Anda di halaman 1dari 15

DIDIKAN SUBUH PADA MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH

AWALIYAH (MDTA) AS-SALAM DI PEKANBARU

NUR HIDAYAH
Email: nurhidayah24942@gmail.com

Pembimbing Dra. Risdayati, M.Si

Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Riau

Kampus bina widiya jl. H.R. Soebrantas Km 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293-Telp/Fax 0761-
63277

ABSTRAK
Studi ini tentang “Didikan Subuh Pada Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) AS-Salam di
Pekanbaru”. Rumusan masalah yaitu Bagaimana sosialisasi nilai-nilai agama melalui kegiatan didikan
subuh pada anak di Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) As-Salam di Pekanbaru?
Bagaimana pengaruh dari nilai-nilai agama dalam kegiatan didikan subuh terhadap pola perilaku anak di
Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) As-Salam di Pekanbaru? Penelitian ini dengan tujuan
untuk menjelaskan tentang bagaimana proses sosialisasi dan pengaruh terhadap perilaku anak, santri/wati
setelah tamat dari MDTA As-Salam. Metode yang digunakan kualitatif. Subjek dalam penelitin ini adalah
sebanyak 8 anak. Teknik pengumpulan data yaitu (document),observasi(observation) dan wawancara
(interview). Dalam proses sosialisasi di MDTA As-Salam tidak ada kendala, semua berjalan lancar dan
mudah yang ada hanya masalah anak-anak dalam belajar,dan ini sangat berpengaruh terhadap apa yang
didapatkan anak terhadap perilaku,baik itu dalam hal melaksanakan sholat, ngaji, akhlak, serta hafalan
baca doa/surat pendek yang diajarkan.apakah semua itu dicerna dan dipraktekkan?,atau hanya sekedar
dipraktekkan dilingkungan sekolah saja sedangkan keluar dari sekolah tidak lagi dipraktekkan. Sesuai
dengan teori sosialisasi, nilai, serta agama yang dapat mempengaruhi terhadap perilaku anak tersebut.

Kata Kunci: Sosialisasi, MDTA Didikan Subuh, Perilaku, Anak

JOM FISIP VOLUME 4 NO.1 – FEBRUARI 2017 Page 2


THE DAWN EDUCATION OF THE AS-SALAM MADRASAH DINIYAH
TAKMILIYAH AWALIYAH (MTDA) IN PEKANBARU

NUR HIDAYAH
Email: nurhidayah24942@gmail.com

Supervisor Dra. Risdayati, M.Si

Department of Sociology
Faculty of Social and Political Sciences
University of Riau

Campus of Bina Widya H.R Soebrantas Street 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28293
Telp/Fax 0761-63277

ABSTRACT

The research about " Dawn Education of the As-Salam Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah
(MDTA) in Pekanbaru." Formulation of the problem that how the dissemination of religious
values through education of the dawn of Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) As-
Salam in Pekanbaru? How the influence of religious values in the activity patterns of children
behaviour in Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) As-Salam in Pekanbaru? This
research aims to explain about how the process of socialization and the effect on the child's
behavior, students after graduating from MDTA As-Salam. The research used Qualitative
methods. The subject in this study is as much as eight children. There are some techniques of
Data collection that document, observation and interview. The result of this research shows that
there is no problems of process of socialization in MDTA As-Salam, everything went smoothly
and easily. But, only the problem of the children in the study, and the effect on what brings the
child against the behaviour, be it in terms of implementing the prayers, the Qur’an, as well as
akhlaq, memorizing prayers/surah read taught. Whether it was all digested and aplicated? or only
practiced just in school surroundings while out of school is no longer in practise. In accordance
with the theory of socialization, religion, and values that can affect the child's behavior.

Keywords: Socialization, MDTA, Dawn Education, Behavior, Children

JOM FISIP VOLUME 4 NO.1 – FEBRUARI 2017 Page 3


BAB I PENDAHULUAN dengan tujuan agar lebih menambah dan
memahami nilai-nilai agama dan moral,
1.1 Latar Belakang selain didapatkan anak dalam keluarga atau
Menghadapi era globalisasi yang serba rumah. Selain itu, pendidikan sekolah
modren seperti sekarang ini, kemajuan TPA/MDA dengan adanya program didikan
teknologi dan informasi semakin terbuka subuh ini juga adalah suatu kegiatan yang
lebar tanpa adanya batas mana yang baik wajib untuk anak, selain untuk pembentukan
dan mana yang buruk. Sehingga kepribadian, itu juga sebagai salah satu sarat
mengakibatkan dampak yang untuk memasuki sekolah lanjutnya, seperti
ditimbulkannya pun semakin kompleks. sekolah dasar (SD) sampai sekolah
Salah satu akibat yang dirasakannya adalah menengah atas (SMA), dengan alasan dan
semakin berat tugas yang diemban orang tujuan agar anak memilki pondasi yang kuat
khususnya dalam hal mengasuh anak dan dalam menjalani kehidupan sosialnya, salah
sosialisasi. Perumahan Melur Permai satunya berkaitan dengan hal tentang
Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan keagamaan. Di Perumahan Melur Permai
Tampan Pekanbaru, dengan mayoritas Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan
penduduk yang beragama islam. Didalam Tampan Pekanbaru, meskipun lokasinya
lingkungan masyarakat tidak akan pernah termasuk berada di pusat kota pekanbaru,
lepas dari yang namanya suatu kebiasaan. masyarakatnya disini jika dilihat secara
Salah satunya kebiasaan yang dilakukan kasat mata, mayoritas beragama muslim,
adalah dalam hal keagamaan, seperti dari berbagai suku, (suku minang, batak),
(sosialisasi mengajak anak untuk sholat, masyarakatnya masih tergolong kepada
mengaji, dan dalam hal agama lainnya). masyarakat yang bertegur sapa, baik dan
Begitu pula, dalam keluarga, setiap orang ramah, sifat gotong royongnya masih tinggi,
tua berbagai macam bentuk pengajaran kerja samanya masih tinggi, tingkat
pendidikan keagamaan yang berbeda untuk keamanan nya bagus, contohnya seperti,
anak-anak mereka didalam keluarga peneliti tidak pernah mendengar kabar
tersebut, yaitu melalui sosialisasi. Dalam terjadinya kemalingan di sekitar perumahan.
sekolah TPA dan MDA ini ada suatu Seperti contohnnya, setiap minggu subuh
program yang di buat satu kali dalam atau 1 kali dalam seminggu anak umur 4
seminggu, yang di laksankan pada minggu sampai 11 tahun melakukan program
pagi selama lebih kurang 1 jam, yang di kegiatan tambahan dari sekolah TPA/MDA
mulai dari jam 6 sampai jam 7 pagi, yang pengajian di Mesjid atau yang di kenal
dinamakan dengan program didikan Subuh. dengan didikan subuh. Peneliti ingin
Didikan subuh ini adalah suatu program meneliti tentang apa yang didapatkan anak,
tambahan yang di buat untuk menambah dan berpengaruh atau tidaknya pada
kegiatan proses belajar mengajar bagi untuk perkembangan anak dalam beragama setelah
menambah ilmu agama. Di didikan subuh, melakukan kegiatan didikan subuh dari
adanya kegiatan belajar proses sosialisasi salah satu program dari kegiatan sekolah
belajar cara azan yang baik dan benar, baca TPA/MDA tersebut, atau anak hanya
Al-Qur’an, baca doa, baca bacaan sholat, melakukannya karena untuk memenuhi
serta di ajarkan bagaimana cara berperilaku persaratan untuk mengikuti sekolah lanjut
akhlak yang baik kepada orang tua maupun saja.
kepada sesama/orang lain. Dengan adanya Melalui proses-proses sosialisasi nilai-nilai
kegiatan tersebut, hal ini mendapat respon agama mempunyai pengaruh besar dalam
baik dari orang tua, yang dilihat dengan perkembangan kepribadian anak itu sendiri,
banyaknya orang tua memasukkan anaknya

