Modul 2. Identifikasi Kawasan Potensial
Modul 2. Identifikasi Kawasan Potensial
MODUL 2
Identifikasi Kawasan Potensial
2016
DAFTAR TABEL
Modul Identifikasi Kawasan Potensial terdiri dari tiga kegiatan belajar mengajar,
yaitu: Analisis Identifikasi Kawasan; Penetapan Deliniasi dan Skala Penanganan dan
Rekomendasi Hasil Identifikasi Lokasi.
B. Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini peserta diklat dilengkapi dengan skema, gambar dan
tabel yang difungsikan untuk memudahkan peserta latih agar lebih memahami
materi modul.
C. Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pemberi materi (narasumber), adanya
kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.
D. Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat
Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu:
1. LCD/projector
2. Laptop
3. Papan tulis atau whiteboard dengan penghapusnya
4. Flip chart
5. Bahan tayang
6. Modul dan /atau bahan ajar
E. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami:
1. Analisis Identifikasi Kawasan;
2. Penetapan Deliniasi dan Skala Penanganan
3. Rekomendasi Hasil Identifikasi Lokasi
A. Latar Belakang
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan panduan rancang
bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengarahkan
jalannya pembangunan sejak dini, mengendalikan pertumbuhan dan perubahan
fisik suatu lingkungan/kawasan, mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif,
spesifik dan efisien. Dokumen RTBL adalah dokumen yang memuat materi pokok
RTBL sebagai hasil proses identifikasi, perencanaan dan perancangan suatu
lingkungan/kawasan, termasuk didalamnya identifikasi dan apresiasi konteks
lingkungan, yang pada akhirnya ditetapkan sebagai keputusan Bupati atau
Walikota, sebagai panduan rancang bangunan suatu kawasan yang telah
ditetapkan.
Identifikasi Kawasan Potensial merupakan langkah awal dalam pemilihan kawasan
RTBL. Keberhasilan penyusunan RTBL suatu kawasan sebagai panduan rancang
bangun suatu kawasan, sangat ditentukan dalam kecermatan dan ketepatan dalam
melakukan pemilihan kawasan perencanaan RTBL. Untuk itu, menentukan lokasi
suatu kawasan yang akan dibuatkan RTBL, harus dilakukan melalui langkah-langkah
yang cermat dalam melakukan pendataan dan analisis atas kawasan dan wilayah
sekitarnya. Dari analisis data-data yang terkumpul, akan diperoleh identifikasi
kawasan potensial dari segi fisik, sosial, budaya dan ekonomi yang akan digunakan
dalam penyusunan RTBLnya, yang pada akhirnya akan didapatkan suatu kawasan
potensial untuk dikembangkan melalui penyusunan RTBL.
Hasil akhir dari suatu kegiatan penyusunan RTBL, adalah ketentuan panduan
rancang bangun suatau kawasan dalam wilayah Kabupaten / Kota yang dituangkan
dalam keputusan Bupati atau Walikota, maka dalam menentukan kawasan yang
akan ditetapkan sebagai kawasan yang akan disusun RTBLnya, harus melibatkan
dan disepakati oleh Bupati atau Walikota, melalui perangkat daerahnya yang
terkait, dengan melibatkan semua pemangku kepentingan yang berada di dalam/
di sekitar kawasan tersebut.
Pemilihan kawasan seyogianya ditentukan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan
prioritas yang disusun ataupun usulan-usulan yang ditampung dan batasan-
batasan yang telah ditetapkan.
C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dijelaskan dalam bentuk hasil belajar dan indikator hasil
belajar, sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Pada akhir pembelajaran, peserta diklat diharapkan memiliki kompetensi
mampu memahami dan mengusulkan identifikasi kawasan potensial RTBL
melalui ceramah interaktif, diskusi, latihan dan studi kasus.
