumlah
ginjal.Kelenjar ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar (Korteks) yang berasal
dari sel-sel mesodermal, bagian dalam disebut medula yang berasal dari sel-sel
ectodermal.Berdasarkan perbedaan dari zat yang dihasilkan, fungsi dan peranan
dalam mengatur kehidupan sel di dalam tubuh juga berbeda.
Bagian korteks menghasilkan hormone-hormon yang dikatagorikan sebagai
hormone steroid, sedangkan bagian medula menghasilkan katekolamim.Kelenjar
suprarenalis dibagi atas :
Korteks Adrenal.
Bagian luar berwarna kekuning-kuningan yang menghasilkan kortisol, disebut
korteks yang terdiri dari sel-sel epitel yang besar berisi lipoid yang disebut foam
cells, terdiri ari zona glomerulosa( lapisan luar), zona fasikulata ( lapisn tengah
yang paling besar) , zona retikularis (lapisan dalam langsung yang mengelilingi
medulla). Pemeliharaan struktur tubuh dan aktivitas sekresi dari korteks
suprarenal dipengaruhi oleh hormone adrenokortikotropin (ACTH) dari lobus
anterior hipofise. Korteks adrenal menghasilkan hormone :
Kortikosteroid (kortikoid), mengandung struktur dasar nucleus. Faal dari
kostikostiroid memproduksi sekitar 30 jenis kortikostiroid, tetapi hanya
beberapa yang mempunyai aktivitas biologis yang jelas. Pengaturan sekresi
glukokortikoid, sekresinya dirangsang oleh ACTH dari adenohipofise
melalui pengaruh trofiknya ACTH, mempertahankan struktur dan
perdarahan korteks adrenal terutama zona fasikulata dan zona retikularis.
Sekresi ACTH diatur oleh :
Menakisme umpan balik negative kortisol dan kortikosteron langsung
pada produksi ACTHdi adenohipofisis melalui hipotalamus.
Sekresi ACTH pagi hari meningkat dan menurun pada malam hari.
Sters meningkatkan sekresi ACTH dan sekresi kortisol.
Fungsi glukokortikoid :
Meningkatkan kegiatan metabolism berbagai zar dalam tubuh:
meningkatkan glikogenesis dan glikogenesis di dalam sel hati,
meningkatkan katabolisme protein terutama di otot dan tulang,
meningkatkan sintesis GNA dan RNA di dalam sel hati, menahan ion
Na dan ion Cl, meningkatkan sekresi ion K di ginjal, meningkatkan
lipolysis jaringan perifer, deposit lemak di abdomen, leher, dan wajah.
Menurunkan ambang rangsang neuron-neuron susunan saraf pusat
Menggiatkan sekresi asam lambung.
Menguatkan efek noradrenalin terhadap pembuluh darah, merendahkan
permeabilitas dinding pembuluh darah.
Menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, menghambat
pembentukan antibodi.
Menghambat penglepasan histamine dalam reaksi alergi, seringkali
dipakai untuk mengatasi syok anafilatik bersama dengan pemberian
adrenalin
Mineralokortikoid
Hormone mineralkortikoid terdiri atas aldosterone dan
deoksikortikosteron ( DOC ). Kedua hormone ini berperan penting dalam
keseimbangan elektrolit dan air di dalam tubuh.Kadar natrium dalam darah
ditentukan dan kalium yang berlebihan dibuang melalui urine.

Hormon kelamin
Korteks adrenal juga menghasilkan sedikit hormone kelamin pada laki-
laki dan perempuan untuk pertumbuhan dan perkembangan sifat
kelamin.Hormone tersebut adalah androgen, estrogen dan
progesterone.Kadar hormone yang dihasilkan sedikit sehingga tidak
memberikan dampak yang buruk. Namun jika kadar hormone tersebut
bertambah, sifat kelamin sekunder akan berubah.
Sekresi berlebihan pada masa anak-anak keadaan ini akan mempercepat
perkembangan kelamin atau perkembangan tersebut terjadi lebih awal
dari pada biasa dan anak tersebut akan mencapai masa pubertas lebih
awal daripada seharusnya.
Sekresi berlebih pada masa dewasa.Keadaan ini biasanya terjadi karena
kelebihan hormone androgen (Hormon laki-laki) pada perempuan.
Perempuan tersebut akan menunjukan sifat laki-laki, misalnya tumbuh
janggut dan kumis. Kondisi seperti ini dikenal sebagai virilisma.

Medula
Terdiri dari sel-sel yang menghasilkan hormone epinefrin dan hormone
norepinefrin yang mengandung sel-sel ganglion simpatis dan kelenjar medula
adrenal.Kelenjar medula adrenal dapat membentuk dan melepaskan adrenalin di
samping noradrenalin.Dalam medula adrenal norepinefrin dibuha oleh enzim
yang dirangsang oleh kortisol.Pada dasarnya katekolamin (adrenallin) dan
noradrenalin terbentuk melalui suatu hidroksilasi dan dekarboksilasi asam amino
fenilanin dan tirosin.Tirokisn ditanspor ke dalam sel untuk menyekresi
katekolamin ditosin.
Fungsi epinefrin dan norepinefrin :
Terhadap system kerdiovaskuler ( jantung)
Epinefrin menyebabkan vasodilatasi arteriole dari otot tulang dan
vasokontriksi arteriole dari kulit. Sebagai stimulus untuk aksi jantung,
menambah frekuensi dan kontraksi otot jantung, dan memperbesar curah
jantung.
Norepinefrin vasokontriksi dan hormone ini menyebabkan tekanan darah
meninggi, sangat berguna untuk memperbaiki keadaan syok yang bukan
disebabkan oleh perdarahan.
Terhadap otot polos dari visera.
Epinefrin menyebabkan relaksasi oto polos gaster, usus, dan vesika
urinaria, otot polos bronkus sehingga sebagai terapi serangan asam
bronchial.
Efek metabolic epinefrin :
Dalam hepar menstimulasi pemecahan glikogen, suatu aksi yang
menaikan kadar gula darah melalui penambahan (adenosine
monofosfat) AMP.
Dalam otot menambah pemecahan glikogen juga melalui penambahan
AMP.
Dalam jaringan lemak mempunyai efek lipolysis yang mengakibatkan
pelepasan asam amino dan gliserol dalam darah. Asam lemak sebagai
bahan pembakar dalam otot dan di hati untuk gluconeogenesis.
Dalam pancreas menghalangi pelepasan insulin.
Keadaan darurat epinefrin dipakai untuk melepas asam lemak dari
jaringan menjadi bahan pembakar dalam otot, mobilisasi glukosa
dengan menambah glikogenolisis dan gluconeogenesis dalam hepar,
dan mengurangi uptake glukosa dalam otot, mengurangi pelepasan
insulin menghindarkan pemakaian glukosa oleh jaribgab perifer
sehingga dipakai oleh system saraf sentral.

