DISUSUN OLEH
Handra Juanda
FK UPN “Veteran”Jakarta
092.0221.218
1
PERIODE 12 DESEMBER 2011- 21 JANUARI 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas pimpinan
dan tuntunanya penulis dapat menyelesaikan referat Komplikasi Diabetes Melitus pada Mata
sebagai salah satu syarat dalam menjalani Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata di Rumah Sakit
Umum Pusat (RSUP) Persahabatan. Melalui ini juga penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. dr. Helario Hasibuan, SpM sebagai ketua koordinator mahasiswa kepaniteraan Ilmu
Penyakit Mata di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan.
2. dr. Diah Faridah, SpM sebagai pembimbing dan moderator Presentasi Kasus Katarak
Traumatik.
Terimakasih atas semua bantuan, bimbingan dan masukan yang diberikan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan referat Komplikasi Diabetes Melitus
pada Mata ini. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga saran,
kritik dan masukan sangat diterima dengan tangan terbuka. Semoga makalah ini dapat berguna
tidak hanya bagi penulis tetapi juga bagi semuanya.
Handra Juanda
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB.I PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan 2
BAB. II PEMBAHASAN
2. Glaukoma Neeovaskular 6
3. Katarak Diabetik 9
4. Retinopati Diabetik 11
5. Optik Neuropati 23
6. Kranial Neuropati 25
A. Kesimpulan 26
B. Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 28
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4 A cataract is a clouding or fogging of the normally clear lens of the eye 10
Gambar 10 Kepala saraf optic normal dan Kepala saraf optic pada pasien dengan NAION 24
4
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus atau biasa dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah
suatu penyakit yang disebabkan oleh karena peningkatan kadar gula dalam darah
(hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut
berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup atau
memang sedikit tinggi atau daya kerjanya berkurang.1 Diabetes Melitus merupakan
penyakit kronis yang dapat membutuhkan intervensi obat-obatan seumur hidup
terutama untuk mengelola penyakit dan mencegah komplikasi lebih lanjut sehingga
diabetes merupakan penyakit yang mahal. Data 2002 di Amerika Serikat sekitar 6,2%
penduduk atau 18,2 juta orang mengidap diabetes. Sebagai sebuah penyakit, Diabetes
tidak dapat disembuhkan. Sampai saat ini, diabetes melitus masih merupakan salah satu
penyebab kebutaan utama di Amerika Serikat. Menurut data WHO, Indonesia
menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia.
Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang
mengidap diabetes. Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di
Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 persen yang sadar
mengidapnya dan di antara mereka baru sekitar 30 persen yang datang berobat teratur.2
Berkat kemajuan dalam penatalaksanaan diabetes mellitus angka harapan hidup
penderita diabetes meningkat secara tajam.3
Penyakit diabetes dapat menyebabkan komplikasi pada indera penglihatan yaitu
mata meliputi abnormalitas kornea, glaukoma, nevaskularisasi iris, katarak, dan
neuropati, dan retinopati.2 Diabetes mellitus sering dihubungkan dengan komplikasi
mikrovaskuler seperti retinopati nefropati dan neuropati perifer. Salah satu komplikasi
tersebut dapat mengenai kornea yang disebut keratopathy neurotropik. Keratopathy
neurotropik adalah suatu kondisi dimana terdapatnya neuropati dari saraf trigeminal
cabang oftalmika. Keratopathy neurotropik diabetes merupakan penyakit yang jarang
ditemukan.4 Selain pada kornea, diabetes juga dapat menyebabkan oklusi pada
pembuluh darah vena yang mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan bola mata
atau lebih dikenal sebagai glaucoma neovaskular.5 Glaukoma neovaskular merupakan
5
salah satu penyebab utama kebutaan di Amerika. Diabetes Mellitus juga merupakan
salah satu faktor resiko terjadinya katarak.3 Penderita katarak di Indonesia merupakan
yang terbesar se Asia, dimana diabetes menjadi salah satu pemicu adanya katarak ini.
Katarak karena diabetes terjadi karena penimbunan sorbitol di lensa mata sehingga
terjadi kekeruhan. Pada penderita katarak dengan diabetes, progresifitas stadium
katarak dapat dicegah dengan menstabilkan gula darah pada kondisi normal untuk
penderita diabetes.6
Retinopati adalah istilah medis untuk kerusakan pada banyak pembuluh darah
halus yang memberi nutrisi pada retina. Hal ini dikarenakan naiknya kadar gula dalam
darah yang berkaitan dengan diabetes. Secara perlahan-lahan naiknya kadar gula dalam
pembuluh darah dapat merusak tubuh. Seorang penderita Diabetik Retinopati biasanya
akan mengalami gejala seperti berikut. Penglihatan kabur, tidak stabil (kadang kabur
dan kadang jelas). Terlihat adanya jaring laba-laba atau bintik-bintik kecil pada lapang
penglihatan. Selain muncul jaring laba-laba, saat melihat juga muncul gurat-gurat hitam
atau lapisan tipis kemerahan. Di saat malam hari, penglihatan menjadi buruk.
