Anda di halaman 1dari 23

BAHAN AJAR

MANAGEMENT
BANDWITH
DISUSUN OLEH:
SUNU WIJAYA PAMUNGKAS, S.T.

**** MATERI BELAJAR ****

KONFIGURASI MANAGEMENT BANDWIDTH


PADA MIKROTIK ROUTEROS

1|H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………...2

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………......3

A. PENDAHULUAN...........................................................................................4

1. Deskripsi Singkat..........................................................................................4

2. Relevansi.......................................................................................................4

3. Panduan Belajar............................................................................................4

B. INTI..................................................................................................................6

1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan..........................................................6

2. Pokok-pokok Materi.....................................................................................6

3. Uraian Materi................................................................................................6

A. Paparan......................................................................................................6

B. Identifikasi Konsep....................................................................................8

C. Paparan Konsep.......................................................................................11

D. Solusi Atas Masalah yang Ada................................................................13

4. Tugas/Latihan..............................................................................................18

C. PENUTUP......................................................................................................20

1. Rangkuman.................................................................................................20

2. Tes Formatif................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………24

2|H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
DAFTAR GAMBAR

4
0 ………………………..

PENDAHULUAN

1. Deskripsi Singkat
Hampir dipastikan bahwa semua komputer akan terhubung dengan jaringan.
Komputer yang terhubung ke jaringan akan mentransfer data dan menerima
data dari komputer lainnya. Kecepatan perpindahan data dari satu titik ke titik
lainnya dalam jangka waktu tertentu disebut transfer rate. Transfer rate
sangat erat kaitannya dengan bandwidth. Bandwidth merupakan satuan
tertentu untuk mengukur kapasitas maksimum dari suatu jalur komunikasi
yang dipakai untuk mentransfer data dalam satuan waktu tertentu. Salah satu
yang menjadi materi pokok dalam jaringan komputer adalah analisis
kebutuhan bandwidth jaringan. Modul manajemen bandwidth ini bertujuan
untuk memberi pemahaman bagi siswa tentang Analisis Kebutuhan
Bandwidth dalam Jaringan, Teknik manajemen bandwidth, Implementasikan
teknik manajemen bandwidth pada RouterOS Mikrotik, dan Konfigurasi
Manajemen Bandwidth pada RouterOS Mikrotik.

3|H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
2. Relevansi
Kedalaman materi bahan ajar ini disajikan secara relevan dengan kompetensi
inti dan kompetensi dasar untuk kompetensi keahlian Teknik Komputer dan
Jaringan agar siswa memiliki kompetensi dalam pengaturan bandwidth secara
sederhana dalam sebuah jaringan, memiliki kemampuan analisis pembagian
bandwidth jaringan.

3. Petunjuk Belajar
Pada Modul ini, urutan yang harus dilakukan oleh siswa dalam mempelajari
modul ini adalah:
a. Siswa membaca tujuan pembelajaran sehingga memahami target atau goal
dari kegiatan belajar tersebut.
b. Siswa membaca indikator pencapaian kompetensi sehingga memahami
kriteria pengukuran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c. Siswa membaca uraian materi pembelajaran sehingga memiliki
pengetahuan, keterampilan dan sikap kompetensi yang akan dicapai.
d. Melakukan aktifitas pembelajaran dengan urutan atau kasus permasalahan
sesuai dengan contoh.
e. Siswa telah memahami konsep awal konfigurasi Mikrotik RouterOS.
f. Mengerjakan Tes Formatif.

4|H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
A. INTI

1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


Setelah mengikuti seluruh kegiatan belajar ini, peserta diharapkan memahami
konfigurasi manajemen bandwidth menggunakan Mikrotik RouterOS dalam
sebuah jaringan komputer.

4. Pokok-pokok Materi
a. Analisis kebutuhan bandwidth dalam jaringan.
g. Teknik manajemen bandwidth.
h. Implementasikan teknik manajemen bandwidth pada RouterOS Mikrotik.
i. Konfigurasi manajemen bandwidth pada RouterOS Mikrotik.