Pankreas
Pankreas adalah suatu alat tubuh yang agak panjang terletak retroperitoneal
dalam abdomen bagian atas, di depan vertebrae lumbalis I dan II. Kepala pancreas
terletak dekat kepala duodenum, sedangkan ekornya sampai ke lien.Pancreas
mendapat darah dari arteri linealis dan arteri mesenterika superior.
Pancreas menghasilkan dua kelenjar yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar
eksokrin. -Diantara sel-el eksokrin di seluruh pancreas tersebar kelompok-kelompok
atau “pulau”, sel endokrin yang dikenal sebagai pulau (islets) Langerhans. Pulau-
pulu Langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pancreas. Dalam tubuh manusia
terdapat 1-2 juta pulau-pulau Langerhans yang dibedakan atas granulasi dan
pewarnaan, setengan dari sel ini menyekresi hormone insulin
Dalam tubuh manusia normal pulau Langerhans menghasilkan empat jenis
sel :
Sel-sel A (alfa) sekitar 20-40 % memproduksi glucagon menjadi factor
hiperglikemik, mempunyai anti-insulin aktif.
Sel-sel B (beta) 60-80% fungsinya membuat insulin.
Sel-sel D 5-15 % membuat somatostatin.
Sel-sel F 1% mengandung dan menyekresi pankreatik polipeptida.
Insulin merupakan protein kecil terdiri dari dua rantai asam amino, satu sama
lainnya dihubungkan oleh ikatan disulfida. Sebelum dapat berfungsi ia harus
berikatan dengan protein reseptor yang besar dalam membrane sel. Sekresi insulin
dikendalikan oleh kadar glukosa darah.
Mekanisme kerja insulin :
Insulin meningkatkan transport glukosa ke dalam sel/jaringan tubuh kecuali otak,
tubulus ginjal, mukosa usus halus, dan sel darah merah. Masuknya glukosa
adalah suatu proses difusi, karena perbedaan konsentrasi glukosa bebs antara
luar sel dan dalam sel.
Meningkatkan transport asam amino ke dalam sel.
Meningkatkan sintesis protein di otak dan hati.
Menghambat kerja hormone yang sensitive terhadap lipase, meningkatkan
sintesis lipida.
Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.
Kekurangan insulin dapat menyebabkan kelainan yang dikenal dengan
diabetes mellitus, yang mengakibatkan glukosa tertahan di luar sel (cairan
ekstraseluler), mengakibatkan sel jaringan mengalami kekurangan glukosa/ energy
dan akan merangsang glikogenolisis di sel hati dan sel jaringan.

Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak dalam rongga mediastinum di belakang tulang
sternum, di dalam rongga toraks, kira-kira setinggi bifukasi trachea.Warnanya
kemerah-merahan dan terdiri dari dua lobus. Hanya dijumpai pada anak usia di
bawah 18 tahun. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram,
ukurannya bertambah setelah masa remaja antara 30-40 gram dan setelah dewasa
akan mengerut.
Kelenjar timus menginduksi diferensiasi sel induk limfosit yang mampu
berpartisipasi dalam reaksi kekebalan.Di antara bukti tentang adanya aktivasi
endokrin pada timus ialah kenyataan bahwa timus peka terhadap hormone
tiroid.Mengecilnya ukuran timus sementara kedewasaan kelamin tercapai
disebabkan oleh hambatan yang diberikan oleh steroid gonald. Steroid adrenal juga
menghambat timus, pengaruh ini dipakai sebagai parameter untuk kortikosteroid
Kelenjar timus adalah suatu sumber dari sel yang mempunyai kemampuan
imunologis. Sumber hormone timus mempersiapkan proliferasi dan maturasi sel-sel
yang mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam jaringan lain. Setelah
dewsa pertumbuhan akan berkurang sehingga mengurangi aktivitas kelamin.
Fungsi kelenjar timus :
Suatu sumber sel yang mempunyai kemampuan imunologis.
Sumber hormon timik yang mempersiapkan proloferasi dan maturasi sel-sel yang
mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam banyak jaringan lain.
Mengurangi aktivitas kelamin.

Kelenjar Kelamin
Kelenjar gonad yaitu testis pada pria dan ovarium pada wanita, mempunyai
fungsi endokrin dan reproduksi.Sebagai kelenjar endokrin, testis menghasilkan
hormone seks yaitu androgen dan sperma.Sedangkan ovarium menghasilkan
estrogen dan progesterone serta memproduksi sel telur.Gonad dan kelenjar-kelenjar
aksesori pada waktu lahir mempunyai ukuran yang lebih kecil dan tidak berfungsi.
Pada masa pubertas kelenjar gonad menjadi aktif dan sifat kelamin sekunder mulai
Nampak, terjadi peningkatan sekresi gonadotropin(FSH dan LH) yang merangsnag
perkembangan dan produksi kelenjar Gonad. Peningkatan sekresi FSH dan LH
disebabkan kepekaan hipotalamus terhadap inhibisi (hambatan) steroid menurun.
Kelenjar kelamin ialah:
Testis terdapat pada pria, terletak pada skortum. Testis meghasilkan beberapa
hormone seks pria yang bersama-sama dinamakan androgen. Salah satu
diantaranya adalah testoteronyang lebih banyak dan lebih kuat dari yang
lainnya, serta bertanggungjawab pada efek hormon pria. Testosterone dibentuk
oleh sel interstisial leyding yang terletak pada interstisial antara tubulus
seminalis. Sekresi androgen (Hormon seks pria) , misalnya kelenjar adrenal
menyekrsi androgen dalam keadaan normal tidak menyebabkan sifat
maskulinisasi yang bermakna.Tiga macam sel di testis :
Spermatogonia à spermatozoa
Leydig à testosteron ß LH
Sertoli à ABP ß FSH
Fungsi endokrin testis :
Testis janin dapat menurun hingga trimester ke -3 kehamilan, mensintesis
androgen pada minggu ke-6 sampai 8 (maksimum minggu 11-18),
menghasilkan testosterone.
Pada janin testosterone diperlukan untuk diferensiasi genitalia interna dan
eksterna laki-laki.
Pada pria dewasa untuk perkembangan dan memperthankan ciri-ciri seks
sekunder pria serta spermatogenesis.
Testoteron bertanggung jawab untuk perkembangan sifat kelamin sekunder
bagi laki-laki. Sifat ini termasuk :
Perubahan pada larynx – suara menjadi pecah dan lebih dalam ( suara laki-laki).
Pertumbuhan rambut di bagian muka ( janggut dan kumis), dan rambut ketiak
serta pelvis.
Sifat pembentukan tubuh mengambil bentuk susunan laki-laki.
Organ kelamin laki-laki membesar.

Ovarika terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di sebelah kiri dan kanan
rahim dan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron (korpus luteum).
Estrogen :
Estrogen alami yang menonjol adalah estradiol.Ovarium hanya
membuat estradiol yang merupakan produk degradasi steroid-steroid pada
wanita yang tidak hamil.Selama kehamilan estrogen diproduksi oleh
plasenta.Estrogen beredar terikat pada protein plasma.Urine wanita hamil
banyak mengandung estrogen yang dihasilkan oleh plasenta. Mekanisme
aksi estrogen mengatur ekspresi gen tertentu dalam sel yang bekerja sebagai
sasaran. Khasiat umumnya sebagai perangsang DNA melalui RNA
sehingga terjadi peningkatan sintesis protein. Fungsikhususnya :
Serviks : produksiestradiol meningkatkan fase folikuler sekresi getah
serviks dalam mengubah konsentrasi getah pada saat ovulasi.
Vagina : estradiol menyebabkan perubahan selaput vagina, meningkatkan
produksi getah dan odar glikogen, meningkatkan produksi asam laktat
nilai pH menjadi rendah sehingga memperkecil terjadinya infeksi,
mempersiapkan spermatozoa dalam genitalia wanita agar dapar
menembus selubung ovum.

Progesteron :
LSH dari hypophysis menstimulasi seksresi progesterone.Sturuktur
yang menghasilkan progesteron adalah corpus luteum yang berasal dari
folikel de graff. Progesteron merupakan hormone yang bertanggung
jawab pada masa kehamilan.Hormone ini menyebabkan terjadinya
kehamilan dan mengembangkan pertumbuhan plasenta.Pada perempuan
hamil sumber progesterone pada tahap awal kehamilan (hingga bulan
keempat) adalah corpus luteum.Setelah itu sumber progesterone adalah
sel-sel didalam plasenta.