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami:
a. Analisis Identifikasi Kawasan;
b. Deliniasi Kawasan dan Sklala Penanganan
c. Rekomendasi Hasil Identifikasi Kawasan
E. Estimasi Waktu
Waktu yang diperlukan dalam mata pelatihan ini adalah : 5 (lima) JP
A. Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran analisis identifikasi kawasan ini, peserta diklat
diharapkan mampu memahami analisis identifikasi kawasan dalam penyusunan
RTBL suatu kawasan.
B. Umum
Kawasan-kawasan dalam suatu wilayah perkotaan mempunyai variabel yang
berbeda satu dengan lainnya. Variabel-variabel tersebut akan ikut menentukan
perlu/tidaknya suatu kawasan diatur secara khusus dengan RTBL. Kawasan-
kawasan yang mempunyai variabel yang berbeda, akan membutuhkan
penanganan yang berbeda pula. Untuk menentukan pilihan kawasan perencanaan
dalam penyusunan RTBL, perlu dikaji kawasan yang lebih luas, yang disebut
sebagai kawasan kajian. Berbagai data yang terkait dalam kawasan kajian terhadap
kawasan perencanaan, dianalisis dan disimpulkan baik kondisinya, potensi yang
ada, maupun permasalahan yang ada.
C. Kawasan Kajian
Kawasan kajian/studi merupakan kawasan atau lingkungan dengan batas tertentu,
yang merupakan bagian wilayah Kabupaten/ Kota dan perdesaan yang merupakan
kawasan yang lebih luas, letak kawasan perencanaan.
Dalam melakukan kajian terhadap kawasan kajian, harus dilakukan dari berbagai
aspek yang akan menjadi dasar bagi perencanaan, antara lain:
1. Kondisi fisik dan lingkungan
2. Kelembagaan, peraturan dan rencana-rencana terkait
3. Sarana dan prasarana
4. Sosial budaya
5. Ekonomi
6. Kependudukan
7. Kepemilikan lahan
8. Sejarah dan signifikansi historis kawasan
Data-data yang diperoleh dianalisis dari segi kondisi, potensi, permasalahan yang
ada, dan disimpulkan untuk menentukan kawasan perencanaan dari kawasan-
D. Kawasan Perencanaan
Kawasan perencanaan merupakan kawasan terpilih dan berada dalam lingkup
kawasan kajian. Kawasan ini terpilih berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan
hasil analisis kawasan kajian. Dari hasil tersebut diusulkan alternatif kawasan
perencanaan dan dibuat kesepakatan kawasan perencanaan terpilih. Dari hasil
analisis kawasan kajian, dapat dihasilkan lebih dari satu kawasan perencanaan.
Dalam melakukan pemilihan kawasan perencanaan, agar dapat berhasil dalam
langkah selanjutnya, maka harus melibatkan para pihak yang terkait, antara lain:
Pengusul alternatif, yaitu penyusun dokumen RTBL. Alternatif yang
diusulkan dapat berupa hasil pendataan dan analisis penyusun,
masukan pemberi tugas atau masukan pemerintah daerah/pusat
terkait.
Pembuat kesepakatan kawasan terpilih, adalah penyusun
dokumen RTBL dengan pihak pemberi tugas dan pemerintah
daerah yang berwenang.
Penanggung jawab teknis, terdiri atas perorangan atau
kelompok/tim yang terkait dengan penentuan pemilihan kawasan
perencanaan, dan penanggung jawab teknis terdiri dari Penyusun
dokumen RTBL dan Tim Teknis.