JOM FISIP VOLUME 4 NO.1 – FEBRUARI 2017 Page 2


salah satunya dari proses sosialisasi guru didikan subuh, serta proses penanaman
yang didapatkan di TPA/MDA dari program nilai nilai moral pada anak.
kegiatan setiap subuh pagi minggu yaitu
didikan subuh tersebut. Berdasarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA
penyataan demikian peneliti tertarik untuk
2.1 Sosialisasi
melakukan penelitian yang berjudul:
“Didikan Subuh Pada Madrasah Diniyah 2.1.1 Pengertian Sosialisasi
Takmiliyah Awaliyah (MDTA) As-Salam
di Pekanbaru” Secara sederhana sosialisasi dapat di artikan
1.2 Rumusan masalah sebagai proses belajar dari seseorang atau
1. Bagaimana sosialisasi nilai-nilai agama sekelompok orang untuk mengenali pola-
melalui kegiatan didikan subuh pada pola hidup, nilai-nilai norma sosial agar
anak di Madrasah Diniyah Takmiliyah dapat menjadi pribadi yang baik. Sosialisasi
Awaliyah (MDTA) As-Salam di merupakan proses membimbing individu
Pekanbaru? kedalam dunia sosial. Sosialisasi dilakukan
2. Bagaimana pengaruh dari nilai-nilai dengan mendidik tentang kebudayaan yang
agama dalam kegiatan didikan subuh dimiliki dan diikuti agar ia menjadi anggota
terhadap pola perilaku anak di yang baik di dalam masyarakat. Sosialisasi
Madrasah Diniyah Takmiliyah dapat juga diartikan sebagai proses belajar,
Awaliyah (MDTA) As-Salam di bertingkah laku, serta kebiasaan dalam
Pekanbaru? kebudayaan, keterampilan-keterampilan
1.3 Tujuan sosial, berbahasa, bergaul, berpakaian, cara
1. Untuk mengetahui sosialisasi nilai-nilai makan dan sebagainya. Melalui sosialisasi
agama melalui didikan subuh pada anak seorang anak merasakan perlakuan dan
di Madrasah Diniyah Takmiliyah memperlakukan, sehingga ia dapat
Awaliyah (MDTA) As-Salam di mengenal dirinya dan masyarakatnya untuk
Pekanbaru memperoleh Self Concept tentang diri.
2. Untuk mengetahui pengaruh dari nilai-
nilai agama dalam kegiatan didikan 2.1.2 Proses Sosialisasi
subuh terhadap pola perilaku anak di a. Sosialisasi primer
Madrasah Diniyah Takmiliyah Sosialisasi primer adalah sosialisasi pada
Awaliyah (MDTA) As-Salam di tahap-tahap awal kehidupan seseorang
Pekanbaru. sebagai manusia. Ini terjadi pada usia di
1.4 Manfaat Penelitian bawah 5 tahun. Pada saat sosialisasi primer
1. Manfaat Teoritis seorang anak akan dapat mengenal
a. Dapat memberikan kontribusi untuk lingkungan dekatnya. Misalnya, ibu, ayah,
guru dan orang tua dalam proses kakak,adik, kakek, nenek, teman sebaya dan
penanaman nilai nilai moral pada anak. bahkan dirinya sendiri.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan bahan pemikiran untuk b. Sosialisasi sekunder
pengambilan kebijakan yang tepat,
dalam proses penanaman nilai nilai Sosialisasi sekunder adalah proses
moral pada anak, dan membantu sosialisasi berikutnya yang meperkenalkan
menciptakan networking institutions individu kedalam lingkungan diluar
diantara TPA/MDA dalam program keluarganya, seperti sekolah, lingkungan
bermain dan lingkungan kerja. Ini semua
akan terjadi setelah sosialisasi primer