Mekanisme Kerja Hormon


Reseptor hormon pada membran reseptor untuk hormon pada suatu sel dapat terletak
pada membrane atau sitoplasma biasanya merupakan reseptor untuk hormon protein atau
peptida. Apabila sudah sampai di dekat sel sasaran, hormon akan segera berikatan
dengan reseptornya dan memebentuk komplekss hormon-reseptor. Pembentukan
hormon-reseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa dengan penggabungan antara
anak kunci dan gemboknya. Kompleks hormon-reseptor akan memicu serangkaian reaksi
biokimia yang menimbulkan tanggapan hayati.
Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh hormon dengan cara
kerja seperti di atas :
Perubahan aktivitas enzim : perubahan aktivitas enzim memungkinkan proses
metabolism tertentu dapat terselenggara atau terhenti.
Pengaktifan mekanisme transport aktif : proses transport aktif sangat penting bagi sel
untuk memasukkan tau mengeluarkan suatu zat.
Aktivitas pembentukan mikrotubulus : perubahan aktivitas pembentukan mikrotubulus
dapat mempengaruhi berbagai peristiwa yang tergantung padanya, antara alin
pergerakan ameba dan mitosis sel.
Pengubahan aktivitas metabolism DNA : pengubahan aktivitas metabolisme DNA
dapat memepengaruhi proses pertumbuhan atau pembelahan sel.
Reseptor Hormon Pada Sitoplasma (Reseptor Sitosolik) Merupakan hormon
yang terdapat dalam sitoplasma sel sasaran.Hormon yang menggunakan reseptor
sitosolik adalah hormon steroid dan hormon turunan asam amino.Hormon tersebut
sangat musah larutdalam lipid sehingga mudah melewati membrane sel
sasaran.Selama dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berkaitan
dengan pengembannnya. Hormon akan terlepas dari molekul pengemban dan masuk
ke sel sasaran. Dalam sitoplasma sel sasaran, hormon berkombinasi dengan reseptor
khusus sehingga menghasilkan kompleks hormon-reseptor yang aktif. Kompleks
tersebut memiliki daya gabung yang sanagt tinggi terhadap DNA sehingga setelah
masuk ke inti, akan segera berkombinasi dengan DNA. Hal ini yang mengawali
transkrip DNA. Pengikatan kompleks hormon-reseptor pada daerah promoter akan
merangsang gen tertentu untuk aktif atau pasif.

Mekanisme Kerja Enzim


Enzim adalah sebuah senyawa protein yang tersusun dari komponen protein dan juga
katalitik yang mempunyai nilai guna untuk mempercepat suatu proses metabolisme pada
tubuh organisme. Komponen tersebut begitu penting dalam sebuah proses metabolisme,
karena tidak akan mampu mempercepat dengan menurunkan energi aktivasi yang
dibutuhkan pada saat reaksi metabolisme akan dimulai. Enzim adalah sebuah senyawa
yang tersusun atas protein (apoenzim) serta juga senyawa non protein (cofactor).
Sifat katalitik yaitu ciri khas enzim yang membedakan antara enzim dengan protein
lainnya.sifat katalitik tersebut diperoleh dari gugus cofactor yang dapat berupa senyawa
organik (koenzim serta gugus prostetic), ataupun senyawa anorganik (ion logam).

Cara kerja enzim di dalam suatu reaksi metabolisme pada tubuh organisme yaitu
dengan cara menurunkan energi aktivasi yaitu energi yang dibutuhkan untuk dapat
memulai suatu reaksi. Dengan meminimalkan “cost” maka proses yang berlangsung juga
akan dapat lebih cepat lagi.Energi aktivasi didalam suatu reaksi kimia tersebut dapat
diperumpakan adalah sebagai “biaya jalan” dalam sebuah proses produksi. Semakin
rendah “biaya jalannya”, maka makin akan cepat prosesnya pula.Selain dari itu,
keuntungan menggunakan enzim adalah selain lebih “murah” dapat proses reaksi tetap
berlangsung sebagaimana seharusnya, karena enzim inilah yang membantu proses
metabolisme tidak ikut bereaksi. Adapun cara kerja enzim dalam mempercepat reaksi
kimia adalah dengan cara berinteraksi bersama substrat, setelah itu substrat tersebut
akan diubah menjadi sebuah produk. Apabila terbentuk produk, enzim akan dapat
melepaskan “diri’ dari substrat tersebut.Hal tersebut dikarenakan enzim tidak dapat
bereaksi dengan substratnya. Terdapat dua teori yang menggambarkan bagaimana cara
kerja enzim, antara lain adalah sebagai berikut:
Teori Gembok dan Kunci (Lock and Key)

Emil Fischer pada 1894 adalah yang menemukan teori ini. Menurut beliau ,
enzim tidak akan berikatan dengan substrat yang memiliki bentuk yang sama
(spesifik) dengan sisi aktif dari enzim. Dengan kata lain, hanya substrat yang punya
bentuk yang cocok secara spesifik yang dapat berhubungan dengan enzim
tersebut.Oleh karena itulah kenapa disebut dengan teori gembok dan kunci, yang
mana enzim diilustrasikan sebagai kunci dan substrat diistilahkan dengan
gembok.karena Gembok dan kunci akan mempunyai kecocokan sisi yang sama
untuk bisa membuka ataupun sebaliknya.Teori tersebut mempunyai kekurangan
yaitu tidak mampu menjelaskan mengenai kestabilan enzim pada saat peralihan titik
reaksi enzim.
Teori Induksi Pas (Induced Fit)

Daniel Koshland pada 1958 adalah yang menggunakan teori ini, enzim
memiliki sisi aktif yang fleksibel. Meski demikian, sisi aktif enzim tersebut
mempunyai titik – titik pengikatan yang sama / spesifik. Sehingga hanya substrat
yang mempunyai titik – titik pengikatan yang spesifik sama yang akan menginduksi
sisi aktif dari enzim sehingga pas (membentuk seperti substrat).Teori induksi
Induksi inilah yang dapat menjawab kekurangan dari teori Gembok dan Kunci
sebelumnya. Oleh karena itu, teori induksi yang dikemukakan oleh Daniel Koshland
pada 1958 adalah sebuah teori yang paling banyak diakui oleh para peneliti untuk
dapat menjelaskan cara kerja enzim.

A.    Definisi
Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-
bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri.
B.     Fungsi Darah
Darah memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian yang padat (sel darah). Bagian –
bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam tubuh. Secara garis besar, fungsi utama darah
adalah sebagai berikut:
a)      Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat sisa
metabolisme, hormon, dan air.
b)      Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang aktif ke organ
tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 – 37oC.
c)      Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah putih.
d)     Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)
Komposisi Darah
Sel darah dan keping darah memiliki komposisi sebanyak 45% di dalam darah. Sementara
sisanya (55%) merupakan plasmadarah. Plasma darah merupakan cairan kekuningan yang
tersusun dari 90% air, 8% protein (albumin, globumin, fibrinogen), serta 0,9% mineral,
oksigen, enzim antigen, dan bahan organik lainnya.
C. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa Yunani yaitu,
erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel. Eritrosit merupakan bagian
sel darah yang mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah biomolekul yang
mengikat oksigen. Sedangkan darah yang berwarna merah cerah dipengaruhi oleh oksigen
yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin
melepaskan oksigen ke sel dan mengikat karbondioksida. Jumlah hemoglobin pada orang
dewasa kira-kira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-
laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam
amino dan memerlukan pula zat besi, sehinnga diperlukan diet seimbang zat besi. Di dalam
tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin
dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut animea,
yang biasanya disebabkan oleh pendarahan hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat
pembuatan eritrosit terganggu.
Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf  atau berbentuk piringan pipih
seperti donat. Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 µm dan tebalnya
sekitar 2 µm, eritrosit termasuk sel paling kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada
tubuh manusia. Jumlah sel darah merah adalah jumlah yang paling banyak dibandingkan
jumlah sel darah lainnya. Secara normal, di dalam darah seorang laki-laki dewasa terdapat 25
trilliun sel darah merah atau setiap satu milimeter kubik (1 mm 3) darah trdapat 5 juta sel
darah merah. Pada perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per miliketer kubiknya
sebanyak 4,5 juta.
Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana eritrosit
diproduksi dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya akan pecah
menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang rusak
dihancurkan oleh limpa dan yang lolos akan dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan
kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum merah
tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru. Sumsum merah tulang memproduksi
eritrosit, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik. Produksi dapat distimulasi
oleh hormon eritoprotein (EPO) yang disintesa ginjal. Hormon ini sering digunakan para atlet
dalam suatu pertandingan sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum
tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamakan retikulosit dan jumlahnya sekitar 1%
dari semua darah yang beredar.

