Inlay adalah restorasi gigi yang digunakan untuk memperbaiki gigi yang rusak ringan hingga sedang. Inlay juga dapat digunakan untuk mengembalikan gigi yang retak atau patah jika kerusakan tidak cukup parah untuk memerlukan mahkota gigi. Inlay biasanya terbuat dari porselen, resin komposit, dan kadang-kadang dari emas. Inlay disebut juga restorasi intrakorona, yaitu restorasi yang terdapat di dalam kavitas oklusal, Restorasi ini dibentuk di luar mulut dari bahan yang rigid dan kemudian disemenkan ke dalam gigi yang telah dipreparasi, yang tentu saja tidak boleh mempunyai undercut (Sturdevant, CM, 2006). Onlay adalah restorasi indirek yang digunakan ketika gigi premolar atau molar mengalami kehilangan struktur enamel yang luas, tetapi tidak terlalu parah sehingga dibutuhkan perawatan lain berupa crown. Onlay merupakan modifikasi dari MOD inlay dimana telah terjadikerusakan mengenai lebih dari 1 cups atau lebih dari 2/3 dataran oklusal. Biasanyalebih luas dari inlay dan menutupi salah satu atau lebih tonjol gigi tersebut (Kusumadewi, 2020; Lloyd B, Ralph W.,1997). Inlay ditempatkan pada permukaan oklusal di antara ujung gigi dengan kontur anatomi mahkota klinis gigi, sedangkan Onlay menutupi salah satu atau lebih banyak cusp. Onlay, yang terkadang disebut mahkota parsial, mungkin digunakan jika lebih dari setengah permukaan oklusal mengalami kerusakan atau membutuhkan perbaikan (Aspros A, 2015). 2.2 Indikasi dan Kontraindikasi Inlay dan Onlay 2.11 Indikasi Inlay a. Terjadi kerusakan berulang dalam restorasi pengisian direct b. Ketika penempatan restorasi direct tidak mencapai aspek (bentuk, margin, oklusi) (Herbert T. Shillingburg, 2012) (David Ricketts, 2011) c. Rongga kelas II menengah hingga besar (MO/OD, MOD), dengan buccal yang terpelihara dengan baik (Veneaiani, 2017) d. Karies luas tidak mungkin direstorasi amalgam. e. Kavitas kurang dari 1/3-1/2 antar cusp gigi. f. Resistensi cusp yang ada masih kuat (Bakar A, 2018) g. Fraktur berulang atau kegagalan restorasi direct sebelumnya. h. Kesulitan mencapai kontur, titik kontak, atau oklusi yang baik apabila menggunakan restorasi direct (Ricketts D, Bartlett DW, 2011)
2.12 Kontraindikasi Inlay
a. Pasien dengan penyakit periodontal b. Pasien dengan gangguan parafungsionalseperti bruxisme c. Pasien dengan overhanging karena mudah terjadi fraktur akibat flesxural strength (Eriana Sutono, 2017)
2.13 Indikasi Onlay
a. Gigi dengan kerusakan minimal ketika struktur gigi cukup untuk pembuatan retention form dan resistence form. b. Pasien dengan karies namun cusp bukal dan lingual masih utuh c. Perlu mengganti amalgam MOD d. Tingkat karies rendah e. Permintaan pasien sebagai pengganti atau alternatif dari amalgam (Rosenstiel et al., 2016) f. Lebar kavitas lebih dari 1/3-1/2 jarak antar cusp gigi dan diperlukan perlindungan cusp g. Rasio panjang oklusogingival : lebar cusp palatobukal atau linguobukal 1:1, tetapi tidak mencapai 2:1 perlindungan cusp dipertimbangkan (Bakar A, 2018) h. Onlay diindikasikan pada gigi dengan kehilangan 2 atau 3 cusp (Giri PRK, Utama IGKP, 2020) i. Telah menyelesaikan perawatan akar gigi posterior yang ditandai dengan kehilangan jaringan keras yang luas dan dianggap sebagai kandidat untuk preparasi mahkota penuh, tidak adanya penyakit periapikal (baik tanda klinis maupun radiografi), memiliki gigi asli tanpa gigi yang dipulihkan atau hilang, tidak adanya penyakit periodontal aktif, tidak adanya email yang terhipomineralisasi, dan tidak adanya bruksisme (Xiao W, DMD, PhD. 2020).
2.14 Kontraindikasi Onlay
a. Karies ekstensif b. Kontrol plak yang buruk c. Mahkota klinis pendek atau ekstrusi d. Lesi melampaui sudut garis transisi (Rosenstiel et al., 2016) DAFTAR PUSTAKA Aspros A. 2015. Inlays & onlays clinical experiences and literature review. Journal of Dental Health Oral Disorders & Therapy.1(1):26. Lloyd Baum, Ralph W., Phillips & Melvin R. Lund.1997. BUKU AJAR ILMU KONSERVASI GIGI EDISI 3. EGC. Sturdevant, CM. 2006. The At and Science of Operative Dentistry, ed.5. St Louis Mosby Herbert T. Shillingburg D. 2012. Fundamentals of Fixed Prosthodontics 4th Edition. USA: Quintessence Publishing Co. David Ricketts, D. W. (2011). Advanced Operative Dentistry A Practial Approach. China: Elsevier. Veneaiani, M. 2017. Posterior indirect adhesive restorations: updated indications and the Morphology Driven Preparation Technique. The International Journal of Esthetic Dentistry, 12(2), 1-28 Eriana Sutono, C. A. 2017. When shrinkage is a problem, this restoration can be a choice: a case report. Makassar Dent J, 6(2), 45-49. Rosenstiel, S. C., Land, M. F., & Fujimoto, J. 2016. Contemporary fixed prosthodontics, fifth edition. British Dental Journal .220 (1). Bakar, A. 2018. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta: CV. Quantum Sinergis Media. Ricketts, D., Bartlett, DW. 2011. Advanced Operative Dentistry. Edinburgh: Churchill Livingstone, Elsevier. Giri PRK, Utama IGKP. 2020. Pulpektomi teknik crowndown pressureless dan step back disertai restorasi onlay logam pada gigi molar pertama kanan mandibula pulpitis irreversibel disertai karies kelas I profunda perforasi pada mesiooklusal. Bali Dental Journal. 4(1): 60-63. Xiao W, DMD, PhD. 2020. Influence of different marginal forms endodontically treated posterior teeth restored with lithium disilicate glass-ceramic onlays: two- year follow-up. The international journal of prosthodontics. 33(1):22-28.