JOM FISIP VOLUME 4 NO.1 – FEBRUARI 2017 Page 3


berlangsung. Namun sosialisasi primer Sosialisasi partisipatif adalah sosialisasi
merupakan dasar dari sosialisasi sekunder. yang berupa rangsangan tertentu agar
Jika dalam sosialisasi itu berperan adalah pihak yang tersosialisasi mau melakukan
orang tua maka, dalam sosialisasi sekunder suatu tindakan, misalnya hadiah (reward).
adalah orang lain. Hal ini dapat dibuktikan Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
bahwa setelah umur 5 tahun atau lebih 1. Memberikan imbalan bagi perilaku yang
seorang anak akan memperluas baik. Hal ini dapat dilihat dari berbagai
pergaulannya. macam pengahrgaan yang baik diberikan
kepada orang-orang berprestasi,
2.1.3 Agen Sosialisasi sehingga pengahargaan ini dijadikan
a. Keluarga sebagai perangasang agar orang yang
b. Kelompok pertemanan melakukan sesuatu itu sesuai dengan
c. Lingkungan sekolah/pendidikan kehendak yang memberikan
d. Lingkungan masyarakat pengahrgaan. Misalnya, wali kelas/guru
2.1.4 Pola sosialisasi memberikan hadiah bagi anak atau siswa
yang juara kelas di kelasnya.
Dalam pelaksanaanya, sosialisasi dilakukan
2. Hukuman dan imbalan simbolis.
dengan cara :
Hukuman tidak hanya sekadar
a. Sosialisasi represif memberikan perlakuan ketidaknyamanan
Sosialisasi represif adalah sosialisasi kepada pelanggar saja, melainkan
yang di dalamnya terdapat sanksi jika terdapat tujuan-tujuan tertentu seperti
pihak-pihak yang tersosialisasi seperti membuat pelanggar menjadi jera
anak atau masyarakat melakukan sehingga tidak mengulangi lagi
pelanggaran. kesalahan yang telah dilakukannya.
Adapun ciri-cirinya: 3. Otonomi pihak yang disosialisasikan.
1. Menghukum perilaku yang di anggap Misalnya, seorang anak diberikan
keliru. kebebasan untuk memilih jalan hidupnya
2. Hukuman dan imbalan (punish dan sendiri sebab orang tahu bahwa
reward). dominasi orang tua justru akan
3. Kepatuhan anak. Aturan-aturan orang menyebabkan anak tidak kreatif untuk
tua di dalm suatu keluarga menjadi memilih jalan hidupnya.
sesuatu hal yang mutlak untuk dipatuhi 4. Komunikasi sebgai interaksi. Dalam
oleh anak. interaksi terdapatnya hubungan timbal
4. Komunikasi sebagai perintah. balik (take and give) ada yang menerima
5. Sosialisasi berpusat pada orang tua. dan memberi.
Orang tua biasanya sering dianggap 5. Sosialisasi berpusat pada anak.
sebagai pusat kebenaran didalam Sosialisasi ini biasanya terjadi di dalam
keluarga, sehingga apa yang dikatakan suatu keluarga yang orang tuanya
oleh orang tua selalu benar. memiliki kesadaran akan kejiwaan anak,
6. Anak memperhatikan keinginan orang sehingga orang tuanya lebih
tua. Poin ini sering terwujud dalam pola- menyesuaikan keinginannya kepada
pola pekerti anak yang ingin berbakti keinginan anak. Misalnya, keinginan
kepada orang tua sebagai unsur balas anak di ikuti oleh orang tuanya.
budi karena orang tua telah 6. Orang tua memperhatikan keinginan
membesarkan dam mendewasakannya. anak. Artinya, setiap keputusan keluarga
b. Sosialisasi partisipatif meminta pendapat anak-anaknya apakah

JOM FISIP VOLUME 4 NO.1 – FEBRUARI 2017 Page 4


keputusan keluarga tersebut cocok atau 2. Kehidupan emosional atau evaluasi
tidak menurut anak. terhadap suatu objek.
7. Keluarga merupakan kerja sama ke arah 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend
tujuan (generalized order). Bentuk tobehave)
sosialisasi terjadi ketika dalam suatu
keluarga sedang berkumpul-kumpul di 3. Tindakan (practice)
ruang keluarga. Misalnya, sedang Seperti telah disebutkan di atas bahwa
makan, liburan dan sebagianya. sikap adalah kecenderungan untuk
2.2 Konsep Pendidikan bertindak (praktik). Sikap belum tentu
terwujud dalam bentuk tindakan. Untuk
Pendidikan adalah suatu usaha sadar mewujudkan sikap menjadi suatu tindakan
terencana untuk mewujudkan proses belajar diperlukan faktor pendukung atau suatu
mengembangkan potensi diri, menambah kondisi yang memungkinkan, seperti
pengalaman kemampuan agar menjadi fasilitas atau sarana dan prasarana. Setelah
manusia yang berakal, berkerakter, seseorang mengetahui, kemudian
bermoral, bermartabat serta menjadi mengadakan penilaian atau pendapat
manusia seutuhnya. Pendidikan agama terhadap apa yang diketahui, proses
sangat berperan terhadap perilaku siswa, selanjutnya diharapkan ia akan
karena dalam agama memberikan melaksanakan atau mempraktekkan apa
pembelajaran tentang cara beribadah, yang diketahui atau disikapinya (dinilai
bergaul dan sebagainya. baik).
2.2 Konsep Perilaku Kerangka Berfikir:
Independen Dependen
Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh
organisme tersebut baik dapat diamati secara Sosialisasi
langsung maupun tidak langsung. Perilaku
didikan
Anak
subuh –
Bentuk Perilaku
Represif
1. Pengetahuan (knowledge)
Adapun fokus dari penelitian ini, peneliti
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan fokus meneliti atau pun melihat terhadap
ini terjadi setelah orang melakukan lima cara sosialisasi nilai agama terhadap
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. anak yaitu:
Penginderaan terjadi melalui panca indra
manusia. Pengetahuan atau kognitif 1. Sosialisasi terhadap nilai ibadah sholat 5
merupakan domain yang sangat penting lima waktu dengan baik dan benar
dalam membentuk tindakan seseorang (overt 2. Sosialisasi nilai ibadah dalam cara
behaviour). membaca doa
3. Sosialisasi dalam membaca Al-Qur’an
2. Sikap (attitude) 4. Sosialisasi dalam berperilaku akhlak yang
baik terhadap kedua orang tua dan
Alport (1954) yang dikutip Notoatmodjo
sesama/orang lain serta guru.
(2007) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok yaitu 2.4 Defenisi Operasional
Konsep teoritis yang dikemukakan masih
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dankonsep
bersifat umum. Oleh karena itu perlu
terhadap suatu objek
dioperasionalkan secara spesifik supaya

