Anda di halaman 1dari 11

UPAYA PENINGKATAN SIKAP MODERAT BAGI MURID TPA DARUL

MA'ARIF MELALUI SOSIALISASI MODERASI BERAGAMA DENGAN


MEMANFAATKAN MEDIA SERIAL ANIMASI

Deswita Ananta1 Diah Safitri2 Lucky Setiawan3 Septa Ria4 Mardotilla Wina Amanah5
1
deswitaananta220518@gmail.com, Manajemen Pendidikan Islam
2
safitridiah630@gmail.com, Hukum Keluarga Islam
3
luckysetiawan09660@gmail.com, Pendidikan Bahasa Inggris
4
septariamuaradua12@gmail.com, Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Islam
5
Mardotillawinaamanah2002@gmail.com, Perbankan Syariah

Kelompok 18 KKN UIN Raden Intan Lampung Tahun 2023

Abstrak

Program Pengabdian kepada Masyarakat dalam bentuk sosialisasi ini dilaksanakan atas
dasar kerjasama mahasiswa KKN UIN Raden Intan Lampung dengan pengelola TPA
Darul Ma'arif Kampung Lembasung Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way
Kanan Propinsi Lampung untuk memberikan pemahaman kepada murid TPA Daarul
Ma'arif tersebut mengenai moderasi beragama. Moderasi beragama mendorong lahirnya
kerukunan umat beragama dalam beraktivitas kehidupan sehari-hari, meskipun tidak
semua orang memahami moderasi beragama. Moderasi beragama juga menjadi media
penting bagi perkembangan kehidupan umat beragama ke depan. Tujuan kegiatan ini
adalah untuk membangun pemahaman tentang moderasi beragama bagi murid TPA
Darul Ma'arif. Pemahaman atas moderasi beragama penting bagi anak-anak agar menjadi
pribadi yang moderat sehingga dapat menjalankan aktivitasnya sehari-hari tanpa
menyinggung orang yang berbeda agama. Melalui generasi muda sebagai generasi
penerus bangsa, kerukunan umat beragama itu dapat terjalin. Pelaksanaan sosialisasi
dilaksanakan dengan memanfaatkan media yakni serial tayangan anak-anak yang
ditayangkan pada laptop. Hasilnya, murid TPA Daarul Ma'arif menjadi memiliki
pemahaman yg cukup baik tentang moderasi beragama setelah pelaksanaan kegiatan. Hal
tersebut ditunjukkan dengan kemampuan mereka menjelaskan apa moderasi beragama
itu. Kegiatan moderasi beragama bagi anak-anak penting dilakukan agar masyarakat
dapat hidup rukun dengan perbedaan agama yang ada.

Kata kunci: moderasi beragama, toleransi, sosialisasi, murid


Abstract

The Community Service Program in the form of outreach was carried out on the basis of
the cooperation of KKN students at UIN Raden Intan Lampung with the TPA Darul
Ma'arif TPA manager in Lembasung Village, Blambangan Umpu District, Way Kanan
Regency, Lampung Province to provide an understanding to the Daarul Ma'arif TPA
students regarding religious moderation. Religious moderation encourages the birth of
religious harmony in daily life activities, although not everyone understands religious
moderation. Religious moderation is also an important medium for the development of
religious life in the future. The purpose of this activity is to build an understanding of
religious moderation for TPA Darul Ma'arif students. An understanding of religious
moderation is important for children to become moderate individuals so that they can
carry out their daily activities without offending people of different religions. Through
the younger generation as the nation's next generation, religious harmony can be
established. The socialization was carried out by utilizing the media, namely children's
show series broadcast on laptops. As a result, Daarul Ma'arif TPA students have a fairly
good understanding of religious moderation after the implementation of the activity. This
is shown by their ability to explain what religious moderation is. Religious moderation
activities for children are important so that people can live in harmony with existing
religious differences.

Keywords: religious moderation, tolerance, socialization, students

PENDAHULUAN

Moderasi beragama adalah proses memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama


secara adil dan seimbang, agar terhindar dari perilaku ekstremis atau berlebih-lebihan saat
mengimplementasikan. Nilai moderasi agama sesungguhnya sudah terkandung dalam
ajaran agama yang menjadi mayoritas di Indonesia, yaitu Agama Islam. Selain itu,
moderasi beragama merupakan salah satu program prioritas pada Kementerian Agama
yang tertuang dalam RJPMN 2020-2024 dan Renstra Kemenag Tahun 2020-2024.