1. Pola Penanganan Kawasan
Kawasan perencanaan terpilih tersebut kemudian dianalisa lebih lanjut, untuk
menetapkan pola penanganan penataan bangunan dan lingkungannya yang
tepat. Berdasarkan Permen PU No, 06/2007/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Umum RTBL, pola penanganan penataan bangunan dan lingkungan yang
ditetapkan pada kawasan perencanaan, dapat berupa:
a. Perbaikan kawasan, seperti penataan lingkungan permukiman
kumuh/nelayan (perbaikan kampung), perbaikan desa pusat pertumbuhan,
perbaikan kawasan
b. Pengembangan kembali kawasan, seperti peremajaan kawasan,
pengembangan kawasan terpadu, revitalisasi kawasan, serta rehabilitasi
dan rekonstruksi kawasan pasca bencana
Gambar 3
Kawasan Usaha
Gambar 4
Kawasan Industri
Dilestari- ⌂ ⌂ ⌂ ⌂
Kan
Rawan ⌂ ⌂ ⌂
Bencana
6. Parameter Kawasan
a. Skala Prioritas
Pemerintah daerah sebaiknya memiliki daftar prioritas kawasan dan
pentahapan kegiatan RTBL. Penyusunan daftar prioritas harus didasari atas
beberapa kriteria pemilihan, agar tujuan kegiatan RTBL sebagai
pengendalian pemanfaatan ruang untuk menciptakan lingkungan yang
tertata, berkelanjutan dan hijau, berkualitas serta menambah vitalitas
ekonomi dan kehidupan masyarakat tercapai.
Kriteria-kriteria sebagai dasar analisis untuk skala prioritas adalah dari segi-
segi berikut:
Ekonomi masyarakat maupun vitalitas kawasan
Keamanan
Kemasyarakatan
Densitas penduduk dan bangunan
Peruntukan lahan
Kondisi bangunan eksisting
Sistem sirkulasi dan aksesibilitas
Kualitas dan kuantitas lingkungan
Kualitas dan kuantitas ruang terbuka hijau publik dan privat.
b. Sumber Pendanaan
Sumber dana untuk penyusunan RTBL idealnya difasilitasi oleh pemerintah
daerah, namun dapat juga dengan menyertakan partisipasi swasta,
Tabel 2
Parameter Kawasan Dan Pertimbangan Kritis Dari Segi Fisik dan Sosial
PERTIMBANGAN KRITIS SECARA FISIK DAN SOSIAL
Jenis Kawasan Pertimbangan Fisik Pertimbangan Sosial
GENTRIFIKASI Keterbatasan ruang untuk Kritis terhadap tanggapan
Lingkungan kepadatan tinggi sarana/ prasarana dan masyarakat terkait masalah
Minim sarana/prasarana dan infrastruktur sosial perkotaan
infrastruktur eksisting Keterbatasan untuk perbaikan Kritis terhadap kesesuaian
kondisi jaringan utilitas kegiatan sektor informal yang
eksisting yang tidak tertata secara umum mendominasi
lingkungan densitas tinggi
KONSERVASI Keterbatasan penenempatan Kritis/ sensitif terhadap
PARAMETER PENGEMBANGAN KAWASAN
Gambar 6
Peta Kawasan Kajian dan Kawasan Perencanaan
F. Latihan
1. Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan identifikasi kawasan potensial
dalam RTBL.
2. Dalam analisis identifikasi kawasan, dikenal adanya kawasan kajian dan
kawasan perencanaan. Jelaskan arti masing-masing, dan perbedaannya.
3. Agar penanganan suatu RTBL kawasan dapat lebih efektif, maka ditentukan
cakupan luasan kawasan yang akan disusun RTBLnya. Coba jelaskan
cakupan luasan kawasan tersebut, apakah dimungkinkan dalam
penyusunan RTBL, diulakukan pada luasan yang lebih besar darai
ketentuan tersebut.
