Anda di halaman 1dari 16

Tatar Pasundan

Jurnal Diklat Keagamaan


PISSN 2085-4005; EISSN 2721-2866
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2021: 166-181

PROGRAM GERAKAN LITERASI MA’ARIF


DALAM MENINGKATKAN MODERASI BERAGAMA
(WASATIYYAH ISLAM)

THE MA’ARIF LITERATION MOVEMENT PROGRAM


IN IMPROVING RELIGIOUS MODERATION (WASATIYYAH ISLAM)

Hamidulloh Ibda1a Aji Sofanudin2b


1Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung
2Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang
aE-mail: h.ibdaganteng@gmail.com
bE-mail: ajisofan@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan moderasi beragama
(wasatiyyah Islam) dalam program Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Lembaga
Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah periode 2018-2023. Metode penelitian ini
adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data observasi,
dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan moderasi beragama
melalui program Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) sangat efektif dalam membentuk
karakter literat dan moderat. Muatan moderasi beragama dalam Gerakan Literasi
Ma’arif (GLM) bersumber dari karakter dalam Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK), prinsip dasar Aswaja Annahdliyah, Ukhuwah Nahdliyah, dan Mabadi Khaira
Ummah. Dampak program Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) menjadikan guru dan
siswa literat dan moderat.

Kata Kunci: Moderasi Beragama; GLM, Literasi; Ma’arif; Siswa.

ABSTRACT
The purpose of this study is to describe religious moderation in Ma'arif Literacy Movement
program, Nahdlatul Ulama Central Java in the period 2018-2023. This research method is
descriptive qualitative by using the techniques of observation, documentation, and interviews
to collect the data. The results show that religious moderation through Ma'arif Literacy
Movement program was very effective in forming literate and moderate characters. The
religious moderation characted instilled in Ma'arif Literacy Movement comes from
Strengthening Character Education, basic principles of Aswaja Annahdliyah, Ukhuwah
Nahdliyah, and Mabadi Khaira Ummah. The impact of the program makes teachers and
students literate and moderate.

Keywords: Religious Moderation; GLM, Literacy; Ma'arif; Students

DOI : 10.38075/tp.v15i2.232

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 Internasional.


Tatar Pasundan
Jurnal Diklat Keagamaan
PISSN 2085-4005; EISSN 2721-2866
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2021

PENDAHULUAN Islamiyah (Sailendra, 2020). Data ini


Mafhum bahwa gejala membuktikan terorisme harus menjadi
radikalisme agama muncul di berbagai prioritas utama untuk diselesaikan.
daerah, tak terkecuali di Jawa Tengah. Perkembangan radikalisme di
Temuan penelitian yang dilakukan Tim era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0
Peneliti BLA Semarang menunjukkan begitu cepat. Pergeseran era manual
masih ditemukan pemahaman dan menuju digital mengubah pola
sikap keagamaan siswa sekolah negeri perilaku dan ideologi. Masyarakat
di Jawa Tengah yang bersifat radikal yang literat akan mudah menyeleksi
(Suara Merdeka, 25/8/2017). Beberapa berita, informasi, data, gambar,
siswa setuju mengubah dasar negara maupun video. Namun sebaliknya,
Pancasila dan NKRI. Demikian juga, bagi mereka yang tidak literat akan
masih ditemukan kebijakan SMK di mudah tergiring opini, isu, bahkan
Jawa Tengah yang mewajibkan seluruh menjadi korban hoaks, intoleransi, dan
siswinya mengenakan jilbab (Tribun radikalisme.
Jateng, 01/11/2017). Intensitas manusia dengan
Radikalisme dan terorisme di peranti teknologi melahirkan disrupsi
Jawa Tengah masih memprihatinkan. di berbagai bidang, termasuk bidang
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik pendidikan dan keagamaan. Era
(Kesbangpol) Jawa Tengah menyebut Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0
wilayah Solo Raya, Sukoharjo, dan ditandai menjamurnya rekayasa
Karanganyar menjadi zona merah teknologi, kecerdasan buatan,
faham radikal. Dari 10.925 narapidana mendekatkan manusia dengan mesin
di wilayah Jawa Tengah, 223 adalah dan internet. Dua hal ini menjadi
napi teroris. Mereka tersebar di 45 kebutuhan dasar yang berpotensi
lembaga pemasyarakatan dengan melemahkan nasionalisme (Widodo,
jumlah narapidana teroris terbanyak Karnawati, 2019). Ketika nasionalisme
(Budi, 2020). Pada 2019 guru dan siswa sudah lemah maka manusia mudah
SMK Negeri 2 Sragen melakukan disusupi faham intoleransi. Ketika
pengibaran bendera Hizbut Tahrir intoleran maka menjadi embrio
Indonesia (HTI) (Marzuki, 2019). Di lahirnya radikalisme dan terorisme.
tahun yang sama, Pemerintah Provinsi Perubahan zaman memaksa
Jawa Tengah mengungkap ada tujuh masyarakat memanfaatkan teknologi
kepala sekolah terpapar radikalisme dan meninggalkan kebergantungan
(Farasonalia, 2019). pada alat-alat konvensional. Di dalam
Jawa Tengah juga diindikasi pendidikan peran guru sebagai aktor
dijadikan tempat latihan terorisme. perubahan sangat penting untuk
Pada akhir 2020 ditemukan Vila di menjadikan siswa melek literasi.
Gintungan, Bandungan, Kabupaten Pasalnya, pengaruh aktor perubahan
Semarang digrebek Densus 88 Anti sangat dominan dalam mengubah pola
Teror Polri karena tempat itu dijadikan hidup mereka (Nugraha, 2013). Dalam
latihan jaringan teroris muda jaringan konteks pendidikan, peran pendidik
Jamaah Islamiyah. Mereka dilatih sangat dominan untuk mendesain
secara militer dengan tujuan siswa melek literasi dan memiliki
membentuk pasukan jihad Jamaah karakter moderat.