Kampung Lembasung adalah kampung yang hampir seluruh masyarakatnya menganut


agama Islam. Walaupun demikian, belum semua masyarakatnya memahami tentang
makna moderasi dalam beragama dan berbudaya, serta belum semua masyarakat dapat
menerapkan nilai moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari antar umat
seagama di Kampung Lembasung dan antar umat beragama terkhusus di luar
wilayah Kampung Lembasung.

Tulisan ini akan membahas tentang moderasi beragama pada anak-anak khususnya pada
murid TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) Darul Ma'arif Kampung Lembasung.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat telah mengikis secara
perlahan nilai-nilai moderasi beragama, khususnya bagi generasi muda. Generasi muda
cenderung disuguhkan dengan sesuatu yang instan, baik berupa informasi yang tidak
terfilter, hingga budaya asing yang memungkinkan mereka kehilangan kearifan lokal
sebagai salah satu benteng penguatan moderasi beragama.(Setiadi, 2023)

Hidayah dan Azizah dalam tulisannya menyebutkan bahwa moderasi beragama dapat
dilakukan sejak dini. Menurut mereka implementasi moderasi beragama bisa dilakukan
melalui kegiatan mengaji Al-Quran. Bukan berarti karna mayoritas penduduk kampung
Lembasung muslim nilai-nilai moderasi dan toleransi antar umat beragama tidak perlu di
ajarkan, justru harus diajarkan sejak dini agar di kehidupan kedepan nanti ketika mereka
ada pada situasi demikian mampu beradaptasi dengan baik. Sebab ketidakmampuan
dalam beradaptasi dengan cepat akan mengakibatkan ketertinggalan dan keterpurukan
bagi anak tersebut.(Pesantren & Era, 2022) Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) adalah
tempat yang tepat untuk mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama itu. Hal
penting yang perlu ditekankan dalam implementasi nilai-nilai moderasi beragama pada
TPA Darul Ma'arif adalah membangun kesadaran akan pentingnya nilai-nilai moderasi
beragama pada murid.(Rahmatika, 2021)

Anak-anak memiliki kemampuan untuk meniru apa yang dilihat atau dikenal dengan
proses imitasi. Proses imitasi terjadi ketika pengamat memiliki motivasi untuk
mempelajari, saat tanda-tanda atau elemen perilaku yang dipelajari itu hadir dan ketika
pengamat menampilkan perilaku yang diamatinya atau sudah menirukan apa yang
diamatinya dan meneguhkan perilaku yang diamatinya.(Subandy, 2005) Oleh sebab itu,
sosialisasi moderasi beragama kepada murid TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) Darul
Ma'arif diadakan dengan memanfaatkan serial tayangan anak-anak sebagai medianya,
pendekatan ini dirasa paling tepat untuk diterapkan kepada murid-murid TPA Darul
Ma'arif.
MASALAH DAN TARGET LUARAN

Moderasi beragama telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Nasional (RPJMN) 2020 – 2024. Urgensi moderasi beragama dengan pola kehidupan di
tengah keaneka ragaman agama dan budaya di Indonesia tentu harus disikapi dengan pola
sika, pola fikir, dan pola praktik yang benar. Setidaknya ada tiga tantangan dalam
kehidupan beragama di Indonesia, pertama yaitu berkembangnya cara pandang sikap dan
praktik yang berlebihan dalam beragama atau bisa disebut dengan aliran ektrim, kedua
berkembangnya klaim kebenaran dan pemaksaan kehendak atas tafsir agama yang
dipaksakan, sehingga hal ini menimbulkan pemahaman yang salah yang mengakibatkan
munculnya faham radikal. Dan yang ketiga berkembangnya semangat beragama yang
tidak selaras dengan kebangsaan dalam bingkai NKRI. (Wijaya, 2022)

