Anda di halaman 1dari 9

Desa Penuh Misteri

“Hampir setengah jam perempuan itu berdiri menatap sebuah rumah tua di
pojok desa. Rumah tua itu memang terlihat mengerikan, ditambah dengan
pepohonan besar yang mengelilingi rumah itu. Aku heran, sebenarnya siapa
perempuan itu? mengapa ia selalu berdiri disana? dan apa yang ia lakukan
disana?” (aku terus bertanya tanya dalam hati). Tiba tiba saja wanita itu
menghilang dari hadapanku, entah kemana ia pergi. Lamunanku dibuyarkan
dengan kedatangan kedua sahabatku, Dona dan Pipit. “Re, ngapain sih kamu
berdiri di belakang pohon seperti ini?” (tanya Dona kepadaku). “iya seperti
sedang mengintai sesuatu” (sahut Pipit penuh kebingungan). “nanti aku ceritakan,
sekarang kita harus bergegas pulang, langit semakin gelap, ayo! “(ajakku kepada
kedua sahabatku). “ya sudah, nanti malam aku dan Pipit akan datang kerumahmu”
(jawab Dona). Kami pun bergegas pulang ke rumah kami masing – masing.

*********

“Kenapa sudah malam begini Dona dan Pipit belum datang ya? “(batinku
dalam hati). “sebenarnya aku masih terus terngiyang – ngiyang dengan sosok
perempuan misterius yang aku lihat tadi sore, tapi ya sudahlah.” (fikirku). “tok,
tok, tok Rere, Rere, kami datang “(panggil Dona dan Pipit). Aku bergegas
membukakan pintu. Tanpa bas abasi aku langsung menceritakan apa yang ku lihat
sore tadi. Sontak, wajah Dona dan Pipit berubah pucat pasi. Tampak penuh
ketakutan di wajah mereka.” Re, kamu benar – benar melihat perempuan itu?”
(tanya Dona padaku penuh kehawatiran)“ kamu tahu Re ? setiap orang di desa ini
yang melihat perempuan di dekat rumah tua iti, akan terus diikuti olehnya, apalagi
kamu dan keluargamu pendatang baru di desa ini yang belum begitu hafal dengan
seluk beluk desa ini “ ( sahut Pipit penuh ketakutan ). “Lalu aku harus
bagaimana?” (tanyaku kepada kedua sahabatku). Karena aq sangat bingung dan
ketakutan, aku memutuskan untuk menceritakan semua ini kepada Ayah dan
Ibuku. Aku ceritakan semua yang aku lihat sore tadi. Wajah Ayah dan Ibuku pun
langsung berubah pucat pasi. Setelah itu ayah dan ibuku memutuskan untuk
menemui pak RT agar diberikan jalan keluar.

Aku, ayah ibu, dan kedua sahabatku berjalan beriringan menelusuri


jalanan gelap didesa ini, karena keberadaan lampu penerangan masih sangat
minim didesa ini. Tanpa aku sadari, aku melihat sosok perempuan yang sama
seperti yang kulihat sore tadi. Perempuan itu berjalan sangat pelan di sekitar
pohon – pohon besar di samping jalanan yang kami lewati. Aku sangat takut.
Namun, tiba – tiba saja perempuan itu menghilang entah kemana. Tanpa aku
sadari, ahirnya aku pun sampai di rumah pak RT. Ayahku langsung mengetok
pintu dan syukurlah pak RT segera keluar dan menemui kami. Namun,aku
merasakan ada sesuatu yang menganjal dari pak RT. Pak RT terlihat begitu lusuh,
wajahnya sangat dingin, dan tatapannya sangat tajam, apalagi saat pak RT
menatapku. Itulah yang membuatku ragu untuk masu ke rumah pak RT saat pak
RT menawarkan aku, ayah ibu dan kedua sahabatku masuk kerumahnya. Aku
masuk beriringan dengan kedua sahabatku. Pak RT menjamu kami dengan
makanan dan minuman seadanya sambal menanyakan apa tujuan kami datang
kemari. Ayahku langsung menceritakan kejadian yang ku alami tadi sore. Setelah
Mendengar cerita ayahku, pak RT langsung menatapku tajam, seakan sedang
memikirkan sesuatu. Aku semakin dibuat bingung olehnya. Suasana rumah itu
menjadi sangat tegang. Pak RT berbicara dengan nada tinggi dan muka pucat pasi.
“pergi kalian! Aku tak mau melihat wajah kalian disini! Pergi! (ucap pak RT
penuh amarah).

Ahirnya kami pulang dengan penuh kebingungan. Ayah dan ibuku


berpesan kepadaku agar aku lebih berhati – hati, apalagi aku dan keluargaku
adalah pendatang baru didesa ini, dan belum tau pasti bagaimana kondisi dan
sejarah desa ini.