Hamidulloh Ibda & Aji Sofanudin - 167


Tatar Pasundan
Jurnal Diklat Keagamaan
PISSN 2085-4005; EISSN 2721-2866
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2021

Ironisnya kaum radikal beragama, berislam jalan tengah dan


memanfaatkan media baru untuk dengan jalan baik. Dalam
menyebar radikalisme. Sasaran mereka pelaksanaannya, moderasi beragama
tidak sekadar masyarakat umum mengutakan nilai tasamuh (toleran),
melainkan masuk ke ruang-ruang tawazun (seimbang), i’tidal (adil), dan
pendidikan yang di dalamnya ada tawassut (pertengahan). Substansi Islam
pendidik, tenaga kependidikan dan mengajarkan kedamaian, kerukunan,
siswa. Masuknya radikalisme di dan keharmonisan (Muhtarom, 2018).
kalangan pelajar perlu perhatian serius. Semua agama hakikatnya
Pasalnya, radikalisme mulai menyusup mendamaikan, apalagi agama Islam.
dan berkembang di dalam lembaga Maka semua agama hakikatnya
pendidikan formal (Nugraha, Fauzan, mengutamakan moderasi beragama.
2020). Salah satunya masuk melalui Secara bahasa, Islam dari kata salam
jaringan mentoring rohis yang ada di yang berarti pasrah, damai, selamat.
sekolah (Sofanudin, 2017). Kata Islam berasal dari kata aslama,
LaKIP Jakarta pada 2010-2011 yuslimu, islaman, yang bermakna
menemukan 49 siswa di Jabodetabek melepaskan diri dari segala penyakit
setuju dengan aksi radikalisme demi lahir dan batin, kedamaian dan
agama. Penelitian BIN pada 2017 keamanan, ketaatan dan kepatuhan
menemukan 24 persen mahasiswa, 23,3 (Saepudin, 2019). Islam merupakan
persen pelajar SMA setuju dengan agama rahmatan lilalamin yang
tegaknya negara Islam. Sebuah yayasan mengajarkan urgensi moderasi, dan
pendidikan di Kabupaten Semarang toleran antarsesama manusia. Tidak
pada 2016 memecat 13 guru karena ada paksaan dalam beragama, dan
mengajarkan faham radikal (Ma’arif, setiap manusia berhak memilih agama
2020). Belakangan insiden pengeboman sesuai keyakinannya masing-masing
ramai di media massa. Terbaru kasus sesuai UUD 1945 (Feriyanto, 2020).
teror bom di Markas Besar Kepolisian Namun, problem yang mendera
Republik Indonesia (Mabes Polri), dan pada agama-agama besar hari ini
sebelumnya teror bom di Gereja ditandai dengan merebaknya
Katedral Makassar. Aksi teror di Mabes ekstremisme, radikalisme, intoleransi,
Polri membuktikan radikalisme sudah dan eksklusivisme (Manshur, Husni,
menyebar di kalangan pemuda 2020). Semua agama memiliki ajaran
(Ardyansah, 2021). moderasi yang menolak faham-faham
Salah satu solusi memutus mata tersebut. Hadirnya moderasi beragama
rantai radikalisme dan terorisme dalam pendidikan tidak sekadar
adalah penguatan moderasi beragama merespon merebaknya radikalisme,
atau moderasi beragama. Akar terorisme, atau faham transnasional.
moderasi beragama adalah tipe Moderasi beragama menjadi substansi
beragama yang wasatiyah (tengah- Islam sejak dulu karena Islam adalah
tengah). Moderasi beragama agama rahmat bagi semua alam. Sudah
merupakan metode beragama jalan seharusnya sekolah dan madrasah
tengah atau dengan jalan yang baik harus mengarusutamakan moderasi
(Tim Penyusun Kementerian Agama beragama. Semua lembaga pendidikan
RI, 2018). Moderasi beragama berarti wajib memegang teguh prinsip

168 - PROGRAM GERAKAN LITERASI MA’ARIF…


Tatar Pasundan
Jurnal Diklat Keagamaan
PISSN 2085-4005; EISSN 2721-2866
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2021

perdamaian, keamanan, taat, patuh, Penelitian lain yang memanfaatkan


bukan intoleran dan radikal. media siber sangat berdampak pada
Rendahnya kemampuan literasi moderasi beragama. Media NW online
pada pelajar dan guru menjadi sangat efektif dan konstruktif dalam
mudahnya mereka terpapar memberikan pemahaman moderasi
radikalisme dan tidak moderat. Sebab, beragama kepada santri dan warganet
dalam penelitian yang ada, literasi muslim melalui konten media
dapat menjadikan siswa mampu (Fahrurrozi, 2019).
menggunakan informasi dengan bijak Penelitian di atas menunjukkan
dan meningkatkan karakter melalui pemanfaatan literasi media digital
pembiasaan budaya baik di sekolah sangat berdampak pada moderasi
(Muliastrini, Handayani, 2021). Literasi beragama dalam pendidikan. Apalagi
sastra, literasi media, peran tokoh di era digital rentan terjadi disrupsi
agama juga sangat efektif dalam karena dampak kemajuan teknologi
menangkal bahaya radikalisme dalam informasi, otomasi, komputasi, dan
pendidikan (Hasanah, 2017). Literasi robotisasi. Kondisi ini melahirkan
media dapat menjadikan siswa perubahan radikal dan mengakibatkan
membunuh isu-isu radikalisme, karena pola perilaku beragama masyarakat
mereka akan bijak dan selektif memilih (Faisal, 2020). Apalagi dewasa ini
sumber informasi (Hidayat, Lubis, internet berpengaruh besar pada
2021). pemuda dalam menumbuhkan rasisme
Teori Religious-Social Shaping of melalui akses ke media digital
Technology menegaskan era digital (Burhani, Waseso, Atieqoh, Hamidi,
memiliki dampak pada cara beragama 2020). Kita tentu masih ingat framing
manusia. Seperti pudarnya afiliasi pada Aksi Bela Islam 212 di Jakarta yang
lembaga keagamaan, pergeseran gencar di media sosial. Dari framing
otoritas keagamaan, individualisme dan aktivitas di media sosial ini
menguat, dan perubahan pluralisme menimbulkan ekpresi kebencian
menjadi tribalisme (Campbell, 2010). sampai pada tindak kekerasan
Teori berikutnya adalah literasi media (Syahputra, 2020). Maka dibutuhkan
sebagai wahana kontra narasi gerajan literasi yang mengarah kepada
radikalisme dapat dilakukan melalui literasi media digital agar masyarakat
tiga hal. Pertama, penguatan jurnalisme khususnya pelajar tidak rentan terkena
damai. Kedua, peliputan integratif, radikalisme karena efek perubahan
tuntas, dan ramah terhadap kasus, pola beragama tersebut.
terdakwa, dan narapidana terorisme. Di tengah gempuran ideologi
Ketiga, penulisan artikel populer atau radikal, ditambah rendahnya
opini media massa yang ramah, damai, kemampuan literasi pada anak bangsa,
dan toleran (Idris, 2017). pemerintah maupun lembaga swasta
Karakter toleran dapat telah melakukan beberapa gerakan
dikuatkan melalui literasi. Selain literasi. Seperti contoh Gerakan Literasi
peningkatan keterampilan menulis dan Nasional (GLN) yang ranahnya ada
membaca, penelitian ini menemukan Gerakan Literasi Sekolah, Gerakan
literasi dapat meningkatkan karakter Literasi Keluarga, dan Gerakan Literasi
moderat pada siswa (Joyo, 2018). Masyarakat yang diinisasi Kementerian