Mentri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyebut bahwa penguatan moderasi beragama
bisa menjadi solusi atas munculnya permasalahan sosial keagamaan. Indonesia sebagai
negara multikultural dan multiagama, ditantang untuk mengelola keragaman dan
permasalahan sosial keagamaan. Belakangan, ada beberapa orang yang memiliki
pemikiran keagamaan eksklusif dan ekstrem. Mereka mengklaim kebenaran hanya untuk
dirinya sendiri dan menyalahkan orang lain. Hal ini menimbulkan ketegangan di
masyarakat dan mengancam kerukunan intra dan antar umat beragama di Indonesia.
Tentu, hal ini dibutuhkan pola penguatan yang benar dalam beragama seperti yang telah
diajarkan langsung oleh Rasulullah melalui Alquran dan Hadisnya. Untuk menguatkan
toleransi beragama setidaknya ada tiga item yaitu akseptasi, rekognisi, serta inklusi.
(Efendi, 2021)

Kampung Lembasung adalah kampung yang hampir seluruh masyarakatnya menganut


agama Islam. Walaupun demikian, belum semua masyarakatnya memahami tentang
makna moderasi dalam beragama dan berbudaya, serta belum semua masyarakat dapat
menerapkan nilai moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari antar umat
seagama di Kampung Lembasung dan antar umat beragama terkhusus di luar
wilayah Kampung Lembasung. Hidayah dan Azizah dalam tulisannya menyebutkan
bahwa moderasi beragama dapat dilakukan sejak dini. Oleh sebab itu, diadakanlah
sosialisasi moderasi beragama kepada murid TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) Darul
Ma'arif. Pelaksanaan sosialisasi dilaksanakan dengan memanfaatkan media yakni serial
tayangan anak-anak yang ditayangkan pada laptop. Tujuan kegiatan tersebut yakni murid
TPA Daarul Ma'arif menjadi memiliki pemahaman yg baik tentang moderasi beragama,
ditandai dengan mampu bersikap toleran atau menghargai perbedaan agama yang ada.
METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan sosialisasi moderasi beragama bagi murid TPA Daarul Ma'arif
dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

A. Persiapan Awal
1. Perencanaan: Tim perencana akan mengidentifikasi tujuan sosialisasi, pesan-
pesan moderasi beragama yang ingin disampaikan, serta karakteristik audiens
(murid TPA) yang akan dituju.

B. Pelaksanaan Sosialisasi di TPA Darul Ma'arif


1. Pengenalan Materi: Murid TPA akan diperkenalkan dengan konsep moderasi
beragama dan tujuan sosialisasi melalui pendekatan yang sesuai dengan tingkat
usia mereka.
2. Penayangan Video Serial Animasi: Video animasi akan ditayangkan. Setiap
episode akan diikuti dengan diskusi untuk memastikan pemahaman murid
terhadap pesan yang disampaikan.

C. Evaluasi dan Umpan Balik


1. Kegiatan Evaluasi: Setelah selesai menonton video animasi, murid akan diminta
untuk berpartisipasi dalam sesi evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman
mereka terhadap moderasi beragama.
2. Umpan Balik: Guru dan pengelola TPA akan mengumpulkan umpan balik dari
murid mengenai efektivitas video animasi, aspek-aspek yang disukai, dan potensi
perbaikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian Moderasi Beragama

Moderasi asal mulanya dari bahasa Latin moderatio, artinya ke-sedang-an (tidak
berlebihan juga tidak kekurangan). Moderat juga dimaknai sebagai pengendalian diri dari
sikap yang berlebihan dan kekurangan. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
terdapat dua makna moderasi, yaitu mengurangi kekerasan dan menghindari keekstreman.
Jika ada yang berkata, “orang itu bersikap moderat,” itu artinya orang tersebut bersikap
biasa saja, wajar dan tidak ekstrem.(Kementerian Agama RI, 2019) Moderasi beragama
juga diartikan sebagai sikap yang seimbang dalam rangka menerapkan perintah agama,
baik kepada sesame pemeluk agama Islam, maupun antar pemeluk agama. Sikap
moderasi tidak begitu saja hadir, namun dapat diciptakan dengan cara membangun
pengetahuan dengan baik, serta menerapkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan
tuntutan agama yang benar.(Qasim, 2020) berada di tengah. Bukan di kanan ataupun kiri.
Bukan menghadapi ekstrem kanan saja, sehingga diidentikkan dengan liberal/ kiri. Hal ini
salah, tetapi selalu mengajak pada kelompok kanan dan kiri untuk berbuat adil dan penuh
keseimbangan. Pandangan yang moderat harus merespons kelompok kanan dan kiri, yang
harus dilihat dari sisi negatif dan ditarik pada tengahtengah agar bisa merealisasikan nilai-
nilai yang imbang dan saling menghormati.(Ma‟arif, 2020) Sesuatu yang sama jangan
sampai dibeda-bedakan, begitu pun sebaliknya, adanya perbedaan jangan sampai
disamakan. Sehingga dapat saling menghargai dengan keanekaragaman menjadi sesuatu
yang indah. Muncul sikap-sikap yang adil, saling menyayangi dan toleransi.

