Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DAN ANAK DENGAN PEMBERIAN

KEMOTERAPI DAN PEMBERIAN DESFERAL

Disusun oleh: Lidiyawati ( SKP.19.02.003 )

Prodi: S1 Keperawatan

MK: Keperawatan anak II

Dosen pembimbing: Ns.Lisda Maria,M.Kep.,Sp.Kep.Ma

STIKES MITRA ADIGUNA PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kemoterapi dalam tatalaksana kanker masih merupakan tindakan utama disamping radiasi dan
pembedahan. Pemberian sitotoksita atau Anti kanker merupakan tindakan utama untuk
mengimalisasi sel-sel kanker dalam tubuh.Kanker adalah salah satu penyakit yang dapat terjadi
pada anak. Kejadian kanker pada anak terus mengalami peningkatan dan menjadi satu
penyebab kematian. Kematian akibat kanker di dunia akan terus meningkat jika kanker tidak
ditangani dengan baik. Pada tahun 2030 diperkirakan ada 13,1 juta kematian yang akan terjadi
akibat kanker ( world health organization, 2012 ). Pada tahun 2015, Amerika serikat
memperkirakan akan ada kasus baru yang didiagnosis leukemia pada anak usia 0-14 tahun
sebanyak 54.270 kasus ( Amerika cancer society,2015 ).
Di Indonesia, menurut data sistem registrasi kanker Indonesia (Srikandi) tahun 2005-2007
menunjukkan bahwa estimasi insidensi kanker pada anak usia 0-17 tahun sebesar 9 per 100.000
anak. Kasus kanker pada anak mencapai 4,7% dari kanker pada semua umur. Ada 5 jenis kanker
yang paling banyak dialami anak-anak di Indonesia yaitu leukemia 2,8 ; retinoblastoma 2,4;
osteosarkoma 0,97; limfoma 0,75 Dan kanker nasofaring 0,43 yang masing-masing dihitung per
100.000 anak ( Depertemen Kesehatan Republik Indonesia,2012 ).
Di RSUP Dr Sardjito pada bulan Januari 2004 sampai Januari 2007 terdapat 159 pasien anak yang
diagnosis LLA ( Sitaresmi ET Al.,2008 ). Menurut studi yang dilakukan oleh Ali ET Al .,(2010)
dengan menggunakan program komputer Yogyakarta pediatric cancer registy ( YPCR )
menjelaskan bahwa dari total 1.124 anak yang baru didiagnosis kanker di RSUP Dr Sardjito
selama 10 tahun ( Januari 2000- Desember 2009 ) pada anak usia dibawah 18 tahun, ada 6
diagnosis yang paling umum terjadi yaitu leukemia limfoblastik akut (40,6%), leukemia
mieloblastik akut (13,9%) retinoblastoma (6,7%) ,neuroblastoma (5,5%) ,wilm's tumor atau
nefroblastoma (4,5%) dan non-hodking lymphoma (4,4%). Berdasarkan usia anak, sebagian
(58,2%) didiagnosis pada saat masa bayi dan usia dini ( usia 0-5 tahun ). Sedangkan menurut
Informasi dari register sub bagian hemato- onkologi RSUP Dr Sardjito pada bulan Januari 2012
sampai Agustus 2014 terdapat 239 pasien anak yang diagnosis kanker, dan 119 anak adalah LLA.
Secara umum pengobatan LLA adalah kemoterapi, meliputi kemoterapi tahap awal yaitu,tahap
induksi dirumah sakit Seleman 4-6 Minggu kemudian tahap konsultasi dan tahap pemeliharaan (
maintenance ), dengan total lama pengobatan 2 sampai 3 tahun. Transplantasi sumsum tulang
direkomendasikan untuk anak LLA dengan klasifikasi risiko tinggi ( hig risk ) dan anak yang relaps
setelah mencapai remisi atau apabila leukemia tidak mencapai remisi setelah berturut-turut
diberikan kemoterapi pada tahap induksi ( Ward ET Al .,2014 ).
II. TUJUAN
1. Tujuan khusus
Untuk mengetahui SOP dan asuhan keperawatan kemoterapi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. SOP Kemoterapi
1. Pengertian Kemoterapi
Menurut smeltzer dan bare (2002), Kemoterapi adalah penggunaan preparet antineoplastik
sebagai upaya untuk membunuh sel-sel tumor dengan mengganggu fungsi dari reproduksi
seluler. Menurut desen (2008), Kemoterapi merupakan terapi modalitas kanker yang paling
sering digunakan pada kanker stadium lanjut lokal, maupun metastasis dan sering menjadi satu-
satunya pilihan metode terapi yang efektif. Susanti dan Tarigan (2010) juga menjelaskan bahwa
Kemoterapi adalah cara pengobatan tumor dengan memberikan obat pembasmi sel kanker
( sitostatika ) yang diminum ataupun diinfus ke pembuluh darah.
2. Tujuan dilakukan Kemoterapi
a. Menurunkan ukuran kanker sebelum operasi