Hamidulloh Ibda & Aji Sofanudin - 169


Tatar Pasundan
Jurnal Diklat Keagamaan
PISSN 2085-4005; EISSN 2721-2866
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2021

Pendidikan dan Kebudayaan. GLN ini GLN yang digelorakan


mengarah kepada tujuan revolusi pemerintah sejak 2015 tidak hanya
karakter bangsa, menguatkan berorientasi pada kemampuan
kebinekaan dan restorasi sosial membaca, menulis, dan berhitung.
Indonesia. Pengembangan, penguatan Namun berdasarkan Permendikbud
karakter kebangsaan serta penguatan Nomor 23 Tahun 2015 tentang
literasi menjadi salah satu unsur Penumbuhan Budi Pekerti, gerakan
penting dalam kemajuan negara dalam tersebut diprioritaskan dalam rangka
menjalani kehidupan di era digital. penguatan karakter dan
Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2015 menumbuhkan spirit kebudayaan,
menyebut rumus kemajuan suatu kewargaan atau nasionalisme. Tujuan
bangsa ada tiga, yaitu literasi dasar, Gerakan Literasi Sekolah juga untuk
kompetensi, dan karakter (Atmazaki, menumbuhkembangkan budi pekerti
Ali, Muldian, Miftahussururi, Hanifah, siswa lewat pembudayaan ekosistem
Nento, Akbari, 2017). Maka literasi sekolah agar mereka menjadi
menguatkan karakter dan literasi pembelajar sepanjang hayat
menjadi keharusan karena sudah (Kemdikbud, 2016).
sepaket. Salah satu lembaga pendidikan
Apalagi kebijakan Mendik- yang melakukan inovasi atas program
budristek, Nadiem Anwar Makarim GLN itu adalah Lembaga Pendidikan
yang menjadikan literasi, numerasi, Ma’arif PWNU Jawa Tengah yang
dan survei karakter menjadi hal yang mendesain program Gerakan Literasi
utama dalam sistem evaluasi Ma’arif (GLM). Tujuan GLM ini tidak
pendidikan. Ketiga hal tersebut sekadar meningkatkan kemampuan
menjadi fokus penyederhanaan literasi, namun juga penguatan
kurikulum yang dilakukan oleh moderasi beragama. Lewat LP Ma’arif,
Kemendikbudristek. Secara mudah, NU sejak lama dikenal sebagai
literasi terkait dengan kemampuan organisasi yang teologinya sangat
analisis kualitatif. Sementara numerasi moderat dan pluralis (Arifianto, 2017).
merupakan analisis dengan Dari latar belakang tersebut,
menggunakan angka-angka atau peneliti tertarik meneliti moderasi
kuantitatif. Pengetahuan kuantitatif beragama melalui program GLM yang
dan kualitatif penting sebagai bekal dilakukan Lembaga Pendidikan
pengembangan semua disiplin ilmu. Ma’arif PWNU Jawa Tengah. Secara
Sementara karakter menjadi pengikat operasional, penelitian ini untuk
agar peserta didik menjadi pribadi mengetahui bagaimana (1) Gerakan
yang baik (Sofanudin, 2020). Salah satu Literasi Ma’arif, (2) Muatan Moderasi
karakter yang penting adalah Beragama dalam Gerakan Literasi
menjadikan siswa memiliki karakter Ma’arif, (3) Tantangan dan Peluang
yang moderat. Sementara karakter Pelaksanaan Gerakan Literasi Ma’arif.
menjadi pengikat agar peserta didik Dari latar belakang, kajian teori, dan
menjadi pribadi yang baik, khususnya kajian penelitian di atas, perbedaan
karakter beragama yang moderat, dengan riset yang akan penulis
wasatiyyah atau moderasi beragama. lakukan lebih pada objek, sasaran, dan
bentuk programnya. GLM fokus di

170 - PROGRAM GERAKAN LITERASI MA’ARIF…


Tatar Pasundan
Jurnal Diklat Keagamaan
PISSN 2085-4005; EISSN 2721-2866
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2021

Jawa Tengah, hanya pada Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah,


sekolah/madrasah di bawah Lembaga buku Modul dan Panduan Teknis
Pendidikan Ma’arif PWNU Jawa GLM, buku terbitan CV. Asna Pustaka,
Tengah. Jurnal ASNA, dokumen di website
GLM dalam penelitian ini Maarifnujateng.or.id, video di channel
fokusnya tidak hanya pada karya Youtube Ma’arif NU Jateng, catatan-
literasi, namun lebih pada catatan terkait kegiatan literasi yang
pengarusutamaan moderasi beragama dilakukan Lembaga Pendidikan
dalam kegiatan literasi yang Ma’arif NU Jawa Tengah.
diproyeksikan selama lima tahun dari Subjek penelitian ini Lembaga
2018 sampai 2023. Sampai Mei 2021, Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah
belum ada laporan radikalisme di yang menaungi 3.335 satuan
sekolah/madrasah naungan Lembaga pendidikan. Rinciannya yaitu 1697
Pendidikan Ma’arif di Jateng. Namun Madrasah Ibtidaiyah, 23 Sekolah Dasar,
berdasarkan amanat PBNU dan PP LP 552 Madrasah Tsanawiyah, 116 Sekolah
Ma’arif NU, LP Ma’arif PWNU Jateng Menengah Pertama, 197 Madrasah
sebagai lembaga yang menaungi Aliyah, 41 Sekolah Menengah Atas, 159
sekolah/madrasah memiliki misi Sekolah Menengah Kejuruan, dan 1
menguatkan moderasi beragama Sekolah Luar Biasa. Sedangkan jumlah
melalui program GLM sebagai langkah sasarannya, yaitu tenaga pendidik dan
preventif mencegah radikalisme. siswa dengan rincian 34.389 tenaga
pendidik dan 352740 siswa.
METODE Pengumpulan data dilakukan selama
Metode kualitatif dipilih dalam satu bulan sejak 1 Mei 2021 sampai 30
melakukan penelitian ini. Motode Mei 2021. Dalam penelitian ini peneliti
penelitian kualitatif bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis
mengeksplorasi dan memahami makna program GLM Lembaga Pendidikan
dari masalah sosial khususnya dalam Ma’arif NU Jawa Tengah periode 2018-
pendidikan di Lembaga Pendidikan 2023, muatan moderasi beragama
Ma’arif PWNU Jawa Tengah. dalam GLM, serta tantangan dan
Instrumen pengumpul data melalui peluang pelaksanaan GLM.
observasi, dokumentasi, dan
wawancara dari pengurus Lembaga HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah Program Gerakan Literasi Ma’arif
periode 2018-2023, tim, fasilitator, GLM merupakan program
relewan, mitra, dan pelaku GLM. prioritas Lembaga Pendidikan Ma’arif
Sumber data primer dalam NU Jawa Tengah selain pendidikan
penelitian ini berupa data dari inklusi, penguatan karakter moderat
informan berdasarkan observasi, melalui kurikulum Aswaja
dokumentasi, dan wawancara dari Annahdliyah. Ma’arif merupakan
pengurus Lembaga Pendidikan Ma’arif lembaga di bawah PWNU Jawa Tengah
NU Jawa Tengah, tim, fasilitator, yang bertugas mengurusi pendidikan
relewan, mitra, dan pelaku GLM. Data madrasah dan sekolah, dari jenjang
sekunder berupa data SD/MI sampai SMA/SMK/MA yang
sekolah/madrasah di bawah Lembaga pada periode 2018-2023 ini fokus