JOM FISIP VOLUME 4 NO.1 – FEBRUARI 2017 Page 5


dapat memberikan landasan konkrit untuk - Anak dibilang baik apabila dia
melaksanakan penelitian. Kajian ini lebih membaca Al-Qur;an setiap hari,
menekankan kepada narasi deskriptif yaitu - sedangkan kurang baik berarti tidak
menceritakan suatu fenomena yang akan rutin membaca Al-Qur’an,
diteliti. Adapun konsep operasionalnya - dan tidak baik, anak tidak sama sekali
adalah sebagai berikut: belajar atau malas mengulangi
membaca Al-Qur’an.
1. Sosialisasi, Adalah suatu proses 4. Perilaku tentang Akhlak Perilaku
penyesuaian diri dengan nilai dan norma Sosial
dalam kelompoknya, sehingga seorang a. Ahklak kepada orang tua
atau individu tersebut bisa memiliki - Anak dikatakan baik apabila dia
suatu kepribadiaan dalam berperilaku berperilaku baik menghormati kepada
dikehidupannya sehari-hari. kedua orang tua.
2. Pola sosialisasi, Adalah proses - Anak dikatakan kurang baik apabila
penurunan nilai-nilai dan norma yang kadang-kadang dia berperilaku
diberikan baik itu melalui orang tua, kurang baik kepada orang tua.
serta lembaga pendidikan dalam hal hal - Sedangkan tidak baik anak, anak
untuk menjadikan generasi yang lebih berperilaku tidak baik kepada orang
baik kedepannya. tua, tidak sedikit pun mendengar apa
a. Pola Refresif adalah sosialisasi yang yang dinasehati orang tua atau suka
didalamnya terdapat sanksi jika pihak melawan kedua orang tua.
yang tersosialisasikan (anak) melakukan b. Akhlak kepada orang lain
pelanggaran. - Baik: apabila anak saling
b. Pola Partisipasif, adalah sosialisasi menghormati antar sesama, tegur sapa
yang berupa rangsangan agar pihak yang baik, bertutur kata dan sopan
tersosialisasi (anak) mau melakukan terhadap sesama.
suatu tindakan. Contoh, memotivasikan - Kurang baik: apabila anak kadang-
akan agar belajar dengan baik,rajin, dan kadang bertutur kata dengan baik dan
sebgai imbalannya di kasih hadiah kadang-kadang tidak.
(reward) dari pendidiknya. - Tidak baik: apabila anak tidak ada
3. Perilaku tentang ahlak nilai agama anak, rasa ingin berkawan dan tidak
yaitu perbuatan atau tingkah laku anak bertutur sapa dengan orang lain atau
yang sesuai dengan ajaran agama islam dikatakan sombong.
dalam proses sosialisasi di lembaga
pendidikan TPA/MDA dari program BAB III METODE PENELITIAN
kegiatan (Didikan Subuh). Dilihat dari: 3.1 Lokasi Penelitian
a. Pelaksanaan sholat wajib Lokasi penelitian ini dilaksanakan di MDTA
- Anak dikatakan baik apabila dia AS-Salam Melur, Perumahan melur Permai
mengerjakan sholat lima waktu sehari Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan
semalam, tidak pernah tinggal sholat. Tampan Pekanbaru. Berdasarkan alasan
- Anak dikatakan kurang baik apabila peneliti memilih tempat ini adalah karena
kadang-kadang dia mengerjakan berdasarkan teori dan fenomena yang
sholat, kadang tidak peneliti temui, berdasarkan fenomena
- Sedangkan tidak baik anak, anak permasalahan peneliti dapatkan, peneliti
berperilaku sama sekali melakukan tertarik untuk meneliti tentang adanya
sholat. pelaksanaan program kegiatan dari sekolah
c. Membaca Al-Qur’an atau mengaji. MDTA yang mana program kegiatan

JOM FISIP VOLUME 4 NO.1 – FEBRUARI 2017 Page 6


tersebut adalah anak yang belajar setiap 3.5 Teknik Analisis Data
minggu subuh satu kali dalam seminggu. Dalam menganalisis data-data yang telah
terkumpul, peneliti mengolah data secara
kualitatif. Lalu kemudian data dan hasil
3.2 Subjek Penelitian wawancara serta observasi yang sudah
peneliti peroleh, kumpulkan, maka
Adapun subjek penelitian yang peneliti peneliti mengadakan penilaian,
ambil adalah, anak yang berumur usia 12 perbandingan, antara anak yang ikut
tahun yang sudah tamat atau sudah didikan subuh dengan anak yang tidak
mendapatkan didikan subuh di TPA/MDA, sama sekali mengikuti didikan subuh.
dan yang sedang mengikuti program didikan Selanjutnya dituangkan dalam bentuk
subuh minimal sudah 2 tahun mengikuti, (Deskriptif Naratif), atau menceritakan
serta anak yang sama sekali tidak ikut secara narasi berupa laporan tertulis
didikan subuh. Sedangkan teknik terhadap fenomena yang diteliti.
pengambilan samplenya adalah dengan
menggunakan teknik Snawballing Sample. BAB IV GAMBARAN UMUM MDTA
AS-SALAM
3.3 Jenis Data
1. Data Primer 4.1 Letak Geografis
Data primer adalah data yang diperoleh
peneliti secara langsung dari sumber asli Bangunan MDA Masjid As Salam terletak
tampa melalui perantara. di sebelah timur bangunan Masjid As Salam,
2. Data Sekunder dimana Masjid dan Madrasah ini terletak di
Data sekunder merupakan data yang tengah kawasan perumahan Melur Permai
diperoleh oleh peneliti secara tidak dan Palma Putri. Kawasan Perumahan Melur
langsung melalui media perentara, data Permai dan Palma Putri ini terletak di
sekunder biasanya dibuktikan dengan wilayah sebelah selatan kota Pekanbaru
fakta. yang merupakan bagian wilayah kota yang
3.4 Teknik Pengumpulan Data sedang berkembang pesat dengan akses
1. Observasi utamanya adalah jalan HR. Soebrantas dan
Observasi adalah teknik pengumpulan jalan Arengka Pekanbaru.
yang dilakukan dengan jalan
4.2 Data Sekolah / Madrasah
mengadakan pengamatan secara
langsung kelapangan untuk melihat MDA Masjid As Salam pada saat ini
hubungan proses sosialisasi guru, serta mengasuh sebanyak + 150 orang anak didik
hasil atau out put yang di peroleh anak yang menebar pada 2 rombongan belajar
setelah mengikuti program didikan kelas pra MDA, 2 rombongan belajar kelas I
subuh dari sekolah TPA/MDA serta dan 2 rombongan belajar Kelas II. Anak
mengadakan pengamatan langsung didik ini diasuh oleh tenaga pendidik
kepada anak yang tidak pernah ikut sama sebanyak 6 (enam) orang guru. Jadwal
sekali didikan subuh. kegiatan belajar adalah setiap hari
2. Wawancara (interview) rombongan belajar kelas pagi dan
Wawancara adalah tindakan yang rombongan belajar kelas sore. Hari Ahad
mengadakan wawancara terhadap (Minggu) hanya diisi dengan kegiatan ekstra
responden untuk mendapatkan kurikuler didikan subuh ataupun out-bond.
penjelasan tentang data-data yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti.