5. Uraian Materi
A. Paparan
Perumusan Masalah

5|H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
Mengatur bandwidth untuk setiap pengguna komputer menjadi sangat
penting bagi banyak operator/administrator terutama untuk menjaga agar
penggunaan bandwidth dapat maksimal untuk keperluan yang baik dengan
keterbatasan yang ada. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang
sering terjadi dalam mengatur atau memanajemen bandwidth, kita perlu
tahu, teknik apa yang bisa digunakan.
Contoh kasus sederhana jika pada sebuah rumah terdiri dari 3 buah
computer yang memiliki koneksi jaringan yang tidak stabil, sehingga agar
koneksi stabil dan merata perlu kita lakukan pembagian bandwidth.
Kali ini kita akan melakukan pengaturan bandwidth sebesar 512 kbps
untuk digunakan 3 client dengan konsep sebagai berikut:
 Dalam keadaan semua client melakukan akses, maka masing-masing
client akan mendapat bandwidth minimal 128kbps.
 Jika hanya ada satu client yang melakukan akses, maka client tersebut
bisa mendapatkan bandwidth hingga 512 kbps.
 Jika terdapat beberapa client (tidak semua client) melakukan akses,
maka bandwidth yang tersedia akan dibagi rata ke sejumlah client
yang aktif.
 Jika setiap client diberikan prioritas yang berbeda maka bandwidth
yang tersedia akan dibagi terlebih dahulu ke client yang memiliki
prioritas paling tinggi.

Analisis Kebutuhan Bandwidth dalam Jaringan


a. Pengertian Bandwidth dan Throughput
Bandwidth adalah suatu ukuran dari banyaknya informasi yang
dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain (dari source ke
destination) dalam waktu tertentu biasanya dalam hitungan detik
(Futri, 2017). Dengan kata lain bandwidth adalah kapasitas maksimum
dari suatu jalur komunikasi yang dapat dipakai untuk mentransfer data
dalam hitungan detik. Bandwidth dapat dipakai untuk mengukur, baik
aliran data analog maupun aliran data digital.

6|H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
Secara umum untuk pengguna internet, informasi yang mengalir
pada jalur komunikasi adalah jenis data digital. Satuan yang
digunakan untuk bandwidth digital adalah bps (bit per second). Ini
berarti jumlah bit yang dapat mengalir tiap detik melalui suatu media
transmisi (kabel maupun nirkabel).
Bandwidth secara mudah dapat dianalogikan seperti jalan raya
yang dilewati oleh berbagai kendaraan. Jika jalan raya tersebut lebar
maka akan banyak kendaraan yang bisa melewatinya. Namun, jika
jalan raya tersebut sempit maka sedikit pula kendaraan yang bisa
melewatinya. Dapat dikatakan, semakin lebar jalan raya, maka
semakin banyak kendaraan yang bisa lewat atasnya. Begitu juga
dengan bandwidth, semakin besar bandwidth, semakin besar volume
data yang bisa lewat di jalur komunikasi tersebut.

Gambar 1: Ilustrasi bandwidth


Throughput adalah bandwidth yang sebenarnya (aktual) yang
diukur dengan satuan waktu tertentu dan pada kondisi jaringan
tertentu yang digunakan untuk melakukan transfer file dengan ukuran
tertentu. Bandwidth adalah batas maksimal, sedangkan throughput
adalah data sebenarnya yang mengalir pada media transmisi
(Kemendikbud, 2014).
b. Analisis Kebutuhan Bandwidth
Kebutuhan bandwidth dari satu jaringan ke jaringan lainnya bisa
bervariasi. Untuk itu, sangat penting menentukan berapa banyak bit
per detik yang melintasi jaringan dan jumlah bandwidth yang
digunakan tiap aplikasi agar jaringan bisa bekerja cepat dan
fungsional.