D. Platelet (Keping Darah)


Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki ukuran yang paling kecil,
bentuknya tidak teratur, dan tidak memiliki inti sel. Keping darah dibuat di dalam sumsum
merah yang terdapat pada tulang pipih dan tulang pendek. Setiap 1 mm 3 darah terdapat
200.000 – 300.000 butir keping darah. Trombosit yang lebih dari 300.000 disebut
trombositosis, sedangkan apabila kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Trombosit
hanya mampu bertahan 8 hari. Meskipun demikian trombosit mempunyai peranan yang
sangat penting dalam proses pembekuan darah.
Pada saat kita mengalami luka, permukaan luka tersebut akan menjadi kasar. Jika
trombosit menyentuh permukaan luka yang kasar, maka trombosit akan pecah. Pecahnya
trombosit akan menyebabkan keluarnya enzim trombokinase yang terkandung di dalamnya.
Enzim trombokinase dengan bantuan mineral kalsium (Ca) dan vitamin K yang terdapat di
dalam tubuh dapat mengubah protombin menjadi trombin. Selanjutnya, trombin merangsang
fibrinogen untuk membuat fibrin atau benang-benag. Benang-benang fibrin segera
membentuk anyaman untuk menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.

E. Sel Darah Putih (Leukosit)


Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah. Namun jumlah sel
darah putih jauh lebih sedikit daripada sel darah merah. Pada orang dewasa setiap 1 mm 3
darah terdapat 6.000-9.000 sel darah putih. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih
memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak seperti Amoeba dan
dapat menembus dinding kapiler. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar
limfa, dan limpa (kura).
Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening), bentuk tidak tetap
(ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah merah.
Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi:
1.      Leukosit Bergranula (Granulosit)
         Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%. Plasmanya
bersifat netral, inti selnya banyak dengan bentuk yang bermacam-macam dan berwarna
merah kebiruan. Neutrofil bertugas untuk memerangi bakteri pembawa penyakit yang
memasuki tubuh. Mula mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera
melepaskan zat kimia untuk mencegah bakteri berkembang biak serta menghancurkannya
         Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya sekitar 5%.
Eosinofil akan bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi yang disebabkan oleh cacing.
Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya eosinofil akan menjadi merah tua apabila ditetesi
dengan eosin. Eosinofil memiliki granula kemerahan. Fungsi dari eosinofil adalah untuk
memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia, dan membuang sisa-sisa sel yang rusak. 
         Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan. Jumlahnya hanya sekitar 1%.
Plasmanya bersikap basa, itulah sebabnya apabila basofil ditetesi dengan larutan basa, maka
akan berwarna biru. Sel darah putih ini juga bersifat fagositosis. Selain itu, basofil
mengandung zat kimia anti penggumpalan yang disebut heparin.

2.      Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)


         Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki bergranula. Intiselnya hampir bundar dan
terdapat dua macam limfosit kecil dan limfosit besar. 20% sampai 30% penyusun sel darah
putih adalah limfosit. Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu. Berfungsi sebagai
pembentuk antibodi.
         Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk bulat atau bulat
panjang. Diproduksi oleh jaringan limfa dan bersifat fagosit.

Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba masuk ke dalam tubuh, maka
tubuh akan menganggap benda yang masuk tersebut adalah benda asing. Akibatnya tubuh
memproduksi zat antibodi melalu sel darah putih untuk menghancurkan antigen. Glikoprotein
yang terdapat pada hati kita, dapat menjadi antigen bagi orang lain apabila glikoprotein
tersebut disuntikkan kepada orang lain. Hal ini membuktikan bahwa suatu bahan dapat
dianggap sebagai antigen untuk orang lain tetapi belum tentu sebagai antigen untuk diri kita
sendiri. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.
Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada dua macam:
  Sel Fagosit
Sel fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara menelan (fagositosis). Fagosit
terdiri dari dua macam:
1.    Neutrofil, terdapat dalam darah
2.    Makrofag, dapat meninggalkan peredaran darah untuk masuk kedalam jaringan atau rongga
tubuh
  Sel Limfosit
Limfosit terdiri dari:
1.      T Limfosit (T sel), yang bergerak ke kelenjar timus (kelenjar limfa di dasar leher)
2.      B Limfosit (B Sel)
Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah, menghasilkan antibodi yang disesuaikan dengan antigen yang masuk ke
dalam tubuh. Seringkali virus memasuki tubuh tidak melalui pembuluh darah tetapi melalui
kulit dan selaput lendir agar terhindar dari lukosit. Namun sel-sel tubuh tersebut tidak
berdiam diri. Sel-sel tersebut akan menghasilkan interferon suatu protein yang dapat
memproduksi zat penghalang terbentuknya virus baru (replikasi). Adanya kemampuan ini
dapat mencengah terjadinya serangan virus.

 F. Plasma Darah (Bagian Cair Darah)


Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta mempengaruhi
sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki warana kekuning-kuningan yang
didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen.
Sisanya berisi bahan organik, seperti lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa.
Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut dan
mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut zat sisa
metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ pengeluaran.
Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:
a.       Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik
b.      Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi
c.       Fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah.
Pada gambar 1.1 Skema susunan darah manusia, disebutkan bahwa plasma darah terdiri atas
serum dan fibrinogen. Seperti yang telah dijelaskan diatas, fibrinogen adalah sumber fibrin
yang berfungsi dalam proses pembekuan darah, sedangkan serum adalah suatu cairan
berwarna kuning. Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat membunuh
bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.

