Anda di halaman 1dari 47

ANATOMI DASAR

Lidwina Chandra, dr
Terminology Anatomy
a. Anatomical Position :
1. Kepala, pandangan mata, dan jari-jari kaki diarahkan ke depan
2. Kedua lengan berada pada sisi tubuh dengan telapak tangan menghadap ke
depan
3. Anggota tubuh bagian bawah sejajar bersama dengan kaki.

b. Anatomical Planes :
1. Medial Plane (Medial sagittal plane)  Membagi tubuh menjadi
bagian kanan dan kiri , potongan bidangnya tepat di tengah. [Vertikal]
2. Sagittal Plane  Membagi tubuh menjadi bagian kanan dan kiri,
namun potongan bidangnya tidak tepat berada ditengah.
[Vertikal]
3. Frontal (Coronal) Plane  Membagi tubuh menjadi bagian depan dan
belakang. [Vertikal]
4. Transverse Plane  Membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
[Horizontal]
5. Oblique Plane  Membagi tubuh pada sudut antara bidang horizontal dan
vertikal.
c. Anatomical Section :
1. Longitudinal Sections  Bagian membujur yang sejajar dengan
sumbu tubuh, merupakan potongan tubuh oleh bidang medial,
sagittal, dan frontal yang secara vertikal.
2. Transverse Section Bagian melintang tubuh yang merupakan
potongan tubuh oleh bidang transversal yang secara horizontal.
3. Oblique Section  Bagian miring irisan tubuh yang merupakan
potongan tubuh oleh bidang oblique (sudut miring)

d. Terms of Relationship & Comparison :


1. Anterior/Ventral (Depan) >< Posterior/Dorsal (Belakang)
2. Superior (Atas) >< Inferior (Bawah)
3. Medial (Tengah) >< Lateral (Pinggir)
4. Proximal (Dekat) >< Distal (Jauh)
5. Superficial (Permukaan) >< Profundal/Deep (Dalam)

6. Dorsum (Permukaan Atas) >< Plantar/Sole/Palmar (Permukaan Bawah)


e. Terms of Laterality :
1. Bilateral  Struktur yang memiliki pasangan di sisi lainnya (Lengan Kanan –
Lengan Kiri)
2. Unilateral  Struktur yang tidak memiliki pasangan di sisi lainnya (Lien =
Limpa)
3. Ipsilateral  Struktur berbeda yang berada pada sisi yang sama
(Lengan Kanan – Kaki Kanan)
4. Contralateral  Struktur berbeda yang berada pada sisi yang
berbeda (Lengan Kanan – Kaki Kiri)

f. Terms of Movement :
1. Flexion (Menekuk) >< Extension (Meluruskan)

2. Abduction (Menjauhkan) >< Adduction (Mendekatkan)


3. Pronation (Menelungkup) >< Supination (Menengadah)
4. Dorsi Flexion (Gerakan ke atas) >< Plantar Flexion (Gerakan ke bawah)
5. Eversion (Gerakan ke kanan luar) >< Inversion (Gerakan ke kiri dalam)

6. Protrusion (Gerakan ke luar) >< Retrusion (Gerakan ke dalam)


7. Retraction (Gerakan ke belakang/ditarik) >< Protraction (Gerakan ke
depan/didorong)
8. Elevation (Mengangkat/Menaikkan) >< Depression
(Menunduk/Menurunkan)
9. Opposition (Perubahan posisi bagian tubuh) >< Reposition (Pengembalian ke
posisi awal)
General Anatomy Of Head, Neck And
Related Organs
HEAD
- Head adalah bagian superior tubuh yang merupakan “loading
dock” sebagai pusat komunikasi dan kontrol tubuh.
- Kepala memiliki tulang berupa tengkorak yang mampu melindungi
otak.
- The head compartments:
1. Cranium: terdiri dari otak dan meningeal yang dilindunginya.
2. Orbit: terdiri dari mata dan otot yang menggerakkan mata.
3. Nasal cavities dan pranasal sinus: yang membentuk organ
untuk respirasi bagian atas.
4. Ears: terdiri dari bagian-bagian untuk pendengaran dan
keseimbangan
5. Oral cavity: berperan pada proses awal pencernaan.

CRANIUM

- Cranium (tengkorak) merupakan tulang yang terdapat pada kepala.


- Cranium terbagi menjadi dua:
1. Neurocranium
2. Viscerocranium
The neurocranium

- The neurocranium is the bony case of the brain and its


membranous coverings, the cranial meninges.