G. Rangkuman
Kawasan perencanaan merupakan kawasan terpilih dan berada dalam lingkup
kawasan kajian. Kawasan ini terpilih berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan
hasil analisis kawasan kajian. Dalam menentukan kawasan yang akan direncanakan
untuk RTBL, beberapa kriteria yang harus diperhatikan yaitu pola penanganan
kawasan, cakupan dan luas area, ragam kawasan, sifat dan kegiatan kawasan,
konsep penanganan, serta parameter kawasan. Pola penanganan kawasan yaitu
kriteria yang menentukan yaitu apakah RTBL dibuat dengan tujuan perbaikan
kawasan, pengembangan baru, atau pelestarian. Kriteria selajutnya yaitu cakupan
dan luas area, kemudian ragam kawasan merupakan kriteria yang menentukan
apakah kawasan perencanaan berupa kawasan rawan bencana, kawasan yang
perlu pelestarian, atau kawasan berkembang cepat. Kemudian sifat dan kegiatan
kawasan adalah kriteria yang menentukan apakah kawasan perencanaan
merupakan kawasan dengan fungsi tunggal atau fungsi campuran. Terakhir,
parameter kawasan ditentukan berdasarkan skala prioritas dan sumber
pendanaan.
A. Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran penetapan deliniasi dan skala penanganan
kawasan ini, peserta diklat diharapkan mampu menjelaskan penetapan deliniasi
dan skala penanganan kawasan dalam melakukan identifikasi kawasan potensial
penyusunan RTBL suatu kawasan.
B. Umum
Penetapan deliniasi kawasan dalam penyusunan RTBL merupakan hal yang
menentukan batas-batas perencanaan kawasan sebagai dasar kajian/analisa untuk
menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam penyusunan RTBL. Dalam
Lampiran Permen PU No.6 Tahun 2007 mengenai Pedoman Umum RTBL,
penentuan batas dan luasan kawasan perencanaan dapat berdasarkan ketentuan
administratif, batasan fisik terbangun, non administratif, karakter tematis, maupun
kesatuan penanganan. Dalam menentukan deliniasi kawasan perencanaan ini juga
harus mempertimbangkan luasan arean RTBL sebagaimana diatur dalam bab
sebelumnya.
Dalam menentukan kawasan perencanaan untuk disusun RTBLnya, juga didasarkan
atas prioritas kebutuhan penanganan kawasan yang bersangkutan. RTBL
merupakan terapi terhadap suatu kawasan yang karena kondisi, potensi, dan
permasalahannya memerlukan suatu tindakan. Apabila suatu kawasan yang karena
kondisinya memerlukan penataan yang mendesak, dikarenakan kondisi dan
permasalahannya, yang apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan
timbulnya hal-hal yang tidak diharapkan (masalah fisik, lingkungan, dan
kemanusiaan) maka menjadi prioritas utama untuk segera disusun RTBLnya.
Sebaliknya apabila suatu kawasan yang tidak mempunyai potensi dan
permasalahannya nyaris tidak ada, maka menjadi cukup diatur dengan peraturan
daerah yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan RTBL.
D. Skala Penanganan
Tingkat kebutuhan penanganan suatu kawasan RTBL untuk intervensi penataan
dapat dibagi dalam 3 (tiga) skala, yaitu skala penanganan cepat/banyak,
penanganan sedang dan penanganan rendah/sedikit.
1. Skala Penanganan Cepat/Banyak
Suatu kawasan memerlukan skala penanganan cepat/banyak, apabila:
a. Alasan lingkungan dan kemanusiaan:
Kualitas kehidupan masyarakat menurun dalam bidang kesehatan dan
kesejahteraan.
Keterangan
• Diperlukan sangat sedikit intervensi penataan
•• Diperlukan sedikit intervensi penataan
••• Diperlukan intervensi penataan sedang
•••• Diperlukan banyak intervensi penataan
E. Latihan
1. Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan deliniasi kawasan perencanaan dalam
RTBL, dan jelaskan pendekatan dalam menentukan delianiasi kawasan
perencanaan dapat didasarkan atas apa saja.
2. Dalam penanganan suatu kawasan RTBL untuk intervensi penataan dapat dibagi
dalam 3 (tiga) skala, yaitu skala penanganan cepat/banyak, penanganan sedang
dan penanganan rendah/sedikit. Jelaskan masing-masing skala penanganan
tersebut.
