Ses Tama
Ses Tama
BAB I
PENDAHULUAN
SEKRETARIAT UTAMA
1. Biro Perencanaan dan
INSPEKTORAT Keuangan
2. Biro Kerjasama Luar Negeri
3. Biro Hukum dan Humas
4. Biro Umum
SEKRETARIS UTAMA
BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGAIAN BAGIAN BAGIAN
RENSTRA PROGRAM BAGIAN EVALUASI KERJASAMA KERJASAMA KERJASANA PERATURAN BANTUAN PENGADUAN HUBUNGAN TATA USAHA ADMINISTRA PENGEM PERLENG
DAN DAN KEUANGAN DAN BILATERAL DAN REGIONAL ORGANISASI PERUNDANG HUKUM KONSUMEN MASYA- PIMPINAN SI KEPEGA BANGAN KAPAN DAN
ORGANISASI ANGGARAN PELAPORAN MULTILATERAL INTERNA UNDANGAN RAKAT WAIAN PEGAWAI RT
SIONAL
SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN
SUBBAGIAN SUBBAGIAN PERBENDAHA DATA DAN KERJASAMA KERJASAMA KERJASAMA PERUMUSAN PERTIMBANG LAYANAN PEMBERI- TATA USAHA MUTASI PERENCANA PERSURATAN
RENSTRA PROGRAM RAAN DAN EVALUASI BILATERAL REGIONAL I PRODUK TE PERATURAN AN HUKUM PENGADUAN TAAN KEPALA PEGAWAI AN PEGAWAI DAN KEARSIPAN
AKUNTANSI RAPETIK DAN PERUNDANG KONSUMEN
KOMPLEMEN UNDANGAN
SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN SUBBAGIAN
ORGANISASI ANGGARAN VERIFIKASI PELAPORAN KERJASAMA KERJASAMA KERJASAMA DOKUMEN LAYANAN DATA DAN MEDIA TATA USAHA KESEJAHTE JABATAN PERLENG
MULTILATERAL REGIONAL II KEAMANAN TASI BANTUAN EVALUASI MASA SESTAMA RAAN FUNGSIO KAPAN
PANGAN HUKUM HUKUM LPK PEGAWAI NAL
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
Tabel 1.1.
Struktur Pegawai Sekretariat Utama Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Jenjang Pendidikan Sekretariat Utama BPOM
S3 0 0 3 0,08
D1 0 0 22 0,61
Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa indikator 1 telah mencapai target
yang telah ditetapkan dengan capaian 100 persen dari targetnya. Indikator 2
tidak memenuhi target yang telah ditetapkan dengan capaian 93,37 persen
dari target 95 persen. Profil capaian IKU tahun 2010 – 2014 dapat dilihat pada
tabel 1.3 di bawah ini:
Target 0% 65%
Kerjasama dan kemitraan dengan media yang telah terbangun selama ini
pun merupakan suatu peluang untuk meningkatkan efektivitas pengawasan
Obat dan Makanan. Media memiliki peranan yang sangat strategis dalam
penyebaran informasi Obat dan Makanan di masyarakat, karena jangkauan
penyebarannya yang sangat luas hingga ke seluruh pelosok tanah air. Untuk
itu, perlu terus dilakukan upaya-upaya menjalin hubungan baik dengan
media, antara lain dengan seringnya mengundang media untuk meliput
kegiatan-kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh BPOM.
Intensitas pertemuan akan lebih meningkatkan hubungan baik dengan
media misalnya dengan penyelenggaraan konferensi pres ataupun kunjungan
ke media.
Namun untuk menjamin bahwa informasi Obat dan Makanan yang
dimuat/ditayangkan di media adalah informasi yang benar dan valid, maka
media juga perlu diedukasi dan diberikan materi-materi terkini tentang Obat
dan Makanan, antara lain dengan penerbitan siaran pers dan public warning.
Media juga perlu diberikan peluang untuk mengklarifikasi informasi Obat dan
Makanan yang mereka peroleh dari sumber lain, agar masyarakat
mendapatkan infomasi yang berimbang, benar, dan valid.
Apabila informasi Obat dan Makanan yang disebarkan melalui media
tidak sesuai dengan informasi yang diberikan BPOM, maka BPOM memiliki
hak jawab untuk mengklarifikasi pemberitaan agar tidak menimbulkan
keresahan di masyarakat.
1.2.3 Perkembangan Teknologi Informasi
Perkembangan teknologi informasi dapat menjadi potensi bagi BPOM
khususnya Sektama untuk dapat melakukan pelayanan secara online,
sosialisasi, komunikasi, dan edukasi kepada masyarakat. Teknologi dapat
memudahkan akses informasi dan memperluas jangkauan pengawasan Obat
dan Makanan ke berbagai kelompok masyarakat. Sebagai contoh keberadaan
Contact Center BPOM secara nyata telah membuka akses masyarakat atas
informasi Obat dan Makanan. Teknologi informasi juga dapat dimanfaatkan
untuk mendukung penataan sumber daya di lingkungan internal BPOM.