JOM FISIP VOLUME 4 NO.1 – FEBRUARI 2017 Page 7


Ruang kelas yang sudah dapat digunakan Key informan dari penelitian ini adalah
saat ini baru hanya 2 (dua) kelas. Sedangkan Bapak Kepala Sekolah Madrasah Diniyah
untuk memenuhi kebutuhan tempat belajar Takmiliyah Awaliyah As-Salam Pekanbaru
lainnya, sebagian kegiatan belajar mengajar yaitu Bapak Rinaldi. Nama kepala
diadakan di dalam ruang masjid bahagian sekolahnya adalah Bapak Rinaldi. Umur 40
belakang. tahun. Pekerjaannya mengajar, selain
mengajar di MDTA As-Salam dia juga
4.3 Tenaga Didik / Sruktur Organisasi mengajar di Sekolah Madrasah Tsanawiyah
sederajat dengan SMP di Pekanbaru Riau.
MDA As Salam saat ini mempunyai total
Selain itu dia juga aktif ikut bagian
tenaga pendidik sebanyak 6 orang yang
keagamaan,seperti pengajian li’qo dan
terdiri dari :
dalam hal keagamaan lainnya.
 1 (satu) orang Kepala Sekola MDA
merangkap guru Kelas. Subjek penelitian sebanyak 8 orang
 1 (satu) orang Tenaga Tata Usaha MDA anak,dan orang tua dari anak. Ismi Fadila
merangkap guru kelas. adalah alumni peserta didik dari MDTA As-
 1 (satu) orang Bendahara MDA Salam. Umurnya 12 tahun. Sekarang dia
merangkap guru kelas. telah duduk dibangku kelas VI Sekolah
 3 (tiga) orang tenaga pengajar mata Dasar (SD). Anak dari pasangan Bapak
pelajaran merangkap guru kelas. Yonhendri dan Ibu Herwita. Bapak bekerja
Tahun 2010, karna ada bantuan dari sebagai Wiraswasta sedangkan Ibu sebagai
pemerintah, ruang belajar sudah ada 4 ibu rumah tangga sekaligus menjaga
ruangan. Sampai sekarang segala proses warung/kedainya dirumah. Ismi adalah anak
belajar mengajar dilakukan di ruang kelas. dari kedua dari dua bersaudara. Ismi dikenal
Kecuali, kegiatan tambahan seperti didikan sebagai anak yang baik dalam keluarga. Dia
subuh tetap dilaksanakan di ruang mesjid. juga dikenal baik, ramah, oleh masyarakat
4.4 Pembinaan Santri/Wati dilingkungan tersebut. Dalam kesehariannya
MDTA As-Salam Pekanbaru memiliki ismi selalu membantu orang tuanya dirumah
beberapa program kegiatan. Kegiatan seperti melakukan pekerjaan rumah, serta
tersebut sebagai berikut: berjualan menjaga warung yang ada
a. Kegiatan Intrakurikuler dirumahnya. Bagitu juga dengan
Kegiatan ini merupakan kegiatan wajib perkembangan moral-moral nilai agama,
bagi santri/wati, karena kegiatan ini selalu dipantau oleh orang tuanya. Uniknya
merupakan kegiatan belajar mengajar, lagi ismi adalah anak yang menyukai ilmu
sebagai kegiatan utama dalam proses agama, tanpa disuruh pun dia sering belajar
pendidikan belajar di MDTA. sendiri, dia tidak bosan mempelajari hal-hal
b. Kegiatan Ekstrakurikuler/Tambahan yang berbau tentang agama. Sehingga nilai
Kegiatan ini seperti adanya didikan hasil belajar agamanya selalu memuaskan.
subuh yang dilaksanakan setiap minggu Seperti yang diungkapkan oleh Bapak
pagi di Masjid As-Salam. Yonhendri sebagai berikut:
BAB V SOSIALISASI BELAJAR
MENGAJAR DI MADRASAH DINIYAH “Ismi itu adalah anaknya kalem, lembut
ibaratnya kalo ngerawat ismi ni
TAKMILIYAH AWALIYAH (MDTA)
gampanglah, ngak banyak ulahnya. Kalo
AS-SALAM ditanya tentang hal agama, Ismi memang
5.1 Identitas Subjek dari kecil suka belajar tentang agama,
ntahlah ya ngak tau dari siapa dia
dapatkan, padahal kalo saya orangnya

JOM FISIP VOLUME 4 NO.1 – FEBRUARI 2017 Page 8


kurang pahamlah tentang agama yang Pola Represif yaitu pola sosialisasi yang
berbau agama, iya kalo sholat awak dan didalamnya terdapat sanksi, jika pihak yang
sekeluarga memang sholat. Mungkin dari tersosialisasi (anak) melakukan pelanggaran,
segi yang lain pintar dialah, kayak selama yang berupa kepatuhan, adanya penekanan
di MDTA lebih banyak hafal seperti surat- pada komunikasi satu arah (instruksi).
surat pendek, bahkan selama dia di MDTA
Sementara itu, hukuman yang diterapkan
dia sering ngajarin bapaknya, soalnya dia
lebih pintar pula dia dari saya kalo oleh orang tua ismi dirumah yaitu “
bacaan ayat-ayat pendek juz Am’ma tu. hukuman berupa teguran dan nasehat “.
Jujur saja, aku ngak bohong kalo dari segi Seperti yang diungkapkan oleh orang tua
agama aku memang awam juga, pandai ismi bapak Yonhendri sebagai berikut:
anak aku lagi dari pada bapaknya,
sehingga perubahan selama masa sekolah “Hanya sekedar memberitahukan kepada
di MDTA tu juga lah,udah terbalik, anak kedua anak, bahwa saya selaku orang tua
yang ngajarin bapaknya kalo dari segi menerapkan jika yang dilakukan oleh
agama. Seperti anak-anak lain juga anaknya salah maka dia tegur dan jika
begitu, banyak hafal ayat ini ayat itu, dilakukan anaknya positif atau baik, maka
hehehehe”. (Hasil Wawancara 16 Januari lanjutkan, dan janganlah merasa bosan
2017) melakukan hal-hal yang positif selagi
yang dilakukan itu bermanfaat terutama
Saat mewawancarai ismi fadila 16 Januari untuk dia”.(Hasil wawancara 16 Januari
2016 , ismi mengungkapkan bahwa ismi 2016)
suka, senang berada di MDTA, ustad/zah
Selain itu, sedikit berbeda dengan orang tua
nya baik. Saat ditanya tentang tanggapan dia
rara, yaitu bapak Fiki, berdasarkan hasil
tentang pelajaran agama, atau yang berbau
yang peneliti peroleh sebagai berikut:
agama dan tanggapan dia dengan program
didikan subuh yang ada di MDTA As- “Kalo hukuman, ngak dimarah, ya kadang
Salam, yakni sebagai berikut: kalo udah bandel kali baru, tapi semenjak
dia udah agak tambah usia sekarang udah
“Ya aku suka belajar agama kak, belajar kelas enam SD juga, ya jahat yang
agama kayak baca-baca ayat pendek, dulunya udah berubah juga, Cuma
ngaji, sholat jenazah, ceramah dan pidato. sekedar beritahu ke dia bahwa hal yang
Aku juga sering tampil waktu program dilakukannya itu salah, kalo seandainya
didikan subuh itu. Dan aku aktif setiap dia melanggar peraturan keluargalah
minggu pagi aku ikut. Kalo aku sering gitu, seperti kayak melawan orang tua
tampil karna kemauan aku sendiri dan gitu”.(Wawancara 16 Januari 2016
juga sering ditunjuk sama ustad/zah. bersama Bapak Fiki)
Biasanya aku sering tampil sebagai
protocol, shlolat jenazah, baca ayat Disimpulkan bahwa dari kedua orang tua
pendek/doa-doa, dan ceramah, habis itu dari ismi dan rara tidak jauh berbeda
kami juga nyanyi bersama,kayak lagu hukuman yang diberikan, hanya sebagai
sholawat sama-sama, kalo tanggapan aku punishman yaitu memberitahu kepada anak
ya baguslah kak, kalo ada didikan subuh
dengan cara komunikasi instruksi supaya
setiap pagi minggunya, habis sholat subuh
biar ada kegiatan lagi, habis itu aku jadi mau melaksanakan perintah dari orang tua.
berani tampil ngak takut grogi lagi depan Moral dan nilai-nilai agama sangat
orang, dan aku suka dengan didikan
berpengaruh penting bagi setiap orang yang
subuh”.(Hasil wawancara 16 Januari
2016) memiliki agama. Begitu juga pada sebuah
keluarga hubungan antara orang tua dan
5.2 Sosialisasi Represif anak sangat berpengaruh sekali terhadap