Hamidulloh Ibda & Aji Sofanudin - 171


Tatar Pasundan
Jurnal Diklat Keagamaan
PISSN 2085-4005; EISSN 2721-2866
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2021

menguatkan moderasi beragama, dalam kompetensi inti/kompetensi


gerakan literasi, dan pendidikan dasar sesuai mata pelajaran masing-
inklusi. Tahapan GLM dimulai tahun masing. Tujuan umum GLM untuk
2018 dengan penyusunan program oleh menguatkan karakter literat dengan
tim pengembang dari unsur paradigma literasi dan literasi baru
widyaiswara, dosen, guru, kepala melalui pembiasaan, pembelajaran, dan
sekolah, pengawas, jurnalis, youtuber, keteladanan agar guru dan siswa
blogger, dan juga aktivis literasi. Tahun menjadi generasi nasionalis, religus,
2019 penyusunan modul dan mandiri, gotong royong, dan
implementasi sampai evaluasi pada terintegrasi dengan nilai-nilai Aswaja
tahun 2023. Annahliyah. Sementara tujuan khusus
GLM merupakan sebuah usaha GLM yaitu (1) penguatan ideologi dan
atau gerakan secara sadar yang karakter Aswaja Annahdliyah lewat
terstruktur, terencana, sistematis untuk literasi, (2) pembudayaan tradisi-tradisi
meningkatkan kualitas literasi di dalam Islam Nusantara lewat kegiatan literasi,
kegiatan pembelajaran dan di luar (3) penguatan budaya literasi lama dan
pembelajaran. GLM dalam literasi baru, (4)
pelaksanaannya dikuatkan melalui menumbuhkembangkan keterampilan
muatan karakter dari Penguatan literasi pelajar agar terhindar dari
Pendidikan Karakter (PPK) dan Aswaja hoaks dan radikalisme, dan (5)
Annahdliyah yang di dalamnya ada menumbuhkembangkan budaya
spirit moderasi beragama (Irawan, tabayun (klarifikasi) pada pelajar dalam
Ibda, Niam, Munif, 2019). Pelaksanaan ekosistem sekolah dan madrasah
GLM dipraktikkan dengan dua Ma’arif.
metode, yaitu praktik mandiri dan Bentuk kegiatan GLM melalui
praktik sinergi dengan pola pembelajaran, pembiasaan, pendidikan
“pembelajaran, pembiasaan, dan pelatihan, penerbitan dan
keteladanan” dan tiga pilar yaitu “baca, percetakan, perlombaan, dan temu
tulis, arsip”. GLM dapat penulis-sastrawan. Implementasi
dikembangkan sekolah/madrasah program ini dilakukan dengan dua
sesuai pengetahuan lokal, jenius lokal, model, yaitu praktik mandiri dan
kearifan lokal, sarana dan prasarana praktik sinergi yang dilakukan melalui
yang ada. pembelajaran intrakurikuler dan
GLM mengacu pada paradigma ekstrakurikuler di sekolah/madrasah.
literasi literasi lama (membaca, Bentuk praktik mandiri GLM
menulis, berhitung) dan keterampilan meliputi (1) pembiasaan tradisi literasi
literasi baru (literasi data, literasi Aswaja Annahdliyah, (2) pembentukan
teknologi, literasi manusia/SDM). Jenis Lembaga Pers Siswa (LPS), (3)
karya dalam GLM ada empat, yaitu pelatihan karya tulis jurnalistik, (4)
karya tulis jurnalistik, karya tulis pelatihan karya tulis ilmiah, (5)
ilmiah, karya sastra, dan karya digital. pelatihan karya sastra, (6) pelatihan
Tujuan GLM dalam karya digital, (7) penerbitan majalah
pembelajaran untuk menguatkan dan dinding, buletin, majalah, dan tabloid,
mendukung ketercapaian standar (8) website sebagai media menulis
kompetensi lulusan pembelajaran siswa dan guru, (9) perlombaan, (10)

172 - PROGRAM GERAKAN LITERASI MA’ARIF…


Tatar Pasundan
Jurnal Diklat Keagamaan
PISSN 2085-4005; EISSN 2721-2866
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2021

