Anda di halaman 1dari 7

Tugas MSDS

Senyawa Sodium Sulfat Anhidrat (Na2SO4)

Dosen Pengampu: Ibu Indah Saraswati, S.Si., M.Sc.

Disusun Oleh
Nama: Afina Zahrah Mazidah
NIM: 22010121120044

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
Sodium Sulfate (Na2SO4) according to Material Safety Data Sheet (MSDS)

1. Identifikasi Bahan Kimia


Sodium sulfat atau natrium sulfat (Na2SO4) adalah sejenis
garam yang terbentuk dari senyawa asam sulfur (H2SO4) dan sulfat
(NaCl). Apabila berada dalam bentuk anhidratnya, senyawa ini seperti
butir-butir padatan kristal berwarna putih. Anhidrat adalah istilah yang
digunakan untuk sebuah substansi yang kehilangan molekul airnya,
termasuk zat kristal setelah air kristalisasi dihilangkan. Oleh karena itu,
Na2SO4 sering disebut dengan istilah sodium sulfat anhidrat karena senyawa tersebut memiliki
fase padat yang berbentuk kristal. Di alam, senyawa ini lebih dikenal dengan nama thenardite.
Sodium sulfat anhidrat diperoleh melalui proses kristalisasi
untuk menghasilkan garam galuber atau mirabilit dari larutan sodium
sulfat pekat, melalui kristalisasi dengan menguapkan air dari larutan
sodium sulfat pekat murni, ataupun melalui presipitasi dengan
menambahkan natrium klorida ke dalam larutan sodium sulfat jenuh.
Selain itu, sodium sulfat anhidrat dapat diperoleh dari netralisasi limbah
yang mengandung asam sulfat dengan abu soda serta melalui rekristalisasi garam, yaitu reaksi
garam dengan asam sulfat pekat dengan cara menguapkannya sampai kering. Sodium sulfat
juga dihasilkan dari berbagai proses pembuatan dalam suatu industri, di antaranya hasil
samping dari pembuatan natrium dikromat (Na2Cr2O7).
Pembuatan sodium sulfat ahnidrat dalam jumlah besar dapat diperoleh melalui proses
Mannheim, yaitu proses pembuatan kerak garam atau salt cake dengan cara memanaskan NaCl
dengan H2SO4. Proses ini merupakan proses untuk memproduksi HCl dan Na2SO4 hanya
sebagai hasil samping saja. Namun, sekarang proses ini dibalik, NaCl sebagai bahan baku
utamanya diubah menjadi Na2SO4 sebagai produksi utama dan HCl menjadi hasil sampingnya.
Persamaan reaksinya adalah:
2NaCl (s) + H2SO4 (aq) Na2SO4 (s) + 2HCl (g)
Garam rangkap dan bentuk hidrat dari Na2SO4 adalah glauberite yang merupakan gabungan
antara natrium sulfat dan kalsium sulfat (Na2SO4.CaSO4). Sementara bentuk dekahidratnya
adalah mirabilite (Na2SO4.10H2O). Dengan produksi sebesar 6 juta ton per tahunnya, sodium
sulfat anhidrat menjadi salah satu komoditas bahan kimia utama.
Sodium sulfat anhidrat banyak digunakan dalam industri kimia, seperti industri kertas.
Lignin yang tidak diinginkan akan dipisahkan melalui pelumatan kayu dalam larutan alkalin
Na2S yang diperoleh dari reaksi reduksi Na2SO4 dengan karbon. Hampir 70% dari total produk
sodium sulfat anhidrat diperlukan dalam industri kertas. Selain itu, senyawa ini juga digunakan
dalam pembuatan detergen, sabun, sampo. Sodium sulfat akan mempercepat pencampuran dan
kelarutan bahan, sehingga kotoran dapat lebih mudah diangkat. Senyawa ini juga digunakan
dalam pembuatan gelas (Na2SO4 merupakan sumber utama Na2O) dan bahan baku beberapa
senyawa natrium, seperti natrium silikat, natrium karbonat, dan natrium sulfat dekahidrat.
Berikut ini adalah tabel sifat fisik sodium sulfat anhidrat.
Tabel 1.1 Sifat Fisik Sodium Sulfat
Sifat Na2SO4
Bentuk kristal Rombik
Ukuran kristal Kecil seperti serbuk
Warna Putih
Berat molekul 142,05 g/mol
Berat jenis 2,671 g/mL
Titik leleh 888°C
Densitas 2,664 g/cm3 (anhidrat)
1,464 g/cm3 (dekahidrat)
Kelarutan dalam air 4,76 g/100 mL (0°C)
42,7 g/100 mL (100°C)
Bau Odorless