- Neurocranium pada dewasa dibentuk oleh 8 tulang frontal,


occipital, sphenoidal temporal (2), parietal (2), ethmoid

- The neurocranium has a dome-like roof, the calvaria (skullcap)


and a floor or cranial base (basicranium)
The calvaria  flat bones (frontal, parietal, and occipital)

The cranial base irregular bones with substantial flat portions


(sphenoidal and temporal)
The ethmoid bone is an irregular bone that makes a relatively minor
midline contribution to the neurocranium but is primarily part of the
viscerocranium

The viscerocranium

- The viscerocranium (facial skeleton) comprises the facial bones


- It consists of 15 irregular bones
3 singular bones centered on or lying in the midline (mandible,
ethmoid, and vomer)
6 bones occurring as bilateral pairs (maxillae; inferior nasal
conchae; and zygomatic, palatine, nasal, and lacrimal bones)
NECK

- Leher adalah daerah peralihan antara dasar kranium di bagian superior


dan klavikula di bagian inferior yang menghubungkan kepala dengan
batang tubuh dan ekstremitas, berfungsi sebagai saluran utama untuk
struktur yang lewat di antara keduanya.
- Beberapa organ penting dengan fungsi unik terletak di sini: laring dan
kelenjar tiroid dan paratiroid, misalnya.
The Neck compartments:
1. Musculofascial : bagian permukaan dari leher
2. Visceral: anterocentral c ompartment yang terdiri dari organ yang
berkaitan dalam respirasi (faring, laring, trakea)
3. Neurovascular: terdiri dari Carotid artery, Internal jugular vein
(menerima darah dari tubuh inferior ke otak (Internal), membawa
dari superior ke inferior tubuh (Eksternal), Vagus Nerve (Tenth Cranial
Nerve)
4. Prevertebral: posterocentral compartment, yang terdiri dari
cervical vertebrae dari C1-C7
In the middle of the anterior aspect of the neck is the thyroid cartilage

Bones of the Neck


Kerangka leher dibentuk oleh vertebra serviks, tulang hyoid,
manubrium sternum, dan klavikula. Tulang-tulang ini adalah bagian dari
kerangka aksial kecuali klavikula, yang merupakan bagian dari kerangka
apendikularis superior.
General Anatomy Of Thorax and
Thoracic Cavity & Viscera
Toraks adalah bagian tubuh antara leher dan perut. Umumnya istilah dada
digunakan sebagai sinonim untuk dada, tetapi dada jauh lebih luas daripada
dinding dada dan rongga yang terkandung di dalamnya. Dada umumnya dipahami
sebagai bagian superior dari batang tubuh yang terluas secara superior karena
adanya korset dada, atau bahu, (klavikula dan skapula), dengan sebagian besar
ketebalannya dicatat oleh otot-otot dada dan skapula dan, dalam wanita dewasa,
payudara.
Thoracic Cavity And Viscera
It has three compartments :
The lateral compartments (pulmonary cavities)
- lungs
- pleurae
A central compartment (mediastinum)
General Anatomy of Abdomen
Abdominal region (4 quadrants and 9 regions)
9 region pada abdominal cavity digunakan untuk mendeskripsikan lokasi dari
organ pada abdomen, rasa sakit, atau pathologi. 9 region tersebut adalah
region hipochondrium kanan pada samping kanan atas, region epigastrik pada
atas tengah, region hipochondrium kiri pada samping kiri atas, region flank
kanan atau region lumbar kanan pada kanan tengah, region umbilical pada
tengah tengah, region flank kiri atau region lumbar kiri pada kiri tengah,
region inguinal kanan atau region iliac kanan pada kanan bawah, region pubic
atau region hipogastric pada tengah bawah serta region inguinal kiri atau
region iliac kiri pada kiri bawah. Sedangkan quadrant dari abdomen adalah
right upper quadrant yaitu bagian atas kanan(terdapat organ: lobus kanan
hati, kantong empedu, pylorus dari lambung, part 1-3 dari duodenum, kepala
dari pancreas, kelenjar suprarenal kanan, ginjal kanan, Right colic (hepatic)
flexure, bagian atas dari ascending colon, setengah(bagian kanan) dari
transverse colon), left upper quadrant yaitu bagian atas kiri(terdapat organ:
Lobus kiri dari hati, limfa, lambung, jujenum(usus kosong) dan proximal ileum,
badan dan buntut dari pancreas, ginjal kiri, kelenjar suprarenal kiri, left
colic(splenic) flexure, setengah bagian dari transverse colon(bagian kiri),
bagian atas dari descending colon), right lower quadrant yaitu bagian bawah
kanan(terdapat organ: sekum, umbai cacing, sebagian besal ileum(usus
penyerapan), bagian bawah dari ascending colon, ovarium kanan, tuba falopi
kanan, ureter kanan(bagian abdomen), spermatic cord kanan (bagian
abdomen), uterus (jika membesar), kandung kemih(jika sangat penuh), serta
left lower quadrant bagian bawah kiri(terdapat organ: kolon Sigmoid(kolon
yang berhubungan dengan rectum), bagian bawa dari descending colon,
ovarium kiri, tuba falopi kiri, ureter kiri(bagian abdomen), spermatic cord
kiri(bagian abdomen), uterus (jika membesar), kandung kemih (jika sangat
penuh)
Source: Moore - Clinically Oriented Anatomy 7th Ed halaman 184-185