7|H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
Bisa dibuktikan oleh banyak administrator jaringan, bandwidth
jaringan menjadi salah satu faktor penting dalam merancang dan
memelihara Local Area Network (LAN) atau Wide Area Network
(WAN) yang baik. Bandwidth merupakan salah satu bagian dari
elemen desain jaringan yang biasanya menjadi prioritas untuk
dioptimalkan dengan mengkonfigurasi jaringan secara benar.
Bandwidth mengacu pada data rate yang didukung oleh koneksi
jaringan yang terhubung ke jaringan. Ia biasanya diekspresikan dalam
istilah bit per second (bps), atau kadang kala Byte per sekon (Bps).
Bandwidth jaringan mewakili kapasitas koneksi jaringan, walaupun
penting untuk memahami beda antara throughput secara teoritis dan
hasil nyatanya. Misalnya, jaringan Ethernet Gigabit 1000BASE-T
(yang menggunakan kabel UTP – unshielded twisted-pair) secara
teoritis mendukung 1,000 megabit per sekon (Mbit/s), tapi level ini
tidak pernah bisa dicapai dalam prakteknya karena perangkat keras
dan sistem perangkat lunak yang digunakannya. Inilah yang menjadi
tantangan dalam menghitung bandwidth.
Untuk lebih memahami tentang analisis kebutuhan bandwidth,
berikut ini akan diberikan contoh analisis kebutuhan bandwidth dalam
sebuah jaringan. Misalnya, akan dibangun sebuah warung internet
(warnet) yang menyediakan layanan web atau browsing. Layanan web
ini membutuhkan bandwidth minimal 512 kbps. Jika pada warnet
tersebut kita sediakan 30 komputer, maka kebutuhan bandwidth
adalah 512 kbps x 30 komputer = 15360 kbps atau sekitar 15 Mbps.

B. Identifikasi Konsep
Teknik Manajemen Bandwidth
Terdapat dua teknik manajemen bandwidth yang banyak digunakan di
lapangan, yaitu, Hierarchical Token Bucket (HTB) dan Class-Based
Queueing (CBQ). CBQ merupakan teknik yang paling lama, HTB
merupakan teknik yang lebih baru.
1). Hierarchical Token Bucket (HTB)

8|H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
Hierarchical Token Bucket (HTB) adalah metode yang
berfungsi untuk mengatur pembagian bandwidth. Pembagian
dilakukan secara hirarki yang dibagi-bagi ke dalam kelas sehingga
mempermudah pengaturan bandwidth. HTB diklaim menawarkan
kemudahan pemakaian dengan teknik peminjaman dan implementasi
pembagian trafik yang lebih akurat. Teknik antrian HTB memberikan
fasilitas pembatasan trafik pada setiap level maupun klasifikasi.
Bandwidth yang tidak terpakai bisa digunakan oleh klasifikasi yang
lebih rendah.

Gambar 2 : Tipe kelas HTB

Ada tiga tipe kelas dalam HTB, yaitu: root, inner, dan leaf.
Pertama, root class berada paling atas dan semua trafik harus
melewati kelas ini. Jika dianalogikan pada sebuah struktur birokrasi
universitas, root class ini setara dengan rektor yang berada pada posisi
paling atas. Kedua, inner class memiliki parent class dan child
classes. Inner class dapat kita analogikan sebagai dekan dan wakil
dekan yang berada di bawah rektor dan berada di atas ketua
jurusan/pogram studi. Ketiga, leaf class adalah terminal class yang
mempunyai parent class tetapi tidak mempunyai child class. Dapat
dianalogikan sebagai ketua program studi sebuah universitas.
Pada antrian HTB terdapat beberapa parameter yang
menyusunnya dalam antrian, yaitu:
a) Rate