B. Jantung
a. Struktur Jantung
Bagian-bagian jantung serta fungsinya
anatomi jantung
Perikardium
Jantung berada dalam rongga berisi cairan yang disebut rongga perikardial. Dinding dan
lapisan rongga perikardial inilah yang disebut dengan perikardium.
Perikardium ialah sejenis membran serosa yang menghasilkan cairan serous untuk melumasi
jantung selama berdenyut dan mencegah gesekan yang menyakitkan antara jantung dan organ
sekitarnya.
Bagian ini juga berfungsi untuk menyangga dan menahan jantung untuk tetap berada dalam
posisinya. Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu epikardium (lapisan
terluar), miokardium (lapisan tengah), dan endokardium (lapisan dalam).
Serambi
Serambi atau disebut juga atrium merupakan bagian jantung atas yang terdiri dari serambi
kanan dan kiri. Serambi kanan berfungsi untuk menerima darah kotor dari tubuh yang
dibawa oleh pembuluh darah.
Sedangkan serambi kiri berfungsi untuk menerima darah bersih dari paru-paru. Serambi
memiliki dinding yang lebih tipis dan tidak berotot karena tugasnya hanya sebagai ruangan
penerima darah.
Bilik
Sama seperti serambi, bilik atau disebut juga ventrikel merupakan bagian jantung bawah
yang terdiri dari bagian kanan dan kiri. Bilik kanan berfungsi untuk memompa darah kotor
dari jantung ke paru-paru.
Sementara itu, bilik kiri berfungsi untuk memompa darah bersih dari jantung ke seluruh
tubuh. Dinding bilik jauh lebih tebal dan berotot dibandingkan dengan serambi karena
bekerja lebih keras untuk memompa darah baik dari jantung ke paru-paru maupun ke seluruh
tubuh.
Katup
Jantung memiliki empat katup yang menjaga aliran darah mengalir ke satu arah, yaitu:
 Katup trikuspid, mengatur aliran darah antara serambi kanan dan bilik kanan.
 Katup pulmonal, mengatur aliran darah dari bilik kanan ke arteri pulmonalis yang
membawa darah ke paru-paru untuk mengambil oksigen.
 Katup mitral, mengalirkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru mengalir dari
serambi kiri ke bilik kiri.
 Katup aorta, membuka jalan bagi darah yang kaya akan oksigen untuk dilewati dari
bilik kiri ke aorta (arteri terbesar di tubuh).
Pembuluh darah
Ada tiga pembuluh darah utama yang terdapat di jantung, yaitu:
 Arteri, membawa darah yang kaya akan oksigen dari jantung ke bagian tubuh
lainnya. Arteri memiliki dinding yang cukup elastis sehingga mampu menjaga
tekanan darah tetap konsisten.
 Vena, pembuluh darah yang satu ini membawa darah yang miskin oksigen dari
seluruh tubuh untuk kembali ke jantung. Dibandingkan dengan arteri, vena memiliki
dinding pembuluh yang lebih tipis.
 Kapiler, pembuluh darah ini bertugas untuk menghubungkan arteri terkecil dengan
vena terkecil. Dindingnya sangat tipis sehingga memungkinkan pembuluh darah
untuk bertukar senyawa dengan jaringan sekitarnya, seperti karbon dioksida, air,
oksigen, limbah, dan nutrisi.
B. Sirkulasi Darah ke Jantung
Mekanisme Sistem Peredaran Darah Manusia
Sistem peredaran darah manusia dapat terbagi menjadi tiga, yakni sirkulasi sistemik, sirkulasi
pulmonal, dan sirkulasi koroner. Ketiga sirkulasi ini saling bekerja sama untuk memastikan
kelangsungan hidup manusia.
 Sirkulasi sistemik
Sirkulasi sistemik merupakan sirlukasi darah yang mencakup seluruh tubuh. Sirkulasi
ini berlangsung ketika darah yang mengandung oksigen mengisi serambi kiri jantung
melalui vena pulmonalis, usai melakukan pelepasan karbon dioksida di paru-paru.
Kemudian, darah yang sudah berada di serambi kiri diteruskan ke bilik kiri, untuk
selanjutnya disalurkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah utama (aorta). Darah
yang dipompa melewati aorta akan terus mengalir hingga ke bagian paling tepi di
seluruh area tubuh. Setelah menyalurkan berbagai zat yang dibawanya ke sel-sel
tubuh, darah akan mengalir kembali menuju serambi kanan jantung untuk mengalami
proses pembersihan darah.
 Sirkulasi pulmonal
Sirkulasi pulmonal (paru), ini merupakan sirkulasi darah dari jantung menuju paru-
paru, dan sebaliknya. Sirkulasi ini berlangsung saat darah yang mengandung karbon
dioksida dari sisa metabolisme tubuh kembali ke jantung melalui pembuluh vena
besar (vena cava). Lalu, memasuki serambi kanan dan diteruskan ke bilik kanan
jantung. Selanjutnya, darah yang sudah berada di bilik kanan akan dialirkan ke paru-
paru melalui arteri pulmonalis, untuk melakukan pertukaran gas karbon dioksida
dengan oksigen. Setelah itu, darah bersih yang kaya oksigen akan memasuki serambi
kiri jantung melalui vena pulmonalis.
 Sirkulasi koroner
Sama seperti organ tubuh lain, jantung juga membutuhkan asupan oksigen dan nutrisi
supaya dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Darah yang menutrisi jantung akan
dialirkan melalui arteri koroner ke otot-otot jantung. Maka dari itu, sumbatan pada
arteri koroner bisa mengurangi aliran oksigen dan nutrisi ke otot jantung, sehingga
meningkatkan risiko terkena serangan jantung.

C. Sirkulasi Fetal
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak.
Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan
oleh plasenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke tiga dan
bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.
Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam tali
pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau
sekitar 500 ml per menit.
Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cava inferior,
bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran
darah dari vena cava inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke
ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh.
Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan
melalui vena cava superior. Kemudian melalui arteri pulmonalis besar meninggalkan
ventrikel kanan menuju aorta melewati ductus arteriosus. Darah ini kembali
ke plasentamelaui aorta, arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk mengadakan
pertukaran gas selanjutnya.
Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang
memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali
ke plasenta tanpa melalui paru-paru.
D. Sirkulasi Koroner

Sama seperti organ tubuh lain, jantung juga membutuhkan asupan oksigen dan nutrisi supaya
dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Darah yang menutrisi jantung akan dialirkan
melalui arteri koroner ke otot-otot jantung. Maka dari itu, sumbatan pada arteri koroner bisa
mengurangi aliran oksigen dan nutrisi ke otot jantung, sehingga meningkatkan risiko
terkena serangan jantung
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk
miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil. Suplai darah dimulai dari
kedua cabang arteri koronaria kiri dan kanan yang merupakan pembuluh darah pertama yang
keluar dari aorta. Kedua arteri ini kemudian membentuk cabang-cabang utama seperti arteri
desenden kiri, arteri desenden kanan, dan sirkumfleks. Arteri koroner menerima darah sekitar
5% dari curah jantung dan bisa mencapai hingga 25% bila diperlukan.
Aliran darah koroner meningkat pada:
1.      Aktifitas
2.      Denyut jantung
3.      Rangsang sistem saraf simpatis

     A.    Pengertian Sistem Kardiovaskuler


Sistem kardiovaskuler atau yang biasa disebut sistem sirkulasi adalah penghubung
antara lingkungan eksternal dan lingkungan cairan internal tubuh. Sistem ini membawa
nutrisi dan gas ke semua sel, jaringan, organ dan sistem organ serta membawa produk akhir
metabolisme keluar dari tubuh.

    B.     Komponen
Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, pembuluh darah dan darah.
1.    Jantung
Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua
paru-paru dibagian tengah rongga toraks, dua pertiga jantung terletak disebelah kiri garis
midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan
tangan pemiliknya.
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat buah ruang yang terletak di rongga
dada, di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum. Ruang jantung terdiri
atas dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan dua ruang yang berdinding
tebal disebut ventrikel (bilik)
(Muttaqin, 2009).
Jantung memiliki berat sekitar 300 gr,
meskipun berat dan ukurannya
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,
berat badan, beratnya aktifitas fisik, dll.
Jantung dewasa normal berdetak sekitar 60
sampai 80 kali per menit, menyemburkan
sekitar 70 ml darah dari kedua ventrikel per
detakan, dan keluaran totalnya sekitar
5 L/ menit
(Smeltzer dan Bare, 2002).

Gambar 1. Anatomi jantung normal (gunawanyoga.blogspot.com).

Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada (thoraks), diantara
kedua paru. Selaput yang mengitari jantung disebut pericardium, yang terdiri atas 2 lapisan,
yauitu pericardium parietalis, merupakan lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan
selaput paru. dan pericardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri, yang
juga disebut epikardium.
Di dalam lapisan jantung tersebut terdapat cairan pericardium, yang berfungsi untuk
mengurangi gesekan yang timbul akibat gerak jantung saat memompa. Dinding jantung
terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut pericardium, lapisan tengah atau
miokardium merupakan lapisan berotot, dan lapisan dalam disebut endokardium. Organ
jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis, disebut atrium, dan 2 ruang
yang berdinding tebal disebut ventrikel.
a) Atrium
1) Atrium kanan, berfungsi sebagai tempat penampungan darah yang rendah oksigen dari
seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena cava superior, vena cava inferior, serta
sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel
kanan dan selanjutnya ke paru.
2) Atrium kiri, berfungsi sebagai penerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru
melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri, dan selanjutnya
ke seluruh tubuh melalui aorta.
b) Ventrikel (bilik)
Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yang disebut trabekula.
Beberapa alur tampak menonjol, yang disebut muskulus papilaris. Ujung muskulus papilaris
dihubungkan dengan tepi daun katup atrioventrikuler oleh serat-serat yang disebut korda
tendinae.
1) Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru-paru
melalui arteri pulmonalis.
2) Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh tubuh
melalui aorta.
Ventrikel ini dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.

Untuk menghubungkan antara ruang satu dengan yang lain, jantung dilengkapi dengan
katup-katup, diantaranya :
a) Katup atrioventrikuler.
Oleh karena letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katup atrio-ventrikuler,
yaitu :
1) Katup trikuspidalis.
Merupakan katup yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan, serta
mempunyai 3 buah daun katup. Katup mitral/ atau bikuspidalis. Merupakan katup yang
terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri, serta mempunyai 2 buah katup. Selain itu
katup atrioventrikuler berfungsi untuk memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
atrium ke ventrikel pada fase diastole ventrikel, dan mencegah aliran balik pada saat sistole
ventrikel (kontraksi).

b) Katup semilunar.
1) Katup pulmonal.
Terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan.
2) Katup aorta.
Terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Kedua katup semilunar ini mempunyai bentuk
yang sama, yakni terdiri dari 3 daun katup yang simetris disertai penonjolan menyerupai
corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut. Adapun katup semilunar
memungkinkan darah mengalir dari masing- masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta
selama sistole ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel.
(Ulfah dan Tulandi, 2001)

2. Persyarafan jantung
Jantung dipersyarafi oleh serabut simpatis, parasimpatis, dan sistem syaraf autonom
melalui pleksus kardiakus. Syaraf simpatis berasal dari trunkus simpatikus bagian servical
dan torakal bagian atas dan syaraf parasimpatis berasal dari nervous vagus. Sistem
persyarafan jantung banyak dipersyarafi oleh serabut sistem syaraf otonom (parasimpatis dan
simpatis) dengan efek yang saling berlawanan dan bekerja bertolak belakang untuk
mempengaruhi perubahan pada denyut jantung, yang dapat mempertinggi ketelitian
pengaturan syaraf oleh sistem syaraf otot.

Gambar 2. Persyarafan jantung (all-about-anaesthesia.blogspot.com).

Serabut parasimpatis mempersyarafi nodus SA, otot-otot atrium, dan nodus AV


melalui nervus vagus. serabut simpatis menyebar keseluruh sistem konduksi dan miokardium.
Stimulasi simpatis (adregenic) juga menyebabkan melepasnya epinefrin dan beberapa
norepinefrin dari medulla adrenal. Respon jantung terhadap stimulasi simpatis diperantai oleh
pengikatan norepinefrin dan epinefrin ke reseptor adregenic tertentu; reseptor α terletak pada
sel-sel otot polos pembuluh darah, menyebabkan terjadinya vasokonstriksi, dan reseptor β
yang terletak pada nodus AV, nodus SA, dan miokardium, menyebabkan peningkatan denyut
jantung, peningkatan kecepatan hantaran melewati nodus AV, dan peningkatan kontraksi
miokardium (stimulasi reseptor ini menyebabkan vasodilatasi).
Hubungan sistem syaraf simpatis dan parasimpatis bekerja untuk menstabilkan tekanan
darah arteri dan curah jantung untuk mengatur aliran darah sesuai kebutuhan tubuh.
(Kasron, 2011)

3. Siklus jantung
Siklus jantung adalah periode
dimulainya satu denyutan jantung dan
awal dari denyutan selanjutnya. Siklus
jantung terdiri dari periode sistole, dan
diastole. Sistole adalah periode
kontraksi dari ventrikel, dimana darah
dikeluarkan dari jantung. Diastole
adalah periode relaksasi dari ventrikel
dan kontraksi atrium, dimana terjadi
pengisian darah dari atrium ke ventrikel.
a) Periode sistole (periode kontriksi)
Periode sistole adalah suatu keadaan jantung dimana bagian ventrikel dalam keadaan
menguncup. Katup bikuspidalis dan trikuspidalis dalam keadaan tertutup, dan valvula
semilunaris aorta dan valvula semilunaris arteri pulmonalis terbuka, sehingga darah dari
ventrikel kanan mengalir ke arteri pulmonalis, dan masuk kedalam paru-paru kiri dan kanan.
Darah dari ventrikel kiri mengalir ke aorta dan selanjutnya beredar keseluruh tubuh.
b) Periode diastole (periode dilatasi)
Periode diastole adalah suatu keadaan dimana jantung mengembang. Katup
bikuspidalis dan trikuspidalis dalam keadaan terbuka sehingga darah dari atrium kiri masuk
ke ventrikel kiri, dan darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan. Selanjutnya darah
yang datang dari paru-paru kiri kanan melalua vena pulmonal kemudian masuk ke atrium
kiri. Darah dari seluruh tubuh melalui vena cava superior dan inferior masuk ke atrium kanan.

c) Periode istirahat
Adalah waktu antara periode diastole dengan periode sistole dimana jantung berhenti
kira-kira sepersepuluh detik.
(Kasron, 2011)

4. Elektrokardiogram
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang
merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri atas sejumlah
bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika, kardio, kata Yunani untuk
jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti "menulis". Analisis sejumlah gelombang dan
vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting.

Gambar 3. Elektrokardiogram

Merupakan standar emas untuk


diagnosis aritmia jantung :
1. EKG memandu tingkatan terapi dan
risiko untuk pasien yang dicurigai ada
infark otot jantung akut
2. EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan hipokalemia)
3. EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang berkas kanan
dan kiri)
4. EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung
5. EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis. emboli paru
atau hipotermia)

Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG dapat
memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas.
5. Pembuluh Darah dan Darah
Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi yang mengangkut darah ke seluruh
tubuh. Ada tiga jenis pembuluh darah, yaitu arteri yang berfungsi membawa darah dari
jantung, kapiler yang berfungsi sebagai tempat pertukaran sebenarnya air dan bahan kimia
antara darah dan jaringan dan vena, yang membawa darah dari kapiler kembali ke jantung.
Pembuluh darah terbesar adalah aorta.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua tingkat tinggi yang berfungsi
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-
bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato-
yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.