********
Pagi ini seperti biasa aku keliling desa Bersama Dona dan Pipit. “Pit,
kamu adalah penduduk asli desa ini dan sudah lama tinggal di desa ini kan? Dan
pasti kamu juga mengenal baik pak RT. Apa pak RT memang memiliki sifat
seperti itu?” (tanyaku pada Pipit). “setahuku, pak RT memang seperti itu, sangat
misterius, wajahnya terlihat dingin, seperti menyembunyikan sesuatu. Apalagi
jika warga desa ini mengeluhkan tentang perempuan misterius di dekat rumah tua
di pojok desa. Sebenarnya warga sudah merasa aneh sejak lama, karena beberapa
warga desa sering melihat pak RT mengunjungi rumah tua itu di setiap tanggal 2
awal bulan tepat pukul 24.00 wib. pak RT juga melarang warga desa ini untuk
mendekati rumah tua itu, namun warga di desa ini tidak berani untuk menanyakan
langsung kepada pak RT alasan mengapa beliau melakukan hal itu, karena para
warga takut akan menimbulkan masalah baru” (jelas Pipit). “tapi ini benar – benar
aneh pit” (sahutku). “bagaimana kalua kita coba selidiki masalah ini?” (ajak
Dona). “ide bagus tuh, aku setuju” (jawabku tanpa ragu). “ta, ta, tapi ini sangat
berbahaya, kita juga tidak tahu bagaimana sosok perempuan misterius itu, di
tambah tingkah laku pak RT yang begitu mencurigakan” (sahut Pipit penuh rasa
khawatir). “begini, kita harus mulai Menyusun rencana yang matang, supaya
semua bisa berjalan sesuai harapan kita” (jawab Dona penuh kepastian). Aku dan
kedua sahabatku mulai Menyusun rencana dan strategi. Kami berusaha Menyusun
rencana dengan matang, supaya hasilnya sesuai dengan harapan kami.

Sore ini tepat pada pukul 16.00 WIB, kami berencana untuk pergi ke
rumah tua di pojok desa. Kami ingin tau bagaimana sosok perempuan misterius
itu. Tanpa membuang waktu lama, ahirnya kami bertiga sampai di rumah tua itu.
Kami mengintai dari belakang pohon beringin besar yang berada di sebrang jalan
rumah tua itu. Lagi lagi aku yang pertama kali melihat sosok perempuan misterius
itu. “Dona, Pipit apa kalian melihat perempuan itu?” (tanyaku pada mereka).
“enggak tu Re, apa kau melihatnya?” (tanya Pipit kepadaku). “iya, aku
melihatnya. Coba kalian lihat di samping pohon beringin besar tepat di depan
rumah tua itu, perempuan misterius itu berdiri disana dan menatap tajam rumah
tua itu” (jawabku). “iya Re, aku sekarang melihatnya. Perempuan itu memakai
baju putih seperti gaun pengantin” (sahut Dona kepadaku). Setelah mengetahui
dengan pasti sosok perempuan misterius itu, aku dan kedua sahabatku
memutuskan untuk pulang karena langit semakin gelap. Kami berjalan beriringan
meninggalkan rumah tua itu. Tapi anehnya, jalan yang kami lalui selalu sama dan
berujung di depan rumah tua itu Kembali. Kejadian ini terulang sampai tiga kali,
karena cukup lelah kami bertiga memutuskan untuk beristirahat sejenak. “Rere
Pipit, kalian ngrasa nggak sih, kalua jalan yang kita lewati dari tadi selalu sama
dan berujung di depan rumah tua ini?” (tanya Dona). “iya Don, seperti ada yang
berniat menyesatkan kita” (jawabku penuh kebingungan). “aduh gimana nih,
langit sudah semakin gelap, sebentar lagi malam, jalanan disini pasti semakin
gelap karena tidak ada penerangan. Apalagi kita berada di dekat rumah tua itu,
aku takut kalau perempuan misterius itu akan menangkap kita” (sahut Pipt penuh
rasa takut).

Tiba tiba saja langit berubah mendung, tetesan air sedikit demi sedikit
mulai membasahi tubuh kami. Suasana semakin mencekam, tak ada penerangan
diantara kami, hanya sinar lampu kuning dari arah rumah tua itu yang memang
tidak pernah padam. Hari semakin malam, tapi untunglah hujan mulai reda. Kami
terpaksa berteduh dibawah pohon beringin rindang, karena tidak berani jika harus
berteduh di rumah tua itu. Tiba tiba saja perempuan misterius itu muncul di
hadapan kami. Wajahnya putih pucat, tatapannya sendu, seperti ingin
memberitahukan sesuatu. Perempuan itu mengulurkan tanggannya. Kami sangat
panik dan penuh rasa takut, hinga kami berteriak tak ada henti. Perempuan itu
berjalan semakin dekat, semakin dekat hingga berada tepat di depan kami. Sontak
mata kami buyar semakin hitam dan kami tak sadarkan diri.