JOM FISIP VOLUME 4 NO.1 – FEBRUARI 2017 Page 9


nilai, moral agama, dan perkembangan anak. Al-Qur’an yang belum lancar supaya rajin dan
Jadi, sudah tugas selaku orang tua untuk mengulang bacaan Al-Qur’annya dirumah.
mengajak anaknya menjadi pribadi yang Serta bagi anak-anak yang belum dan masih
baik atau tidaknya. Itu semua juga perlu diberi motivasi supaya belajarnya lebih
tergantung dari keluarga itu sendiri. Berikut ditingkatkan lagi. Jika kalo anak yang susah
diatur atau susah dikendalikan namun setiap
penjelasan Ibu Krisna saat diwawancarai hari kita selalu mengingatkan dia dan kasih
dikediaman rumahnya perumahan Melur pengertian dan arahan, dan supaya dia tidak
Permai Blok O : melakukan hal-hal negative lagi dan hamper
setiap hari kita kasih teguran, kalaupun kita
“Perkembangan anak aku ngak ku pantau do.
kasih panishman kita kasih panishman yang
Kalo dia belajar sendiri ajo nyo, tapi syukur
sifatnya bukan dihukum secara fisik, tapi secara
Alhamdulillah anak ku kalo aku yang nilai
misalnya jika dia bercakap kotor maka disuruh
akhlaknya baik, masih jujur dan sopan sama
membaca istifar sebanyak-banyaknya 10 X-100
orang tuanya. Tapi kalo aku liat si krisna lebih
X”.(Wawancara dengan Pak Rinaldi (KEPSEK)
hobi ke agama dari pada matematika. Kalo
15 Januari 2017)
motivasi dari aku sih ngak ada, tapi selagi aku
liat anak aku itu baik, ya udah baguslah, kalo Komunikasi, punish dan hukuman tidak
udah ada buat salah baru lah aku tegur”. pernah lepas dari salah satu satu cara
(wawancara 17 Januari 2017)
terutama dari pihak sekolah untuk mendidik
Bahwa dapat disimpulkan adanya ketegasan atau bersosialisasi membentuk perilaku atau
untuk bisa mandiri sendiri, yang diberikan kepribadian anak, kelak menjadi pribadi
ibu usi kepada anaknya. Tapi disisi lain juga yang baik kedepannya.
ada kelemahan dari bu usi, yaitu kurangnya
5.3 Sosialisasi Partisipatif
ada motivasi untuk penyemangat anak,
misalnya jarangnya ada reward adanya dari Pola sosialisasi partisipatif yaitu berupa
orang tua. rangsangan tertentu agar pihak yang
tersosialisasi mau melakukan suatu tindakan.
Sedangakan represif yang didapatkan dari
Misalnya, memberikan reward atau imbalan
sekolah yaitu berupa teguran, kepatuhan dari
atas yang dia lakukan.
anak, hukuman berupa memperbanyak
istifar sebanyak 10 sampai 100 kali, dan tak Adapun proses dari sosialisasi dari orang tua
lupa juga punishman yang baik atau yang didapatkan oleh ismi dalam keluarga
komunikasi yang baik dengan anak, bahwa yaitu, orang tua selalu memberikan
yang dilakukannya itu salah dan harus motivasi kepada anak bungsunya, seperti
diperbaiki salah satunya dengan cara istifar adanya Reward (Hadiah) kepada anak jika
dan tidak mengulanginya kembali. anaknya juara kelas, pintar, rajin dan lain
Sementara itu motivasi dan arahan yang sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh
diberikan oleh pendidik, khususnya di Bapak Yonhendri dan Ibu Herwita sebagai
MDTA As-Salam. Ustad/zah yang ada di berikut:
MDTA ini, adalah guru yang luar biasa
memberikan motivasi dan semangat yang “ Kalo motivasi itu ada, misalnya ismi
tinggi kepada anak-anak. Berikut adalah harus belajar dengan rajin, bantu bapak
ungkapan dari bapak kepala sekolah MDTA dan ibu, kalo anak yang baik itu pasti
As-Salam: akan ada imbalannya, dan bapak sama
ibu janji, ismi akan dikasih hadiah,
“Motivasi yang diberikan yaitu memberi terserahlah hadiah apa yang ismi minta,
nasehat bagi anak-anak yang tahfiz supaya ntah itu jalan-jalan, ntah itu makan-
untuk meningkatkan hafalannya, dan bagi yang makan, ntah itu dikasih sesuatu, yang

JOM FISIP VOLUME 4 NO.1 – FEBRUARI 2017 Page 10


penting ismi jadi anak yang baik dan Jadi berdasarkan penjelasan diatas bahwa
berprestasilah buat bangga orang MDTA masih berada dibawah naungan
tua”.(Hasil Wawancara 16 Januari 2017) Kementrian Agama. Proses belajar mengajar
merupakan suatu kegiatan interaksi dinamis
Sebagai orang tua, agar tidak bosan untuk
antara peserta didik dengan gurunya, dalam
mendidik anak yang berbau bekal dunia dan
mencapai suatu tujuan.
akhirat. Sebagaimana yang dijelaskan bapak
fiki ayah dari rara tentang cara dia mengajak “Proses belajar mengajar pagi dan sore. Kalo
anak atau mendidik anak di keluarganya pagi mulai dari jam 07.30-10.00 dan sore 14.30-
sebagai berikut: 17.00”.(Wawancara dengan Pak Rinaldi kepsek,
15 Januari 2017)
“Ya, jujur kalo anak ku rara agak susahlah kalo
belajar agama ni, tapi dia mau, kalo di suruh. BAB VI PENGARUH SOSIALISASI
Jadi harus disuruh dulu, ntah kadang dijanjikan DIDIKAN SUBUH DARI MADRASAH
kalo rara bisa apa yang bapak suruh misalnya DINIYAH TAKMILIYAH AWALIYAH
(bantu ibu/bapak dirumah, hafal surat ayat (MDTA) AS-SALAM TERHADAP
pendek, dan sebagainya) bapak akan kasih PERILAKU ANAK
hadiah. Jadi harus ada perjanjian dulu baru
mau. Selain itu kalo nilai sekolah anak jelek 6.1 Perilaku Anak Terhadap Sholat
atau tidak memuaskan, maka kita selaku orang
tua, lebih tegas lagi, tagas dalam artimemberi Selain orang tua yang ada dirumah, guru
motivasi dan semangat anak untuk lebih giat juga sebagai pengasuh pendidik
belajar lagi. Kalo masalah sering bertanya di ,pembimbing dan pemelihara terhadap anak-
rumah, ya memang sering bertanya dirumah, anak di sekolah. Semua guru pasti
tapi bukan ke yang agamalah, ke Matematika,
menginginkan anak-anaknya menjadi
hobi pula dia Matematika. hehehe”.
(Wawancara 16 Januari 2016 bersama Bapak
manusia yang pandai, cerdas dan
Fiki) berkelakuan baik.