Abdomen cavity and its peritoneum

The abdominal cavity:


1. Membentuk bagian superior dan bagian besar dari abdominopelvic
cavity, yaitu rongga lanjutan yang membentang diantara diafragma
toraks dan diafragma pelvis
2. Tidak mempunyai lantai sendriri karena rongga ini berkelanjutan
dengan rongga pelvis.
3. Lokasi dari kebanyakan organ percernaan, sebagian dari system
urogenital(ginjal dan sebagian besar ureter) dan limfa

Source: Moore - Clinically Oriented Anatomy 7th Ed halaman 184


Dinding antero lateral abdomen dan beberapa organ yang terletak
pada bagian belakang dinding di lapisi pada aspek internal dengan
membrane serous atau peritoneum(serosa) yang membelok secara
tajam dan berlanjut ke dalam organ abdomen seperti lambung, usus
halus, hati, dan limfa. Dengan begitu, kantong bursal atau rongga
peritoneal terbentuk diantara dinding-dinding dan organ yang biasanya
terdapat cairan ekstraselular yang cukup untuk melubrikasi membrane
yang melapisi sebagian besar dari permukaan struktue yang membentuk
dan mengisi rongga abdomen. Pergerakan organ berhubungan dengan
pencernaan berjalan secara bebas dan peritoneum berlapis 2 yang
melewati dinding-dinding dan organ menyediakan jalur untuk pembuluh
darah, pembuluh limfa dan syaraf-syaraf. Beberapa jumlah lemak juga
dapat tertimbum di antara dinding-dinding dan organ dan peritoneum
yang melapisi mereka.

Source: Moore - Clinically Oriented Anatomy 7th Ed halaman 184 dan 247
Abdominal viscera
Organ dari abdomen terdiri dari sebagian besar dari system alimentary
(berkaitan dengan nutrisi); yaitu bagian akhir dari esophagus dan lambung,
usus halus, limfa, pancreas, hati, kantung empedu, ginjal, dan kelenjar
suprarenal.

Source: Moore - Clinically Oriented Anatomy 7th Ed halaman 226-227

Esophagus

esophagus adalah sebuah muscular tube (kurang lebih panjangnya


25cm) dengan diameter rata-rata 2 cm yang mengantarkan
makanan dari faring ke lambung

Source: Moore - Clinically Oriented Anatomy 7th Ed halaman 229

Lambung

Lambung adalah bagian yang melebar/meluas dari saluran pencernaan


diantara esophagus dan usus halus. Lambung terspesialisasi untuk
pengumpulan makanan yang sudah ditelan, dimana makanan tersebut
dipesiapkan secara kimia dan mekanik untuk dicerna dan disalurkan ke
duodenum. Lambung berperan sebagai pencampur dan penampung
makanan; fungsi utamanya adalah pencernaan dengan enzim. Cairan
lambung secara bertahap mengubah sejumlah massa makanan menjadi
campuran semiliquid, chime, yang berjalan cukup cepat ke duodenum.
Lambung yang kosong hanya berkaliber sedikit lebih besar dari usus
besar.
Meskipun begitu, lambung dapat berekspansi secara wajar dan dapat
menahan 2-3L makanan.

Source: Moore - Clinically Oriented Anatomy 7th Ed halaman 230

Usus Halus

Usus halus, terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum, adalah tempat
utama untuk penyerapan nutrisi dari materi yang sudah ditelan. Usus
halus terbentang dari pylorus ke ileocecal junction dimana ileum
menyatu dengan sekum(bagian pertama dari usus besar).

Source: Moore - Clinically Oriented Anatomy 7th Ed halaman 239

Usus Besar/Kolon

Usus besar adalah temoat dimana air diabsorpsi dari sisa chyme yang
tidak dicerna, mengubahnya menjadi feses semisolid yang disimpan
sementara untuk berakumulasi hingga terjadi defekasi. Usus besar
terdiri dari sekum, umbai cacing, ascending, transverse, descending, dan
sigmoid colon, rectum, dank anal canal.