ta’ziran atau hukuman menulis, dan Selain karya-karya di atas, tim


(11) penguatan perpustakaan. GLM juga melakukan pendidikan-
Sementara implementasi GLM dengan pelatihan dan perlombaan yang
model sinergi yaitu (1) pelatihan karya berorientasi pada produk dari peserta.
tulis jurnalistik, (2) pelatihan karya Jumlahnya dapat dilihat pada tabel di
tulis ilmiah, (3) pelatihan karya sastra, bawah ini:
(4) pelatihan karya digital, (5) pelatihan Tabel 2: Jumlah karya produk
media siber Aswaja Annahdliyah dan pendidikan, pelatihan, dan
(6) pelatihan penulisan bahan ajar. perlombaan GLM dari 2019-2021
No Pelatihan/ Jenis Karya Pelaksana Jumlah
Penerbitan dan percetakan GLM Perlombaan
an
terdiri atas beberapa aspek, yaitu 1 Diklat GLM Artikel-esai 27-28 60
1 populer Desember
Majalah MOPDIK, Jurnal ASNA, 2019
Penerbit dan Percetakan CV. Asna Puisi 27-28 60
Pustaka, website Maarifnujateng.or.id, Desember
2019
Facebook Ma’arif NU Jateng, Instagram Cerpen 27-28 60
Ma’arif NU Jateng, dan Youtube Desember
2019
Ma’arif NU Jateng. Berdasarkan data 2 Lomba Artikel Ilmiah 12 155
yang didapat, masing-masing Karya Tulis Desember
Ilmiah 2019
penerbitan-percetakan, publikasi- 3 Lomba Desain Desain 18 Februari 2020 26
dokumentasi melalui media-media Batik Batik
4 Lomba Cipta Video 15 Februari 22
produk GLM pada karya tulis Video Profil Profil 2020-
jurnalistik, karya tulis ilmiah, karya 1 Desember 2020
5 Kuliah Literasi dan Berita 15 Juni 2020 50
sastra, dan karya digital dapat dilihat Jurnalistik (Diklat
GLM ke-2)
pada tabel di bawah ini: 6 Kuliah Sastra Puisi dan 22 Juni 2020 105
Tabel 1: Jumlah karya produk GLM (GLM ke-3) Cerpen
dari 2018-2021 7 Kuliah Artikel Artikel- 6 Juli 2020 50
Populer (Diklat esai
No Produk Jenis Frekuensi Jumlah
GLM ke-5) populer
Karya Terbit
8 Kuliah Resensi Resensi 13 Juli 2020 55
1 Majalah Jurnalist 1 tahun 1 40
(GLM ke-6)
Mopdik ik, kali (2019-
9 Kuliah Berita 6 25
Sastra 2020)
Literasi dan November
2 Jurnal Ilmiah 6 Bulan 1 34
Jurnalistik 2020
ASNA kali (2019-
(Diklat GLM
2020)
ke-11)
3 CV. Ilmiah 2019-2021 48
ASNA dan
Jumlah 668
Pustaka sastra
4 Maarifnujat Berita November 691
eng.or.id
2018-Mei
2021
Artikel/ Agustus 2019- 464
Selain karya-karya yang
esai Mei 2021 diarsipkan melalui media penerbitan
Resensi Agustus 2019- 116 dan percetakan milik tim GLM, para
Mei 2021
Cerpen Agustus 2019- 116 peserta pendidikan-pelatihan juga
Mei 2021 mampu melakukan publikasi di media
Puisi Agustus 2019- 116
Mei 2021 cetak maupun elektronik yang lain.
5 Youtube
Maarif
Video 5 Februari 346 Seperti Duta Masyarakat, Tribun Jateng,
2019 – 30 Mei
NU
2021 Harian Bhirawa, Harian Matabanua,
Jateng
6 Jumlah 1971 Tabayuna.com, Harianjateng.com,
Hariansemarang.com, Harianblora.com,

Hamidulloh Ibda & Aji Sofanudin - 173


Tatar Pasundan
Jurnal Diklat Keagamaan
PISSN 2085-4005; EISSN 2721-2866
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2021

Harianguru.com, Hariantemanggung.com, (menjaga kepada yang baik, dan


Babe.news, Kabartemanggung.com, mencegah keburukan), dan maslahah
Ayosemarang.com, Patinews.com, mursalah (mengambul
Galamedianews.com, G-News.id, hukum/kebijakan sesuai kepentingan
Suaranahdliyin.com, Nujateng.com, publik). Kedua, karakter Ukhuwah
Nu.or.id, dan lainnya. Nahdliyah yang terdiri atas ukhuwah
islamiyah (persaudaraan umat Islam),
Moderasi Beragama Dalam Gerakan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan
Literasi Ma’arif kebangsaan), dan ukhuwah
Moderasi beragama dalam GLM basyariyah/ukhuwah insaniyah
ini tercantum dalam beberapa program (persaudaraan umat manusia). Ketiga,
yang dikuatkan melalui muatan nilai-nilai dalam Mabadi Khaira Ummah
karakter yang terdiri atas nilai-nilai (umat terbaik) yang tercantum dalam
karakter sesuai Peraturan Menteri mabadi khamsah yaitu ash-shidqu
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 (kejujuran/kebenaran), al-amalah wal
Tahun 2015, Perpres 87 Tahun 2017 wafa bil’ahdi (mampu melaksanakan
tentang Penguatan Pendidikan tugas sesuai janji), al’adalah (objektif,
Karakter (PPK) dan Permendikbud adil), at-ta’awun (suka menolong),
Nomor 20 Tahun 2018 tentang istiqamah (konsisten).
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Moderasi beragama yang
Pada Satuan Pendidikan Formal, dan dimaksud di sini merupakan usaha
karakter Aswaja Annahdliyah. untuk menempatkan agama (Islam)
Karakter utama dalam Penguatan sebagai agama yang seimbang, tengah-
Pendidikan Karakter (PPK) meliputi tengah, tidak ekstrim kanan dan kiri
religius, nasionalis, gotong royong, dalam dunia pendidikan. Moderasi
integritas, mandiri. Kelima karakter ini beragama di sini tercermin dari aspek
kemudian dispesifikkan menjadi 17 pikiran (fikrah), keyakinan (aqidah),
karakter ke dalam kegiatan teknis gerakan (harakah), dan praktik ibadah
GLM. Mulai dari karakter religius, (amaliyah) yang dikonsep melalui
jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, karakter Aswaja Annahdliyah dalam
kreatif mandiri, demokratis, rasa ingin praktik GLM dalam rangka mencegah
tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah radikalisme agama.
air, menghargai prestasi, komunikatif, Moderasi beragama perspektif
cinta damai, gemar membaca, peduli GLM yang mengacu pada spirit
lingkungan, peduli sosial, dan Nahdlatul Ulama ini memiliki
tanggungjawab. karakteristik dan berbeda dengan
Sedangkan karakter moderasi moderasi barat. Bangunan moderasi
beragama mengacu kepada nilai-nilai beragama perspektif barat dan arus
Aswaja Annahdliyah yang kiblatnya utama moderasinya menggiring pada
dari beberapa prinsip. Pertama, prinsip sekularisasi dan liberalisasi Islam, serta
dasar Aswaja Annahdliyah terdiri atas kontradiksi dengan spirit Islam (Amin,
at-tawassuth (sikap tengah- 2014:24). Moderasi beragama perspektif
tengah/moderat), at-tawazun Nahdlatul Ulama dalam program GLM
(seimbang), at-tasamuh (toleransi), i’tidal ini mengarusutamakan karakter
(tegak lurus), amar ma’ruf nahi munkar nasionalisme dan religiusitas. Nilai-

174 - PROGRAM GERAKAN LITERASI MA’ARIF…


Tatar Pasundan
Jurnal Diklat Keagamaan
PISSN 2085-4005; EISSN 2721-2866
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2021

nilai itu sama seperti nilai-nilai bincang Ma’arif, serba-serbi, irama


moderasi beragama, di antaranya at- Ma’arif, ngaji bareng Ma’arif, Liputan
tawashut (moderat), at-tawazun (sikap Kegiatan Ma’arif, Literasi Ma’arif, dan
seimbang), at-tasamuh (toleransi), at- seni budaya.
ta’adul (tegak lurus), amar ma’ruf nahi
munkar (menyeru perbuatan baik dan
melarang kejahatan) (Widayat, et.al,
2019).
Moderasi beragama dalam GLM
ini tersalurkan melalui beberapa aspek.
Pertama, melalui ribuan karya yang
sudah diproduksi tersebut. Mulai dari
karya tulis jurnalistik, karya tulis
ilmiah, karya sastra, dan karya digital.
Kedua, melalui penggiringan isu,
pemberitaan, dan warta narasi
moderasi beragama di website
Gambar 2: Tampilan channel Youtube
Maarifnujateng.or.id melalui tulisan
Maarif NU Jateng. (dokumentasi
bergenre berita, artikel-esai populer,
peneliti/https://www.youtube.com/c
artikel hikmah, resensi, cerita pendek,
/MaarifNUJateng/featured).
dan puisi.
Keempat, melalui media sosial
Facebook Ma’arif NU Jateng dan
Instagram Maarif NU Jateng. Isinya
adalah berita, quote moderat, dan
informasi kegiatan yang bernuansa
edukatif dan moderasi beragama.