5.4 Acuan Sosialisasi Belajar Mengajar Ismi Fadila, Perilaku sholat merupakan
suatu hal kegiatan sangat wajib dikerjakan
MDTA As-Salam adalah satu madrasah bagi umat muslim dalam kehidupan sehari-
yang ada di perumahan Melur Permai, hari, yaitu sebanyak 5 kali dalam sehari.
Panam Pekanbaru. MDTA ini adalah Sholat lima waktu yaitu terdiri dari (subuh,
termasuk salah satu madrasah yang dibuat zuhur, asyar, magrib dan isya). Dan dalam
oleh Kementrian Agama (KEMENAG) keluarga sudah sangat jelas begitu besarnya
Pekanbaru Riau. Berdasarkan hasil tanggung jawab orang tua dalam
wawancara bersama Bapak Kepala Sekolah mengajarkan sholat kepada anak-anaknya.
pak Rinaldi berikut penjelasannya: Begitu pula dengan bapak Yonhendri.
Berikut penjelasan dari bapak yonhendri
“Acuan yang kita pegang dari aturan terhadap anaknya Ismi :
kementrian agama (KEMENAG). Karna
MDTA ini secara payung hukum dari “Kalo Ismi udah saya ajarin dia sholat
aturan kemenag, aturan kurikulum juga dari kecil, dari dia masih TK bahkan
dari kemenag, dan ditambah lagi dengan sebelum dia masuk MDTA udah kami
acuan dari sekolah masing-masing biasakan dan ajak dia untuk sholat. Dan
terutama dari sekolah kita ini. Jadi kalo sekarang Alhamdulillah berkat diajarin
acuan pertamanya dari acuan kemntrian dari kecil, dan masuk dari MDTA juga
agama (KEMENAG)”. (Wawancara kemarin, sekarang dia masih
dengan Pak Rinaldi, 15 Januari 2017) melaksanakan atau mengerjakan sholat 5

JOM FISIP VOLUME 4 NO.1 – FEBRUARI 2017 Page 11


waktu, bahkan kalo saya lengah dia yang Krisna, “Alhamdulillah, si krisna kami
malah ngajak saya untuk suka belajar agama dia, kalo baca Al-
sholat”.(Wawancara dengan Bapak Qur’an selalu baca Al-Qur’an dalam
Yonhendri 16 Januari 2017) sehari tu ada dia baca. Habis tu kadang
disuruh dulu, kadang ngaji
Rara, Begitu pula dengan bapak Fiki. sendiri”(Wawancara bersama bu Usi 17
Berikut penjelasan dari bapak Fiki terhadap Januari 2017)
anaknya Rara:
Dapat disimpulkan tiga orang anak rajin dan
“Kalo sholat dia memang sholat, tapi selalu melaksanakan mengaji tampa disuruh
sering disuruh dulu baru mau sholat. Agak dan rajin. Dan satu orang anak yang disuruh
susah, tapi dia mau, ketika disuruh dia dan rajin. Sedangkan 4 orang anak lagi
tidak melawan, mungkin lebih ke
disuruh kadang dia laksanakan dan kadang
malasnya lah mungkin, namanya masih
umur anak-anak lebih banyak disuruh.
ngak dilaksanakan sama sekali.
hehehhe”.(Wawancara dengan Bapak Fiki
6.3 Perilaku Akhlak Anak Terhadap
16 Januari 2017)
Orang Tua dan Sesama
Dapat disimpulkan bahwa dari ke delapan
Ismi Fadila, Teladan yang baik dari orang
subjek, empat orang anak yang rajin dan
tua mutlak dilakukan. Pendidikan akhlak
selalu melaksanakan sholat tampa disuruh,
sangat penting bagi seorang anak.
dan empat orang lagi yang selalu disuruh
Pendidikan akhlak tidak akan berhasil
dulu, baru dilaksanakan.
apabila orang tua tidak menunjukkan sikap
6.2 Pelaksanaan membaca Al- akhlak yang baik kepada anaknya. Namun
Qur’an tidak hanya kepada orang tua saja, kepada
orang lain, dan guru-gurunya juga perlu
Ismi Fadila, Selain melaksanakan sholat ditanamkan pada anak. Berikut juga
wajib lima waktu, sebagai umat islam juga penjelasan dari Bapak Ismi:
dianjurkan untuk membaca dan memahami
kitab suci Al-Qur’an . semakin sering “Alhamdulillah akhlak anak-anak ku baik
mengaji dan baca Al-Qur’an maka semakin lah, ngak pernah melawanlah apa kata
mudah untuk memahami Al-Qur’an. orang tua, bukannya muji anak, tapi disini
juga lingkungannya baiklah, jadi akhlak-
Membaca Al-Qur’an sangat dianjurkan oleh
akhlak anak-anak dilinkungan disinipun
umat islam, terutama bagi suatu keluarga. baik, jadi sangat berpengaruh juga”.
Sudah menjadi tugas yang wajib bagi orang (Wawancara dengan Bapak Yonhendri 16
tua mengajak dan mengajarkan membaca Januari 2017)
Al-Qur’an kepada anak-anaknya. Berikut
penjelasan Bapak Yonhendri saat Rara, Berikut juga penjelasan dari
diwawancarai: Fiki:

“Kalo Ismi ini, saya jujur dia itu “Alhamdulillah kalo sama orang tua dia
orangnya lebih suka ke hal-hal yang sopan, sama orang lain juga, belum pernah
berbau agama, kalo mengaji itu tanpa lagi ada berantam sama orang lain, lagian
disuruh dia ngaji sendiri. Soalnya dari lingkungan disini Alhamdulillah aman, dan
kecil kami juga ajarkan dia mengaji, jadi ramah, ibaratnya masih, lingkungan
terbawa sampai sekarang dan terbukti. harmonis lah, masyarakatnya masih kerja
Alhamdulillah!”. (Wawancara dengan samalah. (Wawancara dengan Bapak Fiki
Bapak Yonhendri 16 Januari 2017) 16 Januari 2017)