9|H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
Parameter rate menentukan bandwidth maksimum yang bisa
digunakan oleh setiap class, jika bandwidth melebihi nilai “rate”,
maka paket data akan dipotong atau dijatuhkan (drop).
b) Ceil
Parameter ceil diatur untuk menentukan peminjaman
bandwidth antar class (kelas), peminjaman bandwidth dilakukan
kelas paling bawah ke kelas di atasnya, teknik ini disebut link
sharing.
c) Random Early Detection (RED)
Random Early Detection (RED) atau bisa disebut Random
Early Drop biasanya digunakan untuk gateway/router backbone
dengan tingkat trafik yang sangat tinggi. RED mengendalikan
trafik jaringan sehingga terhindar dari kemacetan pada saat trafik
tinggi berdasarkan pemantauan perubahan nilai antrian minimum
dan maksimum. Jika isi antrian di bawah nilai minimum, maka
mode drop tidak berlaku, saat antrian mulai terisi hingga melebihi
nilai maksimum, maka RED akan membuang (drop) paket data
secara acak sehingga kemacetan pada jaringan dapat dihindari.
RED juga mempunyai parameter yang menyusunnya, yaitu : Max,
Min, Probability, Limit, Burst, Avpkt, Bandwith, ECN (Explicit
Congestion Notification).
d) Class-based Queueing (CBQ)
Class-based Queueing (CBQ) merupakan teknik klasifikasi
paket data yang memungkinkan sharing bandwidth antar kelas
(class) dan memiliki fasilitas user interface. CBQ mengatur
pemakaian bandwidth jaringan yang dialokasikan untuk tiap
pengguna, pemakaian bandwidth yang melebihi nilai set akan
dipotong (shaping), CBQ juga dapat diatur untuk sharing dan
meminjam bandwidth antar kelas. CBQ adalah algoritma
pengaturan lalu lintas jaringan yang dikembangkan oleh Network
Research Group at Lawrence Berkeley National Laboratory

10 | H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
sebagai salah satu alternatif teknologi router0based yang masih
tradisional.
Konsep kerja CBQ dimulai saat classifier menentukan paket
yang datang dan menempatkan ke kelas yang tepat. Kemudian
general scheduler menentukan bandwidth yang diperuntukkan
untuk suatu kelas, estimator memeriksa apakah kelas-kelas
mendapatkan bandwidth sesuai dengan yang dialokasikan. Jika
suatu kelas kekurangan maka dengan bantuan link-sharing
scheduler kelas yang memiliki bandwidth yang tidak terpakai bisa
dipinjamkan ke kelas yang membutuhkan tambahan bandwidth.

Gambar 3 : Konsep kerja CBQ

CBQ membagi pengguna traffic ke dalam hirarki class


berdasarkan IP Address, protokol dan tipe aplikasi. Sebagai contoh
hirarki class berdasarkan tipe aplikasi, pada perusahaan departemen
keuangan tentunya tidak membutuhkan akses internet seperti pada
departemen teknisi. Karena setiap perusahaan mempunyai
peraturan, kebutuhan bisnis dan kebutuhan vital lain yang berbeda.
Hal itulah yang akan mendasari pengelompokan hirarki class pada
CBQ.

C. Paparan Konsep
Implementasi Teknik Manajemen Bandwidth pada RouterOS
Mikrotik.
Semakin maju kehidupan manusia seakan-akan kebutuhan internet
semakin menjelma menjadi kebutuhan pokok. Fasilitas online pun semakin
menjamur di masyarakat, banyak orang ingin diperhatikan di dunia maya.

