Anda di halaman 1dari 3

1.

Bahan estetik murah preparasi yang tidak banyak

Mahkota polikarbonat digunakan untuk memulihkan masalah pada gigi


anterior sulung anak dan juga untuk memberikan perlindungan sementara untuk
abutment gigi sebelum penempatan gigi permanen. Mahkota ini terbuat dari
polikarbonat resin dikombinasikan dengan serat microglass (meningkatkan
impact strength dan flexibility mahkota PCC)

Polycarbonate crown mempunyai estetis yang baik, sehingga dapat juga


dipergunakan sebagai restorasi sementara pada gigi anterior permanen.
Sifatnya mirip dengan polimetil metakrilat (akrilik), namun polikarbonat lebih
kuat dan dapat digunakan pada suhu yang tinggi, meski lebih mahal.

Srivastava, V. K. (2011). Modern pediatric dentistry. JP Medical Ltd.


2. Bagaimana tahapan dari perawatan pada kasus tersebut (nadita)
Srivastava, V. K. (2011). Modern pediatric dentistry. JP Medical Ltd.
1. Crown dibuat dengan bermacam-macam ukuran dengan bentuk yang
spesifik untuk masing-masing gigi anterior. PiIih ukuran yang sesuai.
2. Buatlah 2 lubang pada sisi lingual atau paIataI.
3. Permukaan dalam crown dibuat kasar, sebagai tambahan retensi mekanik
bagi semen.
4. Kontrol perdarahannya sebelum dilakukan penyemenan
5. Aduk semen, masukkan ke dalam crown dan pada gigi, pasang crown,
tekan dengan jari.
6. Kelebihan/ekses semen dibersihkan dengan sonde.
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari perawatan yang dilakukan
(ghanesya)
a. Indikasi
- Karies yang luas membutuhkan restorasi cakupan penuh seperti
sindrom nursing bottle
- Fraktur atau malformasi gigi
- Diskolorisasi gigi
- Gigi yang membutuhkan restorasi setelah prosedur pulpotomi atau
pulpektomi
- Fraktur enamel-dentin
b. Kontraindikasi
- Bruxism
- Abrasi yang luas pada gigi anterior
- Deepbite
McDonald, R.E. Avery, D.R., 2004, Dentistry for Child and Adolescent, 8 th.
ed., Mosby, Tearbook Inc., St. Louis.
Srivastava, V.K., 2011, Modern Pediatric Dentistry, JP Medical Ltd, India
4. Bagaimana prognosis dari kasus tersebut setelah perawatan (naufal)

Prognosis fraktur gigi biasanya umumnya baik jika mendapatkan terapi yang
adekuat dan cepat. Salah satu laporan kasus pada pasien fraktur gigi
melintang/oblique yang melibatkan enamel, dentin, dan pulpa pada 10 tahun
paska pengobatan menunjukkan kesatuan kembali fragmen gigi dengan baik
tanpa gangguan fungsi tertentu. Namun, gigi tersebut lebih rentan terhadap
diskolorasi. Fraktur Ellis I umumnya memiliki prognosis yang lebih baik

Hal-hal yang memengaruhi prognosis pada fraktur gigi antara lain adalah:

 Prognosis sangat baik: fraktur terbatas pada dentin saja atau sampai DEJ,
fraktuk tonjolan gigi/cusp fracture yang tidak melibatkan pulpa
 Prognosis baik: fraktur melibatkan dentin, tetapi tidak melibatkan pulpa
 Prognosis buruk: fraktur melibatkan dentin dan pulpa, tetapi tidak
melebihi korona gigi
 Prognosis sangat buruk: fraktur hingga ke pulpa dan akar kanal saraf gigi

Hasan S, Singh K, Salati N. Cracked tooth syndrome: Overview of literature. Int


J Appl Basic Med Res. 2015;5:164.
Reston E, Reichert L, Busato AS, Bueno R, Zettermann J. 10-year Follow-up of
Natural Crown Bonding After Tooth Fracture. Oper Dent. 2014;39:469–72.

5. Apa KIE yang dapat diberikan kepada orang tua pasien dan pasien antara
restorasi direct dan indirect (chairul)
Setelah dilakukan perawatan pasien akan dipanggil untuk pemeriksaan berkala
untuk mengevaluasi restorasi mahkota. Selama kunjungan mahkota dievaluasi
untuk jenis kerusakan atau penurunan. restorasi dalam kasus ditemukan akan
tetap baik dengan rata-rata ketahanan 2 tahun
Venkataraghavan, K., Chan, J., & Karthik, S. (2014). Polycarbonate crowns for
primary teeth revisited: Restorative options, technique and case reports. Journal
of Indian Society of Pedodontics and Preventive Dentistry, 32(2), 156–159.
https://doi.org/10.4103/0970-4388.130981
6. Kelainan tumbuh kembang dengan perawatan yang akan diterapkan?

Anda mungkin juga menyukai