Landasan Moderasi Beragama

Moderasi beragama adalah sebuah nilai yang paling cocok dijalankan untuk kemaslahatan
di Indonesia. Nilai karakter moderat, adil, dan seimbang dijadikan sebagai kunci untuk
mengelola keanekaragaman bangsa Indonesia. Setiap masyarakat mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dan setara dalam mengembangkan kehidupan bersama yang
harmonis dalam rangka membangun bangsa dan negara.(Kementerian Agama RI, 2019)
Agama telah memperhatikan hal ini sejak dahulu. Islam menyebut umatnya dengan
„ummatan wasathan‟ sebagai sebuah harapan agar mereka dapat tampil menjadi umat
pilihan yang selalu bersikap menengahi atau adil. Islam begitu kaya dengan istilah konsep
moderasi yang dibahasakan dengan kata lain yang beragam. Seperti pada al-Qur‟an surat
Al-Baqarah: 143.

ۤ
َ‫اس َويَ ُكوْ نَ ال َّرسُوْ ُل َعلَ ْي ُك ْم َش ِه ْيدًا ۗ َو َما َج َع ْلنَا ْالقِ ْبلَةَ الَّتِ ْي ُك ْنت‬ ِ َّ‫َوك َٰذلِكَ َج َع ْل ٰن ُك ْم اُ َّمةً َّو َسطًا لِّتَ ُكوْ نُوْ ا ُشهَدَا َء َعلَى الن‬
َ‫َت لَ َكبِ ْي َرةً اِاَّل َعلَى الَّ ِذ ْينَ هَدَى هّٰللا ُ ۗ َو َما َكان‬ ْ ‫َعلَ ْيهَٓا اِاَّل لِنَ ْعلَ َم َم ْن يَّتَّبِ ُع ال َّرسُوْ َل ِم َّم ْن يَّ ْنقَلِبُ ع َٰلى َعقِبَ ْي ۗ ِه َواِ ْن كَان‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫ف َّر ِح ْي ٌم‬ٌ ْ‫اس لَ َرءُو‬ ِ َّ‫ُض ْي َع اِ ْي َمانَ ُك ْم ۗ اِ َّن َ بِالن‬ ِ ‫ُ لِي‬

Artinya:

Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan40) agar
kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi
saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menetapkan kiblat (Baitulmaqdis) yang (dahulu)
kamu berkiblat kepadanya, kecuali agar Kami mengetahui (dalam kenyataan) siapa yang
mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sesungguhnya (pemindahan kiblat)
itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Allah tidak
akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang kepada manusia. Al-Baqarah [2]:143

Ayat tersebut memberikan arti bahwa, atribut wasathiyyah yang kaitkan pada sebuah
warga muslim harus ditempatkan dalam permasalahan hubungan masyarakat dengan
warga lain. Oleh karena itu, jika wasath dipahami pada permasalahan moderasi, ia
menuntut umat Islam menjadi saksi dan sekaligus disaksikan, agar menjadi teladan bagi
umat lain. Pada waktu yang sama mereka memandang Nabi Muhammad SAW sebagai
teladan yang patut ditiru sebagai saksi yang membenarkan dari seluruh tingkah lakunya.