b. Merusak semua sel-sel kanker yang tinggal setelah operasi
c. Mengobati beberapa macam kanker darah dan menekan jumlah kematian penderita kanker
tahap dini.
d. Menunda kematian atau memperpanjang usia hidup pasien sementara waktu meringankan
gejala.
e. Mengontrol dan memperlambat sel-sel kanker.
3. Tanda gejala atau efek samping setelah dilakukan Kemoterapi
a. Mual dan muntah
b. Penurunan jumlah sel darah merah,sel darah putih dan trombosit
c. Kerontokan rambut termasuk bulu mata dan alis
d. Menimbulkan mukositis
e. Gangguan saraf terapi, seperti kebas dan kesemutan di jari kaki dan tangan
f. Gangguan pencernaan
g. Tubuh terasa lemas
h. Kulit kering dan berubah warna
i. Efek terhadap jantung dan paru
4. Persiapan klien
a. Berikan salam ,perkenalkan diri anda,dan identifikasi klien dengan memeriksa identitas klien
secara cermat
b. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan kesempatan pada klien atau
keluargo untuk bertanya
c. Mintak pengunjung untuk meninggalkan ruangan,beri privasi klien
d. Atur posisi klien senyaman mungkin
5. Persiapan Alat
a. Obat sitostatika dan cairan NaCL 0,9%,D5% atau intralit
b. Pengalas plastic dengan kertas absorpesi atau kain diatasnya.
c. Gaun lengan panjang, masker,topi kaca mata, sarung tangan,dan sepatu
d. Spuit disposible (5cc,10cc,20cc,50cc) dan bak spuit besar
e. Infus set dan pena kateter kecil
f. Alkohol 70% dengan kassa dan kapas steril dan label obat g. Plastik tempat pembuangan bekas
h. Kardex ( catatan khusus )
6. Cara kerja
a. Tahap prainteraksi
1) mengecek program terapi yang digunakan, serta waktu pemberian obat sebelumnya
2) Mencuci tangan
3) Periksa nama pasien,dosis obat,dan cara pemberian obat
4) menyiapkan alat
b. Tahap orientasi
1) Memberikan salam dan sapa nama pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3) Menanyakan persetujuan/kesiapan (infrom concent) klien maupun keluarga
c. Tahap kerja
1) Perawat mencuci tangan
2) meja dialas dengan pengalas plastic diatasnya ada kertas penyerap atau kain
3) pakai gaun lengan panjang, masker topi, kaca mata, dan sepatu.
4) Ambil obat sitostatika sesuai program, larutan dengan NaCL 0,9% , D5% atau intralit.
5) sebelum membuka ampul , pastikan bahwa cairan tersebut tidak berada pada puncak ampul.
6) Gunakan kassa waktu membuka ampul agar tidak terjadi luka dan terkontaminasi dengan
kulit.
7) Pastikan bahwa obat yang diambil sudah cukup dengan tidak mengambil 2 kali.
8) Keluarka udara yang masih berada dalam spuit dengan menutup kapas atau Kassa steril
diujung jarum spuit.
9) masukkan perlahan lahan obat kedalam flabot NaCL 0,9% atau D5% dengan volume cairan
yang telah ditentukan.
10) Jangan tumpah saat mencampur, menyiapkan dan saat memasukkan obat ke dalam flabot
atau botol infus.
11) Buat Lebel,nama pasien, jenis obat, tanggal,jam pemberian, serta akhir pemberian atau
dengan syringe pump.
12) Masukkan kedalam kontainer yang telah disediakan.
13) buka gaun,topi, masker, kaca mata kemudian rendam dengan air sabun.
14) Masukkan sampah langsung ke kantong plastik,ikat dan beri tanda atau jarum bekas
dimasukkan ke dalam tempat khusus untuk menghindari tusukkan.
d. Hasil
Dokumentasikan nama tindakan, tanggal atau jam tindakan, hasil yang diperoleh, respon klien
selama tindakan, nama dan paraf perawat.
e. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) perhatikan kontaminasi obat dengan kulit
2) Pastikan keadaan umum klien sebelum pemberian kemoterapi.
7. Diseharge Planning
a. Penjelasan efek samping yang mungkin terjadi
b. Penjelasan tentang penanganan efek samping
c. Obat-obatan yang diminum misalnya antiemetik, suplemen vitamin
d. Pemeriksaan laboratorium 1 Minggu post Kemoterapi
e. Jadwal pemberian obat berikutnya
f. Control ke dokter atau datang ke rumah sakit jika terjadi panas, menggigil, pendarahan,diare,
muntah terus-menerus, penurunan berat badan yang drastis, sariawan dll
g. Jika terjadi ekstravasis, lakukan pendekes untuk mencegah infeksi pada area luka.