Sistem Informasi Administrasi Pegawai (SIAP), Sistem Pengarsipan, Sistem
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan dan Anggaran merupakan beberapa bentuk
manfaat teknologi. Namun di sisi lain, teknologi informasi juga dapat menjadi
tantangan bagi BPOM terkait tren pemasaran dan transaksi produk Obat dan
Makanan secara online, pemberitaan Obat dan Makanan yang belum terbukti
kebenarannya di media sosial maupun media massa yang juga perlu
mendapatkan pengawasan dengan berbasis pada teknologi. Dalam hal ini
Sektama BPOM dituntut untuk cepat tanggap, berinovasi, dan terus mengikuti
perkembangan teknologi agar pengawasan Obat dan Makanan menjadi efektif.
-13-
PENGUNGKIT HASIL
MENINGKATNYAKAPASITASDANAKUNTABILITASKINERJABIROKRASI
PENGAWASAN INTERNAL
TERWUJUDNYA
PELAYANANPUBLI
KERJA PEMERINTAHAN
K
YANG BERSIH
DAN BEBAS
ORGANISASI KORUPSI,
KOLUSI, DAN
NEPOTISME
SDM TATA
LAKSANA
MENINGKAT-
NYA
AKUNTABILITAS KINERJA KUALITAS
PELAYANAN
PUBLIK
PENATAAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Tabel 1.4.
Rangkuman Analisis SWOT
Hasil Pembahasan (SWOT)
1. Kompetensi ASN yang memadai dalam mendukung
pelaksanaan tugas
2. Variasi latar belakang pendidikan untuk dapat menjalankan
tugas dan fungsi di BPOM
Strengths 3. Standar Kompetensi telah ditetapkan sebagai acuan
pengembangan kompetensi
4. Komitmen Pimpinan dan seluruh ASN BPOM menerapkan
Reformasi Birokrasi
5. Sistem Manajemen Mutu yang telah diimplementasikan
dengan baik
6. Standar Sarana dan Prasarana yang telah ditetapkan
7. Tersedianya Contact Center untuk melayani pengaduan dan
informasi konsumen
1. Beberapa ASN masih memerlukan peningkatan kompetensi
(capacity building)
2. Jumlah dan sebaran ASN yang belum memadai dibandingkan
dengan cakupan tugas pengawasan dan beban kerja
3. Implementasi Human Capital Management belum optimal
4. Terbatasnya sarana dan prasarana baik pendukung maupun
Weaknesses utama
5. Dukungan e-gov untuk menunjang tugas kesektamaan belum
memadai
6. Tugas, fungsi dan kewenangan belum adaptif dengan
perubahan lingkungan strategis
7. Pengelolaan BMN belum optimal
8. Mutu laporan keuangan BPOM belum optimal
9. Beberapa regulasi belum memadai
1. Perkembangan Teknologi Informasi sebagai sarana KIE yang
sangat cepat
2. Tingginya ekspektasi masyarakat
Opportunities 3. Tingginya minat media terhadap infomasi Pengawasan Obat
dan Makanan
4. Jejaring kerja sama yang luas dengan K/L/I baik di dalam
maupun di luar negeri
5. Pembina fungsional pengawas farmasi dan makanan
1. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap Obat
Threats dan Makanan
2. Peraturan perundang-undangan yang dinamis dan
membutuhkan proses penyesuaian
-20-
PERAN SEKTAMA
Gambar 1.5. Diagram Permasalahan dan Isu Strategis, Kondisi Saat Ini dan
Dampaknya
SEKTAMA
Pembinaan secara Penyelenggaraan
Sesuai dengan bisnis proses pada gambar di atas, dalam melaksanakan peran
dan kewenangan yang optimal sesuai dengan peran dan kewenangan Sektama
sebagai unit kerja yang bertanggungjawab dalam meningkatkan kualitas
pembinaan dan pelayanan maka penguatan Peran dan Kewenangan Sektama
untuk periode 2015-2019 sebagaimana tabel 1.5 di bawah ini
Tabel 1.5.
Penguatan Peran Sektama Tahun 2015-2019
2. Manajemen
3. SDM
4. Aspek Hukum
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN SEKTAMA
2.1. VISI
Berdasarkan kondisi umum, potensi, permasalahan dan tantangan yang
dihadapi ke depan sebagaimana telah dijelaskan pada Bab I, maka Sektama
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai unit organisasi yang
bertanggungjawab dalam melaksanaan pembinaan dan penyelenggaraan
pelayanan di bidang Administrasi Umum dituntut untuk melakukan
pembinaan dan pelayanan yang berkualitas sesuai standar yang telah
ditetapkan. Untuk itu, Sektama telah menetapkan visi, misi dan tujuan serta
sasarannya.