11 | H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
Fasilitas untuk memajang foto diri hingga live streaming aktivitas
keseharian menjadi trend. Begitu juga untuk akses informasi, dari media
tulisan, media foto sampai dengan media yang sedang digemari saat ini
yaitu media video. Seolah-olah seberapapun besar bandwidth yang
dimiliki seperti tidak bisa membuat kita puas.
Apabila bandwidth yang kita miliki tidak diatur bisa jadi antar pengguna
saling berebut dan kadang ada yang sampai tidak kebagian jatah
bandwidth. Jika itu terjadi di kantor pada jam operasional, pekerjaan yang
sifatnya membutuhkan koneksi internet akan terganggu dan akan
memberikan efek yang buruk untuk kinerja karyawan. Atau contoh lain
jika itu terjadi di sebuah warnet, wifi-area atau RT/RW Net Anda, pasti
akan timbul banyak komplain dari beberapa pelanggan yang sedang
menikmati layanan internet kita.
Perlu adanya manajemen penggunaan bandwidth di tempat kita supaya
tidak terjadi hal yang tidak di inginkan seperti yang sudah disebutkan
diatas. Solusinya bisa menggunakan RouterOS Mikrotik yang sudah
sangat populer untuk melakukan tugas sebagai pengatur bandwidth.
Banyak Fungsi yang bisa digunakan di RouterOS Mikrotik Seperti HTB,
queue type, burst dan sebagainya.
Manajemen bandwidth merupakan implementasi dari proses mengantrikan
data, sehingga fungsi manajemen bandwidth pada RouterOS Mikrotik
disebut dengan istilah queue. Secara garis besar, ada dua metode queue
pada RouterOS Mikrotik yaitu Simple Queue dan Queue Tree (Citraweb
Solusi Teknologi).
1). Simple Queue
Simple Queue merupakan metode manajemen bandwidth
termudah yang ada di RouterOS Mikrotik untuk membatasi bandwidth
berdasarkan alamat IP tertentu. Menu dan konfigurasi yang dilakukan
untuk menerapkan Simple Queue cukup sederhana dan mudah
dipahami. Walaupun namanya Simple Queue sebenarnya parameter
yang ada pada Simple Queue sangat banyak, bisa disesuaikan dengan
kebutuhan yang ingin diterapkan pada jaringan.

12 | H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
Parameter dasar dari Simple Queue adalah Target dan Max-limit.
Target dapat berupa IP Address, network address, dan bisa juga
interface yang akan diatur bandwidth-nya. Max-limit
Upload/Download digunakan untuk memberikan batas maksimal
bandwidth untuk si Target.
2). Queue Tree
Queue Tree digunakan untuk melakukan pembagian
bandwidth berdasarkan protokol, port, kelompok alamat IP, dan lain-
lain. Queue Tree merupakan fitur manajemen bandwidth di RouterOS
Mikrotik yang sangat fleksibel dan cukup kompleks. Pendefinisian
target yang akan dilimit pada Queue Tree tidak dilakukan langsung saat
penambahan rule queue namun dilakukan dengan melakukan marking
paket data menggunakan Firewall Mangle. Jadi, sebelum melakukan
teknik Queue Tree ini harus melakukan konfigurasi Firewall Mangle
terlebih dahulu.

D. Solusi Atas Masalah yang Ada


Konfigurasi Manajemen Bandwidth pada RouterOS Mikrotik
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa cara paling mudah untuk melakukan
queue pada RouterOS adalah dengan menggunakan Simple Queue. Berikut
ini adalah konfigurasi manajemen bandwidth pada RouterOS Mikrotik
menggunakan Simple Queue prinsip Hierarchical Token Bucket (HTB).
Setelah memahami contoh kasus di atas, ikuti langkah-langkah di
bawah ini untuk melakukan konfigurasi.
a) Router kita tidak tahu berapa total bandwidth real yang kita miliki,
maka kita harus definisikan. Pada winbox, klik Queues lalu pada
Simple Queue klik tanda (+). Akan muncul kotak dialog New Simple
Queue, isi Name: Total-Bandwidth, Target: 200.100.100.0/24, max-
limit upload maupun download: 512k

13 | H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
Gambar 4 : Konfigurasi Simple Queue untuk Total-Bandwidth

b) Tentukan limitasi per client dengan melakukan setting child-queue.


Untuk Client 1, lakukan konfigurasi dengan cara:
(1). Pada Simple Queue klik tanda (+) lalu isi Name : Client 1, Target
Address: 200.100.100.2 (IP Address Client 1), dan Max-limit:
512k

Gambar 5 : Konfigurasi Max-limit untuk Client 1

(2). Klik tab Advanced, tentukan Limit-at sebesar 128k, lalu Parent:
Total-Bandwidth lalu klik OK.