Source: Moore - Clinically Oriented Anatomy 7th Ed halaman 246

Limfa

Limfa adalah sebuah massa yang berbentuk seperti telur, biasanya


keunguan dan lembut serta basah(pulpy) sebesar kepalan tangan. Limfa
sangatlah lembut (delicate) dan dianggap sebagai organ abdomen yang
paling rentan. Sebagai organ limfatik yang paling besar, limfa
berpartisipasi dalam system imun tubuh sebagai tempat peningkatan
produksi(proliferasi) limfosit dan pemantauan serta respon imun.

Source: Moore - Clinically Oriented Anatomy 7th Ed halaman 263

Pancreas

Pancreas memproduksi sekresi eksokrin(pancreatic juice dari sel accinar)


dan endokrin (glucagon dan insulin). Pancreas terbagi menjadi kepala,
leher, badan dan buntut.

Source: Moore - Clinically Oriented Anatomy 7th Ed halaman 265-266

Hati

Selain dari lemak. Semua nutrisi yang diabsorpsi oleh saluran


pencernaan pada awalnya dibawa ke hati melalui portal venous system.
Sebagai tambahan, hati juga menyimpan glikogen dan menyekresi
empedu, cairan kuning kecoklatan atau cairan hijau yang membantu
dalam semulsifikasi dari lemak.

Source: Moore - Clinically Oriented Anatomy 7th Ed halaman 268

Saluran-saluran empedu dan kantung empedu

Saluran-saluran empedu menyalurkan cairan empedu dari hati ke


duodenum. Garam empedu/cairan empedu diproduksi secara
berkelanjutan oleh hati dan terkonsentrasi di kantung empedu dimana
kantung empedu melepaskan cairannya sedikit demi sedikit ketika
lemak memasuki duodenum.

Source: Moore - Clinically Oriented Anatomy 7th Ed halaman 277-278

Ginjal, ureter, dan kelenjar suprarenal

Ginjal memproduksi urin yang kemudian disalurkan oleh ureter ke


kandung kemih di pelvis. Sisi superomedial dari setiap ginjal normalnya
bersentuhan dengan kelenjar suprarenal dimana korteks dari kelenjar ini
akan menyekresi cortico steroids dan androgen sedangkan medulla dari
suprarenal menyekresi catecholamines(banyaknya epinephrine).

Source: Moore - Clinically Oriented Anatomy 7th Ed halaman 290 dan


300-301
General Anatomy of Pelvic
Pelvic Regio
Pelvis dibagi menjadi dua bagian:
1. Greater Pelvis (False Pelvic), merupakan bagian superior dari
tulang pelvis dan bagian bawah dari lumbar vertebrae, yang
umumnya dianggap sebagai bagian dari abdomen. (Gray‟s
Anatomy)
2. Lesser Pelvis (True Pelvic), merupakan bagian inferior dari tulang
pelvis, sacrum, dan coccyx, serta memiliki bagian inlet dan outlet.
(Gray‟s Anatomy)

 Pelvic Inlet merupakan bagian terbuka yang berbentuk


lingkaran berada diantara rongga abdomen dan rongga pelvis.
 Pelvic outlet, berbentuk diamond, yang mana bagian anterior
dari diamond nya didominasi oleh tulang dan ligamen pada
bagian posterior.

-Pelvic Girdle (Bony Pelvis)

Berbentuk seperti basin, tulang-tulang yang menghubungkan


vertebra columnar dan kedua femur.

Terdiri dari:

- Hip Bones: Ilium, Pubis dan Ischium


- Sacrum
- Coccyx
 Ilium
Bagian paling superior dari pelvis. Bagian atas dari ilium melebar,
datar dan berbentuk seperti sayap, yang mendukung bagian
bawah abdomen. Bagian permukaan anteromedial berbentuk
konkaf yang bernama iliac fossa. Keseluruhan bagian tepi dari
superior ilium menebal dan membentuk iliac crest.

 Ischium
Bagian superior dan inferior dari pelvis. Bagian posterior dari tepi
tulang ditandai dengan sebuah tonjolan yang disebut ischial
spine. Bagian paling menonjol dari ischium adalah ischial
tuberosity.