6. Pembuluh Arteri, Kapiler, dan Vena


a. Kapiler
Kapiler merupakan pembuluh darah kecil yang sangat tipis, hanya dibentuk oleh tunika
intima saja sehingga memudahkan proses pertukaran zat antara pembuluh darah dengan sel
atau jaringan.
Hanya ada lapisan tunika intima karena pembuluh ini terus bercabang cabang
Pembuluh darah kapiler berasal dari bahasa Latin capillaris
Pembuluh kapiler merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari arteri, yang
bercabang dan menyempit ke arteriola, dan kemudian masih bercabang lagi menjadi kapiler.
Setelah terjadinya difusi jaringan, kapiler bergabung membentuk venule dan melebar menjadi
vena, yang mengembalikan darah ke jantung. artinya venule itu lanjutan dari arteriol yang
telah mendapatkan sisia ekskresi dari sel seluruh tubuh jadi arteriol dan venule
Dinding kapiler berupa epithel pipih selapis yang tipis sehingga gas dan molekul
seperti oksigen , carbon dioksida bisa berdifusi serta air, zat zat terlarut berupa protein,
glukosa dan lemak dapat mengalir melewatinya secara osmosis dengan dipengaruhi oleh
gradien osmotik dan hidrostatik.

Fungsi kapiler adalah :


1. Penghubung arteri dan vena
2. Tempat terjadinya pertukaran zat
3. Absorbsi nutrisi pada usus
4. Filtrasi pada ginjal
5. Absorbsi sekret kelenjar

b. Arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh
tubuh. Arteri membawa darah yang kaya oksigen, kecuali arteri pulmonalis.
Arteri bersifat elastik karena mempunyai lapisan otot polos dan serabut elastik sehingga
dapat berdenyut-denyut sebagai kompensasi terhadap tekanan jantung pada saat sistol.
Arteri yang lebih kecil dan arteriola lebih banyak mengandung lapisan otot sebagai
respon terhadap pengendalian saraf vasomotor.
Arteri mendapatkan suplai darah dari pembuluh darah khusus yang disebut vasa vasorum,
dipersarafi oleh serabut saraf motorik yang disebut vasomotor.
Arteri mempunyai diameter yang berbeda-beda, mulai yang besar yaitu aorta kemudian
bercabang menjadi arteri dan arteriola. dinding arteri tebal karena membawa darah dengan
tekanan yang tinggi di tubuh tidak berada di permukaan tetapi agak kedalam dibawah
permukaan berwarna cenderung merah karena cenderung membawa darah yang mengandung
oksigen kecuali arteri pulmonalis.
c. Vena
Vena merupakan pembuluh darah yang mengembalikan darah dari seluruh tubuh ke
jantung sehingga dinamakan pula pembuluh balik.
Vena mempunyai tiga lapisan seperti arteri tetapi mempunyai lapisan otot polos yang
lebih tipis, kurang kuat dan mudah kempes (kolaps).
Vena dilengkapi dengan katup vena yang berfungsi mencegah aliran balik darah ke
bagian sebelumnya karena pengaruh gravitasi.
Katup vena berbentuk lipatan setengah bulat yang terbuat dari lapisan dalam vena yaitu
lapisan endotelium yang diperkuat oleh jaringan fibrosa.

Cara mengalirkan darah di vena agar bisa kembali kejantung :


1. Pada kapiler terdapat spingter prakapiler mengatur aliran darah ke kapiler :
Bila spingter prakapiler berelaksasi maka kapiler-kapiler yang bercabang dari pembuluh
darah utama membuka dan darah mengalir ke kapiler.
2. Bila spingter prakapiler berkontraksi, kapiler akan tertutup dan aliran darah yang melalui
kapiler tersebut akan berkurang.
3. Pada vena bila otot berkontraksi maka vena akan terperas dan kelepak yang terdapat pada
jaringan akan bertindak sebagai katup satu arah yang menjaga agar darah mengalir hanya
menuju ke jantung.

Ada beberapa pembuluh darah besar yang berdekatan letaknya dengan jantung yaitu :
1. Vena Cava Superior Vena cava superior adalah vena besar yang membawa darah kotor
dari tubuh bagian atas menuju atrium kanan.
2. Vena Cava Inferior Vena cava inferior adalah vena besar yang membawa darah kotor dari
bagian bawah diafragma ke atrium kanan.
3. Sinus Conaria Sinus coronary adalah vena besar di jantung yang membawa darah kotor
dari jantung sendiri.
4. Trunkus Pulmonalis Pulmonary trunk adalah pembuluh darah besar yang membawa darah
kotor dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis.
5. Arteri pulmonalis dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah kotor dari
pulmonary trunk ke kedua paru-paru.
6. Vena Pulmonalis Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa
darah bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
7. Aorta Asendens Ascending aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih
dari ventrikel kiri ke arkus aorta (lengkung aorta) ke cabangnya yang bertanggung jawab
dengan organ tubuh bagian atas.
8. Aorta Desendens Descending aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan
bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah.

Ada beberapa jenis vena tambahan :


1. Vena porta : vena yang port (mampir) terlebih dahulu di organ sebelum ke jantung
2. Vena porta hepatica : vena dari usus ke hati : vena ini kaya makanan hasil penyerapan dari
usus ( di tubuh kita dijumpai)
3. Vena porta renalis : vena dari tungkai belakang kaki pada katak mampir ke ginjal , baru ke
jantung

Penyakit penyakitnya
1. Arteri : cenderung terjadi penyempitan karena ada sumbatan : sklerosis ( atreosklerosis :
lemak dan Arterio sklerosis : oleh kapur )
2. Vena : cenderung melebar karena aliran ditentukan pula oleh tekanan otot , pelebaran vena
di betis : varises , pelebaran di sekitar anus : hemoroid/wasir)
3. Kapiler : cenderung penyempitan karena ada sumbatan : Thrombus : sumbatan padat ,
Embolus sumbatan berupa udara (gas) , lemak : struk /hipertensi.

7. Tekanan Darah
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah
ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat
dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor
atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut
tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara
pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan
darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak
secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan
darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, di mana akan lebih tinggi pada saat melakukan
aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda;
paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu
dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya
mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.

Tekanan darah ada dua macam yaitu :


a. Tekanan sistolik
Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi kontraksi otot jantung. Istilah ini
secara khusus digunakan untuk merujuk pada tekanan arterial maksimum saat terjadi
kontraksi pada lobus ventrikular kiri dari jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi disebut
systole.
Pada format penulisan angka tekanan darah, umumnya, tekanan sistolik merupakan
angka pertama. Sebagai contoh, tekanan darah pada angka 120/80 menunjukkan tekanan
sistolik pada nilai 120 mmHg.

b. Tekanan diastolik
Tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung sedang berelaksasi atau
beristirahat. Pada kurva denyut jantung, tekanan diastolik adalah tekanan darah yang
digambarkan pada rentang di antara grafik denyut jantung.

8. Pengisian Kapiler
Capillary Refill Time ( CRT ) didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk
warna untuk kembali ke unggun kapiler eksternal setelah tekanan diberikan untuk
menyebabkan blansing . Itu dapat diukur dengan memegang tangan lebih tinggi dari tingkat
jantung dan menekan bantalan lunak jari atau kuku sampai putih, kemudian perhatikan waktu
yang diperlukan untuk warna untuk kembali setelah tekanan dilepaskan. Waktu isi ulang
kapiler normal biasanya kurang dari 2 detik. Pada bayi baru lahir , waktu pengisian kapiler
dapat diukur dengan menekan sternum selama lima detik dengan jari atau ibu jari, dan
mencatat waktu yang diperlukan untuk warna untuk kembali setelah tekanan dilepaskan.
Batas normal atas untuk pengisian kapiler pada bayi baru lahir adalah 3 detik. Waktu
pengisian kapiler juga dapat dinilai pada hewan dengan menekan gusinya sebagai lawan
sternum yang umumnya tertutup bulu atau tidak dapat diakses.
Waktu isi ulang kapiler yang berkepanjangan mungkin merupakan tanda syok dan juga
dapat menunjukkan dehidrasi dan penurunan perfusi perifer . [4] Waktu isi ulang kapiler yang
berkepanjangan juga menunjukkan penyakit arteri perifer . Secara umum diterima bahwa tes
dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal yang berbeda dan oleh karena itu tidak boleh
diandalkan sebagai ukuran diagnostik universal.