Mengingat Sektama memiliki peran strategis dalam mendukung
pencapaian Visi BPOM, maka Visi Sektama yang akan dicapai sesuai Renstra
periode 2015-2019 adalah sama dengan Visi BPOM yaitu:
“Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya
Saing Bangsa”
Diharapkan Sektama dapat memberikan kontribusi yang signifikan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya bagi keberhasilan pelaksanaan Renstra
BPOM 2015-2019.
Penjelasan Visi:
Proses penjaminan pengawasan Obat dan Makanan harus melibatkan
masyarakat dan pemangku kepentingan serta dilaksanakan secara akuntabel
serta diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan yang lebih
baik. Sejalan dengan itu, maka pengertian kata Aman dan Daya Saing adalah
sebagai berikut:
Aman : Kemungkinan risiko yang timbul pada penggunaan Obat dan
Makanan telah melalui analisa dan kajian, sehingga risiko
yang mungkin masih timbul adalah seminimal mungkin/
dapat ditoleransi/tidak membahayakan saat digunakan pada
manusia. Dapat juga diartikan bahwa khasiat/manfaat Obat
dan Makanan meyakinkan, keamanan memadai, dan
mutunya terjamin.
Daya Saing : Kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang telah
memenuhi standar, baik standar nasional maupun
internasional, sehingga produk lokal unggul dalam
menghadapi pesaing di masa depan.
-24-
2.2. MISI
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, telah ditetapkan Misi Sektama
sebagai berikut:
1. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko
untuk melindungi masyarakat
Pengawasan Obat dan Makanan merupakan pengawan komprehensif (full
spectrum) mencakup standardisasi, penilaian produk sebelum beredar,
pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, sampling dan pengujian
produk serta penegakan hukum. Dengan penjaminan mutu produk Obat
dan Makanan yang konsisten, yaitu memenuhi standar aman,
berkhasiat/bermanfaat dan bermutu, diharapkan BPOM mampu
melindungi masyarakat dengan optimal. Menyadari kompleksnya tugas
yang diemban BPOM, maka perlu disusun suatu strategi yang mampu
mengawalnya.
Di satu sisi tantangan dalam pengawasan Obat dan Makanan semakin
tinggi, sementara sumber daya yang dimiliki terbatas, maka perlu adanya
prioritas dalam penyelenggaraan tugas. Untuk itu pengawasan Obat dan
Makanan seharusnya didesain berdasarkan analisis risiko, untuk
mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki secara proporsional
untuk mencapai tujuan sasaran strategis ini.
BPOM termasuk Sektama perlu melakukan mitigasi risiko di semua proses
bisnis BPOM.
2. Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan
keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan
pemangku kepentingan
Dalam 5 (lima) tahun ke depan, paradigma pengawasan Obat dan Makanan
harus diubah yang sebelumnya adalah “watchdog” control menjadi pro-
active control dengan mendorong pemberdayaan masyarakat dan kemitraan
dengan pemangku kepentingan.
Sebagai salah satu pilar Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SISPOM),
masyarakat sebagai konsumen juga mempunyai peran yang sangat
strategis dalam pengawasan Obat dan Makanan. Masyarakat diharapkan
dapat memilih dan menggunakan Obat dan Makanan yang memenuhi
standar, dan diberi kemudahan akses informasi dan komunikasi terkait
Obat dan Makanan, serta memberikan laporan/pengaduan atas kejadian
pelanggaran Obat dan Makanan. Untuk itu, BPOM melakukan berbagai
upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
mendukung pengawasan melalui kegiatan Pemberdayaan, Komunikasi,
Informasi dan Edukasi kepada masyarakat, serta kemitraan dengan
-25-
2.4 TUJUAN
Dalam rangka pencapaian visi dan misi, maka tujuan yang akan dicapai
Sektama dalam kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai berikut:
Terwujudnya penyelenggaraan kelembagaan yang efektif, efisien dan
akuntabel.
Capaian Tujuan ini diukur dengan indikator:
Indeks PAN RB dengan target AA pada tahun 2019
Selain itu, terkait dengan subsistem pengawasan Obat dan Makanan oleh
masyarakat sebagai konsumen, kesadaran masyarakat terkait Obat dan
Makanan yang memenuhi syarat harus diciptakan. Obat dan Makanan
yang diproduksi dan diedarkan di pasaran (masyarakat) masih berpotensi
untuk tidak memenuhi syarat, sehingga masyarakat harus lebih cerdas
dalam memilih dan menggunakan produk Obat dan Makanan yang aman,
bermanfaat dan bermutu. Upaya peningkatan kesadaran masyarakat
dilakukan BPOM melalui kegiatan pembinaan dan bimbingan melalui
Komunikasi, layanan Informasi, dan Edukasi (KIE).
Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini, maka
indikatornya sebagai berikut:
1. Jumlah kerjasama yang efektif, dengan target kumulatif pada akhir
2019 sebanyak 50 kerjasama.
2. Tingkat Pemahaman masyarakat terhadap Obat dan Makanan, dengan
target Baik pada akhir 2019.
3. Persentase pengaduan konsumen yang ditindaklanjuti, dengan target
85 pada akhir 2019.
-29-
Tabel 2.1
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI
DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
BAB V
PENUTUP
SEKRETARIS UTAMA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN,
INDIKATOR KONSEP DAN DEFINISI SUMBER DATA MEKANISME PENGUMPULAN PENGUMPULAN METODE PERHITUNGAN PADA RENSTRA PENANGGUNG
(BASELINE 2014) DATA DATA SEKTAMA JAWAB
(REALISASI) (YA/TIDAK)
1 Jumlah kerjasama yang a. Kerja sama adalah kesepakatan nasional dan internasional yang dituangkan dalam dokumen …………. ………… ……….. Jumlah kerjasama yang diimplementasikan dihitung secara Ya Biro KSLN
efektif resmi (Surat Keputusan Bersama, Memorandum of Understanding / Memorandum Saling kumulatif
Pengertian/Nota Kesepahaman, Letter of Agreement, Arrangement, Record of Discussion, Record
of Understanding ) yang ditandatangani oleh Kepala Badan POM.
b. efektif adalah .............
1 Indeks PAN RB Hasil Penilaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BPOM dari KemenPAN-RB Hasil evaluasi Hasil verifikasi KemenPAN-RB Sesuai dengan Hasil Penilaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BPOM dari Ya 1. Biro Renkeu
KemenPAN-RB konfirmasi verifikasi KemenPAN-RB 2. Biro Hukmas
2014 KemenPAN-RB 3. Biro Umum
4. Biro KSLN
2 Nilai SAKIP BPOM Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan hasil evaluasi Kemen Laporan Hasil Laporan Kinerja Badan POM Setiap tahun Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Badan POM oleh Kemen PAN dan Ya Biro Renkeu
PAN dan RB atas penerapan komponen manajemen kinerja (SAKIP) yang meliputi: perencanaan Evaluasi RB atas pelaksanaan SAKIP tahun sebelumnya (n-1) yang
kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian kinerja sesuai KemenPAN dan RB disampaikan pada tahun berjalan (n)
Permen PAN dan RB terkini. Tahun 2013
Baseline 2014: B
II.L.063.1
FREKUENSI TERCANTUM
INDIKATOR KONSEP DAN DEFINISI SUMBER DATA MEKANISME PENGUMPULAN PENGUMPULAN METODE PERHITUNGAN PADA RENSTRA PENANGGUNG
(BASELINE 2014) DATA DATA SEKTAMA JAWAB
(REALISASI) (YA/TIDAK)
3 Opini Laporan Keuangan Berdasarkan Pasal 16 ayat 1 UU No. 15 Tahun 2004 tentang PEMERIKSAAN PENGELOLAAN Laporan Hasil Laporan Hasil Pemeriksaan Setiap tahun Opini hasil pemeriksaan BPK terhadap laporan keuangan Badan Ya Biro Renkeu
BPOM dari BPK DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA: Opini merupakan pernyataan profesional Pemeriksaan (LHP) BPK POM atas pelaksanaan anggaran tahun sebelumnya (n-1) yang
pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang (LHP) BPK Tahun diserahkan pada tahun berjalan (n)
disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada kriteria: 2014
(1) kesesuaian dengan standar
akuntansi pemerintahan,
(2) kecukupan pengungkapan (adequate disclosures) ,
(3) kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, dan
(4) efektivitas sistem pengendalian intern.