Gambar 1: Tampilan Website


Maarifnujateng.or.id. (dokumentasi
peneliti/https://maarifnujateng.or.id).

Ketiga, melalui youtube Ma’arif


NU Jateng yang berisi konten live
streaming, Kultum Ramadan, Ngaji
Kitab Aqidatul Awam, Ruang Gus Dur,
Film Pendek Sekolah dan Madrasah, Gambar 3: Tampilan Facebook Ma’arif NU
Materi Ke-NU-an, program pendidikan Jateng (dokumen
inklusif, video profil madrasah sekolah, peneliti/https://www.facebook.com/maja
ceriga bergambar, review buku, lah.maarif.1).

Hamidulloh Ibda & Aji Sofanudin - 175


Tatar Pasundan
Jurnal Diklat Keagamaan
PISSN 2085-4005; EISSN 2721-2866
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2021

Kelima, melalui Majalah Mopdik


yang fokus pada edukasi moderasi
beragama kepada siswa-siswi. Kelima,
melalui Jurnal ASNA yang memuat
artikel berkaitan dengan isu-isu
keagamaan, dan kependidikan Islam.

Gambar 4: Tempilan Instagram Maarif


NU Jateng (Sumber: Dokumen Gambar 6: Majalah Mopdik
Penulis/https://www.instagram.com/ (Sumber: Dokumen Peneliti /
maarifnujateng/) https://maarifnujateng.or.id/majalah-
mopdik-2020/).
Keempat, melalui penerbit dan
percetakan buku CV. ASNA Pustaka
yang menerbitkan buku-buku pelajaran
Ke-NU-an, buku bernuansa Islam
ramah, dan buku lain yang moderat.

Gambar: 7 tampilan OJS Jurnal ASNA


(dok penulis/
https://ejournal.maarifnujateng.or.id/ind
ex.php/asna)
Selain melalui kegiatan
penguatan literasi yang bermuara pada
moderasi beragama, GLM juga
Gambar 5: Beberapa buku terbitan menggelar kegiatan khusus dalam
CV. ASNA Pustaka saat dijual di penguatan literasi media digital untuk
bazar buku (Sumber: Dokumen penanaman moderasi beragama.
Peneliti). Kegiatan pertama pada 3 Agustus 2020
yaitu pada Diklat GLM ke-9 dengan
materi Kuliah Media Aswaja

176 - PROGRAM GERAKAN LITERASI MA’ARIF…


Tatar Pasundan
Jurnal Diklat Keagamaan
PISSN 2085-4005; EISSN 2721-2866
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2021

Annahdliyah, deteksi media massa Maaarifnujateng.or.id, CV. ASNA


moderat dan media radikal, dan Pustaka, dan Jurnal ASNA. Selain itu,
karakteristik Aswaja dalam media. dalam GLM juga sudah berkonversi ke
Kedua, Diklat GLM ke-10 dengan media baru dengan produkti konten
materi NU dan Politik Media, dan moderat di Youtube dan pembuatan
Moderasi beragama lewat media pada meme.
10 Agustus 2020.
Usaha-usaha GLM dari 2018- Tantangan dan Peluang
2021 sekarang semata-mata tidak Meski GLM dapat dikatakan
hanya mengarah pada penguatan sukses dalam menanamkan sekaligus
kemampuan literasi, namun juga menguatkan moderasi beragama
memprioritaskan moderasi beragama melalui kegiatan dan media-media
lewat berbagai jenis kegiatan dan baru atau ber-platform digital, namun
beragam karakter-karakter yang program ini dalam perjalanannya
diusung melalui paket kegiatan di mengalami tantangan dan peluang.
GLM tersebut. Tantangannya pertama masih
Dampak dari GLM sangat baik, sedikit sekolah/madrasah yang
karena siswa-siswi, guru, kepala mampu mempromosikan program ini
sekolah/ madrasah, dan pengurus kepada sekolah/madrasah umum,
Lembaga Pendidikan Ma’arif di negeri, atau di luar naungan Lembaga
Cabang, bahkan masyarakat umum Pendidikan Ma’arif. Kedua, masih
termasuk mahasiswa dan dosen minimnya keikutsertaan siswa
terpapar moderasi beragama melalui khususnya jenjang SD/MI sampai
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. SMP/MTs. Ketiga, pola hidup dan guru
Selanjutnya, sejak 2018 sampai Mei dan siswa Ma’arif yang bergeser pada
2021 belum ada laporan dari 3.335 jiwa konsumtif pada media sosial.
sekolah/madrasah di Jawa Tengah Keempat, pandemi covid-19 yang
terindikasi atau berpotensi radikal. berkepanjangan menjadikan guru dan
Artinya moderasi beragama yang pelajar Ma’arif malas dalam melakukan
digaungan pengurus Lembaga kegiatan literasi. Kelima, minimnya
Pendidikan Ma’arif PWNU Jawa media-media massa lokal, youtuber,
Tengah efektif dalam menanamkan blogger yang mendukung implementasi
moderasi beragama bagi pelajar, guru, di tingkat kabupaten/ kota. Keenam,
dan masyarakat luas karena disebar banyaknya media baru yang belum
melalui media digital. dikuasai guru dan pelajar sehingga
Usaha-usaha yang dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran
Lembaga Pendidikan Ma’arif moderasi beragama masih terkendala
Nahdlatul Ulama Jawa Tengah melalui pada media-media yang bagi mereka
GLM di atas sudah selaras dengan teori terstigma susah dan ribet.
literasi media sebagai metode kontra Sedangkan peluangnya, pertama
narasi radikalisme. Pasalnya, dalam respon positif dari pegiat literasi,
GLM sudah menerapkan kegiatan jurnalis media, sastrawan akan
jurnalisme damai, peliputan kegiatan program GLM. Khususnya program
yang integratif, dan penulisan artikel penulisan di website
dan esai populer di media website Maarifnujateng.or.id yang disediakan