 Pubis
Bagian anterior dan inferior dari tulang pelvis. Pubis dihubungkan

dengan pubis disisi lain melalui pubic symphysis. Bagian tebal


dari sisi anterior adalah pubic crest.
 Sacrum, berbentuk segitiga dengan lebar dibagian atas dan mengecil
dibagian bawah.
 Coccyx, terdiri dari 4 vertebrae menyatu bersama
untuk membentuk tulang. (Gray‟s Anatomy)

Pelvic Cavity
Rongga pelvis umumnya terdapat organ reproduksi, kandung kemih, pelvic
colon dan rektum.

 Rektum berada di bagian belakang pelvis, di dalam lengkungan sacrum


dan coccyx.
 Kandung kemih berada di bagian depan pelvis, di belakang simfisis pubis.
 Urinary organs: Ureter bagian pelvis, Vesica Urinaria (kandung kemih),
Urethra.
 Male Genital Organs: Testes, Epididimis, Vas Deferens, Seminar
Glands (Vesicle), Ejaculary ducts, Prostate, Cowper glands.
 Female Genital Organs: Ovaries, Oviducts: Tuba
fallopi, Uterus, Vagina. (Moore Clinical Anatomy
Oriented dan Gray‟s Anatomy)
Skeletal System

Skeletal System terdiri dari 2 bagian, yaitu:

 Axial sceleton, yang berada di batang tubuh, seperti di kepala


(cranium), leher (hyoid bone and cervical vertebrae), trunk
(ribs, sternum, vertebrae, sacrum)
 Appendicular sceleton, yang bukan ada di batang tubuh.
Terdiri dari tulang-tulang pada tangan dan kaki, pectoral
(bahu) dan pelvic girdles (gelang panggul).

Tulang

Tulang adalah jaringan hidup yang struktumya dapat berubah

sebagai akibat tekanan yang dialaminya. Tulang selalu diperbaharui

dengan pembentukan tulang baru dan resorpsi. Seperti jaringan ikat

lain, tulang terdiri dari sel, serabut, dan matriks. Tulang bersifat keras

karena matriks ekstraselulernya mengalami kalsifikasi, dan

mempunyai derajat elastisitas tertentu akibat adanya serabut-

serabut organik. Tulang mernpunyai fungsi protektif, misalnya

tengkorak dan columna vertebralis melindungi otak dan medula

spinalis dari cedera; sternum dan costa melindungi viscera rongga

toraks dan abdomen bagian atas.


Tulang berperan sebagai pengungkit seperti yang dapat dilihat

pada tulang panjang extremitas, dan sebagai tempat penyimpanan

utama dari garam calcium. Sumsum tulang yang berfungsi

membentuk sel-sel darah terdapat di dalam rongga tulang dan

terlindungi oleh tulang. Tulang terdiri atas dua bentuk, tulang

kompakta dan tulang spongiosa. Tulang kompakta tampak sebagai

massa yang padat; tulang spongiosa terdiri atas anyaman trabekula

Trabekula tersusun sedemikian rupa sehingga tahan akan tekanan

dan tarikan yang mengenai tulang.

Klasifikasi Tulang

Tuiang dapat diklasifikasikan secara regional atau berdasarkan bentuk

umumnya. Klasifikasi regional diringkas dalam Tulang dapat

dikelompokkan berdasarkan bentuk umumnya:

(a) tulang panjang

(b) tulang pendek

(c) tulang pipih

(d) tulang irregular

(e) tulang sesamoid.


a. Tulang Panjang

Tulang panjang ditemukan pada extremitas (contoh:

humerus, femur, fossa metacarpi, fossa

metatarsi, dan phalanges). Panjangnya

lebih besar dari lebamya. Tulang ini

mempunyai corpus berbentuk tubular,

diaphysis, dan biasanya terdapat epiphysis

pada ujung-ujungnya. Selama masa

pertumbuhan, diaphysis dipisahkan dari

epiphysis oleh cartilago epiphysis. Bagian

diaphysis yang terletak berdekatan dengan

cartilago epiphysis disebut metaphysis.

Corpus mempunyai cavitas medullaris di

bagian tengah yang

berisi medulla ossium (sumsum fulang). Bagian luar corpus terdiri

dari tulang kompakta yang diliputi oleh selubung jaringan ikat,

periosteum. Ujung-ujung tulang panjang terdiri dari tulang spongiosa

yang dikelilingi oleh selapis tipis tulang kompakta. Facies articularis

ujung-ujung tulang diliputi oleh cartilago hyalin.


b. Tulang Pendek

Tulang pendek ditemukan pada tangan dan

kaki (contohnya os scaphoideum, os

iunatum, talus, dan calcaneus). Bentuk

tulang ini umumnya segiempat dan

terdiri atas tulang spongiosa yang

dikelilingi oleh selapis tipis tulang

kompakta. Tulang pendek diliputi

periosteum dan facies articularis diliputi

oleh cartilago hyalin.