Terdapat 4 (empat) jenis opini yang dapat diberikan oleh pemeriksa, yakni:
II.L.063.2
FREKUENSI TERCANTUM
INDIKATOR KONSEP DAN DEFINISI SUMBER DATA MEKANISME PENGUMPULAN PENGUMPULAN METODE PERHITUNGAN PADA RENSTRA PENANGGUNG
(BASELINE 2014) DATA DATA SEKTAMA JAWAB
(REALISASI) (YA/TIDAK)
4 Persentase pegawai yang jumlah ASN yang memenuhi standar kompetensi dibandingkan dengan jumlah seluruh ASN Hasil Asesmen - Laporan Kegiatan pemetaan Setahun sekali Ya Biro Umum
memenuhi standar kompetensi tahun atau penilaian kompetensi Persentase pegawai
kompetensi 2012 yang memenuhi X 100%
=
- Pengukuran kompetensi standar kompetensi
terhadap seluruh pegawai
dilakukan dua tahun sekali
Kegiatan 1: Koordinasi Kegiatan Penyusunan Rancangan Peraturan Peraturan Perundang-undangan, Bantuan Hukum,
Layanan Pengaduan Konsumen dan Hubungan Masyarakat
1 Jumlah informasi obat dan seluruh jenis informasi yang disebarluaskan ke masyarakat baik langsung maupun melaui Triwulan Jumlah informasi obat dan Triwulan dan setiap Jumlah informasi Obat dan Makanan yang dipublikasikan Ya Biro Hukmas
makanan yang media terdiri dari Siaran Pers, Talkshow di Media Elektronik, Wawancara dengan Media, ILM , makanan yang dipublikasikan akhir tahun anggaran
dipublikasikan KIE langsung ke masyarakat, KIE ke Media, Pameran dan Buletin
2 Jumlah layanan pengaduan a. Jumlah layanan pengaduan dan informasi konsumen melalui berbagai sarana (telepon, SMS, Triwulan Jumlah layanan pengaduan dan Triwulan dan setiap Jumlah layanan pengaduan dan informasi konsumen yang Ya Biro Hukmas
dan informasi konsumen email, surat, fax, datang langsung, media sosial ) termasuk layanan Contact Center Halo BPOM, informasi konsumen yang akhir tahun anggaran ditindaklanjuti
yang ditindaklanjuti serta layanan pada saat kegiatan bimbingan teknis/koordinasi dan promosi/sosialisasi yang ditindaklanjuti (layanan)
telah ditindaklanjuti.
b. Pengaduan dan informasi konsumen yang dimaksud adalah pengaduan dan permintaan
3 Jumlah layanan bantuan Seluruh layanan bantuan hukum yang diberikan, antara lain penyelesaian/penanganan perkara Triwulan Jumlah layanan bantuan hukum Triwulan dan setiap Jumlah layanan bantuan hukum yang diberikan Ya Biro Hukmas
hukum yang diberikan hukum, pendampingan pemberian keterangan ahli, pendampingan saksi, pemberian yang diberikan (layanan) akhir tahun anggaran
pertimbangan hukum, dan pelaksanaan penyuluhan hukum.
4 Jumlah rancangan Seluruh rancangan peraturan perundang-undangan, meliputi Rancangan Undang-Undang, Triwulan Rekapitulasi jumlah rancangan Triwulan dan setiap Jumlah rancangan peraturan perundangan-undangan yang disusun Ya Biro Hukmas
peraturan perundang- Rancangan Peraturan Pemerintah, Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Peraturan Peraturan Perundang- akhir tahun anggaran
undangan yang disusun Menteri yang telah mengakomodir masukan BPOM; Rancangan Peraturan Kepala BPOM, Undangan final
Rancangan Keputusan, dan Rancangan Nota Kesepahaman/Perjanjian Kerja Sama.
Kegiatan 2: Peningkatan Penyelenggaraan Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri Badan POM
1 Jumlah pengembangan a. pengembangan kerjasama luar negeri meliputi penjajagan (membuat telaah/kajian) Laporan Kinerja Laporan kerjasama luar negeri setiap tahun Jumlah pengembangan kerjasama dan atau kerjasama internasional Ya Biro KSLN
kerjasama dan/atau kerjasama, penyusunan kesepakatan kerjasama, pelaksanaan kerjasama, seperti: Biro KSLN 2014 di bidang Obat dan Makanan
kerjasama internasional di - bilateral : Indonesia- Negara mitra, Badan POM - Food and Drug Adminstration (FDA) Negara