JOM FISIP VOLUME 4 NO.1 – FEBRUARI 2017 Page 12


Begitu pula dengan bu wiwid saat “Hafalannya ada yang lupa, ada yang
diwawancarai di rumahnya: ingat, mungkin karna sifat malas tadi,
jadi seperti itulah”. (Wawancara dengan
“ Kalo sopan anaknya memang sopan, Bapak Fiki 16 Januari 2017)
dia orangnya pendiam dan pemalu.
Walaupun cowok kayak gini tapi Krisna, Hafalan surat atau ayat
orangnya pendiam, tulah haran ibu”. pendek juga berpengaruh dan dilihat
(Wawancara bersama bu wiwid 17 dari karakteristik anak yang sudah
Januari 2017) tamat dari sekolah MDTA. Berikut
ungkapan dari bu Usi:
Dari kedelapan anak diatas adalah anak-
anak yang termasuk kategori “Hafalannya masih ada yang hafal. Kadang-
baik,dengan akhlak yang baik. kadang ada yang lupa juga”.(Wawancara
bersama bu Usi 17 Januari 2017)
6.4 Perilaku Terhadap Hafalan Baca
Do’a dan Hafalan Surat Pendek “Hafalannya banyak yang lupa. Karna
sering ngak dipraktekkan dirumah juga.
Ismi Fadila, Hafalan surat atau ayat pendek Malasnya itu, buat mamanya jengkel”.
juga berpengaruh dan dilihat dari (Wawancara bersama bu diva, 19 Januari
karakteristik anak yang sudah tamat dari 2017)
sekolah MDTA. Berikut ungkapan dari
bapak ISmi: Dapat disimpulkan bahwa Dwi prasetio
perilakunya mengalami perubahan yang
“Kalo masalah hafalan ayat surat pendek, baik. Baik didikan yang didapatnya dirumah
jujur lebih banyak anak saya yang hafal maupun didikan dari MDTA dan program
dan tau. Karna bacaan hafalan surat/ayat dari didikan subuh tersebut.
ini lebih banyak dia dapatkan selama di
MDTA. Sampai saat ini meskipun udah BAB VII PENUTUP
ngak lagi di MDTA, hafalan Ismi masih Kesimpulan
lengket diotaknya, karna sering
dipraktekkan juga dirumah. Hehehe”. Sosialisasi secara pola refresif tidak ada
(Wawancara dengan Bapak Yonhendri 16 ditetapkan oleh sekolah MDTA As-Salam.
Januari 2017) Melainkan hanya adanya suatu teguran atau
panishman kepada anak, jika anak
Jadi dapat disimpulkan bahwa perubahahan melakukan pelanggaran, kepatuhan yang ada
pada Ismi sebelum dan sesudah belajar di disekolah, seperti jika anak berkata kotor,
MDTA. Disni juga ismi mendapatkan maka dia wajib membaca istifar sebanyak
pendidikan yang baik dirumah yang 10-100 X. sedangakan refresif yang ada
diajarkan oleh orang tuanya, dan ditambah dirumah, dari 8 subjek, masing-masing dari
juga belajar di MDTA, ada perubahan yang orang tua juga memberikan panishman
begitu nampak. Dan itu terlihat dari tingkah kepada anak. Misalnya jika anak melakukan
laku dia sehari-hari dalam perilaku sholat, hal yang salah, maka menasehati atau
mengaji, maupun hafalan do’a dan ayat/surat memperingatkan bahwa yang dilakukan itu
pendeknya serta sopan santunnya kepada salah. Sosialisasi secara partisipatif juga
orang tua dan lingkungan sekitar. ditapakn disekolah, misalnnya memberikan
Rara, Hafalan surat atau ayat pendek juga motivasi dan dorongan kepada anak supaya
berpengaruh dan dilihat dari karakteristik giat lagi dalam hafalan surat, maupun
anak yang sudah tamat dari sekolah MDTA. belajarnya. Dan dikasih reward/hadiah saat
Berikut ungkapan dari ayahnya Rara: pembagian raport bagi yang berprestasi

JOM FISIP VOLUME 4 NO.1 – FEBRUARI 2017 Page 13


setiap tahunnya. Sedangkan dirumah juga Paul Johnson doyle (di Indonesiakan Oleh
begitu. Dari 8 subjek sebagai sample,7 dari Robert MZ. Lawang). 1986. Teori
orang tua memberikan motivasi dan Sosiologi Klasik dan Modren Jilid 1.
semangat, dan jika berhasil dari dorongan PT Gramedia Pustaka Utama:
tersebut maka dikasih hadiah/reward, seperti Jakarta.
kado, jalan-jalan, makan-makan dan lain
sebagainya. 1 orang tua lagi, jarang Paul Johnson doyle (di IndonesiakanOleh
memberikan reward/hadiah, kadang-kadang. Robert MZ. Lawang). 1988. Teori
Karena dari faktor ekonomi belum sanggup Sosiologi Klasik dan Modren Jilid 2.
memenuhi reward. PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Rifa’i Muhammad.2011.Sosiologi
SUMBER BUKU: Pendidikan (Struktur &Interaksi
Sosial di Dalam Institusi
Ahmadi Abu. 2007.Sosiologi Pendidikan. Pendidikan).Ar-Ruzz Media:
PT Renika Cipta: Jakarta. Jogjakarta.
Ahmadi Permana, 1998, Pengukuran dan Sumitro Bambang.1997. Peranan Sosiologi
Penelitian Pendidikan. Lembaga Pendidikan Dalam Pembangunan
Pembina UGM: Yogyakarta. (Pidato Pengukuhan Tetap Ilmu
Sosiologi Pedesaan Fakultas
Asyafah Abas.2009. Proses Kehidupan Manusia
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
dan Nilai Eksistensinya.Alfabeta, CV :
Bandung. Universitas Lampung): Lampung.

Bagong Suyanto & Sutinah. 2005 . Metode Sardiman A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi
Penelitian Sosial. Fajar Inter pratama Belajar Mengajar.Rajawali:Jakarta
Offest: Surabaya.
Lestari Sri. 2012. Psikologi Keluarga
(Penanaman Nilai dan Penanganan
Konflik dalam Keluarga). Kencana
Prenada Media Group: Jakarta.

Munandar Utami 1984.Mengembangkan


Bakat dan Kreatifitas Anak
.Gramedia:Jakarta
Moleong Lexy J.1988. Metedologi
Penelitian Kualitatif. PT Remaja
Rosda karya: Bandung.
Nasution.2011. Sosiologi Pendidikan. Bumi
Aksara: Jakarta.
Oemar Hamalik.2006. Proses Belajar
Mengajar. Bumi Aksara:Jakarta

JOM FISIP VOLUME 4 NO.1 – FEBRUARI 2017 Page 14

Anda mungkin juga menyukai