Anda di halaman 1dari 2

Terdapat beberapa tindakan yang termasuk ke dalam apeksogenesis, diantaranya

adalah protective liner, indirect pulp treatment, direct pulp cap, partial pulpotomy for
carious exposure, dan partial pulpotomy for traumatic exposures (Cvek pulpotomy) ( AAPD,
2005). Pada protective liner, diindikasi pada gigi dengan pulpa normal, ketika karies
disingkirkan dan akan dilakukan pemasangan restorasi, bahan protective liner diletakkan
pada daerah terdalam preparasi untuk meminimalkan injuri pada pulpa, mendukung
penyembuhan jaringan, dan atau meminimalkan sensitivitas pasca perawatan. Dengan tujuan
untuk memelihara kevitalan gigi, mendukung penyembuhan jaringan, dan memfasilitasi
pembentukan dentin tersier (AAPD, 2005).
Untuk apeksogenesis dengan indirect pulp treatment dapat dilakukan dengan indikasi
gigi permanen dengan diagnosa pulpa normal atau pulpitis tanpa keluhan atau dengan
diagnosa pulpitis reversibel.Penegakan diagnosanya dilakukan dengan pemeriksaan
radiografi dan pemeriksaan klinis dan prognosis gigi dapat sembuh dari gangguan karies.
Tujuannya yaitu restorasi akhir harus dapat menjaga bagian interna gigi termasuk dentin dari
kontaminasi lingkungan oral. Kevitalan gigi harus dipertahankan.Tidak ada gambaran
resorpsi interna atau eksterna atau perubahan patologis lainnya. Gigi dengan akar yang belum
sempurna akan melanjutkan perkembangan akarnya dan apeksogenesis. Sedangkan direct
pulp cap diindikasi pada gigi dengan lesi karies kecil atau terpapar karena tindakan mekanis
dengan pulpa yang normal. Tujuannya agar vitalitas gigi dapat dipertahankan (AAPD, 2005).
Pulpotomi parsial yang disebabkan oleh karies atau trauma, dapat diindikasi pada gigi
permanen muda dengan karies pulpa terbuka dan perdarahan pulpa dapat dikontrol dalam
beberapa menit setelah penyingkiran jaringan pulpa yang terinflamasi.Gigi harus vital dengan
diagnosis pulpa normal atau pulpitis reversibel.Tujuan partial pulpotomy ini agar pulpa yang
tertinggal diharapkan tetap vital setelah pulpotomi parsial.Seharusnya tidak ada tanda klinis
yang 22 merugikan atau keluhan seperti sensitif, sakit, atau pembengkakan.Tidak ada
perubahan radiografis atau perubahan patologis lainnya. Dan proses apeksogenesis tidak akan
terganggu (AAPD, 2005).
Kerusakan pada gigi permanen muda lebih banyak disebabkan oleh karies yang luas
dan fraktur akibat traumatik injuri. Pada keadaan ini, jaringan pulpa bagian koronal biasanya
telah rusak dan tidak bisa dipertahankan lagi. Jaringan pulpa bagian koronal yang terinfeksi
dan mengalami inflamasi ireversibel dibersihkan agar vitalitas pulpa radikular dapat
dipertahankan, sehingga dapat terjadi apeksogenesis atau penutupan bagian apeks dan
terbentuk jembatan dentin. Perawatan ini disebut dengan pulpotomi (Budiyanti, 2006).
Daftar Pustaka

American Academy of Pediatric Dentistry.2005. Guideline on Pulp Therapy for Primary and
Immature Permanent Teeth.
Budiyanti, A. 2006. Perawatan Endodontik pada Anak. Jakarta: EGC. Hal. 50-55.

Anda mungkin juga menyukai