*******

Aku membuka mataku pelan, aku melihat Dona dan Pipit di sampingku.
Namun, aku binggung, dimanakah aku? dan bagaimana bisa aku sampai di tempat
seperti ini? (batinku dalam hati). Tak lama kemudian Dona dan Pipit mulai
sadarkan diri. “Re, diman kita”? (tanya Dona dan Pipit bersamaan). “aku juga
tidak tahu” (jawabku penuh kebingumgan). Tiba tiba saja kami mendengar suara
rintihan tangis, kami mencoba mencari tahu darimana asal suara itu. Ternyata itu
suara tangis perempuan misterius yang membawa kami sampai ke tempat ini. Dan
tidak salah lagi, kami berada di dalam rumah tua.

Perempuan itu menatap kami tajam, terutama ke arahku. Wajahnya begitu


putih dan pucat. Perempuan itu berjalan kearah ku. Aku bingung, sebenarnya apa
yang ia inginkan dariku? (tanyaku dalam hati). Dona dan Pipit menggenggam
tanganku erat, seakan mereka ingin mengajakku lari dari tempat itu. Namun aku
memilih untuk tetap diam. Aku ingin tahu, sebenarnya apa yang ia inginkan
dariku. Perempuan itu semakin dekat denganku, hingga tepat di depan mataku. Ia
mengengam tanganku, seperti ingin memberi tahu sesuatu. Aku memberanikan
diri untuk mengikutinya, walau sebenarnya aku sangat takut saat itu. Perempuan
itu berjalan menuju sebuah peti tua. Aku bingung, sebenarnya apa yang inginkan
dariku? (aku terus bertanya dalam hati). Lagi lagi ia menatapku, matanya seperti
memberi isyarat kepadaku agar aku membuka peti ini. Aku takut, tapi aku
mencoba memberanikan diri. Dona dan Pipit memegang tanganku erat, seperti
memberi isyarat kepadaku agar aku tidak membuka peti itu. Aku mencoba
meyakinkan mereka bahwa semua akan baik baik saja.

Aku membuka peti itu pelan. Alangkah terkejutnya aku, terdapat sebuah
mayat perempuan mengenakan gaun pengantin. Wajah Mayat ini persis seperti
perempuan misterius yang sering aku lihat. Perempuan itu melihatku lalu
menangis. Aku, Dona dan Pipit begitu kaget dan tidak menyangka bahwa
perempua misterius yang Bersama kami ternyata adalah arwah dari mayat
perempuan di dalam peti ini. Perempuan misteriu itu uterus menangis, aku
mencoba menenangkannya walau sebenarnya aku sangat ketakutan saat ini. Tidak
sengaja tanganku terpeleset dan ahirnya menyentuh wajah mayat perempuan itu.
Saat aku menyentuh mayat itu, tiba tiba aku seperti melihat kejadian dimasa lalu.
Aku melihat perempuan ini duduk Bersama seorang laki laki, mereka terlihat
saling mencintai. Keadaan desa saat itu juga terlihat sangat harmonis, tidak seperti
sekarang. Perempuan itu sangat disegani oleh warga desa dimasa itu. Dan tak
heran jika banyak laki laki yang ingin meminangnya untuk di jadikan istri. Warga
desa itu memangilnya Asih. Namun sayang, Asih hanya mencintai satu laki laki
yaitu Desta. Mereka saling mencintai sejak lama, dan ingin melangsungkan
pernikahan. Selain Desta ternyata ada laki laki lain yang mencintai Asih. Ia adalah
Pak RT. Pak RT begitu mencintai Asih, cintanya sangat dalam, dan ia ingin
memiliki Asih seutuhnya. Namun sayang, Asih memilih Desta dan mereka saling
mencintai.