c. Tulang Pipih

Tulang pipih ditemukan pada tempurung

kepala (contoh os frontale dan os

parietale).Bagian dalam dan luar tulang

ini terdiri atas lapisan tipis tulang

kompakta, disebut tabula, yang

dipisahkan oleh selapis tulang spongiosa,

disebut diploe. Scapula termasuk di

dalam kelompok tulang ini. walaupun

berbentuk irregular.
d. Tulang lregular

Tulang iregular merupakan tulang yang tidak termasuk di dalam

kelompok yang telah disebutkan di atas (contoh tulang-tulang

tengkorak, vertebrae, dan os coxae). Tulang ini tersusun dari selapis

tipis tulang kompakta di bagian luarnya dan bagian dalamnya

dibentuk oleh tulang spongiosa.

c. Tulang Sesamoid

Tulang sesamoid merupakan tulang kecil yang ditemukan pada

tendo-tendo tertentu di mana terdapat pergeseran tendo

padapermukaan tulang. Sebagian besar tulang sesamoid tertanam

di dalam tendo dan permukaan bebasnya diliputi oleh cartilago.

Tulang sesamoid yang terbesar adalah patella yang terdapat pada

tendo musculus quadriceps femoris. Contoh lain dapat ditemukan

pada tendo musculus flexor pollicis brevis dan musculus flexor

hallucis brevis. Fungsi tulang sesamoid adalah mengurangi friksi pada

tendo, dan merubah arah tarikan dari tendon.


Cartilago

Tulang rawan (cartilago) merupakan bentuk jaringan ikat yang sel-sel

dan serabut-serabutnya tertanam di dalam matriks yang berbentuk

seperti agar. Matriks bertanggung jawab atas kekuatan dan

kekenyalan tulang rawan. Kecuali pada permukaan sendi, tulang

rawan diliputi oleh selapis membrana fibrosa, yang dinamakan

perichondrium. Terdapat tiga jenis cartilago:

a. Cartilago hyalin mempunyai banyak matriks amorf yang

mempunyai indeks bias yang sama dengan serabut-serabut

yang terbenam di dalamnya. Selama masa anak- anak dan

remaja, cartilago hyaline berperan penting pada pertumbuhan

tulang panjang (lempeng epiphysis terdiri dari tulang rawan

hyalin). Cartilago ini sangat tahan terhadap robekan dan

meliputi hampir semua permukaan sendi sinovial. Cartilago

hyalin tidak dapat diperbaiki bila mengalami fraktur; tempat

kerusakan diisi oleh jaringan fibrosa.

b. Cartilago fibrosa mempunyai banyak serabut kolagen yang

tertanam di dalam sedikit matriks dan ditemukan di dalam

discus articularis (misalnya pada articulatio


emporomandibularis, articulatio stemoclavicularis, dan

articulatio genu) dan pada permukaan sendi clavicula dan

andibula. Bila rusak, fibrocartilago dapat memperbaiki dirinya

sendiri secara lambat dengan cara yang sama dengan jaringan

fibrosa lainnya di dalam tubuh. Discus articularis mempunyai

sedikit aliran darah, oleh karena itu tidak dapat memperbaiki

dirinya sendiri bila mengalami kerusakan.

c. Cartilago elastis mempunyai banyak serabut elastis yang tertanam di


dalam matriks.

Seperti yang dapat diduga, tulang rawan ini sangat fleksibel dan

ditemukan pada auricula meatus acusticus extemus, tuba

auditiva, dan epiglottis. Bila mengalami kerusakan tulang rawan

ini dapat memperbaiki dirinya sendiri dengan jaringan fibrosa.

Cartilago hyalin dan fibrocartilago cenderung mengalami

kalsifikasi atau bahkan mengalami osifikasi pada kehidupan

selanjutnya
Klasifikasi Sendi

Sendi dapat diklasifikasikan sesuai fibrosa, kartilaginosa, dan sinovial.

a) Sendi Fibrosa
Disatukan oleh collagen fiber. Jenis-jenis dari sendi fibrosa
adalah sutura dan syndesmosis.
b) Sendi Kartilaginosa
Dibentuk oleh hyaline cartilage atau fibrocartilage. Jenis
dari sendi kartiloginosa antara lain synchondroses and
symphises
c) Sendi Sinovial
Merupakan sendi yang dapat membuat pergerakan bebas. Tipe
Sendi Sinovial dengan struktumya, yaitu:

 Sendi datar (articulatio plana): Pada articulatio plana,

permukaan sendinya rata atau hampir rata, sehingga

memungkinkan terjadinya pergeseran antara tulang yang

satu dengan lainnya. Contoh sendi plana adalah articulatio

stemoclavicularis dan articulatio acromioclavicularis

 Sendi engsel (articulatio ginglymus): Sendi ini menyerupai

engsel pintu, sehingga memberi kemungkinan untuk gerakan

fleksi dan ekstensi. Contoh ginglymus adalah articulatio

cubiti, articulatio genus, dan articulatio talocruralis

 Sendi putar (articulatio trochoidea): Pada articulatio


trochoidea, terdapat pasak tulang yang dikelilingi oleh cincin

ligamentum bertulang, hanya mungkin dilakukan gerakan

rotasi. Contoh yang baik dari sendi ini adalah articulatio

atlantoaxialis dan articulatio radioulnaris superior.

Sendi (articulatio) condyloidea: Articulatio condyloidea

mempunyai dua permukaan konveks yang bersendi dengan

dua permukaan konkaf. Gerakan yang mungkin dilakukan

adalah fleksi, ekstensi, abduksi, dan aduksi, dan sedikit

rotasi. Contoh yang baik dari sendi ini adalah articulationes

metacarpophalangeae atau articulationes interphalangeae.

Cat: terkadang diklasifikasikan sama seperti sendi elipsoidea

(Netter‟s Clinical Anatomy 3rd Edition, pg 10)

 Sendi (articulatio) elipsoidea: Pada articulatio elipsoidea,

facies articularis berbentuk konveks elips yang sesuai dengan

facies articularis berbentuk konkaf elips. Gerakan fleksi,

ekstensi, abduksi, dan aduksi dapat dilakukan tetapi rotasi

tidak dapat dilakukan. Contoh yang baik adalah articulatio

radiocarpalis.
 Sendi pelana (articulatio sellaris): Pada articulatio sellaris,

facies articularis berbentuk konkaf konveks yang saling

berlawanan dan mirip dengan pelana pada punggung kuda.

Sendi ini dapat melakukan fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi,

dan rotasi. Contoh yang paling baik dari tipe sendi ini adalah

articulatio carpometacarpalis pollicis

 Sendi peluru (articulatio spheroidea): Pada sendi ini, kepala

sendi yang berbentuk bola pada satu tulang cocok dengan

lekuk sendi yang berbentuk socket pada tulang yang

lainSusunan ini memungkinkan pergerakan yang luas,

termasuk fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi, rotasi medial,

rotasi lateraf dan sirkumduksi.

Contoh yang baik untuk sendi ini adalah articulatio humeri dan
articulatio coxae.
Nerve Tissue
 Sistem saraf manusia tersusun dari sel saraf (neurons) dan sel
pendukung (glial cells).
 Berfungsi untuk membuat tubuh bereaksi terhadap
lingkungan. << (dari draft kating tidak ditemukan di junqu)
 Neuron berfungsi untuk memproses informasi dan menghasilkan
respon.
 Secara anatomi dibagi 2:
1. Central Nervous System (CNS), terdiri dari otak dan saraf tulang
belakang.
2. Peripheral Nervous System (PNS), tersusun dari
cranial, spinal, and peripheral nerve, menimbulkan
(conduct) impuls dari dan ke CNS dan Ganglia.
 Jenis cell di jaringan saraf ada 2:
1. Nerve Cells atau Neurons
2. Glial Cells atau Neuroglia

Neuron
 Merupakan unit fungsional dari CNS dan PNS

 Terdiri dari 3 bagian utama:


1. Cell Body / Perikaryon
 Mengandung nucleus dan hampir seluruh organel sel.
 Merupakan pusat synthetic (berbuhungan dengan proses
sintesis) atau
trophic (menghasilkan sitoplasma) dari seluruh neuron.
2. Dendrites
 Process yang memanjang dan banyak yang
merupakan perpanjangan dari perikaryon.
 Terspesialisasi untuk menerima stimulus dari
neuron lain di bagian synapses.
3. Axon
 Process yang panjang dan jumlahnya hanya 1.
 Terspesialisasi untuk menghasilkan impuls saraf ke
sel lain (saraf, otot, sel kelenjar).
 Dapat juga menerima informasi dari neuron lain.
 Klasifikasi neuron berdasarkan jumlah processes:
1. Multipolar Neurons, satu axon dan dua atau lebih dendrit. (eg.
most neurons)
2. Bipolar Neurons, satu dendrit dan satu axon. (eg.
retina, olfactory mucosa, cochlear, vestibular ganglia)
3. Unipolar / Pseudounipolar Neurons, mempunyai satu
process yang bercabang di dekat perikaryon, dengan
cabang terpanjang ke arah unjung peripheral dan
satunya ke arah CNS. (eg. spinal ganglia, most cranial
ganglia)
4. Anaxonic Neurons, banyak dendrit tapi tidak ada
axon sejati, tidak menghasilkan potensial aksi (action
potential) tapi meregulasi perubahan elektrik
(electrical changes) dari neuron yang saling
berdekatan (adjacent neuron).
 Secara fungsional dibagi
menjadi:
1. Sensory (afferenttepi ke sentral), dibagi menjadi: voluntary
(somatic) dan
involuntary (visceral).
2. Motor (efferentsentral ke tepi), dibagi menjadi: voluntary
(somatic) dan
involuntary (autonomic).