Gambar 6 : Konfigurasi Limit-at dan Parent Client 1

14 | H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
c) Untuk limitasi Client 2 dan Client 3 lalukan hal yang sama pada
langkah 2). Sesuaikan Name dan Target Address-nya, Limit-at 128k
dan Parent: Total-Bandwidth.

Gambar 7 : Konfigurasi Max-limit Client 2

Gambar 8 : Konfigurasi Limit-at Client 2

Gambar 9 : Konfigurasi Max-limit Client 3

Gambar 10 : Konfigurasi Limit-at Client 3

d) Akan tampak seperti gambar di bawah ini jika telah melakukan


konfigurasi.

15 | H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
Gambar 11 : Hasil konfigurasi Simple Queue

e) Lakukan pengetesan dengan melakukan download pada sisi client.

Gambar 12 : Pengetesan penggunaan bandwidth pada sisi client

f) Pada sisi RouterOS Mikrotik, lihat kondisi hasil limitasi yang


dilakukan terhadap client.
(1). Kondisi 1 di bawah ini menunjukkan ketika hanya satu client yang
menggunakan bandwidth, maka client tersebut bisa mendapat
hingga Max-limit.
Cara perhitungan: pertama RouterOS Mikrotik akan
memenuhi Limit-at client yaitu 128kbps. Bandwitdh yang tersedia
masih sisa 512kbps-128kbps=384kbps. Karena client yang lain
tidak aktif maka 384kbps yang tersisa akan diberikan lagi ke Client
1 sehingga mendapat 128kbps+384kbps =512kbps atau sama
dengan max-limit.

Gambar 13 : Kondisi 1 – satu client gunakan bandwidth

16 | H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
(2). Kondisi 2 di bawah ini menunjukkan ketika hanya dua client yang
menggunakan bandwidth. Sisa bandwidth akan dibagi dua oleh
client tersebut.
Cara perhitungan: pertama RouterOS Mikrotik akan
memberikan limit-at semua client terlebih dahulu. Akumulasi
Limit-at untuk 2 client = 128kbps x 2 =256kbps. Total-Bandwidth
masih tersisa 256kbps. Sisanya akan dibagi rata ke kedua client
sehingga tiap client mendapat Limit-at + (sisa bandwidth / 2) =
128kbps+128kbps =256kbps

Gambar 14 : Kondisi 2 – dua client gunakan bandwidth

(3). Kondisi 3 di bawah ini menunjukkan ketika ketiga client


menggunakan bandwidth secara bersamaan.
Cara perhitungan: pertama RouterOS Mikrotik akan
memenuhi Limit-at tiap client lebih dulu, sehingga bandwidth yang
digunakan 128kbps x 3 = 384kbps. Total-Bandwidth masih tersisa
128kbps. Sisa bandwidth akan dibagikan ke ketiga client secara
merata sehingga tiap client mendapat 128kbps + (128kbps/3) =
170kbps.

Gambar 15 : Kondisi 3 – tiga client gunakan bandwidth

g) Pada limitasi dengan prinsip hirarki (HTB) juga bisa diterapkan


Priority (lebih penting) untuk client. Nilai priority queue adalah 1-8
dimana terendah 8 dan tertinggi 1.
(1). Berikan Priority 1 pada Client 1 lalu klik Apply.

17 | H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
Gambar 16 : Konfigurasi Priority Client 1

(2). Kondisi yang terjadi adalah ketika limit-at semua client terpenuhi,
maka sisa bandwidth akan terlebih dahulu diberikan kepada client
yang memiliki prioritas yang lebih tinggi.
Cara perhitungan: Client 1 mempunyai prioritas tertinggi
maka RouterOS Mikrotik akan mencoba memberikan bandwidth
sampai batas Max-Limit yaitu 512kbps. Sedangkan bandwidth yang
tersisa hanya 128kbps, maka Client 1 mendapat bandwidth sebesar
Limit-at + sisa bandwidth = 128kbps + 128kbps = 256kbps.