Titik didih 1429 °C (anhidrat)

Kelarutan Tidak tercampur di etanol


tercampur pada gliserol dan
hidrogen iodida
Indeks bias 1,468 (anhidrat)
1,394 (dekahidrat)
Struktur kristal Ortorombik atau heksagonal
(anhidrat) monoklinik (dekahidrat)

2. Identifikasi Bahaya
Pada dasarnya, senyawa sodium sulfat anhidrat tidak digolongkan sebagai senyawa
berbahaya. Namun, senyawa ini dapat bersifat mengiritasi apabila kontak dengan kulit, tertelan,
dan terhirup. Sodium sulfat anhidrat tidak menimbulkan masalah kronis hingga menyebabkan
kematian asalkan masih terpapar dalam batas wajar. Senyawa ini tidak bersifat karsinogenik,
mutagenik, teratogenik, maupun bersifat toxic. Berikut ini efek yang ditimbulkan.
▪ Mata : menimbulkan iritasi, seperti kemerahan dan perih
▪ Kulit : menimbulkan iritasi ataupun reaksi alergi, seperti gatal dan kemerahan
▪ Tertelan : menimbulkan masalah gastrointestinal, seperti mual, muntah, dan diare
▪ Terhirup : menimbulkan iritasi saluran pernapasan