Hamidulloh Ibda & Aji Sofanudin - 177


Tatar Pasundan
Jurnal Diklat Keagamaan
PISSN 2085-4005; EISSN 2721-2866
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2021

honor khusus. Kedua, banyaknya madrasah (KATA SIKAMAD), dan


jaringan dari unsur pemilik media, peningkatan kompetensi pengawas
penerbit dan percetakan besar ingin (KATA SIAWAS) (Kanwil Kemenag
membantu dan mengajak wirausaha Jawa Timur, 2019).
melalui kegiatan itu dengan tim GLM.
Ketiga, adanya potensi kolaborasi KESIMPULAN
dengan lembaga, ormas, dan organisasi GLM menjadi jawaban atas
profesi keguruan, kemahasiswaan, ketertinggalan kemampuan literasi dan
untuk bermitra dengan tim GLM penguatan moderasi beragama bagi
dalam membuat pendidikan-pelatihan, guru, tenaga kependidikan, dan siswa
bazar, maupun perlombaan. Keempat, di bawah sekolah/madrasah Lembaga
permintaan buku ajar dan Pendidikan Ma’arif PWNU Jawa
pendampingan sekolah/ madrasah Tengah. Selain penguatan kemampuan
Ma’arif di luar Jawa Tengah, luar Jawa literasi lama, GLM memiliki muatan
khususnya pada aspek ideologisasi moderasi beragama yang mengacu
moderasi beragama pada buku-buku nilai-nilai/karakter religius, jujur,
Islam, buku pelajaran yang ramah dan toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif
toleran. Kelima, banyaknya relawan mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
literasi sebagai kontributor, penulis, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
penggerak literasi yang secara sadar menghargai prestasi, komunikatif, cinta
dan inisiatif mengirim artikel, berita, damai, gemar membaca, peduli
dan laporan kegiatan bernuansa lingkungan, peduli sosial, dan
edukatif, moderasi beragama ke media tanggungjawab. Selain mengacu nilai-
maupun penerbitan yang dikelola tim nilai ini, muatan moderasi beragama
GLM. pada GLM juga dikuatkan melalui
GLM mirip dengan Gerakan nilai/karakter yang bersumber pada
Literasi Madrasah (GELEM) yang prinsip dasar Aswaja Annahdliyah,
dilakukan oleh Kanwil Kementerian karakter Ukhuwah Nahdliyah, dan nilai-
Agama Provinsi Jawa Timur. Gelem nilai dalam Mabadi Khaira Ummah.
merupakan usahan komprehensif Penelitian ini memberi saran
untuk menjadikan madrasah sebagai kepada stakeholders GLM untuk kontinu
masyarakat pembelajar yang dilakukan dalam melaksanakan inovasi dalam
semua pihak baik pemerintah, guru, menguatkan kemampuan literasi dan
peserta didik, maupun orang tua wali. moderasi beragama meski di tengah
Gelem merupakan bagian dari pandemi covid-19. Penelitian ini juga
GERAMM (Gerakan Ayo Membangun memberikan saran kepada peneliti
Madrasah) yang meliputi: gerakan berikutnya untuk dapat mengeksplore
literasi madrasah (GELEM), gerakan lebih dalam tentang gerakan literasi
madrasah sehat (GEMES), Gerakan lain yang diinisasi lembaga pendidikan
madrasah inovatif (GEMI), Gerakan yang mengarusutamakan moderasi
Furudlul Ainiyah (GEFA), peningkatan beragama.
kompetensi guru (KATA SIGURU),
peningkatan kompetensi kepala

178 - PROGRAM GERAKAN LITERASI MA’ARIF…


Tatar Pasundan
Jurnal Diklat Keagamaan
PISSN 2085-4005; EISSN 2721-2866
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2021

DAFTAR PUSTAKA
Amin, R. (2014). Prinsip dan Fenomena Moderasi Islam dalam Tradisi Hukum Islam.
Al-Qalam, 20, 23–32. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31969/alq.v20i3.339
Ardyansah, V. (2021, April). GP Ansor Jateng: Hati-hati Doktrin Radikalisme ke Anak
Muda. Ayosemarang.Com.
https://www.ayosemarang.com/read/2021/04/01/74447/gp-ansor-jateng-
hati-hati-doktrin-radikalisme-ke-anak-muda.
Arifianto, A. R. (2017). Practicing What it Preaches? Understanding the Contradictions
Between Pluralist Theology and Religious Intolerance Within Indonesia’s
Nahdlatul Ulama. Al-Jami’ah Journal of Islamic Studies, 55, 241–264.
https://doi.org/10.14421/ajis.2017.552.241-264.
Atmazaki; Ali, Nur Berlian Venus; Muldian, Wien; Miftahussururi; Hanifah, Nur;
Nento, Meyda Noorthertya; Akbari, Qori Syahriana. (2017). Panduan Gerakan
Literasi Nasional. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Budi, T. (2020). Solo Raya Masih Zona Merah Radikalisme. Okezone.Com.
https://news.okezone.com/read/2020/02/19/512/2171094/solo-raya-masih-
zona-merah-radikalisme.Burhani, Haris; Waseso, Hendri Purbo; Atieqoh, Siti;
Hamidi, A. Luthfi. (2020). Mainstreaming Religious Moderation on Millennial
Generation through Religious Literacy on Social Media. Proceedings of the 3rd
International Symposium on Religious Life. https://eudl.eu/doi/10.4108/eai.2-11-
2020.2305069.
Campbell, Heidi A. (2010). When Religion Meets New Media. City, London: Routledge.
Fahrurrozi, M. T. (2019). Media dan Dakwah Moderasi: Melacak Peran Strategis
dalam Menyebarkan Faham Moderasi di Situs Nahdlatul Wathan On-Line Situs
Kalangan Netizen Muslim-Santri. Tasamuh : Jurnal Komunikasi Dan
Pengembangan Masyarakat Islam, 17(1), 155–180.
https://doi.org/https://doi.org/10.20414/tasamuh.v17i1.1440.
Faisal, M. (2020). Manajemen Pendidikan Moderasi Beragama Di Era Digital. ICRHD:
Journal of International Conference On Religion, Humanity and Development, 195–
202. https://confference.iainptk.ac.id/index.php/icrhd/article/view/17/17.
Farasonalia, R. (2019, September). 7 Kepala Sekolah di Jateng Terpapar Radikalisme,
Ganjar Tindak Tegas. Kompas.Com.
https://regional.kompas.com/read/2019/09/16/08491381/7-kepala-sekolah-
di-jateng-terpapar-radikalisme-ganjar-tindak-tegas?page=all.
Feriyanto. (2020). Tarekat Dan Moderasi Beragama (Studi terhadap Pengamalan
Tanbih di Kalangan Pengamal Tarekat Qadariyah Naqsabandiyah (TQN)
Pondok Pesantren Sirnarasa Ciceuri Ciamis, Jawa Barat). Tatar Pasundan: Jurnal
Diklat Keagamaan, XIV(2), XIV.
https://doi.org/https://doi.org/10.38075/tp.v14i2.104.
Hasanah, N. (2017). Kekuatan Sastra, Literasi Media, Dan Tokoh Agama Dalam
Menangkal Bahaya Radikalisme. Prosiding Seminar Nasional Program
Pascasarjana Universitas PGRI Palembang, 146–150. https://jurnal.univpgri-
palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/view/1356.
Hidayat, Fadhil Pahlevi; Lubis, Faizal Hamzah. (2021). Literasi Media Dalam
Menangkal Radikalisme Pada Siswa. Jurnal Interaksi : Jurnal Ilmu Komunikasi,