bidang Obat dan Makanan lain, Japan International Cooperation Agency (JICA), Korea International Cooperation Agency
(KOICA), Ministry of Food Drug Safety (MFDS), Phamaceuticals and Medical Devices Agency
(PMDA), dll
- regional : ASEAN, Regional Cooperation Economic Partnership (RCEP), ASEAN+1, ASEAN Sub
Regional, APEC, dll
- multilateral/organisasi internasional: WHO, WTO, World Intellectual Property Organization
(WIPO), dan lembaga internasional lainnya International Narcotic Control Board (INCB), FAO,
Organization of The Islamic Conference (OIC), dll
b. Kerja sama adalah kesepakatan internasional yang dituangkan dalam dokumen resmi
(Memorandum of Understanding/Nota Kesepahaman, Letter of Agreement, Arrangement,
Memorandum Saling Pengertian, Record of Discussion) yang ditandatangani oleh Kepala Badan
POM atau atas nama Kepala Badan POM
II.L.063.3
FREKUENSI TERCANTUM
INDIKATOR KONSEP DAN DEFINISI SUMBER DATA MEKANISME PENGUMPULAN PENGUMPULAN METODE PERHITUNGAN PADA RENSTRA PENANGGUNG
(BASELINE 2014) DATA DATA SEKTAMA JAWAB
(REALISASI) (YA/TIDAK)
Kegiatan 3: Koordinasi Perumusan Renstra dan Pengembangan Organisasi, Penyusunan Program dan Anggaran,
Keuangan serta Evaluasi dan Pelaporan
1 Jumlah dokumen Diukur berdasarkan dokumen perencanaan, penganggaran, keuangan dan monitoring evaluasi Laporan Kinerja Laporan Kinerja Setiap akhir tahun Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, keuangan dan Ya Biro Renkeu
perencanaan, yang dihasilkan selama 1 tahun anggaran terdiri dari : Rorenkeu 2014 monitoring evaluasi Berdasarkan masing-masing dokumen
penganggaran, keuangan 1. Renstra Badan POM/ Review Renstra/ Buku Putih/Grand design Badan POM/ Kajian perencanaan yang telah disetujui dan telah ditandatangani oleh
dan monitoring evaluasi Lingstra/ Report to The Nation Pejabat yang berwenang
yang dihasilkan 2. Renstra Sektama/ Review Renstra Sektama/ Kajian Lingstra
3. Renstra Rorenkeu/ Review Renstra Rorenkeu/ Kajian Lingstra
4. Renja Badan POM tahun n+1
5. DIPA Badan POM tahun n+1/ POK tahun n+1
6. Perjanjian Kinerja Badan POM tahun n
7. Perjanjian Kinerja Sektama tahun n
8. Perjanjian Kinerja Rorenkeu tahun n
9. Laporan Kinerja BPOM tahun n-1
10. Laporan Kinerja Sektama tahun n-1
11. Laporan Kinerja Rorenkeu tahun n-1
12.Laporan tahunan Badan POM tahun n-1
13. Laporan tahunan Rorenkeu tahun n-1
14. Laporan Keuangan Badan POM tahun n-1
15. Laporan Keuangan Sektama tahun n-1
2 Jumlah kajian Organisasi, Kajian Organisasi/Tata Laksana/Reformasi Birokrasi dalam rangka penataan kelembagaan Laporan Kinerja Laporan Kinerja Setiap tahun Diukur berdasarkan kajian yang dihasilkan Ya Biro Renkeu
Tata Laksana dan BPOM. Rorenkeu 2014
Reformasi Birokrasi
Kegiatan 4: Peningkatan Kapasitas dan Kapabilitas SDM Aparatur BPOM
1 Persentase Aparatur Sipil jumlah ASN yang ditingkatkan pendidikannya melalui pendidikan S1, S2, dan S3 dibandingkan Laptah Biro Umum Laporan Kegiatan 2 (dua) kali setahun Ya Biro Umum
Negara (ASN) yang dengan jumlah seluruh ASN 2014 Persentase Aparatur
ditingkatkan kualitasnya Laporan Kinerja Sipil Negara (ASN)
melalui pendidikan S1, S2, Biro Umum2014 yang ditingkatkan =
, , X 100%
S3 kualitasnya melalui
pendidikan S1, S2, S3
2 Jumlah dokumen Human Jumlah dokumen HCM yang dihasilkan, meliputi HC Acquisition, HC development, HC Laptah Biro Umum Laporan Kegiatan Setahun sekali Jumlah dokumen HCM yang dihasilkan, meliputi HC Acquisition, HC Ya Biro Umum
Capital Management engagement, dan HC retention. 2014 development, HC engagement, dan HC retention.