F. Rangkuman
Penentuan batas dan luasan kawasan perencanaan dapat berdasarkan ketentuan
administratif, non administratif, karakter tematis, sifat campuran dan jenisnya.
Kemudian tingkat kebutuhan penanganan suatu kawasan RTBL untuk intervensi
penataan dapat dibagi dalam 3 (tiga) skala, yaitu skala penanganan cepat/banyak,
penanganan sedang dan penanganan rendah/sedikit.
A. Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran rekomendasi hasil identifikasi ini, peserta diklat
diharapkan mampu memahami dalam memberikan rekomendasi hasil identifikasi
kawasan potensial penyusunan RTBL suatu kawasan.
B. Umum
Setelah dilakukan analisa terhadap kawasan kajian dan didapatkan beberapa
kawasan perencanaan yang potensial, maka perlu dilakukan analisa lebih lanjut
terhadap kondisi, potensi dan permasalahan yang ada pada setiap kawasan
perencanaan potensial tersebut, dengan menggunakan pisau analisa, untuk
mendapatkan kawasan perencanaan terpilih untuk disusun RTBLnya. Analisa bias
menggunakan pisau analisa SWOT, atau metode skoring.
C. Analisa SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats). SWOT akan lebih baik dibahas dengan
menggunakan tabel yang dibuat dalam kertas besar, sehingga dapat dianalisis
dengan baik hubungan dari setiap aspek. Proses ini melibatkan penentuan tujuan
yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal
dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai
hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam
gambar matrik SWOT, di mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths)
mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang
ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, selanjutnya
bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada,
dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang
Gambar 8
Analisis SWOT
meningkat menurun
c. Intensitas Pemanfaatan relatif Pemanfaatan relatif Pemanfaatan
pemanfaatan ruang tinggi sedang relatif rendah
ekonomi
d. Variasi jenis usaha Usaha sangat Usaha beragam Usaha kurang
beragam beragam
a. Kepadatan Kepadatan penduduk Kepadatan Kepadatan
penduduk existing rendah < 150 jiwa/ penduduk sedang penduduk sangat
ha 151-400 jiwa/ha tinggi > 400 jiwa/ha
Densitas
a. Aksesibilitas ruang Kawasan yang sangat Kawasan yang Kawasan yang sulit
aksesibilitas
dicapai
b. Transportasi umum Kawasan dengan Kawasan dengan Kawasan yang tidak
transportasi umum transportasi umum ada transportasi
memadai yang tak mencukupi umum
a. Ruang publik Cukup ruang publik, Kawasan dengan Kawasan dengan
dikelola privat dan ruang publik yang ruang publik
pemerintah sesuai belum memenuhi minim, tak sesuai
Ruang publik dan terbuka hijau
E. Rekomendasi
Dari hasil analisa, baik dengan metode SWOT ataupun metode skoring, akan
didapat hasil analisa yang menunjukkan tingkat nilai urgensi dari kawasan
perencanaan yang akan diusulkan sebagai kawasan perencanaan terpilih yang akan
disusun RTBLnya. Seyogianya dalam menyampaikan rekomendasi kawasan terpilih,
tidak hanya satu usulan, namun bias 1, 2, atau tiga kawan yang disertai skala
urgensinya dan butir-butir potensi dan permasalahannya masing-masing, sehingga
pengambil keputusan diberikan alternatif pilihan yang terbaik dari yang baik
F. Latihan
1. Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan metode analisa SWOT dana pa
yang dimaksud dengan metode skoring.
2. Faktor apa saja yang harus dipertimbangkan dari masing-masing
komponen analsia SWOT (internasl dan eksternal) ?
3. Bagaimana sebaiknya rekomendasi usulan kawasan untuk ditetapkan
sebagai kawasan terpilih untuk disusun RTBLnya?