B. Asuhan keperawatan pada kemoterapi

1. Pengkajian
a. Riwayat pasien dan keluarga.
1) Pengetahuan tentang jenis kanker dan stadium.
2) Pengobatan kanker sebelumnya
b. Perilaku pasien/ keluarga terhadap pengobatan.
1) Pengalaman efek samping dan tingkat keparahannya
2) Cara untuk meminimalkan efek samping.
3) Efektivitas untuk menurunkan insiden dan keparahan efek samping.
c. Diet ( Asupan nutrisi ).
d. Pengobatan tujuan dari pengobatan.
e. Pengetahuan tujuan dari pengobatan.
f. Evaluasi fisik: pemeriksaan fungsi sistem hemopoietik, neurologi, mulut dan kulit,
kardiovaskular, pernapasan,perkemahan, saluran pencernaan dan fungsi reproduksi seksual.
g. Pengkajian psikososial: respon pasien, dan keluarganya terkait pengetahuan tentang
penyakitnya dan pengobatannya, misalnya pengalaman Kemoterapi.
h. Support sistem dari orang tua terdekat i. Data penunjang: lab, ccho/EKG,Bone survey.

2. Diagnosa

DAFTAR PUSTAKA
1) Wholey L.F. And D.L. Wong, (2007). Nursing Care Of Infants and Children. St. Louis : Mosby
year Book.
2) Burn, C.E., Barber, N., Brady,M.A., And Dunn, A.M., (1996). Pediatric Primary Care: A
Handbook for Nurse Practitioners. Philadelphia: WB Sauders Company.
3) Ball, J.W., Bindler, R.C., and Cowen, K.J., (2010). Child Health Nursing. Partnering with
children and families (second edition). New Jersey, Pearson Education Ltd.
4) Behrman, R.E. et.al, (1996). Texbook Of Pediatric. Philadelphia : W.B. Saunders Company.
5) Mott, S.R. et,al, (1990). Nursing Care of Children and Families. Redwood city : Addison
Wesley.
6) Pillitteri, A., (1999). Maternal & Child Health Nursing : Care of The Childbearing &
Childrearing Family. Third Edition. Philadelphia : J.B. Lippincott.
7) Pott, NL., and Mandleco, BL., (2002). Pediatric Nursing : Caring for Children and Their
Families. United State : Thomson Learning

Anda mungkin juga menyukai