Synapses

 Tempat ditransmisikannya impuls saraf dari satu neuron ke


neuron lain atau dari satu neuron ke sel efektor yang lain.
 Secara morphology, synapses
dibagi 3:
1. Axosomatic synapses, axon bergabung dengan badan sel.
2. Axodendritic synapses, axon bergabung dengan dendrit.
3. Axoaxonic synapses, axon bergabung dengan axon.
Glial cells

 Membantu keberlangsungan hidup dan aktivitas dari neuron.


 Di dalam CNS, glial cells mengelilingi cell bodies dan process dari axon
dan dendrit.
 Jenis dari glial cell:
1. CNS:
 Oligodendrocytes, menghasilkan selubung myelin di
sekeliling axon yang menghasilkan isolasi elektrik untuk
neuron di CNS.
 Astrocytes, dukungan structural dan metabolic, perbaikan process.
 Ependymal Cells, produksi CSF dan pergerakannya oleh cilia.
 Microglia, pertahanan dan aktivitas imun.
1. PNS:
 Schwann Cells / Neurolemmocytes, membentuk myelin
disekeliling segmen dari satu axon.
 Stellite Cells of Ganglia, dukungan structural dan
metabolic untuk badan sel neuron.
 Region terbesar adalah cerebrum, cerebellum, spinal cord.
 Komponen penyusus CNS:
2. Meninges, membrane dari jaringan ikat diantara tulang dan
jaringan saraf.
 Duramater, lapisan terluar dan tebal, jaringan ikat
fibroelastic yang padat.
 Arachnoid, lapisan tengah, terdapat dua komponen:
jaringan ikat dan trabeculae dari collagen dan
fibroblasts. Terdapat subarachnoid tempat
menampung CSF.
 Pia Mater, lapisan terdalam, jaringan ikat
longgar banyak mengandung pembuluh
darah.
3. Blood-brain Barrier (BBB)
 Penghalang fungsional yang memungkinkan untuk
mengontrol lebih ketat.
 Struktur utama: capillary endothelium.
 Melindungi neuron dan glia dari bakteri toxin,
agen infeksi, dan substansi exogenous lain, dan
membantu mempertahankan kestabilan komposisi
dan keseimbangan dari ion yang ada di cairan
interstitial yang dibutuhkan neuron supaya dapat
berfungsi dengan normal.
4. Choroid Plexus
 Didalamnya terdapat pia mater dan diselubungi ependymal
cells.
 Berfungsi untuk menghilangkan air dari darah dan
menghasilkan CSF.
PNS

 System saraf tepi


 Komponen utama adalah saraf, ganglia, dan ujung saraf.
 Nerve fibers (serabut saraf): kumpulan axon yang
diselubungi oleh Schwann cells atau neurolemmocytes.
1. Axon dengan diameter besar, akan diselubungi oleh
neurolemmocytes yang berdifiensi dan menjadi
Myelinated Nerve Fibers.
2. Axon dengan diameter kecil, tetap diselubungi tapi oleh
lipatan sederhana dari Schwann cell, menjadi
Unmyelinated Fibers.
 Ganglian: umumnya berstruktur ovoid (seperti bulat
telur) terdiri dari badan sel neuron dan sel satelit glialnya
yang didukung oleh jaringan ikat halus yang dikelilingi
oleh kapsul yang lebih padat.
1. Sensory Ganglia: menerima impuls yang menuju ke CNS.
2. Autonomic Ganglia: berhubungan dengan pengaturan
aktivitas otot halus, sekresi beberapa kelenjar, dan
aktivitas involuntary lainnya. Terbagi 2 bagian:
sympathetic dan parasympathetic divisions.

Source: Junqueira‟s Chapter 9 13th

Anda mungkin juga menyukai