3. Tindakan Pertolongan Pertama


Jika terjadi kontak dengan senyawa ini, perlu memperhatikan langkah-langkah berikut.
▪ Mata
Saat terkena mata, praktikan dapat melepaskan lensa kontak terlebih dahulu
apabila sedang memakainya. Apabila tidak, dapat segera membasuh mata dengan air
mengalir selama minimal 15 menit dengan air biasa atau air dingin. Setelah itu,
praktikan dapat menggunakan obat tetes mata untuk mencegah infeksi dan mengatasi
mata kemerahan. Praktikan juga dapat meminta bantuan medis apabila perlu.
▪ Kulit
Praktikan dapat segera melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi
kemudian membasuh bagian kulit tersebut dengan sabun jenis mild seperti sabun muka
dan air yang mengalir, bisa dengan air biasa atau air dingin. Setelah dibasuh, praktikan
dapat membilas dengan air hangat. Disarankan untuk mengoleskan pelembab atau
emolien agar tidak terjadi iritasi kulit ringan. Praktikan dapat mencari bantuan medis
apabila timbul iritasi berkelanjutan.
▪ Tertelan
Apabila tertelan, praktikan tidak boleh memaksakan diri untuk muntah, kecuali
terdapat arahan dari tenaga medis. Praktikan dapat segera berkumur hingga tidak ada
bahan kimia yang tertinggal dalam mulut. Apabila praktikan tidak sadarkan diri setelah
tertelan, penolong tidak diperbolehkan memasukkan apapun ke dalam mulutnya.
Tindakan medis diperlukan apabila praktikan tidak sadarkan diri atau terjadi gangguan
kesehatan.
▪ Terhirup
Praktikan dapat segera mencari tempat terbuka yang udaranya sejuk untuk
mengambil napas secara dalam-dalam dan merilekskan badan. Apabila praktikan tidak
bernapas, penolong dapat memberikan pernapasan buatan melalui mulutnya. Apabila
praktikan mengalami kesulitan atau sesak napas, disarankan untuk menggunakan
tabung oksigen. Dapat menghubungi pihak medis apabila setelah terhirup, praktikan
menjadi tidak sadarkan diri dan kesulitan bernapas.
4. Data Kebakaran dan Ledakan
Sodium sulfat anhidrat bukan merupakan bahan yang mudah terbakar ataupun mudah
meledak. Berdasarkan MSDS, terkait titik nyala (flash points), batas ledakan atas dan bawah
(explotion limits lower and upper), temperatur penyalaan otomatis (auto-ignition temperature),
kemudahan dalam terbakar (flammability), risiko ledakan (risk of explotion), batas kemudahan
terbakar (flammable limits) tidak menunjukkan data tertentu yang berarti bahwa senyawa ini
bersifat tidak mudah terbakar. Namun, akan meledak pada suhu lebih dari 800°C. Seperti pada
kebakaran umumnya, jika sodium sulfat meledak, alat bantu pernapasan dan perlengkapan
pelindung lengkap sesuai standar MSHA/NIOSH perlu digunakan. Selama kebakaran, gas
yang mengiritasi dan beracun dapat dihasilkan oleh dekomposisi termal atau pembakaran.
5. Tumpahan yang Tidak Disengaja
Apabila senyawa ini mengontaminasi lingkungan, yang harus dilakukan:
▪ Tumpahan kecil
Apabila tumpah dalam jumlah kecil, praktikan dapat mengambil padatan yang
tumpah dengan tetap memakai alat pelindung ke dalam wadah pembuangan limbah.
Setelah itu, praktikan dapat menyiram bagian yang terkontaminasi dengan air.
▪ Tumpahan besar
Apabila tumpah dalam jumlah besar, praktikan dapat menggunakan sekop untuk
memasukkan material ke dalam wadah pembuangan limbah dan tetap menggunakan
alat pelindung. Praktikan harus mengusahakan untuk meminimalisasi pembentukan
debu. Selanjutnya, praktikan dapat menyiram bagian yang terkontaminasi dengan air
dan jika memungkinkan, dapat melakukan evakuasi untuk sistem sanitasi.
Alat pelindung yang dapat digunakan adalah sarung tangan, masker, dan kacamata
pengaman untuk menghindari risiko kontak dengan kulit maupun terhirup oleh praktikan. Pada
kasus emergensi, dapat memperhatikan kondisi ventilasi di area sekitar tumpahan. Pastikan
agar berada di lingkungan dengan ventilasi baik. Apabila senyawa ini masuk ke perairan atau
saluran air, praktikan dapat segera memberi tahu pihak berwenang.
6. Penanganan dan Penyimpanan
Apabila berkaitan dengan pemakaian sodium sulfat anhidrat saat praktikum, praktikan
dapat menghindari untuk tidak menghirupnya atau kontak dengan kulit dan mata. Semisal
tertelan, praktikan dapat segera menghubungi tim medis untuk mendapatkan saran dan
penanganan. Namun, sebelumnya praktikan harus menunjukkan label dan wadah senyawa
yang mengontaminasi terlebih dahulu. Senyawa ini harus dihindarkan dari zat oksidator
maupun logam dan disimpan dalam area yang tertutup rapat, sejuk, dan berventilasi baik.
Perlindungan pribadi yang perlu dipersiapkan saat menggunakan senyawa ini minimal
yaitu: 1) kacamata pelindung; 2) jas laboratorium; 3) respirator atau penyedot debu; 4) sarung
tangan; 5) masker. Dalam kasus tertentu yang emergensi, dapat mempersiapkan: 6) setelan baju
lengkap; 7) sepatu bot; dan 8) alat bantu pernapasan. Praktikan disarankan untuk berkonsultasi
terlebih dahulu dengan pihak yang ahli dalam penanganan bahan-bahan kimia. Selanjutnya,
praktikan diharuskan untuk mencuci tangan sebelum menyentuh benda-benda lain setelah
terkontaminasi senyawa ini.
Apabila senyawa ini sudah tidak digunakan, kembalikan ke tempat semula dalam
wadah tertutup rapat. Area tidak boleh berdekatan dengan bahan-bahan kimia yang bersifat
asam kuat dan tidak boleh terpapar sinar matahari langsung. Mengenai produk sisa praktikum,
praktikan tidak boleh membuang langsung di tempat sampah maupun saluran air. Praktikan
harus membuangnya dalam wadah ataupun saluran pembuangan khusus limbah.
7. Perlindungan Pribadi
Dalam pemakaian sodium sulfat anhidrat, praktikan dapat memastikan ketersediaan
wastafel atau kran yang dapat menyala di area sekitar untuk antisipasi apabila terjadi kontak
dengan kulit dan mata. Perlindungan pribadi yang harus digunakan yaitu:

kacamata sarung tangan masker jas laboratorium sepatu


Apabila diperlukan, praktikan juga dapat mempersiapkan:

penyedot debu pemadam api


8. Stabilitas dan Reaktivitas
Berdasarkan MSDS, sodium sulfat anhidrat merupakan senyawa yang stabil, sehingga
tidak mudah melepas atau menambahkan elektron. Senyawa ini reaktif dengan agen
pengoksidasi dan logam, seperti magnesium, aluminium, kalium, merkuri, timbal, kalsium,
perak, barium, ion amonium, dan strontium. Sodium sulfat adalah kontributor kuat untuk laju
korosi. Misalnya, pada air dengan alkalinitas 400 mg/L (sebagai CaCO3) dengan pH=7, laju
korosi akan menjadi nol pada 200 mg/L Na2SO4. Namun, ketika konsentrasi natrium sulfat
sebesar 400 mg/L, laju korosi akan menjadi sekitar 100 mg per cm2 per hari. Senyawa ini tidak
bersifat korosif terhadap kaca. Kondisi yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan, yaitu
diletakkan dalam wadah tertutup dengan suhu ruangan dan tidak terkena matahari langsung.
9. Informasi Toksikologi
Sodium sulfat dapat masuk ke dalam tubuh melalui proses inhalasi atau proses menelan.
Senyawa ini bersifat toksik pada binatang, seperti tikus dengan nilai acute oral toxicity (LD50)
sebesar 5.989 mg/kg. Namun, senyawa ini tidak menimbulkan efek kronis kepada manusia.
Rata-rata, hanya menimbulkan sedikit bahaya jika terjadi kontak (iritan), tertelan, dan terhirup.
Senyawa ini tidak bersifat karsinogenik maupun teratogenik dan tidak menyebabkan mutasi.
Beberapa penelitian pada tikus menunjukkan senyawa ini mampu menyebabkan mutasi dan
abnormalitas dalam perkembangan sel.
10. Informasi Ekologis dan Pembuangan

environtmental hazard – corrosion – exclamation


Senyawa ini memang tidak terlalu berbahaya pada manusia dan hanya menimbulkan
iritasi, tetapi dapat bersifat sedikit toksik bagi lingkungan perairan meskipun tidak secara
langsung membuat biota air mati dan kadar O2 dalam air menurun. Sodium sulfat juga tidak
menyebabkan bioakumulasi perairan hingga menyebabkan keracunan. Jika terlarut dalam air,
senyawa ini tidak berbahaya. Namun, perlu diperhatikan dalam pembuangannya. Praktikan
tidak boleh membuang senyawa ini secara langsung ke lingkungan sekitar. Praktikan harus
membuang dengan cara yang aman, yaitu dengan dilakukan penguburan di tempat pembuangan
akhir sesuai dengan peraturan lokal/ nasional yang berlaku.
REFERENSI

Find and share research. ResearchGate. (n.d.). Retrieved September 22, 2021, from
https://www.researchgate.net/.

Sodium sulfate. Sodium sulfate -. (n.d.). Retrieved September 22, 2021, from
https://www.sigmaaldrich.com/ID/en/substance/sodiumsulfate142047757826.

Safety Data Sheet Sodium Sulfate, Anhydrous. 2012. LabChem, from


file:///D:/2.%20IMMUNOLOGI%20DAN%20SEL/A.%20MATERI/Z%20Praktikum/s
odium%20sulfate%202.pdf

Material Safety Data Sheet Sodium Sulfate Anhydrous MSDS. 2005. ScienceLab.com, from
file:///D:/2.%20IMMUNOLOGI%20DAN%20SEL/A.%20MATERI/Z%20Praktikum/s
odium%20sulfate.pdf

Anda mungkin juga menyukai