Gambar 1 Sosialisasi Moderasi Beragama Melalui Media Serial Animasi

Upaya promosi moderasi beragama menjadi fokus utama dalam kebijakan Kementerian
Agama. Berbagai strategi dilakukan secara rasional dan sistematis agar sikap dan
perilaku beragama yang moderat mampu menjadi karakter dan ruh dalam berbangsa dan
bernegara. Sementara itu, wacana moderat juga telah lama dan menjadi implementasi
bersama, meski hanya dalam lingkup individual, tetapi hal tersebut sebagai landasan awal
dalam mengimplementasikan moderasi beragama dalam lanskap yang lebih luas. Strategi
Kementerian Agama dalam mengimplementasikan moderasi beragama juga dilakukan
dengan adanya surat edaran untuk mendirikan rumah moderasi beragama di setiap
universitas. Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
B-3663.1/Dj.I/BA.02/01/2019 tertanggal 29 Oktober 2019 Tentang Edaran Rumah
Moderasi Beragama merupakan sebuah upaya dalam membentengi adanya paham
radikal yang massif. Hal ini menjadi bukti bahwa Kementerian Agama fokus dan
konsisten dalam mengaplikasikan moderasi beragama di berbagai sektor, terutama di
lingkungan perguruan tinggi Islam.(Taufiq & Alkholid, 2021) Oleh sebab itu sebagai
upaya mendukung program kemenag mahasiswa KKN Kampung Lembasung dari UIN
Raden Intan Lampung mengadakan kegiatan sosialisasi moderasi beragama. Membangun
toleransi umat beragama di Indonesia saat ini menjadi hal yang sangat penting dilakukan
guna mencegah dan mengurangi fenomena intoleransi yang terjadi.(Kholidah et al.,
2023)

Internet berpengaruh pada meningkatnya intoleransi pada generasi milenial atau generasi
Z, sikap moderat justru lebih dimiliki oleh siswa yang tidak memiliki akses internet.
Sebanyak 84,94% memiliki akses internet dan 15,06% tidak memiliki akses internet dan
sebanyak 54,37% siswa belajar pengetahuan tentang agama dari internet. (Alifa Nur
Fitri, 2022) Dari penelitian tersebut ada tantangan untuk meningkatkan nilai moderasi
pada generasi muda, internet memiliki peran penting dalam pengetahuan agama.
Berdasarkan penjelasan di atas, moderasi beragama sangat penting untuk ditanamkan
sejak dini di kalangan anak-anak. Berbagai metode dan media dapat digunakan dalam
menanamkan nilai moderasi beragama. Perlu adanya suatu inovasi kekinian yang mampu
memanfaatkan teknologi itu sendiri, guna menabur informasi atau konten yang positif,
salah satunya mensosialisasikan secara intens konsep-konsep moderasi beragama dengan
memanfaatkan media digital.(Kholidah et al., 2023) Sejalan dengan hal tersebut
pelaksanaan kegiatan sosialisasi moderasi beragama di TPA Darul Ma'arif dilakukan
dengan memanfaatkan media tayangan anak-anak, dimana video animasi ditayangkan
melalui laptop kemudian diikuti dengan diskusi untuk memastikan pemahaman murid
terhadap pesan yang disampaikan.

Tiga hal yang perlu dimiliki dalam penerapan moderasi beragama dalam kehidupan
sehari- hari yaitu pengetahuan yang benar dan luas, kemampuan untuk mengendalikan
dan menyeimbangkan emosi dan kewaspadaan dan kehati-hatian. Ada beberapa pilar
penting dalam moderasi beragama yaitu pilar keadilan, pilar keseimbangan dan pilar
toleransi. Toleransi merupakan karakter yang bisa mendukung terwujudnya kerukunan,
bentuk toleransi adalah perilaku menghargai adanya perbedaan suku, agama, ras, bahasa,
antar golongan agama, gender dan pendapat yang berbeda. Sebagaimana tayangan serial
anak-anak yang ditampilkan pada kegiatan sosialisasi tersebut mengandung pesan moral
yang mengajarkan mengenai pentingnya toleransi antar umat beragama yang ditunjukan
dalam kehidupan sehari-hari.(Alifa Nur Fitri, 2022)
Kegiatan sosialisasi tersebut tidak berhenti pada kegiatan menonton drama serial anak-
anak saja, melainkan akan ada kegiatan evaluasi atau umpan balik setelah menonton
tayangan anak-anak tersebut, dimana nantinya akan ada pertanyaan-pertanyaan yang
mengarah pada pengukuran pemahaman mereka terhadap apa yang disampaikan pada
tayangan anak-anak tersebut.