Gambar 17 : Kondisi 4 – tiap client berbeda priority

4. Tugas/Latihan
Berdasarkan Paparan materi yang telah diberikan, terapkanlah permasalahan
berikut ini:
Anda adalah seorang administrator jaringan yang ditugaskan untuk
membangun sebuah jaringan laboratorium yang memiliki total bandwidth 10
Mbps. Yang terdiri dari 20 buah computer. Ketika dikoneksikan ternyata
koneksi komputer yang ada di laboratorium tersebut tidak stabil.
Sebagai Administrator jarinngan buatlah pembagian bandwidth yang
seimbang agar distribusi bandwidth di laboratorium tersebut seimbang.
Simulasikan masalah tersebut dengan Praktek yang beracuan pada Job Sheet.

5. Forum Diskusi

18 | H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
Kerjakan secara berkelompok, topik di bawah ini:
a. Apa saja permasalahan yang sering terjadi pada manajemen bandwidth dan
bagaimana cara mengatasinya?

PENUTUP

1. Rangkuman
Bandwidth adalah suatu ukuran dari banyaknya informasi yang dapat mengalir
dari suatu tempat ke tempat lain (dari source ke destination) dalam waktu
tertentu (biasanya dalam hitungan detik). Dengan kata lain bandwidth adalah
kapasitas maksimum dari suatu jalur komunikasi yang dapat dipakai untuk
mentransfer data dalam hitungan detik.
Manajemen bandwidth adalah pengalokasian yang tepat dari suatu bandwidth
untuk mendukung kebutuhan atau keperluan aplikasi atau suatu layanan
jaringan. Pengalokasian bandwidth yang tepat dapat menjadi salah satu
metode dalam memberikan jaminan kualitas suatu layanan jaringan Quality Of
Service (QoS).
Terdapat dua teknik manajemen bandwidth yang banyak digunakan di
lapangan, yaitu, Hierarchical Token Bucket (HTB) dan Class-Based Queueing
(CBQ). CBQ merupakan teknik yang paling lama, HTB lebih baru dari CBQ.
Management Bandwidth merupakan implementasi dari proses mengantrikan
data, sehingga fungsi management bandwidth di RouterOS Mikrotik disebut
dengan istilah Queue. Secara garis besar, ada dua metode Queue pada
RouterOS Mikrotik yaitu Simple Queue dan Queue Tree.
Simple Queue merupakan metode bandwidth management termudah yang ada
di RouterOS Mikrotik untuk membatasi bandwidth berdasarkan alamat IP

19 | H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
tertentu. Menu dan konfigurasi yang dilakukan untuk menerapkan Simple
Queue cukup sederhana dan mudah dipahami.

2. Tes Formatif
1). Bandwidth yang sebenarnya (aktual) yang diukur dengan satuan waktu
tertentu dan pada kondisi jaringan tertentu yang digunakan untuk melakukan
transfer file dengan ukuran tertentu, disebut…
a. Throughput
b. Bandwidth
c. Jitter
d. Latency
e. Manajemen bandwidth
2). Bandwidth internet di sebuah rumah diketahui adalah 2 Mbps, kemudian kita
ingin mendownload file dari internet berukuran 6 Mb. Seharusnya file tersebut
sudah sampai ke komputer kita hanya dengan waktu 3 detik. Akan tetapi yang
terjadi secara aktual, file yang kita download tiba dalam waktu 6 detik.
Bandwidth yang sebenarnya dari aktivitas ini sebesar…
a. 1 Mbps
b. 2 Mbps
c. 3 Mbps
d. 4 Mbps
e. 5 Mbps
3). Berikut ini merupakan fungsi utama bandwidth, kecuali…
a. Sebagai jalur pengiriman data
b. Sebagai pembatas kecepatan pengiriman data
c. Sebagai pelindung atau keamanan jaringan
d. Sebagai pembatas jumlah data yang bisa dikirim
e. Sebagai pembatas kecepatan transfer data
4). Pada sebuah jaringan internet kecepatan data dibatasi hanya 128 kbps akan
tetapi tidak dibatasi berapa jumlah data yang bisa diupload atau didownload.
Kasus ini adalah contoh penerapan fungsi bandwidth sebagai…
a. Jalur pengiriman data