Pernikahan Desta dan Asih akan berlangsung. Asih sangat cantik di hari
pernikahannya. Ia mengenakan gaun putih bersih penuh Mutiara. Terlihat raut
wajah Bahagia di antara Desta dan Asih, begitu pun warga desa. Namun tidak
dengan Pak RT, ia terlihat marah, sedih penuh kecewa. Perempuan yang ia cintai
menikah dengan laki laki lain, yaitu Desta sahabatnya sendiri. Karena perasaan
cinta yang sangat dalam Pak RT merencanakan sesuatu untuk bisa memiliki Asih
seutuhnya. Sebelum pernikahan berlangsung, Pak RT mengajak Asih ke suatu
tempat, alasanya untuk yang terahir kalinya. Karena Asih begitu kasihan kepada
Pak RT, ahirnya ia menuruti keinginan Pak RT dan pergi bersamanya. Namun
alangkah terkejutnya, Asih di ajak ke sebuah rumah tua di pojok desa. Asih
merasa ada sesuatu yang tidak beres, ia meminta Pak RT untuk mengantarnya
Kembali ke desa. Namun Pak RT menolaknya. Sempat terjadi pertengkaran
disana. Dan tanpa sengaja Pak RT mendorong Asih hinga kepalanya terbentur
batu begitu keras. Karena benturan itulah ahirnya Asih menghembuskan nafas
terahirnya. Karena merasa takut, Pak RT, membawa mayat Asih ke dalam rumah
tua, mayat itu dimasukkan kedalam peti dan di beri pengawet. Pak RT tidak ingin
menguburkan mayat Asih, karena Pak RT ingin tetap bisa melihat wajah Asih.
Pak RT Kembali ke desa dan mengatakan ke semua warga bahwa Asih
menghilang karena ia kabur dari pernikahannya, namun semua itu hanyalah
kebohongan yang dibuatnya untuk menutupi kesalahannya. Kematian Asih terjadi
pada tanggal 2 Agustus tepat di awal bulan. Dan Pak RT mengunjungi Asih setiap
tanggal 2 awal bulan untuk melepas rindunya.
Aku tersadar, dan sekarang aku tahu cerita yang sebenarnya dan apa tujuan
perempuan misterius itu selalu menemuiku. Perempuan itu adalah Asih, ia ingin
aku mengungkap semua kejahatan Pak RT dan menguburkan mayatnya. Aku
menatap perempuan misterius itu dan aku berjanji kepadanya bahwa aku akan
membantunya. Aku mengajak Dona dan Pipit keluar dari rumah tua itu untuk
membantu perempuan misterius itu, sebelumnya aku juga telah menceritakan
semua yang aku lihat kepada mereka berdua, sehingga mereka paham apa
tujuanku mengajak mereka keluar dari rumah tua itu. Aku, Dona dan Pipit
berjalan menuju pintu keluar. Sebelum aku, Dona dan Pipit pergi, kami melihat
wajah perempuan itu tersenyum dengan penuh harapan kami akan membantunya.
“Kami berjanji akan membantumu” (ucapku, Dona dan Pipit bersamaan).

********

Didesa, kedua orang tua kami beserta para warga sangat mengkhawatirkan
keadaan kami. Karena sudah satu hari satu malam ini kami tidak pulang ke rumah.
Begitu kami sampai di desa, mereka menyambut kami dengan hangat dan penuh
kerinduan. Saat itu juga kami menceritakan apa yang telah kami alami Bersama.
Tapi anehnya, saat itu Pak RT tidak ada disana, entak kemana beliau pergi. Kami
menceritakan semua yang kami alami. Sontak para warga kaget penuh tanda
tanya, begitu pula orang tua kami. Tapi untunglah mereka semua percaya dengan
cerita kami, dan ingin membantu memecahkan masalah itu. Kami langsung
membuat rencana beserta para warga.

Tepat pada tanggal 2 awal bulan, kami melaksanakan rencana yag telah
disusun rapi. Pada tanggal itu, seperti biasa Pak RT pergi menuju rumah tua itu.
Aku beserta para warga mengikuti Pak RT diam diam. Alangkah terkejutnya aku
beserta para warga, ternyata benar selama ini Pak RT lah yang telah
menyembunyikan mayat Asih. Aku beserta para warga langsung mengrebek Pak
RT. Para warga terlihat begitu marah, karena selama ini perempuan misterius
yang selalu menghantui warga adalah Asih yang arwahnya belum tenang karena
mayatnya tidak dikuburkan. Para warga langsung menangkap Pak RT dan
membawa mayat Asih untuk dikuburkan. Pak RT di bawa ke kota dan di
masukkan ke penjara karena kasus pembunuhan terhadap Asih yang terjadi 20
tahun silam. Sedangkan di desa dilaksanakan upacara pemakaman mayat Asih,
para warga menangis tersedu sedu, karena selama Asih hidup, ia adalah
perempuan berhati Mutiara yang begitu di sayang semua warga. Para warga juga
merasa bersalah, karena selama ini mereka membiarkan arwah perempuan berhati
Mutiara ini terus bergentayangan tidak tenang.

Di tengah upacara pemakaman, tiba tiba saja arwah Asih muncul.


Wajahnya tidak lagi putih pucat. Namun, putih bersih bagai Mutiara. Senyum
Bahagia Nampak di raut wajahnya, kini kami semua tahu, bahwa Asih sudah
tenang di alam sana.

TAMAT

Nama Penulis : Hana Sajida

Nama, No Pemilik Rekening : INDARTI 0251-01-025414-50-2

: hanasajida96691@gmail.com
: @hanasajida96691

: Hana Sajida

Anda mungkin juga menyukai