KESIMPULAN

Sosialisasi moderasi beragama bagi murid TPA Darul Ma'arif Desa Lembasung
Kecamatan Balmbangan Umpu berjalan dengan lancar. Murid-murid mampu memahami
moderasi beragama yang ditunjukkan dengan kemampuan mereka menjawab pertanyaan
yang diberikan dalam sesi akhir pelaksanaan sosialisasi. Metode pemahaman moderasi
beragama melalui media tayangan anak-anak ini memiliki keunggulan, yakni murid-
murid menjadi antusias untuk menyimak karenda disuguhkan dengan tayangan yang
mereka sukai dan juga sesuai dengan usia merek Meskipun demikian, metode sosialisasi
moderasi beragama melalui kegiatan tersebut juga terdapat kekuarangan, seperti
terbatasnya fasilitas untuk menayangkan drama tayangan anak-anak, sehingga kita
menggunakan fasilitas seadanya dan sedikit kurang maksimal.

SARAN:

Harapannya sosialisasi dan penanaman nilai moderasi beragama ini dapat terus
dijalanankan secara rutin. Meskipun mayoritas penduduk Kampung Lembasung adalah
Muslim, bukan berarti budaya toleransi dan menghargai agama yang berbeda tidak perlu
diajarkan pada anak-anak. Justru harus diajarkan sejak dini agar ketika nanti mereka
berada di situasi dan lingkungan yang demikian mereka sudah dapat menyesuaikan diri
dan mampu mengimplementasikan sikap menghargai atau loteransi terhadap agama yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Alifa Nur Fitri. (2022). Moderasi Beragama dalam Tayangan Anak-anak :


Analisis Isi Tayangan Nussa dan Rara Episode Toleransi. Jurnal SMaRT,
08(01), 129–146.

Efendi, M. A. (2021). Menag Sebut Moderasi Beragama Solusi Masalah Sosial


Keagamaan. Kemenag.Go.Id. https://kemenag.go.id/nasional/menag-sebut-
moderasi-beragama-solusi-masalah-sosial-keagamaan-2a9cun

Kementerian Agama RI. (2019). Moderasi Beragama. adan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama R.

Kholidah, D. R., Badruttamam, C. A., & Hamidah, A. (2023). Sosialisasi Nilai


Moderasi Beragama Melalui Media Poster Digital Terhadap Sikap
Intoleransi Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Masyarakat, 4(1), 155–162.

Ma‟arif, S. (2020). Sekolah Harmoni Restorasi Pendidikan Moderasi Pesantren.


CV Pilar Nusantara.

Pesantren, P., & Era, D. I. (2022). SOSIALISASI PENTINGNYA STUDI


LANJUT KE PERGURUAN TINGGI BAGI SANTRI Abstrak. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(2), 97–103.

Qasim, M. (2020). Membangun Moderasi Beragama Umat Melalui Integrasi


Keilmuan (. Alauddin University Press.

Rahmatika. (2021). Implementasi Nilai-nilai Moderasi Beragama dalam TPQ


melalui kegiatan Mengaji Al-Qur’an di TQ Nurul Khikmah. Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 1(2), 159–167.

Setiadi, O. (2023). Sosialisasi Moderasi Beragama Bagi Siswa di Desa Rahtawu


Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. Jurnal Masyarakat Madani Indonesia,
2(1), 33–40.

Subandy. (2005). Representasi Simbolik Film Kartun "Dora the Explores:


Etnographic Content Analysis. Mediator. Jurnal Komunikasi, 8(2), 377–388.

Taufiq, F., & Alkholid, A. M. (2021). Peran Kementerian Agama dalam


mempromosikan moderasi beragama di era digital. 41(2), 134–147.

Wijaya, A. (2022). TIGA TANTANGAN DALAM MODERASI BERAGAMA.


Uinmalang.Ac.Id. https://uin-malang.ac.id/r/221201/prof-umi-sumbulah-tiga-
tantangan-dalam-moderasi-beragama.html

Anda mungkin juga menyukai