9. Perhitungan Nadi
Denyut nadi adalah salah satu efek dari pemompaan jantung. Denyut nadi merupakan
frekuensi berdenyutnya arteri atau pembuluh darah bersih dalam satu menit. Denyut nadi bisa
dirasakan di beberapa bagian tubuh di mana pembuluh darah arteri terletak tidak jauh di
bawah kulit. Beberapa tempat di mana kita bisa merasakan denyut nadi adalah di pergelangan
tangan, bagian dalam siku, dan di bagian leher (dekat bagian belakang telinga).
Denyut nadi memiliki jumlah yang sama dengan detak jantung. Hal ini disebabkan oleh
kontraksi jantung memberikan pengaruh terhadap meningkatnya tekanan darah dan denyut
nadi dalam arteri. Denyut nadi normal bisa menjadi salah satu indikasi bahwa jantung Anda
juga normal dan bekerja dengan baik. Lalu, berapakah denyut nadi normal itu?
Denyut Nadi Normal
Setiap orang mungkin memiliki denyut nadi yang berbeda-beda dipengaruhi oleh
berbagai kondisi. Denyut nadi normal manusia dewasa berkisar antara 60-100 kali per menit.
Denyut nadi biasanya cenderung lambat ketika kita sedang diam, dan akan menjadi lebih
cepat saat kita beraktivitas seperti olahraga.
Jumlah denyut nadi normal juga bisa berbeda-beda bergantung pada umur seseorang.
Denyut nadi normal pada bayi hingga usia 1 tahun adalah 100-160 kali per menit. Denyut
nadi pada anak usia 1-10 tahun berkisar antara 70-120 kali per menit. Denyut nadi pada anak
usia 11-17 tahun adalah 60-100 kali per menit. Sedangkan pada atlet yang kondisinya baik,
denyut nadinya hanya sekitar 40-60 kali per menit.

Hal-Hal yang Memengaruhi Denyut Nadi


Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa setiap orang mungkin memiliki denyut
nadi yang berbeda-beda. Selain ditentukan oleh usia, berikut adalah beberapa faktor lainnya
yang memengaruhi jumlah denyut nadi seseorang:
1. Aktivitas fisik
Denyut nadi ketika kita sedang beristirahat cenderung lambat. Setelah melakukan
aktivitas fisik, denyut nadi umumnya akan lebih cepat. Terutama jika aktivitasnya cukup
berat seperti berolahraga.
Perubahan denyut nadi akibat aktivitas fisik seperti olahraga terjadi karena tubuh
membutuhkan lebih banyak supplai oksigen yang dibawa oleh darah. Sehingga darah yang
membawa oksigen ke seluruh tubuh pun lebih banyak dan meningkatkan julmah denyut nadi.
2. Suhu udara
Umumnya denyut nadi akan lebih cepat ketika kita berada di suhu udara yang lebih
tinggi dari biasanya. Kenaikan denyut nadi akibat kenaikan suhu biasanya sekitar 5-10 kali
per menit.
3. Posisi tubuh
Posisi tubuh yang berubah juga bisa memicu perubahan pada jumlah denyut nadi.
Ketika kita sedang dalam posisi berbaring, lalu kemudian kita berdiri, denyut nadi akan
cenderung naik pada detik-detik awal.
4. Berat badan
Orang dengan berat badan yang lebih besar biasanya cenderung memiliki denyut nadi
yang lebih cepat dari yang lain. Tetapi angka normal maksimalnya tetap pada 100 kali per
menit.
5. Tingkat kebugaran
Denyut nadi juga bisa menjadi ukuran tingkat kebugaran seseorang. Orang yang
memiliki tubuh bugar, biasanya memiliki denyut nadi yang lebih lambat atau berada di
kisaran bawah dari denyut nadi normal.
6. Emosi
Beberapa kondisi seperti marah, sedih, cemas, takut, stres, hingga terlalu senang bisa
merubah denyut nadi seseorang. Biasanya denyut nadi akan semakin cepat ketika kita
merasakan emosi tertentu.
7. Efek samping obat-obatan
Penggunaan obat sering kali menimbulkan efek samping, salah satunya adalah perubahan
pada denyut nadi. Terdapat jenis obat-obatan yang bisa memperlamabt denyut nadi dan ada
juga yang memberikan efek sebaliknya.

Tidak masalah jika kita tidak memiliki jumlah denyut nadi yang sama dengan orang lain.
Pada dasarnya jika denyut nadi masih berada di kisaran normal, maka tidak ada yang perlu
dikhawatirkan.

Cara Menghitung Denyut Nadi


Cara menghitung denyut nadi normal sangatlah mudah, asalkan Anda dapat
menemukan titik yang tepat untuk merasakan denyut nadi. Seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya bahwa Anda dapat merasakan denyut nadi di pergelangan tangan, leher, dan juga
siku bagian dalam.
Jika ingin lebih mudah merasakan denyut nadi, sebaiknya pilih yang ada di bagian
pergelangan tangan. Berikut adalah langkah-langkah menghitung denyut nadi:
1. Tekan ujung jari telunjuk dan jari tengah pada bagian pergelangan tangan yang terletak di
bawah ibu jari.
2. Jika sudah dapat merasakan titik denyut nadi, perhatikan jam dan mulailah menghitung
denyut nadi selama 15 detik.
3. Jumlah denyut nadi selama 15 detik bisa dikalikan dengan angka 4 untuk mengetahui
jumlah denyut nadi per menit. Jika jumlah denyut nadi per 15 detik adalah 15 kali, maka
jumlah per menitnya adalah 60 kali.
4. Anda juga bisa menghitung denyut nadi langsung selama 60 detik untuk mengetahui
jumlah denyut nadi per menit. Tapi cara ini akan lebih sulit dan membutuhkan konsentrasi
yang lebih tinggi.

Daripada tidak mendapatkan angka pasti dan harus mengulang menghitung kembali, lebih
baik menggunakan hitungan per 15 detik yang memang lebih praktis. Selain menggunakan
cara manual, menghitung denyut nadi juga bisa lebih akurat dengan menggunakan alat
bernama pulse oxymeter.

Jika Denyut Nadi Tidak Normal


Jika denyut nadi Anda tidak normal, kemungkinan Anda juga mengalami gangguan pada
denyut jantung Anda, karena jumlah denyut nadi sama dengan jumlah denyut atau detak
jantung. Berikut adalah masalah yang mungkin terjadi ketika denyut nadi tidak normal:
1. Takikardia
adalah kondisi di mana denyut jantung lebih cepat dan tidak seperti biasanya. Kondisi ini
bisa menyababkan sirkulasi darah bermasalah sehingga suplai darah ke seluruh tubuh jadi
tidak tercukupi. Kondisi ini bisa terindikasi jika Anda memiliki denyut nadi lebih dari 120
kali per menit.
2. Bradikardia
adanya kebalikan dari takikardia, yaitu kondisi di mana denyut jantung lebih lambat dari
angka normalnya. Jika denyut nadi Anda di bawah angka 50 kali per menit, kemudian
dibarengi dengan berbagai gejala lain seperti sesak napas, nyeri di dada, dan lemas, maka
Anda perlu waspada akan kondisi ini.

Anda mungkin juga menyukai