Laporan Kinerja
Biro Umum2014
3 Persentase pegawai yang jumlah ASN yang memenuhi standar kompetensi dibandingkan dengan jumlah seluruh ASN Hasil Asesmen - Laporan Kegiatan pemetaan Setahun sekali Ya Biro Umum
memenuhi standar kompetensi tahun atau penilaian kompetensi Persentase pegawai
kompetensi 2012 yang memenuhi X 100%
=
- Pengukuran kompetensi standar kompetensi
terhadap seluruh pegawai
dilakukan dua tahun sekali
4 Persentase SDM Aparatur Jumlah ASN yang memiliki kinerja dengan kriteria baik dibandingkan dengan seluruh ASN N/A Laporan hasil penilaian kinerja Setahun sekali Ya Biro Umum
BPOM yang memiliki dari seluruh unit kerja Persentase SDM Aparatur
kinerja berkriteria baik BPOM yang memiliki kinerja
berkriteria baik =
X 100%
1 Persentase satker yang jumlah satker yang mengelola BMN dengan baik, mulai dari perencanaan sampai penghapusan Laporan BMN Laporan BMN per SATKER dari Laporan Semester Persentase satker Ya Biro Umum
mampu mengelola BMN dibanding dengan jumlah satker Akhir Tahun hasil Rekonsiliasi dengan yang mampu X 100%
dengan baik KPKNL mengelola BMN =
dengan baik
Kegiatan 1: Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPOM
1 Jumlah dukungan teknis a. Dukungan teknis pengadaan barang dan jasa berupa bimtek dan penyusunan dokumen teknis N/A Laporan Kinerja Rorenkeu Setiap tahun Jumlah laporan Ya Biro Umum
pengadaan barang dan jasa pengadaan barang dan jasa
b. Terdiri dari laporan Bimtek pengadaan barang dan jasa, laporan penyusunan e- katalog,
laporan percepatan pengadaan barang jasa, laporan bimtek ULP dan laporan Bimtek LPSE
II.L.063.4
FREKUENSI TERCANTUM
INDIKATOR KONSEP DAN DEFINISI SUMBER DATA MEKANISME PENGUMPULAN PENGUMPULAN METODE PERHITUNGAN PADA RENSTRA PENANGGUNG
(BASELINE 2014) DATA DATA SEKTAMA JAWAB
(REALISASI) (YA/TIDAK)
Kegiatan 2: Pengadaan, Pemeliharaan dan Pembinaan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Penunjang Aparatur BPOM
1 Persentase pemenuhan a. Jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki sesuai laporan BMN dalam keadaan baik dan rusak Laporan BMN Laporan BMN per SATKER dari Setiap tahun pada Persentase pemenuhan Ya Biro Umum
sarana dan prasarana ringan dibandingkan dengan standar yang ditetapkan. Akhir Tahun hasil Rekonsiliasi dengan akhir tahun anggaran sarana dan prasarana =
X 100%
penunjang kinerja sesuai KPKNL penunjang kinerja
standar b. Sarana dan Prasarana dihitung dari Luas bangunan, Meubelair, dan Jumlah Alat Pengolah Data sesuai standar
(APD) dengan bobot yang sama.
c. Untuk meubelair dihitung dari inventarisasi pemenuhan kursi dan meja
2 Persentase satker yang jumlah satker yang mengelola BMN dengan baik, mulai dari perencanaan sampai penghapusan Laporan BMN Laporan BMN per SATKER dari Laporan Semester Persentase satker Ya Biro Umum
mampu mengelola BMN dibanding dengan jumlah satker Akhir Tahun hasil Rekonsiliasi dengan yang mampu X 100%
dengan baik KPKNL mengelola BMN =
dengan baik
II.L.063.5
KEPUTUSAN SEKRETARIS UTAMA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.04.2.21.04.15.1986 TAHUN 2015
TENTANG
RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT UTAMA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TAHUN 2015-2019
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 April 2015
SEKRETARIS UTAMA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN,
2.2. Tingkat Pemahaman masyarakat terhadap Baik Baik Baik Baik Baik Biro Hukmas
Obat dan Makanan
2.3. Persentase pengaduan konsumen yang 70 70 75 80 85
ditindaklanjuti
SS 3 Meningkatnya kapasitas kelembagaan
BPOM
3.1. Indeks PAN RB B BB A A AA Biro di Kesektamaan
3.3. Opini Laporan Keuangan BPOM dari BPK WTP WTP WTP WTP WTP Biro di Kesektamaan
BPOM
3.1. Indeks PAN RB B BB A A AA Biro di Kesektamaan
3.3. Opini Laporan Keuangan BPOM dari BPK WTP WTP WTP WTP WTP Biro di Kesektamaan
3 Jumlah layanan bantuan hukum yang Pusat 150 150 160 160 165
diberikan
Tersusunnya rancangan peraturan perundang-
undangan terkait pengawasan Obat dan Makanan
4 Jumlah rancangan peraturan perundang- Pusat 150 160 170 180 190
undangan yang disusun
Peningkatan Penyelenggaraan Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri 5,6 6,0 7,0 8,0 8,0 Biro KSLN
Badan POM
Terselenggaranya koordinasi kerjasama luar negeri
di bidang Obat dan Makanan
RB
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana BPOM 28,9 294,0 643,0 563,0 189,0 Sekretariat Utama
1 Meningkatnya kualitas kapasitas
kelembagaan BPOM
1.1. Persentase satker yang mampu mengelola Pusat 100 100 100 100 100
