Anggota Kelompok:
1. Vidyastuti P (19-012)
2. Violita Cahya (19-013)
3. Natasha Christy (19-014)
4. Nafisah (19-015)
5. Lasykar Farrel (19-016)
6. Shintia Cholifatul (19-017)
TELESCOPIC DENTURE
DEFINISI
Jenis ini adalah bentuk mahkota teleskopik dengan mahkota bagian dalam sisi
parallel. Retensi dicapai dengan gesekan antara inner crown dan outer crown.
Desain ini dikembangkan oleh Haupl dan Böttger. Cylindrical crown ini memiliki
retensi yang sangat baik dan keunggulan estetika yang baik di daerah marginal.
Namun sebagai akibat dari gesekan terus menerus, tingkat keausan permukaan
logam meningkat. Oleh karena itu, jenis ini hanya dapat digunakan pada abutment
dengan jaringan pendukung yang baik bila membutuhkan retensi yang cukup.
Gambar cylindycal crown
a : abutment
b : inner crown
c : outer crown
B. Conical crowns
Conical crwon ini merupakan modifikasi dari sistem
sebelumnya dan dikembangkan Körber. Mahkota bagian
dalam (inner crown) berbentuk kerucut. Jadi, permukaan
aksialnya meruncing ke oklusal pada sudut tertentu yang
disebut convergence angle (lancip). Semakin kecil sudut
konvergensi, semakin besar kekuatan retensi. Jenis conical
crown ini lebih umum digunakan daripada cylindrical
crown karena lebih mudah dibuat dan tidak terlalu
berbahaya bagi abutment dan jaringan pendukung gigi.
Gambar conical crown
a : abutment
b : inner crown
c : outer crown
2. Non-rigid double-crown (Resilient Designs)
Jenis non-rigid double crown ini memiliki celah antara mahkota bagian dalam (inner crown) dan mahkota
luar (outer crown). Desain ini dapat disebut desain non-rigid, karena memungkinkan beberapa kebebasan
dalam gerakan vertikal dan rotasi antara mahkota bagian dalam dan luar. Hal tersebut dapat dicapai dengan
beberapa modifikasi di mahkota bagian dalam, mahkota luar, atau keduanya. Modifikasi ini mengakibatkan
pengurangan kontak dan menciptakan ruang antara mahkota bagian dalam dan bagian luar.
TELESCOPIC DENTURE
ADVANTAGES
Diketahui bahwa keuntungan pemakaian telescopic denture memiliki retensi
yang baik, stabilisasi yang baik, dan keuntungan higienis. Menurut Hakkoum
et al (2017) menyebutkan keuntungan telescopic denture, yaitu :
• Memiliki Retensi yang Baik
• Keuntungan Higienis
• Memiliki Estetika yang baik
• Kepuasan Pasien pengguna Telescopic crown
• Repair dan Adjustment yang mudah
• Transfer tekanan oklusal melalui sumbu Panjang abutment
DISADVANTAGE OF
TELESCOPIC DENTURE
Kerugian
a. Prosedur yang Rumit
b. Masalah Terkait Retensi
c. Karies Servikal
d. Masalah Estetika
e. Kegagalan Teknis
f. Kebutuhan Penting untuk Tindak Lanjut
Indikasi Penggunaan Teleskopik
1. Beberapa gigi penyangga yang tersisa atau tidak terdistribusi dengan baik.
2. Ketika gigi penyangga perlu ditutup dengan mahkota karena karies yang luas atau
kontur yang buruk.
3. Gigi penyangga dengan prognosis yang dijaga.
4. Kasus periodontitis lanjut (advanced periodontitis).
5. Ketika sulit untuk menemukan jalur insersi yang cocok seperti pada kasus gigi
penyangga yang tidak sejajar.
6. Pasien kanker mulut.
7. Menghubungkan gigi asli ke implan.
8. Kasus rekonstruksi oklusal.
Aplikasi Pengunaan Teleskopik
1. Protesa teleskopik banyak digunakan dalam situasi klinis. Tidak terbatas pada satu
jenis atau desain saja ada beberapa kemungkinan dan pola dari mahkota ganda dan gigi
tiruan teleskopik.
2. Mahkota teleskopik dapat digunakan sebagai retainer untuk gigi tiruan sebagian
sebagai clasp dan perlekatan yang presisi.
3. Mahkota teleskopik di indikasikan sebagai perlekatan untuk overdentures.
4. Selain menggunakannya dengan gigi asli, gigi palsu teleskopik dapat didukung oleh
implan.
Studi Tentang Telescopic Denture
Studi Tentang Telescopic Denture
Arnold C, Hey J, Setz JM, Boeckler AF, Schweyen R. 2017. Retention force of removable partial dentures with different double crowns. Clin Oral
investig.
Çelik Güven M, Tuna M, Bozdağ E, Öztürk GN, Bayraktar G. 2017. Comparison of retention forces with various fabrication methods and materials in
double crowns. J Adv Prosthodont; 9(4): 308-14.
Studi Tentang Telescopic Denture
Nakagawa S, Torii K, Tanaka M. 2017. Effects of taper and space settings of telescopic Ce-TZP/A crowns on retentive force and settling. Dent Mater J ;
36(2): 230-5.
Wagner C, Stock V, Merk S, et al. 2016. Retention load of telescopic crowns with different taper angles between cobalt-chromium and
polyetheretherketone made with three different manufacturing processes examined by pull-off test. J Prosthodont
Studi Tentang Telescopic Denture
Schwindling FS, Lehmann F, Terebesi S, et al. 2017. Electroplated telescopic retainers with zirconia primary crowns: 3-year results from a randomized
clinical trial. Clin Oral Investig; 21(9): 2653-60.
Schwindling FS, Deisenhofer UK, Séché AC, Lehmann F, Rammelsberg P, Stober T. 2017. Randomized trial investigating zirconia electroplated
telescopic retainers: Quality of life outcomes. Clin Oral Investig ; 21(4): 1157-63.
Studi Tentang Telescopic Denture
Elsyad MA, Mostafa AZ. 2017. Effect of telescopic distal extension removable partial dentures on oral health related quality of life and maximum bite
force: A preliminary cross over study. J Esthet Restor Dent.
Yunus N, Saub R, Taiyeb Ali TB, Salleh NM, Baig MR. 2014. Patient-based and clinical outcomes of implant telescopic attachment-retained mandibular
overdentures: A 1-year longitudinal prospective study. Int J Oral Maxillofac Implants; 29(5): 1149-56.
DAFTAR PUSTAKA
• Hakkoum, Mohammad Ayham, dan Ghassan Wasir. 2017. Telescopic Denture. The Open Dentistry Journal. 12:
264-254
• T, Pambudi Santoso, Heriyanti Amalia K, dan M.Th. Esti Tjahjahti. 2014. Overdenture dengan Pegangan
Telescopic Crown. Maj Ked Gi. 21 (1): 72-77
• Yadav, Sapna, Puja Malhotra, Reshu Madan, dan Jaiveer Yadav. 2020. Telescopic Overdenture-A Preventive
Treatment Modality. Indian Journal of Health Sciences and Care. 7 (1): 40-43
• Kaira, Laxman Singh,dan Rakesh Mishra. 2013. Telescopic Denture a Treatment Modalitity of Preventive
Prosthodontics. International Journal of Oral Health. 3 (2): 121- 124
• Kara, R. 2021. Telescopic double crowns in prosthodontics. International Journal of Dental Research.
8 (2).p.17-23.