Penglihatan seorang diabetik retinopati juga sulit beradaptasi dari sinar redup.2
Dari semua itu komplikasi akibat diabetes pada mata yang paling fokal
menyebabkan kebutaan ialah retinopati diabetik.2 Penyakit Retinopati ini mulai
menyerang penglihatan mata pada penderita diabetes tipe 1 atau yang sedikitnya telah
mengidap diabetes selama kurang lebih 20 tahun. Hampir semua pengidap diabetes
meunjukkan tanda-tanda kerusakan diabtes pada usia 30 tahun. Awalnya, sebagian
besar penderita retinopati, "hanya" mengalami masalah penglihatan ringan. Namun,
semakin lama akan semakin berkembang dan mengancam penglihatan. Bahkan di
Amerika Serikat, retinopati merupakan penyebab kebutaan terbanyak di kalangan orang
dewasa. Komplikasi mikrovaskuler lainnya dari penyakit diabetes mellitus yaitu
neuropati perifer dapat berupa optik neuropati dan kranial neuropati.2
B. Tujuan Penulisan
− Sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir program pendidikan profesi di Bagian
kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)
Persahabatan
6
− Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang komplikasi diabetes mellitus pada mata
baik bagi petugas medis maupun masyarakat umum.
− Sebagai upaya pencegahan bagi penderita diabetes melitus agar tidak mengalami
komplikasi pada indera penglihatan di masa depan.
7
BAB. II
PEMBAHASAN
Diabetes melitus atau biasa dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah
suatu penyakit yang disebabkan oleh karena peningkatan kadar gula dalam darah
(hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif. Diabetes
mellitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan pengobatanyang terkontrol.
Tanpa didukung oleh pengelolaan yang tepat, diabetes dapatmenyebabkan beberapa
komplikasi (IDF, 2007). Komplikasi yang disebabkandapat berupa:7
1. Komplikasi Akut
a. Hipoglikemi
Hipoglikemi ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah hinggam
encapai <60 mg/dL. Gejala hipoglikemia terdiri dari gejala adrenergik (berdebar
, banyak keringat, gemetar, rasa lapar) dan gejala neuro glikopenik (pusing,
gelisah, kesadaran menurun sampai koma) (PERKENI, 2006).
b. Ketoasidosis diabetik
Keadaan ini berhubungan dengan defisiensi insulin, jumlah insulin
yangterbatas dalam tubuh menyebabkan glukosa tidak dapat digunakan sebagai
sumber energy sehingga tubuh melakukan penyeimbangan dengan
memetabolisme lemak. Hasil dari metabolisme ini adalah asam lemak bebasdan
senyawa keton. Akumulasi keton dalam tubuh inilah yang
menyebabkanterjadinya asidosis atau ketoasidosis (Gale, 2004).Gejala klinisnya
dapat berupa kesadaran menurun, nafas cepat dan dalam (kussmaul) serta tanda-
tanda dehidrasi.Selain itu, seseorang dikatakan mengalami ketoasidosis jika
hasil pemeriksaan laboratoriumnya
− Hiperglikemia (glukosa darah >250 mg/dL
− Na serum <140 meq/L
− Asidosis metabolik (pH <7,3; bikarbonat <15 meq/L)
− Ketosis (ketonemia dan atau ketonuria)c.
8
c. Hiperosmolar non ketotik Riwayat penyakitnya sama dengan ketoasidosis
diabetik, biasanya berusia> 40 tahun. Terdapat hiperglikemia disertai
osmolaritas darah yang tinggi(>320).
9
mata berair dan sakit secara mendadak, silau dan sulit membuka mata. Keadaan ini
juga dikenal sebagai keratopathy diabetes. Keadaan ini didapatkan terutama setelah
operasi vitreoretinal, dimana terdapat edema dan kekeruhan pada epitel kornea
sehingga sering secara manual diusap sehingga menimbulkan luka. Peningkatan
metabolisme poliol dalam sel epitel kornea dilaporkan sebagai mekanisme
keratopathy diabetes.
Gambar 1.
Pengobatan dilakukan dengan pemberian obat tetes agar kornea lembab dan
pemakaian bandage lensa kontak atau anterior stromal puncture, scrapping epitel
kornea atau phototherapeutic keratectomy (PTK).7
2. Glaukoma Neovaskular
Selain pada kornea, diabetes juga dapat menyebabkan oklusi pada pembuluh
darah vena yang mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan bola mata atau
lebih dikenal sebagai glaucoma neovaskular. Glaukoma neovaskular
diklasifikasikan sebagai bagian dari glaukoma sekunder. Peningkatan tekanan
intraokular yang terjadi sebagai salah satu manifestasi penyakit mata lain disebut
glaukoma sekunder.5
a. Gambaran Klinis
10