20 | H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
b. Pelindung atau keamanan jaringan
c. Pembatas kecepatan transfer data
d. Pembatas jumlah pengguna
e. Pembatas jumlah data yang bisa dikirim
5). Sebuah metode yang diterapkan untuk mengatur besarnya bandwidth yang
akan digunakan oleh masing-masing pengguna di sebuah jaringan sehingga
penggunaan bandwidth akan terdistribusi secara merata, disebut…
a. Bandwidth
b. Bandwidth Management System
c. Throughput
d. Jitter
e. Latency
6). Terdapat banyak teknik manajemen bandwidth yang digunakan untuk
mengatur bandwidth. Teknik yang berfungsi untuk mengatur pembagian
bandwidth secara hirarki yang dibagi-bagi ke dalam kelas sehingga
mempermudah pengaturan bandwidth, disebut teknik…
a. Class-based Queueing (CBQ)
b. Hierarchical Token Bucket (HTB)
c. Simple Queue
d. Queue Tree
e. Queue Dynamic
7). Pada teknik atau metode Hierarchical Token Bucket (HTB) terdapat tiga
parameter penyusunnya, yaitu rate, ceil dan Random Early Detection (RED).
Parameter untuk menentukan bandwidth maksimal yang bisa digunakan oleh
setiap class, yaitu parameter …
a. Rate
b. Ceil
c. Random Early Detection
d. Latency
e. Delay
8). Metode manajemen bandwidth termudah yang ada pada RouterOS Mikrotik
untuk membatasi bandwidth berdasarkan IP tertentu, adalah metode…

21 | H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
a. Simple Queue
b. Queue Tree
c. Dynamic Queue
d. HTB
e. CBQ
9). Metode manajemen bandwidth pada RouterOS Mikrotik yang sangat fleksibel
dan cukup kompleks dimana melakukan pembagian bandwidth berdasarkan
protocol, port, kelompok alamat IP dan lain-lain, adalah metode…
a. Simple Queue
b. Queue Tree
c. Dynamic Queue
d. HTB
e. CBQ
10). Melakukan konfigurasi pada RouterOS Mikrotik dapat dengan mudah
dilakukan dengan menggunakan aplikasi …
a. Windows
b. winbox
c. SSH Server
d. Telnet
e. DNS

22 | H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.
1. DAFTAR PUSTAKA

Citra Web Solusi Teknologi, PT. "Artikel Simple Queue & Queue Tree".
http://mikrotik.co.id. Diakses 3 Oktober 2019.

Dewaweb Team. 2019. “Pengertian dan Kegunaan Bandwidth”. https:


dewaweb.com. Diakses 2 Oktober 2019.

Handrianto, Yopi dan Hendra Supendar. 2017. Simple Queue dalam


Menyelesaikan Masalah Manajemen Bandwidth pada Mikrotik Brigde.
Bina Insani ICT Journal. Vol. 4, No. 1. P2M STMIK Bina Insani.

Kemendikbud RI. 2014. Komunikasi Data Paket Keahlian Teknik Komputer


dan Jaringan SMK/MAK Kelas XI Semester 1. Universitas Negeri
Manado: Manado.

Sofana, Iwan. 2011. Teori dan Modul Praktikum Jaringan Komputer.


Bandung: Modula.

Togohodoh, Virgilius Belarmino. 2018. Manajemen Bandwidth Dengan


Metode Per Connection Queue (PCQ) Menggunakan Queue Tree.
Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Sanata Dharma:
Yogyakarta.

Witranti, Ayu. 2016. “Pengertian Bandwidth dan Fungsinya”.


http://blog.unnes.ac.id. Diakses 2 Oktober 2019.

23 | H a l a m a n
Modul Belajar – Management Bandwidth
201502918943 – Sunu Wijaya Pamungkas, ST.

Anda mungkin juga menyukai