Hamidulloh Ibda & Aji Sofanudin - 179


Tatar Pasundan
Jurnal Diklat Keagamaan
PISSN 2085-4005; EISSN 2721-2866
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2021

5(2), 31–41. https://doi.org/https://doi.org/10.30596/interaksi.v5i1.5564.


Idris, I. (2017). Membukan Deradikalisasi: Soft Approach Model Pembinaan Terorisme dari
Hulu ke Hilir secara Berkesinambungan. Jakarta: Daulat Press.
Irawan, Ratna Andi; Ibda, Hamidulloh; Niam, Khoirun; Munif, Junaidi Abdul. (2019).
Modul Dan Panduan Teknis Gerakan Literasi Ma’arif LP Ma’arif PWNU Jawa
Tengah. Semarang: CV. Asna Pustaka.
Joyo, A. (2018). Gerakan Literasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis
Kearifan Lokal Menuju Siswa Berkarakter. Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Dan
Pengajaran (KIBASP), 1(2), 159–170.
https://doi.org/https://doi.org/10.31539/kibasp.v1i2.193.
Kanwil Kemenag Jawa Timur. (2019). Gerakan Ayo Membangun Madrasah (GERAMM).
Surabaya: Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur.
Kemdikbud. (2016). Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah (1st ed.). Kemdikbud.
Ma’arif, Syamsul. (2020). Sekolah Harmoni: Restorasi Pendidikan Moderasi Pesantren.
Semarang: CV. Pilar Nusantara.
Manshur, Fadlil Munawwar; Husni. (2020). Promoting Religious Moderation through
Literary-based Learning: A Quasi-Experimental Study. International Journal of
Advanced Science and Technology, 29(6), 8113–8119.
http://sersc.org/journals/index.php/IJAST/article/view/25252/13465.
Marzuki, K. (2019). Kasus Pengibaran Bendera HTI di SMK 2 Sragen, Ganjar: Guru
dan Siswa Masih Diperiksa. Jateng.Inews.Id.
https://jateng.inews.id/berita/kasus-pengibaran-bendera-hti-di-smk-2-
sragen-ganjar-guru-dan-siswa-masih-diperiksa.
Muhtarom, M. (2018). Urgensi Penguatan Pemikiran Moderasi Islam dalam
Pendidikan Agama di Madrasah. Tatar Pasundan: Jurnal Diklat Keagamaan,
XII(32), 39–47. https://doi.org/https://doi.org/10.38075/tp.v12i32.53.
Muliastrini, Ni Ketut Erna; Handayani, Ni Nyoman Lisna. (2021). Gerakan Literasi
Digital Bermuatan Karakter Dalam Menyongsong Pendidikan Abad 21 Era
Society 5.0. Prosiding Seminar Nasional Institut Agama Hindu Negeri Tampung
Penyang Palangka Raya, 79–85.
https://doi.org/https://doi.org/10.33363/sn.v0i3.91.
Nugraha, Firman. (2013). Penyuluhan Agama Transformatif: Sebuah Model Dakwah.
Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, 7(21).
Nugraha, Mulyawan Safwandy; Fauzan, Muhammad. (2020). Penanggulangan
Potensi Radikalisme melalui Penilaian Buku Pendidikan Agama Pada Sekolah
dan Madrasah. Tatar Pasundan: Jurnal Diklat Keagamaan, 14(1), 1–18.
https://doi.org/https://doi.org/10.38075/tp.v14i1.47.
Saepudin, A. (2019). Islam Indonesia: Dialog Dua Kebudayaan (Studi Perbandingan
Antara Budaya Islam dan Kepercayaan Kebatinan Asli Indonesia). Tatar
Pasundan: Jurnal Diklat Keagamaan, 13(2).
https://doi.org/https://doi.org/10.38075/tp.v13i2.26.
Sailendra, H. (2020). Jateng Diindikasi Jadi Pusat Pelatihan Radikalisme.
Halosemarang.Id. https://halosemarang.id/jateng-diindikasi-jadi-pusat-
pelatihan-radikalisme.
Sofanudin, Aji. (2017). Aktivitas Keagamaan Siswa dan Jaringan Mentoring Rohis

180 - PROGRAM GERAKAN LITERASI MA’ARIF…


Tatar Pasundan
Jurnal Diklat Keagamaan
PISSN 2085-4005; EISSN 2721-2866
Volume 15 Nomor 2 Tahun 2021

SMA Negeri di Kabupaten Sukoharjo, Jurnal SMART, 3 (1).


Sofanudin, Aji. (2020, December 17). "Cegah Radikalisme di SMA.
https://doi.org/10.31219/osf.io/7vx4u.
Sofanudin, Aji. "Cadar dan Ekspresi Keberagamaan". Tribun Jateng, 01/11/2017.
Sofanudin, Aji, dkk. (2020). Literasi Keagamaan dan Karakter Peserta Didik. Yogyakarta:
Diva Press.
Syahputra, I. (2020). Social Media Activities and the 212 Movement: The Indonesian
Ulema Council’s Perspective. Al-Jami’ah Journal of Islamic Studies, 58(2), 323–354.
https://doi.org/https://doi.org/10.14421/ajis.2020.582.323-354
Tim Penyusun Kementerian Agama RI. (2018). Tanyaa Jawab Moderasi Beragama.
Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.
Wahyu Egi Widayat, et.al. (2019). Penguatan Aswaja Annahdliyah Melalui Literasi
Kampus. Semarang: CV. Pilar Nusantara.
Widodo, Priyantoro; Karnawati. (2019). Moderasi Agama dan Pemahaman
Radikalisme di Indonesia. PASCA: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen,
15(2), 9–14. https://doi.org/https://doi.org/10.46494/psc.v15i2.61.

Hamidulloh Ibda & Aji Sofanudin - 181

Anda mungkin juga menyukai