BMN dengan baik
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPOM 6,0 10,0 10,0 11,0 12,0 Biro Umum
Terselenggaranya pengadaan sarana dan prasarana
aparatur BPOM
1 Jumlah dukungan teknis pengadaan barang Pusat 5 5 5 5 5
dan jasa
Pengadaan, Pemeliharaan dan Pembinaan Pengelolaan Sarana dan 22,9 284,0 633,0 552,0 177,0 Biro Umum
Prasarana Penunjang Aparatur BPOM
Terselenggaranya perencanaan, pengadaan,
pemeliharaan dan pengelolaan sarana dan
prasarana penunjang di Badan POM serta
pembinaannya
1 Persentase pemenuhan sarana dan prasarana Pusat 80 82 86 88 90
penunjang kinerja sesuai standar
2 Persentase satker yang mampu mengelola Pusat 100 100 100 100 100
BMN dengan baik
ANAK LAMPIRAN II
Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Unit Terkait/
No regulasi Unit Penanggungjawab
Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian Institusi
1 Reviu peraturan tentang organisasi dan tata laksana Meningkatkan efesiensi dan efektifitas organisasi secara 1. Biro Perencanaan dan Keuangan Kementerian Hukum
proporsional sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas 2. Biro Hukum dan Humas dan HAM
dan fungsi sehingga organisasi menjadi tepat fungsi dan
tepat ukuran
2 Regulasi tentang analisis jabatan di BPOM a. Amanat UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil 1. Biro Umum
Negara (Pasal 56) 2. Biro Hukum dan Humas
b. Inputan untuk penataan kelembagaan (penyusunan,
pengembangan, penyempurnaan unit dan hubungan tata
kerja organisasi), penataan kepegawaian (pengadaan,
pengelolaan administrasi dan jenjang karir) dan penataan
ketatalaksanaan (sistem dan prosedur kerja) BPOM
c. Menyelaraskan antara pendidikan dan pelatihan dengan
kebutuhan sumber daya manusia aparatur
3 Keputusan tentang pedoman/juknis/juklak Meningkatkan efesiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan 1. Biro Umum
pelayanan di bidang administrasi Umum administrasi umum serta pengadaan kebutuhan-kebutuhan 2. Biro Hukum dan Humas
pada bidang prasarana & sarana, termasuk kebutuhan
pengadaan ASN
4 Peraturan tentang pedoman penilaian (jabatan a. Merupakan salah satu unsur Manajemen PNS yang harus 1. Biro Umum
fungsional) dilaksanakan BPOM dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang 2. Biro Hukum dan Humas
Aparatur Sipil Negara
b. Meningkatkan akurasi dan akuntabilitas pengukuran
evaluasi jabatan sebagai salah satu dasar perhitungan
tunjangan kinerja pegawai.
5 Peraturan tentang standar hard competency ASN Amanat UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil 1. Biro Umum Kementerian Hukum
BPOM Negara (Pasal 69) 2. Biro Hukum dan Humas dan HAM
Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Unit Terkait/
No regulasi Unit Penanggungjawab
Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian Institusi
6 Peraturan tentang pola karir ASN BPOM a. Merupakan salah satu unsur Manajemen PNS yang harus 1. Biro Umum Kementerian Hukum
dilaksanakan BPOM dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang 2. Biro Hukum dan Humas dan HAM
Aparatur Sipil Negara
b. Pasal 71 ayat 1 UU Nomor 5 Tahun 2014 "Untuk menjamin
keselarasan potensi PNS dengan
kebutuhan penyelenggaraan tugas pemerintahan
dan pembangunan perlu disusun pola karier PNS
yang terintegrasi secara nasional"
c. Pasal 71 ayat 2 UU Nomor 5 Tahun 2014 "Setiap Instansi
Pemerintah menyusun pola karier
PNS secara khusus sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan pola karier nasional".
7 Keputusan standar minimal kebutuhan Sarpras di Meningkatkan efesiensi dan efektifitas dalam memenuhi 1. Biro Umum
Sektama maupun unit lainnya kebutuhan sarana dan prasarana kerja bagi pejabat dan 2. Biro Hukum dan Humas
pegawai BPOM
8 Peraturan tentang tata cara pengelolaan, pelaporan, Panduan bagi para pejabat dan pegawai di lingkungan 1. Biro Perencanaan dan Keuangan Kementerian Hukum
penyajian informasi dan dokumentasi di Sektama Sekretariat Utama BPOM dalam menyelenggarakan 2. Biro Hukum dan Humas dan HAM
pengelolaan, pelaporan, penyajian informasi dan
dokumentasi
9 Standar minimal kerja sama di dalam dan luar negeri Panduan dalam penyelenggaraan kerja sama di dalam dan 1. Biro Kerja Sama dan Luar Negeri
luar negeri 2. Biro Hukum dan Humas
10 Reviu peraturan tentang standar pelayanan publik, Meningkatkan efektivitas, efisiensi, transparansi, dan 1. Biro Umum Kementerian Hukum
khususnya untuk standar layanan informasi dan responsivitas standar layanan informasi dan pengaduan 2. Biro Hukum dan Humas dan HAM
pengaduan. BPOM